Anda di halaman 1dari 26

Tugas Akuntansi Sosial dan Lingkungan

PEMBELANJAAN LINGKUNGAN TAHUNAN PERUSAHAAN

Oleh: Kelompok 5

Ni Nyoman Pradnya Dewi (1833121135)


Ni Komang Sasmira Dewi (1833121159)
Ni Nyoman Ayu Widiginantri (1833121338)
Ni Komang Ayuk Triarini (1833121391)
Ni Putu Yuli Yastini (1833121393)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS WARMADEWA

2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan Permendagri Nomor 31 tahun 2016, Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD, adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama
oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah.
Salah satu unsur kegiatan yang terdapat di dalam APBD adalah belanja.
Belanja digunakan dalam melaksanakan aktivitas, baik oleh individu maupun
organisasi sehingga belanja sering diartikan sebagai bentuk pengeluaran kas
untuk dapat memenuhi kebutuhan dari pelaksaaan aktivitas. Belanja
merupakan kata yang sering kita dengar sehari-hari, pada umumnya belanja
di artikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
individu maupun organisasi. Begitu pula pada instani pemerintahan, pada
instansi pemerintah belanja adalah pengeluaran perusahaan atau organisasi
swasta. Belanja pada instansi pemerintahan sangat penting guna menjalankan
program maupun kegiatan instansi tersebut untuk kepentingan negara/daerah.
Pemerintah pusat dan daerah menyediakan anggaran untuk setiap instansi dan
Satuan Kerja Perangakat Daerah (SKPD). Dapat disimpulkan bahwa belanja
merupakan aspek penting dalam perekonomian negara dan daerah. Oleh
karena itu, perlu diketahui bagaimana sistem dan manajemen akuntansi dalam
mengelola dan mengendalikan anggaran dan realisasi dalam belanja.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam makalah ini, terdapat 11 rumusan masalah mengenai
Pembelanjaan Lingkungan Tahunan Perusahaan yaitu :
1. Apa saja ciri khas bahan baku?
2. Bagaimana pembelian bahan baku?
3. Apa saja perhitungan bahan yang dikeluarkan?
4. Bagaimana perbandingan metode persediaan?
5. Apa saja harga terendah dari harga pokok dan harga pasar?
6. Apa saja prosedur pengendalian?
7. Bagaimana perlakuan limbah dan emisi?
8. Apa saja pencegahan dan manajemen lingkungan?
9. Apa saja nilai pembelian bahan?
10. Bagaimana memproses biaya?
11. Apa saja pendapatan lingkungan?

1.3 Tujuan
Pembuatan makalah ini, bertujuan ini untuk memenuhi tugas dalam
mata kuliah Akuntansi Sosial dan Lingkungan. Selain itu penulisan ini juga
bertujuan untuk :
1. Mengetahui ciri khas bahan baku.
2. Mengetahui pembelian bahan baku.
3. Mengetahui perhitungan bahan yang dikeluarkan.
4. Mengetahui perbandingan metode persediaan.
5. Mengetahui harga terendah dari harga pokok dan harga pasar.
6. Mengetahui prosedur pengendalian.
7. Mengetahui perlakuan limbah dan emisi.
8. Mengetahui pencegahan dan manajemen lingkungan.
9. Mengetahui nilai pembelian bahan.
10. Mengetahui memproses biaya.
11. Mengetahui pendapatan lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ciri Khas Bahan Baku


Bahan baku merupakan bahan mentah dasar yang akan diolah menjadi
barang jadi. Biaya bahan baku ada yang bersifat langsung dan tidak langsung.
Bahan langsung memiliki ciri-ciri :
1. Mudah ditelusuri dan dikuantifikasi pada produk.
2. Bahan langsung merupakan bahan utama dari produk jadi.
3. Dapat diidentifikasi langsung dengan produksi barangnya.
Bahan tidak langsung mencakup semua bahan lain yang dipakai dalam proses
produksi dan dipandang sebagai biaya overhead pabrik.

2.2 Pembelian Bahan Baku


Bahan baku langsung dan bahan baku tidak langsung dibeli dengan cara
yang sama, namun dalam cara penyerahan barang baku terdapat perbedaan.
Terdapat 3 jenis bentuk formulir yang akan digunakan dalam pembelian
bahan baku yaitu :
1. Permintaan pembelian (purchase requisition) merupakan pesanan
tertulis yang di alamatkan ke departemen pembelian sebagai
pemberitahuan tentang kebutuhan akan bahan tertentu. Surat ini dibuat
dengan rangkap dua, aslinya dikirim kepada departemen pembelian,
sedangkan tembusannya ditahan oleh bagian yang mengajukan
permintaan.
2. Pesanan pembelian (purchase order) merupakan permintaan tertulis
kepada pihak pensuplai yang dikirim oleh departemen penjualan. Dalam
surat pesanan ini dinyatakan jumlah yang diminta, harganya, dan syarat-
syarat pembelian. Surat ini dibuat rangkap lima, aslinya dikirim kepada
pensuplai, selembar tembusannya ditahan oleh departemen pembelian
dan tembusan lainnya dikirim ke departemen akuntansi, departemen
pembayaran utang dagang, dan departemen penerimaan.
3. Laporan penerimaan barang (receiving report) merupakan laporan
tertulis yang dibuat oleh departemen penerimaan setelah menerima
barangnya. Formulir ini menjadi alat untuk mengecek penyimpangan
banyaknya barang, dan untuk mencatat barang-barang rusak. Formulir
ini dibuat rangkap lima, masing-masing lembaran dikirim kepada
departemen pembelian, departemen pembayaran utang dagang,
departemen akuntansi, departemen pemesanan, dan departemen
pergudangan.
Dalam metode persediaan berkala, pembelian bahan baku dicatat pada
perhitungan yang berjudul pembelian bahan baku. Jika terdapat perkiraan
persediaan bahan awal, maka pembelian bahan baku dicatat dalam perkiraan
persediaan bahan awal. Sedangkan pada sistem persediaan tetap, pembelian
bahan baku dicatat pada perkiraan yang berjudul daftar persediaan bahan
baku atau persediaan bahan baku, dan bukan pada persediaan pembelian
sehingga jika terdapat daftar persediaan awal bahan baku, maka akan dicatat
pada perkiraan persediaan bahan baku.

2.3 Perhitungan Bahan yang Dikeluarkan


Terdapat 2 sistem perbandingan persediaan yang dilakukan yaitu sistem
persediaan berkala dan sistem persediaan tetap.
Sistem Persediaan Berkala Sistem Persediaan Tetap
Persediaan bahan (awal) + Bahan yang dikeluarkan dibebankan
Persediaan bahan kepada perkiraan
Persediaan bahan yang tersedia – Barang dalam proses sewaktu
Persediaan bahan (akhir) digunakan, lalu persediaan
Harga bahan yang dikeluarkan Akhir bahan dapat langsung dibaca
pada perkiraan persediaan bahan
baku.

Pada periode perubahan harga akan timbul masalah berhubungan dengan


penilaian persediaan bahan, misalnya menentukan harga yang harus
dibebankan kepada bahan yang dalam persediaan pada akhir suatu kurun
waktu (persediaan akhir bahan) dan nilai dari bahan yang dikeluarkan untuk
produksi selama masa yang ditentukan. Oleh karena itu, terdapat empat
metode yang harus diperhatikan setiap perusahaan dalam menentukan nilai
persediaan akhir serta harga pokok bahan baku yang dikeluarkan selama
periode perubahan harga yaitu :
1. Identifikasi khusus.
2. Harga rata-rata yang sederhana atau yang dibobotkan.
3. Masuk awal, ke luar awal (FIFO)
4. Masuk awal, ke luar akhir (LIFO)

2.4 Perbandingan Metode Persediaan


Metode yang dipilih akan menentukan nilai bahan yang dikeluarkan
serta nilai persediaan akhir. Sistem persediaan yang diterapkan juga akan
mempengaruhi nilai bahan yang dikeluarkan serta nilai persediaan akhir. Oleh
sebab itu, suatu perusahaan harus memilih secara seksama metode penilaian
persediaan yang digunakan karena berdasarkan asas konsistensi ditegaskan
bahwa metode yang telah dipilih harus dipertahankan pada setiap periode.
Perubahan metode hanya akan dilakukan jika terbukti bahwa dengan
perubahan tersebut dapat lebih menjamin ketelitian keuangan perusahaan.

2.5 Harga Terendah dari Harga Pokok dan Harga Pasar


Harga terendah dari harga pokok dan harga pasar merupakan kaidah
yang menegaskan bahwa persediaan (inventaris) harus dinilai pada nilai
terendah antara harga pokok yang lama (pada saat pembeliaan) dan harga
pasar sekarang.
1. Pada umumnya, saat inflasi harga historis akan lebih murah dari pada
harga pasar sekarang sehingga tidak perlu diadakan penyesuaian harga.
2. Jika harga pasar lebih rendah dari harga pokok, maka persediaan akhir
harus dinilai dengan harga pasar. Hal ini didasarkan atas konservatisme
yang menyatakan bahwa setiap kerugian harus diketahui pada masa
terjadinya.
3. Jika nilai persediaan dibawah harga terendah dari harga pokok dan harga
pasar, maka kerugian yang diakibatkan pada umumnya ditambahkan
kepada harga pokok barang yang diproduksi.
2.6 Prosedur Pengendalian
Persediaan merupakan investasi utama bagi suatu perusahaan maka
pengendalian yang memadai sangat mendasar. Tingkat persediaan bahan
baku didasarkan pada produksi terencana yang pada gilirannya didasarkan
pada peramalan penjualan. Secara umum terdapat 5 macam prosedur
pengendalian yaitu :
1. Pengendalian pesanan
Persediaan bahan baku ditinjau menurut suatu daur tertentu dan pesanan
diadakan untuk mempertahankan tingkat persediaan yang dikehendaki.
2. Metode Minimum-Maksimum
Menentukan tingkatan persediaan minimum dan maksimum. Pesanan
kembali diadakan pada saat tercapai tingkat minimum.
3. Metode Dua Tempat
Metode ini dipakai untuk bahan yang mura. Jika tempat yang satu
kosong, maka diadakan pesanan baru dan isi tempat yang lain mencukupi
untuk memenuhi keperluan sampai saat diterimanya pesanan.
4. Rencana ABC
Metode ini diterapkan bila terdapat beraneka ragam bahan dengan nilai
yang berbeda. Jenis bahan yang lebih mahal diperiksa lebih sering dan
dimonitor secara lebih seksama.
5. Metode Pemesanan Otomatis
Pesanan diadakan secara otomatis, jika tersedianya mencapai tingkat
tertentu. Metode ini paling tepat penerapannya dengan adanya komputer.

2.7 Perlakuan Limbah dan Emisi


Perlakuan biaya limbah dan emisi sesuai dengan output non produk dari
perusahaan harus ditujukan terhadap media lingkungan yang berbeda.
Limbah kumpulan, biaya daur ulang, dan biaya penjualan yang paling nyata
dipantau. Bagian pertama ini meliputi semua jenis dari biaya perlakuan dari
output non produk sementara mengikuti bagian yang ditujukan mencegah
limbah dan emisi.
Tabel Pembelanjaan Lingkungan/Biaya dan Pendapatan/Laba

Biodiversity/landscap
Kebisingan/getaran
Udara/Iklim
MEDIA LINGKUNGAN

Limbah air

Air tanah

Lainnya
Limbah

Radiasi
Biaya Lingkungan / kategori

Total
pembelanjaan

e
1. Perlakuan Limbah dan Emisi
1.1 Penyusutan terkait perlengkapan
1.2 Perbaikan dan operasi material
dan jasa
1.3 Terkait personel
1.4 Fess, pajak, perubahan
1.5 Denda dan hukuman
1.6 Asuransi untuk kewajiban
lingkungan
1.7 Provisi untuk biaya pembersihan
2. Pencegahan dan Manajemen
Lingkungan
2.1 Jasa eksternal untuk manajemen
lingkungan
2.2 Personel untuk aktivitas
manajemen lingkungan umum
2.3 Penelitian dan pengembangan
2.4 Pembelanjaan ekstra untuk
tekonologi bersih
2.5 Biaya manajemen lingkungan
lainnya
3. Nilai pembelian bahan dari output
non produk
3.1 Bahan Baku
3.2 Bingkisan
3.3 Bahan-bahan pelengkap
3.4 Energi
3.5 Air
4. Biaya pemrosesan dari output non
produk
Σ Pembelanjaan lingkungan
5. Pendapatan Lingkungan
5.1 Subsidi, awards
5.2 Laba lainnya
Σ Pendapatan lingkungan
Sumber : UNDSD, 2000.
1. Penyusutan untuk Alat-Alat Perlengkapan Terkait
Aktiva yang paling nyata pada bagian ini adalah menolak kepadatan
(compactors), kumpulan kontainer dan kendaraan, sistem perlindungan
limbah, saringan polusi udara, pemberitahuan penyusutan investasi,
penanganan limbah pabrik, dan lain sebaigainya. Tetapi yang tidak boleh
ketinggalan adalah pengamatan terhadap perlengkapan tersembunyi.
Semua ini tergantung pada jenis bisnis dan laporan dari manajemen
lingkungan, pabrik-pabrik mungkin telah siap untuk memisahkan pusat
biaya. Kategori tanah/daratan juga termasuk are seperti perlindungan
tanaman, penanaman ulang, dan perbaikan atau situs yang
terkontaminasi.
Suatu aktiva (misalnya investasi) dikenali pada neraca jika
penghematan biaya ekonomi masa depan adalah mungkin dan reliabilitas
nilai dapat diukur. Nilai ini dapat diukur sebagaimana mereka secara
khas berdiri sendiri memfasilitasi perlakuan. Masalah pembayaran,
badan akuntansi Eropa merekomendasikan bahwa biaya yang terjadi
untuk mencegah dampak lingkungan masa depan harus dimodali dimana
biaya pembersihan untuk kerusakan lingkungan masa lalu harus
dibebankan saat tidak menghasilkan manfaat masa yang akan datang.
Dalam setiap jenis aktivitas dan terutama dalam investasi, perlu
dilakukan tambahan terhadap tujuan penggunaan primer (biasanya dalam
konteks ekonomi), juga aspek lingkungan (bolak balik), terdapat masalah
substansial terkait pertanyaan akrual dan deferral, misalnya dalam
hubungannya dengan ukuran untuk meningkatkan keselamatan tempat
kerja, jaminan sekuritas atau infrastruktur.
Satu alokasi bersih hanya mungkin untuk investasi di akhir teknologi
end-of-pipe, bagaimanapun, tidak mampu untuk menunjuk satu masalah
emisi sepenuhnya kecuali biasanya hanya mengubah urutan terhadap
sarana lingkungan lain (misalnya dari udara ke tanah). Perasionalan
investasi yang diterapkan sehubungan dengan kedatangan dari satu
teknologi, seperti aturan, memimpin ke arah pengurangan dari biaya dan
emisi.
Masalah dalam mengevaluasi investasi end-of-pipe dari satu
pandangan lingkungan sehubungan dengan fakta bahwa tidak ada hal
demikian sebagai satu perlindungan investasi lingkungan sesuai seperti
ukuran yang tidak mendukung solusi berkelanjutan dari masalah ekologis
tapi sekedar membantu untuk memerangi gejala. Bagaimanapun,
penilaian terpisah dari investasi perlindungan lingkungan, misalnya
penyaringan teknologi dalam kategori dari aktiva tetap biasanya hanya
mungkin dilakukan jika merupakan bagian investasi end-of-pipe.
Investasi pada perlindungan lingkungan dan ukuran pencegahan
polusi dihitung dalam kaitannya dengan penyusutan tahunan,
berlandaskan satu penilaian dari bagian investasi yang dianggap
disebabkan oleh perlindungan lingkungan. Lingkungan investasi sebesar
100 persen pada lingkungan dalam kasus teknologi end-of-pipe. Investasi
dibuat semata-mata bertujuan untuk perlakuan emisi, khususnya
teknologi end-of-pipe yaitu alat yang diinstal untuk membersihkan atau
untuk tujuan pembersih setelah proses produksi. Saringan, kumpulan
peralatan limbah dan penangana limbah air pabrik adalah akhir dari
teknologi end-of-pipe yang membantu untuk berkonsentrasi atau
menahan unsur beracun. Manajer lingkungan akan mendefinisikan
limbah dan fasilitas perlakuan emisi dari perusahaan sedangkan akuntan
mungkin sesudah itu menentukan nilai pembelian mereka dan
penyusutan tahunan.
Seperti hukum perpajakan selalu sama relevansinya di semua negara
dalam menentukan bagaimana laba akuntansi (dalam pelaporan
keuangan) terdefinisi dan ditentukan, penyusutan yang ditagih pada
laporan keuangan mungkin tidak relevan terhadap penentuan pajak laba.
Di Inggris, penyusutan yang ditagih pada laporan keuangan ditambhakan
kembali terhdapa laba akuntansi yang dinyatakan dalam laporan,
kemudian satu perhitungan alternatif dilakukan (dimasukkan”modal
pinjaman”), berlandaskan pada standar ketentuan departemen
perpajakan, dan pengurangan dalam rangka untuk menghitung pajak
laba. Ini menunjukkan bahwa perusahaan dapat (dan harus) menagih
penyusutan pada rekening mereka pada jumlah yang mereka yakini
benar-benar mencerminkan manfaat hidup dari aktiva mereka tidak
disampingkan oleh setiap pembangunan pajak. Ketika menghitung biaya
dari pembelanjaan, penilaian dari penyusutan mungkin berlandaskan
pada pembelian kembali nilai-nilai. Kalau ini adalah praktek umum pada
perusahaan, maka biaya keuangan juga boleh dikutip.
2. Pemeliharaan dan Operasi Bahan dan Jasa
Setiap kali investasi terkait lingkungan dan alat-alat perlengkapan
telah didefinisikan dengan baik, biaya tahunan terkait operasi material
dan perlengkapan, pemeliharaan, inspeksi, dan lain sebagainya dapat
ditentukan.
3. Personalia Terkait
Waktu membelanjakan penanganan limbah dan emisi terkait
investasi dihitung disini. Waktu menghabiskan ketidakefisiensian
produksi, limbah yang dihasilkan, dan waktu yang dihabiskan untuk
aktivitas manajemen lingkungan umum harus dikutip dimanapun. Bagian
ini sebagian besar berlaku bagi personalian dari departemen
pengumpulan limbah, dan orang-orang yang berwenang dari limbah air
pengendalian emisi udara, sesuai secara langsung dengan identifikasi
limbah dan aliran emisi dan perlengkapan.
4. Iuran, Pajak, Beban
Semua penjualan, akses pipa untuk membuang, kotoran (sewer)
dan biaya saluran kotoran ke sungai (effluent), tetapi juga biaya untuk
lisensi spesifik, atau pajak lingkungan, jika bisa diterapkan, harus dikutip
sini. Pada beberapa negara, eco-takes mengambil input energi dan air,
seperti halnya kemasan dan kadang kala kimia spesifik yang penuh
risiko. Pada sisi output, pajak dan beban dapat mengambil volume
limbah, limbah air dan emisi udara.
5. Denda dan Hukuman
Dalam kasus dari non-compliance yang menjengkelkan, denda dan
hukuman mungkin ditagih. Beberapa permintaan petunjuk pelaporan
mengungkapkan hal ini secara terpisah, dengan tanpa melihat jumlah
mereka dalam hubungannya terhadap pembelanjaan signifikan lainnya.
Jika tidak dapat menemukan pada beberapa laporan, mungkin karena
perusahaan pada garis terdepan mengungkapkan laporan kinerja
lingkungan bukan denda dan hukuman yang dapat ditagih.
6. Asuransi untuk Kewajiban Lingkungan
Firma dapat mencakup dari mereka sendiri versus risiko kewajiban
dengan jalan asuransi. Kontribusi tahunan terhadap asuransi versus
kerusakan tradisional dari orang-orang, barang-barang dan biodiversitas
yang menyebabkan bahaya dan aktivitas yang berpotensi berbahaya.
Asuransi meliputi risiko yang lebih tinggi dari api atau kerusakan lain
terhadap sisi produksi atau angkutan sehubungan dengan substansi
dengan unsur penuh risiko dan proses berbahaya juga harus dikutip sini.
Asuransi untuk kewajiban lingkungan umumnya teralokasikan ke kolom
biaya lain dibandingkan terhadap media lignkungan spesifik.
Kewajiban lingkungan bertujuan membuat agen yang
menyebabkan kerusakan lingkungan (polusi) membayar perbaikan
kerusakan yang telah disebabkan. Peraturan lingkungan dan standar
akuntansi dari kewajiban berbeda dari bangsa ke bangsa. Sering hanya
yang berbahaya dan aktivitas yang berpotensi berbahaya menyebabkan
kerusakan langsung terhadap orang (cedera pribadi), barang-barang
(kerusakan hak milik) dan kadang kala biodiversitas atau sisi
kontaminasi ditangkap dari pimpinan dibawah kewajiban langsung,
kewajiban langsung berarti bahwa tidak dibutuhkan untuk mendirikan
satu kesalahan pada bagian dari aktor, tetapi sekedar fakta yang satu
tindakan (atau penghilangan pada hal itu) benar-benar memiliki
penyebab kerusakan.
Availabilitas dengan jaminan sekuritas keuangan, seperti asuransi
penting untuk memastikan bahwa kewajiban lingkungan lebih efektif.
Efektivitas dari setiap kewajiban regim menjadi sah bergantung kepada
kapasitas dengan otoritas administrative dan hukum untuk
memperlakukan kasus expeditiously, seperti halnya berarti sesuai dari
akses terhadap keadilan yang tersedia di publik.
Pengalaman dengan Legislasi Suoerfund U.S (kewajiban untuk
membebaskan dari sisi kontaminasi) memperlihatkan kebutuhan untuk
menghindari polusi yang memperbolehkan lubang kecil ke dinding untuk
menghindari kewajiban dengan mengirimkan aktivitas yang penuh risiko
untuk modal perusahaan yang kurang baik yang menjadi bangkrut pda
peristiwa dimana terdapat kerusakan lingkungan yang berpengaruh
nyata. Jika perusahaan dapat mengatasi diri melawan kewajiban dengan
jalan asuransi, maka tidak akan cenderung memilih rute yang
bertentangan.
Perusahaan yang lebih kecil, sering kekurangan sumber daya yang
diperlukan untuk mengimplementasikan sistem manajemen risiko
seefektif seluruh dari rekan pendamping yang lebih besar, sering menjadi
tanggung jawab untuk lebih tinggi membagi kerusakan dibandingkan
ukuran yang akan diramalkan. Ketika mereka menyebabkan kerusakan,
mereka juga kurang mungkin untuk memiliki sumber daya keuangan
yang dibayar mengganti kerugian yang rusak. Ketersediaan asuransi
(atau bahkan kebutuhan) mengurangi risioko perusahaan yang
diungkapkan. Mereka dengan demikian juga kurang cenderung mencoba
untuk kewajiban berbelit-belit
7. Ketetapan untuk Pembebasan dari Biaya, Pengobatan, dan lainnya
Ketetapan adalah satu instrument klasik untuk skema perlindungan
risiko perusahaan pada neraca dan harus dibentuk untuk kewajiban
kontingen dan kerugian potensial dari transaksi bisnis yang tertunda.
Fungsi dari ketetapan adalah untuk mempertimbangkan dan
mengantisipasi pembelanjaan masa depan dan kewajiban untuk
membantu perusahaan melindungi sendiri risiko kontingen. Perlu dicatat
bahwa ketetapan siap di bawah hukum dagang dan dikenal otoritas fiskal
mungkin sangat berbeda suatu waktu.
Ketetapan untuk pembelanjaan yang dapat diterima di bawah
hukum dagang domestik dan ketetapan untuk reparasi yang tertunda dan
pemiliharaan dan untuk menunda pembersihan dan menggali bahan
umumnya tidak dibawa sebagai kewajiban menurut Standar Akuntansi
Internasional (IAS) seperti komite Standar Akuntansi Internasional
(IASC) yang mensyaratkan di dalamnya definisi dari kewajiban bahwa
memimpin terhadap obligasi lancar yang dihasilkan di masa mendatang
pada suatu outflow sumber daya.
Satu kewajiban adalah kewajiban sekarang dari sebuah perusahaan,
ditunjukkan dari peristiwa masa lalu, perhitungan hari dari yang
diharpkan untuk dihasilkan dalam outflow kas masa depan atau
penggunaan dari sumber daya lain, dengan demikian mewakili beban
ekonomi perdagangan masa depan. Ketidakpastian yang pertama
berhubungan terhadap kejadian dari kewajiban, sedangkan
ketidakpastian kedua berkaitang dengan jumlah (yaitu, berapa banyak
biayanya?).
Sebuah ketidakpastian adalah suatu kondisi atau situasi, hasil akhir
dari untung atau rugi, akan dikonfirmasi hanya pada kejadian, atau bukan
kejadian, dari situ atau lebih kejadian masa depan. Contoh dari kewajiban
(ketidakpastian) yang mungkin muncul dari sebuah aktivitas perusahaan
termasuk :
 Pencemaran air bumi (misalnya, bekerja dengan unsur yang berisi
zat pelarut).
 Pencemaran permukaan air (misalnya dari kerusakan tumpahan
angkutan).
 Pencemaran udara (misalnya, pelepasan sehubungan dengan
pengakuan polusi perlengkapan).
 Pemancaran energi (misalnya, pemancaran radio aktif).
 Pencemaran tanah (misalnya, dari permukaan air yang
terkontaminasi dengan kehilangan perlindungan).
a) Bea untuk Menyesuaikan Alat-Alat Perlengkapan dan Prosedur
terhadap State Of The Art
Sebagai hasil dari stated of the art terdahulu, tanaman industri
terakreditasi di masa lalu tidak lagi dijumpai sesuatu yang sah
dibutuhkan bersangkutan. Dalam rangka mematuhi nilai-nilai
maksimum baru untuk emisi kritis, hukum biasanya mewariskan
periode peralihan untuk pabrik yang sudah ada yang dapat dikenakan
untuk persetujuan. Sementara, dari satu segi pandangan yang sah,
bea yang disesuaikan memunculkan segera pengaruh hukum yang
bisa diterapkan, daftar pustaka kadang kala juga mensyaratkan satu
hubungan kausal ekonomi dalam urutannya untuk ketetapan bentuk.
b) Bea untuk Menyingkirkan dan Mendaur Ulang Limbah
Jika terdapat sebuah backlog pada neraca yang memotong tanggal
dalam mematuhi kebersihan limbah buangan dan daur ulang timbul
pada periode interval, ini harus dipertanggungjawabkan untuk
formulasi dari ketetapan.
c) Pengobatan dan Bea Penjualan
Khususnya dalam pekerjaan tambang atau dalam hubungan dengan
ereksi dan penjualan dari pembangkit listrik dan baris, terdapat
aturan yang mengharuskan ukuran menyeluruh untuk menyimpan
ulang pemandangan asli (misalnya, jalan dari sungai pembangkit
listrik) atau pengendalian tekontrol dari bangunan (misalnya, dari
pembangkit listrik tenaga nuklir)
d) Pembersihan Dari Pencemaran
Ketetapan untuk pembersihan tanah yang terkontaminasi harus
dibentuk ketika terdapat sebuah kemungkinan bahwa bea muncul,
bagaimanapun, paling lambat ketika otoritas yang memiliki
pengetahuan dari sisi yang tekontaminasi. Pada beberapa negara,
hukum perpajakan nasional mengharuskan bahwa satu ketetapan
untuk biaya yang akan datang menjadi terhitung hanya satu kali
kewajiban sah untuk aksi yang telah didirikan. Ketetapan untuk
membersihkan dari tanah yang terkontaminasi berhubungan
terhadap tanah dan air bumi. Bea remedasi dan aspek dari
perlindungan pemandangan dan bodiversitas harus dikutip pada
masing-masing kolom.
Sebagai halnya formulasi dari ketetapan untuk ukuran
perlindungan lingkungan spesifik, hal ini mungkin meringkas bahwa
pada peristiwa dimana sebuah perusahaan diperlukan untuk memperbaiki
kerusakan lingkungan yang telah terjadi, terutama dalam konteks
membersihkan tanah yang terkontaminasi, satu ketetapan karena akibat
hubungan kausal ekonomi di masa lalu, sedangkan bea untuk
menyesuaikan untuk standar teknis baru biasanya menghalangi ketetapan
yang tampak pada pendapatan masa mendatang, kecuali jika bea yang
diadaptasi berada pada tanggal potongan. Oleh sebab itu, risiko dan
keharusan masa depan tidak dapat secara total dipertimbangkan pada
neraca tahunan. Ini menciptakan masalah untuk akuntansi biaya
berdasarkan penjumlahan biaya lingkungan untuk diestimasi. Dalam
rangka memperoleh satu daftar menyeluruh dengan biaya lingkungan,
sebaiknya dinilai seluruh obligasi masa depan meskipun diharuskan di
bawah hukum komersial dan fiskal. Sementara itu perlu menyediakan
landasan bagi perhitungan atas dasar dari penerapan peraturan neraca
nasional, kemungkinan dari satu jurnal pada neraca tahunan mungkin
dipertimbangkan pada tahun ke dua.

2.8 Pencegahan dan Manajemen Lingkungan


Berbeda dengan blok yang pertama sesuai dengan perlakuan emisi,
bagian ini sesuai dengan biaya pencegahan dan biaya untuk aktivitas
manajemen lingkungan umum.
1. Jasa Eksternal Untuk Manajemen Lingkungan
Semua jasa eksternal untuk konsultan terkait lingkungan,
pelatihan, inspeksim audit dan komunikasi harus dikutip sini dan sejauh
mungkin dialokasikan terhadap media lingkungan relevan. Pada
umumnya, jumlah akan ditandai terhadap kolom dari “beban lainnya”
sebagaimana mereka pada dasarnya meliputi seluruh jumlah aktivitas
perusahaan. Ini sangat mendesak tidak untuk menaksir terlalu tinggi
bagian lingkungan dari jasa ini. Juga biaya untuk mencetak laporan
lingkungan dan komunikasi lain-terkait aktivitas seperti eco-sponsoring.
Beban terkait akan mungkin tidak secara sistematis terkumpul pada satu
akun atau pusat biaya tetapi menyebar diseluruh perusahaan dan akun
yang bersebrangan. Satu sesi ingatan yang cepat pada proyek dan
aktivitas tahun lalu dari tim lingkungan akan memastikan bahwa semua
pembelanjaan relevan dapat dilacak kebelakang dan dialokasikan
terhadap item-item pembelanjaan dan pusat baya dapat ditingkatkan.
2. Personalia untuk Aktivitas Manajemen Lingkungan Umum
Bagian ini meliputi personalia internal untuk manajemen
lingkungan umum, tidak secara langsung berhubungan terhadap
perlakuan emisi atau produksi dari output non produk. Jam kerja untuk
program pelatihan temasuk biaya bepergian aktivitas manajemen
lingkungan dan proyek, audit, kepatuhan dan komunikasi harus ditaksir
dan dievaluasi dengan masing-masing biaya jam kerja.
3. Penelitian dan Pengembangan
Kontrak eksternal dan jam staf internal untuk penelitian terkait
lingkungan dan proyek pengembangan harus dikutip secara tepisah dari
aktivitas manajemen lingkungan umum, seperti jumlah mereka kadang-
kadang dapat menjadi substansiil, perbandingan yang menyimpang
dengan tahun sebelumnya dan sisi lainnya. Sekarang ini pada negara
berkembang, mempertimbangkan aspek lingkungan pada proyek
penelititan dan pengembangan antara state of the art dan tidak boleh
dilebih-lebihkan. Penghematan biaya untuk lingkungan alam sering satu
keuntungan kebetulan ukuran untuk meningkatkan efektivitas
produktifitas dan biaya. Hanya jika tujuan utama dari proyek adalah
untuk meningkatkan mutu kinerja lingkungan jam personalia dan terkait
beban dikutip di bawah lingkungan.
4. Pembelanjaan Ekstra Untuk Teknologi Pembersih
Kebanyakan investasi pencegahan polusi melibatkan satu bagian
dari peningkatan produksi dengan masing-masing bagian ditaksir dengan
suatu telaah panel. Integrasi atau teknologi pembersih diijinkan untuk
proes produksi yang lebih efisien yang mengurangi atau mencegah emisi
pada sumber. Sering, teknologi baru juga menggunakan sedikit energi,
adalah lebih cepat dan memiliki kapasitas produksi. Misalnya, sebuah
pabrik baru pembotolan, adalah kurang ribut, memerlukan sedikit air dan
diperlengkapi dengan satu persediaan otomatis dari deterjen.
Keprihatinan lingkungan telah diintegrasikan ketika alat didesain.
Karena dari integrasi terhadap alat perlindungan lingkungan dan bahan
dipertimbangkan, pertanyaannnya adalah sering ditunjukkan apakah dan
untuk apa teknologi pembersih harus dikutip seperti investasi untuk
perlindungan lingkungan. Untuk tujuan pemotongan, perbedaan biaya
dari pendekatan demikian terhadap suatu solusi lingkungan kurang baik,
dengan nilai-nilai produksi yang serupa dan state of the art dapat
dipengaruhi. Jika terdapat perbedaan signifikan dan investasi sebagian
besar dilakukan untuk tujuan perlindungan lingkungan, pembagian
relevan dapat dikutip sebagai satu investasi lingkungan dan biaya
tahunan dipertimbangkan dengan penyusutan. Bagaimanapun, jika
bagian state of the art teknologi pembersih lancer dan sebagain besar
telah diinstal sebagai satu penggantian tetap dari satu alat tua, ini tidak
boleh dipengaruhi sebagai investasi lingkungan.
Berbeda dengan teknologi end-of-pipe, teknologi diintegrasikan
ant polusi merupakan bagia dari penghasilan biasa aktiva. Mereka
sebagain besar dibeli untuk tujuan ekonomi. Lingkungan menghasilkan
bagian dari teknologi pembersih sering tidak dapat ditentukan.
Kadangkala, demi menambahkan reputasi mereka, perusahaan
cenderung terlalu menaksir bagian terkait lingkungan dari investasi
mereka. Tekologi pembersih harus diperlukan sebagai investasi mdal
normal (aktiva) dan bukan sebagai investasi lingkungan karena:
a) Investasi dibuat sebagian besar untuk alasan-alasan ekonomi
b) Sulit untuk menentukan elemen pasti lingkungan dari teknologi
pembersih
Teknologi pembersih karena secara otomatis dimodali melebihi
masa manfaat mereka dan tidak membutuhkan beban dengan seketika.
Satu insentif selanjutnya, sebagaimana mereka tidak tampak di bawah
pemimpin dari biaya manajemen lingkungan, kepercayaan bahwa
perlindungan lingkungan adalah tanpa alternatif berhubungan dengan
investasi yang mahal menjadi semkin banyak dan tidak dapat
dipertahankan. Selanjutnya, investasi dalam teknologi pembersih harus
disebutkan pada catatan keuangan dan/atau pelaporan lingkungan,
sebagaimana mereka merupakan unsur inti dari setiap solusi yang terdiri
dari pencegahan dibandingkan perlakuan.
5. Biaya Manajemen Lingkungan
Berbagai biaya behubungan terhadap perlindungan lingkungan,
misalnya biaya ekstra untuk pengadaan ekologis dibandingkan dengan
materi konvensional, dapat dikutip disini. Aktivitas manajemen
lingkungan yang lain menyukai eco-sponsoring juga ditemukan dalam
kategori ini. Satu bagian utama dari biaya dalam kategori ini akan hamper
bsa dipastikan tekait terhadap komunikasi eksternal seperti misalnya
publikasi dari pelaporan lingkungan.

2.9 Nilai Pembelian Bahan


Apapun yang tidak meninggalkan perusahaan sebagai satu produk
adalah satu tanda dari inefisiensi produksi dan harus menurut definisi limbah
dan emisi. Ditentukan untuk arus bahan, paling tidak bahan mentah dan bahan
pelengkap yang sangat mendesak untuk penilaian biaya lingkungan.
Pembelian biaya bahan dari bahan limbah adalah faktor biaya lingkungan
yang paling penting, akuntansi untuk 40 sampai 90 persen dari total biaya
lingkungan bergantung pada nilai dari bahan baku dan intensitas tenaga kerja
dari sektor. Dalam perusahaan dengan manajemen saham, bukan nilai untuk
pembelian bahan, tetapi dikonsumsi untuk produksi yang digunakan berturut-
turut.

Biaya dari output non produk dalam persen


Nilai pembelian bahan 60 persen
Biaya pemrosesan 20 persen
Handling dan Werehouse 10 persen
Perlakuan dan Penjualan 10 persen
Total biaya dari output non produk 100 persen
Biaya pembelian bahan dapat disusun sampai 70 persen dari total biaya
perusahaan. Potensi terbesar untuk penghematan biaya sering dalam blok
biaya bahan, tapi arus bahan harus dibuat tampak sebelum seluruh tabungan
dapat diidentifikasi. Mengurangi biaya dengan memotong dibawah
berdasarkan personalia yang mungkin memandu terhadap rugi dari
mengetahui bagaimana internal, mengurangi motivasi pekerjaan dan dengan
demikian terjadi kerugian ekonomi. Koleksi dan publikasi dari data oleh para
agen statistik atas operasi bisnis dengan dan keseberang industri dapat
menyediakan pengertian yang mendalam pada imput bahan utama. Sebagai
contoh, Biro Statistic Australia mengumpulkan data terperinci pada waktu
tertentu berdasarkan operasi bisnis. Sebelum limbah dan emisi terjadi, terkait
dengan bahan telah:
 Dibeli (nilai pembelian bahan)
 Diantarkan, ditangani dan persediaan (biaya untuk manajemen
persediaan, penanganan dan transportasi)
 Diproses dalan berbagai langkah produksi (penyusutan peralatan, jam
kerja, bahan operasi dan pelengkap, biaya untuk keuangan dan lainnya)
 Dikumpulkan sebagai sisa, limbah. diurutkan, diangkut, diperlakukan,
diangkut, persediaan, diangkut lagi dan selesai
 Pembatalan penempatan (iuran penjualan)
Perusahaan selanjutnya membayar tiga kali untuk output non produk
yaitu pembelian, selama produksi, dan pada penjualan. Pertama dan utama
bagian ini ditujukan bagian dari biaya ini, hahan limbah. Bagian berikutnya
menunjuk biaya penanganan dan proses, dan modal limbah lainnya serta
biaya tenaga kerja. luran penjualan dan alat-alat perlengkapan yang terkait
dengannya telah ditujukan pada bagian sebelumnya.
Input bahan dalam kilogram dan nilai moneter dapat dinilai dengan
menganalisis pembelian yang relevan, data penyimpanan dan penghasilan.
Sisi keluaran dari keseimbangan arus bahan kemudian dikombinasikan
dengan biaya pembelian bahan dan membagi putput dari non produk yang
ditujukan terhadap media lingkungan yang berbeda. Fluktuasi harga bahan
mentah mungkin ditangani menggunakan rata-rata harga yang diperoleh
dengan hitungan internal, dengan data dari akutitansi biaya.
1. Bahan Baku
Output bahan baku non produk kebanyakan akan menjadi
cenderung sebagai limbah padat. Hanya dalam seluruh kasus jarang
dimana produk perusahaan adalah berupa gas (gas industri, parfum),
akan ditemukan di udara. Lebih umum adalah satu produk cair (bir, susu)
yang turun dengan limbah air.
Untuk satu taksiran pertama, persentase perhitungan internal
perusahaan untuk sisa biasanya dapat digunakan untuk mengestimasi
output non produk bahan baku. Padahal, dengan keseimbangan rincian
arus bahan, persentase sisa mungkin memerlukan penyesuaian. Alasan-
alasan kenapa bahan baku tidak menjadi produk adalah berjenis-jenis dan
bernilai pembahasan. Produk kembalian, pemusnahan, kemasan ulang
untuk negara lain atau permintaan pelanggan tetap, pengendalian
kualitas, kerugian produksi, cacat produksi, ampas, busuk di
penyimpanan, penyusutan umur merupakan beberapa dari penyebab
yang meminta ukuran untuk banyaknya kenaikan efisiensi produksi,
mungkin mampu dari pandangan ekonomi dan ekologis.
2. Bahan Pelengkap
Materi ini menjadi bagian dari produk kecuali bukan komponen
utama. Sering, mereka tidak dimonitor secara terpisah. Output non
produk mereka harus ditaksir pada satu penilaian pertama dan mungkin
dimonitor dalam proyek terperinci akuntansi biaya.
3. Kemasan
Membeli kemasan untuk kebanyakan produk akan meninggalkan
perusahaan dengan produk, tetapi lagi terdapat satu persentase tertentu
untuk kerugian internal, misalnya, sehubungan dengan kemasan ulang
untuk tujuan spesifik, harus ditaksir. Pada beberapa negara, pajak diambil
berdasarkan kemasan produk, yang dihasilkan dalam item-item
monitoring data yang baik. Nilai pembelian bahan dari limbah kemasan
produk harus ditaksir.
Kemasan untuk pembelian bahan termasuk dalam harga bahan dan
tidak dapat ditemukan dalam catatan pembelian. Jika tidak dapat
dikembalikan ke supplier, akhir limbah harus ditempatkan pada biaya
yang tinggi. Keseimbangan arus bahan oleh karenanya mengandung
kemasan limbah produk dan kemasan untuk bahan, pelengkap dan
operasi.
4. Bahan-Bahan Operasi
Bahan-bahan operasi menurut definisi tidak terkandung dalam
produk. Beberapa bahan dibangun ke dalam bangunan kantor dan alat
tulis akan meninggalkan perusahaan melalui pos, tetapi bagian utama
dari kima, bahan pelarut, deterjen, cat, tempelan dan lainnya. Berjalan
terhadap output non produk.
Bahan-bahan operasional untuk perlakuan emisi, seperti
dirumuskan dalam item 1.1, harus dikutip secara terpisah dalam item 1.2.
Hanya dimana ini tidak mungkin karena tidak adanya catatan dan alokasi,
mereka juga dapat didaftarkan disini. Bahan-bahan operasional biasanya
dihitung dengan menaikkan biaya overhead produksi berdasarkan biaya
baku dan dikutip dalam item ke 4. Terutama, mereka harus dikurangi dari
overhead dan dicatat secara terpisah disini.
Hal ini mungkin diperlukan untuk memisahkan bahan operasi yang
digunakan dalam produksi dari terpakai untuk penggunaan administratif.
Umumnya, ini mungkin diasumsikan untuk tujuan penilaian bahwa
operasi bahan-bahan untuk produksi menurut definisi tidak memasuki
produk dan oleh sebab itu meninggalkan perusahaan sebagai suatu output
non produk. Kasus adalah berbeda untuk bahan operasi yang digunakan
untuk tujuan administratif seperti kebanyakan masalah cetakan dan
bahan iklan yang meninggalkan perusahaan dalam pos tanpa sebab emisi
langsung apapun pada batasan sistem dari pendapat perusahaan.
Sebagai satu cross-chek untuk output produk non bahan, isi bahan
dari limbah dapat dinilai dan dihitung ulang terhadap input material.
Untuk limbah padat, input material secara komparatif mudah untuk
dinilai. Tapi beberapa dari pembelian bahan-bahan tidak berakhir dalam
penjualan, tapi dikonversi ke dalam emisi udara atau dapat ditemukan
dalam limbah air. Semua material yang mudah menguap meninggalkan
perusahaan melalui emisi udara yang diringkas dengan nilai pembelian
bahan mereka dibawah kolom udara. Dengan demikian, membagi input
bahan terhadap ketiga kolom ini adalah perlu dan dapat hanya ditaksir di
antara manajer produksi dan lingkungan, seiring dengan informasi yang
disediakan oleh controller.
5. Energi
Untuk input daya, proporsi dari konversi negeri yang tidak efisien
terhadap proses produksi telah ditaksir oleh manajer produksi. Nilai input
bagian dari energi ini ditujukan terhadap nilai pembelian material dari
energi dan terhadap energi dan ditujukan terhadap kolom udara/iklim dan
limbah air, jika ini dihasilkan pada suhu yang meningkat. Kerugian dari
efisiensi dalam produksi energi merupakan penilaian sebagai bagian dari
biaya supply energi dan juga dicatat disini.
6. Air
Semua material yang dapat ditemukan dalam limbah air diringkas
disini. Sebagai tambahan, pembelian biaya dari input air ditujukan pada
kolom ini. Untuk beberapa sektor, terutama pada industri makanan
beberapa air berjalan terhadap produk, dimana kasus hanya satu
persentase dari input air harus dikutip di bawah nilai pembelian dari
output non produk. Tidak ada nilai material harus ditemukan pada kolom
lainnya.

2.10 Memproses Biaya


Seluruh output non produk keluaran tidak hanya memiliki nilai
pembelian material tetapi juga sudah mengalami proses pada perusahaan
sebelum meninggalkannya lagi. Dengan demikian, limbah tenaga kerja dan
biaya modal harus ditambahkan. Kehilangan waktu kerja sehubungan dengan
inefisiensi produksi dan satu bagian penyusutan untuk mesin sebaik mungkin
biaya lainnya harus bertanggungjawab di bawah item ini. Untuk limbah dari
bahan baku dan produk dalam berbagai tahap dari produksi (biasanya padat
atau cair) biaya produksi dihitung sebagai satu persentase berdasarkan
premium pada nilai pembelian material. Limbah pelengkap dan operasi
material seperti halnya kemasan harus dikutip di bawah output material non
produk dan tidak didaftarkan lagi atau kalau mereka belum termasuk, mereka
harus ditambahkan melalui biaya produksi. Untuk energi dan air, tidak ada
taksiran yang harus dibuat, sebagaimana mereka memasukkannya ke dalam
pembelian material. Pada kolom energi, biaya proses hanya diterapkan jika
perusahaan menghasilkan energinya sendiri. Dalam analogi dengan estimasi
untuk kerugian dari efisiensi dalam tambahan biaya energi, proporsi yang
sesuai juga harus didaftarkan disini.

2.11 Pendapatan Lingkungan


Pendapatan lingkungan meliputi hanya laba aktual dari daur ulang
material atau subsidi dan dapat terjadi di semua kolom. Penghematan
diperlukan secara terpisah dibawah penghematan biaya lingkungan.
1. Subsidi, Awards
Pada beberapa negara, investasi modal untuk perlindungan
lingkungan dan proyek untuk manajemen lingkungan menikmati subsidi
dikenakan pembebasan pajak atau keuntungan lainnya. Subsidi harus
dikutip disini, saat mereka memaksudkan pendapatan aktual.
Pembebasan pajak dan keuntungan non fiskal harus dihitung ketika
menentukan penghematan biaya yang ditunjukkan dari investasi dan
proyek dan tidak dikutip disini. Perusahaan dan manajer lingkungan
mereka kadang kala menerima awards eksternal untuk aktivitas mereka.
Ketika hadiahnya nyata dan bukan suatu simbol, pendapatan juga harus
dikutip disini.
2. Laba Lainnya
Bagian ini meliputi laba dari penjualan limbah daur ulang.
Mungkin laba lainnya dapat diperoleh dari berbagi kapasitas terhadap
suatu perlakuan limbah air pabrik atau menyampaikan energi yang
dihasilkan disisi eksternal.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Bahan baku merupakan bahan mentah dasar yang akan diolah menjadi
barang jadi. Biaya bahan baku ada yang bersifat langsung dan tidak langsung.
Bahan baku langsung dan bahan baku tidak langsung dibeli dengan cara yang
sama, namun dalam cara penyerahan barang baku terdapat perbedaan.
Terdapat 3 jenis bentuk formulir yang digunakan dalam pembelian bahan
baku yaitu : permintaan pembelian (purchase requisition), pesanan pembelian
(purchase order), dan laporan penerimaan barang (receiving report).
Dalam metode persediaan berkala, pembelian bahan baku dicatat pada
perhitungan yang berjudul pembelian bahan baku. Jika terdapat perkiraan
persediaan bahan awal, maka pembelian bahan baku dicatat dalam perkiraan
persediaan bahan awal. Sedangkan pada sistem persediaan tetap, pembelian
bahan baku dicatat pada perkiraan yang berjudul daftar persediaan bahan
baku atau persediaan bahan baku, dan bukan pada persediaan pembelian
sehingga jika terdapat daftar persediaan awal bahan baku, maka akan dicatat
pada perkiraan persediaan bahan baku. Metode yang dipilih akan menentukan
nilai bahan yang dikeluarkan serta nilai persediaan akhir. Suatu perusahaan
harus memilih secara seksama metode penilaian persediaan yang digunakan
karena berdasarkan asas konsistensi ditegaskan bahwa metode yang telah
dipilih harus dipertahankan pada setiap periode. Perubahan metode hanya
akan dilakukan jika terbukti bahwa dengan perubahan tersebut dapat lebih
menjamin ketelitian keuangan perusahaan.
Harga terendah dari harga pokok dan harga pasar merupakan kaidah
yang menegaskan bahwa persediaan dinilai pada nilai terendah antara harga
pada saat pembeliaan dan harga pasar sekarang. Tingkat persediaan bahan
baku didasarkan pada produksi terencana yang pada gilirannya didasarkan
pada peramalan penjualan. Secara umum terdapat 5 macam prosedur
pengendalian (pengendalian pesanan, metode minimum-maksimum, metode
dua tempat, rencana ABC, dan metode pemesanan otomatis).
DAFTAR PUSTAKA

Ikhsan, Arfan 2009. Akuntansi Manajemen Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai