Anda di halaman 1dari 150

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF

CARE) PADA NY “A” DI PMB WINARTI, S.ST DESA


SUMBERDADI KECAMATAN SUMBERGEMPOL
KABUPATEN TULUNGAGUNG

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun Oleh :
SARI WULANDARI
NIM. 18.0106.016

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


UNIVERSITAS TULUNGAGUNG
TAHUN 2020

i
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF
CARE) PADA NY “A” DI PMB WINARTI, S.ST DESA
SUMBERDADI KECAMATAN SUMBERGEMPOL
KABUPATEN TULUNGAGUNG

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Ujian Akhir


Pendidikan Diploma 3 Kebidanan Prodi D3 Kebidanan
Universitas Tulungagung

Disusun Oleh :
SARI WULANDARI
NIM. 18.0106.016

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


UNIVERSITAS TULUNGAGUNG
TAHUN 2020
HALAMAN PERSETUJUAN

ii
Laporan tugas akhir Asuhan Kebidanan Komprehensif (Continuity Of Care/

COC) pada Ny “A” di PMB Winarti, S.ST Desa Sumberdadi Kecamatan

Sumbergempol Kabupaten Tulungagung yang disusun oleh Sari Wulandari NIM.

18.0106.016 telah kami setujui untuk diseminarkan di hadapan tim penguji

Laporan Tugas Akhir Program Studi D3 Kebidanan Tulungagung pada tanggal

Tulungagung, 22 Januari 2021

Pembimbing 1 Pembimbing 2

SITI SUCIATI, S.Si.T.,M.Keb WIDYA LUSI A, S.S.T, MPH


NIDN. 07 210384 01 NIDN 07 230482 01

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir Asuhan Kebidanan Komprehensif (Continunity of

Care/COC) pada Ny “A” di PMB Winarti, S.ST Desa Sumberdadi Kecamatan

Sumbergempol Kabupaten Tulungagung disusun oleh Sari Wulandari NIM.

18.0106.016 telah diseminarkan pada tanggal dihadapan tim penguji Laporan

Tugas Akhir Program Studi D3 Kebidanan Universitas Tulungagung, dan telah

diperbaiki.

Tulungagung, 22 Januari 2021

Team penguji

Penguji I : Ernik Rustiana, S.ST., M.Keb


NIDN. 07 050780 04

Penguji II : Anita Dwi A.S, S.ST., M.Keb


NIDN. 07 240887 04

Penguji III : Widya Lusi Arisona, S.ST., MPH


NIDN. 07 230482 01

Mengetahui,

Ketua Program Studi D3 Kebidanan

Universitas Tulungagung

Siti Suciati, S.Si.T, M.Keb


NIDN. 07 210384 01

iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini saya :

Nama : Sari wulandari

NIM : 180106016

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Laoran Tugas Akhir yang saya

tulis ini berjudul “ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY

OF CARE/ COC) PADA NY “A” DI PMB WINARTI, S.ST KABUPATEN

TULUNGAGUNG” adalah hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan

pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan

atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Laporan tugas

akhir ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi perundang-undangan

yang berlaku.

Tulungagung,

Yang Membuat pernyataan

Sari Wulandari
NIM. 180106016

Mengetahui,

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Siti Suciati, S.SiT, M.Keb Widya Lusi Arisona, S.ST, MPH


NIDN. 07 210384 01 NIDN. 07 210384 01

v
vi
RINGKASAN
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF (CONTINUITY OF CARE/
COC) PADA NY “A” DI PMB WINARTI, S.ST DESA SUMBERDADI
KECAMATAN SUMBERGEMPOL KABUPATEN TULUNGAGUNG

Oleh :
SARI WULANDARI
18.0106.016

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
ukuran terpenting dalam menilai indikator keberhasilan pelayanan kesehatan di
Indonesia. Tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini adalah untuk
memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III
sampai KB.
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah continuity of care (COC)
dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny “A” usia 24 tahun
masa kehamilan trimester III sampai KB di PMB Winarti Desa Sumberdadi
Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung yang dilakukan dari tanggal
28 Oktober 2020 sampai 30 Desember 2020.
Selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny A. Masa
persalinan berjalan dengan lancar, asuhan yang diberikan sesuai dengan teori
APN. Kunjungan neonatus sampai nifas keadaan ibu dan bayi sehat dan normal
serta tidak ada keluhan. Pada metode kontrasepsi memilih KB suntik 3 bulan.
Kesimpulan asuhan pada Ny. A tidak ditemukan kesenjangan antara kenyataan
dan teori dalam pemberian asuhan sudah sesuai teori dan fakta yang ada
dilapangan. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi
komplikasi pada saat masa kehamilan sampai KB.

Kata kunci: Asuhan Kebidanan Komprehensif

vii
COMPREHENSIVE OBSTETRICS CARE CONTINUITY OF CARE (COC) at
Mrs. “A” in WINARTI, S.ST MIDWIFE INDEPENDENT PRACTICE
SUMBERDADI VILLAGE, SUMBERGEMPOL DISTRICT,
TULUNGAGUNG REGENCY

By :
SARI WULANDARI
18.0106.016

Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR) are the most
important measures in assessing the indicators of success in health services in
Indonesia. The purpose of the preparation of this final report is to provide
comprehensive midwifery care from third trimester pregnant women to family
planning.
The method used in this research is continuity of care (COC) by documenting
SOAP Notes. The research subject was Mrs. "A", age 24, from the third trimester
of pregnancy to family planning at PMB Winarti, Sumberdadi Village,
Sumbergemp28 District, Tulungagung Regency, which was conducted from 29
October 2020 to 30 December 2020.
During the third trimester of pregnancy there were no complications in Mrs.
A. The delivery period went smoothly, the care provided was in accordance with
the APN theory. Neonatal visits until the postpartum condition of the mother and
baby are healthy and normal and there are no complaints. The contraceptive
method chose 3-month injection contraception.
Conclusion of care for Mrs. A there was no gap between reality and theory in
providing care according to theory and facts. This midwifery care is given to help
reduce complications during pregnancy and family planning.

Keywords: Comprehensive Midwifery Care

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir ini sebagai persyaratan Pendidikan Akademik dalam
menyelesaikan program D3 Kebidanan di Program Studi D3 Kebidanan
Universitas Tulungagung.
Penulis Laporan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini
ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kami sampaikan kepada :
1. Kedua orang tua penulis yang telah memberi dukungan moral maupun materi
dalam penyelesaian Laporan Tugas Akhir.
2. Siti Suciati, S.Si.T.,M.Keb selaku Ketua Program Studi D3 Kebidanan
Universitas Tulungagung yang telah memberikan ijin penelitian.
3. Siti Suciati, S.Si.T,M.Keb yang telah memberikan bimbingan serta petunjuk
yang sangat berharga bagi penulis dari awal hingga akhir penulisan Laporan
Tugas Akhir ini.
4. Widya Lusi Arisona, S.ST.MPH yang telah memberikan bimbingan serta
petunjuk yang sangat berharga bagi penulis dari awal hingga akhir penulisan
Laporan Tugas Akhir ini.
5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu hingga terselesaikannya Laporan Tugas Akhir ini.
Besar harapan kami semoga Laporan Tugas Akhir ini berguna bagi penulis
selanjutnya dan juga diharapkan mampu mencapai tujuan yaitu memberikan
kontribusi bagi kemajuan program kesehatan. Namun demikian penulis menyadari
bahwa masih banyak kekurangan. Oleh karena itu demi kesempurnaan, penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak, untuk
menyempurnakannya.

Penulis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................. i
HALAMAN SAMPUL DALAM.......................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...................... v
ABSTRACT............................................................................................ vi
KATA PENGANTAR........................................................................... vi
DAFTAR ISI.......................................................................................... vii
DAFTAR TABEL.................................................................................. viii
DAFTAR BAGAN................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... x
DAFTAR SIMBOL, SINGKATAN DAN ISTILAH.......................... xi

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Batasan Masalah............................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian............................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian........................................................................... 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Dasar
1. Kehamilan Trimester III.............................................................. 9
2. Persalinan.................................................................................... 20
3. Nifas............................................................................................ 36
4. Neonatus...................................................................................... 40
5. Keluarga Berencana..................................................................... 46
B. Kerangka Konsep............................................................................. 53

BAB 3 METODE PENELITIAN


A. Model Asuhan Kebidanan................................................................ 54
B. Kerangka Operasional...................................................................... 55
C. Subyek Penelitian Asuhan Kebidanan............................................. 56
D. Kriteria Subjek................................................................................. 56
E. Instrumen Pengumpulan Data.......................................................... 56
F. Metode Pengumpulan Data.............................................................. 57
G. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................... 58
H. Etika Penelitian................................................................................ 59
BAB 4 PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
A. Asuhan Kebidanan Kehamilan Pada Ny. A..................................... 60
B. Asuhan Kebidanan Persalinan Pada Ny. A...................................... 68
C. Asuhan Kebidanan Nifas Pada Ny. A.............................................. 81
D. Asuhan Kebidanan Neonatus Pada Ny. A........................................ 86
E. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Pada Ny. A...................... 92

x
BAB 5 PEMBAHASAN
A. Asuhan Kebidanan Kehamilan Trimester III ................................... 96
B. Asuhan Kebidanan Persalinan........................................................... 98
C. Asuhan Kebidanan Neonatus............................................................ 105
D. Asuhan Kebidanan Nifas................................................................... 107
E. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana........................................... 109
BAB 6 PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................ 111
B. Saran.................................................................................................. 112
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1Tinggi fundus Uteri Berdasarkan Usia Kehamilan...........................9


Tabel 2.2 Tinggi Fundus Uteri.........................................................................16
Tabel 2.3 Perubahan Uterus Selama Nifas.....................................................37
Tabel 2.4 APGAR SCORE............................................................................41

xii
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Konsep Kegiatan Asuhan Kebidanan COC................... 54


Bagan 3.1 Kerangka Operasional Asuhan Kebidanan COC........................... 56

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Studi Kasus............................................................... 64


Lampiran 2 Permohonan Persetujuan Menjadi Responden..................... 65
Lampiran 3 Inform Consent..................................................................... 66
Lampiran 4 Kartu Skor Poedji Rochjati................................................... 67
Lampiran 5 Lembar Observasi................................................................. 68
Lampiran 6 Halaman Depan Partograf..................................................... 69
Lampiran 7 Halaman Bekang Partograf................................................... 70
Lampiran 8 Lembar Penapisan KB.......................................................... 71
Lampiran 9 Kartu KB............................................................................... 72
Lampiran 10 Lembar Konsul.................................................................... 73
Lampiran 11 Lembar Revisi..................................................................... 74

xiv
DAFTAR SIMBOL, SINGKATAN DAN ISTILAH

AKB : Angka Kematian Bayi


AKI : Angka Kematian Ibu
AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
APN : Asuhan Persalinan Normal
ANC : Ante Natal Care
APGAR : Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiration
ASI : Air Susu Ibu
BBL : Bayi Baru Lahir
BBLR : Berat Bayi Lahir Rendah
COC : Continuity Of Care
DJJ : Denyut Jantung Janin
DTT : Dekontaminasi Tingkat Tinggi
Hb : Hemoglobin
IM : Intramusculer
KB : Keluarga Berencana
KH : Kelahiran Hidup
KF : Kunjungan Nifas
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
KN : Kunjungan Neonatus
MAL : Metode Amenorea Laktasi
PTT : Peregangan Tali Pusat Terkendali
PUS : Pasangan Usia Subur
P4K : Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi
SOAP : Subjektif, Obyektif, Analisa Data, Peenatalaksanaan
TFU : Tinggi Fundus Uteri
TTV : Tanda-Tanda Vital
Daftar Arti Lambang
± : Kurang lebih
≤ : Kurang dari sama dengan

xv
≥ : Lebih dari sama dengan
◦C : Derajat Celcius
() : Buka dan tutup kurung
> : Lebih dari
< : Kurang dari
% : Persen
IU : International Unit

xvi
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesejahteraan suatu bangsa dipengaruhi oleh kesejahteraan ibu dan anak,

sedangkan kesejahteraan ibu dan anak dipengaruhi oleh proses kehamilan,

persalinan, pascasalin (nifas), neonatus dan juga pada saat pemakaian alat

kontrasepsi. Proses tersebut yang akan menentukan kualitas sumber daya

manusia yang akan datang. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian

bayi (AKB) merupakan indikator penting untuk menilai tingkat kesejahteraan

suatu Negara dan status kesehatan masyarakat. Kematian ibu suatu penyebab

kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak

termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) dalaqm masa kehamilan,

melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa

memperhitungkan lama kehamilan. Kematian bayi diartikan dengan

kematian anak kurang dari satu tahun. Kedua hal ini merupakan masalah yang

sampai saat ini belum dapat diatasi (Kemenkes RI, 2014).

Pemerintah telah melakukan serangkaian program diantaranya

melaksanakan Millenials Development Goals (MDGs) pada tahun 2000-2015

dengan harapan dapat menurunkan AKI dan AKB. Namun pada

kenyataannya, hasil evaluasi dari program MDGs 2015 berhasil mencapai

target untuk AKB akan tetapi AKI masih tetap tinggi, hal ini menunjukkan

bahwa program tersebut belum berhasil mencapai target. Oleh karena itu

pemerintah berupaya keras untuk menurunkan jumlah AKI dengan program

kesehatan berkelanjutan Sustainable Development Goals (SDG’s) hingga

1
2

tahun 2030. Program SDG’s ini diharapkan dapat menurunkan jumlah AKI

dan AKB. Untuk menurunkan AKI dan AKB sesuai dengan harapan SDG’s

maka diperlukan asuhan berkesinambungan yaitu melakukan asuhan

kebidanan Continuity Of Care (COC) mulai dari masa kehamilan hingga

keluarga berencana (Kemenkes RI, 2016).

Indonesia menempati peringkat kedua negara di Asia Tenggara dengan

AKI tertinggi yaitu sebesar 126/100.000 KH tahun 2017. Sedangkan jumlah

AKB di Indonesia sebesar 24/1000 KH tahun 2017. Berdasarkan data tersebut

dapat disimpulkan bahwa jumlah AKI dan AKB di Indonesia masih jauh dari

target SDG’s (Kemenkes,2018).

Data Survey Penduduk Antar Sensus (SUPAS) AKI di Indonesia pada

tahun 2015 adalah 305/100.000 KH, data tersebut mengalami penurunan yang

cukup signifikan pada tahun 2017 yang diperoleh dari hasil pemaparan Survei

Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2017 sebesar

126/100.000 KH. Sedangkan AKB pada tahun 2015 adalah 22,23/1.000 KH

dan mengalami kenaikan pada tahun 2017 berdasarkan dari data SDKI yaitu

sebanyak 24/1.000 KH. Sehingga AKI maupun AKB masih belum mampu

memenuhi target SDGs (Kemenkes RI, 2018).

Data AKI dinas kesehatan Jawa Timur ditahun 2017, AKI mengalami

peningkatan mencapai 91,92/100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun

2018 mengalami penurunan mencapai 91,45/100.000 kelahiran hidup,

Sedangkan AKB tahun 2017 mencapai 23,6/1.000 kelahiran hidup dan pada

tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 23/1.000 kelahiran hidup, Dari data
3

tersebut dapat disimpulkan AKI damn AKB di Jawa Timur mengalami

penurunan setiap tahunnya (Dinkes Jatim, 2019).

Data AKI di Kabupaten Tulungagng pada tahun 2017 mencapai

116/100.000 kelahiran hidup, sedangkan AKI tahun 2018 mengalami

peningkatan mecapai 122,04/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan pada tahun

2017 AKB di wilayah Kabupaten Tulungagung mencapai 7,59/1.000 kelairan

hidup, sedangkan AKB tahun 2018 mengalami penurunan mencapai

7,19/1.000 kelahiran hidup. Dari data tersebut dapat disimpulkan di wilayah

Kabupaten Tulungagung pada tahun 2017-2018 AKI mengalami peningkatan

dan pada tahun 2017-2018 AKB mengalami penurunan (Dinkes Tulungagung,

2019).

Hasil survei data dari bulan Agustus 2020 sampai September 2020 di PMB

Winarti, S.ST jumlah kehamilan trimester 1 sebanyak 20 ibu hamil, kehamilan

trimester 2 sebanyak 29 ibu hamil, kehamilan trimester 3 sebanyak 37 ibu

hamil, jumlah persalinan spontan, nifas dan neonatus sebesar 12 dan jumlah

keluarga berencana 94 peserta (PMB WINARTI, S.ST)

Tingginya AKI dan AKB di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor

yaitu perdarahan, tekanan darah tinggi saat hamil (eklampsia), hipetensi dalam

kehamilan (HDK), perdarahan obstetrik, infeksi, persalinan macet, dan

keguguran, sedangkan AKB disebabkan oleh faktor Bayi Berat Lahir Rendah

(BBLLR) dan kekurangan oksigen (asfiksia) (Kemenkes RI, 2016).

Faktor tidak langsung AKI dan AKB disebabkan karena kondisi

masyarakat seperti pendidikan, sosial ekonomi, pengaruh budaya, kondisi

geografis serta pelayanan kesehatan. Rendahnya pendidikan mengakibatkan


4

masyarakat khususnya ibu hamil menjadi kurang memiliki pengetahuan

tentang cara memelihara kehamilannya, kurangnya informasi tentang

pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan di fasilitas kesehatan dan

kesulitan memahami bahwa proses kehamilan berpengaruh besar pada proses

persalinan, nifas, KB dan cara merawat bayinya. Sehingga hal tersebut bisa

mengakibatkan terlambatnya deteksi dini terhadap komplikasi dalam

kehamilan dan keterlambatan dalam pelaksanaan rujukan yang tepat yang

dapat menambah tingginya angka kesakitan dan kematian sehingga AKI dan

AKB sulit turun (Widodo, 2017).

Masyarakat dengan ekonomi rendah memilih tidak memeriksakan

kehamilannya di fasilitas kesehatan yang harus mengeluarkan uang, sehingga

ibu menjadi jarang bahkan tidak pernah memeriksakan kehamilannya.

Kurangnya pemeriksaan kehamilan menyebabkan kesehatan diri dan janin

menjadi kurang terpantau, sehingga hal tersebut bisa menimbulkan komplikasi

yang terjadi pada ibu maupun janin yang bisa menambah jumlah angka

kematian dan kesakitan pada ibu dan bayi. Tingginya AKI dan AKB juga

disebabkan karena masih adanya budaya dan kepercayaan tradisional yang

berkembang di masyarakat, terutama pada daerah yang masih kental dengan

kebudayaan tradisional dan mengesampingkan fungsi pelayanan kesehatan.

Sehingga berakibat pada ibu hamil yang harus mengikuti adat setempat seperti

memeriksakan kehamilan, persalinan, nifas dan perawatan bayi pada dukun

yang pada dasarnya tidak memiliki pengetahuan tentang hal tersebut,

akibatnya jika penanganannya tidak tepat bisa menimbulkan suatu komplikasi

hingga kematian pada ibu maupun bayi (Widodo, 2017).


5

Kondisi geografis Indonesia sepeti jarak tempuh yang jauh untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai dan kurangnya transportasi

untuk mencapai fasilitas kesehatan menyebabkan ibu hamil kesulitan untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan. Kondisi geografis yang seperti itu

menyebabkan ibu hamil menjadi jarang memeriksakan kehamilannya,

sehingga akan berakibat tidak terdeteksinya secara dini penyulit yang dapat

mengancam nyawa ibu serta bayinya yang berujung pada hal terburuk seperti

kematian. Hal itulah yang menyebabkan sulit turunnya AKI dan AKB di

Indonesia. Pelayanan Kesehatan menjadi salah satu faktor penyebab

peningkatan AKI dan AKB karena dalam pelayanan kesehatan masih terdapat

komunikasi yang kurang maksimal antara petugas kesehatan dengan ibu

hamil, Keadaan seperti itulah yang menyebabkan ibu hamil enggan

memeriksakan kehamilanya, sehingga komplikasi tersebut tidak dapat di atasi

sedini mungkin (Widodo, 2017).

Upaya yang masih dijalankan pemerintah dalam menurunkan AKI dan

AKB saat ini adalah Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

Komplikasi (P4K) dalam penggunaan buku KIA. Program tersebut berfokus

pada kepedulian dan peran keluarga serta masyarakat dalam melakukan upaya

deteksi dini, menghindari risiko kesehatan pada ibu hamil serta menyediakan

akses pelayanan kegawatdaruratan obstetric dan neonatal dasar tingkat

Puskesmas (PONED) dan (PONEK). Sedangkan dalam hal peningkatan mutu,

memalui program peningkatan, pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan.

Merencanakan minimal terdapat satu puskesmas terakreditasi disetiap

kecamatan, satu RSUD terakreditasi disetiap kabupaten/kota dan kewajiban


6

imunisasi dasar lengkap, peningkatan kepesertaan , ketersedian, penyebaran

dan mutu obat serta sumber daya tenaga kesehatan (Kemenkes RI, 2018).

Solusi yang dapat digunakan untuk menekan jumlah AKI dan AKB pada

faktor pendidikan dengan melakukan pemerataaan ANC, dengan

memanfaatkan kelas ibu hamil yang dilaksanakan oleh petugas puskemas rutin

dilakukan disetiap desa. Pada faktor ekonomi dapat dilakukan upaya seperti

bantuan upaya persalinan, dengan memanfaatkan KIS dan jaminan kesehatan

lainya. Pada faktor sosial budaya harus melalui pendekatan terlebih dahulu

demi membuka pemikiran masyarakat setempat mengenai kesehatan

khususnya pada ibu hamil kemudian membuat kelompok kader di daerah

setempat sehingga dapat memberdayakan masyarakat sekitar dan

menyampaikan secara langsung informasi yang didapat kepada masyarakat

sekitar serta dapat bekerja sama dengan dukun dan Pemerintah Desa. Faktor

kondisi Geografis dapat dilakukan upaya menyediakan kendaraan umum

untuk terjadinya kegawadaruratan serta membangun PUSTU di desa terpencil

sehingga masyarakat terutama ibu hamil tidak menempuh jarak yang jauh

demi mendapatkan pertolongan yang cepat dan aman, sedangkan upaya untuk

pelayanan kesehatan dapat dilakukan dengan cara petugas kesehatan

melakukan pendekatan kepada ibu hamil guna untuk membangun hubungan

saling percaya, sehingga ibu hamil akan lebih sering memeriksa kehamilanya

(Aldo, 2014).

Berdasakan masalah yang terurai di atas dan mengingat pentingnya

kesehatan ibu dan bayi maka penulis akan melakukan asuhan kebidanan

kepada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir dan pemilihan KB
7

yang bersifat (Continuity Of Care) yang merupakan asuhan untuk menurunkan

AKI dan AKB yang saat ini masih menjadi salah satu program Kesehatan

Indonesia. Berharap dengan metode COC ini bisa mengatasi pencegahan

penyakit dan pelayanan kesehatan ibu dan bayi, balita, remaja, usia lanjut.

B. Batasan Masalah

Batasan masalah yang akan dibahas adalah asuhan kebidanan diberikan

pada ibu hamil, bersalin, masa nifas, dan keikutsertaan KB serta neonatus

dengan pendokumentasian SOAP Notes.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Melaksanakan asuhan kebidanan yang komprehensif pada Ny. “A”

secara berkesinambungan sejak masa hamil, persalinan, neonatus, masa

nifas hingga keikutsertaan dalam ber-KB, secara komprehensif

menggunakan kerangka pikir manajemen kebidanan SOAP Notes di PMB

WINARTI, S.ST Kabupaten Tulungagung.

2. Tujuan Khusus

a. Melaksanakan asuhan kebidanan kehamilan TM III pada Ny. “A” umur

24 tahun GIP0A000 dengan pendokumentasian SOAP Notes di PMB

WINARTI, S.ST Kabupaten Tulungagung.

b. Melaksanakan asuhan kebidanan persalinan pada Ny. “A” umur 24

tahun GIP0A000 dengan pendokumentasian SOAP Notes di PMB

WINARTI, S.ST Kabupaten Tulungagung.


8

c. Melaksankan asuhan kebidanan nifas pada Ny. “A” umur 24 tahun

P1A000 dengan pendokumentasian SOAP Notes di PMB WINARTI,

S.ST Kabupaten Tulungagung.

d. Melakukan asuhan kebidanan neonatus pada Neonatus Ny. “A” umur 8

jam – 14 hari dengan pendokumentasian SOAP Notes di PMB

WINARTI, S.ST Kabupaten Tulungagung.

e. Melaksanakan asuhan kebidanan KB pada Ny. “A” umur 24 tahun

GIP0A000 dengan pendokumentasian SOAP Notes di PMB WINARTI,

S.ST Kabupaten Tulungagung.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil laporan tugas akhir ini dapat menambah pengetahuan,

pengalaman, wawasan, serta bahan dalam penerapan asuhan kebidanan

dalam batas Continuity Of Care (COC) terhadap ibu hamil, bersalin, nifas,

neonatus, KB, dan dapat sebagai bahan perbandingan untuk laporan studi

kasus selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi penulis

Menambah wawasan, peningkatan pemahaman dan menambah

pengalaman nyata tentang asuhan kebidanan secara Continuity Of Care

(COC) pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB.

b. Bagi lahan praktik


9

Sebagai sumber informasi untuk meningkatkan mutu layanan

dalam memberikan asuhan kebidanan secara berkesinambungan pada

kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan KB.

c. Bagi klien

Mendapatkan wawasan, informasi dan motivasi bagi klien, bahwa

pemeriksaan pemantauan kesehatan secara komprehensif sangat

penting.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kehamilan Trimester III, Persalinan, Nifas, Neonatus,


Keluarga Berencana

1. Kehamilan Trimester III

a. Definisi

Kehamilan trimester III yaitu periode 3 bulan terakhir kehamilan yang

dimulai pada minggu ke-28 sampai minggu ke-40. Dimana merupakan

waktu mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua, seperti

terpusatnya perhatian pada kelahiran bayi, sehingga di sebut juga sebagai

periode penantian (Vivian, 2011:118).

b Perubahan fisiologi kehamilan

Perubahan fisiologi kehamilan trimester III menurut Kumalasari

(2015), antara lain :

1) Uterus

Pada akhir kehamilan trimester III, uterus mengalami pembesaran

secara bertahap. Pada minggu ke-38 sampai minggu ke-40 tinggi

fundus uteri mengalami penurunan karena janin mulai masuk pintu atas

panggul.

Tabel 2.1 Tinggi Uterus dan Tahap Kehamilan TM III


Usia Perkiraan tinggi fundus uteri Ukuran
kehamilan (cm)
28 3 jari diatas pusat 26-30
32 Pertengahan pusat prosesus xipoideus (px) 32-34
36 3 jari dibawah prosesus xipoideus 34-38
40 Pertengahan pusat prosesus xipoideus 38-42
Sumber : (Saifuddin, 2014)

10
11

2) Payudara

Payudara mengalami peningkatan pembentukan lobulus dan alveoli

memproduksi dan mensekresi kolostrum. Kolostrum adalah cairan

sebelum menjadi susu yang berwarna krem atau putih kekuningan dapat

keluar dari puting susu selama trimester ketiga.

3) Sistem perkemiham

Karena pengaruh desakan turunnya kepala bayi pada hamil tua, terjadi

gangguan sering kencing. Desakan tersebut menyebabkan kandung

kemih cepat terasa penuh. Hemodilusi menyebabkan metabolisme air

makin lancar sehingga pembentukan urin akan bertambah.

4) Sistem Pernafasan

Karena pengaruh diagfragma yang naik sekitar 4 cm selama kehamilan.

Frekuensi pernapasan mengalami sedikit perubahan, pembesaran uterus

pada trimester III menyebabkan adanya desakan diafragma sehingga

pernafasan pada ibu hamil meningkat 20-25% dan biasanya ini akan

mencapai puncaknya pada minggu ke-37 dan akan kembali normal

setelah 24 minggu setelah persalinan.

5) Kenaikan Berat Badan

Pada masa kehamilan, kenaikan berat badan yang dialami ibu hamil

disebabkan oleh pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam uterus.

Penambahan berat badan pada saat hamil adalah 6,6 kg – 12,5 kg atau

terjadi kenaikan berat badan tidak lebih dari 0,5 kg perminggu untuk

trimester III (Sulistyawati, 2010).


12

c. Menurut (Sulistyawati, 2013). Perubahan Psikologis pada Kehamilan

Trimester III yaitu :

1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan

tidak menarik.

2) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.

3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat

melahirkan, khawatir akan keselamatannya.

4) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,

bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.

5) Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.

6) Merasa kehilangan perhatian.

7) Perasaan mudah terluka (sensitif) & libido menurun

d. Ketidaknyamanan selama kehamilan trimester III dan cara mengatasinya

menurut Romauli, 2011 :

1) Sesak nafas

Kondisi ini terjadi akibat uterus yang membesar dan menyebabkan

tertekannya diafragma. Cara mengatasinya dengan latihan pernafasan,

sikap tubuh yang benar, makan tidak terlalu kenyang, porsi kecil tapi

sering dan tinggikan bagian kepala tempat tidur.

2) Sakit pinggang

Kondisi ini disebabkan oleh pembesaran uterus yang menyebabkan

pusat gravitasi bergeser kearah depan dan perubahan tulang punggung

dan dapat diatasi dengan senam hamil dan jalan-jalan.


13

3) Sering kencing

Pada kehamilan trimester ketiga, sering kencing disebabkan oleh

tertekannya kandung kemih oleh bagian terendah janin. Mengatasinya

dengan batasi minum sebelum tidur, perbanyak minum di siang hari

tanpa mengurangi kebutuhan minum minimal 8 gelas per hari, dan

anjurkan ibu untuk melakukan senam kegel.

4) Bengkak pada kaki

Bengkak pada kaki terjadi akibat gangguan sirkulasi vena dan

peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah, hal ini

disebabkan oleh tekanan uterus yang membesar. Dapat diatasi dengan

minum yang cukup dan kaki ditinggikan jika istirahat.

5) Konstipasi

Penurunan peristaltik usus yang disebabkan relaksasi otot polos pada

usus besar ketika terjadi peningkatan jumlah progesterone

menyebabkan konstipasi. Keluhan ini dapat diatasi dengan cara

perbanyak mengkonsumsi sayuran, buahbuahan berserat, banyak

minum, berolahraga dengan teratur, dan tidak menahan keinginan

buang air besar serta minum satu gelas air hangat saat bangun tidur .

f. Kebutuhan dasar ibu hamil trimester III

1) Nutrisi yang adekuat

Kebutuhan nutrisi, menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) seorang

ibu hamil trimester III dianjurkan untuk mengkonsumsi tambahan

energi sebesar 300-500 kalori, protein sebesar 17 gram, kalsium 150

mg, zat besi sebesar 13 mg, zink 9 mg dan Vitamin C 10 mg.


14

Kebutuhan kalori harian ibu hamil adalah sebesar 2500 kalori

(Kemenkes RI, 2014).

2) Istirahat atau tidur

Ibu hamil sebaiknya memiliki jam istirahat yang cukup yaitu tidur

malam enam sampai tujuh jam dan tidur siang satu sampai dua

jam (Kemenkes RI, 2014).

3) Kebersihan dan pakaian

Ibu hamil sebaiknya mandi, gosok gigi dan ganti pakaian minimal dua

kali sehari. Rutin melakukan perawatan vagina dan perineum dengan

cara cebok dari arah depan ke belakang. Usahakan ibu hamil

menggunakan pakaian yang longgar, bersih, nyaman, hindari

menggunakan sepatu high heel, dan tidak menggunakan korset

penahan perut (Saifuddin, 2010).

4) Koitus/ Seksual

Hubungan seksual selama trimester III dilakukan dengan hati –hati

karena dapat menimbulkan kontraksi uterus sehingga kemungkinan

dapat terjadi partus prematur, fetal bradicardia pada janin sehingga

dapat menyebabkan fetal distress tetapi bukan berarti dilarang. Posisi

miring dapat mengurangi energi dan tekanan perut yang membesar

terutama pada kehamilan trimester III (Saifuddin, 2010).

5) Imunisasi

Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk mencegah

penyakit yang dapat menyebabkan kematian ibu dan janin. Jenis


15

imunisasi yang diberikan adalah tetanus toxoid (TT) yang dapat

mencegah penyakit tetanus.

g. Tanda bahaya kehamilan trimester III, menurut (Sulistyawati, 2010):

1) Pendarahan pervagina

Perdarahan pervaginaan dikatakan tidak normal bila ada tanda-tanda

seperti keluarnya darah merah segar atau kehitaman dengan bekuan,

perdarahan kadang banyak kadang tidak terus menerus, dan disertai

rasa nyeri.

Macam-macam perdarahan pada kehamilan lanjut :

a) Solusio plasenta : adalah keadaan dimana plasenta yang letaknya

normal terlepas sebelum janin keluar.

b) Plasenta previa : adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi

pada segmen bawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh

jalan lahir.

2) Nyeri perut hebat : nyeri perut yang hebat, menetap dan tidak hilang

setelah beristirahat, terkadang dapat disertai dengan perdarahan

lewat jalan lahir. Hal ini bisa berarti kehamilan ektopik (kehamilan di

luar kandungan), penyakit radang panggul, solutio placenta,

penyakit menular seksual, infeksi saluran kemih atau infeksi lain

(Kumalasari, 2015).

3) Gerakan janin tidak terasa : janin mulai dirasakan pada kehamilan

trimester II sekitar minggu ke 20 atau minggu ke 24. Total gerakan

janin pada trimester III mencapai 20 kali perhari. Keadaan berbahaya

yang bisa mengancam keselamatan janin dalam kandungan yaitu bila


16

gerakannya kurang dari tiga kali dalam periode 3 jam. Hal ini bisa

merupakan pertanda adanya gawat janin. Penilaian yaitu pastikan ke

ibu kapan mulai tidak dirasakan, raba gerakan janin, dengarkan DJJ,

USG (Kumalasari, 2015)

4) Ketuban pecah sebelum waktunya : ketuban dinyatakan pecah dini

jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Pecahnya selaput

ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37

minggu maupun kehamilan aterm (Kumalasari, 2015).

h. Jadwal Kunjungan ANC (antenatal care)

Jadwal pemeriksaan kehamilan TM III diatur setelah memasuki usia

kehamilan 28-36 minggu dilakukan 2 minggu sekali. Usia kehamilan 36

minggu - melahirkan pemeriksaan semakin intensif yaitu satu minggu

sekali. Apabila terdapat komplikasi, kelainan maka diharapkan segera

datang periksa dan tidak menunggu jadwal pemeriksaan berikutnya

(Kemenkes, 2016)

i. Kartu Skor Poedji Rohdjiati

Skor Poedji Rochjat merupakan salah satu upaya dalam melakukan deteksi

dini risiko tinggi ibu hamil oleh tenaga kesehatan yang menggambarkan

masalah atau faktor resiko pada ibu hamil. (Nur Fadjri,dkk,2019).

Dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu :

- Kehamilan Resiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2,

- Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10,

- Kehamilan resiko sangat tinggi (KRST) jumlah skor ≥12.


17

j. Analisa

NY…. Umur…. G...P... UK..... minggu janin hidup, tunggal, presentasi

kepala, intrauteri, jalan lahir normal, keadaan umum ibu dan janin baik

(Kepmenkes, 2017).

k. Penatalaksanaan Kehamilan Trimester III

1) Melakukan asuhan 10 T yaitu :

a) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan

Tinggi badan diperiksa satu kali kunjungan untuk mendeteksi adanya

resiko panggul sempit apabila hasil pengukuran kurang dari 145 cm.

Kenaikan berat badan rata-rata pada ibu hamil adalah 8-12 kg

(Saifuddin, 2010).

b) Pengukuran tekanan darah

Tekanan darah normal sistolik kurang dari atau sama dengan 120

mmHg dan tekanan darah normal diastolik adalah kurang dari 80

mmHg.

c) Nilai status gizi

Pengukuran LILA dilakukan untuk skrining ibu hamil resiko kurang

energi kronik (KEK) apabila LILA kurang dari 23,5cm.

d) Ukur Tinggi Fundus Uteri

Pada minggu ke-38 sampai ke-40 tinggi fundus uteri turun karena

janin mulai masuk pintu panggul. Jika tinggi fundus uteri tidak

sesuai usia kehamilan maka terdapat gangguan pada pertumbuhan

janin.
18

Tabel 2.2 Tinggi Fundus Uteri

Usia kehamilan Perkiraan tinggi fundus uteri


28 1/3 jari diatas pusat
34 ½ pusat prosesus xipoideus (px)
36 Setinggi prosesus xipoideus
40 2 jari dibawah prosesus xipoideus
Sumber : (Pratiwi, 2019)

e) Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin

DJJ normalnya kisaran 120-160x/menit. Kurang dari 120x/menit

atau lebih dari 160x/menit menunjukkan adanya gawat janin.

f) Skrining Status Imunisasi Tetanus Toxoid dan berikan imunisasi

Tetanus Toxoid (TT) bila diperlukan ibu hamil minimal memiliki

status imunisasi TT2 agar mendapatkan perlindungan terhadap

infeksi tetanus.

g) Pemberian Tablet Zat Besi

Setiap ibu hamil harus mendapatkan tablet tambah darah sebanyak

90 tablet yang diberikan sejak kontak pertama yang bertujuan untuk

mencegah anemia pada ibu hamil.

h) Pemeriksaan Labotarium

Kementrian kesehatan RI tahun 2016 memaparkan pemeriksaan

laboratarium yang dilakukan saat ibu hamil diantaranya tes golongan

darah, tes hemoglobin, tes protein dan reduksi dalam urine, tes

pemeriksaan darah lainya seperti tes HIV, HbsAg dan sifilis.

i) Tatalaksana Kasus

Penatalaksanaan kasus ini bertujuan untuk menangani kasus

komplikasi dan keluhan yang terjadi pada ibu hamil.


19

j) Temu Wicara (konseling) konseling yang dilakukan meliputi

perilaku kesehatan ibu, gizi seimbang, tanda bahaya pada pada

kehamilan persalinan dan nifas, perencanaan persalinan, Inisiasi

Menyusui Dini dan Asi Ekslusif, KB pasca persalinan.

2) Mengkomunikasikan dengan ibu tentang perubahan fisiologis dan

ketidaknyamanan umum yang terjadi saat masa kehamilan.

3) Menyarankan pada ibu untuk istirahat yang cukup selama hamil.

4) Menjelaskan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi

seimbang.

5) Mendiskusikan tanda dan gejala persalinan dan kapan harus

menghubungi bidan jika sewaktu-waktu ada keluhan.

6) Mendiskusikan kepada ibu tentang persiapan peralatan persalinan serta

tentang kesiapan biaya persalinan ibu.

7) Menjelaskan kepada ibu mengenai tanda bahaya kehamilan seperti sakit

kepala hebat, perdarahan pervaginam.

8) Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan tubuhnya, seperti

dengan mandi 2 kali sehari, keramas 2 hari sekali, dan membersihkan

organ kemaluan setiap selesai berkemih.

9) Menganjurkan senam hamil untuk meningkatkan kesehatan mental dan

fisik ibu serta memperbaiki postur tubuhnya (Sulistyowati, 2010).

k. Penatalaksanaan Ibu Hamil Trimester III pada masa pandemi Covid-19

1) Pendamping maksimal 1 orang memakai masker dan wajib mematuhi

protokol kesehatan

2) Memakai APD level 1 untuk petugas kesehatan


20

3) Melakukan asuhan 10 T kepada ibu

4) Memberitahu perubahan fisik dan psikologis umum pada ibu hamil

trimester III

5) Memberitahu ibu tentang tanda-tanda persalinan dan menganjurkan

segera datang ke bidan jika terdapat tanda-tanda

6) Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya pada kehamilan trimester

III

7) Mendiskusikan kepada ibu tentang persiapan persalinan, peralatan dan

kebutuhan yang harus dibawa saat persalinan

8) Memberitahu ibu tentang cara pengurangan rasa nyeri saat persalinan

9) Mendiskusikan kepada ibu tentang siapa yang akan mendampingi saat

persalinan

10) Memberitahu ibu tentang cara persiapan pemberian ASI dan laktasi

11) Menunda kelas ibu hamil atau melakukan secara online

12) Konsultansi dan konseling dilakukan secara online

13) Memberitahu kepada ibu tentang cara mengasuh bayi dan cara

memandikan bayi

14) Mendiskusikan dengan ibu tentang imunisasi kepada bayinya dan KB

yang akan dipakai ibu (Kemenkes RI 2016;170, Kemenkes RI, 2020)

l. Jadwal Kunjungan ANC (antenatal care)

Jadwal kunjungan ibu hamil ke pelayanan kesehatan dianjurkan minimal

sebanyak 4 kali selama kehamilan yaitu 1 kali pada trimester I, 1 kali pada

trimester II dan minimal 2 kali pada trimester III (Kemenkes RI, 2016).
21

Jadwal pemeriksaan kehamilan pada masa pandemi Covid-19 yaitu TM I di

lakukan pemeriksaan sebanyak 2 kali, TM II sebanyak 1 kali dan pada TM

III sebanyak 3 kali untuk mendeteksi komplikasi kehamilan dan untuk

mempersiapkan rujukan (Kemenkes, 2020).

m. Pelayanan Ibu Hamil Selama Pandemi Covid-19

1) Pasien membuat janji dengan petugas terlebih dahulu untuk melakukan

pemeriksaan.

2) Pengisian stiker P4K dipandu petugas dengan media komunikasi.

3) Menganjurkan klien mempelajari buku KIA dan mengenali tanda bahaya

kehamilan, serta segera datang ke bidan/dokter jika terjadi tanda bahaya

tersebut.

4) Menganjurkan ibu hamil untuk tetap menjaga kesehatan diri dan

mempraktikan aktivitas fisik secara mandiri dirumah agar ibu tetap bugar

dan sehat.

5) Pelaksanaan kelas ibu hamil ditunda sampai kondisi bebas dari pandemi.

6) Wanita hamil yang termasuk pasien dalam pengawasan harus segera

dirawat di rumah sakit. Pasien dengan positif Covid-19 harus dirawat di

ruang isolasi khusus di rumah sakit.

7) Tes laboratorium rutin seperti tes darah dan urinalisis tetap dilakukan.

8) Ibu dengan infeksi terkonfirmasi maupun PDP untuk USG sementara

dapat ditunda sampai ada rekomendasi dari isolasinya berakhir.

Pemantauan selanjutnya dianggap sebagai kasus resiko tinggi.


22

9) ANC untuk ibu hamil positif Covid-19 pasca perawatan, kunjungan

antenatal selanjutnya dilakukan 14 hari setelah penyakit akut berakhir.

Ibu hamil sebaiknya tidak melakukan perjalanan ke luar negeri

(Kemenkes RI, 2020).

2. Persalinan

a. Pengertian

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta

yang telah cukup bulan atau hampir cukup bulan dan dapat hidup diluar

kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lahir lainnya dengan

bantuan atau tanpa bantuan (keluar sendiri) (Nurasiah, 2014).

b. Tanda Persalinan menurut Nugraheny, 2010 :

1) Timbulnya His persalinan

Terasa nyeri melingkar dari dipunggungmemancar ke perut bagian

depan, makin lama makin pendek intervalnya dan makin kuat

intensitasnya. Jika dibawa berjalan bertambah kuat, mempunyai

pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan serviks.

2) Bloody Show

Merupakan lendir disertai darah dari jalan lahir dengan pendataran dan

pembukaan, lendir dari canalis servikalis keluar disertai dengan sedikit

darah. Pendarahan yang sedikit ini disebabkan karena lepasnya selaput

janin pada bagian bawah segmen bawah rahim sehingga beberapa

capillar darah terputus.


23

3) Pengeluaran cairan

Sebagian pasien mengeluarkan air ketuban akibat pecahnya selaput

ketuban. Jika ketuban sudah pecah, maka ditargetkan persalinan dapat

berlangsung dalam 24 jam. Namun jika ternyata tidak tercapai, maka

persalinan akhirnya diakhiri dengan tindakan tertentu, misalnya ekstraksi

vakum, atau sectio caesarea.

c. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jalannya proses persalinan menurut

Sondakh (2013), antara lain :

1) Penumpang (Passenger)

Penumpang dalam persalinan adalah janin dan plasenta. Hal-hal yang

perlu diperhatikan mengenai janin adalah ukuran kepala janin,

persalinan, letak, sikap, dan posisi janin. Sedangkan yang perlu

diperhatikan pada plasenta adalah telat, besar, dan luasnya.

2) Jalan lahir (Passage)

Jalan lahir terbagi atas dua, yaitu jalan lahir keras dan jalan lahir lunak.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dari jalan lahir keras adalah ukuran dan

bentuk tulang panggul, sedangkan yang perlu diperhatikan pada jalan

lahir lunak adalah segmen bawah uterus yang dapat meregang, otot dasar

panggul, vagna dan introitus vagina.

3) Kekuatan (Power)

Power adalah kekuatan yang mendorong janin keluar. Kekuatan yang

mendorong janin keluar dalam persalinan ialah his, kontraksi otot-otot


24

perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligamen, dengan kerjasama yang

baik.

4) Faktor psikologis ibu

Pengalaman sebelumnya, kesiapan emosional terhadap persiapan

persalinan, dukungan dari keluarga maupun lingkungan yang

berpengaruh terhadap proses persalinan.

5) Faktor posisi ibu

Mengubah posisi membuat rasa letih hilang, memberi rasa nyaman, dan

memperbaiki sirkulasi.

d. Partograf

Partograf terdiri dari halaman depan dan halaman belakang (Sarwono

Prawirohardjo, 2014)

1) Halaman Depan Patograf , merupakan observasi yang dilakukan mulai

fase aktif persalinan, terdiri dari :

a) Informasi tentang ibu : terdiri dari waktu kedatangan dan catat waktu

pecahnya ketuban

b) Kesejahteraan janin, meliputi

(1) DJJ : dihitung setiap 30 menit sekali dengan memberi tanda titik

dan hubungkan dengan titik pemeriksaan DJJ selanjutnya. Normal

DJJ 120 – 160 x/menit.

(2) Warna dan adanya air ketuban : dilakukan saat pemeriksaan

dalam, nilai air ketuban dan gunakan lambang sebagai berikut :

U : ketuban utuh
25

J : ketuban sudah pecah dan jernih

M : ketuban sudah pecah dan bercampur mekonium

D : ketuban sudah pecah dan bercampur darah

K : ketuban sudah pecah dan kering

(3) Molase (penyusupan tulang kepala janin) : dinilai pada saat

melakukan pemeriksaan dalam. Merupakan inikator penting

penyesuaian antara kepala janin dan bagian keras panggul ibu,

lambangnya sebagai berikut :

0 : tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan

mudah dapat di palpasi

1 : tulang-tulang kepala janin saling bersentuhan

2 : tulang-tulang kepala janin tumpang tindih, masih

bisa dipisahkan

3 : tulang-tulang kepala janin tumpang tindih, tidak

dapat dipisahkan

c) Kemajuan persalinan : setiap kotak menyatakan waktu 30 menit,

teridir dari

(1) Pembukaan serviks : dilakukan saat pemeriksaan dalam 4 jam

sekali. Hasil pemeriksaan diberi tanda “X” ditulis sesuai pada

garis besarnya pembukaan serviks. Hubungkan tanda dari setiap

pemeriksaan dengan garis utuh.

(2) Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin : dilakukan pada

saat pemeriksaan dalam 4 jam sekali. Dibagi menjadi 5 kategori


26

symbol dengan kategori 5/5 sampai 0/5. Berikan tanda (o) pada

garis waktu yang sesuai.

(3) Garis waspada dan garis bertindak : harus dipertimbangkan pula

adanya tindakan intervensi yang diperlukan jika pembukaan

serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada.

d) Jam dan Waktu : setiap kotak menyatakan waktu satu jam sejak

dimulainya fase aktif persalinan

e) Kontraksi Uterus : setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi

dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik.

Dinyatakan dengan :

(1) Beri titik-titik di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi

yang lamanya < 20 detik

(2) Beri garis-garis di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi

yang lamanya 20-40 detik

(3) Isi penuh (blok warna hitam) di kotak yang sesuai untuk

menyatakan kontraksi yang lamanya > 40 detik.

f) Obat-Obatan dan Cairan yang Diberikan : catat pemberian obat-obatan

dan cairan tambahan sesuai kolom waktu. Jika drip oksitosin sudah

dimulai, catat setiap 30 menit jumlah unit yang diberikan per IV dan

satuan tetesan per menit.

g) Kesehatan dan kenyamanan ibu, meliputi ;

(1) Nadi, Tekanan Darah dan Temperatur tubuh

- Nadi dicatat setiap 30 menit sekali dan beri tanda titik (•) pada

kolom waktu yang sesuai


27

- Tekanan darah dinilai dan dicatat setiap 4 jam dan beri tanda

panah ( ↕ ) pada kolom waktu yang sesuai

- Temperature tubuh : nilai setiap 2 jam dan catat pada kotak

yang sesuai

(2) Volume Urine, Protein atau Aseton : diukur dan dicatat jumlah

produksi urine ibu sedikitnya setiap 2 jam. Jika memungkinkan,

saat ibu berkemih lakukan pemeriksaan adanya aseton atau

protein dalam urine

2) Halaman Belakang Partograf, merupakan bagian untuk mencatat hal-hal

yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, terdiri dari :

a) Data Dasar : terdiri atas tanggal, nama bidan, tempat persalinan,

alamat persalinan, catatan, alasan merujuk, tempat rujukan dan

pendamping saat merujuk. Isi pada kotak dan lingkari jawaban yang

perlu.

b) Kala I : terdiri atas partograf melewati garis waspada atau tidak,

masalah yang dihadapi, penatalaksanaan dan hasilnya. Isi dan

lingkari jawaban yang sesuai.

c) Kala II : terdiri atas episiotomi, gawat janin, distosia bahu, masalah

penyerta penatalaksanaan dan hasilnya. Isi jawaban sesuai dengan

tindakan yang dilakukan.

d) Kala III : terdiri atas lama kala III, pemberian oksitosin, PTT,

pemijatan fundus, plasenta lahir lengkap, plasenta tidak lahir > 30

menit, laserasi, atonia uteri, jumlah perdarahan, masalah penyerta,


28

penatalaksanaan dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang

disediakan.

e) Bayi Baru Lahir : terdiri atas berat dan panjang badan, jenis kelamin,

penilain kondisi BBL, pemberian ASI, masalah penyerta, tatalaksana

terpilih dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang disediakan serta

beri tanda centang (√) pada kotak

f) Kala IV : berisi tentang 2 jam pasca persalinan, meliputi : tekanan

darah, nadi, suhu, TFU, kontraksi uterus, kandung kemih dan

perdarahan. Dilakukan dan diisi pada kotak setiap 15 menit sekali

pada 1 jam pertama setelah melahirkan dan setiap 30 menit sekali

pada satu jam berikutnya.

e. Tahapan Persalinan

Tahapan persalinan menurut Sondakh (2013) :

1) Persalinan Kala I

a) Pengertian

Dimulai sejak adanya his yang teratur dan meningkat (frekuensi dan

kekuatannya) yang menyebabkan pembukan, sampai serviks

membuka lengkap (10 cm).

b) Kala 1 terdiri dari dua fase, yaitu:

(1) Fase laten

Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan pembukaan

sampai pembukaan 3 cm dan pada pembukaannya berlangsung 8

jam.

(2) Fase aktif


29

(a) Fase akselerasi dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm

menjadi 4 cm.

(b) Fase dilatasi maksimal dalam waktu 2 jam pembukaan

serviks berlangsung cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.

(c) Fase deselarasi pembukaan serviks menjadi lambat, dalam

waktu 2 jam dari pembukaan 9 cm menjadi 10 cm.

2) Analisa

Ny….Umur… tahun G…P…. Uk …. minggu janin hidup, tunggal,

presentasi kepala, intrauteri, jalan lahir normal, keadaan umum ibu dan

janin baik dengan inpartu kala I fase…. (Kepmenkes, 2017).

3) Penatalaksanaan kala I

a) Pasien dan pendamping maksimal 1 orang dihimbau menggunakan

masker dan mematuhi protokol pencegahan penularan Covid-19

b) Penolong memakai APD level 1

c) Melaksanakan asuhan sayang ibu dan konseling posisi meneran dalam

persalinan

d) Monitoring kemajuan persalinan kala I dengan menggunakan

partograf

e) Mengatur aktivitas dan posisi ibu sesuai dengan keinginanya dan ibu

merasa nyaman

f) Menjaga privasi ibu

g) Memberikan motivasi ibu

h) Pemberian cukup nutrisi makan dan minum

i) Memenuhi kebutuhan eliminasi ibu


30

j) Persiapan pertolongan persalinan dan alat (Kemenkes,2016;20,

Kemenkes RI, 2020, rohani 2011).

2) Persalinan Kala II (kala pengeluaran janin)

a) Gejala utama kala II

His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit, dengan durasi 50

sampai 100 detik, menjelang akhir kala I, ketuban pecah yang ditandai

dengan pengeluaran cairan secara mendadak, ketuban pecah pada

pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan mengejan akibat

tertekannya pleksus franken hauser, kedua kekuatan his dan mengejan

lebih mendorong kepala bayi (Fitriani, Nurwiandani, 2018).

b) Penatalaksanaan Kala II

(1) Mendengar dan melihat tanda gejala kala II Persalinan

(a) Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran (do-ran)

(b) Ibu merasakan ada tekanan yang semakin meningkan pada rectum

(tek-nus)

(c) Perineum tampak menonjol (per-jol)

(d) Vulva dan sfingter ani membuka.

(2) Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial

menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi segera bayi baru

lahir.

(3) Memakai celemek plastik, APD level 2 atau dari bahan yang tidak

tembus cairan.

(4) Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, mencuci

tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian


31

mengeringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih

dan kering.

(5) Memakai sarung tangan DTT atau steril yang akan digunakan untuk

periksa salam.

(6) Memasukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (menggunakan

tangan yang memakai sarung tangan DTT atau steril dan memastikan

tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik).

(7) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati

dari anterior (depan) ke posterior belakang menggunakan kapas atau

kasa yang sudah dibasahi air desinfeksi tingkat tinggi.

(8) Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa

pembukaan serviks sudah lengkap. Bila selaput ketuban belum

pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi.

(9) Mendekontaminasikan sarung tangan (mencelupkan tangan yang

masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%,

melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik, dan

merendamnya di dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit).

Mencuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan. Menutup

kembali partus set.

(10) Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir

untuk memastikan bahwa DJJ masih dalam batas normal (120-160

kali/ menit).
32

(11) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin

baik.Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai

keinginannya.

(12) Meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran atau

kontaksi yang kuat. Pada kondisi ini, ibu diposisikan setengah duduk

atau posisi lain diinginkan dan memastikan ibu merasa nyaman.

(13) Melaksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin

meneran atau timbul kontraksi yang kuat.

(14) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongko atau mengambil posisi

yang aman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran

selang waktu 60 menit.

(15) Meletakkan handuk bersih di perut bawah ibu, jika kepala bayi telah

membuka vulva dengan diameter 5-6cm.

(16) Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong

ibu

(17) Membuka tutup partus set dan memeriksan kembali kelengkapan alat

dan bahan.

(18) Memakai sarung tangan DTT/steril pada kedua tangan.

(19) Setalah tampak kepala bayi diameter 5-6 cm membukan vulva maka

lindungi perineum dengansatu tangan yang dilapisi dengan kain

bersih dan kering, tangan lain menahan belakang kepala untuk

mempertahankan posisi fleksi dan membantu lahirnya kepala.

Menganjurkan ibu meneran secara efektif atau bernafas cepat dan

dangkal.
33

(20) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pisat.

(21) Setelah kepala lahir, menunggu putar paksi secara spontan.

(22) Setelah putaran paksi luar selesai, memegang kepala bayi secara

biparietal. Dengan lembut, menggerakan kepala kearah bawah distal

hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian

menggerakan ke arah atas dan distal untuk melahirkan bahu

belakang.

(23) Setelah bahu lahir, satu tangan menyangga kepala dan bahu

belakang, tangan lain menelusuri dan memegang lengan siku bayi

sebelah atas.

(24) Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan atas berlanjur

bokong, tungkai, dan kaki. Memegang kedua kaki.

(25) Melakukan penilaian sepintas.

(26) Mengeringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks. Mengganti

handuk basah dengan handuk kering. Memastikan dalam posisi dan

kondisi yang aman di perut bagian bawah ibu (JNPK KR, 2017,

Kemenkes RI, 2020).

c) Analisa

Ny…. umur …. Tahun G.. P…. Uk … minggu

inpartu kala II (Kepmenkes, 2017).

3) Persalinan Kala III (pelepasan plasenta)

a) Definisi

Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta,

yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Proses lepasnya plasenta


34

dapat diperkirakan dengan mempertahankan tanda-tanda sebagai berikut:

uterus menjadi bundar, uterus mendorong ke atas karena saat plasenta

akan dilepas ke bagian segmen bawah rahim,dan kemudian tali pusat

bertambah panjang tanpa dilakukan penarikan pada tali pusat, maka

terjadi semburan darahsecara tiba-tiba. Tempat implantasi placenta sering

pada dinding depan dan belakang korpus uteri atau dinding lateral

(Nurasiah, 2012).

b) Kala III terdiri dari dua fase yaitu :

(1) Fase pelepasan plasenta

Beberapa cara pelepasan plasenta antara lain :

(a) Shultze, proses lepasnya plasenta seperti menutupnya payung.

Cara ini merupakan cara yang paling sering terjadi (80%).

Bagian yang lepas terlebih dahulu adalah bagian tengah, lalu

terjadi retroplasental hematoma yang menolak plasenta mula-

mula bagian tengah, kemudian seluruhnya.

(b) Duncan, pada cara ini lepasnya plasenta mulai dari pinggir 20%.

Darah akan mengalir keluar antara selaput ketuban.

Pengeluarannya juga serempak dari tengan dan pinggiran

plasenta (Fitriana & Nurwiandani, 2018).

(2) Fase pengeluaran plasenta

Perasat-perasat untuk mengetahui lepasnya plasenta adalah :

(a) Kustner, dengan meletakkan tangan disertai tekanan diatas

simpisis, tali pusat ditegangkan maka, bila tali pusat masih


35

menegang berarti belum lepas. Jika diam atau maju maka sudah

lepas.

(b) Klein, sewaktu ada his, rajim didorong sedikit. Bila tali pusat

kembali belum lepas, diam atau turun berarti lepas (cara ini tidak

digunakan lagi).

(c) Strassman, tegangkan tali pusat dan ketok fundus, bila tali pusat

bergetar berarti plasenta belum lepas, tidak bergetar berarti sudah

lepas (Fitriana&Nurwiandani, 2018).

c) Penatalaksanaan kala III

(1) Memeriksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang

lahir (hamil tunggal) dan bukan kehamilan ganda (gemelli)

(2) Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus

berkontraksi dengan baik.

(3) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, menyuntikkan oksitosin 10

unit IM di 1/3 distal lateral paha (melakukan aspirasi sebelum

menyuntikkan okstosin)

(4) Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir, menjepit tali pusat dengan

klem kira-kira 2-3 cm dari pusat bayi. Menggunakan jari telunjuk dan

jari tengan tangan lain untuk mendorong isi tali pusat ke arah ibu, dan

kelem tali pusat pada sekitar 2 cm dari klem pertama.

(5) Memotong dan mengikat tali pusat.

(6) Meletakkan kepala bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu

dan bayi. Mengusahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu

dengan posisi lebih rendah dari putting susu/areola mammae.


36

(7) Memindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm.

(8) Meletakkan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu, untuk

mendeteksi kontraksi. Tangan lain memegang klem tali pusat.

(9) Setelah uterus berkontraksi, memegang tali pusat ke arah bawah

sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang-atas

(dorso cranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika

plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, menghentikan penegangan tali

pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan

mengulangi kembali prosedur diatas.

(10) Bila penekanan dibawah dinding depan uterus ke arah dorsal ternyata

diikuti dengan pergeseran tali pusat ke arat distal maka melanjtkan

dorongan ke arah kranial hingga plasenta dapat dilahirkan.

(11) Saat plasenta muncul di introitus vagina, melahirkan plasenta dengan

kedua tangan, memegang dan memutar plasenta hingga selaput

ketuban terpilin kemudia melahirkan dan menempatkan plasenta pada

bengkok.

(12) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase

uterus, meletakan telapa tangan di fundus dan melakukan masase

dengan gerakan melingkar searah jarum jam hingga uterus

berkontraksi (teraba keras).

(13) Memeriksan kedua sisi plasenta, memastikan plasenta telah lahir

lengkap. Kemudia dimasukan di wadah khusus dalam plastik/kendi.

(14) Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.

Melakukan heating apabila terjadi laserasi derajat 1 dan 2.


37

(15) Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi

perdarahan pervaginam.

(16) Memastikan kandung kemih kosong.

(17) Mencelupkan tangan yang masih memakai sarungn ke dalam larutan

klorin 0,5 %, membersihkan noda darah dan cairan tubuh, membilas

di air DTT tanpa melepas sarung tangan, kemudian mengeringkan

dengan handuk.

(18) Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan massase uterus dan

menilai kontraksi.

(19) Memeriksa nadi ibu dan memastikan keadaan umum ibu baik.

(20) Mengevaluasi dan mengestimasi jumlah kehilangan darah.

(21) Memantau keadaan bayi dan memastikan bahwa bayi bernafas

dengan baik (40-60 kali/menit)

(22) Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5

% untuk didekontamiasi (10 menit). Mencuci dan membilas peralatan

setelah didekontasminasi.

(23) Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah

yang sesuai.

(24) Membersihkan ibu menggunakan air DTT, dan memakaikan pakaian

yang bersih dan kering.

(25) Memastikan ibu merasa nyaman.

(26) Mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.


38

(27) Mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam

larutan klorin 0,5%, melepaskan sarungn tangan dalam keadaan

terbalik, dan merendam dalan larutan klorin selama 10 menit.

(28) Mencuci kedua tangan dan keringkan (JNPK-KR, 2017).

d) Analisa

Ny…. umur..... tahun P…. dengan kala III (Kepmenkes RI, 2017).

4) Persalinan Kala IV (kala pengawasan/ observasi/ pemulihan)

a) Kala IV dimulai dari saat setelah lahirnya plasenta sampai 2 jam post

partum. Kala ini terutama bertujuan untuk melakukan observasi karena

post partum paling sering terjadi perdarahan pada 2 jam pertama. Darah

yang keluar selama perdarahan harus ditakar sebaik-bainya. Kehilangan

darah pada persalinan biasanya disebabkan oleh luka pada saat

pelepasan plasenta dan robekan pada serviks dan perineum. Rata-rata

jumlah perdarahan yangdikatakan normal adalah 250cc.

Terdapat 7 pokok penting yang harus diperhatikan dalam kala

pengawasan yaitu kontraksi rahim, perdarahan, kandung kemih, luka

jahitan, plasenta dan selaput ketuban harus lengkap, keadaan umum ibu,

tekanan darah, nadi, pernafasan dan masalah lain, bayi dalam keadaan

baik.

b) Penatalaksanaan Kala IV

(1) Observasi tingkat kesadaran pasien, pemeriksaan TTV (tekanan

darah, nadi, suhu, respirasi), kontraksi uterus, kandung kemih,

jumlah darah yang keluar (darah keluar tidak melebihi 500cc


39

masih dianggap normal), setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan

setiap 30 m3nit pada 1 jam kedua.

(2) Melengkapi partograf (Sondakh, 2013).

Asuhan bayi baru lahir

(1) Memakasi sarungan bersih/DTT.

(2) Melakukan pemeriksaan fisik bayi. Mulai dari kondisi bayi,

pernafasan dan temperature tubuh.

(3) Setelah 1 jam pemberian vitamin K, memberikan suntikan

Hepatits B di paha bawah lateral.

(4) Melepas sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendam di

dalam lauran klorin 0,5 % selama 10 menit.

(5) Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian

keringkan (JNPK-KR, 2017, Kemenkes RI, 2020).

3. Masa Nifas

a. Pengertian

Masa nifas adalah masa 2 jam setelah post partum (menandakan akhir

periode inpartu) sehingga kembalinya reproduksi wanita pada kondisi tidak

hamil. Periode ini disebut juga puerperium, dan wanita yang mengalami

puerperium disebut puerpera. Periode pasca partum berlangsung sekitar

enam minggu (42 hari) (Margareth, 2013).

b. Perubahan Fisiologi Masa Nifas

Perubahan fisiologis yang terjadi pada masa nifas menurut Walyani &

Purwoastuti (2015) yaitu :

1) Perubahan sistem reproduksi


40

a) Involusi Uterus

Involusi uteri adalah proses kembalinya uteruss ke keadaan sebelum

hamil. Proses involusi terjadi karena adanya autolisis atau

penghancuran jaringan. Otot-otot uterus yang tumbuh karena adanya

hiperplasi, dari jaringan otot yang membesar menjadi lebih panjang

sepuluh kali dan menjadi lima kali lebih tebal dari waktu hamil, dan

akan susut kembali mencapai pada keadaan semula. Jika proses

involusi terhambat/gagal disebut subinvolusi uteri. Penyebab

subinvolusi yang paling sering adalah tertahannya fragmen plasenta,

infeksi, dan perdarahan lanjut (late post partum haemorrhage).

Tabel 2.3 Perubahan Uterus Selama Masa Nifas


Involusi TFU Berat Diameter
uterus uterus uterus
(gram) (cm)
Setelah bayi Setinggi pusat 1000 12,5
lahir
Plasenta 2 jari dibawah pusat 750 12,5
lahir
7 hari Pertengahan pusat-sympisis 500 7,5
14 hari Tidak teraba 350 5
6 minggu Normal 60 2,5
Sumber : (Ambarwati, 2010)

b) Lochea

(1) Lochea rubra/merah keluar pada hari pertama sampai hari ke-4

masa pospartum. Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi

darah segar, jaringan sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi,

lanugo dan mekonium.

(2) Lochea Sanguinolenta berwarna kecoklatan dan berlendir serta

berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-7 postpartum.


41

(3) Lochea Serosa berwarna kuning kecoklatan karena mengandung

serum, leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta. Lokia serosa

keluar dari hari ke-7 sampai hari ke-14

(4) Lochea Alba dapat berlangsung dari 2 minggu sampai 6 mingg

postpartum.

(5) Lochea Purulenta keluar apabila terjadi infeksi, ciri-cirinya keluar

cairan berwarna putih serta berbau busuk.

c) Perubahan pada servik

Serviks menjadi sangat lembek, kendur, dan lunak. Delapan belas

jam pasca partum, serviks menjadi memendek dan kosistensinya

menjadi lebih padat dan kembali ke bentuk semula. Rongga leher

serviks bagian luar akan membentuk seperti keadaan sebelum hamil

pada saat empat minggu postpartum.

d) Perubahan vulva/vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan yang

sangat besar pada saat proses melahirkan bayi. Vagina yang mulanya

menegang akan kembali secara bertahap ke ukuran sebelum hamil

antara 6 -8 minggu setelah bayi lahir serta rugae dalam vagina secara

berangsur-angsur akan muncul kembali, sementara labia menjadi lebih

menonjol .

e) Payudara, suplai darah ke payudara meningkat dan menyebabkan

sementara, air susu saat diproduksi disimpan di alveoli dan harus

dikeluarkan secara efektif dengan hisapan bayi untuk pengadaan dan

keberlangsungan laktasi.
42

f) Perubahan Sistem Perkemihan

Diuresis dapat terjadi setelah dua sampai tiga hari postpartum.

Kondisi akan kembali normal setelah empat minggu postpartum.

c.Analisa

Ny...........umur.... tahun P.... ...jam/hari post partum (Kepmenkes, 2017)

d. Penatalaksaan Pada Masa Nifas

Penatalaksanaan pada ibu nifas pada era new normal sebagai berikut :

1) 6 jam – 3 hari setelah persalinan, asuhan yang diberikan adalah :

a) Petugas menggunakan APD level 1 dan menerapkan protokol

pencegahan Covid 19

b) Meminta ibu nifas dan pendamping maksimal 1 orang untuk

menggunakan masker serta menerapkan protokol pencegahan

c) Memastikan involusi uterus

d) Medeteksi penyebab perdarahan dan tanda-tanda infeksi serta

melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut

e) Memastikan ibu mendapat cukup asupan nutrisi, cairan dan istirahat

f) Mengajarkan ibu cara menyusui dengan baik

g) Mengajari ibu cara merawat bayi sehari-hari (perawatan tali pusat,

memandikan bayi)

2) 4 – 28 hari setelah persalinan, asuhan yang diberikan sebagai berikut :

a) Petugas, ibu dan pendamping maksimal 1 orang memakai masker dan

mematuhi protokol kesehatan

b) Menjelaskan ibu tanda bahaya masa nifas

c) Menmeriksa kondisi payudara


43

d) Membantu mengatasi ketidaknyamanan yang dirasakan ibu

e) Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup

3) 29 – 42 hari setelah persalinan, asuhan yang diberikan sebagai berikut :

a) Petugas, ibu dan pendamping maksimal 1 orang memakai masker dan

mematuhi protokol kesehatan

b) Memberitahu kepada ibu tentang waktu permulaan hubungan seksual

c) Memastikan ibu untuk memilih kontrasepsi efektif / sesuai kebutuhan

d) Memberitahu ibu tentang latihan pengencangan otot perut

e) Menjelaskan kepada ibu tentang pencernaan dan konstipasi dan cara

penanganannya

f) Memberitahu ibu untuk segera ke fasilitas kesehatan jika terjadi

masalah pada kesehatannya dan bayinya

g) Menanyakan kepada ibu tentang datangnya haid (Kemenkes 2016,

Kemenkes RI, 2020).

4. Neonatus

a. Definisi

Neonatus normal adalah neonatus yang berat lahirnya 2500-4000 gram,

cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan

kongenital (cacat bawaan) yang berat (Marmi & Kukuh, 2014).

Asuhan pada neonatus normal adalah asuhan yang diberikan pada

neonatus selama satu jam pertama kelahiran, neonatus akan

menunjukkan usaha bernapas spontan (Prawirohardjo, 2010).

b. Ciri ciri nenonatus normal

1) Berat badan 2500-4000 gram


44

2) Lahir aterm antara 37-42 minggu

3) Panjang badan lahir 48-52 cm

4) Lingkar dada 30-38 cm

5) Lingkar kepala 33-35 cm

6) Fontanel mayor berbentuk belah ketupat sudah terbuka, fontanel

minor berbentuk segitiga masih tertutup

7) Kulit kemerahan dan licin karena jaringan subcutan yang cukup

terbentuk dan dilapisi vernix caseosa

8) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala menyebar rata

9) Tulang kartilago terbentuk sempurna bila ditekuk kembalinya cepat

10) Genetalia : labia mayor menutupi labia minor (pada perempuan),

testis sudah turun (pada laki laki)

11) Denyut jantung 120 -140x/menit

12) Jumlah pernapasan 40-60x/menit

13) Reflek rooting, sucking, swallowing, moro, grap, grasping,

babinsky, plantar, gallant, dan tonick neck sudah terbentuk

14) Nilai APGAR lebih dari 7 (Saleha, 2012).

Tabel 2.4 APGAR SCORE


Tanda Nilai :0 Nilai : 1 Nilai : 2
Appearance Pucat/ biru Tubuh merah, Seluruh tubuh
(warna kulit) seluruh tubuh ekstremitas biru kemerahan
Pulse Tidak ada <100x/menit >100x /menit
(denyut jantung)
Grimace Tidak ada Ekstremitas Gerakan aktif
(tonus otot) sedikit fleksi
Activity Tidak ada Sedikit gerak Langsung
(aktifitas) menangis
Respiration Tidak ada Lemah/ tidak Menangis
(Pernapasan) teratur
Sumber: (Sondakh, 2013)
45

Interpretasi:

a) Nilai 1-3 asfiksia berat.

b) Nilai 4-6 asfiksia sedang.

c) Nilai 7-10 asfiksia ringan (normal).

c. Reflek pada neonatus

Reflek yaitu gerakan yang terjadi secara otomatis dan spontan tanpa

disadari. Macam macam reflek pada neonatus yaitu :

1) Reflek moro (kaget) : apabila bayi diangkat ekstremitas akan fleksi

dan abduksi

2) Reflek menghisap (sucking) dan menelan (swallowing) : reflek bayi

menghisap putting susu dan menelan ASI

3) Reflek sucking (menghisap) : reflek bayi menghisap puting susu

4) Reflek swallowing (menelan) : reflek menelan ASI

5) Reflek tonick neck : tolehkan kepala bayi kekanan atau kekiri.

Apabila kepala ditolehkan ke kanan maka tangan kanan ekstensi dan

tangan kiri fleksi serta sebaliknya.

6) Reflek Grap dan Grasping : bayi akan menggenggam dan

mencengkram dengan kuat saat pemeriksa meletakkan jari pada

tangannya.

7) Reflek Galant : bayi dimiringkan kekiri atau kanan diraba sepanjang

vertebra ekstremitas bayi akan fleksi.

8) Reflek plantar dan babinsky : plantar dimulai dari jari jari kaki bayi

kearah tumit apabila reflek positif jari jari kaki akan fleksi.
46

Babynsky dimulai dari tumit ke jari jari kaki, apabila reflek positif

jari jari kaki akan ekstensi (Dewi, 2013)

d. Adaptasi fisiologi bayi baru lahir

Menurut Dewi (2013) adaptasi neonatus sebagai berikut :

1) Sistem pernapasan

Selama didalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran

gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas harus melalui

paru paru bayi. Surfaktan mempertahankan stabilitas untuk

menurunkan tekanan alveoli dengan merintih sehingga udara

tertahan didalam. Respirasi pada neonates biasanya pernafasan

diafragmatik dan abdominal, untuk frekuensi dan dalamnya belum

teratur.

2) Suhu tubuh

Mekanisme hilangnya panas tubuh neonatus ke lingkungannya ada 4

cara yaitu :

a) Konduksi : kehilangan panas terjadi saat kontak langsung antara

kulit BBL dengan permukaan yang lebih dingin. Contoh :

penimbangan bayi tanpa alas

b) Konveksi :kehilangan panas terjadi saat selisih suhu antara BBL

dengan aliran udara yang dingin. Contoh : incubator dengan

jendela yang terbuka

c) Evaporasi : kehilangan panas terjadi karena penguapan. Contoh :

air ketuban yang belum dikeringkan


47

d) Radiasi : perpindahan suhu dari suatu objek yang dingin. Contoh :

neonates dibiarkan dalam ruangan dengan air conditioner (AC)

e. Analisa

Bayi Ny… Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan ….

jam/hari (Kepmenkes, 2017).

f. Penatalaksanaan bayi baru lahir

Penatalaksanaan neonatus pada era new normal adalah sebagai

berikut:

1) Penatalaksanaan neonatus usia 6 – 48 jam setelah lahir

a) Petugas kesehatan dan pendamping bayi wajib menggunakan

masker dan mematuhi protokol kesehatan

b) Pemeriksa/petugas memakai APD level 1

c) Menjaga suhu tubuh bayi

d) Melakukan pemeriksaan fisik dan antropometri

e) Mengenali tanda bahaya bayi baru lahir

f) Melakukan perawatan tali pusat

g) Pemberian salep mata dan vitamin K

h) Pemberian hepatitis B 0,5 mg

2) Penatalaksanaan neonatus usia 3 – 7 hari setelah lahir

a) Petugas kesehatan dan pendamping bayi wajib menggunakan

masker dan mematuhi protokol kesehatan

b) Pemeriksa/petugas memakai APD level 1

c) Menjaga suhu tubuh bayi

d) Melakukan perawatan tali pusat


48

e) Menimbang berat badan dan mengukur panjang badan bayi

f) Menjaga kebersihan bayi

g) Pemantauan pemberian ASI

h) Melakukan konseling ASI eksklusif

i) Pemeriksaan tanda bahaya

j) Penanganan dan rujukan kasus bila perlu

3) Penatalaksanaan neonatus usia 8 – 28 hari setelah lahir

a) Petugas kesehatan dan pendamping bayi wajib menggunakan

masker dan mematuhi protokol kesehatan

b) Pemeriksa/petugas kesehatan memakai APD level 1

c) Menimbang berat badan dan mengukur panjang badan bayi

d) Pemberian ASI eksklusif

e) Pemeriksaan tanda bahaya

f) Penanganan dan rujukan kasus bila perlu (Kemenkes 2016,

Kemenkes RI, 2020).

5. Keluarga berencana (KB)

a. Definisi

Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak

dan jarak kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah

mencanangkan program atau cara untuk mencegah dan menunda

kehamilan (Sulistyawati, 2013).

b. Sasaran program KB

Sasaran langsung adalah pasangan usia subur (PUS) bertujuan untuk

menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi.


49

Sedangkan sasaran tidak langsung adalah pelaksana dan pengelola KB,

dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan

kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga

yang berkualitas, keluarga sejahtera (Handayani, 2010).

c. Kontrasepsi suntik 3 bulan

1) Kontrasepsi suntik 3 bulan yang digunakan adalah Depo Medroxy

Progesterone Asetat (DMPA). Indikasi penggunaannya adalah pada

ibu menyusui. Efek sampingnya yaitu gangguan haid, perut kembung

dan tidak nyaman, kenaikan berat badan (Prawirohardjo, 2012).

2) Penatalaksanaan penyuntikan kontrasepsi suntikan DMPA,

disuntikkan setiap 3 bulan dengan dosis 150 mg secara intramusculer

di daerah bokong (Pinem, 2014).

3) Mekanisme kerja :

Mekanisme kerja dari alat kontrasepsi ini yaitu dengan mencegah

ovulasi, lendir serviks menjadi kental dan sedikit sehingga

menurunkan kemampuan penetrasi spermatozoa, membuat

endometrium tipis dan atropi sehingga kurang baik untuk implantasi

ovum yang telah dibuahi, mempengaruhi kecepatan transpor ovum

oleh tubafallopi (Pinem, 2014)

4) Keuntungan alat kontrasepsi suntik 3 bulan menurut (Pinem, 2014)

a) Sangat efektif dan mempunyai efek pencegahan kehamilan

jangka panjang

b) Bertahan 8-12 minggu

c) Tidak mempengaruhi hubungan suami istri


50

d) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius

terhadap penyakit jantung

e) Tidak menganggu produksi ASI

f) Dapat digunakan oleh perempuan yang berusia >35 tahun.

5) Kelemahan dari penggunaan suntik 3 bulan menurut (Pinem, 2014) :

a) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu

b) Kesuburan tidak langsung kembali

c) Sering terjadi gangguan haid

d) Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan

kekeringan pada vagina

e) Menurunkan libido

f) Gangguan emosi, sakit kepala, dan jerawat.

6) Indikasi dari kontrasepsi suntikan progestin adalah usia reproduksi,

nulipara, dan telah memiliki anak; Menghendaki kontrasepsi jangka

panjang dan memiliki efektivitas tinggi; Setelah melahirkan dan

menyusui, setelah abortus; Telah mempunyai banyak anak tetapi belum

menginginkan tubektomi; Perokok, tekanan darah 180/110 mmHg,

masalah gangguan pembekuan darah atau anemia; menggunakan obat

untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat untuk tuberkulosis

(rifampisin); Tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung

estrogen; Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi dan mendekati usia

menopause (Pinem, 2014).

7) Kontraindikasi dari penggunaan kontrasepsi suntikan progestin adalah

hamil atau dicurigai hamil, perdarahan pervaginam yang belum jelas


51

penyebabnya, tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama

amonore menderita kanker payudara, diabetes melitus disertai komplikasi

kanker pada traktus genitalia (Pinem, 2014).

8) Efek samping dan cara mengatasinya (Pinem, 2014)

a) Sakit kepala dan perubahan mood merupakan efek samping dari

perubahan hormonal setelah disuntikkannya progestin ke dalam tubuh,

untuk mengurangi rasa nyeri bisa meminum parasetamol namun jika

dirasa sangat menganggu, konsultasikan pada bidan atau dokter

kandungan.

b) Meningkatnya berat badan disebabkan karena hormon progestin pada

KB suntik dapat menambah nafsu makan dengan cara mempengaruhi

pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus, jika berat badan kamu

di atas normal, atau memiliki riwayat obesitas, sebaiknya atur pola

makan dan perbanyak olahraga untuk menjaga agar berat badan tetap

ideal.

c) Amenore (tidak menstruasi) tunggu 3- 6 bulan, bila terjadi menstruasi

juga rujuk ke klinik dan anjurkan pemakaian kontrasepsi yang lain,

bila terjadi kehamilan, rujuk klien dan jelaskan bahwa hormon

progestin tidak akan menyebabkan kelainan.

d) Perdarahan bercak/spotting akan menurun dengan lamanya

pemakaian. Bila ringan atau tidak terlalu menganggu dapat diberikan

pil KB 3x1 tablet selama 7 hari. 1 siklus pil kontrasepsi kombinasi

(30-35 mg etinilestradiol) ibuprofen (800 mg, 3x/hari untuk 5 hari).

b. Analisa
52

Ny…. umur….P... A... dengan KB…. (Kepmenkes, 2017)


c. Penatalaksanaan KB

1) Penatalaksanaan Kunjungan I pada KB

a) Patugas pelayanan KB menggunakan APD level 1 atau 2

Akseptor, pendamping maksimal 1 orang dan semua tim yang

bertugas memakai masker dan menerapkan protokol pencegahan

covid-19

b) Melakukan konseling dengan langkah SATU TUJU

SA : menyapa dan salam kepada klien secara terbuka

dan sopan

T : menanyakan kepada klien informasi tentang dirinya

U : menguraikan kepada klien mengenai kontasepsi yang

diinginkannya dan menjelaskan jenis kontasepsi yang

ada

TU : membantu klien menentukan pilihannya

J : menjelaskan secara lengkap tentang cara menggunakan

kontrasepsi pilihan klien

U : membicarakan dan membuat perjanjian kepada klien

untuk kunjungan ulang

c) Akseptor, pendamping maksimal 1 orang dan semua tim yang

bertugas memakai masker dan menerapkan protokol kesehatan

d) Memastikan alat kontrasepsi yang dipilih ibu

e) Melakukan inform consent mengenai alat kontrasepsi yang

dipilih

f) Memberikan/melakukan pemasangan alat kontrasepsi


53

g) Memberikan kartu KB dan menganjurkan ibu kontrol ulang

sesuai dengan jenis KB yang digunakan

2) Penatalaksanaan Kunjungan II pada KB

a) Melakukan pelayanan KB menggunakan standar menggunakan

APD level 1 atau 2

b) Memberikan penjelasan kepada ibu jika ibu mengeluh tentng

alat kontrasepsinya

c) Melakukan evaluasi terhadap kondisi ibu (Kemenkes 2016,

Kemenkes RI, 2020)


54

B. Kerangka Konsep

Ibu hamil Trimester III

Fisiologis Patologis

Penerapan asuhan kebidanan Rujuk


pada kehamilan fisiologis:
Trimester III : 2 x kunjungan
(kunjungan UK 37-39)

Bersalin

Fisiologis Patologis

Pemantauan kemajuan Rujuk


persalinan kala I-IV dengan
partograf

Bayi baru lahir Nifas

Fisiologis Patologis Fisiologis Patologis

Asuhan pada Rujuk Asuhan pada Rujuk


Neonatus Nifas Fisiologis:
Fisiologis: Kunjungan I
Kunjungan I Kunjungan II
Kunjungan II Kunjungan III :
Kunjungan III Konseling
pelayanan KB
Kunjungan 1 : Penafisan,
informed consent, KB
Kunjungan II : Evaluasi Keluarga Berencana
keluhan dan komplikasi

Bagan 2.1 Kerangka Konsep Kegiatan Asuhan Kebidanan COC


BAB 3

METODE PENELITIAN

A. Model Asuhan Kebidanan

Model asuhan kebidanan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Continuity Of Care (COC), yaitu pemecahan kesehatan ibu dan bayi dalam

suatu rangkaian upaya kesehatan berkelanjutan mulai masa kehamilan, nifas,

neonatus, dan KB dengan menerapkan metode pendokumentasian SOAP

Notes, yaitu catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan tertulis untuk

mendokumentasikan suatu asuhan dalam rekaman medis sebagai catatan

berkembangan.

Penerepan model asuhan kebidanan merupakan bentuk dari asuhan

kebidanan yang diberikan seorang bidan kepada klien atau pasien dengan

pedoman atau acuan kerangka seorang bidan dalam memberikan pelayanan.

Manfaat penerapan asuhan kebidanan di Indonesia adalah untuk

menggambarkan beberapa aspek yaitu gagasan mental sebagai bagian dari

teori yang membantu ilmu-ilmu sosial mengkonsep dalam menyamakan

aspek-aspek proses sosial, menggambarkan suatu kenyataan gambaran abstrak

sehingga banyak digunakan displin ilmu.

55
56

B. Kerangka Operasional

Pembuatan Poposal

Perijinan dari Prodi D3 Kebidanan Universitas Tulungagung

Perijinan dari BANGKESBANGPOL Kabupaten

Perijinan dari BPM WINARTI, S.ST

Menentukan Subjek Penelitian Ny. “A” usia 24 tahun alamat Desa


Plosokandang Kecamatan Kedungwaru

Memberikan asuhan secara komprehensif

Asuhan Kebidanan COC: Ny. “A” Kehamilan TM III, Persalinan,


Nifas, Neonatus, KB pada tahun 2020

Penyusunan Laporan Hasil Asuhan Kebidanan

Bagan 3.1 Kerangka Operasional Asuhan Kebidanan COC


57

C. Subjek Penelitian Asuhan Kebidanan

Subjek penelitian yang dilakukan dalam Asuhan Kebidanan adalah Ny.

“A” usia 23 tahun GIP0A000 dalam masa kehamilan TM III, persalinan, nifas

dan keluarga berencana, dan bayi Ny. A dalam masa neonatus fisiologis.

D. Kriteria Subjek

1. Kriteria Inklusi

a) Ibu yang bersedia dilakukan penelitian

b) Ibu yang sehat jasmani dan rohani (tidak memiliki gangguan jiwa)

c) Ibu hamil trimester III, bersalin, nifas, KB dan bayi masa neonatus

fisiologis.

d) Responden yang bisa bekerjasama dengan baik.

e) Responden yang pemeriksaan kehamilan, persalinan, nifas, neonatus,

dan KB di PMB Winarti, S.ST

E. Instrumen Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang didapat langsung dari tangan pertama

melalui wawancara dan observasi pada subjek penelitian, seperti

wawancara dan observasi pada responden dari kehamilan trimester III,

persalinan, nifas, neonatus dan KB. Alat bantu yang digunakan adalah

format asuhan, partograf, lembar observasi, kartu KB dan alat tulis lain

untuk mencatat hasil wawancara dan observasi.

2. Data Sekunder
58

Data sekunder adalah data yang didapatkan dari catatan

perkembangan klien dan hasil pemeriksaan penunjang lain dalam status

klien seperti buku KIA, rekam medis, Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR),

buku register,dan kohort.

F. Metode Pengumpulan Data

1. Observasi Langsung

a. Kehamilan : pemeriksaan fisik head to toe pada kehamilan TM III dan

observasi skor poedji rohjati.

b. Persalinan: observasi keadaan umum, observasi partograf yaitu TTV,

pemeriksaan dalam (pembukaan, effecement, hodge, ketuban, molase,

penurunan kepala), his, DJJ.

c. Nifas: observasi keadaan umum, TTV, lockea, TFU, kontraksi uterus

dan menyusui

d. Neonatus: pemeriksaan fisik head to toe, reflek, Apgar score, BAB,

BAK, perdarahan tali pusat

e. KB: observasi keadaan umum, TTV, observasi adanya keluhan dan

infeksi

2. Wawancara Mendalam

a. Kehamilan: menanyakan biodata, keluhan utama, riwayat menstruasi,

riwayat kehamilan yang lalu, kehamilan sekarang, riwayat kesehatan

ibu maupun keluarga, psiko social ekonomi dan budaya, pola

kebiasaan, istirahat tidur, pola aktifitas, personal hygine.

b. Persalinan: menanyakan keluhan utama, his pertama, pengeluaran

pervaginam, kondisi ketuban (+)/(-), pemenuhan nutrisi.


59

c. Nifas: menanyakan keluhan utama, perdarahan, kontraksi uterus, TFU,

kandung kemih, pola istirahat tidur, pola aktifitas, personal hygiene,

pemenuhan nutrisi, laktasi.

d. Neonatus: perawatan sehari-hari, perawatan tali pusat, ASI ekslusif,

personal hygiene.

e. KB: menanyakan riwayat KB, riwayat kesehatan, riwayat ginekologi,

keadaan psiko sosial budaya.

G. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penlitian

Penelitian ini di PMB Winarti, S.ST Desa Sumberdadi Kecamatan

Sumbergempol Kabupaten Tulungagung

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini pada bulan 5 Oktober 2020 – 23 Januari 2021

H. Etika Penelitian

Dalam asuhan kebidanan COC ini menekankan pada masalah etika,

meliputi:

1. Lembar persetujuan responden (Informed Consent)

Lembar persetujuan sebagai responden diberikan pada saat

pengumpulan data. Bertujuan agar responden mengetahui tujuan, manfaat,

prosedur intervensi dan kemungkinan dampak yang terjadi selama

penelitian. Jika responden berkenan maka responden akan menandatangani

lembar persetujuan dilakukan penelitian. Jika responden menolak maka

peneliti akan menghargai hak-hak tersebut.


60

2. Tanpa nama (Anonimity)

Nama klien tidak perlu dicantumkan dalam hasil dokumentasi dan

cukup memberikan kode pada hasil dokumentasi.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Peneliti akan menjaga kerahasiaan informasi yang diberikan oleh

responden.
BAB 4

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

A. Asuhan Kebidanan Kehamilan pada Ny.A GIP0A000 UK 37 Minggu di


PMB Winarti, S.ST

1. Kunjungan ANC Ke 1

Pengkajian dilakukan pada hari Minggu tanggal 1 November 2020

pukul 16.30 WIB di PMB Winarti, S.ST

a. Data Subjektif

1) Biodata

Nama : Ny. A Nama : Tn. A

Umur : 24 tahun Umur : 26 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Suku : Jawa Suku : Jawa

Pekerjaan : Pedagang Pekerjaan : Pedagang

Kawin ke- :1 Kawin ke- :1

Usia kawin : 23 tahun Usia Kawin : 25 tahun

Lama kawin : 1 tahun Lama Kawin : 1 tahun

Alamat : Plosokandang - Tulungagung

2) Keluhan Utama

Ibu mengatakan hamil anak pertama usia kehamilan 9 bulan.

Ibu datang ke bidan ingin memeriksakan kehamilan dan tidak ada

keluhan.

61
62

3) Riwayat

Ny A mempunyai riwayat menstruasi dengan menarche

pada usia 13 tahun, siklus 28 hari, dan lama menstruasi 6-7 hari. Ny

A saat ini hamil anak pertama. HPHT 16 Februari 2020, keluhan

yang dirasakan selama kehamilan trimester I pusing dan mual, pada

trimester II tidak ada keluhan, dan trimester III sering kencing.

Imunisasi yang pernah didapat adalah TT5. Pada kehamilan ini

sudah melakukan pemeriksaan ANC sebanyak 7 kali di PMB dan 1

kali di Puskesmas Sumbergempol dengan hasil laboratorium pada

tanggal 21 September 2020 yang diperoleh yaitu Hb 12,2 gr%,

albumin negatif, reduksi negatif, HIV negatif, sifilis negatif, HbsAg

negatif serta memperoleh terapi tablet hufabion, kalk. Pola nutrisi

selama hamil makan 3x/hari menu (nasi, lauk, dan sayur) minum 8-

10 gelas/hari. Pola aktifitas yang dilakukan selama hamil

mengerjakan aktifitas rumah tangga tetapi tidak terlalu berat. Pola

istirahat selama hamil tidur siang 1 jam mulai dari jam 13.00-14.00

WIB, tidur malam 8 jam mulai dari jam 21.00-05.00 WIB.

b. Data Objektif

1) Pemeriksaan umum

Kesadaran : composmetis

Postur tubuh : Lordosis

Cara berjalan : Normal

TB : 153 cm

BB sebelum hamil : 53 kg

BB sekarang : 64 kg
63

Penambahan BB : 11 kg

HPL : 22 November 2020

UK : 37 Minggu

LILA : 28 cm

TANDA TANDA VITAL

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 88 x/menit

Suhu : 36,7oC

Respirasi : 19 x/menit

2) Pemeriksaan fisik

Inspeksi

Kepala : Kulit kepala bersih, rambut lurus, tidak ada

ketombe

Wajah : Wajah tidak pucat, tidak ada oedema, ada

cloasma gravidarum.

Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera tidak

ikterus, tidak ada gangguan penglihatan.

Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak ada

gangguan pendengaran.

Hidung : Simetris, hidung bersih, tidak ada polip, tidak ada

pernapasan cuping hidung.

Mulut dan gigi : Bibir tidak pucat, lidah merah muda dan bersih,

tidak ada stomatitis, gigi bersih, tidak ada

pembengkakan gusi, dan tidak ada caries gigi.


64

Leher : Tidak tampak pembesaran kelenjar limfe.

Payudara : Simetris, tampak pembesaran payudara,

hiperpigmentasi areola, puting menonjol.

Aksila : Tidak tampak adanya benjolan, tidak ada nyeri

tekan.

Abdomen : Tidak ada bekas operasi, ada lineanigra, terdapat

strie albican

Ekstremitas atas : Simetris, kuku bersih, tidak pucat, warna kuku

merah muda, tidak ada gangguan pergerakan.

Ekstremitas bawah: Simetris, kuku bersih, tidak pucat, warna kuku

merah muda, tidak ada gangguan pergerakan

Anus : Tidak ada haemorrhoid.

Palpasi

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar

tiroid dan tidak ada pembesaran vena jugularis.

Payudara : Tidak teraba massa, colostrum sudah keluar

sedikit kanan+/kiri+

Abdomen :

Leopold I : TFU pertengahan prosessus xifoideus dan bagian

fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting

(bokong).

Leopold II : Bagian kanan perut teraba panjang, keras seperti

papan punggung kanan (puka), bagian kiri

perut teraba bagian kecil janin.


65

Leopold III : Bagian terbawah janin teraba bulat, keras dan

melenting (kepala). Sudah masuk PAP

Leopold IV: Divergent 4/5

Mc. Donald: 28 cm

TBJ : 28-11x155= 2.635 gram

Auskultasi : DJJ 138 x/menit

Perkusi : Reflek patella +/+

3) Pemeriksaan Penunjang

USG : Tidak dilakukan

KSPR : 2 (Kehamilan Resiko Rendah)

c. Analisis

Ny. A umur 24 tahun GIP0A000 UK 37 minggu janin hidup, tunggal,

letak kepala, intra uteri, keadaan umum ibu dan janin baik..

d. Penatalaksanaan

Tanggal 01 November 2020 pukul 16.30 WIB

1) Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin baik

dan petugas pakai APD level 1

Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan senang

kondisinya dan bayinya sehat dan APD terpakai petugas.

2) Menjelaskan ketidaknyamanan yang umum terjadi pada masa

kehamilan trimester ke tiga dan cara mengatasinya

Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan

3) Menjelaskan ibu tanda bahaya trimester tiga pada masa kehamilan

Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan


66

4) Melakukan kolaborasi dengan bidan untuk pemberian terapi oral

Hasil : terapi oral sudah diberikan yaitu Fe 1 tablet diminum

1x1/hari setelah makan

5) Menganjurkan ibu kunjungan ulang 2 minggu lagi atau sewaktu-

waktu bila ada keluhan

Hasil : Ibu bersedia mengikuti anjuran bidan untuk kunjungan ulang

2 minggu lagi

Pemberi Asuhan

Sari Wulandari
Catatan Perkembangan Pada Ibu Hamil kunjungan ke 2

Hari / Tanggal : Senin/ 9 November 2020/ 18.30 WIB


Tempat : PMB Winarti, S.ST
Subyektif Obyektif Analisa Jam Penatalaksanaan
Ibu mengatakan ingin 1. Pemeriksaan umum Ny. A umur 24 tahun 18.35 1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada Ibu dan
memeriksakan a. Keadaan umum: baik GIP0A000 UK 37 petugas paki APD level 1
kehamilannya dan b. Kesadaran: composmentis minggu janin hidup, Hasil: ibu mengerti dan APD terpakai
mengeluhkan sering c. TTV tunggal, letak kepala, 2. Memberitahu ibu bahwa keluhan sering kencing
kencing Tekanan darah: 110/70 intra uteri, keadaan diakibatkan oleh saluran kencing yang tertekan
mmHg umum ibu dan janin akibat turunya kepala yang mulai memasuki
baik.
Nadi : 88x/menit panggul
Respirasi : 19x/menit Hasil: ibu mengerti dengan penjelasan yang
Suhu: 36,8 0C diberikan
2. Pemeriksaan fisik 3. Menganjurkan ibu batasi minum sebelum tidur,
Mata : konjungtiva tidak perbanyak minum di siang hari tanpa mengurangi
anemis, sklera tidak icterus kebutuhan minum minimal 8 gelas per hari, dan
Payudara: colostrum sudah anjurkan ibu untuk melakukan senam kegel.
keluar +/+ Hasil : ibu mengerti dan akan melakukannya
Abdomen: ada linianigra, 4. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal
ada strie lividae, tidak ada hygine dan sering ganti pakaian dalam jika
bekas luka operasi merasa lembab untuk menghindari jamur.
1) Leopold I : TFU 1 jari Hasil : ibu akan melakukan anjuran yang
dibawah diberikan
Prosessusxipoideus 5. Memberikan dukungan emosional pada ibu
2) Leopold II teraba bahwa ibu dapat melakukan persalinan normal
bagian Panjang keras dengan lancar
seperti papan pada Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan yang

67
68

perut kanan (puka) diberikan


3) Leopold III : letak 6. Memberitahu pada ibu tanda tanda persalinan
kepala seperti mengeluarkan lendir darah kontraksi
4) Leopold IV : divergent semakin sering.
3/5 Hasil : ibu mengerti dan bisa mengulangi
TFU Mc Donald: 30 cm penjelasan yang diberikan
TBJ : 30-11x155=2.945 7. Menganjurkan ibu untuk melakukan senam
DJJ : 140x/menit hamil.
Hasil : ibu mengerti dan akan melakukannya
8. Memberitahu ibu persiapan persalinan
perlengkapan yang di bawa saat melahirkan
Hasil : Ibu mengerti
9. Memberikan konseling tentang KB
pasca Persalinan.
Hasil : Ibu mengerti tentang penjelasan yang
diberikan
10. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu
lagi atau sewaktu waktu bila ada keluhan.
Hasil : Ibu mengerti anjuran yang diberikan.

Pemberi Asuhan

Sari Wulandari
69

B. Asuhan Kebidanan Persalinan

Persalinan Kala I

Hari / Tanggal : Rabu/ 18 November 2020/ 23.00 WIB

Tempat : PMB Winarti, S.ST

Subyektif Obyektif Analisa Jam Penatalaksanaan


Ibu mengatakan 1. Pemeriksaan umum Ny A umur 24 th 23.10 1. Memberitahu hasil pemeriksaan dan petugas
merasakan kenceng Keadaan umum: baik GIP0A000 UK 39 pakai APD level 1
kenceng menjalar Kesadaran: composmentis minggu 3 hari janin Hasil : Ibu mengerti kondisinya sat ini dan APD
sampai ke pinggang hidup tunggal letak di pakai petugas
sejak pukul 18.00 TTV: kepala intra uteri
Tekanan Darah: 110/80 2. Memantau kemajuan persalinan dengan
WIB serta keluar keadaan umum ibu menggunakan lembar partograf
lendir bercampur MmHg dan janin baik kala Hasil : terlampir
darah. Respirasi: 22x/menit 1 fase aktif
3. Memeriksa perasaan ibu dan respon fisik
Suhu: 36, 8oC terhadap persalinan yang sedang dihadapi
Nadi: 90x/menit Hasil : ibu melakukan tehnik relaksasi setiap
2. Pemeriksaan fisik adanya kontraksi
Mata: konjungtiva tidak anemis, 4. Mengatur posisi yang dirasa nyaman oleh ibu
sklera tidak ikterus Hasil : Ibu miring ke kiri
Payudara: Simetris, 5. Menjaga privasi ibu
hiperpigmentasi areola, Hasil : tirai telah di tutup dan ibu sudah
colostrum (+/+) diselimuti
6. Memberikan motivasi pada ibu
Abdomen: tidak ada bekas luka Hasil : ibu merasa lebih baik
operasi, ada striegravidarum, ada 7. Menyiapkan partus set
linia nigra Hasil : sudah siap
Leopold I : TFU 2 jari dibawah 8. Memantau dan menjelaskan kemajuan persalinan
prosessus Xifoideus seperti his, djj, keadaan umum ibu, meliputi
Leopold II : teraba bagian nadi suhu dan tekanan darah
70

panjang keras seperti papan pada


perut kanan (puka), pada bagian
kiri teraba bagian-bagian kecil
(ekstremitas)
Leopold III : letak kepala,
Divergent
Leopold IV : 3/5
TFU Mc Donald : 29 cm
TBJ : 30-11x155= 2.945 gram
DJJ : 150x/menit
His: 3 kali dalam 10 menit
selama 35 detik
Genetalia: keluar lendir
bercampur darah tidak ada tanda
tanda infeksi
Anus : tidak ada heomoroid
Ekstrimitas: tidak oedem
Pemeriksaan dalam (VT) :
Pembukaan 5 cm efficement 50%
Hasil : sudah dilakukan
ketuban utuh letak kepala 9. Memastikan kandung kemih kosong
denominator UUK jam 11, Hasil : sudah dilakukan
hodge III, molage 0 tidak ada 10. Menganjurkan ibu untuk makan dan Minum
bagian terkecil janin yang Hasil : ibu makan dengan nasi, lauk, sayur dan
menghalangi minum air 1 gelas

Pemberi Asuhan

Sari Wulandari
71

Catatan perkembangan pada persalinan kala II

Hari/ tanggal/ pukul : Kamis/ 19 November 2020/03.00

Tempat : PMB Winarti, S.ST

Subyektif Obyektif Analisa Jam Penatalaksanaan


Ibu mengatakan keluar 1. Pemeriksaan umum Ny A umur 24 03.00 1. Melihat tanda dan gejala persalinan kala II
cairan dari jalan lahir a. Kesadaran: tahun G1P1 A000 Hasil : terdapat tanda gejala kala II yaitu doran teknus,
dan merasakan composmentis UK 39 minggu 4 perjol, vulka.
kenceng kenceng b. TTV: hari janin hidup 2. Memastikan alat, bahan dan obat-obatan sudah
lengkap
sangat mulas seperti Tekanan Darah: 120/80 tunggal letak
Hasil : alat, bahan dan obat-obatan sudah lengkap.
ingin BAB, sangat mmHg kepala intra uteri 3. Memakai APD lengkap level 2 bagi penolong
ingin meneran yang Nadi: 84x/menit Respirasi: keadaan umum ibu Hasil : APD sudah dipakai.
tidak bisa ditahan 22x/menit Suhu: 36,6 oC dan janin baik 4. Memeriksa DJJ saat tidak ada kontraksi
His : 4x10'x50" DJJ : dengan inpartu Hasil : DJJ 150x/menit, jelas dan teratur.
150x/menit kala II 5. Melakukan pimpinan meneran saat ada dorongan
untuk meneran
Hasil : sudah dilakukan.
6. Melakukan pertolongan kelahiran bayi
Hasil : Meletakkan handuk bersih di perut ibu dan kain
bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu,
jika kepala bayi sudah membuka vulva 5-6 cm,
melakukan stenen dan melahirkan kepala, memeriksa
adanya lilitan tali pusat, menunggu putar paksi luar
secara spontan, memegang kepala bayi secara
biparietal, melahirkan bahu depan dan belakang,
melakukan sangga susur, bayi lahir pada 19-11-2020
pukul 03.30 WIB, jenis kelamin laki-laki AS 9-10.
7. Melakukan penilaian selintas pada bayi
Hasil : Bayi aterm, kulit kemerahan, menangis kuat.
72

8. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan


bagian tubuh lainnya, kecuali bagian tangan. Ganti
handuk basah dengan dengan handuk kering
Hasil : bayi sudah hangat dan berada di atas perut ibu.

Pemberi Asuhan

Sari Wulandari

Catatan perkembangan pada persalinan kala III


73

Hari/ tanggal/ pukul : Kamis/19 November 2020/ 03.33

Tempat : PMB Winarti, S.ST

Subyektif Obyektif Analisa Jam Penatalaksanaan


Ibu mengatakan lega 1. Pemeriksaan umum Ny.A umur 24 03.33 1. Memberitahu ibu bahwa saatnya melahirkan
karena bayi sudah lahir a. Kesadaran: Composmentis tahun P1 A000 plasenta dan melakukan injeksi oxytocin di 1/3
akan tetapi perutnya b. TTV: dengan kala III paha atas bagian luar lateral secara IM (10 IU)
masih merasakan Tekanan Hasil: ibu mengerti dan injeksi oxytocin
mulas walaupun darah:100/80mmHg sudah dilakukan
rasanya tidak sesakit Nadi: 80x/mnt 2. Melakukan manajemen aktif kala 3
tadi Respirasi :20x/menit Hasil : plasenta lahir jam 03.40 WIB, tidak ada
Suhu : 36,7 bagian plasenta yang tertinggal, selaput ketuban
utuh, kotiledon lengkap
2. Pemeriksaan Fisik
3. Melakukan massase uterus dengan gerakan
a. Mata: konjungtiva tidak
melingkar searah jarum jam 15x dalam 15 detik
anemis, sklera tidak ikterus hingga uterus keras
b. Payudara: puting Hasil: kontraksi uterus keras
menonjol,colostrum sudah
4. Memeriksa kedua sisi plasenta (maternal dan
keluar +/+
fetal)
c. Abdomen: TFU
Hasil: panjang tali pusat ±30 cm, tebal plasenta
setinggi pusat, ±2 cm, diameter 15cm, insersi tali pusat
kandung kemih kosong, sentralis, kotiledon dan selaput ketuban lengkap
kontraksi keras, bentuk 5. Memeriksa laserasi pada vagina dan
uterus globuller perineum
Genetalia: tampak keluar
Hasil: terdapat laserasi derajat 2 pada vagina,
darah, tampak tali pusat di
tidak menimbulkan perdarahan aktif, tidak di
depan vulva
heating
6. Memastikan kontraksi uterus baik
Hasil: kontraksi uterus keras, TFU 2 jari
74

dibawah pusat
7. Memastikan kandung kemih kosong
Hasil: kandung kemih kosong
8. Mencelupkan tangan dalam larutan klorin 0,5
% , bilas di air tanpa melepas sarung tangan
Hasil: tangan sudah dicelupkan dalam klorin 0,5
% dan sudah dibilas di air
9. Mengajari ibu dan keluarga cara
massase uterus
Hasil: ibu dan keluarga tampak bisa
mempraktikkan cara massase uterus
10. Memeriksa TTV ibu dan memastikan keadaan
umum ibu baik
Hasil: tekanan darah 100/80mmHg, nadi
80x/menit, respirasi 20x/menit, suhu 36,7 0C
11. Mengevaluasi dan estimasi jumlah darah
Hasil: darah keluar ± 200 cc
12. Melakukan DTT alat dalam larutan klorin 0,5 %
rendam selama 10 menit
Hasil : alat sudah direndam dalam larutan klorin
0,5%
13. Membuang bahan bahan yang
terkontaminasi ke sampah medis
Hasil: bahan yang terkontaminasi sudah di buang
ke tempat sampah medis
14. Melakukan DTT ibu dengan air DTT Hasil: ibu
sudah di DTT dengan air DTT
15. Memastikan ibu sudah bersih, aman, nyaman,
membantu ibu memberikan ASI ke bayi,
menganjurkan keluarga untuk memberi makan
dan minum
75

Hasil: ibu sudah bersih, aman, nyaman


16. Melakukan DTT tempat bersalin dengan
larutan klorin 0,5%
Hasil: tempat bersalin bersih
17. Mencelupkan tangan ke dalam larutan klorin
0,5%, lepas sarung tangan dengan keadaan
terbalik dan rendam selama 10 menit
Hasil: sarung tangan sudah dilepas
18. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
Hasil: tangan sudah bersih

Pemberi Asuhan

Sari Wulandari
76
77

Catatan perkembangan pada persalinan kala IV

Hari/ tanggal/ pukul : Kamis/ 19 November 2020/ 04.20 WIB

Tempat : PMB Winarti, S.ST

Subyektif Obyektif Analisa Jam Penatalaksanaan


Ibu mengatakan sudah 1. Pemeriksaan umum Ny A umur 24 04.22 1. Mengobservasi tekanan darah, nadi, TFU,
lega dan senang Kesadaran: Composmentis tahun P1 A000 kontraksi uterus, kandung kemih, jumlah
karena bayinya TTV: inpartu darah yang keluar setiap 15 menit sekali pada
sudah lahir Tensi: 110/70 mmhg kala IV 1 jam pertama dan 30 menit sekali pada 1 jam
Suhu: 36,8 c kedua. Memeriksa suhu setiap 1x pada 1 jam
Nadi: 88x/menit pertama dan 1x pada 1 jam kedua
Pernafasan: 20x/menit Hasil:
2. Pemeriksaan fisik 1) Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi
Mata: konjungtiva merah muda, 82x/menit, suhu 36,6 oC, TFU 2 jari dibawah
Sclera putih pusat, kontraksi uterus baik keras, kandung
Payudara: ASI sudah keluar kemih kosong, darah yang keluar ±20 cc.
kanan dan Kiri +/+ 2) Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi
Abdomen : TFU 2 jari bawah 82x/menit, TFU 2 jari dibawah pusat,
pusat, Kandung kemih kosong, kontraksi uterus baik keras, kandung kemih
kontraksi baik, kosong, Darah yang keluar ±10 cc.
Genetalia : Tampak pengeluaran 3) Tekanan darah 120/80 mmHg,nadi
darah 55cc dan luka bekas 88x/menit, TFU 2 jari dibawah pusat,
jahitan derajat 2 masih basah kontraksi uterus baik keras, kandung kemih
kosong, Darah yang keluar ±10 cc.
4) Tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi
82x/menit, TFU 2 jari dibawah pusat,
kontraksi uterus baik keras, kandung kemih
kosong, darah yang keluar ±5 cc.
78

5) Tekanan darah 110/80 mmHg, nadi


80x/menit, suhu 36,6 oC TFU 2 jari dibawah
pusat, kontraksi uterus baik keras, kandung
kemih kosong, darah yang keluar ±5 cc.
6) Tekanan darah 110/80 mmHg, nadi
80x/menit, TFU 2 jari dibawah pusat,
kontraksi uterus baik keras, kandung kemih ±
100cc, darah yang keluar ±5 cc.
2. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum
Hasil: ibu makan nasi dan telur dadar, serta teh
manis.
3. Menganjurkan ibu untuk istirahat
Hasil: ibu sudah tertidur
4. Melengkapi partograf
Hasil: partograf terlampir

Pemberi Asuhan

Sari Wulandari
79

Catatan perekembangan pada bayi baru lahir


Hari/tanggal/ pukul : Kamis/ 19 November 2020/ 04.25
Tempat : PMB Winarti, S.ST.
Subyektif Obyektif Analisa Jam Penatalaksanaan
Ibu mengatakan 1. Pemeriksaan umum By. Ny A neonatus 04.25 1. Memberitahu ibu tentang hasil Pemeriksaan
bayinya saat ini sedang a. Keadaan umum : Baik cukup bulan sesuai bahwa bayi dalam kondisi sehat
menyusu. b. Kesadaran : composmentis masa kehamilan Hasil: ibu mengerti
Nadi : 152x/menit usia 1 jam 2. Menganjurkan ibu menjaga kehangatan bayi
Pernapasan: 56x/menit Hasil: ibu mengerti
Suhu : 36,9 C 3. Merawat tali pusat
2. Pemeriksaan fisik Hasil: tali pusat terbungkus kasa Steril
a. Kulit: kemerahan Terdapat 4. Memastikan kondisi bayi baik, pernapasan
Verniks caseosa, Tidak Ada normal, dan suhu tubuh Normal
rambut lanugo Hasil: kondisi bayi baik, pernapasan 56x/menit,
b. Mata: simetris, konjungtiva suhu tubuh 36,9 oC
merah muda, sklera tidak 5. Mengukur antropometri pada bayi
ikterus, tidak ada kelainan Hasil: BB 3000 gram, PB 51 cm, LK 33 cm, LD
kongenital 36 cm, LILA 10cm
c. Mulut: simetris, warna bibir 6. Mengoleskan salep mata tetrasiklin profilaksis
merah muda, tidak ada pada kedua Mata
kelainan kongenital Hasil: salep mata dioles pada mata kanan dan
d. Abdomen: tampak tali pusat mata kiri
masih basah tidak ada 7. Menyuntikkan vitamin K1 (1mg)
perdarahan, tali pusat tidak Hasil: bayi sudah disuntik vitamin K1 0,5 mg di
ada tanda tanda infeksi, paha kiri
tidak ada kelainan 8. Menyuntikkan Hb o 1 jam setelah menyuntikan
kongenital vitamin K1
e. Ekstremitas atas dan Hasil : bayi sudah disuntik Hb o di paha kanan
bawah: tidak ada kelainan 9. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
80

kongenital, warna jari merah Hasil: tangan sudah bersih


muda, tidak ada gangguan
pergerakan, panjang kuku
jari melebihi batas ujung jari
f. Genetalia: testis sudah
turun, lubang uretra berada
diujung penis, BAK (-)
g. Anus: tidak ada atresia
ani, BAB (-)
h. Reflek pada bayi Reflek
rooting + , reflek sucking +,
reflek swallowing +, reflek
morro +/+, reflek Tonick
neck+, reflek grap +/+,
reflek grapsing +/+, gallant
reflek +, reflekplantar +/+,
reflek babinsky +/+

Pemberi Asuhan

Sari Wulandari
81

C. Asuhan Kebidanan Nifas pada Ny. A di PMB Winarti, S.ST.

Catatan perekembangan pada ibu nifas kunjungan ke 1

Hari/tanggal/ pukul : Rabu/ 19 November 2020/ 12.00 WIB

Tempat : PMB Winarti, S.ST.

Subyektif Obyektif Analisa Jam Penatalaksanaan


Ibu mengatakan 1. Pemeriksaan umum Ny. A umur 24 12.05 1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan dan
perutnya masih sering Kesadaran: composmentis tahun P1 A000 petugas pakai APD level 1
terasa mulas, dan perut Tekanan darah: 110/70 mmHg dengan 8 jam Hasil: ibu mengerti dengan keadaannya saat ini
bagian atas terasa Nadi:88x/menit postpartum 2. Menjelaskan pada ibu bahwa rasa mulas dan
keras. Ibu mengatakan Respirasi: 19x/menit terasa keras pada perut bagian atas adalah
sudah BAK tapi belum Suhu: 36,7oC akibat dari kerja otot rahim yang fungsinya untuk
bisa BAB 2. Pemeriksaan fisik menghentikan perdarahan
a. Mata: konjungtiva tidak Hasil: ibu mengerti dengan penjelasan yang
anemis, sklera tidak ikterus disampaikan
b. Payudara: tidak nyeri tekan, 3. Mengajari ibu massage uterus
putting menonjol, colostrum Hasil: ibu bisa melakukan kembali apa yang di
+/+ ajarkan bidan
c. Abdomen: TFU 2 jari 4. Menganjurkan ibu untuk melakukan massage
dibawah pusat, kontraksi pada Rahim jika Rahim terasa lembek
bulat keras, kandung kemih Hasil : ibu bersedia melakukanya
kosong 5. Menganjurkan ibu untuk makan buah –buahan
d. Genetalia: Ada luka heating yang berserat seperti pepaya agar bisa BAB
derajat 2, keluar lochea dengan lancar
rubra kurang lebih 20 cc Hasil : ibu mengerti anjuran bidan
e. Ekstremitas atas dan bawah 6. Memberitahu ibu untuk tidak boleh tarak
: tidak ada oedema. makanan seperti telur, ayam, ikan, udang keculi
82

kalau memang alergi terhadap salah satu


makanan
Hasil: ibu bersedia untuk tidak tarak makanan
7. Mengajari ibu untuk mobilisasi dini
Hasil: ibu mampu melakukan miring kanan
kiri serta duduk
8. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan
genetalia dengan cara cebok dari arah depan
kebelakang kemudian dikeringkan dan sering
ganti pakaian dalam saat merasa lembab
Hasil: Ibu mengerti dan akan melakukan anjuran
yang diberikan
9. Menganjurkan ibu datang ke bidan apabila
sewaktu waktu ada keluhan
Hasil: Ibu mengerti anjuran yang diberikan

Pemberi Asuhan

Sari Wulandari
83

Catatan perekembangan pada ibu nifas kunjungan ke 2

Hari/tanggal/ pukul :Minggu, 23 November 2020/ 15.30

Tempat: Di rumah Ny A

Subyektif Obyektif Analisa Jam Penatalaksanaan


Ibu mengatakan sudah 1. Pemeriksaan umum Ny A umur 24 15.40 1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu dan
bisa berjalan namun Kesadaran: Composmentis tahun P1 A000 petugas pakai APD level 1
masih terasa nyeri TTV : postpartum hari Hasil: ibu mengerti
pada luka bekas Tekanan darah: 100/70 mmHg ke 4 2. Mengingatkan kembali ibu untuk selalu
jahitan, tidak pernah Nadi: 88x/menit menjaga kebersihan genetalia
tarak makanan, dan Respirasi:20x/menit Hasil:ibu mengerti dan bersedia mengikuti
cebok sesuai dengan Suhu: 36,3oC anjuran bidan
anjuran yang 2. Pemeriksaan fisik 3. Memberitahu ibu untuk mencukupi kebutuhan
diberikan. a. Mata: konjungtiva tidak nutrisi, cairan serta istirahat yang cukup.
anemis, sklera tidak ikterus Hasil: ibu mngerti dan mau melakukannya
b. Payudara: putting menonjol, 4. Menjelaskan pada ibu tentang Tanda bahaya
tidak ada pembengkakan, nifas seperti perdarahan berlebihan disertai
ASI Keluar +/+ banyak dan pusing dan detak jantung tidak beraturan,
lancar demam lebih dari 38C, sakit kepala hebat,
c. Abdomen: TFU pertengahan nyeri pada betis, gangguan buang air kecil,
sympisis-pusat, kontraksi merasa sedih terus menerus.
uterus bulat keras, kandung Hasil: Ibu mengerti dengan penjelasan yang
kemih Kosong diberikan
d. Genetalia: Keluar lochea 5. Menganjurkan ibu datang ke bidan apabila
sanguinolenta, tidak berbau sewaktu waktu ada keluhan
kurang lebih 10cc, terdapat Hasil: ibu mengerti anjuran yang diberikan
luka jahitan derajat 2 masih
basah dan tidak ada tanda
84

tanda infeksi.
e. Esktremitas atas dan bawah:
Tidak ada odema

Pemberi Asuhan

Sari Wulandari
85

Catatan perekembangan pada ibu nifas kunjungan ke 3


Hari/tanggal/ pukul : Senin, 22 Desember 2020/ 09.00
Tempat : Di rumah Ny A
Subyektif Obyektif Analisa Jam Penatalaksanaan
Ibu mengatakan saat 1. Pemeriksaan umum Ny A umur 24 09.10 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
ini sudah tidak a. Kesadaran: Composmentis tahun P1 A000 bahwa kondisi ibu baik dan petugas pakai APD
merasakan sakit pada b. TTV: nifas hari ke 33 level 1
bagian perut maupun Tekanan darah: 120/80 mmHg Hasil : Ibu mengerti hasil Pemeriksaan
jahitan, merasa lebih Nadi: 88x/menit 2. Menanyakan penyulit yang dialami ibu dan bayi
baik dan senang Respirasi: 20x/menit selama masa nifas
karena bayinya aktif. Suhu: 36,7 oC Hasil : Ibu mengatakan tidak ada penyulit selama
2. Pemeriksaan fisik masa nifas, bayinya juga mampu menyusu
a. Mata: konjungtiva tidak dengan baik
anemis, sklera tidak ikterus 3. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI
b. Payudara: putting menonjol, sampai bayi berusia 6 bulan tanpa memberikan
ASI keluar +/+ banyak dan tambahan makanan lain.
lancar Hasil : Ibu mengerti dan akan melakukan anjuran
c. Abdomen: tidak nyeri tekan, yang diberikan
TFU tidak teraba 4. Memberi HE tentang macam-macam jenis KB
a. Genetalia: keluar lochea Hasil : Ibu mengerti penjelasan yang diberikan
alba 5 cc, tidak berbau, dan ibu akan memikirkan terkait KB yang akan
tampak luka jahitan sudah digunakan.
mongering dan tidak ada 5. Memberitahu ibu awal permulaan melakukan
tanda tanda infeksi hubungan seksual dan menanyakan datangnya
haid
Hasil: ibu mengerti dan menjawab
Pemberi Asuhan
Sari Wulandari
D. Asuhan Kebidanan Neonatus Pada By Ny A di PMB Winarti, S.ST.

1. Kunjungan neonatus ke 1

Pengkajian dilakukan pada hari Rabu tanggal 19 November 2020 pukul

12.00.

a. Data Subjektif

1) Riwayat postnatal By. Ny. A

Bayi lahir spontan tanggal 19 November 2020 pukul 03.20 WIB

jenis kelamin laki-laki, BB 3000 gram, PB 51 cm, LK 33 cm, LD

36 cm, LILA 10cm, AS 9-10

2) Riwayat pemberian imunisasi, obat, dan vitamin K

Bayi telah diinjeksi vitamin K, sudah diberi salep mata, dan

sudah dilakukan injeksi Hb 0.

b. Data objektif

1) Pemeriksaan umum

a) Kesadaran : composmentis

b) TTV

Nadi: 132x/menit

Respirasi: 48x/menit

Suhu: 36,8oC

2) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik
1. Kulit Warna kulit kemerahan, tidak ada verniks casesosa,

tidak ada rambut lanugo


2. Kepala Simetris, rambut hitam merata, teraba fontanel

mayor berbentuk belah ketupat, tidak ada caput

86
87

succedaneum maupun chepal hematoma


3. Mata Simetris, tidak ada kelainan kongenital, konjungtiva

merah muda tidak anemis, sklera berwarna putih


4. Hidung Simetris, tidak ada secret, tidak ada pernapasan

cuping hidung, tidak ada atresia koane.


5. Mulut Simetris, Bibir tidak pucat berwarna merah muda,

mukosa basah, tidak ada labioskisis, palatoskisis,

labiopalatoskisis, tidak ada makroglosus,

mikroglosus, tidak ada makrognatia dan

mikrognatia, palatum durum dan palatum mol

terbentuk sempurna tidak ada kelainan


6. Telinga Simetris, tidak ada secret, tidak ada aurikel, tulang

kartilago terbentuk sempurna, telinga sejajar dengan

garis khayal epicantus.


7. Leher Simetris, warna sama dengan warna kulit, tidak ada

weberd neck.
8. Thorax Simetris, putting susu simetris, jumlah puting 2,

tidak ada kelainan bentuk thorax seperti pigent

cheast, fannel cheast, dan barrel cheast, tidak ada

kelainan pernapasan seperti cheanstook, wezzing,

dan ronchi.
9. Abdomen Perut cembung tapi tidak kembung, tidak ada

splenomegaly, hepatomegali, maupun

splenohepatomegali, tali pusat masih basah bersih

dan tidak ada tanda tanda infeksi


10. Punggung Simetris, tidak ada kelalinan bentuk tulang seperti

lordosis, kifosis, skoliosis, tidak ada spina bifida.


11. Genetalia Testis berjumlah 2 sudah turun, lubang uretra perada

diujung penis tidak ada kelainan seperti epispadia


88

dan hipospadia, BAK (+)


12. Ekstremitas Simetris, panjang kuku melebihi batas jari, tidak

atas sianosis, tidak ada kelainan jumlah jari seperti

sindaktil, maupun polidakti, gerakan aktif.


13. Anus Ada lubang anus, Tidak ada atresia ani, BAB (+)

warna hitam kehijauan.


Simetris, panjang kuku jari melebihi batas jari

14. Ekstremitas tidak ada kelainan jumlah jari seperti sindaktil,

bawah maupun polidaktil, gerakan aktif.


c. Analisis data

Bayi Ny A neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 8 jam

d. Penatalaksanaan

Tanggal 19 November 2020 pukul 12.00

1) Memberitahu kepada ibu untuk tidak menerima tamu terlalu

banyak dan jika ada tamu harus cuci tangan dahulu sebelum masuk

rumah karena masih ada pandemi COVID.

Hasil : ibu mengerti anjuran dari bidan

2) Memberitahu ibu bahwa hasil pemeriksaan keadaan bayi baik dan

sehat dan petugas pakai APD level 1

Hasil : ibu mengerti dan senang dengan hasil pemeriksaan.

3) Merawat tali pusat dengan kasa steril agar tetap bersih dan kering

sehingga terhindar dari infeksi

Hasil : tali pusat sudah terbungkus dengan kasa steril dan tidak ada

tanda tanda infeksi

4) Memandikan bayi

Hasil : bayi sudah bersih


89

5) Memakaikan baju dan gedong bayi

Hasil : bayi bersih aman dan nyaman

6) Menganjurkan ibu menjaga kebersihan bayi dengan segera

mengganti popok bila bayi BAB dan BAK agar tidak terjadi iritasi

kulit

Hasil: ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran bidan

7) Menjelaskan tanda tanda bahaya pada bayi yang harus dikenali

oleh ibu seperti tidak mau menyusui, kejang, bayi lemah, sesak

nafas, pusar kemerahan, demam, diare (BAB lebih dari 4x/sehari

warna kehijauan dengan konsistensi encer), kulit dan sklera (bagian

putih pada mata) berwarna kuning.

Hasil: ibu menyimak penjelasan dengan seksama dan dapat

mengulang kembali penjelasan bidan

8) Menganjurkan ibu untuk selalu cuci tangan sebelum dan sesudah

menyentuh bayinya

Hasil: ibu mengerti anjuran yang diberikan

Pemberi asuhan

Sari Wulandari
Catatan perekembangan pada neonatus kunjungan ke 2
Hari/tanggal/ pukul : Minggu/ 23 November 2020/ 15.30
Tempat Tempat : Di rumah Ny A
Subyektif Obyektif Analisa Jam Penatalaksanaan
Ibu mengatakan Pemeriksaan umum By. Ny. A 15.35 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa
bayinya menyusu a. Kesadaran: Composmentis neonatus cukup bayinya dalam kondisi sehat dan petugas pakai
dengan kuat, BAB 1-2 b. TTV: bulan sesuai masa APD level 1
kali perhari, BAK 4-5 Respirasi: 48x/menit kehamilan umur 4 Hasil : Ibu mengerti hasil pemeriksaan
kali perhari, perawatan Nadi: 134 x/menit hari 2. Mengingatkan kembali ibu untuk selalu menjaga
tali pusat hanya di Suhu: 36,9oC kehangatan tubuh bayi.
balut kasa steril tanpa BB : 3100 gram Hasil : Ibu mengerti dan bayi sudah dibedong
di bubuhi apapun. PB : 51 cm serta dipakaikan topi.
Pemeriksaan fisik : kulit kemerahan, 3. Memberitahu ibu untuk memberikan ASI
sklera putih tidak ikterus, eksklusif serta memberikan ASI minimal setiap 2
konjungtiva merah muda, tali pusat jam sekali atau saat bayi ingin minum.
masih basah, tidak ada tanda-tanda Hasil : Ibu mengerti dan akan melakukanya
infeksi, perut cembung, tidak 4. Memberikan HE kepada ibu tentang perawatan
kembung, ekstremitas hangat tidak bayi sehari hari
pucat. BAK/BAB (+/+), gerakan Hasil : Ibu mengerti dan bisa mengulangi
aktif, reflek menyusu kuat. penjelasan yang diberikan
5. Menganjurkan ibu untuk datang ke bidan jika ada
keluhan pada bayinya
Hasil : Ibu mengerti dan akan datang ke bidan
jika ada keluhan
Pemberi asuhan

Sari Wulandari

90
91

Catatan perekembangan pada neonatus kunjungan ke 3


Hari/tanggal/ pukul : Rabu/ 03 Desember 2020/ 09.00
Tempat : Di rumah Ny A
Subyektif Obyektif Analisa Jam Penatalaksanaan
Ibu mengatakan 1. Pemeriksaan umum By Ny A neonatus 09.10 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa
bahwa bayinya a. TTV: cukup bulan sesuai bayinya dalam kondisi sehat dan petugas pakai
menyusu kuat, BAB 1- Respirasi: 48x/menit masa kehamilan APD level 1
2 kali perhari, BAK 4- Nadi: 137x/menit umur 14 hari. Hasil : Ibu mengerti hasil pemeriksaan yang
5 kali perhari. Suhu: 37,2oC dilakukan
BB : 3150 gram 2. Mengingatkan kembali ibu untuk tetap
PB : 51 cm memberikan ASI sesering mungkin minimal 2
2. Pemeriksaan fisik jam sekali supaya kebutuhan nutrisi bayi
Kulit tidak pucat, sclera putih terpenuhi.
tidak icterus, konjungtiva tidak Hasil : Ibu mengerti dan akan
anemis, abdomen cembung tapi melakukannya
tidak kembung, tali pusat sudah 3. Mengingatkan ibu mengimunisasikan BCG dan
terlepas, dan kuku berwarna polio 1 bayinya di bidan atau di posyandu
merah tidak pucat, teraba hangat, tanggal 19 Desember 2020
dan pergerakan aktif Hasil: ibu mengerti dan bersedia datang ke
posyandu atau bidan sesuai tanggal yang
diinformasikan

Pemberi asuhan

Sari Wulandari
92

E. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana pada Ny. A di PMB Winarti, S.ST.

Catatan perekembangan keluarga berencana kunjungan ke 1

Hari/tanggal/ pukul : Minggu/ 30 Desember 2020/ 10.00

Tempat : PMB Winarti, S.ST.

Subyektif Obyektif Analisa Jam Penatalaksanaan


Ibu mengatakan ingin 1. Pemeriksaan umum Ny. A umur 24 10.10 1. Memberitahu bahwa pendamping maksimal 1
ber KB namun yang a. Kesadaran: tahun P1 A000 orang dan wajib memakai masker
penggunannya tidak composmentis calon akseptor KB Hasil : ibu dan pendamping mengerti
menghambat produksi b. TTV: suntik 3 bulan 2. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam
ASI. Tekanan darah: 120/80 mmHg kondisi baik
Nadi: 92x/menit Hasil : Ibu mengerti tentang kondisinya
Respirasi: 19x/menit 3. Memberi konseling tentang macam-macam KB
Suhu: 36,8OC pasca persalinan serta menjelaskan tentang
2. Pemeriksaan fisik kekurangan dan kelebihan masing-masing jenis
Mata : Konjungtiva merah muda, kontrasepsi dengan tehnik SATU TUJU
sklera putih Hasil : Ibu mengerti tentang macam- macam KB
Payudara : Tidak ada bendungan serta efek samping, kelebihan dan
ASI tidak ada benjolan. kekurangannya.
Aksila : Tidak ada pembesaran 4. Memberikan konseling tentang efek samping,
kelenjar limfe kelebihan dan kekurangan KB suntik 3 bulan.
Abdomen : Tidak ada benjolan, Hasil : Ibu mengerti dan memberikan umpan
tidak ada nyeri tekan. balik
Genetalia : Tidak ada odem vulva, 5. Melakukan penapisan KB suntik 3 Bulan
tidak ada tanda-tanda infeksi, Hasil : Ibu boleh menggunakan KB suntik 3
terdapat sedikit pengeluaran lokea bulan
alba warna putih kekuningan, 6. Memfasilitasi ibu dan suami melakukan inform
93

tidak berbau, dan tidak gatal concent sebelum tindakan.


Ekstremitas : Tidak ada oedem. Hasil : Ibu dan suami menyetujuinya.
7. Menyiapkan alat yang diperlukan dan
menyiapkan obat Depo Medroxy Progesterone
Acetat dengan dosis 150 mg/ml secara IM
Hasil : Sudah dilakukan.
8. Melakukan penyuntikan secara IM di bokong
ibu.
Hasil : Obat sebanyak 150mg sudah disuntikkan
dan di sekitar penyuntikan tidak odem.
9. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang pada
tanggal 27 Maret 2021.
Hasil : Ibu mengerti dan akan melakukan
kunjungan sesuai jadwal.
10. Melakukan pencatatan di kartu KB
Hasil : Sudah dilakukan pencatatan.

Pemberi asuhan

Sari Wulandari
94

Catatan perekembangan keluarga berencana kunjungan ke 2

Hari/tanggal/ pukul : Senin/ 2 Januari 2021/ 19.00

Tempat : Rumah Ny. A

Subyektif Obyektif Analisa Jam Penatalaksanaan


Ibu mengatakan terjadi 1. Pemeriksaan umum Ny A umur 24 19.10 1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan
kenaikan berat badan. a. Kesadaran: Composmentis tahun P1 A000 bahwa kondisi ibu baik dan petugas pakai APD
b. TTV: akseptor KB suntik level 1.
Tekanan darah: 100/80 mmHg 3 bulan Hasil: Ibu mengerti tentang kondisinya.
Nadi: 90x/menit 2. Memberitahukan penjelasan kepada ibu bahwa
Respirasi: 20x/menit kenaikan berat badan adalah efek samping dari
Suhu: 36,7oC penggunaan suntik 3 bulan
Bb dulu : 60 kg Hasil: Ibu mengerti dengan penjelasan yang
Bb sekarang : 64 kg diberikan
2. Pemeriksaan fisik 3. Menganjurkan ibu untuk mengontrol makanan
a. Mata: konjungtiva tidak dan makan yang bergizi rendah lemak dan
anemis, sklera tidak icterus olahraga
b. Payudara: tidak ada Hasil : ibu mengerti dan mau melaksanakan
bendungan ASI, ASI keluar anjuran
banyak dan lancar +/+ 4. Mengevaluasi kondisi ibu dan menganjurkan ibu
c. Abdomen: tidak nyeri tekan, untuk datang ke bidan jika sewaktu-waktu ada
TFU tidak teraba. keluhan
Hasil : Ibu mengerti.
95

Pemberi asuhan

Sari Wulandari
BAB 5

PEMBAHASAN

A. Asuhan Kebidanan Kehamilan Trimester III dengan pendokumentasian


SOAP Note pada Ny "A" di PMB Winarti, S.ST Kecamatan
Sumbergempol Kabupaten Tulungagung

Asuhan kehamilan TM III Ny. A dilakukan dua kali pada tanggal 1

November 2020 dengan usia kehamilan 37 minggu dan pada tanggal 09

November 2020 usia kehamilan 38 1/7 minggu. Data subjektif pada

kunjungan kedua ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan

mengeluh sering kencing. Data Obyektif didapatkan hasil keadaan umum ibu

baik, pemeriksaan umum ibu dalam batas normal, pada pemeriksaan fisik

payudara didapatkan hasil bahwa kolostrum sudah keluar pada puting kanan

dan kiri, pemeriksaan abdomen Leopold I : TFU 1 jari dibawah

prosessusxipoideus, Leopold II : teraba bagian panjang keras seperti papan

pada perut kanan (puka), Leopold III : letak kepala, divergent Leopold IV : 3/5

TFU Mc Donald : 30 cm TBJ : 30-11x155 = 2.945 gram DJJ : 140x/menit.

Analisa yang ditetapkan dari data tersebut Ny. A umur 24 tahun

GIP0A000 UK 38 minggu 1 hari janin hidup tunggal letak kepala intra uteri

keadaan umum ibu dan janin baik. Penatalaksanaan yang dilakuan pada

kunjungan kedua meliputi Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu,

memberitahu ibu bahwa keluhan sering kencing diakibatkan oleh saluran

kencing yang tertekan akibat turunya kepala yang mulai memasuki panggul,

menganjurkan ibu membatasi minum sebelum tidur, perbanyak minum di

siang hari tanpa mengurangi kebutuhan minum minimal 8 gelas per hari, dan
97

anjurkan ibu untuk melakukan senam kegel, menganjurkan ibu untuk menjaga

personal hygine dan sering ganti pakaian dalam jika merasa lembab untuk

menghindari jamur, memberikan dukungan emosional pada ibu bahwa ibu

dapat melakukan persalinan normal dengan lancar, memberitahu pada ibu

tanda tanda persalinan seperti mengeluarkan lendir darah kontraksi semakin

sering, menganjurkan ibu untuk melakukan senam hamil, memberitahu ibu

persiapan persalinan, memberikan konseling tentang KB pasca persalinan,

menganjurkan ibu kontrol ulang 1 minggu lagi atau sewaktu waktu bila ada

keluhan. Analisa pada pemeriksaan kehamilan adalah Ny "X" umur … tahun

G…P… UK … minggu janin hidup tunggal intrauteri presentasi … keadaan

umum ibu dan janin baik (Kepmenkes, 2017).

Penatalaksanaan pada TM III melakukan pemeriksaan 10 T Mendeteksi

masalah dan menangani, menjelaskan tentang perubahn fisiologis dan

ketidaknyamanan yang umum terjadi pada masa kehamilan, menyarankan

istirahat cukup, menambah porsi makan satu porsi lebih banyak dari biasanya

dengan kandungan karbohidrat,protein, vitamin dan mineral yang cukup,

menjelaskan tanda gejala persalinan, menganjurkan ibu mengkonsumsi tablet

tambah darah, Vit C dan kalsium dengan benar, menjaga kebersihan diri,

melakukan senam hamil, persiapan persalinan dan memberikan dukungan

emosional pada ibu (Sulistyowati, 2011). Ketidaknyamanan yang terjadi pada

trimester III salah satunya adalah sering kencing disebabkan oleh tertekannya

kandung kemih oleh bagian terendah janin. Mengatasinya dengan batasi

minum sebelum tidur, perbanyak minum di siang hari tanpa mengurangi

kebutuhan minum minimal 8 gelas per hari, dan anjurkan ibu untuk
98

melakukan senam kegel. Namun keluhan sering kencing pada ibu hamil

trimester III masih fisiologis terjadi pada ibu hamil (Romauli, 2011)

Berdasarkan penjelasan diatas pada data subjektif tidak terdapat

kesenjangan antara fakta dan teori dikarenakan keluhan sering kencing yang

dialami merupakan hal yang fisiologis akibat tertekannya kandung kemih oleh

bagian terendah janin. Sedangkan pada data objektif tidak terdapat

kesenjangan antara fakta dan teori dibuktikan dengan sudah dilakukan

pemeriksaan yang menunjang pembuatan analisa. Pada analisa tidak ada

kesenjangan antara fakta dan teori dibuktikan dengan Analisa dibuat sesuai

dengan teori dan hasil pemeriksaan. Pada penatalaksanaan antara fakta dan

teori tidak terdapat kesenjangan dibuktikan dengan semua penatalaksanaan

yang diberikan sudah sesuai dengan kebutuhan ibu dan sesuai dengan teori.

B. Asuhan kebidanan persalinan pada Ny ''A'' dengan pendokumentasian


SOAP Note di PMB Winarti, S.ST. Kecamatan Sumbergempol
Kabupaten Tulungagung

1. Kala I
Asuhan kala 1 dilakukan tanggal 18 November 2020 pukul 23.00

WIB. Ibu mengatakan merasakan kenceng kenceng menjalar sampai ke

pinggang sejak pukul 18.00 WIB serta keluar lendir bercampur darah.

Data objektif didapatkan UK 39 3/7 minggu, tanda tanda vital dan

pemeriksaan fisik dalam batas normal. Hasil pemeriksaan menunjukkan

leopold I TFU 2 jari dibawah prossesus xifoideus, leopold II punggung

kanan, leopold III letak kepala, divergent leopold IV 3/5 bagian, TFU

Mc.Donald 30 cm, TBJ 2.945 gram, DJJ 150 x/menit teratur dan kuat,

his 3x dalam 10 menit lama 35 detik. Pada pemeriksaan dalam


99

didapatkan hasil pembukaan 5 cm, efficement 50%, ketuban utuh,

presentasi letak kepala, denominator UUK jam 11, hodge III, moulage

0, tidak ada bagian terkecil janin yang menghalangi. Pada Genetalia

tampak keluar lendir bercampur darah.

Analisis yang didapat dari hasil pengumpulan data subjektif dan

data objektif adalah Ny A umur 24 tahun GIP0 A000 UK 39 3/7

minggu janin hidup tunggal letak kepala intra uteri keadaan umum ibu

dan janin baik dengan kala 1 fase aktif. Penatalaksanaan yang dilakukan

pada Ny. A memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan, memantau

terus menerus kemajuan persalinan dengan menggunakan lembar

partograf pada fase aktif, memeriksa perasaan ibu dan respon fisik

terhadap persalinan yang sedang dihadapi, mengatur aktivitas dan posisi

ibu sesuai dengan keinginannya dan ibu merasa nyaman, menjaga

privasi ibu, penjelasan tentang kemajuan persalinan, memberikan

motivasi pada ibu, pemberian cukup nutrisi makan dan minum,

memenuhi kebutuhan eliminas ibu.

Kala I pada primigravida berlangsung selama ± 12 jam sedangkan

pada multigravida ± 8 jam. Kala I dibagi menjadi 2 fase yaitu fase laten

dan fase aktif. Fase laten berlangsung 8 jam pembukaan 0 sampai 3 cm.

sedangkan fase aktif dibagi menjadi fase akselerasi berlangsung 2 jam

pembukaan 4 cm, fase dilatasi maksimal berlangsung 2 jam pembukaan

5-9 cm, fase deselerasi berlangsung 2 jam pembukaan 10 cm

(Prawirohardjo, 2018). Analisis untuk persalinan kala I adalah Ny….

Umur …. tahun G….P….UK…. minggu janin hidup/mati


100

tunggal/gemelipresentasi kepala/bokong intrauteri keadaan umum ibu

dan janin baik dengan kala I fase aktif/laten (Kepmenkes, 2017).

Penatalaksanaan pada kala I antara lain petugas memakai APD

level 1, memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan, memantau terus

menerus kemajuan persalinan dengan menggunakan lembar partograf

pada fase aktif, memeriksa perasaan ibu dan respon fisik terhadap

persalinan yang sedang dihadapi, mengatur aktivitas dan posisi ibu

sesuai dengan keinginannya dan ibu merasa nyaman, memberikan

cukup nutrisi makan dan minum, memenuhi kebutuhan eliminasi ibu,

persiapan persalinan normal (Rohani, 2011, Kemenkes RI, 2020).

Berdasarkan fakta dan teori dilapangan data subjektif tidak terdapat

kesenjangan dimana keluhan yang dirasakan ibu adalah fisiologis yang

merupakan tanda tanda dari persalinan. Dari data objektif tidak ada

kesenjangan karena fakta dilapangan dan teori sudah sesuai terbukti

dengan hasil pemeriksaan pada ibu menunjukkan pemeriksaan dalam

batas normal. Penulisan analisis antara fakta dilapangan dan teori sudah

sesuai.

2. Kala II
Asuhan kala II pada tanggal 19 November 2020 pukul 03.00 WIB,

Ibu mengatakan keluar cairan jernih dari jalan lahir, kenceng-kenceng

semakin sering dan bertambah sakit. Ibu merasa ingin mengejan. Dari

data objektif Abdomen : HIS 4x dalam 10 menit lama 50 detik DJJ

150x/menit, pada genetalia keluar lendir bercampur darah dan cairan

ketuban berwarna jernih, vulva membuka, perineum menonjol, VT : Ø

10cm, eff 100%, ketuban jernih, letak kepala, hodge III+, denuminator
101

UUK jam 12, molage 0, tidak ada bagian terendah yang menghalangi,

terdapat tekanan anus. Persalinan kala II berlangsung selama 30 menit

dimulai pukul 03.00 WIB sampai dengan 03.30 WIB. Analisis yang

ditetapkan adalah Ny A umur 24 tahun GIP0 A000 UK 39 minggu 3

hari janin hidup tunggal letak kepala intra uteri keadaan umum ibu dan

janin baik dengan inpartu kala II.

Penatalaksanaan yang diberikan sesuai dengan APN 60 langkah

dimulai dari mengamati tanda gejala kala II (doran, teknus, perjol,

vulka) sampai memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada

bayi lagi didalam uterus. Tanda gejala kala II dimulai dengan his

semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit, dengan durasi 50

sampai 100 detik, menjelang akhir kala I, ketuban pecah yang ditandai

dengan pengeluaran cairan secara mendadak, ketuban pecah pada

pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan mengejan akibat

tertekannya pleksus franken hauser, kedua kekuatan his dan mengejan

lebih mendorong kepala bayi (Fitriani, Nurwiandani, 2018). Kala ini

dimulai dari pembukaan 10 cm sampai lahirnya bayi. Proses ini

berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida

(Prawirohadjo, 2014).

Analisis untuk persalinan kala II adalah Ny…. Umur…. tahun

G….P….UK…. minggu janin hidup/mati tunggal/gemeli presentasi

kepala/bokong intrauteri keadaan umum ibu dan janin baik dengan

inpartu kala II (Kepmenkes, 2017). Penatalaksanaan kala II adalah

petugas memakai APD level 2, mengamati tanda gejala kala II (doran,


102

teknus, perjol, vulka) sampai penilaian sepintas pada bayi (JNPK KR,

2017, Kemenkes RI, 2020). Berdasarkan toeri dan fakta dilapangan,

pada data subjektif dilihat dari yang dirasakan oleh ibu merupakan hal

wajar saat menjelang persalinan seperti kenceng-kenceng semakin

sering, keluar cairan dari jalan lahir dan keinginan untuk meneran. Pada

data objektif tidak terdapat kesenjangan dibuktikan dengan hasil

pemeriksaan yaitu terlihat doran, teknus, perjol, vulka, dan dari hasil

pemeriksaan dalam pembukaan. Analisa yang ditulis tidak ada

kesenjangan antara fakta dan teori. Analisa sudah dibuat berdasarkan

teori dan hasil pemeriksaan bahwa ibu memasuki inpartu kala II. Pada

penatalaksaan yang dilakukan dilapangan sudah sesuai dengan teori dan

tidak terjadi kesenjangan dan tidak ada komplikasi yang menyertai

proses persalinan.

3. Kala III
Ny. A mengatakan sudah lega karena bayinya sudah lahir namun

perutnya masih terasa mulas. Hasil pemeriksaan didapatkan TFU

setinggi pusat, kandung kemih kosong, kontraksi keras, tampak keluar

semburat darah secara spontan, dan tali pusat memanjang. Dari hasil

pengkajian maka didapatkan analisis Ny A P1 A000 dengan kala III.

Penatalaksanaan yang diberikan mulai dari melakukan injeksi oxytocin

di 1/3 paha atas bagian luar lateral secara IM (10 IU) sampai dengan

mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.

Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta,

yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Proses lepasnya plasenta

dapat diperkirakan dengan mempertahankan tanda-tanda sebagai


103

berikut: uterus menjadi bundar, uterus mendorong ke atas karena saat

plasenta akan dilepas ke bagian segmen bawah rahim,dan kemudian tali

pusat bertambah panjang tanpa dilakukan penarikan pada tali pusat,

maka terjadi semburan darahsecara tiba-tiba. Tempat implantasi

placenta sering pada dinding depan dan belakang korpus uteri atau

dinding lateral (Nurasiah, 2012). Analisis untuk kala III yaitu Ny….

Umur…. tahun P…. dengan kala III (Kepmenkes, 2017).

Penatalaksanaan yang diberikan mulai dari melakukan injeksi oxytocin

di 1/3 paha atas bagian luar lateral secara IM (10 IU) sampai dengan

mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir (JNPK KR, 2017,

Kemenkes RI, 2020). Berdasarkan teori dan fakta didapatkan data

subjektif ibu mengatakan perut terasa mulas yang merupakan fisiologis

karena uterus mengalami kontraksi untuk melahirkan plasenta dan pada

data objektif hasil pemeriksaan dalam batas normal sehingga tidak ada

kesenjangan antara fakta dan teori. Analisis dan penatalaksanaan yang

ditetapkan sudah sesuai dengan teori dan tidak terjadi kesenjangan.

4. Kala IV
Ibu mengatakan masih merasa mulas, tapi ibu senang karena

bayinya sudah lahir. Data objektif didapatkan hasil TFU 2 jari bawah

pusat, kandung kemih kosong, kontraksi baik, tampak pengeluaran

darah 25 cc dan luka bekas jahitan masih basah. Analisis yang

disimpulkan adalah Ny A umur 24 tahun P1 A000 dengan kala IV.

Penatalaksanaan yang diberikan yaitu menjelaskan pada ibu bahwa

persalinan sudah selesai keadaan umum ibu dan bayi baik,

mengobservasi tekanan darah, nadi, TFU, kontraksi uterus, kandung


104

kemih, jumlah darah yang keluar setiap 15 menit sekali pada 1 jam

pertama dan 30 menit sekali pada 1 jam kedua, memeriksa suhu setiap

1x pada 1 jam pertama dan 1x pada 1 jam kedua, menganjurkan ibu

untuk makan minum dan istirahat, melengkapi partograf. Kala IV

dimulai dari saat setelah lahirnya plasenta sampai 2 jam post partum.

Kala ini terutama bertujuan untuk melakukan observasi karena post

partum paling sering terjadi perdarahan pada 2 jam pertama. Darah

yang keluar selama perdarahan harus ditakar sebaik-bainya. Kehilangan

darah pada persalinan biasanya disebabkan oleh luka pada saat

pelepasan plasenta dan robekan pada serviks dan perineum. Rata-rata

jumlah perdarahan yang dikatakan normal adalah 250cc. Terdapat 7

pokok penting yang harus diperhatikan dalam kala pengawasan yaitu

kontraksi rahim, perdarahan, kandung kemih, luka jahitan, plasenta dan

selaput ketuban harus lengkap, keadaan umum ibu, tekanan darah, nadi,

pernafasan dan masalah lain, bayi dalam keadaan baik (Sondakh, 2013).

Analisis persalinan kala IV adalah Ny…. umur …. tahun…. P….

Dengan kala IV (Kepmenkes, 2017). Penatalaksanaan yang diberikan

berdasarkan teori adalah mengobservasi tekanan darah, nadi, TFU,

kontraksi uterus, kandung kemih, jumlah darah yang keluar setiap 15

menit sekali pada 1 jam pertama dan 30 menit sekali pada 1 jam kedua.

Memeriksa suhu setiap 1x pada 1 jam pertama dan 1x pada 1 jam

kedua, melengkapi partograf (Sondakh, 2013). Berdasarkan data

subjektif tidak terjadi kesenjangan karena rasa mulas adalah hal yang

fisiologis terjadi setelah persalinan akibat kontraksi uterus. Dari data


105

objektif dan analisis tidak terdapat kesenjangan antara teori dan fakta.

Pada penatalaksanaan kala IV sudah sesuai dengan teori sehingga tidak

ada kesenjangan antara teori dan fakta.

5. Bayi baru lahir


Hasil pemeriksaan umum didapat nadi 152x/menit, pernapasan

56x/menit, suhu 36,9oC. Hasil pemeriksaan fisik dalam batas normal

dan sudah menunjukkan ciri ciri bayi aterm diantaranya tidak ada

rambut lanugo, panjang kuku melewati batas jari, testis sudah turun

lubang uretra berada padaujung penis, dan reflek kuat. Analisis By Ny

A neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 1 jam.

Penatalaksanaan yang dilakukan antara lain memberitahu ibu hasil

pemeriksaan, menganjurkan ibu menjaga kehangatan bayi, memastikan

kondisi bayi baik, suhu tubuh normal, dan pernapasan normal, memberi

salep mata tetrasiklin 1% pada kedua mata, memberikan injeksi vitamin

K secara IM, memberikan injeksi Hb 0 di paha kanan, mencuci tangan

dengan sabun dan air mengalir. Berdasarkan teori bayi baru lahir adalah

yang berat lahirnya 2500-4000 gram, cukup bulan, lahir langsung

menangis, dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat

(Kukuh Rahardjo, 2014). Analisis By Ny …neonatus cukup bulan

sesuai masa kehamilan umur… jam (Kepmenkes, 2017).

Penatalaksanaan bayi baru lahir antara lain memakai sarung tangan

DTT untuk pemeriksaan fisik bayi, menjaga kehangatan tubuh bayi,

memastikan kondisi bayi baik, pernapasan normal, suhu tubuh normal,

memberikan salep mata tetrasiklin 1% pada kedua mata, memberi


106

injeksi vitamin K1 dan imunisasi Hb 0 1 jam setelah pemberian vitamin

K1, melepas sarung tangan dengan keadaan terbalik, mencuci tangan

dengan sabun dan air mengalir (JNPK KR, 2017). Berdasarkan hasil

data objektif tidak terdapat kesenjangan antara kenyataan dan teori,

hasil pemeriksaan dalam batas normal dan tidak terdapat kelainan

kongenital. Dalam penilaian sepintas bayi menangis kuat, bayi lahir

aterm, gerakan aktif, kulit kemerahan. Pada analisa tidak terdapat

kesenjangan antara kenyataan dan teori. Sedangkan penatalaksanaan

pada bayi baru lahir sudah dilakukan sesuai dengan teori dimana

dimulai dari memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayi dalam

kondisi sehat sampai mencuci tangan dengan sabun air mengalir

C. Asuhan kebidanan nifas pada Ny ''A'' dengan pendokumentasian SOAP


Note di PMB Winarti, S.ST. Kecamatan Boyolangu Kabupaten
Tulungagung

Kunjungan nifas dilakukan tanggal 19 November 2020. Ibu

mengatakan perutnya masih sering terasa mulas, perut bagian atas terasa

keras. Hasil pemeriksaan TTV dalam batas normal, kontraksi baik keras,

TFU 2 jari dibawah pusat, kandung kemih kosong dan colostrum keluar

lancar, dan terdapat pengeluaran lochea rubra ±20cc dan terdapat jahitan

derajat dua masih basah. Dari hasil pengkajian dirumuskan analisis Ny. A

umur 24 tahun P1A000 dengan 8 jam post partum. Penatalaksanaan yang

dilakukan pada Ny A yaitu petugas memakai APD level 1, memberitahu ibu

tentang hasil pemeriksaan, menjelaskan pada ibu bahwa rasa mulas dan

terasa keras pada perut bagian atas adalah akibat dari kerja otot rahim yang

fungsinya untuk menghentikan perdarahan, mengajari ibu melakukan


107

massage pada rahim jika kontraksi otot rahim terasa lembek, memberitahu

ibu untuk tidak boleh tarak makanan, mengajari ibu untuk mobilisasi dini,

memberitahu ibu untuk ASI eksklusif, menganjurkan ibu untuk menjaga

kebersihan genetalia, melakukan kolaborasi dengan bidan untuk pemberian

terapi oral, menganjurkan ibu datang ke bidan apabila sewaktu waktu ada

keluhan.

Masa nifas adalah masa 2 jam setelah post partum (menandakan akhir

periode inpartu) sehingga kembalinya reproduksi wanita pada kondisi tidak

hamil. Periode ini disebut juga puerperium, dan wanita yang mengalami

puerperium disebut puerpera. Periode pasca partum berlangsung sekitar

enam minggu (42 hari) (Margareth, 2013). Perubahan fisiologi yang terjadi

pada masa nifas adalah involusi uteri, perubahan pada serviks, lochea,

vulva, vagina, dan payudara (Walyani & Purwoastuti, 2015). Analisis pada

masa nifas adalah Ny …. umur …. P …. dengan …. Postpartum jam/hari

(Kepmenkes, 2017). Penatalaksanaan yang diberikan pada ibu nifas yaitu

memantau TTV, TFU, kandung kemih, dan perdarahan pervaginam,

mengajarkan ibu dan keluarga bagaimana cara massase uterus,

menganjurkan ibu memberikan ASI eksklusif, menganjurkan ibu untuk

menjaga kehangatan bayi, menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini,

menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, menganjurkan ibu

untuk mengkonsumsi makanan tinggi protein (Kemenkes, 2016, Kemenkes

RI, 2020).

Berdasarkan teori dan fakta di atas didapatkan data subjektif ibu

mengatakan perut terasa mulas yang merupakan hal fisioligis karena proses
108

dari involusi uterus dan pada data objektif telah dilakukan pemeriksaan

sesuai teori hal ini didukung dari hasil pemeriksaan TTV sampai

pengeluaran lochea juga masih dalam batas normal. Analisa yang

ditetapkan sesuai dengan teori. Pada penatalaksanaan tidak ada kesenjangan

antara fakta dan teori, asuhan diberikan sesuai dengan teori yang ada.

Dengan demikian tidak ada kesenjangan antara teori dan fakta.

D. Asuhan kebidanan neonatus pada By Ny ''A'' dengan pendokumentasian


SOAP Note di PMB Winarti., S.ST. Kecamatan Sumbergempol
Kabupaten Tulungagung

Bayi lahir spontan tanggal 19 November 2020 pukul 03.30 WIB jenis

kelamin laki-laki, BB 3000 gram, PB 51 cm, LK 33 cm, LD 36 cm, AS 9-

10 Bayi telah diinjeksi vitamin K, sudah diberi salep mata, dan sudah

dilakukaan injeksi Hb 0. Kunjungan neonatus dilakukan tanggal 19

November 2020 pada umur 8 jam. Dari hasil pemeriksaan TTV dalam batas

normal bayi dalam keadaan sehat dan tidak ada kelainan kongenital.

Analisis yang diberikan yaitu By Ny A neonates cukup bulan sesuai masa

kehamilan umur 8 jam. Penatalaksanaan yang diberikan adalah petugas

memakai APD level 1, memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan,

merawat tali pusat, memandikan bayi, menjaga kehangatan bayi,

memberitahu tanda bahaya yang dapat terjadi pada bayi baru lahir, menjaga

kebersihan bayi dengan rutin mengganti popok saat BAB/BAK,

menganjurkan ibu selalu cuci tangan sebelum dan sesudah memegang

bayinya.

Neonatus normal adalah neonatus yang berat lahirnya 2500-4000

gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan
109

kongenital (cacat bawaan) yang berat (Marmi & Kukuh, 2014). Ciri ciri

neonatus aterm adalah lahir berat badan 2500-4000 gram, panjang badan

48-52 cm, lingkar dada 30-cm, lingkar kepala 33-35 cm, lingkar lengan 11-

12 cm, denyut jantung 120-160x/menit, pernapasan 40-60x/menit, nilai

APGAR >7, reflek kuat (Dewi, 2011). Ciri-ciri bayi baru lahir aterm UK

37-42 minggu, rambut lanugo tidak terlihat atau terlihat tipis, tulang

kartilago terbentuk sempurna, panjang kuku melewati batas jari, reflek kuat,

genetalia (laki-laki: testis berjumlah 2 sudah turun, lubang uretra berada

pada ujung penis) (Saleha, 2012). Analisis pada neonatus adalah By Ny A

neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan …. Umur jam/hari

(Kepmenkes, 2017). Penatalaksanaan yang diberikan adalah mengetahui

berat badan bayi, panjang badan (cm), suhu, frekuensi nafas, denyut

jantung, memeriksa infeksi bakteri, memeriiksa ikterus, warna kulit,

gerakan bayi aktif/tidak, mengukur lengan, lingkar dada, pemberian salep

mata, vitamin K, dan imunisasi HB-0 (Kemenkes RI, 2016, Kemenkes RI,

2020).

Hasil data subjektif tidak terdapat kesenjangan antara kenyataan dan

teori. Data objektif pada pemeriksaan tidak terdapat kesenjangan antara

kenyataan dan teori, dan analisis tidak terdapat kesenjangan antara

kenyataan dan teori hal tersebut ditunjukkan dari hasil pengkajian data

subjektif tidak ada masalah yang muncul dan data objektif tidak ditemukan

kelainan kongenital dan hasil pemeriksaan dalam batas normal. Analisa

sudah sesuai dengan teori yang ditetapkan sehingga tidak terdapat

kesenjangan. Pada penatalaksanaan sudah dilakukan sesuai teori yaitu


110

dimulai dari memberitahu tentang hasil pemeriksaan kepada ibu sampai

memberitahu tentang imunisasi dasar.

E. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana pada Ny A P1A000 di PMB


Winarti, S.ST. Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung

Kunjungan KB dilakukan sebanyak 2 kali dimana kunjungan

pertama dilakukan pada tanggal 30 Desember 2020 dimana ibu

menginginkan KB yang tidak menghambat produksi ASI. Kunjungan kedua

dilakukan tanggal 2 Januari 2021 dimana ibu mengatakan mengalami

penambahan berat badan. Data objektif pada kunjungan pertama dan kedua

menunjukkan TTV dalam batas normal dan tidak ada kelainan pada hasil

pemeriksaan ibu. Analisis yang dirumuskan adalah Ny A umur 24 tahun

P1A000 dengan calon akseptor KB suntik 3 bulan. Penatalaksanaan yang

dilakukan meliputi memberitahu pendamping 1 orang dan wajib pakai

masker serta petugas memakai APD level 1, memberitahu hasil

pemeriksaan pada ibu, memberi konseling tentang macam macam KB pasca

persalinan dengan tekhnik SATUTUJU, memastikan alat kontrasepsi yang

dipilih ibu, melakukan penapisan, memfasilitasi ibu melakukan inform

consent, melakukan injeksi KB suntik 3 bulan, membuat dan memberikan

kartu KB, menganjurkan ibu kontrol ulang 29 Maret 2021.

KB suntik 3 bulan yang digunakan adalah Depo Medroxy Progesterone

Asetat (DMPA) dengan dosis 150 mg yang disuntikkan setiap 3 bulan secara

intramuscular. Indikasi penggunaannya adalah pada ibu menyusui.

Kontraindikasi hamil atau dicurigai hamil, perdarahan pervaginam yang

belum jelas penyebabnya, tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid,


111

terutama amonore menderita kanker payudara, diabetes melitus disertai

komplikasi kanker pada traktus genitalia. Efek sampingnya yaitu gangguan

haid, perut kembung dan tidak nyaman, kenaikan berat badan (Pinem, 2014).

Analisis untuk akseptor KB adalah Ny... Umur...tahun.. dengan KB...

(Kemenkes, 2017).

Penatalaksanaan pada kunjungan pertama adalah petugas pelayanan KB

menggunakan APD level 1 , pendamping maksimal 1 orang dan semua tim

yang bertugas memakai masker dan menerapkan protokol pencegahan Covid-

19, melakukan konseling dengan langkah SATU TUJU, memastikan alat

kontrasepsi yang dipilih ibu, melakukan penapisan klien, melakukan inform

consent mengenai alat kontrasepsi yang dipilih, memberikan/melakukan

pemasangan alat kontrasepsi, memberikan kartu KB dan menganjurkan ibu

montrol ulang sesuai dengan jenis KB yang digunakan. Penatalaksanaan pada

kunjungan kedua KB adalah petugas pelayanan KB menggunakan APD level

1, meberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu, menjelaskan keluhan yang

dialami ibu adalah efek samping dari penggunaan suntik 3 bulan,

menganjurkan ibu mengontrol makan dan makan yang bergizi rendah lemak

dan berolahraga, melakukan evaluasi kepada ibu dan menganjurkan ibu

datang ke bidan jika ada keluhan (Kemenkes, 2016; Kemenkes 2020).

Berdasarkan data subjektif dan objektif, analisa dan asuhan yang

diberikan tidak terdapat kesenjangan antara fakta dan teori, semua sudah

diberikan sesuai dengan teori. Asuhan diberikan sesuai dengan kebutuhan

klien berdasarkan hasil pengkajian dan pemeriksaan yang dilakukan. Hasilnya


112

pasien dapat menggunakan kontrasepsi suntikan 3 bulan sesuai dengan

rencana yang diinginkannya.


113

BAB 6

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif dan pada Ny. A, dapat

disimpulkan bahwa :

1. Asuhan kebidanan kehamilan dengan pendokumentasian SOAP Note yang

diberikan pada Ny. A tidak ditemukan masalah yaitu Ny. A mengeluhkan sering

kencing untuk menanganinya adalah dengan cara memberikan konseling tersebut

adalah fisiologis yang terjadi pada ibu hamil trimester III dan pada

penatalaksanaan tidak terdapat kesenjangan antara kenyataan dan teori yaitu

sudah memberikan standar asuhan.

2. Asuhan kebidanan persalinan dengan pendokumentasian SOAP Note yang

diberikan pada Ny. A tidak ditemukan masalah dan tidak terdapat kesenjangan

antara kenyataan dan teori pada penatalaksanaan persalinan yang dilakukan juga

sudah sesuai dengan teori dan tidak terjadi kesenjangan.

3. Asuhan kebidanan nifas dengan pendokumentasian SOAP Note yang diberikan

pada Ny. A tidak ditemukan masalah dan pada data subjektif tidak ada

kesenjenangan antara fakta dan teori dikarenakan keluhan ibu rasa mulas yang

terjadi pada ibu merupakan hal yang fisiologis disebabkan karena uterus

mengalami kontraksi, pada data objektif, analisa dan penatalaksanaan tidak

terdapat kesenjangan antara kenyataan dan teori karena sudah dibuat sesuai teori.

4. Asuhan kebidanan neonatus dengan pendokumentasian SOAP Note yang

diberikan pada By. Ny. A tidak ditemukan masalah dan dilakukan kunjungan

sebanyak 3 kali. Selama memberikan asuhan tidak ada kesenjangan antara fakta

dan teori sudah dilakukan dengan benar.


5. Asuhan kebidanan KB dengan pendokumentasian SOAP Note yang

diberikan pada Ny. A yang bertujuan mengatur jarak anak yang tidak

mengganggu produksi ASI sudah dilakukan tidak ditemukan masalah dan

tidak terdapat kesenjangan antara fakta dan teori

B. Saran

1. Bagi Peneliti
Mampu mempraktekkan asuhan komprehensif secara langsung dengna teori

yang sudah didapat selama perkuliahan mencakup kehamilan, persalinan, nifas,

neonatus dan keluaraga berencana selain itu sebagai upaya pengabdian kepada

klien dalam mewujudkan tridarma pendidikan perguruan tinggi.

2. Bagi Ny. A

Mendapatkan pelayanan asuhan kebidanan yang berkualitas selama dalam

kehamilan, persalinan, nifas, neonatus dan keluarga berencana. Dan dapat

meningkatkan wawasan tentang kehamian, persalinan, neonatus dan keluarga

berencana serta dapat mengantisipasi bila terjadi komplikasi yang munkin dapat

terjadi selama kehamilan, persalinan, nifas, neonatus dan keluarga berencana.

3. Bagi PMB Winarti, S.ST

Dapat dijadikan bahan tambahan informasi dan meningkatkan mutu

pelayanan kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif

yang mencakup kehamilan, persalinanm nifas, neonatus dan keluarga berencana.

4. Bagi Prodi D3 Kebidanan Universitas Tulungagung


115

Dapat menjadi sumber bacaan dan referensi bagi mahasiswa kebidanan

dalam menetapkan ilmu dan sebagai acuan asuhan kebidanan kehamilan,

persalinanm nifas, neonatus dan keluarga berencana.


116

DAFTAR PUSTAKA

APN. 2017. Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR.

Ai Nurasiah, dkk, 2014. Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan. Bandung: Refika
Aditama.

Affandi, dkk. 2011. “Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi”. Jakarta: PT


Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Ambarwati, Eni. 2010. “Asuhan Kebidanan Nifas”. Yogyakarta: Nuha Medika

Ari, Sulistyawati, Esty Nugraheny. 2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin.
Jakarta: Salemba Medika

Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan.Yogyakarta: Graha


Ilmu.

Asrinah, Putri, Sulistyorini, Muflihah, Sari. 2010. “Asuhan Kebidanan Masa


Kehamilan”. Yogyakarata: Graha Ilmu.

Dewi, Vivian Nanny Lia. 2013. “Asuhan Neonatus Bayi dan Balita”. Jakarta:
Salemba Medika.

___________ 2013. “Asuhan Kehamilan Trimester 3”. Jakarta: Salemba Medika.

Dewi, Maria Ulfah Kurnia. 2013. “Buku Ajar Kesehatan Reproduksi dan
Keluarga Berencana untuk Mahasiswa Bidan”. Jakarta: CV. Trans Info
Media.

Depkes RI 2015. Kesehatan Dalam Kerangka Sustainable Development Goals


(SDGs). Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Bersumber
dari:https://www.pusat2.litbang.kemkes.go.id/wp-content/uploads/2018 /03?
SDGs-Ditjen-BGKIA.pdf

Dinas Kesehatan Tulungagung. 2019. Profil Kesehatan Kabupaten Tulungagung


2018. Tulunga gung: Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung.

Dinas Kesehatan Jawa Timur 2019. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2018.
Surabaya : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Bersumber dari:
https://dinkes.jatimprov.go.id/userfile/dokumen/BUKU%20PROFIL
%20KESEATAN%20JATIM%202018.pdf

Fitriana, Nurwiandani. 2018. “Konsep Asuhan Persalinan Secara Komprehensif”.


Yogyakarta
117

Kementrian Kesehatan Indonesia. 2020. “Pedoman BagiIbu Hamil, Bersalin,


Nifas Dan Bayi Baru Lahir Di Era Pandemi Covid-19”.

_____________ 2018. Profil Kesehatan Republik Indonesia


2018. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Bersumber dari:
https://pusdatin.kemkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-data-pusat-
data-dan-informasi.html

2018. “Asuhan Kebidanan Nifas Dan


Menyusui”. Jakarta

2016a. “Kesehatan Repoduksi Dan


Keluarga Berencana”. Jakarta

2016b. “Kesehatan Repoduksi Dan


Keluarga Berencana”. Jakarta

2016. “Asuhan Kebidanan Kehamilan”.


Jakarta

2016a. “Pratikum Asuhan Kebidanan


Persalinan dan Bayi Baru Lahir”. Jakarta

2016b. “Pratikum Asuhan Kebidanan


Persalinan dan Bayi Baru Lahir”. Jakarta

2016. ”Asuhan Kebidanan Neonatus,


Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah”. Jakarta

2015. “Pedoman Penyelenggaraan


Puskesmas Mampu PONED”. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. Bersumber dari: https://docplayer.info/168781-Pedoman-
penyelenggaraan-puskesmas-mampu-poned.html

2010. Pedoman Program Perencanaan


Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan Stiker. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Kumalasari, Intan. 2015. “Perawatan Antenatal, Intranatal,Post Natal Bayi Baru


Lahir dan KB”. Jakarta: Salemba Medika.

Marmi dan Kukuh Rahardjo. 2014. “Asuhan Neonatus Bayi Balita dan Anak Pra
Sekolah”. Yogyakarta: Pustaka Pelita.

Margreth. 2013. “Kehamilan, Persalinan dan Nifas”. Yogjakarta

Manuaba, Ida Bagus. 2010. “Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB Untuk
Pendidikan Bidan”. Jakarta: EGC.
118

Nilakusuma, Nur Fajri. Susilawati, Dewi. Safitri, Kiki. 2019 “Asuhan Kebidanan
Pada Ibu Hamil Trimester III Dengan Menggunakan Kartu Skor Poedji
Rochjati”. The southeast Asian Journal of Midwefery vol. 5, No.2. Padang

Novian Aldo. 2014. “Riset Operasional Gambaran dan Faktor Penyebab


Kematian Ibu dan Bayi di Wilayah Provinsi Kepulauan Riau”. Journal
Kesehatan. Vol V, No.2. Riau

Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia. 2016. “Buku Acuan Midwefery Update”.
Jakarta: Pengurus Pusat IBI.

Prawirohardjo, Sarwono. 2016. “Ilmu Kebidanan ”. Jakarta: PT Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo
____________ 2012. “Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi 3.
Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Pinem, Saroha. 2014. ”Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi”. Jakarta: Trans
Info Media.
Romauli, Suryati. 2014. “Buku Ajar Asuhan kebidanan Konsep dasar Asuhan
Kehamilan”. Yogyakarta: Nuha Medika

Saleha, Siti. 2013. “Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas”. Jakarta: Salemba
Medika

Saifuddin, Abdul Bari, 2014. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiroharjo ,Jakarta:


Tridasa Printer

_____________ 2010. “Ilmu Kebidanan Edisi ketiga”. Jakarta: PT Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo

Setyorini, anik. 2014. “Kesehatan Reproduksi Dan Pelayanan Keluarga


Berencana”. Bogor: IN Media

Sondakh, Jerry J.S. 2013. “Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir”.
Jakarta: PT. Penerbit Erlangga.

Walyani, E.S dan Endang Purwoastuti. 2015. “Asuhan Kebidanan Persalinan dan
Bayi Baru Lahir”. Yogyakarta
Yekti Widodo, Siti Aminah, Nurmalam Pandjaitan, Djoko Susanto, 2017.
“Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya Terhadap Perilaku
Persalinan”. Jurnal Kesehatan Reproduksi. Vol 08 No 01 : Yogyakarta
Yuhaedi, Lucy Taufika dan Titik Kurniawati. 2013. “Buku Ajar

Kependudukan dan Pelayanan KB”. Jakarta: EGC.


Lampiran 1
JADWAL KEGIATAN PENYUSUNAN PROPOSALPRODI D3
KEBIDANAN UNIVERSITAS TULUNGAGUNG
TAHUN 2020/2021

Bulan
No Kegiatan Juni Juli Agustus Sep Okt Nov Des Jan Feb Maret
2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2021 2021 2021
1 Penyusunan Proposal
LTA
2 Bimbingan Proposal
LTA
3 UjianProposal LTA
4 Revisi Proposal LTA
5 Rencana Pelaksanaan
Studi Kasus
6 Bimbingan LTA
7 Ujian LTA
8 Revisi LTA
Keterangan :
1. Penyusunan Proposal LTA : 8 Juni 2020-20 Juni 2020 5. Rencana Pelaksanaan Studi Kasus : September 2020-Januari 2021
2. Bimbingan Proposal LTA : 13 Juli 2020-6 Agustus 2020 6. Bimbingan LTA :1-12 Februari
3. Ujian Proposal : 13 Agustus 2020 7. Ujian LTA :15-26 Februari 2021
4. Revisi Proposal LTA : 13 Agustus 2020-20 Agustus 2020 8. Revisi Hasil Ujian LTA :26 Februari-5 Maret
120

Lampiran 2

PERMOHONAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Dengan Hormat,

Saya Mahasiswa Program Studi D3 Kebidanan Universitas Tulungagung


bermaksud akan mengadakan pengkajian Asuhan Kebidanan Komprehensif
(Continuity Of Care) pada Ny. “A” di BPM “Winarti, S.ST” Kecamatan
Sumbergempol Kabupaten Tulungagung. Sehubungan hal tersebut diatas, saya
mohon kesediaan anda untuk memberikan waktu untuk dilakukan pengkajian oleh
saya.

Kami akan menjamin kerahasiaan jawaban yang diberikan dan hasilnya dapat
digunakan sebagai masukan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.

Jika anda bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, silahkan anda
menandatangani pernyataan dibawah ini. Atas kesediaan anda menjadi
Responden, saya ucapkan terima kasih.

Tulungagung, 2020
Hormat saya

Sari Wulandari
NIM 18.0106.016
121

Lampiran 3
122

Lampiran 4
123

Lampiran 5
124

Lampiran 6
125

Lampiran 7
126

Lampiran 8
127

Lampiran 9
128

Lampiran 10
129

Lampiran 11
130

Lampiran 12
131

LEMBAR REVISI

Nama : Sari Wulandari


NIM : 18.0106.016
Judul : Asuhan Kebidanan Komprehensif (Continuity Of
Care/COC) Kabupaten Tulungagung

NO BAB / HALAMAN REVISI PENGUJI

1 DAFTAR ISI -Spasi


2 BAB 1 -Latar belakang di revisi ada yang sama
-Penambahan di Tujuan Penelitian
3 BAB 2 -Spasi di kurangi satu
4 BAB 3 -Mengubah Kerangka Operasional
-Menambah tulisan di Metode
Pemgumpulan Data
-Menambah Daftar Pustaka
5 DAFTAR PUSTAKA
-Mengganti Lembar Penafisan KB
6 Lampiran

Tulungagung, 13 Agustus 2020 Tulungagung, 25 Agustus 2020

Ernik Rustiana, S.ST., M.Keb Ernik Rustiana, S.ST., M.Keb


NIDN. 07 050780 04 NIDN. 07 050780 04
132

LEMBAR REVISI

Nama : Sari Wulandari


NIM : 18.0106.016
Judul : Asuhan Kebidanan Komprehensif (Continuity Of
Care/COC) Kabupaten Tulungagung

NO BAB / HALAMAN REVISI PENGUJI

1 BAB 1 -Latar belakang ada tulisan salah


2 BAB 2 -Teori Skortpoedjirohayati
-Penatalaksanaan patuhi protokol
pandemi dan kunjungan
-Partograf
-Anak kalimat dan keterangan jadi satu
- Membenarkan Kerangka Operasional
3 BAB 3
- Anak kalimat dan keterangan jadi satu
-Mengganti Lembar Penafisan KB
4 Lampiran

Tulungagung, 13 Agustus 2020 Tulungagung, 20 Agustus 2020

Anita Dwi A.S, S.ST., M.Keb Anita Dwi A.S, S.ST., M.Keb
NIDN. 07 240887 04 NIDN. 07 240887 04
133

LEMBAR REVISI

Nama : Sari Wulandari


NIM : 18.0106.016
Judul : Asuhan Kebidanan Komprehensif (Continuity Of
Care/COC) Kabupaten Tulungagung

NO BAB / HALAMAN REVISI PENGUJI

1 DAFTAR ISI -Spasi


2 BAB 1 -Halaman Time New Roman
- Anak kalimat dan keterangan jadi satu
3 BAB 2 -Kunjungan KB
-Menambah di Kerangka Konsep
4 BAB 3 -Mengubah Kerangka Operasional
5 Lampiran -Mengganti Studi Kasus
-Mengganti Lembar Penafisan KB

Tulungagung, 13 Agustus 2020 Tulungagung, 25 Agustus 2020


Sebelum Perevisian Sesudah Perevisian

Widya Lusi Arisona., S.S.T, MPH Widya Lusi Arisona., S.S.T, MPH
NIDN.07 230482 01 NIDN. 07 230482 01
134

Anda mungkin juga menyukai