SNI 03-3980-1995
03-3980-1995
BAB I
DESKRIPSI
1.1.2. Tujuan
Tujuan tata cara ini adalah :
1) Untuk menyeragamkan
menyeragamkan cara p pelaksanaan
elaksanaan pelapisan perkerasan jalan dengan
dengan
laburan aspal dua lapis agar diperoleh hasil yang memenuhi persyaratan dan
ketentuan.
2) Untuk menghemat waktu p
pelaksanaan
elaksanaan dan menghemat pemakaian bahan.
1.3. Pengertian
1) Laburan aspal dua lapis (BURDA)
(BURDA) adalah lapisan penutup yang terdiri dari
lapisan aspal ditaburi agregat yang dikerjakan dua kali secara berurutan.
2) Ukuran nominal agregat adalah
agregat adalah besar ukuran agregat yang dominan pada suatu
gradasi tertentu; contoh ukuran nominal 20 mm adalah jumlah agregat yang lewat
saringan 19,1 mm dan tertahan saringan 12,7 mm sebanyak minimum 70%.
3) aspal cair adalah
adalah aspal yang pada suhu normal dari tekanan atmosfir berbentuk
cair.
4) aspal hasil
residu semen atau minyak
destilasi aspal keras
keras
bumi pada
adalah suatu hampa
keadaan aspal minyak
udara. yang didapat dari
5) aspal emulsi
emulsi adalah aspal cair yang berupa campuran pelarut antara aspal
semen, air dan bahan pengemu
pengemulsi.
lsi.
6) ALD (Average Least Dimension)
Dimension) adalah ukuran agregat terkecil rata-rata yang
diukur di laboratorium
laboratorium dengan indek kepipihan.
7) AGD (Average Great Dimension)
Dimension) adalah ukuran agregat terbesar rata-rata yang
diukur di laboratoriurn dengan alat AGD.
8) Indek kepipihan (Flankiness index)
index) adalah berat total agregat yang lolos slot
dibagi dengan berat total agregat yang tertahan pada ukuran nominal tertentu.
t ertentu.
9) R.C (Rapid Curing)
Curing) adalah aspal cair yang berupa campuran antara aspal semen
dengan pelarut jenis premium yang mempunyai daya menguap tinggi.
10) M.C. (Medium Curing)
Curing) adalah aspal cair yang berupa campuran antara aspal
semen dengan minyak tanah yang mempunyai daya menguap sedang.
11) Nozzel
Nozzel adalah
adalah lobang tempat keluarnya aspal pada aspal distributor.
1
SNI 03-3980-1995
03-3980-1995
BAB II
PERSYARATAN-PERSYARATAN
2.1. Bahan
1) untuk pelaksanaan
pelaksanaan pekerjaan ini ha
harus
rus disia
disiapkan
pkan agregat
agregat dan aspal;
2) bahan hanya
hanya boleh digunakan apabila
apabila telah dilakukan ppengujian
engujian dan
dan memenuhi
memenuhi
kebutuhan;
3) dalam pemilihan agregat,
agregat, hendaknya dipertimbangkan
dipertimbangkan agregat
agregat yang akan
digunakan merupakan agregat yang paling menguntungkan dalam penyerapan
aspal;
4) sebelum memulai
memulai pekerj
pekerjaan
aan terlebih dahulu harus
harus disiapkan persediaan bahan
material, sehingga setiap saat dibutuhkan selalu tersedia, hal ini dimaksudkan
untuk menjamin keseragaman bahan serta kesinambungan pekerjaan
pekerjaan;;
5) bahan tambah
tambah sebagai bahan anti
anti pengelupasan
pengelupasan dapat ditambahkan
ditambahkan (dicampur)
(dicampur)
pada aspal bila diperlukan.
2.2. Peralatan
2.3. Pelaksana
Pelaksanaan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) keselamatan para
para pelaksna dadan
n pengawas serta m masyarakat
asyarakat yang sedang
sedang berada
dalam daerah pekerjaan;
2) masalah lingkungan;
3) kelancaran arus lalu lintas pada daerah p
pekerjaan;
ekerjaan;
4) pekerjaan dilaksanakan pada cuaca b baik;
aik;
5) penyediaan sarana penerangan
penerangan yang cukup bila pekerjaan dilaksanakan pada
malam hari;
6) efektifitas pengoperasian alat agar dapat bekerja secara terus menerus pada
kecepatan normal.
2
SNI 03-3980-1995
03-3980-1995
BAB III
KETENTUAN-KETENTUAN
3.1. Bahan
1) agregat yang digunakan
digunakan harus memenuhi
memenuhi persyaratan terdiri da
dari
ri agregat lapisan
pertama dan agregat lapis kedua;
2) agregat harus
harus terdiri dari batu pecah atau k
kerikil
erikil pecah yan
yang
g bersih, kuat dan awet,
bebas dari kotoran, lempung, debu atau bahan lain yang dapat mempengaruhi
penyelimutan aspal;
3) agregat harus kering, bersudut, berukuran seragam dan harus memenuhi
ketentuan-ketentuan
ketentuan-ketentuan berikut :
(1) keausan dengan mesin L Los
os Angeles
Angeles 500 putaran lebih kecil 30% (SNI-2417-
(SNI-2417-
1991) Metode Pengujian Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi Los
Angeles;
(2) kelekatan terha
terhadap
dap aspal lebih besar 9 95%
5% (SNI-03-2439-1991),
(SNI-03-2439-1991), Metode
Metode
Pengujian Kelekatan Agregat Terhadap Aspal;
(3) perbanding
perbandinganan an
antara
tara u
ukuran
kuran terbesar rata-rata (AGD) terhadap ukuran terkecil
rata-rata (ALD) dari agregat penutup harus lebih kecil 2.3;
4) gradasi agregat
agregat penutup harus berad
berada
a dalam batas-batas yang sesuai deng
denganan
masing-masing ukuran nominal agregat penutup;
5) pemilihan ukuran agregat penutup
penutup tergantung jenis dan kekerasan permukana
yang ada dan volume lalu lintas per hari perjalur;
6) aspal yang digunakan sebagai bahan pengikat
pengikat dapat berupa aspal keras pen
80/100, aspal cair (RC, MC), aspal emulsi kationik (CRS-1, CRS-2), yang harus
memenuhi ketentuan yang berlaku;
7) bila menurut pereneana diperlukan bahan tambah sebagai bahan anti
pengelupasan dengan jumlah penggunaan tertentu harus dicampur dengan aspal
didalam tangki distributor selama 30 menit untuk menghasilkan campuran yang
seragam sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3.2. Peralatan
3.2.1 Peralatan di tempat penyimpanan bahan
1) Ketel aspal.
Ketel aspal untuk menyimpan dan memanaskan aspal harus mempunyai
kapasitas yang cukup, paling sedikit untuk satu hari pekerjaan, ketel harus
dilengkapi dengan alat pembakar hembus, termometer pengukur suhu dan alat
yang dapat mengukur secara teliti setiap volume aspal di dalamnya dan harus
dapat mengalirkan semua aspal yang ditampungnya.
2) Tongkat besi untuk kalibrasi aspal distributor dengan ukuran bagian dalam,
panjang 240 cm, lebar 25 cm, dan tinggi 120 cm harus dapat menampung aspal
panas yang disemprotkan aspal distributor dalam waktu dan tekanan pompa
tertentu, dan harus dilengkapi dengan kran untuk mengalirkan semua aspal yang
ditampungya.
3
SNI 03-3980-1995
03-3980-1995
3) Tongkat berskala.
Tongkat berskala harus lurus, kaku dan tahan panas untuk mengukur volume
aspal dalam kotak besi, dengan cara membaca angka pada tongkat sampai batas
permukaan setelah dicelupkan kedalam aspal secara vertikal sampai menyentuh
dasar kotak besi berisi aspal, pembacaan dilakukan pada setiap sudut dan
tengah kotak, volume aspal dalam kotak adalah rata-rata pembacaan.
4) Timbangan truck.
Timbangan truck biasanya dipasang di lokasi penyimpanan bahan, harus dari
jenis batang standar (standard beam type)
type),, mempunyai kapasitas yang cukup
untuk menimbang semua jenis truk digunakan dalam pengangkutan agregat dan
aspal distributor, dan mampu menimbang secara teliti pada pembebanan antara
10 kg beban total.
4
SNI 03-3980-1995
03-3980-1995
5
SNI 03-3980-1995
03-3980-1995
BAB IV
CARA PENGERJAAN
4.2. Pengangkutan
1) isi truk jungkit dengan agregat
agregat sesuai dengan keperl
keperluan
uan di lapangan dan ditu
ditutup
tup
terpal;
2) angkut agregat yang
yang akan ditebar dengan
dengan mengguna
menggunakan
kan truk jungkit yang bersih
bersih
apabila pekerjaan persiapan sudah selesai;
3) angkut aspal ke lapangan dengan
dengan meng
menggunakan
gunakan aspa
aspall distributor.
3) pasang tand
tanda
pengaspalanasebagai
denganpetunjuk
benangbagi
atau
atauoperator;
kapur atau cat pada
pada batas-batas
batas-batas samping
6
SNI 03-3980-1995
03-3980-1995
4) jalankan aaspal
spal distributor di atas ke
kertas
rtas batas awal dan batang penyemprot
penyemprot
dibuka; aspal distributor bergerak maju dengan kecepatan tetap sesuai dengan
yang ditetapkan, sampai batas kertas akhir, lalu pipa batang penyemprot ditutup;
5) singkirkan lembaran kertas;
6) perbaiki h
hasil
asil penyemprotan
penyemprotan aspal yang tidak merata dengan
dengan menggunakan
menggunakan
penyemprot aspal (hand sprayer).
4.5. Penghamparan
Penghamparan Lapis Kedua.
1) lakukan penghamparan
penghamparan lapis
lapis kedua sepe
seperti
rti penghamparan
penghamparan lapis pertama
dengan jumlah aspal dan agregat sesuai dengan ketentuan;
2) gunakan agregat
agregat dengan
dengan ukurun
ukurun agreg
agregat
at lebih kecil dibandingkan dengan
ukuran agregat lapis pertama dengan takaran penggunaan aspal sesuai
perencanaan;
3) padatkan agregat
agregat lapis kedua dengan
dengan menggunakan
menggunakan pemadat
pemadat roda karet
karet
sebanyak 4-5 lintasan;
4) bersihkan dengan
dengan sapu perm
permukaan
ukaan jalan dari kel
kelebihan
ebihan agregat
agregat setelah
pemadatan selesai;
5) pasang pemisah
pemisah jalur dan ramb
rambu-rambu
u-rambu lulu lintas dan
dan jalan dapat dibuka
dibuka
dengan kecepatan maksimum 20 km/jam;
6) sesuaikan dengan jenis aspal
aspal pepengikat
ngikat yang
yang digunakan,
digunakan, untuk pembukaan
pembukaan lalu
lintas kecepatan normal, yaitu :
(1) aspal cair MC = 2 x 24jam.
(2) aspal cair RC = 6 jam.
(3) aspal emulsi = 4 jam.
(4) aspal keras = 4 jam.
7
SNI 03-3980-1995
03-3980-1995
LAMPIRAN A
DAFTAR ISTILAH
8
SNI 03-3980-1995
03-3980-1995
9
SNI 03-3980-1995
03-3980-1995
10
SNI 03-3980-1995
03-3980-1995
11
SNI 03-3980-1995
03-3980-1995
12
SNI 03-3980-1995
03-3980-1995
13