Anda di halaman 1dari 3

MATA KULIAH

“HUKUM DAGANG”
NAMA : LIANI ALPI LATIF

NIM : 20256119022

“Pinjaman online ilegal”

Link :
https://www.google.com/amp/s/economy.okezone.com/amp/2021/05/18/320/2411890/deretan-
kasus-pinjol-ilegal-dari-bunuh-diri-hingga-teror-foto-siap-digilir

Resume :

Pinjaman online adalah jenis pinjaman yang cukup diajukan secara online melalui
aplikasi ponsel, tanpa perlu tatap muka. Cara ini memberikan kemudahan dan kecepatan dalam
proses pengajuan kredit, dari hal itu pinjaman online berkembang dengan cepat dan terjadi di
Indonesia. Kemudahan dan kecepatan yang ditawarkannya menjadi daya tarik utama. Pengajuan
kredit yang selama ini dikenal lama dan rumit, sekarang bisa dilakukan secara cepat, mudah,
online dan tanpa tatap muka.Pinjaman online di indonesia berkembang pesat didukung juga
dengan keadaan yang terjadi sekarang. Kejadian ini di mulai sejak 2 tahun terakhir yang bahkan
melanda seluruh dunia yaitu wabah penyakit Covid-19.

Dibalik segala kemudahan dan kecepatan yang ditawarkan. Ada beberapa oknum yang
memanfaatkan hal ini, dengan memudahkan dalam pencairan dan pinjaman tetapi menetapkan
bunga yang besar. Dalam proses penagihan dana yang wajib disetor oleh peminjam jika terjadi
masalah dalam pelunasan, maka pihak peminjam melakukan berbagai cara yang sangat
mendesak dan kearah yang negatif seperti terus menerus meneror pihak peminjam. Bisa kita lihat
pada kasus percobaan bunuh diri seorang mantan guru TK berinisial (M). Wanita asal Malang
terjerat teror pinjaman online ilegal. Wanita berinisial M dikejar oleh 24 debt collector.

Penyelesaian hukum :

Perlindungan hukum bagi Pemberi Pinjaman dapat terwujud secara Preventif berdasarkan
Pasal 29 POJK Nomor 77/POJK. 01/2016 yaitu dengan menerapkan prinsip-prinsip dasar bagi
Penyelenggara dan perlindungan hukum secara Represif berdasarkan Pasal 37 POJK Nomor
77/POJK. 01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi dan
Pasal 38 POJK Nomor 1/POJK. 07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan,
Penyelenggara wajib memberikan ganti rugi kepada pihak yang dirugikan sebagai akibat
kesalahan atau kelalaian Penyelenggara Fintech dalam hal menganalisis dan menyeleksi calon
Penerima Pinjaman yang akan diajukan kepada Pemberi Pinjaman.

Berdasarkan dasar hukum diatas tampak jelas bahwa sebuah penyelenggara sektor jasa
keuangan termasuk jasa pinjaman online harus menganalisis dan menyeleksi secara objektif
calon penerima pinjaman yang akan diajukan kepada pemberi pinjaman. Jika dilihat dari kasus
pinjaman online diatas terlihat bahwa melanggar “Pasal 38 POJK Nomor 1/POJK. 07/2013
tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan, Penyelenggara wajib memberikan ganti
rugi kepada pihak yang dirugikan sebagai akibat kesalahan atau kelalaian Penyelenggara Fintech
dalam hal menganalisis dan menyeleksi calon Penerima Pinjaman yang akan diajukan kepada
Pemberi Pinjaman”. Karena dalam proses peminjaman online yang menwarkan kemudahan dan
kecepatan tidak menyeleksi secara objektif calon penerima pinjaman seperti apa pekerjaannya,
berapa penghasilannya, dan hanya bermodalkan KTP dan handpone serta nomor rekening sudah
bisa melakukan peminjaman bahkan dicairkan secara langsung. Dari hal ini sudah tampak jelas
pelanggaran pasal yang dilakukan oleh pinjaman online.

Selain itu, dalam kasus pinjaman online diatas yang melakukan teror sehingga
mengganggu rasa aman dan nyaman setiap pihak peminjam yang mengalami masalah dalam
pelunasan. Bahkan hal ini sampai mengakibatkan gangguan mental orang yang meminjam
karena terus ditekan melalui teror-teror yang dilakukan secara terus- menerus. Hal ini melanggar
pasal 28 G ayat 1 dan 2,

Pasal 28G
Ayat 1
Setiap orang berhak atas perlidungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta
benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman
ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
Ayat 2
Setiap orang berhak bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat
manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain.

Anda mungkin juga menyukai