Anda di halaman 1dari 15

DAMPAK PRODUKTIFITAS KERJA TERHADAP

FENOMENA KERJA DIRUMAH (WORK FROM HOME)


PADA MASA PANDEMI COVID-19

Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Perbaikan Nilai Mata Kuliah
Manajemen Sumber daya Insani

Oleh :
Lia Yuskianti
NIM. 612061170087

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


SEKOLAH TINGGI EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (STEBI)
GLOBAL MULIA CIKARANG
2021

i
Abstrak
Fenomena Work From Home (WFH) merupakan bagian dari konsep telecommuting
(bekerja jarak jauh/ bekerja dirumah), yang merupakan hal biasa dalam dunia kerja.
Walaupun demikian, konsep ini biasanya diberlakukan dalam kondisi normal dan
bukan karena adanya pandemi seperti sekarang ini. Makalah ini berupaya
memberikan gambaran tentang dampak produktifitas kerja terhadap konsep
telecommuting (bekerja jarak jauh) atau working from home/WFH (bekerja dari
rumah) , disertai langkah yang perlu dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan
baik pemerintah, swasta maupun masyarakat umum. Agar kemudian penerapannya
dalam jangka panjang dapat lebih optimal ketika kita semua dapat memahami,
mengantisipasi, beradaptasi dengan lebih baik terhadap konsep ini. Konsep ini
diharapkan dapat menjadi bagian dari tatanan baru (new normal) dari kehidupan
keseharian kita sehingga penerapan telecommuting menjadi suatu keniscayaan dan
dapat meningkatkan produktifitas kerja.

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
2. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
3. Tujuan Pembahasan .................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 5
1. Pengertian Work Form Home ..................................................... 5
2. Kelebihan dan Kekurangan Work Form Home .......................... 7
3. Faktor Penentu dan Pendorong Kesuksesan WFH...................... 8
BAB III PENUTUP..................................................................................... 10
1. Kesimpulan.................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 11

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul DAMPAK PRODUKTIFITAS KERJA TERHADAP FENOMENA
KERJA DIRUMAH (WORK FROM HOME) PADA MASA PANDEMI
COVID-19 ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya
Insani. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Fenomena Work Form Home bagi para pembaca dan juga bagi
penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Anis Nurul
Khornunnisa, selaku Dosen Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Insani yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga Penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Penulis menyadari, makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bekasi, April 2021

Penulis

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Indonesia pertama kali mengkonfirmasi kasus COVID-19 pada Senin 2
Maret lalu. Saat itu, Presiden Joko Widodo mengumumkan ada dua orang
Indonesia positif terjangkit virus Corona yakni perempuan berusia 31 tahun
dan ibu berusia 64 tahun. Kasus pertama tersebut diduga berawal dari
pertemuan perempuan 31 tahun itu dengan WN Jepang yang masuk ke wilayah
Indonesia. Pertemuan terjadi di sebuah klub dansa di Jakarta pada 14 Februari.
(detik.com, 2020)
Dunia sekarang ini mengalami masa pandemic covid-19 (Coronavirus
Desease 19) sehingga hal ini memberi dampak terhadap perekonomian,
kesehatan, serta pola hidup seluruh masyarakat dibelahan dunia. Salah satunya
adalah Indonesia, hampir seluruh daerah pun merasakan dampak tersebut. Ada
beberapa langkah dan upaya pemerintah dalam menangani dan menghadapi
covid-19 ini, salah satunya adalah Work From Home yang bertujuan untuk
meminimalisir penyebaran virus corono tersebut. Untuk itu pemerintah
menghimbau masyarakat untuk bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah.
Himbauan ini juga telah ditindaklanjuti oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi melalui Surat Edaran Nomor 19 Tahun 2020
tentang Penyesuaian Sistem Kerja Aparatur Sipil Negara dalam Upaya
Pencegahan Covid-19 di Lingkungan Instansi Pemerintah dan kantor setempat.
(Simarmata, 2020)
Terbitnya surat edaran ini dilatarbelakangi peningkatan penyebaran
virus corona di Indonesia dan termasuk di provinsi Sumatera Utara tepatnya di
kota Medan serta memperhatikan pernyataanresmi World Health Organization
(WHO) yang menyatakan COVID-19 sebagai pandemi global, pernyataan
Presiden Republik Indonesia tentang penyebaran COVID-19 sebagai bencana
nasional (bencana non-alam), dan arahannya terkait penyesuaian sistem kerja
Aparatur Sipil Negara. Sehingga surat edaran 19/2020 dimaksudkan sebagai
pedoman bagi ASN pada instansi pemerintah untuk bekerja dari rumah/tempat

1
tinggalnya (WFH) dalam melaksanakan tugas kedinasan.Hal ini sebagai upaya
mencegah dan meminimalisasi penyebaran COVID-19. Namun pejabat
pembina kepegawaian harus memastikan terdapat minimal dua level pejabat
struktural tertinggi untuk tatap melaksanakan tugasnya di kantor agar
penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan kepada masyarakat tidak
terhambat. Jika terdapat rapat/pertemuan penting yang harus dihadiri,
ASNyang sedang melaksanakan tugas kedinasan di rumah/tempat tingalnya
Work From Home (WFH) dapat mengikuti rapat tersebut dengan sarana
teleconference dengan memanfaatkan sistem informasi dan komunikasi
ataupun media elektronik. (Nasution, 2020)
Amstrong (Amstrong, 2005) mengungkapkan bahwa kinerja seseorang
dipengaruhi oleh empat faktor yaitu: (1) faktor personal, meliputi keterampilan
individu, kompetensi, motivasi dan rekrutmen, faktor kepemimpinan yang
berkualitas dan pemberian motivasi, bimbingan, dorongan yang diberikan, (2)
faktor sistem pekerjaan, (3) faktor situasional meliputi perubahan dan
penekanan dan (4) faktor eksternal dan internal. Selanjutnya, rendahnya tingkat
kinerja seseorang dipengaruhi oleh: kurangnya pengetahuan dan keterampilan,
kurangnya insentif yang diberikan, lingkungan kerja yang kurang mendukung
seperti gaya kepemimpinan dan faktor internal individu seperti lemahnya
motivasi. (Amstrong, 2005)
Salah satu faktor ekternal tersebut diatas adalah role stress atau stress
kerja. Menurut Robbins (2008) stres kerja merupakan suatu kondisi keadaan
seseorang mengalami ketegangan karena adanya kondisi yang mempengaruhi
dirinya. Stres kerja tersebut meliputi role ambiguity, role conflict dan role
overload (Rukhviyanti, 2011). Role ambiguity adalah ketidakpastian tentang
tindakan apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan (Kahn
dalam Jauharia, 2016).
Role ambiguity has been defined as a lack of clear information about
job responsibilities and expectations, including what should be done
(expectation ambiguity), when it should be done (priority ambiguity), how it
should be done (process ambiguity), and behaviors that should be exhibited

2
(behavior ambiguity) (Kahn, et al., 1964; Sawyer, 1992; Singh, Verbke, &
Rhoads, 1996). For those workers experiencing high levels of role ambiguity,
the situation can be difficult, being in a place where nothing connects with
nothing. (Bauer, 2003)
Role ambiguity yang dialami oleh pegawai bisa berdampak pada
umumnya terhadap rendahnya motivasi kerja dan pada akhirnya akan
berdampak pada tenaga kerja yang bersangkutan dengan menurunnya
produktivitas kerja sehingga hasil kerjanya kurang maksimal. Apalagi saat
sekarang ini dimana work from home diberlakukan pemerintah untuk
mencegah penyebaran covid-19. (Indrasari, 2020)
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penyebab munculnya peran
mendua (role ambiguity) dapat disebabkan oleh beberapa alasan seperti: ketika
para pegawai merasa bimbang tentang tugas-tugas mereka, harapan kinerja,
tingkat kewenangan dan kondisi kerja yang lain. Hal ini cenderung terjadi
ketika orang masuk pada situasi yang baru, seperti menjadi anggota organisasi
atau mengambil suatu tugas pekerjaan yang asing karena bimbang dengan
harapan sosial dan tugas-tugasnya, atau karena pola kerja yang baru seperti
pola kerja yang diterapkan sekarang ini adalah work from home. (Simarmata,
2020)
Pengelolaan sumber daya manusia perlu dilakukan di dalam institusi
termasuk di dalamnya adalah karyawan dengan berbagai tingkatan jabatan.
Perkembangan organisasi termasuk di dalamnya institusi pendidikan sangat
bergantung pada produktivitas tenaga kerja di dalamnya. Berbagai
permasalahan muncul akibat aturan bagi karyawan untuk bekerja di rumah,
salah satunya adalah produktivitas karyawan yang tidak bisa diawasi langsung
oleh perusahaan. Produktivitas sendiri adalah suatu hubungan hubungan antara
output berupa jasa atau barang dengan input yang berupa bahan, uang dan
tenaga kerja. Produktivitas penting karena produktivitas kerja memberikan
harapan bagi pekerjaan agar tercapai secara efisien untuk tujuan yang telah
ditetapkan. (Simarmata, 2020)

3
Permasalahan produktivitas dilihat dari berbagai aspek seperti halnya
kemampuan karyawan untuk menyelesaikan pekerjaannya walaupun harus
bekerja di rumah, ada peningkatan atas hasil yang seharusnya diperoleh oleh
dosen, semangat kerja karyawan yang cenderung menurun karena kurangnya
motivasi di lingkungan kerja, kualitas kerja dan efisiensi yang sulit untuk
dikontrol. Tenaga pengajar atau dosen yang bekerja di rumah juga terkendala
dengan komunikasi antar karyawan dan perusahaan karena semua hal
tergantung pada koneksi internet dan perangkat elektronik yang digunakan. Hal
itu menyebabkan berbagai keluhan baik dari pihak karyawan, manajemen
maupun perusahaan. Dengan berbagai permasalahan yang terjadi, maka
peneliti tertarik untuk meneliti DAMPAK PRODUKTIFITAS KERJA
TERHADAP FENOMENA KERJA DIRUMAH (WORK FROM HOME)
PADA MASA PANDEMI COVID-19 .

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dalam makalah ini ada 2 (dua)
rumusan masalah yang terkaji yakni :
a. Bagaimana Kelebihan dan Kekurangan Work From Home terhadap
karyawan?
b. Bagaimana Faktor Penentu dan Pendorong Kesuksesan Work From
Home Terhadap Karyawan?

3. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan dan Kekurangan Work From Home terhadap karyawan?
b. Faktor Penentu dan Pendorong Kesuksesan Work From Home Terhadap
Karyawan?

4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kinerja dan Work From Home
Kinerja merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah instansi
perusahaan menurut Kasmir (2018:182) mengatakan “kinerja adalah hasil kerja
dan prilaku kerja yang telah dicapai dalam menyelesaikan tugas-tugas dan
tanggung jawab yang diberikan dalam suatu priode tertentu.” Sedangkan
menurut (Mangkunegara, 2000) dalam (Meithiana, 2017) “Kinerja adalah hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh karyawan dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Menurut Moeheriono (2014:95), Kinerja atau performance
merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program
kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan visi dan misi
organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi.
Berdasarkan pengertian kinerja di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja
merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan
standart yang telah ditentukan dalam sebuah organisasi. Kinerja juga berarti
hasil yang telah dicapai karyawan baik berupa kuntitas maupun kualitas dalam
suatu perusahaan sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Adapun indikator dari kinerja karyawan menurut Kasmir, (2018:208-
210) adalah sebagai berikut:
a. Kualitas Pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan melihat kualitas
(mutu) dari pekerjaan yang dihasilkan melalui proses tertentu.
b. Kuantitas (Jumlah) Untuk mengukur kinerja dapat pula dilakukan dengan
melihat dari kuantitas (jumlah) dihasilkan oleh seseorang.
c. Waktu (Jangka waktu) Untuk jenis pekerjaan tertentu diberikan batas
waktu dalam menyelesaikan pekersjaanya. Artinya ada pekerjaan batas
waktu minimal dan maksimal yang harus dipenuhi (misalnya 30 menit).
d. Penekanan Biaya Biaya yang dikeluarkan untuk setiap aktivitas
perusahaan sudah dianggarkan sebelum aktivitas dijalankan. Artinya

5
dengan biaya yang sudah dianggarkan tersebut merupakan sebagai acuan
agar tidak melebihi dari yang sudah dianggarkan.
e. Pengawasan Pada dasarnya situasi dan kondisi selalu berubah dari keadaan
yang baik menjadi tidak baik atau sebaliknya.
f. Hubungan Antar Karyawan Penilaian kinerja sering kali dikaitkan dengan
kerja sama atau kerukunan antar karyawan dan antar pimpinan.
Work From Home dalam buku The Human Use of Human Beings
Cybernetics and Society oleh Norbert Wiener pada tahun 1950 yang
menggunakan istilah telework (istilah yang popular di Eropa sampai saat ini)
(Siddharta dan Malika dalam mungkasa, 2020).
Selanjutya pada tahun 1974, istilah ‘telecommute’ dipergunakan
pertama kali dalam laporan University of Southern California yang berfokus
pada proyek pengurangan lalu lintas jam puncak yang dibiayai oleh the
National Science Foundation (Nilles dkk dalam mungkasa, 2020).
Work from Home adalah salah satu istilah bekerja dari jarak jauh
(remote working), lebih tepatnya melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan di
kantor dari rumah. Jadi pekerja tidak perlu datang ke kantor tatap muka dengan
para pekerja lainnya (Ashal, 2020). Sedangkan menurut Mungkasa (2020),
Skema Work From Home merupakan bagian dari konsep bekerja jarak jauh
(telecommuting) yang sebenarnya bukan hal baru dalam dunia kerja dan
perencanaan kota, bahkan telah dikenal sejak tahun 1970 an sebagai salah satu
upaya mengatasi kemacetan lalulintas dari perjalanan rumah kekantor pulang
pergi setiap hari. Menurut Crosbie dan Moore (2004), dalam Artikel Djendral
Keungan Negara (DJKN), Bekerja dari rumah berarti pekerjaan berbayar yang
dilakukan terutama dari rumah (minimal 20 jam per minggu).
Istilah Work from Home sudah tidak asing lagi bagi sebagian orang.
Para freelancer, karyawan startup, dan perusahaan besar lain selama ini banyak
yang sudah melakukan remote working atau bekerja dari mana saja. Penerapan
bekerja dari rumah membuat para karyawan harus menggunakan bantuan
aplikasi baik ZOOM, WhatsApp, Google Scholar dan lain sebagainya.

6
2. Kelebihan dan Kekurangan Work Form Home
Secara singkat, manfaat bagi pekerja adalah keseimbangan antara
bekerja dan kehidupan keluarga, mengurangi waktu perjalanan ke kantor dan
penghematan bahan bakar, dapat mengendalikan jadwal kerja dan suasana
kerja, dapat memilih bekerja ketika suasana hati sedang baik. Sementara
manfaat bagi pemberi kerja adalah mendorong semangat bekerja, mengurangi
kemalasan dan ketidakhadiran, mengurangi pergantian pekerja, memperkuat
citra perusahaan sebagai tempat bekerja yang ramah keluarga. Beragam
manfaat yang diperoleh dari bekerja jarak jauh namun bukannya tanpa kendala
dan masalah. Bagi pekerja beberapa masalah diantaranya adalah pekerja yang
terbiasa dengan suasana kantor konvensional menjadi kesulitan dalam
berkoordinasi dengan rekan kerja. Dibutuhkan penjadwalan kerja yang lebih
rapi bahkan mungkin perlu ditetapkan waktu tetap untuk berkumpul di kantor,
tidak terlihat batasan jelas antara kantor dan rumah, bahkan cenderung waktu
kerja menjadi tanpa batasan, pekerja jarak jauh cenderung terlihat seperti
pengangguran dan berdampak pada hubungan dengan tetangga dan keluarga.
Keluarga dan tetangga mungkin menjadi marah ketika pekerja jarak jauh tidak
ikut serta dalam pekerjaan rumah tangga dan lingkungan walaupun
kenyataannya berada di rumah.
Sementara bagi pimpinan perusahaan/organisasi, beberapa kendala
yang mungkin timbul diantaranya adalah beberapa pimpinan mengalami
kesulitan menyesuaikan diri terutama bagi pimpinan yang cenderung kurang
percaya kepada bawahan, pada pekerjaan yang membutuhkan intensitas
kerjasama kelompok yang tinggi, dibutuhkan pengaturan jadwal pertemuan
yang akan merepotkan, jenis pekerjaan yang membutuhkan bertemu langsung
dengan pelanggan hanya memungkinkan bekerja leluasa secara terbatas, tidak
mungkin sepanjang waktu berada jauh dari kantor. Sementara ketika hanya
sebagian pekerja yang bisa bekerja jarak jauh maka ini akan menimbulkan rasa
ketidakadilan diantara pekerja, beberapa pekerja tidak dapat bekerja tanpa
pengawasan.

7
Secara khusus bekerja jarak jauh bukan hanya sekedar isu manajemen
kantor, namun juga merambah lingkungan hidup, sosial, transportasi bahkan
perkembangan sebuah kota. Tidak mengherankan bahwa bekerja jarak jauh
mendapat lebih banyak perhatian pada bidang transportasi, kebijakan publik,
dan komunitas bisnis, dengan alasan berpotensi sebagai strategi pengelolaan
bangkitan lalulintas (Travel Demand Management/TDM) untuk mengatasi
kemacetan dan peningkatan kualitas udara.
3. Faktor Penentu dan Pendorong Kesuksesan
Keberlangsungan bekerja dari rumah banyak tergantung pada berbagai
faktor penentu dan pendorong. Beberapa hasil penelitian menunjukkan
kesimpulan yang mirip bahkan sama. Sepertinya penelitian Higa dan
Wijayanayake (1998) di Jepang dapat mewakili kesimpulan berbagai
penelitian yang ada, khususnya terkait kota metropolitan, yang menunjukkan
bahwa faktor penentu keberhasilan terhadap diterapkannya skema bekerja dari
rumah adalah:
a. Waktu perjalanan. Lamanya waktu perjalanan mendorong perusahaan
mendirikan kantor satelit bagi para pekerjanya
b. Harga rumah. Harga rumah di pusat kota sangat mahal dibanding
pinggiran kota, sehingga perusahaan lebih memilih menyiapkan kantor
satelit bagi pekerja.
c. Jenis pekerjaan. Jenis pekerjaan seperti pemasaran dan penyelidikan selalu
bekerja berpindah-pindah tanpa melihat ukuran perusahaan
d. Ukuran perusahaan. Bagi perusahaan kecil menyiapkan kantor satelit jauh
lebih mahal sehingga lebih memilih skema bekerja di rumah.
e. Budaya organisasi. Budaya bekerja dalam kelompok dan selalu bertatap
muka termasuk kebiasaan berkumpul di luar jam kantor menjadi
penghalang bekerja dari rumah, dan sebagai alternatifnya adalah bekerja
di kantor satelit.
f. Ukuran rumah. Rumah di Jepang relatif kecil, dan sulit menyediakan ruang
khusus untuk bekerja. Bekerja di rumah menjadi sulit diterapkan.

8
Selain faktor penentu, perkembangan konsep bekerja dari rumah pada
beberapa negara maju ditunjang oleh beberapa faktor, yaitu
a. Dukungan penuh pemerintah terutama dalam bentuk perbaikan regulasi;
b. Tersedianya kajian awal yang dilanjutkan dengan uji coba dalam skala
kecil;
c. Pembentukan forum kolaborasi beranggotakan para pemangku
kepentingan terkait, baik pemerintah maupun non pemerintah, untuk
menyelenggarakan forum pertemuan berkala dalam rangka pelaksanaan
Rencana Aksi Nasional;
d. Pengembangan Rencana Aksi Nasional yang menggambarkan visi, misi,
kebijakan dan strategi, peta jalan dan rencana aksi;
e. Penetapan jenis pekerjaan yang sesuai;
f. Pemilihan tipe pekerja yang cocok;
g. Penetapan standar kinerja dengan mengacu pada kesuksesan atau praktik
unggulan (best practices) negara lain;
h. Pemberian insentif atau pemotongan pajak pada perusahaan yang
mendorong implementasi bekerja jarak jauh di lingkungan kerjanya;
i. Komitmen penuh dari perusahaan/institusi/organisasi diantaranya berupa
penyediaan perangkat keras di rumah (Budhiekusuma, Hadi dan Winarno,
2017).
Sementara Overmyer (2011) menyimpulkan dari hasil penelitiannya
terhadap penerapan bekerja jarak jauh pada 4 (empat) institusi pemerintah di
Amerika Serikat bahwa kunci kesuksesan berdasar pada komitmen pimpinan
teras, kesamaan pandangan diantara para pimpinan, penyusunan kebijakan
yang mewadahi harapan, peran dan tanggungjawab para pihak, serta misi
organisasi, pelatihan pimpinan dan pegawai, pemetaan kelayakan pegawai,
inisiatif internal menyikapi perubahan, pengelolaan kinerja yang dapat terukur,
mudah dipahami, dapat dicapai, dan mendukung tujuan institusi, komunikasi
antara atasan, pegawai dan tim kerja tetap sama mudahnya seperti ketika
bekerja di kantor, pendokumentasian perjanjian, dan panduan yang mudah
dijangkau.

9
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Work from Home adalah salah satu istilah bekerja dari jarak jauh (remote
working), lebih tepatnya melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan di kantor
dari rumah. Jadi pekerja tidak perlu datang ke kantor tatap muka dengan para
pekerja lainnya. Manfaat bagi pekerja adalah keseimbangan antara bekerja dan
kehidupan keluarga, mengurangi waktu perjalanan ke kantor dan penghematan
bahan bakar, dapat mengendalikan jadwal kerja dan suasana kerja, dapat
memilih bekerja ketika suasana hati sedang baik. Bagi pekerja beberapa masalah
diantaranya adalah pekerja yang terbiasa dengan suasana kantor konvensional
menjadi kesulitan dalam berkoordinasi dengan rekan kerja. Dibutuhkan
penjadwalan kerja yang lebih rapi bahkan mungkin perlu ditetapkan waktu tetap
untuk berkumpul di kantor, tidak terlihat batasan jelas antara kantor dan rumah,
bahkan cenderung waktu kerja menjadi tanpa batasan, pekerja jarak jauh
cenderung terlihat seperti pengangguran dan berdampak pada hubungan dengan
tetangga dan keluarga.

10
DAFTAR PUSTAKA
Indrasari, M. 2017. Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan. Sidoarjo: Indomedia

Pustaka.

Kasmir. 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori dan Praktik).

jilid,cetakan pertama. Depok : PT Raja Grafindo Persada.

Moeheriono. 2014. Pengukuran Kinerja Berbasis Komputer. Depok : PT Raja

Grafindo Persada.

Purwanto. 2020. Studi Eksplorasi Work From Home (WFH) Terhadap Kinerja

Guru Selama Pandemi Covid-19.Journal of Education, Psychology and

Counseling. Pelita Harapan University.Vol.2, No.1 2020 , h. 97.

Rokhani C.T.S. 2020. Pengaruh Work From Home (WFH) Terhadap Kinerja

Guru SD Negeri Dengkek 01 Pati Selama Masa Pandemi Covid-19. SD Negeri

Dengkek 01 Pati. Journal of Education, Psychology and Counseling.Volume 2

Nomor 1, 2020, h. 435.

Mungkasa O. 2020. Bekerja dari Rumah (Working From Home/WFH): Menuju

Tatanan Baru Era Pandemi COVID 19. The Indonesian Journal of Development

Planning Volume IV No. 2, 2020 h,127- 128.

Ashal R.A. 2020. Pengaruh Work From Home Terhadap Kinerja Aparatur Sipil

Negara Di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Tpi Medan. Medan. Volume 14,

Nomor 2, Juli 2020, h, 223.

11

Anda mungkin juga menyukai