Anda di halaman 1dari 3

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GIZI PADA LANSIA

1. Faktor adanya hubungan antara penurunan fisiologis atau fungsi tubuh


Salah satunya adalah dengan dukungan keluarga seperti memperhatikan pola
makan yang sehat bagi lansia dan menentukan menu makan lansia sesuai dengan
riwayat penyakit yang diderita. Sebagian besar lansia telah mengalami penurunan
fungsi tubuh salah satunya yaitu peranan keluarga dalam memenuhi kebutuhan nutrisi
lansia untuk meningkatkan asupan nutrisinya agar dapat mempengaruhi status gizinya
menjadi lebih baik (Sartika, Zulfitri, and Novayelinda 2011)
2. Pengaruh faktor aktivitas fisik terhadap status gizi lansia
Pada umumnya aktivitas fisik lansia akan mengalami perubahan bahkan
penurunan. Salah satu faktor penyebabnya adalah pertambahan usia yang dapat
menyebabkan terjadinya kemunduran biologis. Penurunan aktivitas fisik pada lansia
harus diimbangi dengan penurunan asupan kalori, sehingga pemenuhan kebutuhan
nutrisi dapat terpenuhi dengan baik.
3. Hubungan faktor ekonomi dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia
Kebiasaan makan berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia
dengan hubungan yang positif yang berarti bahwa semakin baik ekonomi keluarga
pada lansia maka semakin baik pemenuhan kebutuhan nutrisinya, sebaliknya semakin
tidak mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga maka semakin kurang baik
pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia. (Arlianty Asridewi Kolang, Tinneke
Tandipajung 2016)
4. Adanya faktor pengaruh kondisi mental pada lansia
Menurut Sarwoko (2011), kondisi mental sangat berhubungan dengan asupan gizi
lansia. Seseorang lansia akan mengalami suatu perubahan sosial dalam kehidupannya
sehari-hari. Perubahan lingkungan sosial, kondisi yang isolasi, kesepian dan
berkurangnya aktivititas menjadikan lansia mengalami rasa frustasi dan kurang
bersemangat. Akibatnya, selera makan terganggu dan pada akhirnya dapat
mengakibatkan terjadinya penurunan berat badan. Dengan demikian, kondisi mental
yang tidak sehat secara tidak langsung dapat memicu terjadinya status gizi yang
buruk.
5. Faktor hubungan pengobatan terhadap status gizi lansia
Hubungan pengobatan dengan status gizi lanjut usia sangat mempengaruhi terhadap
pemenuhan nutrsi Hal ini dikarenakan bahwa obat- obatan yang dikonsumsi lansia
dapat membantu memperbaiki kondisi kesehatannya dan adanya efek samping
tersebut dapat mempengaruhi asupan gizi. Efek ini timbul karena ada obat-obatan
tertentu yang dapat mempengaruhi proses penyerapan zat. Hal ini disebabkan karena
penyakit dapat menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh lansia, sehingga dalam
proses mempertahankan daya tahan tubuh menjadi baik. Maka lansia membutuhkan
gizi yang cukup dalam proses pemulihan seperti protein, karbohidrat dan vitamin. (HS
2012)
6. Faktor asupan nutrisi yang berlebihan
Aupan kebutuhan nutrisi yang berlebihan dapat mengakibatkan metabolisme dalam
tubuh lansia terganggu dan tentunya mempengaruhi status gizi serta memicu
peningkatan tekanan darah atau hipertensi. Asupan gizi seimbang sangat penting bagi
lansia untuk mempertahankan kualitas hidup serta diperlukan dalam proses
penyembuhan dan mencegah agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut dari penyakit
hipertensi yang diderita. Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita hipertensi
antara lain gagal jantung, kerusakan pembuluh darah otak, dan gagal ginjal (Corwin,
2009).
7. Adanya faktor penurunan sistem istem Gastrointestinal pada lansia
Lansia mulai kehilangan gigi diikuti dengan menurunnya indera pengecap.
Sensitivitas terhadap rasa akan berkurang, terutama rasa manis dan asin. Keadaan ini
akan mempengaruhi nafsu makan sehingga asupan gizi juga akan terpengaruh. Terjadi
kesulitan menelan dan makan menjadi tidak nyaman. Selain itu kerja lambung juga
mengalami penurunan sehingga pengosongan lambung berjalan lebih lambat yang
kemudian menyebabkan lanjut usia akan mengkonsumsi makanan lebih sedikit karena
lambung terasa penuh dan akhirnya dapat mengakibatkan anoreksia (Lastri, 2016).
Hal ini dapat mempengaruhi perubahan otot pada dinding usus yang kemudian
menyebabkan pemendekan serta pelebaran vili/serabut halus pada dinding yang
berperan dalam proses absorbsi zat gizi (Nancy, 2016).

DAFTAR PUSTAKA
Arlianty Asridewi Kolang, Tinneke Tandipajung, Oktava Girsang. 2016. “FAKTOR-
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
NUTRISI PADA LANSIA DENGAN RISIKO OSTEOPOROSIS DI KELURAHAN
DANOWUDU LINGKUNGAN IV KOTA BITUNG.” E-Jurnal Sariputra 3(3): 61–69.

HS, Ibrahim. 2012. “HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KEBUTUHAN GIZI DENGAN STATUS GIZI LANJUT USIA DI UPTD RUMOH
SEUJAHTERA GEUNASEH SAYANG BANDA ACEH.” Idea Nursing Journal III(2):
51–62.

Sartika, Novia, Reni Zulfitri, and Riri Novayelinda. 2011. “Faktor – Faktor Yang
Mempengaruhi Status Gizi Lansia.” Jurnal Ners Indonesia 2(1): 39–49.
http://jurnal.stikes-aisyiyah.ac.id/index.php/gaster/article/view/32.

Anda mungkin juga menyukai