Anda di halaman 1dari 3

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN HIDROSEFALUS


POST PASANG SHUNTING DI RUANG RAWAT INAP ANAK DI RS
X

Disusun Oleh:
NAMA : YOLA ALFINA
NIM : 21117138
KELAS : PSIK VII C
DOSEN PEMBIMBING :Dra.Supriatini, M.Pd

FAKULTAS KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


INSTITUT KESEHATAN DAN TEKNOLOGI MUHAMMADIYAH
PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
BAB I
PENDAHULAUN

Latar Belakang

Hydrocephalus telah dikenal sajak zaman Hipocrates, saat itu hydrocephalus

dikenal sebagai penyebab penyakit ayan. Di saat ini dengan teknologi yang semakin

berkembang maka mengakibatkan polusi didunia semakin meningkat pula yang pada

akhirnya menjadi factor penyebab suatu penyakit, yang mana kehamilan merupakan

keadaan yang sangat rentan terhadap penyakit yang dapat mempengaruhi janinnya,

salah satunya adalah Hydrocephalus. Saat ini secara umum insidennya dapat

dilaporkan sebesar tiga kasus per seribu kehamilan hidup menderita hydrocephalus.

Dan hydrocephalus merupakan penyakit yang sangat memerlukan pelayanan

keperawatan yang khusus. Hydrocephalus itu sendiri adalah akumulasi cairan serebro

spinal dalam ventrikel serebral, ruang subaracnoid, ruang subdural (Suriadi dan

Yuliani, 2010).

Hydrocephalus dapat terjadi pada semua umur tetapi paling banyak pada bayi

yang ditandai dengan membesarnya kepala melebihi ukuran normal. Meskipun banyak

ditemukan pada bayi dan anak, sebenarnya hydrosephalus juga biasa terjadi pada

oaran dewasa, hanya saja pada bayi gejala klinisnya tampak lebih jelas sehingga lebih

mudah dideteksi dan diagnosis. Hal ini dikarenakan pada bayi ubun- ubunnya masih

terbuka, sehingga adanya penumpukan cairan otak dapat dikompensasi dengan

melebarnya tulang-tulang tengkorak. Sedang pada orang dewasa tulang tengkorak

tidak mampu lagi melebar.

Hidrosefalus adalah suatu penyakit dengan ciri-ciri pembesaran pada sefal atau

kepala yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal (CSS) dengan atau

karena tekanan intrakranial yang meningkat sehingga terjadi pelebaran ruang tempat
mengalirnya cairan serebrospinal (CSS) (Ngastiah). Bila masalah ini tidak segera

ditanggulangi dapat mengakibatkan kematian dan dapat menurunkan angka kelahiran

di suatu wilayah atau negara tertentu sehingga pertumbuhan populasi di suatu daerah

menjadi kecil. Menurut penelitian WHO untuk wilayah ASEAN jumlah penderita

Hidrosefalus di beberapa negara adalah sebagai berikut, di Singapura pada anak 0-9 th

: 0,5%, Malaysia: anak 5-12 th 15%, India: anak 2-4 th 4%, di Indonesia berdasarkan

penelitian dari Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia terdapat 3%.

Berdasarkan pencatatan dan pelaporan yang diperoleh dari catatan register dari

ruangan perawatan IKA 1 RSPAD Gatot Soebroto dari bulan oktober-desember tahun

2015 jumlah anak yang menderita dengan gangguan serebral berjumlah 159 anak dan

yang mengalami Hidrosefalus berjumlah 69 anak dengan persentase 43,39%

Dari data yang didapat di ruang rawat inap Anak RSUD Dr. Achmad Mochtar

Bukittinggi Dari awal bulan Januari sampai dengan bulan Juni Tahun 2018. angka

kejadian kasus Hidrosefalus sebanyak 7 orang anak terdiagnosa hidrosefalus angka

tertimggi terletak pada bulan maret sebanyak 2 anak.

Anda mungkin juga menyukai