Anda di halaman 1dari 2

TUGAS AKHIR MATA KULIAH PENG. EKO.

MAKRO
1. Jelaskan mengapa Ilmu Ekonomi Mikro disebut dengan nama lainnya sebagai Teori Harga
dan Ilmu Ekonomi Makro disebut dengan nama lainnya sebagai Teori Pendapatan Nasional!
Jawab:
 Ilmu Ekonomi Mikro sering disebut Teori Harga (Price Theory) karena teori ekonomi
mikro menganalisis mengenai :
a. Kegiatan – kegiatan ekonomi dari satuan ekonomi individual. Misal konsumen,
pemilik sumber daya, pengusaha individual.
b. Arus barang dan jasa dari perusahaan ke konsumen, dan komposisi arus serta
penilaian barang yang membentuk arus tersebut.
c. Arus sumber produksi atau jasa dari pemiliknya ke pengusaha dengan penilaian dan
alokasi dari penggunaannya.
 Ilmu Ekonomi Makro disebut juga Teori Pendapatan Nasional karena ekonomi makro
adalah cabang ilmu ekonomi yang khusus mempelajari cara bekerja atau mekanisme
perekonomian sebagai suatu keseluruhan (aggregate) yang berkaitan dengan efisiensi
penggunaan faktor produksi yang tersedia agar tercipta kemakmuran masyarakat yang
maksimal. Ekonomi jenis ini juga bisa menganalisis tentang produsen secara keseluruhan
serta konsumen dalam pengalokasian pendapatan dalam membeli barang/jasa. Selain itu
salah satu tujuan ekonomi makro di Indonesia yaitu meningkatkan pendapatan nasional.

2. Dilihat dari pendekatan pengeluaran (expenditure approach), variable apa saja yang
seharusnya lebih didorong untuk meningkatkan pendapatan nasional Indonesia? Mengapa
variable tersebut yang dipilih, jelaskan alasannya!
Jawab:
Dilihat dari pendekatan pengeluaran (expenditure approach), variabel yang seharusnya
lebih didorong untuk meningkatkan pendapatan nasional Indonesia adalah Export.
Karena jika veriabel ekport meningkat maka membuktikan bahwa PDB juga meningkat
dan secara otomatis menggambarkan pertumbuhan ekonomi yang meningkat pula.
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh rumah tangga
konsumen suatu negara atas penjualan faktor-faktor produksinya selama kurun waktu 1
tahun. Pendapatan nasional ini dapat dihitung dengan 3 pendekatan yaitu :
a. Pendekatan produksi, yaitu pendekatan yang digunakan untuk menghitung besarnya
pendapatan nasional dengan cara menghitung nilai tambah dari masing-masing
produksi, hal ini dilakukan agar tidak terjadinya perhitungan ganda yang
menyebabkan pendapatan nasional jumlahnya lebih besar dari yang semestinya.
b. Pendekatan pendapatan yaitu menghitung pendapatan nasional dengan cara
menghitung jumlah pendapatan negara dari semua sumber-sumber pendapatan negara
yang dihitung dalam satu periode.
c. Pendekatan pengeluaran, yaitu menghitung pendapatan nasional dengan cara
menghitung besarnya jumlah pengeluaran yang dilakukan selama kurun waktu satu
tahun.
Pendapatan nasional yang dihitung berdasarkan 3 metode pendekatan tersebut
menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat negara tersebut, misalnya pada
pendekatan pengeluaran, besarnya nilai pendapatan yang dihitung dari metode ini
membuktikan bahwa kemampuan masyarakat dalam membelanjakan uangnya artinya
semakin besar nilai belanjanya maka semakin besar daya beli masyarakat tersebut.

3. Dilihat dari indicator makro ekonomi, kondisi perekonomian seperti saat ini Indonesia
mengalami inflationary gap atau deflationary gap? Jelaskan alasannya!
Jawab:
Berdasarkan fakta di lapangan, saat ini Indonesia sedang mengalami kesenjangan
deflasi (deflationary gap). Hal ini terjadi ketika PDB riil aktual di bawah output
potensinya. Dalam situasi ini, beberapa sumber daya ekonomi kurang dimanfaatkan, yang
pada gilirannya, menyebabkan tekanan ke bawah pada tingkat harga. Istilah ini identik
dengan kesenjangan resesi atau kesenjangan Okun. Kesenjangan deflasi dapat terjadi
ketika permintaan agregat menurun. Misalnya, resesi global mengurangi permintaan asing
untuk produk dalam negeri. Ekspor menurun, demikian juga dengan permintaan agregat.
Lingkungan suku bunga tinggi juga berkontribusi terhadap permintaan agregat yang lebih
rendah. Dalam hal ini, pinjaman baru menjadi lebih mahal. Rumah tangga mengurangi
pengeluaran mereka untuk barang tahan lama, dan perusahaan menunda pengeluaran
investasi mereka. Faktor lain yang mengurangi permintaan agregat adalah pajak yang
lebih tinggi, konsumen dan bisnis yang lebih pesimistis, dan harga ekuitas dan perumahan
yang lebih rendah. Penurunan permintaan agregat menghasilkan PDB riil yang lebih
rendah dan tingkat harga yang lebih rendah. Ekonomi beroperasi di bawah output
potensialnya.

Anda mungkin juga menyukai