Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGARUH ASPEK SOSIAL BUDAYA PADA


PERKAWINAN, TRIMESTER KEHAMILAN DAN
PERSALINAN

Disusun Oleh :
Kelompok 3

1. Dedek Ramayanti (P07124120003)


2. Helna Fadilah (P07124120011)
3. Icha Nasywa Nathania (P07124120013)
4. Putri Dhea (P07124120018)
5. Saufa Fahira (P07124120018)
6. Yuliza Andari (P07124120034)

Dosen Pembimbing :
Ibu Hj.Salmiani Abdul Manaf SKM,M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH


JURUSAN KEBIDANAN BANDA ACEH
PRODI DIII KEBIDANAN
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-
Nya maka kami dapat menyelesaikan makalah untuk melengkapi tugas
mata kuliah Ilmu Sosial Dan Budaya yang berjudul “ Pengaruh Aspek
Sosial Budaya Pada Perkawinan, Trimester Kehamilan dan
Persalinan ” tepat pada waktunya.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan,
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun penulis harapkan
demi mencapai kesempurnaan makalah berikutnya.

Banda Aceh, 11 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................1

KATA PENGANTAR...............................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..................................................................4


1.2Rumusan Masalah..............................................................5
1.3 Tujuan...............................................................................5

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Aspek sosial budaya pada setiap perkawinan..................6
2.2 Aspek sosial budaya pada setiap trimester kehamilan.....7
2.3 Aspek sosial budaya selama persalinan...........................
BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan......................................................................
3.2 Saran...............................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aspek sosial dan budaya sangat mempengaruhi pola kehidupan semua


manusia. Dalam era globalisasi dengan berbagai perubahan yang begitu
ekstrem pada masa ini menuntut semua manusia harus memperhatikan aspek
sosial budaya. Salah satu masalah yang kini banyak merebak di kalangan
masyarakat adalah kematian ataupun kesakitan pada ibu dan anak yang
sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan
di dalam masyarakat dimana mereka berada. Disadari atau tidak, faktor-
faktor kepercayaan dan pengetahuan budaya seperti konsepsi-konsepsi
mengenai berbagai pantangan, hubungan sebab- akibat antara makanan dan
kondisi sehat-sakit, kebiasaan dan ketidaktahuan, seringkali membawa
dampak baik positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu dan anak. Pola
makan, misalnya, pacta dasarnya adalah merupakan salah satu selera
manusia dimana peran kebudayaan cukup besar. Hal ini terlihat bahwa
setiap daerah mempunyai pola makan tertentu, termasuk pola makan ibu
hamil dan anak yang disertai dengan kepercayaan akan pantangan, tabu, dan
anjuran terhadap beberapa makanan tertentu.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjelasan mengenai aspek sosial budaya pada setiap
perkawinan?
2. Bagaimana penjelasan mengenai aspek sosial buda pada setiap trimester
kehamilan?
3. Bagaimana penjelasan mengenai aspek sosial budaya pada setiap
persalinan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui aspek sosial budaya pada setiap perkawinan
2. Untuk mengetahui aspek sosial budaya pada setiap trimester kehamilan
3. Untuk mengetahui aspek sosial budaya pada setiap persalinan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Aspek Sosial Budaya Pada Setiap Perkawinan

Berdasarkan pada aspek sosial budaya pola penyesuaian perkawinan dilakukan


secara bertahap. Yaitu :

a. Pada Fase Pertama

Adalah bulan madu pasangan masih menjalani hidup dengan penuh kebahagian,
dan hal itu karena didasari rasa cinta diawal perkawinan.
Pada fase pengenalan kenyataan, pasangan mengetahui karakteristik dan kebiasaan
yang sebenarnya dari pasangan.

b. Pada Fase Kedua


Mulai terjadi krisis perkawinan terjadi proses penyesuaian akan adanya perbedaan
yang terjadi. Apabila sukses dalam menerima kenyataan maka akan dilanjutkan
dengan suksesnya fase menerima kenyataan. Apabila pasangan sukses mengatasi
problema keluarga dengan berapatasi dan membuat aturan dan kesepakatan dalam
rumah tangga maka fase kebahagiaan sejati akan diperolehnya.

Menurut aspek sosial budaya faktor pendukung keberhasilan penyesuaian


perkawinan mayoritas subjek terletak dalam hal saling memberi dan menerima cinta,
ekspresi afeksi, saling menghormati dan menghargai, saling terbuka antara suami
istri.

Hal tersebut tercermin pada bagaimana pasangan suami istri menjaga kualitas
hubungan antar pribadi dan pola-pola perilaku yang dimainkan oleh suami maupun
istri, serta kemampuan menghadapi dan menyikapi perbedaan yang muncul,
sehingga kebahagiaan dalam hidup berumah tangga akan tercapai.

Sedangkan menurut aspek sosial budaya faktor penghambat yang


mempersulit penyesuaian perkawinan mayoritas subjek terletak dalam hal baik
suami maupun istri tidak bisa menerima perubahan sifat dan kebiasaan di awal
pernikahan, suami maupun istri tidak berinisiatif menyelesaikan masalah, perbedaan
budaya dan agama diantara suami dan istri, suami maupun istri tidak tahu peran dan
tugasnya dalam rumah tangga.
Hal tersebut tercermin pada bagaimana pasangan suami istri menyikapi perubahan,
perbedaan, pola penyesuaian yang dimainkan dan munculnya hal-hal baru dalam
perkawinan, yang kesemuanya itu dirasa kurang membawa kebahagiaan hidup
berumah tangga, sehingga masing- masing pasangan gagal dalam menyesuaikan diri
satu sama lain.

2.2 Aspek Sosial Budaya Pada Setiap Trimester Kehamilan


Aspek Sosial Budaya pada Setiap Trimester Kehamilan Perawatan
kehamilan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mencegah
terjadinya komplikasi dan kematian ketika persalinan, disamping itu juga untuk
menjaga pertumbuhan dan kesehatan janin.
Memahami perilaku perawatan kehamilan (ante natal care) adalah penting
untuk mengetahui dampak kesehatan bayi dan si ibu sendiri. Pada awal
kehamilan, banyak perubahan fisik yang akan anda alami selama trimester
pertama (tiga bulan pertama kehamilan).
Periode ini merupakan periode tumbuh kembang yang cepat pada bayi.
Karena manfaat memeriksa kehamilan sangat besar, maka dianjurkan kepada
ibu hamil untuk memeriksakan secara rutin di tempat pelayanan kesehatan
terdekat. Namun di daerah pedesaan, kebanyakan ibu hamil masih mempercayai
dukun beranak.
Masa kehamilan dibagi ke dalam 3 trimester. Tiga fase ini antara lain :
Trimester I (minggu 1 – 12)

Tanda-tanda kehamilan awal seperti mual dan muntah karena perubahan


hormon terjadi di trimester ini. Perubahan kebiasaan seperti merokok, minum
alkohol, harus dihentikan di masa ini. Mulailah minum susu khusus ibu hamil
sejak awal kehamilan. Pelajari juga pantangan makanan dan minuman untuk ibu
hamil muda.

Periode Germinal (Minggu 0 – 3)


 Pembuahan telur oleh sperma terjadi pada minggu ke-2 dari hari pertama
menstruasi terakhir.
 Telur yang sudah dibuahi sperma bergerak dari tuba fallopi dan menempel
ke dinding uterus (endometrium).

Periode Embrio (Minggu 3 – 8 )

 Sistem syaraf pusat, organ-organ utama dan struktur anatomi mulai


terbentuk.
 Mata, mulut dan lidah terbentuk. Hati mulai memproduksi sel darah.
 Janin berubah dari blastosis menjadi embrio berukuran 1,3 cm dengan kepala
yang besar.

Periode Fetus (Minggu 9 – 12)


 Semua organ penting terus bertumbuh dengan cepat dan saling berkait.
 Aktivitas otak sangat tinggi.

Trimester II (minggu 13 – 28
Mual dan muntah mulai menghilang. Bayi berkembang pesat pada masa ini
dan mulai bergerak. Olah raga ringan, menjaga kebersihan dan diet ibu hamil
diperlukan di masa ini.

 Pada minggu ke-18 ultrasongrafi sudah bisa dilakukan untuk mengecek


kesempurnaan janin, posisi plasenta dan kemungkinan bayi kembar.
 Jaringan kuku, kulit dan rambut berkembang dan mengeras pada minggu ke
20 – 21
 Indera penglihatan dan pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak mata
sudah dapat membuka dan menutup.
 Janin (fetus) mulai tampak sebagai sosok manusia dengan panjang 30
cm.
Trimester III (minggu 29 – kelahiran)
Tubuh ibu hamil makin terlihat membesar. Kadang ibu hamil harus berlatih
menarik nafas dalam untuk memberikan oksigen yang cukup ke bayi. Ibu hamil
perlu istirahat yang cukup, jangan berdiri lama-lama, dan jangan mengangkat
barang berat pada masa ini.

 Semua organ tumbuh sempurna


 Janin menunjukkan aktivitas motorik yang terkoordinasi (‘nendang’,
‘nonjok’) serta periode tidur dan bangun. Masa tidurnya jauh lebih lama
dibandingkan masa bangun.
 Paru-paru berkembang pesat menjadi sempurna.
 Pada bulan ke-9, janin mengambil posisi kepala di bawah, siap untuk
dilahirkan.
 Berat bayi lahir berkisar antara 3 -3,5 kg dengan panjang 50 cm.
2.3Aspek Sosial Budaya Selama Persalinan Kala I, II, III, & IV

Perawatan kehamilan merupakan salah satu faktor yang amat perlu


diperhatikan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian ketika
persalinan, disamping itu juga untuk menjaga pertumbuhan dan kesehatan
janin. Memahami perilaku perawatan kehamilan (antenatal care) adalah
penting untuk mengetahui dampak kesehatan bayi dan si ibu sendiri.

Di Indonesia, masih banyak ibu-ibu yang menganggap kehamilan


sebagai hal yang biasa, alamiah dan kodrati. Mereka merasa tidak perlu
memeriksakan dirinya secara rutin ke bidan ataupun dokter. Masih
banyaknya ibu-ibu yang kurang menyadari pentingnya pemeriksaan
kehamilan menyebabkan tidak terdeteksinya faktor-faktor resiko tinggi yang
mungkin dialami oleh mereka. Resiko ini baru diketahui pada saat
persalinan yang sering kali karena kasusnya sudah terlambat dapat
membawa akibat fatal yaitu kematian.

Hal ini kemungkinan disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan


dan kurangnya informasi. Selain dari kurangnya pengetahuan akan
pentingnya perawatan kehamilan, permasalahan-permasalahan pada
kehamilan dan persalinan dipengaruhi juga oleh faktor nikah pada usia
muda yang masih banyak dijumpai di daerah pedesaan.

Disamping itu, dengan masih adanya preferensi terhadap jenis kelamin


anak khususnya pada beberapa suku, yang menyebabkan istri mengalami
kehamilan yang berturut-turut dalam jangka waktu yang relatif pendek,
menyebabkan ibu mempunyai resiko tinggi pada saat melahirkan.
Permasalahan lain yang cukup besar pengaruhnya pada kehamilan
adalah masalah gizi. Hal ini disebabkan karena adanya kepercayaan-
kepercayaan dan pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan.
Sementara, kegiatan mereka sehari-hari tidak berkurang ditambah lagi
dengan pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan yang sebenarnya
sangat dibutuhkan oleh wanita hamil. Tentunya hal ini akan berdampak
negatif terhadap kesehatan ibu dan janin.

Selain pada masa hamil, pantangan-pantangan atau anjuran masih


diberlakukan juga pada masa pasca persalinan. Pantangan ataupun
anjuraan ini biasanya berkaitan dengan proses pemulihan kondisi fisik
misalnya, ada makanan tertentu yang sebaiknya dikonsumsi untuk
memperbanyak produksi ASI ada pula makanan tertentu yang dilarang
karena dianggap dapat mempengaruhi kesehatan bayi.

Secara tradisional, ada praktek-praktek yang dilakukan oleh dukun


beranak untuk mengembalikan kondisi fisik dan kesehatan si ibu. Misalnya
mengurut perut yang bertujuan untuk mengembalikan rahim ke posisi
semula,  memasukkan  ramuan-ramuan seperti daun-daunan kedalam
vagina dengan maksud untuk membersihkan darah dan cairan yang keluar
karena proses persalinan  atau memberi  jamu tertentu untuk memperkuat
tubuh.

Selain itu, kelancaran persalinan juga sangat tergantung faktor mental dan


fisik si ibu, antara lain:

1.Faktor fisik berkaitan dengan bentuk panggul yang normal dan


seimbang dengan besar bayi.

2.Faktor mental berhubungan dengan psikologis ibu, terutama


kesiapannya dalam melahirkan. Bila ia takut dan cemas, bisa saja
persalinannya jadi tidak lancar hingga harus dioperasi. Ibu dengan mental
yang siap bisa mengurangi rasa sakit yang terjadi selama persalinan.

3.Faktor lain yang juga harus diperhatikan adalah riwayat kesehatan ibu,


apakah pernah menderita diabetes, hipertensi atau sakit lainnya, gizi ibu
selama hamil, apakah mencukupi atau tidak, dan lingkungan sekitar,
apakah men-support atau tidak karena ada kaitannya dengan emosi ibu.
Ibu hamil tak boleh cemas karena akan berpengaruh pada bayinya.
Bahkan, berdasarkan penelitian, ibu yang cemas saat hamil bisa
melahirkan anak hiperaktif, sulit konsentrasi dalam belajar, kemampuan
komunikasi yang kurang, dan tak bisa kerja sama.
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan, sebagai berikut:
1. Berdasarkan pada aspek sosial budaya pola penyesuaian perkawinan
dilakukan secara bertahap, yaitu fase: bulan madu, pengenalan kenyataan,
kemudian mulai terjadi krisis perkawinan. Apabila pasangan sukses
mengatasi problema keluarga dengan berapatasi dan membuat aturan dan
kesepakatan dalam rumah tangga maka fase kebahagiaan sejati akan
diperolehnya.
2. Masih banyak ibu-ibu yang menganggap kehamilan sebagai hal yang
biasa, alamiah dan kodrati. Mereka merasa tidak perlu memeriksakan
dirinya secara rutin ke bidan ataupun dokter. Masih banyaknya ibu-ibu
yang kurang menyadari pentingnya pemeriksaan kehamilan menyebabkan
tidak terdeteksinya faktor-faktor resiko tinggi yang mungkin dialami oleh
mereka. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh rendahnya tingkat
pendidikan dan kurangnya informasi.
3. Kelancaran persalinan sangat tergantung faktor mental dan fisik si ibu.
Faktor fisik berkaitan dengan bentuk panggul yang normal dan seimbang
dengan besar bayi. Sedangkan faktor mental berhubungan dengan
psikologis ibu, terutama kesiapannya dalam melahirkan. Bila ia takut dan
cemas, bisa saja persalinannya jadi tidak lancar hingga harus dioperasi.
Ibu dengan mental yang siap bisa mengurangi rasa sakit yang terjadi
selama persalinan.
3.2 Saran
Apabila ada kesalahan dan ketepatan dalam penulisan materi kami
memohon maaf sebelumnya kami ucapkan terimakasih

DAFTAR PUSTAKA

https://inggridseptinsiahaan.wordpress.com/2011/03/17/aspek-sosial-
budaya-pd-setiap-perkawinan/ https://www.google.com/search?
q=Aspek+sosial+budaya+pada+setiap+trimester+kehamilan&oq=Aspek+
sosial+budaya+pada+setiap+trimester+kehamilan&aqs=chrome..69i57.39
9j0j1&sourceid=chrome&ie=UTF-8

https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/hsr/article/download/14
94/1244
https://www.scribd.com/doc/79708920/Aspek-Sosial-Budaya-Selama-
Persalinan-Kala-I

Anda mungkin juga menyukai