R. Farid Mashudi
SMP Negeri 1 Sumenep
Email: gantengparjuge@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil observasi dan pengalaman peneliti, bahwa siswa
masih terlihat kurang akur dan loyal kepada temannya sendiri, hal itu terjadi di SMP Negeri 1
Sumenep. Siswa sulit memahami pentingnya sikap sosial terhadap teman sebayanya, yang
sebenarnya terjadi adalah tidak adanya kerukunan dan kondusifitas di kelas. Akibatnya
mahasiswa dinilai kurang bersahabat. Kemudian penelitian ini bertujuan untuk, 1)
mendeskripsikan sikap sosial siswa, 2) mendeskripsikan pelaksanaan layanan orientasi dalam
mengatasi kelemahan sikap sosial siswa, 3) menjelaskan hasil layanan orientasi terhadap sikap
sosial siswa. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian tindakan
bimbingan konseling (PTBK) dengan subjek penelitian siswa kelas IX SMP Negeri 1
SUMENEP. Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus, dengan menggunakan instrumen berupa
RPBK, lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi kegiatan penelitian dan angket
respon siswa terhadap penerapan teknik layanan orientasi. Kesimpulan dari hasil penelitian ini
adalah (1) melalui siklus tindakan bimbingan dan konseling dapat ditemukan langkah-langkah
efektif dalam penerapan layanan orientasi terhadap perkembangan sosial siswa. (2) Melalui
siklus tindakan konseling penerapan layanan orientasi terbukti dapat meningkatkan sikap sosial
siswa. Berdasarkan kesimpulan penelitian ini, maka disarankan: (1) Tujuan utama pemberian
materi etiket sosial orientasi pelayanan dapat digunakan untuk memberikan pemahaman dan
pengembangan sikap sosial siswa. Oleh karena itu guru BK sebagai penyedia layanan
bimbingan konseling harus mengedepankan proses yang mendukung terciptanya suasana
komunikatif, interaktif dan kerja kelompok dalam pelaksanaannya. (2) Guru BK / calon guru
BK tetap perlu terus membuktikan penerapan layanan orientasi materi etiket sosial jika terdapat
siswa yang kurang memiliki sikap sosial.
Kata kunci: Orientasi layanan, tata krama, hubungan, memahami perkembangan sosial
Abstract
This research is motivated by the results of observations and experience of researchers, that
students still look less able to get along and be loyal to their own friends, it happens in
SMP Negeri 1 Sumenep. Students find it difficult to understand the importance of social
attitudes towards their peers, what actually happens is that there is no harmony and
conduciveness in class. As a result, students are judged to lack friendship. Then this study
aims to, 1) describe students' social attitudes, 2) describe the implementation of orientation
services in overcoming the weaknesses of students' social attitudes, 3) explain the results
of orientation services towards students' social attitudes. The study was conducted using a
counseling guidance action research approach (PTBK) with the research subjects of class
IX students of SMP Negeri 1 SUMENEP. The study was conducted in three cycles, using
Pendahuluan
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial, artinya adalah manusia tidak
bisa hidup sendiri, pasti membutuhkan orang lain. Ciri-ciri manusia sebagai makhluk
sosial terlihat pada saat manusia melakukan suatu hubungan dengan orang lain
(Nurseno:2004:12). Hasil dari hubungan ini dapat bersifat baik dan buruk. Untuk
dapat memahami lebih lanjut mengenai hubungan tersebut, perlu suatu pembahasan
mengenai interaksi sosial.
Dalam kehidupan masyarakat awam, interaksi yang terjadi sering
membingungkan mereka. Kehidupan sosial yang selalu berkembang dan berubah
pada setiap saat, akan menjadi kendala yang menyulitkan bagi kehidupan mereka.
Karena itu diperlukan suatu stabilisator; yaitu cara untuk menyeimbangkan keadaan
agar kehidupan sosial menjadi stabil dan masyarakat terhindar dari perpecahan.
Ajaran tentang akhlak dan budipekerti serta aplikasinya dalam amal perbuatan dapat
berfungsi sebagai penyeimbang tersebut dalam kehidupan sosial dan budaya.
Anak tidak lahir dengan memiliki nilai dan tidak diharapkan mengembangkan
kode moral sendiri. Ia harus diajarkan mengenai nilai-nilai moral ini. Belajar
berperilaku dengan cara yang disetujui masyarakat merupakan proses panjang yang
terus berlanjut hingga masa remaja. Belajar mengenai moral ini merupakan tugas
penting anak dalam masa perkembangannya.
Pada waktu perkembangan kecerdasan mencapai tingkat kematangannya,
perkembangan moral juga harus mencapai tingkat kematangannya. Bila hal ini tidak
terjadi, individu dianggap sebagai orang yang tidak matang moral, yakni orang yang
secara intelektual mampu berperilaku secara matang, namun berperilaku moral pada
tingkat anak-anak.
Dalam bukunya tentang perkembangan moral, Piaget mengemukakan bahwa
perkembangan moral anak terjadi dalam dua fase. Fase pertama adalah
perkembangan perilaku moral, dan fase kedua perkembangan konsep moral. Dalam
perkembangan perilaku moral, anak belajar berperilaku sesuai dengan cara yang
disetujui lingkungan sosialnya melalui cara coba-coba, melalui pendidikan langsung
atau melalui identifikasi (meniru orang yang dikagumi). Diantara ketiganya, yang
dinilai terbaik adalah pendidikan langsung dan identifikasi. gambar nyata dari
perilaku orangtua atau orang dewasa di sekelilingnya adalah cara paling mujarab
dalam mengajarkan moral kepada anak.
Sebelum masuk sekolah anak diharapkan telah mampu membedakan yang
benar dan salah dalam situasi sederhana. Selanjutnya ia diharapkan mampu
Metode Penelitian
Subjek penelitian yang menjadi sasaran yaitu siswa-siswi SMP Negeri 1
Sumenep Tahun Pelajaran 2019 – 2020 kelas IX. Adapun jumlahnya sebanyak 31(tiga
puluh satu) orang yang terdiri dari 15 (lima belas) orang perempuan dan 16 (enam
belas belas) orang laki-laki. Penentuan tersebut didasarkan pada penarikan sampel
(subjek) purpusive yaitu menentukan sampel(subjek) didasarkan pada tujuan tertentu.
Pada prakteknya disebabkan karena pada kelas tersebut dipandang memiliki
Pemahaman Pengembangan Sosial yang rendah.
Tempat untuk melakukan penelitian berlokasikan di lembaga pendidikan SMP
Negeri 1 Sumenep Jl.Payudan Barat No 7 Sumenep. Penelitian ini berbentuk
Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling model Kemmis & Me Taggart yang
bersifat kolaboratif bersama guru BK setempat, yaitu peneliti bertindak sebagai pelaku
tindakan sedangkan guru BK setempat bertindak sebagai observer.
Untuk memperoleh data penelitian, peneliti menggunakan instrumen:
1. Lembar pengamatan (observasi)
2. Angket
Setelah peneliti memperoleh data, selanjutnya untuk menghasilkan data akhir
sebagai tindaklanjut, maka dilakukan analisis data kualitatif dengan tujuan mengetahui
tingkat pemahaman pengembangan sosial siswa setelah memperoleh layanan orientasi.
Untuk mengetahuinya tentu mengikuti prosedur, adapun prosedur analisis data yang
digunakan adalah sebagai berikut :
1. Ketercapaian munculnya sikap/aktivitas (individu) konseli/siswa setelah
mengikuti layanan orientasi dapat diukur melalui rumus :
∑skor
% Ketercapaian = × 100%
∑skor maksimal
Sumber : Uzer:1997:96
Dengan kriteria ketercapaian, apabila % ketercapaian ≥ 75% (artinya jika
siswa memiliki nilai 75% berarti tingkat pemahaman pengembangan sosialnya
tercapai)(Uzer:1997:96).
2. Tingkat pemahaman pengembangan sosial kelompok/kelas dapat
diukur/dianalisis dengan menggunakan rumus :
Sumber : Uzer:1997:96
Dengan kriteria :
≥ 85% mencapai tingkat pemahaman pengembangan sosial
< 85% tidak mencapai pemahaman pengembangan sosial (Uzer :1997:96).
Kesimpulan
Capaian simpulan dari penelitian adalah, bahwa perencanaan penerapan layanan
orientasi pada materi tata krama pergaulan dalam upaya pemahaman dan
pengembangan sosialsiswa SMP Negeri 1 Sumenep. Pelaksanaan penerapan layanan
orientasi pada materi tata krama pergaulan dalam upaya pemahaman dan
pengembangan sosial siswa SMP Negeri 1 Sumenep Tahun Pelajaran 2019-2020
berjalan dengan lancar. Hasil analisis secara kelompok/kelas penerapan layanan
orientasi pada materi tata krama pergaulan dalam upaya pemahaman dan
pengembangan sosial siswa SMP Negeri 1 Sumenep Tahun Pelajaran 2019-2020 telah
dicapai dengan baik pada siklus ke III.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Chaplin. 1984. Kamus lengkap Psikologi. Solo: PT Raja Grafindo Persada David,
Sears. 2004. Psikologi Sosial. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Umum
Farozin, H.M. dan Fathiyah. Kartika Nur. 2004. Sikap Sosial Anak. Jakarta Rineka
Cipta.
Hudaniah, dkk. 2003. Psikologi sosial dan Psikotherapi. Malang. Universitas
Muhammadiyah Malang PREES
Hurlock, Elizabeth.B.1990. Psikologi Perkembangan suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta :Erlangga.
Kusuma, Dharma., Triatna, Cepi., Permana, Johar., 2011. Pendidikan Karakter.
Bandung : PT Remaja Rosda Karya
Lazarus, Richard. 2001. Patern of adjustmentmcraw_hill. Newyork
Lubis, Nimita, S.T. 1999. Perkembangan Anak Usia Sekolah. Jakarta : PT. Grafika
Multi Warna
Musaheri. 2005. Perkembangan Peserta Didik untuk Memiliki
Kompetensi Pedagogik. Yogyakarta: Rineka Cipta Karya
Nurhidayah. 1991. Teknik Pemahaman Individu Non Test. Malang: UM