TugasLP Dandy
TugasLP Dandy
maladaptasi berupa sklerosis nefron yang masih tersisa. Pada stadium dini PGK,
terjadi kehilangan daya cadang ginjal, pada keadaan dimana basal laju filtrasi
glomerulus (LFG) masih normal atau malah meningkat. Secara perlahan tapi
pasti akan terjadi penurunan fungsi nefron yang progresif.
E. Komplikasi
1. Kelebihan kalium ( hiperkalemia )
Pada kondisi normal saat paru-paru mengembang maka akan terisi oleh
oksigen, namun karena terjadi penumpukan cairan maka cairanlah yang akan
terisi kedalam paru-paru. Hal ini menyebabkan penderita akan kesulitan dalam
bernafas bahkan bisa merasakan nyeri ketika bernafas.
3. Tingginya Kadar Asam Dalam Tubuh (Asidosis)
Pada pasien gagal ginjal kronis akan mengalami gangguan pada proses
eksresi (pengeluaran senyawa yang tidak digunakan lagi oleh tubuh) sehingga
menyebabkan amonia tidak dapat dikeluarkan dan akhirnya menumpuk di dalam
tubuh. Hal ini menyebabkan amonia dapat masuk ke dalam aliran darah sistemik
dan terbawa sampai ke otak. Amonia akan menyebabkan kerusakan pada otak
dan mengganggu kinerja otak. Tubuh akan mengalami perubahan kesadaran,
terganggunya aktivitas hingga paling parah dapat menyebabkan kejang-kejang.
5. Anemia
Anemia terjadi pada pasien gagal ginjal kronis yang dipicu oleh kerusakan
ginjal. Ginjal sebagai organ yang memproduksi eritropoietin yang berfungsi untuk
pembentukan sel darah merah. Terganggunya proses pembentukan sel darah
merah menyebabkan penurunan produksi sel darah merah yang menyebabkan
terjadinya anemia. Selain terganggunga produksi sel darah merah, faktor lain
yang menyebabkan anemia yaitu kekurangan zat besi, vitamin, dan masa hidup
eritrosit yang mengalami hemolisis akibat perdarahan.
F. Penatalaksanaan medis
Pengkajian
1. Identitas klien
2. Identitas penanggung jawab
3. Riwayat kesehatan masa lalu
a. Penyakit yang pernah diderita
b. Kebiasaan buruk: menahan BAK, minum bersoda
c. Pembedahan
4. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan utama: nyeri, pusing, mual, muntah
5. Pemeriksaan fisik
a. Umum: Status kesehatan secara umum
b. Tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu tubuh
c. Pemeriksaan fisik
Teknik pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
a) Kulit dan membran mukosa
Catat warna, turgor, tekstur, dan pengeluaran keringat.
Kulit dan membran mukosa yang pucat, indikasi gangguan
ginjal yang menyebabkan anemia. Tekstur kulit tampak kasar
atau kering. Penurunan turgor merupakan indikasi dehidrasi.
Edema, indikasi retensi dan penumpukan cairan.
b) Mulut
Stomatitis, nafas bau amonia.
c) Abdomen
Klien posisi telentang, catat ukuran, kesimetrisan, adanya masa
atau pembengkakan, kulit mengkilap atau tegang.
d) Meatus urimary
Laki-laki: posisi duduk atau berdiri, tekan gland penis dengan
memakai sarung tangan untuk membuka meatus urinary.
Wanita: posisi dorsal rekumben, litotomi, buka labia dengan
memakai sarung tangan.
2) Palpasi
a) Ginjal
b) Ginjal kiri jarang teraba, meskipun demikian usahakan untuk
mempalpasi ginjal untuk mengetahui ukuran dan sensasi.
Jangan lakukan palpasi bila ragu karena akan merusak jaringan.
1. Posisi klien supinasi, palpasi dilakukan dari sebelah kanan
2. Letakkan tangan kiri di bawah abdomen antara tulang iga
dan spina iliaka. Tangan kanan dibagian atas. Bila
mengkilap dan tegang, indikasi retensi cairan atau ascites,
distensi kandung kemih, pembesaran ginjal. Bila
kemerahan, ulserasi, bengkak, atau adanya cairan indikasi
infeksi. Jika terjadi pembesaran ginjal, maka dapat
mengarah ke neoplasma atau patologis renal yang serius.
Pembesaran kedua ginjal indikasi polisistik ginjal.
Tenderness/ lembut pada palpasi ginjal maka indikasi
infeksi, gagal ginjal kronik. Ketidaksimetrisan ginjal indikasi
hidronefrosis.
3. Anjurkan pasien nafas dalam dan tangan kanan menekan
sementara tangan kiri mendorong ke atas.
4. Lakukan hal yang sama untuk ginjal di sisi yang lainnya.
c) Kandung kemih
Secara normal, kandung kemih tidak dapat dipalpasi, kecuali
terjadi ditensi urin. Palpasi dilakukan di daerah simphysis pubis
dan umbilikus. Jika kandung kemih penuh maka akan teraba
lembut, bulat, tegas, dan sensitif.
3) Perkusi
a) Ginjal
1. Atur posisi klien duduk membelakangi pemeriksa
2. Letakkan telapak tangan tidak dominan diatas sudut
kostavertebral (CVA), lakukan perkusi di atas telapak tangan
dengan menggunakan kepalan tangan dominan.
3. Ulangi prosedur pada ginjal di sisi lainnya. Tenderness dan
nyeri pada perkusi merupakan indikasi glomerulonefritis atau
glomerulonefrosis.
b) Kandung kemih
1. Secara normal, kandung kemih tidak dapat diperkusi, kecuali
volume urin di atas 150 ml. Jika terjadi distensi, maka
kandung kemih dapat diperkusi sampai setinggi umbilikus.
2. Sebelum melakukan perkusi kandung kemih, lakukan
palpasi untuk mengetahui fundus kandung kemih. Setelah itu
lakukan perkusi di atas region suprapubic.
4) Auskultasi
Gunakan diafragma stetoskop untuk mengauskultasi bagian
atas sudut kostovertebral dan kuadran atas abdomen. Jika
terdengan bunyi bruit (bising) pada aorta abdomen dan arteri
renalis, maka indikasi adanya gangguan aliran darah ke ginjal
(stenosis arteri ginjal).