Anda di halaman 1dari 1

"Jadi intinya, peran (ilmuwan menangkal hoaks tentang Covid-19) adalah menarik kembali,

membuktikan dan menjelaskan dan memberikan data tentang policy yang dianggap kurang berbasis
pada data ilmiah," jelas Prof Ghufron.

WHO menyebut, informasi palsu atau infodemi ini menjadi masalah global. “Informasi palsu
seperti ini bukan hanya berbahaya bagi individu, tetapi juga menghalangi upaya bersama untuk
mengendalikan pandemi,” kata Presiden American College of Emergency Physicians, Dr.William
Jaquis. Sampai saat ini belum ada obat atau vaksin untuk Covid-19. Para ilmuwan masih terus
mempelajari tentang virus ini dan bagaimana cara menaklukannya. Uji klinis vaksin masih
berlangsung dan belum ada yang dipasarkan. Tanpa obat, pertahanan terbaik untuk melawan
virus ini adalah dengan membuat pilihan yang tepat, berhati-hati, dan menjalankan protokol
kesehatan. Carilah informasi dari sumber-sumber resmi, seperti Kementrian Kesehatan, WHO,
situs resmi Satgas Covid-19, atau pun dokter.

kebutuhan sistem informasi pada instansi tempat penulis mengabdikan hidup,

isu : misinformasi dan disinformasi yang membuat pasien memperoleh informasi yang tidak
benar mengenai pemeriksaan PCR COVID-19

Misinformasi. Secara sederhana, misinformasi berarti salah informasi. Informasinya sendiri


salah, tapi orang yang menyebarkannya percaya bahwa informasi itu benar.
Disinformasi. Berbeda dengan misinformasi, dalam disinformasi si penyebar informasi tahu
kalau informasinya memang salah. Namun sengaja disebarkan untuk menipu, mengancam,
bahkan membahayakan pihak lain.

Anda mungkin juga menyukai