Disusun oleh :
Ghina Rianty Setyawan
NIM 837215631
Email:
ghinaarianty07@gmail.com
ABSTRAK
Rianty, Ghina. 2021. Penggunaan Media Visual untuk Meningkatkan Minat dan
Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas I di SDN
Pembataan Kabupaten Tabalong. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Terbuka Banjarmasin,
Pokjar Rantau. Supervisor: Faisal Ahda, M. Pd.
A. Latar Belakang
Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual,
sosial, dan emosional peserta didik dalam mempelajari semua bidang studi.
Untuk berbahasa dengan baik dan benar, maka diperlukan pendidikan dan
pembelajaran Bahasa Indonesia. Pendiidikan dan pembelajaran bahasa
Indonesia merupakan salah satu aspek yang perlu diajarkan kepada siswa di
sekolah.
Oleh karena itu pemerintah membuat kurikulum Bahasa Indonesia
yang wajib untuk diajarkan kepada siswa pada setiap injak pendidikan yakni
dari tingkat Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi. Bahasa
Indonesia merupakan tantangan tersendiri bagi seorang pendidik khususnya
guru, mengingat bahasa merupakan pengantar yang dipakai untuk
menyampaikan materi pelajaran. Pembelajaran bahasa Indonesia berfungsi
membantu peserta didik untuk mengemukakan gagasan dan perasaan,
berpartisipasi dalam masyarakat dengan menggunakan bahasa tersebut, serta
menggunakan kemampuan analistis dan imajinatif.
Sesuai dengan kenyataan yang terjadi pada saat ini, mata pelajaran
bahasa Indonesia sering diremehkan oleh sebagian besar siswa, bahkan
dianggap sebagai pelajaran yang membosankan, khususnya dalam aspek
membaca. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang biasa digunakan dalam
kegiatan kegiatan resmi, oleh karena itu perlu adanya upaya peningkatan mutu
dan kualitas hasil belajar bahasa Indonesia khususnya di sekolah dasar. usaha
untuk meningkatkan kualitas dan hasil belajar haruslah dilakukan secara
sistematis, terpadu, dan berkeseimbangan.
Perubahan-perubahan kurikulum maupun perbaikan sarana
pembelajaran yang dilakukan oleh pemerintah tidak akan mencapai hasil
optimal bila tidak didukung oleh upaya peningkatan kualitas pembelajaran
termasuk guru sebagai pengelola pembelajaran.
kegiatan belajar mencapai sasaran apabila situasi belajar yang tercipta
menarik, menyenangkan dan membangkitkan rasa ingin tahu siswa untuk
memahami materi yang disajikan. dalam upaya perbaikan guru tidak hanya
membuat seperangkat pembelajaran saja namun lebih penting guru dituntut
dalam kegiatan memilih media, bahan pelajaran dan metode dalam proses
pembelajaran. pemilihan metode yang tepat sangat membantu guru dalam
mencapai keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan. jika guru mampu
memilih metode pembelajaran yang tepat, Maka dengan sendirinya siswa
akan lebih mudah dapat mengikuti proses pembelajaran dan tentunya
penguasaan materi pelajaran menjadi lebih baik.
Dalam hal ini, agar menciptakan suasana belajar siswa yang
menyenangkan, cara mengajar guru di kelas dengan metode visual, yaitu gaya
belajar yang berfokus pada penglihatan. Penyampaian informasi nya dengan
menggunakan media penggambaran yang hanya terbaca oleh indera
penglihatan. siswa dengan gaya belajar visual ini cenderung melihat hasil
pendidikan yang positif ketika mereka disajikan dengan sebuah gambar.
Siswa mungkin mudah kehilangan konsentrasi kalau hanya mendengarkan
penjelasan dari guru nya. Matanya juga harus disibukkan dengan obyek
tertentu. Ketika diminta mengingat sesuatu, siswa mungkin akan
memenjamkan mata nya untuk membayangkan hal tersebut
Mengingat pentingnya membaca bagi siswa, guru semestinya bisa
membangkitkan kegairahan siswa untuk membaca serta menjadikan membaca
itu merupakan pekerjaan yang menyenangkan. langkah utama yang bisa
ditempuh adalah dengan memilih dan menggunakan Methode dan media
pembelajaran yang tepat dan variatif yaitu dengan menggunakan media visual
Yang dapat membantu mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera,
Karena menurut para ahli kemampuan daya serap manusia dalam memahami
masalah dengan panca indera yaitu: telinga (pendengaran) 13%, mata
(penglihatan) 75%, hidung (penciuman) 3%, kulit 6%, lidah (rasa) 3%.
1. Identifikasi Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum:
Untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Pemantapan Kemampuan
Profesional (PKP) Pada Program S1-PGSD Universitas Terbuka.
2. Tujuan Khusus:
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah dengan metode visual ini bisa meningkatkan minat dan hasil
belajar siswa kelas I SD Negeri Pembataan Tabalong pada Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia materi tentang cara posisi duduk saat membaca.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bahasa
2 Rabu, 28 April 2021 Diriku II
Indonesia
A. Pelaksanaan Siklus
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan 2 siklus dengan 2 kali pertemuan
tatap muka dan melalui 4 tahapan, yang setiap tahapan tindakan sesuai desain
penelitian yang meliputi prencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan evaluasi
serta refleksi. Pelaksanaan yang disusun sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1
a. Menyusun Rencana Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Kompetensi 3.1 Menjelaskan kegiatan persiapan membaca
Dasar permulaan (cara duduk wajar dan baik, jarak
antara mata dan buku, cara memegang buku,
cara membalik halaman buku, gerakan mata dari
kiri ke kanan, memilih tempat dengan cahaya
yang terang, dan etika membaca buku) dengan
cara yang benar.
4.1 Mempraktikkan kegiatan persiapan
membaca permulaan (duduk wajar dan baik,
jarak antara mata dan buku, cara memegang
buku, cara membalik halaman buku, gerakan
mata dari kiri ke kanan, memilih tempat dengan
cahaya yang terang) dengan benar.
3. Catatan Simulasi
Berdasarkan semua data yang diperoleh dari hasil evaluasi dan lembar
pengamatan pada proses penelitian dikelas I SDN Pembataan pada tindakan
siklus II pertemuan 2 maka dapat digambarkan sebagai berikut:
Di kegiatan awal guru sudah bagus dalam membuka pelajaran
dengan mengucapkan salam terlebih dahulu.
Menimbulkan semangat siswa pada saat tanya jawab, dan
memberikan motivasi kepada siswa untuk cepat dan tanggap pada
saat menjawab pertanyaan yang di sebutkan.
Tutur kata yang digunakan dalam pembelajaran tersebut sudah bagus.
Guru sudah menjelaskan pokok-pokok materi secara sistematis dan
dengan baik dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Cara mengajukan pertanyaanya juga sudah bagus, dan membuat
siswa bersemangat untuk menjawab pertanyaan.
Selalu mengulang tentang penjelasan materi yang di pelajari,
sehingga membuat siswa semakin paham dengan materi yang di
sampaikan oleh guru.
Bisa membuat siswa sigap dalam menjawab pertanyaan yang di
berikan.
Guru sudah membuat semangat siswa di kegiatan awal ketika ingin
membahas sebuah materi yang akan di pelajari.
Guru mengajukan pertanyaan dengan media gambar yang digunakan.
Menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran yang sedang di pelajari
pada waktu itu.
Secara serentak guru menanyakan kepada siswa, apakah ada yang di
tanyakan atau ada yang ingin bertanya.
Guru sudah memperlihatkan gambar yang menyangkut dengan
pembelajaran.
Guru memperlihatkan media gambar yang digunakan.
Dalam penyampaian materi pun sudah bagus dan membuat siswa
bisa memahami tentang materi yang di sampaikan.
Keaktifan guru dalam menjelaskan materi yang di pelajari membuat
semua siswa semangat dalam mengikuti pelajar.
Memotivasi siswa untuk menjawab pertanyaan dengan cepat dan
benar.
Menutup pelajaran dengan baik dan sopan, dan tidak lupa
mengucapkan salam di akhir pelajaran.
B. Pembahasan dari Setiap Siklus
Pembahasan dilakukan berdasarkan rumusan masalah yang telah
ditentukan, kemudian berdasarkan data yang diperoleh melalui pengamatan
yang telah dilakukan, diuraikan sesuai dengan data yang diperoleh
dilapangan, baik mengenai hasil belajar siswa terhadap tindakan pembelajaran
yang dilakukan pada siklus I dan siklus II dengan menggunakan media
pembelajaran, maupun aktivitas siswa dan aktivitas guru yaitu:
100
90 89%
80
70
65%
60 Aspek terlaksana
50 Tidak terlaksana
40 35%
30
20
11%
10
0
Siklus I Siklus II
Berdasarkan gambar grafik 7.1 diatas dapat diketahui bahwa pada
tindakan siklus I persentase aktivitas guru yang terlaksana 65% dan 35%
dinyatakan belum berhasil. Setelah pertemuan 2 pada siklus II ada
peningkatan persentase 89% yang dinyatakan sesuai indikator dan
berhasil . Pada siklus I guru masih mengalami kendala dalam
pelaksanaannya, disebabkan karena media pembelajaran yang digunakan
baru pertama kali sehingga kurangnya partisipasi anak terhadap kegiatan
pembelajaran, serta siswa kurang berani mengemukakan ide dan
pendapatnya sendiri, namun pada siklus II kekurangan pada siklus I dapat
diperbaiki.
100
92%
90
80
70 68%
60
50
40
32%
30
20
10 8%
0
siklus I siklus II
Aspek terlaksana Aspek tidak terlaksana
40%
tuntas
60% tidak tuntas
7%
Tuntas
Tidak tuntas
93%
Berdasarkan gambar grafik 9 dan 10 diatas menunjukkan bahwa
hasil belajar siswa mengalami proses peningkatan atau kemajuan dari
siklus I ke siklus II.
Dalam proses belajar siswa pada siklus pertama ada sedikit kendala
sebab media pembelajaran yang digunakan baru pertama kali, hal ini bisa
disebabkan oleh individu tiap siswa (internal) maupun faktor yang
bersumber dari luar individu (eksternal).
Berdasarkan temuan yang ada dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan kemampuan yang dapat diukur berupa penguasaan
pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai hasil dan kegiatan
pembelajaran.
Guru sebagai peneliti dapat mengaktifkan siswa dalam
memecahkan masalah mereka dan dalam melaksanakan pembelajaran,
saling membantu, dan bersahabat, mampu mengaktifkan maksudnya
siswa ikut terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran dengan
mengaitkan pengalaman kehidupan nyata, sehingga penggunaan media
pembelajaran ini sangat baik digunakan untuk memecahkan masalah
penelitian dalam meningkatkan hasil belajar siswa di SDN Pembataan.
BAB V
A. Kesimpulan
Setelah peneliti melakukan pembahasan terhadap data-data yang
diperoleh dari hasil penelitian, maka peneliti mengambil kesimpulan, yaitu
dapat disimpulkan bahwa penggunaan media visual foto pembelajaran Bahasa
Indonesia di Kelas I SDN Pembataan Kabupaten Tabalong dapat
meningkatkan minat belajar siswa dengan baik. Secara rinci:
1. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran berjalan berjalan cukup baik,
dengan nilai 3,4 (dalam skala 1-5) pada siklus I, meningkat menjadi baik,
dengan nilai 4,4 (skala 1-5) pada siklus II.
2. Prestasi belajar siswa meningkat dari kurang (nilai 58,57) pada pra
perbaikan, menjadi cukup (nilai 79,28) pada siklus I dan baik (nilai 85,00)
pada siklus II.
3. Prestasi belajar siswa meningkat melalui aktivitas-aktivitas:
a. Pemanfaatan media pembelajaran media visual gambar.
b. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran.
c. Keterlibatan siswa dalam demonstrasi.
d. Pengaktifan siswa dalam latihan menggunakan media visual
gambar.
e. Pemberian bimbingan pada siswa dalam menggunakan media visual
gambar.
B. Saran
Bertolak dari hasil-hasil penelitian yang diperoleh, penulis
menyampaikan saran kepada rekan-rekan guru. Dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia, supaya siswa mencapai prestasi belajar yang baik dan meningkatkan
minat belajar, guru hendaknya:
1) Memanfaatkan alat peraga/media pembelajaran
2) Menggunakan alat peraga dalam pembelajaran
3) Melibatkan siswa dalam demonstrasi/ dalam menggunakan alat peraga
4) Mengaktifkan siswa dalam latihan menggunakan alat peraga
DAFTAR PUSTAKA
Blog Guru SMPN 24, 2020. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Diunduh 21 April
2021 dari http://smpn234.sch.id/blog/pembelajaran-bahasa-indonesia/
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/cobaBK/article/download/691/551
http://lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/index.php/2017/01/18/pengertian-belajar-
dan-hakikat-belajar/
Sumiati dan Asra. Metode Pembelajarn, (Bandung: CV. Wacana Prima, 2009)