Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 2 FALSAFAH

TEORI ASPEK ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGI, METODOLOGI, DAN


AKSIOLOGI

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
INTAN PUTRI YANTI (21212030)
ZIATUL FAUZIA (21212003)
KIKI ROSIANI (21212034)
MUH ANDHIKA PUTRA PRATAMA (21212041)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) GUNUNG SARI


MAKASSAR
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat,inayah, taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunanmakalah ini tepat pada waktunya. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagaisalah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman
bagi pembaca untuk memperdalamilmu agama.Penulis berharap makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalamanbagi para pembaca, sehingga
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penulissadar bahwa masih banyak
kekurangan terhadap makalah ini. Oleh kerena itu, penulismeminta kepada para
pembaca untuk memberikan masukan bermanfaat yang bersifatmembangun untuk
kesempurnaan makalah ini agar dapat diperbaiki bentuk maupunisi makalah
sehingga kedepannya dapat menjadi lebih baik

Makassar, 12 oktober 2021


DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................ii
Daftar Isi ..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................................1
B. Tujuan Penulisan ......................................................................................2
C. Rumusan masalah .....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................3
A. Aspek ontologis, Epistemologis, Metodologi, Arsiologi ..........................3
BAB III PENUTUP .............................................................................................10
A. Kesimpulan...............................................................................................10
B. Saran ........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................11
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan dan kemajuan peradaban manusia dewasa ini tidak
terlepas dari peran ilmu. Bahkan perubahan pola hidup manusia dari waktu
ke waktu sesungguhnya berjalan seiring dengan sejarah kemajuan dan
perkembangan ilmu. Tahap-tahap itu kita menyebut dalam konteks ini
sebagai priodesasi sejarah perkembangan ilmu; sejak dari zaman klasik,
zaman pertengahan, zaman modern dan zaman kontemporer.
Kemajuan ilmu dan teknologi dari masa ke masa ibarat mata rantai
yang tidak terputus satu sama lain. Hal-hal baru yang ditemukan suatu
masa menjadi unsur penting bagi penemuan-penemuan lainnya di masa
berikutnya. Satu hal yang tak sulit untuk disepakati, bahwa hampir semua
sisi kehidupan manusia modern telah disentuh oleh berbagai efek
perkembangan ilmu dan teknologi, sektor ekonomi, politik, pertahanan
dan keamanan, sosial dan budaya, komunikasi dan transportasi,
pendidikan, seni, kesehatan, dan lain-lain, semuanya membututuhkan dan
mendapat sentuhan teknologi.
Semua kemajuan tersebut adalah buah dari perkembangan ilmu
pengetahuan yang tak pernah surut dari pengkajian manusia. Pengetahuan
berawal dari rasa ingin tahu kemudian seterusnya berkembang menjadi
tahu. Manusia mampu mengembangkan pengetehuan disebabkan oleh dua
hal utama; yakni, pertama manusia mempunyai bahasa yang mampu
mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi
informasi tersebut. Kedua, yang menyebabkan manusia mampu
mengembangkan pengetahuannya dengan cepat adalah kemampuan
berfikir menurut suatu alur kerangka berfikir tertentu.
Oleh karena itu, permasalahan tersebut perlu diuraikan lebih lanjut
melalui tema : “Landasan Ontologi, Epistemologi Dan Aksiologi Dalam
Filsafat Ilmu”.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Dapat Memberikan Pemahaman mengenai pengertian dan
konsep manusia dalampandangan islam
2. Dapat Memberikan Pemahaman mengenai eksistensi dan
martabat manusia dalampandangan islam
3. Dapat Memberikan Pemahaman mengenai tanggung jawab manusia
sebagai hamba Allahdan khalifah di muka bumi

C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan antologis
2. Apa yang di maksud dengan epistemology
3. Apa yang di maksud dengan metodologi
4. Apa yang di maksud dengan aksiologi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Aspek ontologis, Epistemologis, Metodologi, Arsiologi


1. Ontologis
Ontologis merupakan cabang teori hakikat yang membicarakan
hakikat sesuatu yang ada. Dari aliran ini muncul empat macam aliran
filsafat, yaitu : (1) aliran Materialisme; (2) aliran Idealisme; (3) aliran
Dualisme; (4) aliran Agnoticisme.
Ontologi merupakan salah satu di antara lapangan penyelidikan
kefilsafatan yang paling kuno. Awal mula alam pikiran Yunani telah
menunjukan munculnya perenungan di bidang ontologi. Dalam
persolan ontologi orang menghadapi persoalan bagaimanakah kita
menerangkan hakikat dari segala yang ada ini? Pertama kali orang
dihadapkan pada adanya dua macam kenyataan. Yang pertama,
kenyataan yang berupa materi (kebenaran) dan kedua, kenyataan yang
berupa rohani (kejiwaan).
Pembicaraan tentang hakikat sangatlah luas sekali, yaitu segala
yang ada dan yang mungkin adalah realitas; realita adalah ke-real-an,
riil artinya kenyataan yang sebenarnya. Jadi hakikat adalah kenyataan
sebenarnya sesuatu, bukan kenyataan sementara atau keadaan yang
menipu, juga bukan kenyataan yang berubah.
Pembahasan tentang ontologi sebagai dasar ilmu berusaha untuk
menjawab “apa” yang menurut Aristoteles merupakan The First
Philosophy dan merupakan ilmu mengenai esensi benda. Kata
ontologis berasal dari perkataan Yunani; On = being, dan logos =
logic. Jadi ontologi adalah the theory of being qua being ( teori
tentang keberadaan sebagai keberadaan). Sedangkan pengertian
ontologis menurut istilah , sebagaimana dikemukakan oleh S.
Suriasumantri dalam Pengantar Ilmu dalam Prespektif mengatakan,
ontologi membahas apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita
ingin tahu, atau dengan perkataan lain, suatu pengkajian mengenai
teori tentang “ada”. Sementara itu, A. Dardiri dalam bukunya
Humaniora, filsafat, dan logika mengatakan, ontologi adalah
menyelidiki sifat dasar dari apa yang nyata secara fundamental dan
cara yang berbeda di mana entitas dari kategori-kategori yang logis
yang berlainan (objek-objek fisis, hal universal, abstraksi) dapat
dikatakana ada; dalam kerangka tradisional ontologi dianggap sebagai
teori mengenai prinsip-prinsip umum dari hal ada, sedangkan dalam
hal pemakaiannya akhir-akhir ini ontologi dipandang sebagai teori
mengenai apa yang ada.
Term ontologi pertama kali diperkenalkan oleh Rudolf Goclenius
pada tahun 1636 M. Untuk menamai teori tentang hakikat yang ada
yang bersifat metafisis. Dalam perkembangannya Christian Wolff
(1679-1754 M) membagi metafisika menjadi dua, yaitu metafisika
umum dan metafisika khusus. Metrafisika umum dimaksudkan
sebagai istilah lain dari ontologi.[1]
Dengan demikian, metafisika umum atau ontologi adalah cabang
filsafat yang membicarakan prinsip paling dasar atau paling dalam
dari segala sesuatu yang ada. Sedang metafisika khusus masih dibagi
lagi menjadi kosmologi, psikologi, dan teologi.
Kosmologi adalah cabang filsafat yang secara khusus
membicarakan tentang alam semesta. Psikologi adalah cabang filsafat
yang secara khusus membicarakan tentang jiwa manusia. Teologi
adalah cabang filsafat yang secara khusus membicarakan Tuhan.
Di dalam pemahaman ontologi dapat diketemukan pandangan-
pandangan pokok pemikiran sebagai berikut :
1. Monoisme
Paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari
seluruh kenyataan itu hanyalah satu saja, tidak mungkin dua.
Haruslah satu hakikat saja sebagai sumber asal, baik yang asal
berupa materi ataupun berupa rohani. Tidak mungkin ada hakikat
masing-masing bebas dan berdiri sendiri. Istilah monisme oleh
Thomas Davidson disebut dengan Block Universe. Paham ini
kemudian terebagi ke dalam dua aliran:
a. Materialisme.
Aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah
materi, bukan rohani. Aliran ini sering juga disebut dengan
naturalisme. Mernurutnya bahwa zat mati merupakan
kenyataan dan satu-satunya fakta. Yang ada hanyalah materi,
yang lainnya jiwa atau ruh tidakl…

2. EPISTEMOLOGI
Epistemologi metode penuturan, juga analisis sistematik tentang
ide-ide untuk mencapai apa yang terkandung dalam pandangan.[3]
Epistemologi juga disebut teori pengetahuan (theori of knowledge).
Secara etomologi, istilah etomologi berasal dari kata Yunani episteme
= pengetahuan dan logos = teori. Epistemologi dapat didefinisikan
sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber,
struktur, metode dan syahnya (validitas) pengetahuan. Dalam
metafisika, pertanyaan pokoknya adalah “apakah ada itu?”, sedangkan
dalam epistemologi pertanyaan pokoknya adalah “apa yang dapat saya
ketahui?”
Persoalan-persoalan dalam epistemologi adalah:
a. Bagaimanakah manusia dapat mengetahui sesuatu?
b. Dari mana pengtahuan itu dapat diperoleh?
c. Bagaimanakah validitas pengetahuan itu dapat dinilai?
d. Apa perbedaan antara pengetahuan a priori (pengetahuan pra
pengalaman) dengan pengetahuan a posteriori (pengetahuan
purna pengalaman).
Epistemologi meliputi sumber, sarana, dan tatacara menggunakan
sarana tersebut untuk mencapai pengetahuan (ilmiah). Perbedaan
mengenai pilihan landasan ontologik akan dengan sendirinya
mengakibatkan perbedaan dalam menentukan sarana yang akan kita
pilih. Akal (Verstand), akal budi (Vernunft), pengalaman, atau
kombinasi antara akal dan pengalaman, intuisi, merupakan sarana
yang dimaksud dengan epistemologik, sehingga dikenal dengan
adanya model-model epiostemologik seperti: rasionalisme, empirisme,
kritisisme atau rasinalisme kritis, positivisme, fenomonologis dengan
berbagai variasinya. Pengetahuan yang diperoleh oleh manusia
melalui akal, indera, dan lain-lain mempunyai metode tersendiri
dalam teori pengetahuan, di antaranya adalah:
1) Metode Induktif
Induksi yaitu suatu metode yang menyimpulkan
pernyataan-pernyatan hasil observasi disimpulkan dalam suatu
pernyataan yang lebih umum. Yang bertolak dari pernyataan-
pernyataan tunggal sampai pada pernyataan-pernyataan universal.
Dalam induksi, setelah diperoleh pengetahuan, maka akan
dipergunakan hal-hal lain, seperti ilmu mengajarkan kita bahwa
kalau logam dipanasi, ia mengembang, bertolak dari teori ini kita
akan tahu bahwa logam lain yang kalau dipanasi juga akan
mengembang. Dari contoh di atas bisa diketahui bahwa induksi
tersebut memberikan suatu pengetahuan yang disebut sintetik.
2) Metode Deduktif
Deduksi ialah suatu metode yang menyimpulkan bahwa
data-data empirik diolah lebih lanjut dalam suatu sistem
pernyataan yang runtut. Hal-hal yang harus ada dalam metode
deduktif ialah adanya perbandingan logis antara kesimpulan-
kesimpulan itu sendiri. Ada penyelidikan bentuk logis teori itu
dengan tujuan apakah teori tersebut mempunyai sifat empiris atau
ilmiah, ada perbandingan dengan teori-teori lain dan ada pengujian
teori dengan jalan menerapkan secara empiris kesimpulan-
kesimpulan yang bisa ditarik dari teori tersebut.
3) Metode Positivisme
Metode ini dikeluarkan oleh August Comte (1798-1857).
Metode ini berpangkal dari apa yang telah diketahui, yang faktual,
yang positif. Ia mengenyampingkan segala uraian/persoalan di
luar yang ada sebagai fakta. Oleh karena itu, iamenolak
metafisika. Apa yang diketahui secara positif, adalah segala yang
tampak dan segala gejala. Dengan demikian metode ini dalam
bidang filsafat dan ilmu pengetahuan dibatasi kepada bidang
gejala-gejala saja.
4) Metode Kontemplatif
Metode ini mengatakan adanya keterbatasan indera dan
akal manusia untuk memperoleh pengetahuan, sehingga objek
yang dihasilkan pun akan berbeda-beda harusnya dikembangkan
sutu kemampuanakal yang disebut dengan intuisi. Pengetahuan
yang diperoleh lewat intuisi ini bisa diperoleh dengan cara
berkontemplasi seperti yang dilakukan oleh Al-Ghazali.
5) Metode Dialektis
Dalam filsafat, dialektika mula-mula berarti metode tanya
jawab untuk mencapai kejernihan filsafat. Metode ini diajarkan
oleh Socrates. Namun Plato mengartikannya diskusi logika. Kini
dialektika berarti tahap logika, yang mengajarkan kaidah-kaidah
dan metode

3. Metodologi
Secara harfiah istilah Metodologi berasal dari bahasa Yunani yaitu
“metodos” dan “logos”. Kemudian kata “metodos” terdiri atas 2 suku
kata yakni “metha” yang artinya melewati atau melalui “hodos” yang
artinya cara atau jalan.
Metode artinya : sebuah jalan yang dilewati untuk mencapai
tujuan. Sedangkan “logos” berarti ilmu. Jadi Metodologi adalah cara
atau ilmu-ilmu yang dipakai untuk menemukan kebenaran
menggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu dalam menemukan
kebenaran, tergantung dari realitas apa yang dikaji.
Ilmu terdiri dari 4 prinsip yaitu:
 Orde (keteraturan)
 Determinisme (sebab-musabab)
 Parsimoni (kesederhanaan)
 Empirisme (pengalaman yang bisa diamati)
Dari prinsip-prinsip tersebut maka terdapat banyak jalan untuk
dapat menemukan kebenaran. Metodologi adalah sebuah tata cara
yang menentukan proses penelusuran apa yang ingin digunakan.
Metodologi penelitian adalah sekumpulan kegiatan, peraturan serta
prosedur yang dipakai oleh peneliti suatu disiplin ilmu. Metodologi
juga merupakan suatu analisis teoritis tentang sebuah metode atau
cara. Penelitian merupakan sebuah penyajian yang sistematis dengan
tujuan untuk meningkatkan jumlah pengetahuan.
Metodologi adalah analisis teoritis sistematis dari metode yang
diterapkan pada bidang studi. Ini terdiri dari analisis teoritis dari tubuh
metode dan prinsip-prinsip yang terkait dengan cabang pengetahuan.
Biasanya, ini mencakup konsep seperti paradigma, model teoritis, fase
dan teknik kuantitatif atau kualitatif.
Metodologi juga merupakan studi tentang metode, pertimbangan
filosofis dan analitis dasar untuk, kesesuaian dan batas logis dari
berbagai pendekatan dan perspektif pada penelitian itu ssendiri
 Perbedaan Metode dan Metodologi
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan secara ringkas
perbedaan metode dan metodolog.
Berdasarkan Etimologi Metode (method) berarti metode
atau cara Metodologi terdiri dari dua suku kata yaitu method dan
logos yang artinya adalah ilmu tentang metode. Berdasarkan
Pengertian Metode adalah “prosedur, teknik, atau langkah untuk
melakukan sesuatu, terutama untuk mencapai tujuan tertentu.
Berdasarkan Sifat Metode bersifat khusus. Metode lebih berkaitan
dengan teknis saja dari keseluruhan yang dibahas dalam
metodologi.
Metodologi bersifat umum. Metodologi merupakan sistem
panduan untuk memecahkan persoalan, dengan komponen
spesifiknya adalah bentuk, tugas, metode, teknik dan alat.
 Kesimpulan:
Metodologi lebih bersifat general. Metodologi adalah
sistem panduan untuk memecahkan persoalan, dengan komponen
spesifiknya adalah bentuk, tugas, metode, teknik dan alat.
Metode berada di dalam metodologi, atau dengan kata lain,
metode lebih berkaitan dengan teknis saja dari keseluruhan yang
dibahas dalam metodologi. Dalam konteks penelitian, yang
termasuk metode adalah teknik penggalian data, teknik
pengolahan data, penentuan populasi serta sampel dan sejenisnya.

4. Aksiologi
Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan
bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Jadi yang ingin dicapai
oleh aksiologi adalah hakikat dan manfaat yang terdapat dalam suatu
pengetahuan. Aksiologi berasal dari kata Yunani: axion dan logos,
yang berarti teori tentang nilai.
Aksiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu axio dan logos. ...
Aksiologi sendiri dapat diartikan sebagai sebuah ilmu yang membahas
tentang hakikat manfaat atau kegunaan dari pengetahuan yang sudah
ada. Contoh Aksiologi Dalam Kehidupan Sehari-hari. Teori aksiologi
memiliki ranah di antaranya yaitu tentang etika dan estetika ...
 FUNGSI AKSIOLOGI
Jadi, aksiologi adalah aspek dalam ilmu filsafat yang
membahas tentang nilai atau moral yang berlaku dalam kehidupan
manusia. ... Peran utama aksiologi ini adalah memberi arah pada
manusia untuk melakukan suatu tindakan yang lebih baik. Kedua
adalah ekspresi keindahan
a. Menurut Bahasa
Aksiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Axios dan
Logos. Axios artinya nilai dan logos artinya ilmu, penalaran
dan teori. Aksiologi secara bahasa dipahami sebagai teori
tentang nilai atau rasionalitas nilai. Secara istilah, aksiologi
dipahami sebagai cabang filsafat yang membahas tentang nilai.
Aksiologi tidak lain adalah the teory of values. Aksiologi
dalam manifestasinya, misalnya membahas tentang mengapa
sesuatu itu dikatakan baik/buruk dan indah/tidak indah (Indo
Santalia, 2017).
b. Aksiologi Ilmu Keperawatan
Investigasi atau pertimbangan moralitas dari tindakan kita dan
pengetahuan atau cara berpikir yang mendasari adanya istilah
benar versus salah, baik versus buruk, kebaikan versus
keburukan, atau dapat juga diartikan dengan “untuk apa
pengetahuan tersebut dipergunakan,dan kaitannya dengan
penggunaanya dengan kaidah-kaidah moral
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengkajian terhadap suatu bidang pengetahuan harus
dibangun dari fondasi filsafat yang kuat, jelas, terarah, sistematis,
berdasarkan norma-norma keilmuan dan dapat
dipertanggungjawabkan. Filsafat ilmu merupakan kajian yang
dilakukan secara mendalam mengenai dasar-dasar ilmu.
Pendekatan yang digunakan dalam menguak landasan-landasan
atau dasar-dasar ilmu adalah melalui tiga hal.
Pertama, pendekatan ontologi, yaitu ilmu yang mengkaji
tentang hakikat. Teori hakikat pertama kali dikemukakan oleh
filsuf Thales yang mengatakan bahwa hakikat segala sesuatu itu
adalah air. Kemudian dalam perkembangannya, bermuncullah
paham-paham tentang ontologi meliputi monoisme, dualisme,
pluralisme, nihilisme, dan agnotisisme.
Kedua, pendekatan epistemologi, yaitu cabang filsafat yang
mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode dan syahnya
(validitas) pengetahuan. Dalam menemukan sumber pengetahuan
itu terdapat beberapa metode yaitu induktif, deduktif, positivisme,
kontemplatif, dan dialektis.
Ketiga, pendekatan aksiologi, yaitu teori tentang nilai (etika
dan estetika). Pada adasarnya ilmu harus digunakan untuk
kemaslahatan umat manusia. Ilmu dapat dimanfaatkan sebagai
sarana untuk meningkatkan taraf hidup manusia dan
kesejahteraannya dengan menitik beratkan pada kodrat dan
martabat manusia itu sendiri, maka pengetahuan ilmiah yang
diperoleh disusun dan dipergunakan secara komunal dan
universal. Ketiga pendekatan ini harus bisa menjawab hal-hal
berikut :
Bagaimana hakikat dari sesuatu yang ditelaah?
Bagaimana cara-cara memahami pengetahuan, langkah
langkahnya, sumbernya dan metodologinya?
Bagaimana urgensi, nilai dan kegunaan dari sesuatu itu?
Ke tiga landasan di atas merupakan dasar pijakan yang
sangat penting untuk dipahami dalam mendalami dasar-
dasar segala ilmu pengetahuan. Karena ke tiganya saling
berkaitan erat satu sama lain sebagai titik tolak dalam
pencapaian kajian hakekat kebenaran ilmu.

B. SARAN
Demikian makalah yang dapat kami paparkan mengenai
makalah keperawatan sebagai ilmu dan teori aspek ontologis,
epistemologi, metodologi, dan aksiologi. Semoga makalah ini
berguna bagi pembaca dan pendengar, khususnya bagi mahasiswa.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat
kesalahan. Oleh karena itu kritik atau saran yang membangun
kami harapkan untuk perbaikan makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Mudlor. 1994. Ilmu Dan Keinginan Tabu (Epistemologi


Dalam Filsafat). Bandung: Trigenda Karya.
Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metedologi Pendidikan
Islam. Jakarta: Ciputat Pres.
Idi, Jalaluddin Abdullah. 1997. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Gaya
Media Pratama.
Hidayat, Anwar, Ruang Lingkup Filsafat Ilmu: Ontologi,
Epistemologi Dan Aksiologi, (7 Januari 2014),
Margono, Soejono Soe. Pengantar Filsafat Louis O.Kattsoff.
Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.
Muhmidayeli. 2011. Filsafat Pendidikan. Bandung: Refika
Aditama.
Mustansyir, Rizal dan Munir, Misnal. 2001. Filsafat Ilmu.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Qomar, Mujamil. 2005. Epistemologi Pendidikan Islam: dari
Metode Rasional Hingga Metode Kritik. Jakarta: Erlangga.
Shamad, Abd dkk. 2012. Filsafat: Ontologi, Epistemologi dan
Aksiologi,
Soyomukti, Nuraini. 2011. Pengantar Filsafat Umum.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Susanto, A. 2001. Filsafat Ilmu. Jakarta: Bumi Aksara.
Syam, Nina W. 2010. Filsafat Sebagai Akar Ilmu Komunikasi.
Bandung: Simbiosa Rekatama.
Tafsir, Ahmad. 2003. Filsafat Umum. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
WibSurajiyo. 2005. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta: Bumi
Aksara

Anda mungkin juga menyukai