Anda di halaman 1dari 2

Dasar – Dasar Farmakokinetik Pada Gagal Ginjal

A. Ginjal
Ginjal merupakan organ penting dalam mengatur kadar cairan dalam tubuh,
keseimbangan elektrolit, dan pembuangan sisa metabolit dan obat dari dalam
tubuh. Ginjal sebagai penyaring darah dari sisa-sisa metabolisme menjadikan
keberadaanya tidak bisa tergantikan oleh organ tubuh lainnya. Fungsi ginjal ialah
pengaturan keseimbangan air, pengaturan konsentrasi garam dalam darah dan
keseimbangan asam-basa dara dan pengeluaran bahan buangan dan kelebihan
garam.

Kerusakan atau penurunan fungsi ginjal dapat mempengaruhi farmakokinetika


obat, terutama obat yang mengalami eliminasi utama di ginjal. Farmakokinetika adalah
ilmu yang mempelajari pelajaran obat di dalam tubuh, mulai dari absorbsi, distribusi
obat keseluruh tubuh dan eliminasi melalui proses metabolisme dan atau eksresi
(Mohammad Aslam, Chik Kaw Tan, 2003).
Ada dua model farmakokinetika obat dalam tubuh yaitu :
1. model kompartemental dan
2. model non kompartemental/fisiologis/aliran

Model kompartemental / non kompartemental obat yang dipakai untuk menghitung


besarnya parameter farmakokinetika dan ketersediaan hayati obat, sehingga dapat
memprediksikan konsentrasi obat dalam plasma terhadap waktu. Efektivitas terapi suatu
obat dapat dicapai dengan mengetahui parameter kinetika obat dan karakter respon
farmakologisnya sebelum memprediksi respons dari aturan dosis pada pasien
(Mohammad Aslam, Chik Kaw Tan, 2003).

B. Farmakokinetika
adalah ilmu tentang cara obat masuk ke dalam tubuh, mencapai tempat
kerjanya, dimetabolisme, dan keluar dari tubuh. 4 proses yang termasuk di
dalamnya :
1. Absorbsi : adalah pergerakan partikel-partikel obat dari konsentrasi tinggi dari
saluran gastrointestinal ke dalam cairan tubuh melalui absorpsipasif, absorpsi
aktif, rinositosis atau pinositosis.
2. Distribusi : adalah proses di mana obat menjadi berada dalam cairan tubuh dan
jaringan tubuh.
3. Metabolisme : Kebanyakan obat diinaktifkan oleh enzim-enzim hati dan kemudian
diubah menjadi metabolit inaktif atau zat yang larut dalam air untuk
diekskresikan.
4. Ekskresi : Rute utama dari eliminasi obat adalah melalui ginjal, rute-rute lain
meliputi empedu, feses, paru- paru, saliva, keringat, dan air susu ibu.

C. Gangguan Ginjal
Kerusakan atau degenerasi fungsi ginjal mempengaruhi farmakokinetika obat.
Penyakit akut atau trauma pada ginjal dapat menyebabkan uremia, filtrasi glomerulus
terganggu dan menurun, menyebabkan akumulasi yang berlebihan dari cairan dan
produk nitrogen darah dalam tubuh.

(Laju Filtrasi Glomerulus)


D. Perhitungan Klirens Kreatinin dan Konsentrasi Kreatinin Serum
Konsentrasi kreatinin sering digunakan untuk menentukan klirens kreatinin, Cl cr
klirens kreatinin dari konsentrasi kreatinin serum merupakan cara yang cepat dan mudah
untuk memantau fungsi ginjal. Klirens kreatinin diartikan sebagai laju ekskresi urine dari
kreatinin atau kreatinin serum. Klirens kreatinin dapat dihitung langsung dengan
menentukan konsentrasi kreatinin serum pasien dan laju eksreksi urine dari kreatinin,
dalam praktek laju ekskresi kreatinin lewat urin diukur sepanjang hari (24 jam) dan
konsentrasi kreatinin serum ditentukan pada titik tengah waktu pengumpulan urin
( Shargel, L., dkk. 2012).

Persamaan berikut untuk menghitung klirens kreatinin (mL/menit) bila konsentrasi


kreatinin serum diketahui :

Anda mungkin juga menyukai