Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

SEISMIK EKSPLORASI

DEKONVOLUSI

OLEH
NAMA : ANUGRAH HENDRICO PUTRA
NIM : 08021281823040

LABORATORIUM GEOFISIKA
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. PENDAHULUAN
Data seismic yang sudah didemultiplex dan disimpan dalam pita magnetic yang
baru mengalami penyesuaian format saja sehingga pengaruh dari gangguan pulsa seperti
multiple, reverberation, ghost dan ground roll yang terdapat dalam rekaman belum hilang.
Kita dapat mengasumsikan bahwa bentuk gelombang output sebagai proses
konvolusi gelombang input dengan impuls bumi. Untuk mengembalikan bentuk output
ideal kita harus melepaskan konvolusi ini, dengan perkataan lain dilakukan “Dekonvolusi.
Secara fisis dekonvolusi ini merupakan penerapan dari invers filter (konvulisi merupakan
suatu filter). Filter yang dimaksud adalah filter alami yaitu filter bumi berupa low pass
filter, dimana sinyal impulsive dinamit dirubah menjadi wavelet yang panjangnya beberapa
millisecond panjangnya wavelet ini mengakibatkan daya resolusinya berkurang karena
kemampuan membedakan dua peristiwa refleksi yang berdekatn menjadi berkurang.
Proses inverse ini bertujuan untuk mendapatkan kembali informasi bawah permukaan dari
data rekaman yang teramati. Jadi proses dekomvulusi ini dapat diartikan sebagai proses
penghilangan pengaruh yang tidak diinginkan yang terjadi di dalam bumi dengan
menggunakan perumusan fisis yang rasional.
Jika X(t) adalah trace sesimik, w(t) adalah wavelet dan e(t) adalah koefisien refleksi
atau impuls respon dari bumi maka:

X(t) = w(t) * e(t)

Tanda (*) menyatakan konvolusi

Bila diambil a(t) adalah imversi filer atau dekonvolusi maka impuls respon dari bumi dapat
ditulis:

e(t) = a(t) * x(t)

bila persamaan ini dimasukan ke dalam persaman sebelumnya akan diperoleh:


X(t) = w(t) * a(t) * e(t)

Agar persamaan ini dipenuhi maka:

w(t) * a(t) = d(t)

dimana: d(t) adalah kronecker delta

d(t) = 1 untuk t = 0

= 0 untuk t = 1

dengan demikian operator invers filter a(t) dapat diperolh dengan formasi:

a(t) = d(t) * w(t)

dimana w(t) adalah invers dari wavelet yang diasumsikan diketahui

Diatas telah dijelaskan bagaimana operasi invers filter serta cara memperolehnya
dengan asumsi trace seismic merupakan konvolusi antara wavelet dengan koefisien
refleksi, tanpa gangguan yang pada penyataaannya hal ini tidak mungkin ditemui.

Untuk dapat mendisain suatu invers filter diperlukan informasi bentuk input wavelet
sebelum diganggu oleh filter bumi. Wavelet dapat diperoleh dari

1. Rekaman (signature)
2. Impuls respon cari instrument
3. Dicari dengan autokoreksi trace seismic
Pada pusat pengolahan data seismic dikenal tiga dekonvolusi yaitu:

1.2. Spike Deconvolution


Spike Dekonvolusi atau Withening Deconvolution didisain dengan asumsi bahwa
wavelet yang digunakan berupa impuls (spike) sehingga keluaran yang diharapkan adalah
trace seismic yang mendekati fungsi seismic masukan Gambar 6 – 1, memperlihatkan
spektrumamplitudo trace seismic masukan, operatornya dan keluaran yang dinginkan pada
proses Spike Dekonvolution. Terlihat bahwa spectrum amplitude dari operator merupakan
invers spectrum amplitude trace masukan.
1.3. Gap Deconvolution (Predictive Deconvolution)
Gap Deconvolution didisain dengan menggunakan fungsi autokorelasi dari trace
masukan yang diasumsikan sebagai Signatur Wavelet. Operator, dapat dibedakan menjadi
dua bagian yaitu bagian yang tidak aktif (gap) dan bagian yang aktif. Panjang Gap diambil
dari First Zero Crossing atau Second Zero Crossing dari fungsi autokorelasi (gambar 6 – 2).

Dikatakan sebagai Preditive Deconvolution karena efeknya menekan gangguan-


gangguan yang diramalkan setelah terjadi sesuatu peristiwa refleksi yang belum dapat
dipastikan seperti multiple atau reverbrasi (Terlampir Pada Gambar 1 dan Gambar 2).

1.4. Signature Deconvolution


Signatur Wavelet adalah bentuk wavelet yang bila dikonvolusi dengan koefisien
refleksi akan menghasilkan trace seismic yang diamati. Operator dari invers filter untuk
dekonvolusi dapat didisain berdasarkan invers spectrum dan signature tersebut. Jadi
Signatur Wavelet harus sudah diketahui.

Signatur Wavelet dapat diperoleh dan perekaman di lapangan atau eksraksi wavelet
dari trace masukan atau dapat juga diramalkan berdasarkan impuls respon dari istrumen
(Sutopo,2018).
DAFTAR PUSTAKA

Sutopo, 2018. Petunjuk Praktikum Seismik Eksplorasi. Indralaya : Universitas Sriwijaya.


LAMPIRAN
LAMPIRAN GAMBAR

TRACE A

AMPLITUDE

or

LOG AMPLITUDE
-------

Gambar 1. Spektrum Amplitudo trace sesimik (Sutopo, 2018).

Gambar 2. Contoh fungsi autokorelasi (Sutopo, 2018).

Anda mungkin juga menyukai