Anda di halaman 1dari 27

KARYA ILMIAH (KARIL)

“PENGGUNAAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN


MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 1 SD NEGERI
PEMBATAAN TABALONG PADA MATA PELAJARAN BAHASA
INDONESIA”

Disusun oleh :
Ghina Rianty Setyawan
NIM 837215631
Email:
ghinaarianty07@gmail.com
ABSTRAK
Rianty, Ghina. 2021. Penggunaan Media Visual untuk Meningkatkan Minat dan
Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas I di SDN
Pembataan Kabupaten Tabalong. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Terbuka Banjarmasin,
Pokjar Rantau. Supervisor: Faisal Ahda, M. Pd.

Kata Kunci: Media Visual, Hasil Belajar Bahasa Indonesia.


Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar Bahasa
Indonesia siswa kelas 1 di SDN Pembataan Kabupaten Tabalong. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Mei tahun 2021.
Metode yang dilakukan adalah Penelitian Tindak Kelas (PTK). antusiasme
siswa dalam belajar mata pelajaran masih membutuhkan perhatian, tak lepas dari
kendala baik kondisi kelas, maupun waktu belajar. Oleh karena itu guru harus mampu
mengendalikan kelas agar keadaan kelas kembali terkendali dan siswa dapat belajar
dengan konsentrasi, guru harus mampu membaca situasi kelas dengan baik. Media
visual dapat mempermudah guru dalam memberikan materi alam pembelajaran,
media visual menampilkan gambaran konkret suatu materi, media visual juga dapat
memusatkan motivasi siswa dalam belajar dan siswa mudah mengerti materi
pelajaran, serta merangsang keaktifan siswa dalam belajar Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaran. Media visual dapat memberikan gambaran nyata suatu materi
karena bukan hanya menampilkan teks, namun juga terdapat gambar, gerak, animasi
yang menarik bagi siswa sehingga media visual agar dapat meningkatkan keinginan
belajar mengajar siswa Penelitian ini menggunakan 2 siklus yang terdiri dari 4 tahap
yang saling berkaitan. Keempat tahap tersebut adalah: Perencanaan, Pelaksanaan,
Pengamatan, dan Refleksi. Hasil penelitian ini menunjukkan: Penggunaan Media
Visual dapat meningkatkan minat dan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas 1 di
SDN Pembataan Kabupaten Tabalong. Siswa menjadi lebih termotivasi dan aktif
dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa meningkat dari kurang (nilai
58,57) pada pra perbaikan, menjadi cukup (nilai 79,28) pada siklus I dan baik (nilai
85,00) pada siklus II. Peningkatan nilai tersebut membuktikan adanya peningkatan
hasil belajar siswa melalui Media Visual di SDN Pembataan Kabupaten Tabalong.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual,
sosial, dan emosional peserta didik dalam mempelajari semua bidang studi.
Untuk berbahasa dengan baik dan benar, maka diperlukan pendidikan dan
pembelajaran Bahasa Indonesia. Pendiidikan dan pembelajaran bahasa
Indonesia merupakan salah satu aspek yang perlu diajarkan kepada siswa di
sekolah.
Oleh karena itu pemerintah membuat kurikulum Bahasa Indonesia
yang wajib untuk diajarkan kepada siswa pada setiap injak pendidikan yakni
dari tingkat Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi. Bahasa
Indonesia merupakan tantangan tersendiri bagi seorang pendidik khususnya
guru, mengingat bahasa merupakan pengantar yang dipakai untuk
menyampaikan materi pelajaran. Pembelajaran bahasa Indonesia berfungsi
membantu peserta didik untuk mengemukakan gagasan dan perasaan,
berpartisipasi dalam masyarakat dengan menggunakan bahasa tersebut, serta
menggunakan kemampuan analistis dan imajinatif.
Sesuai dengan kenyataan yang terjadi pada saat ini, mata pelajaran
bahasa Indonesia sering diremehkan oleh sebagian besar siswa, bahkan
dianggap sebagai pelajaran yang membosankan, khususnya dalam aspek
membaca. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang biasa digunakan dalam
kegiatan kegiatan resmi, oleh karena itu perlu adanya upaya peningkatan mutu
dan kualitas hasil belajar bahasa Indonesia khususnya di sekolah dasar. usaha
untuk meningkatkan kualitas dan hasil belajar haruslah dilakukan secara
sistematis, terpadu, dan berkeseimbangan.
Perubahan-perubahan kurikulum maupun perbaikan sarana
pembelajaran yang dilakukan oleh pemerintah tidak akan mencapai hasil
optimal bila tidak didukung oleh upaya peningkatan kualitas pembelajaran
termasuk guru sebagai pengelola pembelajaran.
kegiatan belajar mencapai sasaran apabila situasi belajar yang tercipta
menarik, menyenangkan dan membangkitkan rasa ingin tahu siswa untuk
memahami materi yang disajikan. dalam upaya perbaikan guru tidak hanya
membuat seperangkat pembelajaran saja namun lebih penting guru dituntut
dalam kegiatan memilih media, bahan pelajaran dan metode dalam proses
pembelajaran. pemilihan metode yang tepat sangat membantu guru dalam
mencapai keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan. jika guru mampu
memilih metode pembelajaran yang tepat, Maka dengan sendirinya siswa
akan lebih mudah dapat mengikuti proses pembelajaran dan tentunya
penguasaan materi pelajaran menjadi lebih baik.
Dalam hal ini, agar menciptakan suasana belajar siswa yang
menyenangkan, cara mengajar guru di kelas dengan metode visual, yaitu gaya
belajar yang berfokus pada penglihatan. Penyampaian informasi nya dengan
menggunakan media penggambaran yang hanya terbaca oleh indera
penglihatan. siswa dengan gaya belajar visual ini cenderung melihat hasil
pendidikan yang positif ketika mereka disajikan dengan sebuah gambar.
Siswa mungkin mudah kehilangan konsentrasi kalau hanya mendengarkan
penjelasan dari guru nya. Matanya juga harus disibukkan dengan obyek
tertentu. Ketika diminta mengingat sesuatu, siswa mungkin akan
memenjamkan mata nya untuk membayangkan hal tersebut
Mengingat pentingnya membaca bagi siswa, guru semestinya bisa
membangkitkan kegairahan siswa untuk membaca serta menjadikan membaca
itu merupakan pekerjaan yang menyenangkan. langkah utama yang bisa
ditempuh adalah dengan memilih dan menggunakan Methode dan media
pembelajaran yang tepat dan variatif yaitu dengan menggunakan media visual
Yang dapat membantu mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera,
Karena menurut para ahli kemampuan daya serap manusia dalam memahami
masalah dengan panca indera yaitu: telinga (pendengaran) 13%, mata
(penglihatan) 75%, hidung (penciuman) 3%, kulit 6%, lidah (rasa) 3%.

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hal tersebut maka peneliti meminta bantuan kepada


teman sejawat untuk membantu mengidentifikasi kekurangan dari
pembelajaran yang dilaksanakan. Dari hasil diskusi ada beberapa masalah
yang dihadapi dalam pembelajaran yaitu:
a. Kemampuan membaca permulaan siswa rendah.
b. Penggunaan alat belajar/media yang masih kurang.
c. Rendahnya keaktifan dan perhatian siswa dalam proses pembelajaran.
2. Analisis dan Alternatif pemecahan masalah

Berdasarkan dari identifikasi masalah peneliti melakukan refleksi


diri dan diskusi dengan teman sejawat, dapat di ketahui bahwa kemungkinan
faktor penyebab rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi
pembelajaran dan rendahnya keaktifan serta perhatian siswa dalam proses
pembelajaran adalah:
a. Dalam pembelajaran guru tidak menggunakan media pembelajaran.
b. Kurangnya bimbingan guru kepada siswa dalam proses pembelajaran.
c. Guru kurang melibatkan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti memutuskan untuk melakukan
upaya perbaikan pembelajaran adapun upaya yang dilakukakan peniliti
adalah dengan menggunakan media gambar digharapkan proses
pembelajaran sesuai target.

B. Rumusan Masalah

Melalui diskusi dengan teman sejawat dan supervisor dalam mata


kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional adalah terungkap bahwa faktor
penyebab siswa kurang menguasai materi pelajaran yang diajarkan adalah:
1. Siswa memerlukan penjelasan materi dalam bentuk yang konkrit
2. Kurangnya contoh dan latihan
3. Kurangnya perhatian siswa ketika pelajaran berlangsung

Berdasarkan hal tersebut di atas, yang menjadi faktor perbaikan


adalah “Apakah penguasaan siswa meningkat terhadap materi pelajaran
melalui contoh gambar?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum:
Untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Pemantapan Kemampuan
Profesional (PKP) Pada Program S1-PGSD Universitas Terbuka.
2. Tujuan Khusus:
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah dengan metode visual ini bisa meningkatkan minat dan hasil
belajar siswa kelas I SD Negeri Pembataan Tabalong pada Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia materi tentang cara posisi duduk saat membaca.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Mengajar


1. Hakikat Belajar

Menurut Slameto (2010:2), “Belajar adalah suatu proses usaha yang


dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya”.
Menurut Whittaker (dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2008: 12),
“belajar dirumuskan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau
diubah melalui latihan atau pengalaman”.
Kingskey (dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2008: 13) mengatakan
bahwa “learning is the process by which behavior (in the broader sense) is
originated or changed through practice or training. Belajar adalah proses
dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui
praktek atau latihan”.
Menurut Oemar Hamalik (2004: 27) “belajar adalah modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the
modification or strengthening of behavior through experiencing)”.
Menurut Bruner (dalam Ratna Wilis Dahar, 2011: 77), belajar
melibatkan tiga proses yang berlangsung bersamaan yaitu: Memperoleh
informasi baru, Transformasi informasi, Menguji relevansi dan ketepatan
pengetahuan.
Dari ketiga proses seperti yang diungkapkan Burner dan beberapa
pengertian tentang belajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu kegiatan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
dengan memperoleh suatu informasi baru melalui pengalaman.
2. Pengertian Mengajar

Mengajar sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur


lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga
terjadi proses pembelajaran. Atau dikatakan, mengajar sebagai upaya
menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar
bagi para siswa. Kondisi itu diciptakan sedemikian rupa sehingga
membantu perkembangan anak secara optimal baik jasmani maupun
rohani, baik fisik maupun mental.
Mengajar adalah pembelajaran dan pembinaan siswa mengenai
bagaimana belajar, bagaimana berfikir dan bagaimana menyelidiki.
Pengertian mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan
belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan
suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak
didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar mengajar.
B. Hakikat Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product)
menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktifitas atau
proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.
Sedangkan belajar adalah aktifitas mental atau psikis yang berlangsung
dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan–
perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dari penjelasan
diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku
pesrta didik akibat belajar. Perubahan perilaku dapat disebabkan karena dia
mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses
belajar mengajar (pembelajaran).
Hasil belajar merupakan kemampuan–kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Definisi lain hasil belajar
adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar.
Jadi, hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan para peserta
didik yang mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar termasuk
komponen pendidikan yang harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan,
karena hasil belajar diukur untuk mengetahui ketercapaian tujuan
pendidikan melalui proses belajar mengajar.
C. Pembelajaran Bahasa Indonesia
1. Pengertian

Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi pelajaran


yang sangat penting di sekolah. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia
adalah agar siswa memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan
benar serta dapat menghayati bahasa dan sastra Indonesia sesuai dengan
situasi dan tujuan berbahasa serta tingkat pengalaman siswa sekolah dasar.
Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia bagi siswa adalah untuk
mengembangkan kemampuan berbahasa Indonesia sesuai dengan
kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, sedangkan bagi guru adalah untuk
mengembangkan potensi bahasa Indonesia siswa, serta lebih mandiri dalam
menentukan bahan ajar kebahasaan sesuai dengan kondisi lingkungan
sekolah dan kemampuan siswa.
Selain itu, tujuan umum pembelajaran sebuah Bahasa adalah memiliki
peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional
peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari
semua bidang studi. Dengan pembelajaran Bahasa memungkinkan manusia
untuk saling berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari
yang lain dan untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan
kesusasteraan merupakan salah satu sarana untuk menuju pemahaman
tersebut.
2. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia

Sebuah upaya untuk mengarahkan peserta didik sehingga terampil


berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia, baik itu secara lisan maupun
tulisan, serta baik dalam situasi formal maupun informal.
3. Fungsi Pembelajaran Bahasa Indonesia

Secara umum fungsi dan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah


sebagai sarana:
a. Sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa.
b. Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa
Indonesia dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya.
c. Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa

D. Penerapan Metode Visual


1. Pengertian Metode Visual

Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari


“Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu
perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Dalam
pendidikan, media diartikan sebagai komponen sumber belajar atau wahana
fisik yang mengandung materi intruksional dilingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar. Pengertian media menurut beberapa
sumber adalah sebagai berikut :
a. AECT : media sebagai bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk
menyalurkan pesan/informasi.
b. Gagne : media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa
yang dapat merangsang untuk belajar.
c. Briggs : media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan
serta merangsang siswa untuk belajar.
Media visual merupakan penyampaian pesan atau informasi secara
teknik dan kreatif yang mana menampilkan gambar, grafik serta tata dan
letaknya jelas,sehingga penerima pesan dan gagasan dapat diterima
sasaran.
Apabila dikaitkan antara media visual dan pembelajaran maka
pembelajaran itu akan menarik, efektif dan efesien karena peserta didik
terutama siswa sekolah dasar masih berfikir konkrit, semua yang guru
utarakan atau sampaikan harus dibuktikan sendiri dengan mata mereka.
Media visual merupakan sumber belajar yang berisikan pesan atau
materi pelajaran yang dibuat secara menarik dalam bentuk kombinasi
gambar, teks, gerak, dan animasi yang disesuaikan dengan usia peserta
didik sehingga pembelajaran akan menyenangkan dan tidak menjenuhkan.
Media Visual yang bergerak ialah media yang dapat menampilkan
gambar atau bayangan yang dapat bergerak dilayar bias, seperti: bias
gambar-gamabar yang ditampilkan oleh motion picture film dan loopfilm.
Media visual adalah media yang memberikan gambaran menyeluruh
dari yang konkrit sampai dengan abstrak. Jadi dapat diambil kesimpulan
bahwa media visual merupakan salah satu media untuk pembelajaran.
Media bersifat realistis dan dapat dirasakan oleh sebagian besar panca
indera kita terutama oleh indera penglihatan.
2. Tujuan Metode Visual

Agar penggunaan metode visual dapat berhasil guna dan berdaya


guna, siswa perlu memperhatikan prosedur sebagai berikut:
Penggunaan metode visual mempunyai tujuan, sebagai berikut :
a. Agar siswa (peserta didik) mampu mencari dan menemukan sendiri
berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan
mengadakan percobaan sendiri
b. Siswa (peserta didik) dapat terlatih dalam cara berpikir yang ilmiah
(scientific thinking)
c. Siswa (peserta didik) menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu
yang sedang dipelajarinya.
3. Manfaat Metode Visual
Manfaat media visual dalam pembelajaran sebagai berikut.
a. Media visual dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki
oleh peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda
tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman
anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan
sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi hal tersebut. Jika
peserta didik tidak mungkin dibawa ke objek langsung yang dipelajari.
Maka objeklah yang di bawa ke peserta didik. Objek yang dimaksud
bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar-
gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial.
b. Media visual memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta
didik dengan lingkungannya.
c. Media visual dapat menanamkan konsep dasar, yang benar, konkrit, dan
realistis.
d. Media visual membangkitkan keinginan dan minat baru.
e. Media visual akan mengakibatkan perubahan efektif, kognitif dan
psikomotorik.
f. Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa. Dengan demikian media
visul sangatlah berperan penting dalam proses belajar mengajar. Karena
media visual memiliki peran yaitu memudahkan dalam penyampaian
materi kepada peserta didik. Peserta didik akan terbantu dslsm
memahami materi yang komplek. Pemanfaatan media visual juga
berperan bagi peserta didik.
4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Visual

Seperti kita ketahui, media merupakan alat yang menghubungkan kita


dengan dunia luar. Tanpa media, kita akan mengalami kesulitan untuk
mengetahui apa yang terjadi di sekeliling kita. Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa media adalah sumber informasi utama bagi semua orang
di dunia.
Namun setiap media tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan,
salah satunya yaitu media visual, kekurangan dan kelebihan media visual
adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan Media Visual
Repeatable, dapat dibaca berkali-kali dengan menyimpannya atau
mengelipingnya. Analisa lebih tujuan, dapat membuat orang benar-
benar mengerti isi berita dengan analisa yang lebih mendalam dan dapat
membuat orang berpikir lebih spesifik tentang isi tulisan.
b. Kekurangan Media Visual
1) Lambat, dan kurang praktis.
2) Tidak adanya audio, media visual hanya berbentuk tulisan tertentu
tidak dapat didengar sehingga kurang mendetail materi yang
disampaikan.
3) Visual yang terbatas, media ini hanya dapat memberikan visual
berupa gambar yang mewakili isi berita.
4) Produksi, biaya produksi cukup mahal karena media cetak harus
menyetak dan mengirimkannya sebelum dapat dinikmati oleh
masyarakat.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian, Pihak yang membantu


1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas I (Satu) dengan jumlah siswa
laki-laki 10 dan perempuan 15 tahun pelajaran 2020/2021.
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan
penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat
di SD Negeri Pembataan Kabupaten Tabalong.
3. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat
penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23
April 2021 dan 28 April 2021, semester genap tahun pelajaran 2020/2021.
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Mata
No. Hari/ Tanggal Materi Siklus
Pelajaran

Jum’at, 23 April Bahasa


1 Diriku I
2021 Indonesia

Bahasa
2 Rabu, 28 April 2021 Diriku II
Indonesia

B. Deskripsi Per Siklus


Tindakan ini dilaksanakan dalam dua siklus kegiatan dan masing – masing
siklus terdapat satu kali pertemuan dengan langkah – langkah sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan
Perencanaan tindakan dalam siklus kesatu disusun berdasarkan
hasil observasi kegiatan pra tindakan. Rancangan tindakan ini disusun
dengan beberapa cakupan, antara lain:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi
yang akan diajarkan sesuai dengan Metode Pembelajaran Visual.
2) Mempersiapkan gambar media.
3) Menjelaskan materi yang diajarkan.
4) Pembentukan kelompok.
b. Pelaksanaan
Tahap ini merupakan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
dengan menggunakan Metode Pembelajaran visual. Diawali dengan
persiapan pembelajaran, yaitu mempersiapkan materi pelajaran Diriku,
cara posisi duduk yang benar saat membaca, kemudian menyampaikan
tujuan pembelajaran dan melakukan apersepsi.
Menyampaikan materi secara garis besar. Menerapkan Metode
visual pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas. Kegiatan akhir,
peneliti mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang telah
dibahas bersama, kemudian peneliti memberikan motivasi agar siswa
lebih giat belajar. Kemudian peneliti menutup pelajaran dengan salam.
Dalam pembelajaran ini juga diadakan tes secara individual (Tes
Akhir siklus I) yang diberikan diakhir tindakan, berguna untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi.
c. Pengamatan
Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan
tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat dan
mengadakan penilaian untuk mengetahui kemampuan berpikir siswa.
Kegiatan ini meliputi pengamatan terhadap perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan tindakan, minat siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran. Kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran ini
diamati dengan menggunakan instrument yang telah dipersiapkan.
sebelumnya. Untuk selanjutnya data hasil observasi tersebut dijadikan
dasar untuk menyusun perencanaan tindakan berikutnya.
d. Refleksi
Pengkajian data pada tahap refleksi melibatkan observasi sehingga
diharapkan evaluasi dan refleksi akan lebih efektif, hasil dan refleksi ini
digunakan sebagai diskusi balikan untuk merencanakan dan mengadakan
perbaikan pada pelaksanaan tindakan berikutnya. Berdasarkan hasil
tindakan yang disertai observasi dan refleksi dapat diketahui kelemahan
dan kekurangan kegiatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk
menentukan tindakan perbaikan pada siklus II.
2. Siklus II
Pada siklus II ini juga prosedur pelaksanaan disusun sama dengan
siklus I yang terdiri dari :
a. Perencanaan
Perencanaan tindakan siklus II ini disusun berdasarkan refleksi
hasil observasi pembelajaran pada siklus I. Perencanaan tindakan ini
dipusatkan kepada sesuatu yang belum dapat terlaksana dengan baik pada
tindakan siklus I.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas yang sama
sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi
siklus I.
c. Pengamatan
Kegiatan observasi ini meliputi pengamatan terhadap perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan tindakan siklus II, minat siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan di kelas I pada siklus II, guru melakukan refleksi terhadap
proses pembelajaran yang telah berlangsung. Dari hasil refleksi dan
diskusi dengan supervisor menganalisis pelaksanaan pembelajaran yang
menggunakan metode eksperimen untuk membuat kesimpulan dalam
meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas I Semester 2 SD Negeri
Pembataan kabupaten Tabalong terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia
Tahun Pelajaran 2020/2021.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Siklus
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan 2 siklus dengan 2 kali pertemuan
tatap muka dan melalui 4 tahapan, yang setiap tahapan tindakan sesuai desain
penelitian yang meliputi prencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan evaluasi
serta refleksi. Pelaksanaan yang disusun sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1
a. Menyusun Rencana Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Kompetensi 3.1 Menjelaskan kegiatan persiapan membaca
Dasar permulaan (cara duduk wajar dan baik, jarak
antara mata dan buku, cara memegang buku,
cara membalik halaman buku, gerakan mata dari
kiri ke kanan, memilih tempat dengan cahaya
yang terang, dan etika membaca buku) dengan
cara yang benar.
4.1 Mempraktikkan kegiatan persiapan
membaca permulaan (duduk wajar dan baik,
jarak antara mata dan buku, cara memegang
buku, cara membalik halaman buku, gerakan
mata dari kiri ke kanan, memilih tempat dengan
cahaya yang terang) dengan benar.

Indikator 3.1.3 Menunjukkan gambar cara memegang


buku dan membalik halaman saat membaca.
3.1.4 Menunjukkan gambar posisi cahaya yang
benar saat membaca.
4.1.4 Mendemonstrasikan cara memegang buku
objek bacaan dan membuka atau membalik
halaman buku saat membaca dan
mendemonstrasikan pencahayaan yang baik saat
membaca.
Kegiatan Belajar Menjelaskan tentang “Diriku”. Dalam
pembelajaran di kelas 1 SDN Pembataan
Kabupaten Tabalong pada semester 1 Tahun
Ajaran 2020/2021
b. Menyusun alat/media untuk pembelajaran dan Buku TEMA.
c. RPP yang telah dibuat beserta perangkat pembelajarannya selanjutnya.
disampaikan kepada kepala sekolah untuk dipelajari dan diperbaiki
seperlunya dengan mempertimbangkan alokasi waktu yang tersedia.

2. Pelaksanaan tindakan pembelajaran 1


Kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia dikelas I pada siklus I ini
menggunakan model pembelajaran yang dilaksanakan pada hari Selasa 25
Mei 2021 dengan alokasi waktu ( 2 x 30 menit ). Pelaksanaan
pembelajaran dengan langkah yang telah disusun pada skenario tindakan
yaitu:
a. Kegiatan Awal (10 Menit)
1) Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, mengajak semua
siswa berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing.
2) Mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan
memeriksa kerapihan pakaian.
3) Menginformasikan tema yang akan di pelajarkan yaitu tentang
“Diriku”
b. Kegiatan Inti (45 Menit)
1) Guru bertanya kepada siswa apakah ada yang suka membaca?
Buku apa yang suka dibaca? Minta siswa mendemonstrasikan
posisi duduk dan jarak mata dengan objek saat membaca di
rumah.
2) Guru bertanya pada siswa apa pendapat mereka tentang gambar-
gambar tersebut. Minta siswa membandingkan antara gambar
dengan posisi tubuh mereka saat duduk dan membaca yang
mereka demonstrasikan.
3) Guru lalu meminta siswa mendemonstrasikan posisi tubuh yang
tepat saat duduk berdasarkan informasi dan demonstrasi yang
sudah para siswa lihat.
4) Guru mengamati, mengevaluasi, dan membetulkan posisi tubuh
para siswa saat duduk. Guru meminta siswa berdiri, lalu duduk
kembali dengan posisi tubuh yang tepat. Kegiatan ini diulang
beberapa kali sampai para siswa memahami posisi tubuh yang
tepat saat duduk.
5) Kemudian, guru meminta siswa berlatih mengerjakan soal di
halaman 54 dan 55 (soal dilampiran). Siswa mengerjakan sambil
duduk dengan posisi tubuh yang tepat serta mengatur jarak
antara mata dengan buku siswa (secara berkelompok).
6) Guru lalu dengan meminta siswa mengamati gambar di buku
siswa pada halaman 56.
7) Guru lalu menunjuk beberapa siswa secara acak untuk minta
siswa untuk menceritakan apa yang dilakukan oleh Siti di
gambar tersebut dan membandingkannya dengan rutinitas siswa
tersebut di rumah saat akan tidur dan bangun pagi .
c. Kegiatan Penutup (5 Menit)
Salam dan Doa penutup
3. Refleksi Tindakan Kelas Pada Siklus 1
Berdasarkan semua data yang diperoleh dari hasil pengamatan pada
proses penelitian dikelas I SDN Pembataan pada tindakan siklus I
pertemuan 1 , maka dapat direfleksikan sebagai berikut:

1. Keterlaksanaan aktivitas guru pada siklus I pertemuan 1 dari data


diketahui jumlah skor 65% dari seluruh aspek penilaian terhadap
aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran. Aspek penilaian
yang belum terlaksana sesuai format observasi ada 35%. Berdasarkan
perolehan persentase aktivitas guru dapat disimpulkan bahwa tindakan
siklus I belum mencapai indikator yang ditetapkan yaitu skor ≥ 80%.
Beberapa aspek pengamatan yang perlu diperhatikan adalah
kesesuaian topik dengan media yang digunakan, penjelasan materi
pembelajaran, membimbing siswa, pemberian umpan balik serta
kesimpulan hasil pembelajaran masih belum maksimal terlaksana.
Penilaian secara keseluruhan untuk aktivitas guru pada pertemuan ini
masih dikategorikan aktif/baik.
2. Pada siklus I pertemuan 1 persentase aktivitas yang dicapai 65,5%.
Persentase aktivitas siswa tertinggi ada pada kegiatan inti. Ada hal
yang masih perlu diperhatikan guru bahwa perlunya perbaikan
terhadap kegiatan – kegiatan yang telah terlaksana termasuk kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup terhadap aktivitas
siswa pada saat tanya jawab, yang mana pengerjaan tugas ini akan
mempengaruhi nilai standar siswa.
Berdasarkan data yang diperoleh disimpulkan bahwa dalam proses
pembelajaran siklus I pertemuan 1 diperoleh aspek pengamatan
terhadap aktivitas siswa pada kegiatan pendahuluan persentasenya
adalah 65% , kegiatan inti 68,5% dan kegiatan penutup 65%.
Perolehan skor ini masih belum mencapai target indikator yang
ditetapkan yaitu 80%.
3. Refleksi terhadap hasil belajar yang dicapai terjadi peningkatan dari
sebelum diadakannya penelitian tindakan kelas. Berdasarkan data
dapat dijelaskan bahwa hasil perolehan nilai hasil belajar individual
pada pelaksanaan yang dilakukan pada siklus I pertemuan 1, diketahui
nilai hasil belajar siswa sudah lumayan bagus.
Jadi, dari hasil refleksi ini merekomendasikan adanya tindakan
pada pertemuan berikutnya sebagai berikut:
1. Kurangnya semangat dari anak pada saat memulai pembelajaran,
sehingga pada saat pembelajaran berlangsung anak tidak antusias
dalam mengikuti pembelajaran.
2. Media yang digunakan kurang kreatif , sehingga anak pun menjadi
pasif dan kurang semangat dalam belajar.
3. Perlu adanya dukungan kondisi yang efektif seperti suasana
emosionalnya membangkitkan motivasi dan perhatian dari siswa.
4. Seharusnya media pembelajaran yang digunakan bisa menggunakan
media gambar yang berwarna sehingga anak lebih tertarik melihat atau
memperhatikan pada saat dijelaskan.

Pelaksanaan Siklus II Pertemuan 2 (2 x 30 Menit)

1. Pelaksanaan tindakan siklus II


a. Menyusun Rencana Pembelajaran Bahasa Indonesia

Kompetensi 3.1 Menjelaskan kegiatan persiapan membaca


Dasar permulaan (cara duduk wajar dan baik, jarak
antara mata dan buku, cara memegang buku,
cara membalik halaman buku, gerakan mata dari
kiri ke kanan, memilih tempat dengan cahaya
yang terang, dan etika membaca buku) dengan
cara yang benar.
4.1 Mempraktikkan kegiatan persiapan
membaca permulaan (duduk wajar dan baik,
jarak antara mata dan buku, cara memegang
buku, cara membalik halaman buku, gerakan
mata dari kiri ke kanan, memilih tempat dengan
cahaya yang terang) dengan benar.

Indikator 3.1.3 Menunjukkan gambar cara memegang


buku dan membalik halaman saat membaca.
3.1.4 Menunjukkan gambar posisi cahaya yang
benar saat membaca.
4.1.4 Mendemonstrasikan cara memegang buku
objek bacaan dan membuka atau membalik
halaman buku saat membaca dan
mendemonstrasikan pencahayaan yang baik saat
membaca.
Kegiatan Belajar Menjelaskan tentang “Diriku”. Dalam
pembelajaran di kelas 1 SDN Pembataan
Kabupaten Tabalong pada semester 1 Tahun
Ajaran 2020/2021
b. Menyusun alat / media untuk pembelajaran.

c. RPP yang telah dibuat beserta perangkat pembelajarannya selanjutnya


disampaikan kepada kepala sekolah untuk dipelajari dan diperbaiki jika
ada kekurangannya dengan mempertimbangkan alokasi waktu yang
tersedia.
2. Pelaksanaan tindakan pembelajaran 1
Pelaksanaan Pertemuan II (2 x 30 Menit)
Kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia dikelas II pada siklus II ini
dengan menggunakan media pembelajaran pada hari Rabu, 26 Mei 2020
dengan alokasi waktu (2 x 30 Menit). Pelaksanaan pembelajaran dengan
langkah – langkah yang telah disusun pada skenario tindakan yaitu:
a. Kegiatan Awal (10 Menit)
1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, mengajak semua siswa
berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing
2. Mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan
memeriksa kerapihan pakaian.
3. Menginformasikan tema yang akan di pelajarkan yaitu tentang
“Diriku”
b. Kegiatan Inti (45 Menit)
1. Guru bertanya kepada siswa apakah ada yang suka membaca? Buku
apa yang suka dibaca? Minta siswa mendemonstrasikan posisi duduk
dan jarak mata dengan objek saat membaca di rumah.
2. Guru mengamati para siswa.
3. Setelah itu, guru memperlihatkan gambar yang menunjukkan posisi
tubuh yang tepat saat duduk. Guru juga memperlihatkan gambar yang
menunjukkan poisisi tubuh dan jarak mata dengan objek saat
membaca.
4. Guru bertanya pada siswa apa pendapat mereka tentang gambar-
gambar tersebut. Minta siswa membandingkan antara gambar dengan
posisi tubuh mereka saat duduk dan membaca yang mereka
demonstrasikan.
5. Guru lalu meminta siswa mendemonstrasikan posisi tubuh yang tepat
saat duduk berdasarkan informasi dan demonstrasi yang sudah para
siswa lihat.
6. Guru mengamati, mengevaluasi, dan membetulkan posisi tubuh para
siswa saat duduk. Guru meminta siswa berdiri, lalu duduk kembali
dengan posisi tubuh yang tepat. Kegiatan ini diulang beberapa kali
sampai para siswa memahami posisi tubuh yang tepat saat duduk.
7. Begitu pula untuk mengatur jarak mata dengan objek saat membaca.
Guru meminta siswa mendemonstrasikan posisi tubuh saat duduk
sekaligus mengatur jarak antara mata dan objek saat membaca. Bila
posisi tubuh saat duduk tepat, maka akan memudahkan siswa untuk
mengatur jarak mata dengan objek saat membaca..
8. Untuk menguatkan, guru meminta siswa mengamati gambar di
halaman 52. Siswa diminta menjawab pertanyaan yang ada di teks
bacaan di halaman 52
9. Kemudian, guru meminta siswa berlatih mengerjakan soal di halaman
54 dan 55 (gambar contoh soal ada dilampiran). Siswa mengerjakan
sambil duduk dengan posisi tubuh yang tepat serta mengatur jarak
antara mata dengan buku siswa (secara berkelompok).

c. Kegiatan Penutup ( 5 Menit )


1. Guru lalu memberikan tugas untuk siswa dikerjakan dirumah.
2. Salam dan do’a penutup.

3. Catatan Simulasi
Berdasarkan semua data yang diperoleh dari hasil evaluasi dan lembar
pengamatan pada proses penelitian dikelas I SDN Pembataan pada tindakan
siklus II pertemuan 2 maka dapat digambarkan sebagai berikut:
 Di kegiatan awal guru sudah bagus dalam membuka pelajaran
dengan mengucapkan salam terlebih dahulu.
 Menimbulkan semangat siswa pada saat tanya jawab, dan
memberikan motivasi kepada siswa untuk cepat dan tanggap pada
saat menjawab pertanyaan yang di sebutkan.
 Tutur kata yang digunakan dalam pembelajaran tersebut sudah bagus.
 Guru sudah menjelaskan pokok-pokok materi secara sistematis dan
dengan baik dalam menyampaikan materi pembelajaran.
 Cara mengajukan pertanyaanya juga sudah bagus, dan membuat
siswa bersemangat untuk menjawab pertanyaan.
 Selalu mengulang tentang penjelasan materi yang di pelajari,
sehingga membuat siswa semakin paham dengan materi yang di
sampaikan oleh guru.
 Bisa membuat siswa sigap dalam menjawab pertanyaan yang di
berikan.
 Guru sudah membuat semangat siswa di kegiatan awal ketika ingin
membahas sebuah materi yang akan di pelajari.
 Guru mengajukan pertanyaan dengan media gambar yang digunakan.
 Menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran yang sedang di pelajari
pada waktu itu.
 Secara serentak guru menanyakan kepada siswa, apakah ada yang di
tanyakan atau ada yang ingin bertanya.
 Guru sudah memperlihatkan gambar yang menyangkut dengan
pembelajaran.
 Guru memperlihatkan media gambar yang digunakan.
 Dalam penyampaian materi pun sudah bagus dan membuat siswa
bisa memahami tentang materi yang di sampaikan.
 Keaktifan guru dalam menjelaskan materi yang di pelajari membuat
semua siswa semangat dalam mengikuti pelajar.
 Memotivasi siswa untuk menjawab pertanyaan dengan cepat dan
benar.
 Menutup pelajaran dengan baik dan sopan, dan tidak lupa
mengucapkan salam di akhir pelajaran.
B. Pembahasan dari Setiap Siklus
Pembahasan dilakukan berdasarkan rumusan masalah yang telah
ditentukan, kemudian berdasarkan data yang diperoleh melalui pengamatan
yang telah dilakukan, diuraikan sesuai dengan data yang diperoleh
dilapangan, baik mengenai hasil belajar siswa terhadap tindakan pembelajaran
yang dilakukan pada siklus I dan siklus II dengan menggunakan media
pembelajaran, maupun aktivitas siswa dan aktivitas guru yaitu:

1. Aktivitas Guru dalam pengelolaan pembelajaran


Dibawah ini grafik perbandingan aktivitas guru dalam
menggunakan media pembelajaran pada siklus I siklus II mengalami
peningkatan.

Grafik 7.1 Perbandingan Persentase Aktivitas Guru Siklus I Dan Siklus II

100
90 89%
80
70
65%
60 Aspek terlaksana
50 Tidak terlaksana

40 35%
30
20
11%
10
0
Siklus I Siklus II
Berdasarkan gambar grafik 7.1 diatas dapat diketahui bahwa pada
tindakan siklus I persentase aktivitas guru yang terlaksana 65% dan 35%
dinyatakan belum berhasil. Setelah pertemuan 2 pada siklus II ada
peningkatan persentase 89% yang dinyatakan sesuai indikator dan
berhasil . Pada siklus I guru masih mengalami kendala dalam
pelaksanaannya, disebabkan karena media pembelajaran yang digunakan
baru pertama kali sehingga kurangnya partisipasi anak terhadap kegiatan
pembelajaran, serta siswa kurang berani mengemukakan ide dan
pendapatnya sendiri, namun pada siklus II kekurangan pada siklus I dapat
diperbaiki.

2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran


Dibawah ini grafik peningkatan aktivitas siswa dari siklus I dan
siklus II dalam menggunakan media pembelajaran pada materi menulis
cerita berdasarkan gambar dikelas I SDN Pembataan.

Grafik 8.1 Perbandingan Persentase Aktivitas Siswa Siklus I Dan II

100
92%
90
80
70 68%
60
50
40
32%
30
20
10 8%
0
siklus I siklus II
Aspek terlaksana Aspek tidak terlaksana

Berdasarkan gambar grafik 8.1 di atas menunjukkan bahwa nilai


siswa mengalami peningkatan/ kemajuan dalam pembelajaran melalui
media pembelajaran. Dalam proses belajar siswa aktivitas siswa pada
pertemuan pertama ada sedikit kendala, sebab media pembelajaran yang
digunakan baru pertama kali dilaksanakan, sehingga anak kurang
berpartisipasi, serta kurang memperhatikan kecepatan dan aktifitas
belajar. Akan tetapi pada pertemuan selanjutnya dengan menggunakan
media pembelajaran hasil belajar siswa berhasil meningkat sesuai dengan
indikator yang ditetapkan.
3. Hasil belajar siswa
Hasil belajar siswa dalam memahami menulis cerita
berdasarkan gambar, hasil belajar siswa pada siklus I skor ketuntasan
klasikalnya adalah 60% sehingga dinyatakan belum tuntas secara
klasikal dan belum mencapai indikator penelitian. Kemudian pada
siklus II hasil belajar siswa lebih meningkat lagi dimana ketuntasan
klasikalnya 93%. Hasil perkembangan peningkatan siklus I dan siklus
II dapat kita lihat pada gambar grafik dibawah ini:

Grafik 9.1 Persentase Ketuntasan Klasikal Siklus I

Grafik persentasi ketuntasan klasikal

40%
tuntas
60% tidak tuntas

Grafik 9.2 Persentase Ketuntasan Klasikal Siklus II

Grafik persentasi ketuntasan klasikal

7%

Tuntas
Tidak tuntas

93%
Berdasarkan gambar grafik 9 dan 10 diatas menunjukkan bahwa
hasil belajar siswa mengalami proses peningkatan atau kemajuan dari
siklus I ke siklus II.
Dalam proses belajar siswa pada siklus pertama ada sedikit kendala
sebab media pembelajaran yang digunakan baru pertama kali, hal ini bisa
disebabkan oleh individu tiap siswa (internal) maupun faktor yang
bersumber dari luar individu (eksternal).
Berdasarkan temuan yang ada dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan kemampuan yang dapat diukur berupa penguasaan
pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai hasil dan kegiatan
pembelajaran.
Guru sebagai peneliti dapat mengaktifkan siswa dalam
memecahkan masalah mereka dan dalam melaksanakan pembelajaran,
saling membantu, dan bersahabat, mampu mengaktifkan maksudnya
siswa ikut terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran dengan
mengaitkan pengalaman kehidupan nyata, sehingga penggunaan media
pembelajaran ini sangat baik digunakan untuk memecahkan masalah
penelitian dalam meningkatkan hasil belajar siswa di SDN Pembataan.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah peneliti melakukan pembahasan terhadap data-data yang
diperoleh dari hasil penelitian, maka peneliti mengambil kesimpulan, yaitu
dapat disimpulkan bahwa penggunaan media visual foto pembelajaran Bahasa
Indonesia di Kelas I SDN Pembataan Kabupaten Tabalong dapat
meningkatkan minat belajar siswa dengan baik. Secara rinci:
1. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran berjalan berjalan cukup baik,
dengan nilai 3,4 (dalam skala 1-5) pada siklus I, meningkat menjadi baik,
dengan nilai 4,4 (skala 1-5) pada siklus II.
2. Prestasi belajar siswa meningkat dari kurang (nilai 58,57) pada pra
perbaikan, menjadi cukup (nilai 79,28) pada siklus I dan baik (nilai 85,00)
pada siklus II.
3. Prestasi belajar siswa meningkat melalui aktivitas-aktivitas:
a. Pemanfaatan media pembelajaran media visual gambar.
b. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran.
c. Keterlibatan siswa dalam demonstrasi.
d. Pengaktifan siswa dalam latihan menggunakan media visual
gambar.
e. Pemberian bimbingan pada siswa dalam menggunakan media visual
gambar.

B. Saran
Bertolak dari hasil-hasil penelitian yang diperoleh, penulis
menyampaikan saran kepada rekan-rekan guru. Dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia, supaya siswa mencapai prestasi belajar yang baik dan meningkatkan
minat belajar, guru hendaknya:
1) Memanfaatkan alat peraga/media pembelajaran
2) Menggunakan alat peraga dalam pembelajaran
3) Melibatkan siswa dalam demonstrasi/ dalam menggunakan alat peraga
4) Mengaktifkan siswa dalam latihan menggunakan alat peraga
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009).

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta. Cet Ke. 14, 2010.

Blog Guru SMPN 24, 2020. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Diunduh 21 April
2021 dari http://smpn234.sch.id/blog/pembelajaran-bahasa-indonesia/

Chandra. 2011. Makalah media visual. Diunduh 21 April 2021 dari


http://ceva24chandra.blogspot.com.

E. Mulyasa. 2006. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif


dan Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Ichsan, Muhammad. 2016. Psikologi Pendidikan dan Ilmu Mengajar. Diunduh 20


April 2021 dari

https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/cobaBK/article/download/691/551

LPMP, kemendikbud. 2017. Pengertian Belajar dan Hakikat Belajar. Diunduh 21


April 2021 dari

http://lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/index.php/2017/01/18/pengertian-belajar-
dan-hakikat-belajar/

Prabowo, Agung. 2011. Media Pembelajaran: Media Visual. Diunduh 20 April


2021 dari http://agung030492.blogspot.com/2011/06/media-audio_14.html

Sunjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana


Penada Media Grup. Cet Ke-5, 2012.

Satrio, Adi. Kamus Populer Ilmiah, (Visi7, 2005), Cet. I.

Sudijino, Anas. Pengantar Statistik Penelitian. (Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada, 2011).

Sumiati dan Asra. Metode Pembelajarn, (Bandung: CV. Wacana Prima, 2009)

Anda mungkin juga menyukai