Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO


NOMOR 5 TAHUN 2013
TENTANG

PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI MUKOMUKO,

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan kemampuan


keuangan pemerintah desa dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan
meningkatkan pendapatan masyarakat melalui
berbagai kegiatan usaha ekonomi masyarakat
perdesaan, didirikan badan usaha milik desa
sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan
Peraturan Daerah tentang Pedoman Pembentukan
Badan Usaha Milik Desa;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003 tentang
Pembentukan Kabupaten Mukomuko, Kabupaten
Seluma dan Kabupaten Kaur di Propinsi
Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 23, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4266);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4437) sebagaimana telah diubah beberapakali
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4844);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005
tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4587);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun
2011 tentang Pembentukan Produk Hukum
Daerah;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun
2010 tentang Badan Usaha Milik Desa;
10. Peraturan Daerah Kabupaten Mukomuko Nomor
10 Tahun 2006 tentang Kerjasama Desa
(Lembaran Daerah Kabupaten Mukomuko Tahun
2006 Nomor 46);
11. Peraturan Daerah Kabupaten Mukomuk Nomor
11 Tahun 2006 tentang Pengaturan Kewenangan
Desa di Kabupaten Mukomuko (Lembaran Daerah
Kabupaten Mukomuko Tahun 2006 Nomor 47);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH


KABUPATEN MUKOMUKO
dan
BUPATI MUKOMUKO

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEDOMAN
PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA.
BAB I

KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
a. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Mukomuko;
b. Daerah adalah Kabupaten Mukomuko;
c. Bupati adalah Bupati Mukomuko;
d. Camat adalah Perangkat Daerah yang mempunyai Wilayah kerja
ditingkat Kecamatan dalam Kabupaten Mukomuko;
e. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya disingkat
APBD, adalah suatu rencana keuangan tahunan daerah yang ditetapkan
berdasakan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten Mukomuko;
f. Perimbangan Keuangan Kabupaten dan Desa adalah dana yang
bersumber dari penerimaan APBD yang dialokasikan kepada Desa;
g. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal usul, adat-istiadat setempat yang diakui dalam sistem
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berada di
Kabupaten Mukomuko;
h. Pemerintahan Desa adalah Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa;
i. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa;
j. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah
lembaga legislasi, penyusunan peraturan desa, Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa, dan Keputusan Desa, serta penampung dan pengatur
aspirasi mesyarakat;
k. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa selanjutnya disingkat APB Desa
adalah anggaran tahunan dari program pemerintahan dan pembangunan
Desa yang dijabarkan dan diterjemahkan dalam angka-angka Rupiah,
yang mengandung perkiraan target pendapatan dan perkiraan batas
tertinggi belanja Desa;
l. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh
BPD bersama Kepala Desa;
m. Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut BUMDes, adalah
usaha desa yang dibentuk/didirikan oleh pemerintah desa yang
kepemilikan modal dan pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah desa
dan masyarakat yang berorientasi profit;
n. Usaha Desa adalah jenis usaha yang berupa pelayanan ekonomi desa
seperti, usaha jasa, penyaluran sembilan bahan pokok, perdagangan
hasil pertanian, serta industri dan kerajinan rakyat.

BAB II
PEMBENTUKAN
Pasal 2
(1) Adapun persyaratan pembentukan BUMDes adalah :
a. atas inisiatif pemerintah desa dan atau masyarakat berdasarkan
musyawarah warga desa;
b. adanya potensi usaha ekonomi masyarakat;
c. sesuai dengan kebutuhan masyarakat, terutama dalam pemenuhan
kebutuhan pokok;
d. tersedianya sumber daya desa yang belum dimanfaatkan secara
optimal, terutama kekayaan desa;
e. tersedianya sumber daya manusia yang mampu mengelola badan
usaha sebagai aset penggerak perekonomian masyarakat desa;
f. adanya unit-unit usaha masyarakat yang merupakan kegiatan
ekonomi warga masyarakat yang dikelola secara parsial dan kurang
terakomodasi; dan
g. untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan asli
desa.
(2) Mekanisme pembentukan BUMDes sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui tahap :
a. rembug desa/musyawarah untuk menghasilkan kesepakatan;
b. kesepakatan dituangkan dalam AD/ART yang sekurang-kurangnya
berisi: organisasi dan tata kerja, penetapan personil, sistem
pertanggung jawaban dan pelaporan, bagi hasil dan kepailitan;
c. pengusulan materi kesepakatan sebagai draft peraturan desa;
d. penerbitan peraturan desa; dan
e. penerbitan peraturan Desa tentang pendirian BUMDes tersebut
disahkan dengan Keputusan Bupati.

BAB III
PENGELOLAAN
Bagian Kesatu
Organisasi Pengelola
Pasal 3
Organisasi pengelola BUMDes terpisah dari organisasi pemerintahan desa.

Pasal 4
(1) Organisasi pengelola BUMDes sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3,
paling sedikit terdiri atas:
a. penasihat atau komisaris; dan
b. pelaksana operasional atau direksi.
(2) Penasihat atau komisaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
dijabat oleh Kepala Desa.
(3) Pelaksana operasional atau direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, terdiri atas :
a. direktur atau manajer; dan
b. kepala unit usaha.
(4) Pelaksana operasional atau direksi sebagaimana dimaksd pada ayat (3)
berasal dari masyarakat selain perangkat desa dengan persyaratan
sebagai berikut :
a. Warga Negara Indonesia;
b. Penduduk setempat;
c. Mempunyai kemauan, kemampuan dan kepedulian;
d. Dipilih secara musyawarah dan mufakat.

Pasal 5

(1) Pengelolaan BUMDes sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3,


berdasarkan pada :
a. anggaran dasar; dan
b. anggaran rumah tangga.
(2) Anggaran dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a memuat
paling sedikit rincian nama, tempat kedudukan, maksud dan tujuan,
kepemilikan modal, kegiatan usaha, dan kepengurusan.
(3) Anggaran rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
memuat paling sedikit hak dan kewajiban pengurus, masa bakti
kepengurusan, tata cara pengangkatan dan pemberhentian pengurus,
penetapan operasional jenis usaha, dan sumber permodalan.

Bagian Kedua
Tugas dan Kewenangan
Pasal 6
(1) Penasihat atau komisaris sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
huruf a, mempunyai tugas melakukan pengawasan dan memberikan
nasehat kepada pelaksana operasional atau direksi dalam menjalankan
kegiatan pengelolaan usaha desa;
(2) Penasihat atau komisaris dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mempunyai kewenangan meminta penjelasan
pelaksana operasional atau direksi mengenai pengelolaan usaha desa.

Pasal 7
Pelaksana operasional atau direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (1) huruf b, bertanggung jawab kepada pemerintahan desa atas
pengelolaan usaha desa dan mewakili BUMDes di dalam dan di luar
pengadilan.

Pasal 8
Pengelolaan BUMDes sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, dilakukan
dengan persyaratan:
a. pengurus yang berpengalaman dan atau profesional;
b. mendapat pembinaan manajemen;
c. mendapat pengawasan secara internal maupun eksternal;
d. menganut prinsip transparansi, akuntabel, dapat dipercaya, dan
rasional; dan
e. melayani kebutuhan masyarakat dengan baik dan adil.
Bagian Ketiga
Jenis Usaha dan Permodalan
Pasal 9
(1) BUMDes sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, terdiri atas jenis-jenis
usaha.
(2) Jenis-jenis usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. jasa;
b. penyaluran sembilan bahan pokok;
c. perdagangan hasil pertanian; dan/atau
d. industri kecil dan rumah tangga.
(3) Jenis-jenis usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa.
Pasal 10
Modal BUMDes berasal dari :
a. pemerintah desa;
b. tabungan masyarakat;
c. bantuan pemerintah Kabupaten;
d. pinjaman; dan/atau
e. kerja sama usaha dengan pihak lain.

Pasal 11
(1) Modal BUMDes yang berasal dari pemerintah desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 huruf a, merupakan kekayaan desa yang
dipisahkan;
(2) Modal BUMDes yang berasal dari tabungan masyarakat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 huruf b, merupakan simpanan masyarakat;
(3) Modal BUMDes yang berasal dari bantuan pemerintah, pemerintah
provinsi, dan pemerintah Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 huruf c, dapat berupa dana tugas pembantuan;
(4) Modal BUMDes yang berasal dari pinjaman sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 huruf d, dari pinjaman lembaga keuangan atau
pemerintah daerah yang diatur lebih lanjut dengan peraturan desa;
(5) Modal BUMDes yang berasal dari kerjasama usaha dengan pihak lain
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf e, dapat diperoleh dari
pihak swasta dan/atau masyarakat.

Pasal 12

Modal BUMDes selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, dapat


berasal dari dana bergulir program pemerintah dan pemerintah daerah yang
diserahkan kepada desa dan/atau masyarakat melalui pemerintah desa.
Bagian Keempat
Bagi Hasil dan Rugi
Pasal 13
Bagi hasil usaha desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, dilakukan
berdasarkan keuntungan bersih usaha.

Bagian Kelima
Kerjasama
Pasal 14
(1) BUMDes dapat melakukan kerjasama usaha antar 2 (dua) desa atau
lebih dan dengan pihak ketiga.
(2) Kerjasama usaha antar 2 (dua) desa atau lebih sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat dilakukan dalam satu kecamatan atau antar
kecamatan dalam satu Kabupaten.
(3) Kerjasama antar 2 (dua) desa atau lebih sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) harus mendapat persetujuan masing-masing pemerintahan desa;

Pasal 15

(1) Kerjasama usaha desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 dibuat


dalam naskah perjanjian kerjasama.

(2) Naskah perjanjian kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


paling sedikit memuat :
a. subyek kerjasama;
b. obyek kerjasama;
c. jangka waktu;
d. hak dan kewajiban;
e. pendanaan
f. keadaan memaksa;
g. penyelesaian permasalahan; dan
h. pengalihan.
Pasal 16
(1) Naskah perjanjian kerjasama usaha desa antar 2 (dua) desa atau lebih
dalam satu kecamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2),
disampaikan kepada camat paling lambat 14 (empat belas) hari sejak
ditandatangani;
(2) Naskah perjanjian kerjasama usaha desa antar 2 (dua) desa atau lebih
antar kecamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2),
disampaikan kepada bupati melalui camat paling lambat 14 (empat
belas) hari sejak ditandatangani
Bagian Keenam
Laporan Pertanggungjawaban
Pasal 17

(1) Pelaksana operasional atau direksi melaporkan pertanggungjawaban


pelaksanaan BUMDes kepada Kepala Desa;
(2) Kepala Desa melaporkan pertanggungjawaban BUMDes kepada BPD
dalam forum musyawarah desa.
BAB IV
PEMBINAAN
Pasal 18
(1) Bupati melakukan pembinaan, monitoring, evaluasi, upaya
pengembangan manajemen dan sumber daya manusia serta prakarsa
dalam permodalan yang ada di perdesaan;

(2) Bupati dapat mendelegasikan pelaksanaan pembinaan, monitoring,


evaluasi, upaya pengembangan manajemen dan sumber daya manusia
serta prakarsa dalam permodalan yang ada di perdesaan kepada camat;
(3) Kepala Desa mengkoordinasikan pelaksanaan pengelolaan BUMDes di
wilayah kerjanya.

BAB V
PENGAWASAN
Pasal 19

(1) BPD dan/atau pengawas internal yang dibentuk melalui musyawarah


desa melakukan pengawasan atas pengelolaan BUMDes;
(2) Inspektorat Kabupaten melakukan pengawasan atas pengelolaan
BUMDes.

BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 20
(1) BUMDes atau sebutan lain yang telah ada tetap dapat menjalankan
kegiatannya dan menyesuaikan dengan Peraturan Daerah paling lambat
1 (satu) tahun sejak ditetapkan;
(2) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Derah ini sepanjang
mengenai pelaksanaan pembetukan BUMDes, akan diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Bupati dan/atau Keputusan Bupati Mukomuko.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kabupaten Mukomuko.

Ditetapkan di Mukomuko
Pada tanggal 2 JULI or 2013
BUPATI MUKOMUKO,

TTD

ICHWAN YUNUS
Diundangkan di Mukomuko
Pada tanggal 2 JULI 2013

SEKRETARIS DAERAH,

TTD

SYAFKANI, SP
PEMBINA Tk I IV/b
NIP. 195305081976031007

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO TAHUN 2013 NOMOR:5

Anda mungkin juga menyukai