Tugas 1 Komunikasi Efektif
Tugas 1 Komunikasi Efektif
Tugas 1 Komunikasi Efektif
“ Komunikasi Efektif “
DOSEN PENGAMPU :
Ns. Milla Evelianti S, S.Kep., M.KM
DISUSUN OLEH :
Wanda Alfiani Syifa
204201516059 / RA.1
A. Pengertian
Johnson, Sutton dan Harris (2001: 81) menunjukkan cara-cara agar komunikasi
efektif dapat dicapai. Menurut mereka, komunikasi efektif dapat terjadi melalui atau
dengan didukung oleh aktivitas role-playing, diskusi, aktivitas kelompok kecil dan
materi-materi pengajaran yang relevan. Meskipun penelitian mereka terfokus pada
komunikasi efektif untuk proses belajar-mengajar, hal yang dapat dimengerti di sini
adalah bahwa suatu proses komunikasi membutuhkan aktivitas, cara dan sarana lain
agar bisa berlangsung dan mencapai hasil yang efektif.
Komunikasi adalah suatu proses. Oleh karena itu, ada beberapa komponen
(unsur) yang terlibat di dalamnya. Setidaknya ada delapan unsur komunikasi
menurut Gamble sebagaimana yang tertuang dalam modelnya (Liliweri, 1991).
ii
B. Unsur – Unsur Komunikasi Efektif
1. Sumber ( Source / Communicator )
Penerima adalah orang yang menerima pesan yang disampaikan oleh pengirim.
Pesan yang masuk pada penerima kemudian dipersepsi (persepsi adalah proses
memilih, menyortir, dan memberikan makna terhadap stimulus/informasi yang
masuk pada seseorang) sehingga menimbulkan efek tertentu pada penerima pesan.
3. Pesan ( Message )
Pesan adalah suatu materi yang dimiliki oleh sumber untuk dibagikan,
disebarkan, atau disampaikan kepada orang lain. Dalam bentuknya pesan
merupakan sebuah gagasan, pikiran, atau perasaan yang diterjemahkan pada simbol-
simbol untuk menyatakan suatu maksud tertentu.
5. Efek ( Effect )
Setiap proses komunikasi mempunyai hasil yang disebut efek. Efek adalah
perubahan-perubahan yang terjadi pada diri komunikan (penerima) setelah
menerima pesan.
iii
6. Umpan Balik ( Feedback )
Umpan balik adalah pesan yang ditransmisikan kembali oleh komunikan sebagai
hasil menterjemahkan pesan yang diterima komunikan. Umpan balik berfungsi
sebagai alat kontrol dalam proses komunikasi terhadap komunikator. Dengan
adanya umpan balik, maka komunikator dapat menentukan (menilai) pesan mana
saja yang dianggap berhasil dan pesan mana yang dianggap gagal, sehingga
komunikator dapat memperbaiki komunikasinya.
Setiap kita berkomunikasi dengan orang lain, selalu dipengaruhi oleh kebiasaan
- kebiasaan yang dibawa oleh latar belakang kehidupan seseorang, itulah yang
disebut bidang pengalaman. Ketika berkomunikasi, sebenarnya sedang membagi
pengalaman kepada orang lain, dan orang lain mempertukarkan pengalamannya
pada kita.
8. Gangguan ( Noise )
iv
C. Ciri – Ciri Komunikasi yang Efektif
Menurut Stewart L. Tubb dan Sylvia Moss (dalam Mulyana, 2001), komunikasi
yang efektif memiliki tanda-tanda antara lain:
1. Pemahaman
2. Kesenangan
Komunikasi akan efektif apabila timbul rasa senang diantara pelaku komunikasi,
baik pada saat komunikasi berlangsung maupun setelah proses komunikasi terjadi.
3. Mempengaruhi Sikap
Manusia adalah makhluk sosial, dia tidak akan bertahan hidup sendirian. Dia
butuh orang lain untuk melangsungkan kehidupannya. Dia membutuhkan hubungan
dengan yang lain, maka dia harus berinteraksi dengan sesamanya. Interaksi terjadi
kalau ada kontak dan komunikasi. Komunikasi yang dilakukannya bertujuan untuk
menumbuhkan hubungan yang baik. Hubungan yang baik dapat berupa kehangatan,
keakraban, atau saling cinta. Jika komunikasi menimbulkan hubungan yang tidak
baik, seperti perpecahan, kebencian, dan permusuhan, maka komunikasi menjadi
tidak efektif.
v
5. Tindakan
Efektifitas komunikasi biasanya diukur oleh tindakan nyata. tindakan yang nyata
merupakan indikator efektifitas komunikasi. Untuk menimbulkan tindakan, terlebih
dahulu harus menanamkan pengertian, menimbulkan kesenangan, membentuk
sikap, dan menumbuhkan hubungan yang baik. Tindakan merupakan akumulasi
seluruh proses komunikasi.
vi
2. Jurnal yang berkaitan dengan Aplikasi Komunikasi Efektif pada Perawat
Setengah dari informan berjenis kelamin laki-laki dan setengahnya lagi adalah
berjenis kelamin perempuan. Dengan rentang usia minimal adalah 26 tahun dan
maksimal usia informan adalah 40 tahun. Seluruh informan memilikilatar belakang
pendidikan yang sama yaitu D3 keperawatan dengan minimal lama bekerja di ICU
adalah tahun dan maksimal lama bekerja di ICU adalah 8 tahun.
vii
Konflik peran
viii
Faktor Demografi Keluarga
Dari hasil analisa data muncul tiga sub tema terkait faktor demografi keluarga
yang berhubungan dalam komunikasi antara perawat dengan keluarga pasien di ICU
yaitu : usia, pendidikan, dan ekonomi.
a. Usia
b. Pendidikan
Selain usia, status pendidikan juga sangat mempengaruhi komunikasi yang ada.
Adanya perbedaan tingkat pendidikan seseorang menjadikan setiap individu
memiliki pemahaman yang berbeda dalam mencerna informasi yang diberikan. Hal
ini seperti yang diungkapkan oleh 9 orang dari 10 informan bahwa mereka
mengalami kesulitan saat berkomunikasi dengan keluarga pasien yang memiliki
status pendidikan menengah ke bawah.
c. Ekonomi
Salah satu status sosial yang dapat mempengaruhi komunikasi yang ada adalah
ekonomi. Hal ini dikarenakan dibutuhkan banyak pemikiran dan pertimbangan
apabila menyangkut tentang pembiayaan mengingat hal ini merupakan sesuatu yang
sensitif bagi keluarga pasien.
ix
Kesalahpahaman
Keragaman budaya dan bahasa sering kali menjadi hambatan seseorang dalam
berkomunikasi. Hal ini dikarenakan setiap daerah memiliki perbedaan budaya dan
bahasa yang tentunya akan berpengaruh dalam komunikasi antar individu. Dari hasil
analisa data muncul dua sub tema terkait kesalahpahaman komunikasi yang sering
dialami oleh perawat dalam berkomunikasi dengan keluarga pasien di ICU yaitu :
budaya dan bahasa.
1. Budaya
2. Bahasa
x
Konflik Peran
Hal ini disebabkan oleh kelelahan yang mereka alami dan masalah pribadi yang
mereka hadapi sehingga berdampak pada penampilan mereka seperti menjadi jarang
senyum saat menyampaikan informasi kepada keluarga pasien. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Loghmani et al (2014) yang menyebutkan
bahwa masalah pribadi yang terjadi dapat mengganggu interaksi antara perawat
dengan keluarga pasien selain hal itu kekurangan staf ditambah dengan beban kerja
yang tinggi menyebabkan perawat tidak mempunyai waktu yang cukup untuk
keluarga pasien sehingga terjadilah interaksi negatif antara perawat dengan keluarga
(Loghmani, Borhani, & Abbaszadeh, 2014).
xi
3. Menganalisa Jurnal tersebut apakah termasuk Komunikasi Efektik atau bukan.
Untuk menciptakan komunikasi yang efektif dengan lawan bicara, maka pahami
dan kuasai materi tersebut, lalu mendengarkan lawan bicara, dan selalu
memperhatikan gaya bahasa.
xii
DAFTAR PUSTAKA
xiii