Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA I

PENENTUAN PANJANG GELOMBANG LASER He-Ne


DENGAN INTERFEROMETER MICHELSON

NAMA : DAVID CHRISTIAN


NIM : 08021281823047
KELOMPOK : IV (EMPAT)
HARI,TANGGAL` : SENIN,19 OKTOBER 2020
ASISTEN : 1. JAYA EDIANTA
2. SITI LAILATUROFIAH

LABORATORIUM FISIKA LANJUT


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
LAMPIRAN
Bab 10 Sifat Optik Gelombang Elektromagnetik

gelombang cahaya di dalam medium pertama adalah Au I n1


sehingga perubahan fase cahaya selama menempuh lintasan !t.x
adalah

= 4mt d tan ()h sin ()h


1

Au

Dengan demikaian, fase cahaya yang langsung dipantulkan oleh


bidang batas pertama saat mencapat titik A adalah

(10.60)

Dari persamaan (10.59) dan (10.60) maka beda fase dua gelombang
menjadi

(10.61)

Dari persamaan (10.61) kita akan menentukan kondisi terjadinya interrensi


konstruktif dan destruktif.

lnterferensi konstrukti f
Berdasarkan persamaan (10.61) maka interfernsi konstruktif terjadi
777
Bab 10 Sifat Optik Gelombang Elektromagnetik

jika beda fase merupakan kelipatan bulat dari 2n, atau

Atau

(10.62)

di mana m adalah bilangan bulat positif atau negative. Interefensi


konstruktif menyebabkan warna tampak pada film. Jadi, warna yang
kelihatan pada fUm adalah gelombang yang mengalami interferensi
konstruktif.

Interferensi destruktif
Berdasarkan persamaan (10.61) maka interfemsi destruktif terjadi
jika beda fase merupakan kelipatan ganjil dari n, atau

Atau

(10.63)

di mana m adalah bilangan bulat positif atau negative. Interefensi destruktif


menyebabkan warna hilang dari pancaran ftlm. Jadi, warna yang tidak
kelihatan pada ftlm adalah gelombang yang mengalami interferensi
destruktif.
Gelombang datang sejajar normal. Kita tinjau kasus khusus di
mana gelombang datang tegak lurus permukaan selaput. Gelombang datang
sejajar normal tidak bermakna bahwa arah datang gelombang benar-benar
sejajar dengan garis normal pada permukaan film , namun bisa juga
gelombang yang arahnya hampir sejajar dengan garis normal. Dalam
mkondisi demikian maka kita dapat melakukan pendekatan (Jd =0 dan
Bb = 0 . Dengan demikian s in Bb = 0 dan cos(Jb = I . Dengan demikian,
778
ISSN 1979-4657

INTERFEROMETER MICHELSON DAN CCD WEBCAM


SEBAGAI PENENTU FREKUENSI GETAR OBJEK

Afdbal Muttaqin, Nadia Mayani


Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas
Kampus Unand Limau Manis, Padang, 251 63
Emai l: allz @fmipa.unand.ac .id

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian pengukuran getaran suatu obyek dengan menggunakan interferometer
Michelson dan CCO webcam. Pola intereferensi dihasilkan dari perbedaan lintasan laser Helium-
Neon dengan panjang gelombang 632,8 nm melewati obyek getar speaker pie::.o yang diletakkan
pada cermin uji. Pemberian frekuensi getar dimulai 5 Hz - 30 Hz dengan kelipatan 5 Hz serta
frekuensi I KHz-20 KHz dengan kelipatan I KHz. CCO webcam dapat merekam berkas sinar
laser dari cermin referensi dan cermin uji dengan kemampuan ceo webcam 30 frame perdetik.
Perubahan intensitas laser yang menggambarkan frekuensi getar obyek dapat dilihat pada
frekuensi di bawah frekuensi ceo webcam.
Kata kunci : frekuensi getar dan interferometer Michelson

1. PENDAHULUAN
Interferometer Michelson merupakan ins trumen yang dapat menghasilkan pola f ringe
yang dihasilkan dari perbedaan lintasan cahaya yang diterima oleh layar (Be iser, 1992,
Guather 1990, Laud dkk 1998). Interfer ometer ini terdiri dari beam spitter, dua buah
cermin yakni cerrnin referensi dan cermi n uji. Jika cerrnin uji interferometer Michelson
dipasang obyek uji sepeni speaker piezo yang digetarkan dengan pembangkit sinyal
generator, sumber cahaya laser dan fotodetektor yang dihubungkan dengan osiloskop
dapat mengukur frekuensi getar suatu o byek. Kelemahannya adalah perubahan puncak
dan lembah ge lombang di osilosko p yang menggambarkan frekuensi getar objek, sulit
untuk di amati karena gelombang berubah-rubah dan bergerak pada osiloskop (Singh,
1996, Tischler, 1992, Wibowo, 2003, Widodo, 1995).
Seiring dengan kemajuan teknologi maka pengukuran getaran suatu obyek atau benda
melalui peribahan intensitas mengalami perkembangan, di mana fotodetektor dapat
diganti dengan menggunakan ceo webcam. ceo webcam dapat merekam perubahan
intensitas laser dan perubahan intensitas laser mengandung parameter fisis seperi
frekuensi getar obyek. Pengoperasian interferometer Michelso n, CCO webcam dan laser
Helium-Neon sangat mudah sehingga dengan memanfaatkan keuntungan-keuntungan ini
maka frekuensi obyek dapat ditentukan melalui perubahan intensitas laser.

2. METODE PENELITIAN
lnstrumen penelitian seperti interferometer Michelson, laser Helium-Neon, sinyal
generator, dan CCO webcam di susun seperti Gambar I :

JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 2 NO 1, MARET 2010 15


Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Pengukuran Panjang Gelombang Cahaya Laser Dioda


Mengunakan Kisi Difraksi Refleksi dan Transmisi
Minami*, Saktioto, Gita Lestari
Laboratorium Fotonik, Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Riau
Kampus Bina Widya
*Email: m.inarni@ unri. a c. id
Abstrak. Laser dioda adalah laser semikonduktor yang tersedia secara komersial dengan
berbagai panjang gelombang dari panjang gelombang Ultra Violet dekat ( Near UV) sampai
ke Infra Merah jauh (Far IR). Laser dioda bergantung pada variasi arus injeksi, suhu dan
faktor lainnya sehingga panjang gelombang keluarannya perlu diukur sebelum digunakan.
Panjang gelombang laser dioda dapat diukur mengunakan sebuah wavemeter, akan tetapi
alat ukur panjang gelombang komersial mempunyai harga yang relatif mahal untuk
Laboratorium skala kecil. Cara sederhana dapat dilakukan mengunakan kisi difraksi. Pada
penelitian ini dua jenis kisi difraksi yaitu sebuah kisi difraksi refleksi mengunakan sebuah
compact disc (CD) dan kisi difraksi transmisi merk Phywee dengan 300 garis/mm digunakan
untuk mengukur panjang gelombang tiga buah Laser dioda dengan panjang gelombang
berbeda. Sebelum CD digunakan, jarak antara track (pit) dalam CD yang berfungsi sebagai
kisi perlu diukur. Pengukuran ini dilakukan dengan metode difraksi mengunakan Laser He-
Ne yang panjang gelombangnya terdefenisi dengan baik yaitu 632,8 nm. CD yang digunakan
adalah CD yang belum diisi data dengan kapasitas 720 MB dan 700 MB. Dari basil
penelitian, jarak antara pit atau Iebar yang diperoleh adalah 1463,6 ± 6,2 nm dan 1454,4 ±
4,1 nm untuk masing masing CD. Pengukuran mengunakan kisi difraksi transmisi
mempunyai standar deviasi yang lebih rendah dibanding pengukuran mengunakan kisi
difraksi refleksi masing masing yaitu 532,0 ± 0,7 nm dan 532,4 ± 1,8 nm, 633,4 ± 1,67 dan
637,8 ± 3,1, 834,1 ± 3,1 dan 835,3 ± 5,1. Harga ini mendekati harga yang tertera pada
masing-masing kemasan Laser yaitu Laser Hijau 532 nm, Merah 638 nm, dan Infra Merah
830 nm.

Kata Kunci: Pengukuran Panjang Gelombang, Compact Disc, Kisi Difraksi, Laser Dioda

PENDAHULUAN Laser dioda merupakan laser yang paling


banyak aplikasinya dibanding laser jenis
Laser adalah sebuah sumber cahaya yang lainnya. karena laser dioda tersedia secara
koheren, hampir monokromatik dan searah. komers ial dengan berbagai panjang
Laser merupakan singkatan dari Light gelombang, bentuk yang kompak, daya
Amplification by Stimulating Emission of yang besar dan harga yang relatif murah.
Radiation yang berarti cahaya diperkuat Namun laser dioda mempunyai kekurangan
melalui proses emisi yang dipicu. Laser yaitu bentuk berkasnya yang eliptikal dan
terdiri dari beberapa jenis bergantung pada panjang gelombang mudah berubah karena
medium laser yang digunakan. Seperti zat pe rubahan lingkungan. Pengukuran panjang
padat, cair, gas dan semikonduktor. Laser gelombangnya perlu dilakukan.
zat padat yang paling dikenal adalah laser Menentukan panjang gelombang cahaya
Ruby, laser Ti:S, dan laser Nd:YAG, laser dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
sedangkan untuk laser gas adalah laser He- metode difraksi mengunakan kisi difraksi
Ne dan Laser C02 . Laser Dye dan laser dan interferensi. Metode difraksi digunakan
dioda masing-masing adalah contoh laser pada alat ukur monokromator dan
zat cair dan semikonduktor [ 1] . spektrometer sedangkan metode inte rfe rensi
digunakan pada interferometer dan

e ~ 2013 FHfPA ll~ 1167


-

Mengenal Laser dan Hologram


• Penyusun : Sadimin Edisi Digital 2019
• Editor : ina Setyaningsih
• Lay Out : Prastuti lli.
• Oesain Sampul : Sucipto
• Perwajahan : Sugiyatno
• ISBN : 978-979-021-484-2 ISBN: 978-623-263-216-5 (PDF)
ALPRJN
Jl. leburan 8 No. 64. Kelurahan
fleburan,Kecamatan Semarang
Selatan, Semarang.Jawa Tengah. Kode
fos 50241 --
• Hak Cipta Dilindungi Undang-undang
-
Untuk memudahkan lebih memahami tentang laser,
gam bar di bawah ini menggambarkan perbedaan pancaran
cahaya biasa dengan yang dihasilkan o leh laser.

~
/0J\J\
I
Cahaya Laser Konstan

Cahaya Biasa Tidak Konstan

.t. Perbedaan slnar blasa dan laser


Sumbe r : Enslklopedla IPTEK

Pancaran cah aya pada Ia er, terlihat bahwa Ia e r


m c mpun yai arah ya ng luru s d an t idak mclcbar
scdangkan s inar biasa tidak tcratur d an mcleba r. Dalam
-
kehidupa n sehari-h ari kita s udah biasa meliha t sina r
berwarna p utih yang dihas ilkan oleh matahari, lampu,
dan seba ga iny a . Sebena rny a, warna putih tersebu t
dihasilkan o leh ca mpuran beberapa wa rna cahaya.
Panjang gelombang laser merupakan sa lah satu dari
sekjan campuran cahaya tersebut atau yang lebih sering
disebut dengan cahaya monokromatik.

• mengenal lasef danHologram s)


A Sinar biasa pada lampru pijar menunjukkan sinar yang
t ak sederap (kiri). Sedangkan sinar laser yang
didorongkan jumlah foton memancar searah (kanan).
Sumber: Ilmu Pengetahuan Populer

Ciri khas laser yang lain adalah mempunyai


gelombang cahaya yang fasenya sama, sehingga saling
memperkuat ya ng menyebabkan laser mempunyai
pancaran yang kuat. Untuk itu, Anda jangan mencoba-
coba mengenakan laser
lan gs ung kc mata. Sebagai
perbandingan, 1 mW power
cahaya yan g digunakan pada
-
laser akan menjadi sekitar 1000
ka li dari lampu biasa.

Cahaya laser bersifat sejajar dan amat kuat hlnggar •


mampu melubangi benda dari bahan logam.
Sumber: www.masterblog .front.lv

mengenallaser dan Hologram •


Pada lampu biasa (contoh: bohlam, neon dan
sebagainya), cahayanya berpendar dan membias. Jadi
yang mengena ke mata hanya sepersekian dari
-
keseluruhan cahaya yang keluar dari lampu tersebut.
Pada laser, cahaya tersebut tidak membias, tetapi hanya
me mancar satu arah, sehingga hanya dengan 1 mW dapat
membuat mata menjadi tidak normal karena seluruh
intensitas cahaya mengenai mata.

C. Sejarah Penemuan Laser


Prinsip kerja laser mulai digagas oleh ilmuwanAlbert
Einstein pada tahun 1917 dalam karyanya yang berjudul
Q11antentlteorie Zur der Strahlung (Pada Quantum Theory of
Radiation), meletakkan dasar untuk penemuan laser.
Pada tahun 1928, Rudolph W. Landenburg
menemukan keberadaan mendorong penyerapan emisi
dan negatif. Pada tahun 1939, Valentin A. Fabrikant
mendorong penggunaan emisi untuk mempe rkuat
"singkat" gelombang.
Tahun 1947, Willis E. Lamb dan R. C. Rutherford
menemukan percobaan dalam mendorong emisi
s pektrum hidrogen dan menjadikan demons tras i
pertama yang mendorong emisi.
Pada tahun 1950, Alfred Kastler (Nobel untuk Fisi ka
1966) mengusulkan metod e pemompaan optik, yang
dikonfirmasi oleh eksperimen Brossel, Kastler Winter.
--
• mengenallaser dan Hologram -
Pada 1953, Charles H . Townes dan James P. Gordon serta -
Herbert J. Zeiger memproduksi pertama microwave am-
plifier, perangkat yang beroperasi pada prinsip serupa
dengan laser.

<4 Theodore Maiman,


ketlka melakukan ujl
coba pertama
penggunaan laser
pada tahun 1960.
Sumber:
Ensiklopedia IPTEK

Tahun 1957 mulai dicoba dipraktikkan oleh em pat


ahli fisika Amerika Serika t ya itu Gordon Gould, Thedore
Maiman, Leonard Schawlow, dan Charles Town mencoba
merngembangkan penelitiannya tentang infra maser.
Yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan mase r
optik.
Pad a waktu ber amaan, Goul d seorang mahasiswa
kedokteran juga sedang menyiapkan tesis mengenai sinar
rad iasi. lsti lah laser diperke nalkan pertama kali oleh
Gou ld dalam kertas kerjanya pada tahun 1959.
--
(a mmgmal Laser dan Hologram•
-

Anda mungkin juga menyukai