Anda di halaman 1dari 10

JOBSHEET

DEODORISASI

Oleh:
Dr. Ir. Saifuddin,. M.T

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
2021HALAMAN PENGESAHAN INSTITUSI

DEODORISASI

Kegiatan Pengembangan Jobsheet ini Dibiayai dengan Sumber Dana DIPA Politeknik
Negeri Lhokseumawe Tahun Anggaran 2020

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Kimia Penulis,

Dr. Ir. Saifuddin,. M.T Dr. Ir. Saifuddin,. M.T


NIP. 19660930 1993031 1003 NIP. 19660930 1993031 1003

Mengetahui/Mengesahkan
Wakil Direktur Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni
Politeknik Negeri Lhokseumawe

Zamzami, S.T., M.Eng.


NIP. 197911122003121003

i
HALAMAN PENGESAHAN REVIEWER

Jobsheet Deodorisasi dalam Mata Kuliaj Praktikum Proses Produksi minyak goreng
dan biodiesel di Teaching Factory (TRKI-585 ) yang disusun oleh:

Nama : Dr. Ir. Saifuddin,. M.T


NIP : 19660930 1993031 1003
Jurusan : Teknik Kimia

Telah memenuhi syarat-syarat penulisan Jobsheet yang dibiayai dengan sumber dana
DIPA Politeknik Negeri Lhokseumawe Tahun Anggaran 2020

Reviewer:

1. Ir. Muhammad Sami. M.T


NIP. 19600727 199103 1 002 .....................................

2. Ir. Jufriadi, M.T


NIP. 196411021993031002 ......................................

Mengetahui, Menyetujui,
Kepala Pusat Pengembangan Ketua Departemen Pendidikan
Pembelajaran dan Penjaminan Mutu Dan Pengembangan Pembelajaran

Ir. Herri Mahyar, MT Ir. Jufriadi, MT

ii
LABORATORIUM : TEACHING FACTORY
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
NIP. 196212011989021001 NIP.196411021993031002
PENGUJIAN : PRODUKSI MINYAK GORENG DAN BIODISEL DI
TEACHING FACTORY

I. Capaian Praktikum/ Kompentesi


1. Menjalankan peralatan unit deodorisasi dalam pemurnian minyak sawit pada
skala pilot plant dengan benar dan aman.
2. Mendapatkan teknologi proses deodorisasi dalam pemurnian minyak sawit pada
skala pilot plant .
3. Mendapatkan produk minyak sawit dalam bentuk NDPO (Neutralized
Deodorized Palm Oil)
4. Melihat pengaruh waktu terhadap penurunan FFA (Free Fat Acid)
5. Mampu menganalisa kadar asam lemak bebas dan bilangan peroksida dengan
menggunakan metode Titrimetri

II. Keselamatan Kerja


Keselamatan Kerja yang harus diperhatikan mahasiswa dalam melaksanakan
praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Saat praktikum mahasiswa wajib menggunakan jas lab katun dan handscoon
2. Menjaga sikap saat praktikum di laboratorium
3. Memastikan menggunakan bahan dan peralatan laboratorium sesuai kebutuhan
4. Memastikan menyimpan bahan kimia dalam tempat yang tepat
5. Menjaga kebersihan laboratorium, sebelum dan sesudah praktikum.
6. Mahasiswa mengetahui MSDS bahan kimia yang digunakan.

III. Teori
Minyak goreng sawit adalah minyak fraksi cair berwarna kuning kemerahan
yang diperoleh dengan cara fraksinasi minyak kelapa sawit kasar (Crude Palm Oil) yang
telah mengalami proses pemurnian. CPO adalah minyak berwarna jingga kemerah-
merahan yang diperoleh dari pengempaan mesokarp kelapa sawit. Secara keseluruhan
proses penyulingan minyak kelapa sawit tersebut dapat menghasilkan 73% olein, 21%
stearin, 5% PFAD (Palm Fatty Acid Distillate) dan 0.5% buangan.

1
Deodorisasi bertujuan untuk menghilangkan bau yang tidak dikehendaki dan
menghilangkan asam lemak bebas. Cara yang digunakan adalah metode destilasi.
Minyak hasil proses pemucatan dimasukan ke dalam ketel deodorisasi dan dipanaskan
pada suhu 200-250˚C pada tekanan 1 atm dan selanjutnya dialiri uap panas selama 4-6
jam. Namun suhu tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada minyak sehingga
diupayakan menurunkan suhu destilasi dengan pemberian gas inert (uap air kering).
Pada dasarnya tahapan deodorisasi merupakan proses pelepasan steam secara vakum
dengan menggunakan suhu tinggi dan bertujuan untuk menghasilkan minyak yang tidak
memiliki rasa dan tidak memiliki bau karena teruapkannya asam lemak bebas (FFA) dan
komponen volatil berdasarkan perbedaan titik didih setiap komponennya. Berdasarkan
Gibon et al., (2007), proses deodorisasi ini melibatkan 3 operasi yang berbeda, yaitu :
I. distilasi, yaitu pelepasan komponen volatil (FFA, tokoferol, tokotrienol, dan sterol);
II. deodorisasi, yaitu penghilangan kompenen yang berbau, dan
III. pemanasan, yaitu terjadinya perusakan pigmen (karotenoid) karena adanya perlakuan
panas tetapi mencegah reaksi isomerisasi dan polimerisasi.
Adapun fungsi alat deodorization secara keseluruhan adalah:
1.      Memisahkan FFA (free fatty Acid) secara aktual.
2.      Mengeluarkan pigmen warna (carotene).
3.      Menghilangkan bau yang terkandung dalam minyak sawit.
4.      Menghilangkan secodary oxidation seperti aldehid, keton,peroxide.
5.      Menghilangkan air, volatile matter tahap kedua yang masih ada pada BPO.

Parameter Proses dan Kondisi Deodorisasi


Deodorisasi pada prinsipnya merupakan proses pelucutan oleh gas pelucut dalam
kondisi vakum pada suhu tertentu. Dan selama proses tersebut asam-asam lemak bebas
dan komponen-komponen odor dihilangkan untuk mendapatkan minyak yang tidak
berbau. Meskipun proses ini secara umum dinamakan deodorisasi, tetapi sebenarnya
merupakan kombinasi dari tiga operasi yang berbeda (O’Brien 2004):
 Distilasi, yaitu pelucutan komponen volatil (asam lemak bebas, dsb)
 Deodorisasi sebenarnya, yaitu penghilangan komponen penyebab bau; dan

2
 Thermal bleaching, seperti penghancuran pigmen (karotenoid) oleh panas
sementara menjaga efek samping reaksi seperti cis-trans isomerisasi,
polimerisasi, dsb.
Parameter deodorisasi optimal (suhu, tekanan operasi, dan jumlah gas pelucut)
ditentukan oleh jenis minyak dan proses pemurnian yang dipilih (secara kimia atau
secara fisik), tetapi juga oleh rancangan deodorizer. Kondisi proses deodorisasi
bergantung pada jenis minyak, kualitas minyak, dan sistem pemurnian (refining) yang
digunakan
Derajat vakum
Jika asam lemak dan senyawa-senyawa odor didistilasi pada suhu lebih rendah,
distilasi harus dilakukan pada tekanan absolut yang rendah yang dipengaruhi oleh
sistem vakum. Titik didih dari asam-asam lemak dan tekanan uap dari senyawa-
senyawa odor berkurang dengan penurunan tekanan absolut.
Suhu
Suhu deodorisasi harus cukup tinggi untuk memastikan tekanan uap dari
senyawa-senyawa volatil dalam minyak cukup tinggi. Tekanan uap dari senyawa-
senyawa odor meningkat dengan cepat sesuai dengan kenaikan suhu minyak. Sebagai
contoh, tekanan uap asam palmitat adalah 1.8 mm pada 176.7 0C, 7.4 mm pada 204.4 -
0
C, 25 mm pada 232.2 0C, dan 72 mm pada 260 0C (O’Brien 2004). Apabila
diasumsikan bahwa hubungan tekanan uap-suhu untuk semua senyawa odor adalah
sama dengan asam palmitat, maka setiap 27.8 0C peningkatan suhu deodorizer akan
meningkatkan laju pelucutan senyawa odor sebanyak 3 kali, atau akan diperlukan waktu
lebih lama sembilan kali pada suhu 177 0C dibandingkan 232 0C.

IV. Alat / Bahan


Peralatan yang digunakan :
 Peralatan pada unit deodorizing secara keseluruhan
Bahan yang digunakan :
 CPO dari unit filtrasi.

V. Prosedur Praktikum
Menyiapkan CPO hasil proses filtrasi

3
2.2.1 Prosedur Kerja
Tahap pemanasan
1. Tahap pertama adalah memanaskan minyak di tangki bleached oil tank sampai
suhu 80 ⁰C.
2. Tutup Valve Vd-1, Buka valve Vb-9 dan Vb-10, kemudian nyalakan Pump 4,
tunggu sampai semua minyak terisi di deodorizing tank.
3. Tutup Valve Vb-10, kemudian nyalakan sistem vacuum deodorizing dengan
urutan sebagai berikut :
4. Nyalakan sistem pendinginan cooling tower, buka water feeder cooling tower
( pastikan air dalam bak cooling tower cukup )
5. nyalakan pompa vacuum
6. siapkan steam sebesar 6 Bar, untuk memasok steam ke dalam ejector
7. buka steam ke ejector, cek selalu suhu water cooling tower yang masuk ke
condensor
8. Nyalakan unit Thermal Oil, dengan urutan sebagai berikut Pastikan lampu
indicator line off menyala ( tanda ada listrik di sistem )
9. Tekan tombol Line On sampai lampu hijau menyala
10. Nyalakan Circulation pump
11. Tunggu sampai tekanan stabil, kemudian nyalakan burner
12. Seting suhu pertama di 100 ⁰C, kemudian secara bertahap dinaikan sampai suhu
270⁰C.
13. Tunggu minyak sampai naik di suhu 260 ⁰C
14. Hidupkan FFA circulation Pump
15. Lakukan proses sparging dengan membuka nidle valve 2 putaran ( proses
sparging bisa dilakukan setiap 10 menit dengan lama pembukaan valve 2 menit )
16. Lakukan proses selama 1 jam dengan tekanan vacuum stabil di -75 dan suhu
260⁰C.

VI. Data Percobaan


6.1 Data Primer
Catat dan tabulasikan data-data berikut:
a) Waktu (t) persiapan bahan

4
b) Waktu pengambilan BPO interval (30 menit, 45 menit, dan 60 menit )
c) Suhu deodorisasi interval (30 menit, 45 menit, dan 60 menit )

6.2 Data Sekunder


Lengkapi data berikut:
a) Kadar Asam Lemak Bebas
b) Bilangan Peroksida

1. Tugas Perhitungan
a. Hitung kadar asam lemak bebas
b. Hitung Bilangan Peroksida
c. Buatlah grafik penurunan kadar asam lemak bebas dan bilangan peroksida
terhadap waktu.
d. Dari berbagai hasil perhitungan pada point di atas, uraikan pembahasan dan buat
pula kesimpulan

VII. Analisa dan Kesimpulan


VII.1 Analisa Data
Berdasarkan data pengamatan dari hasil praktikum ini, maka diperoleh produk minyak
sawit dalam bentuk NDPO (Neutralized Deodorized Palm Oil), untuk itu diperlukan
analisa meliputi :

Tabel 4. Tabel Data Hasil Analisa


Asam Lemak Bilangan

Waktu Bebas Peroksida

1. Kadar Asam Lemak Bebas, Metode Titrimetri (AOCS 2005)


Penentuan kadar asam lemak bebas dilakukan berdasarkan metode AOCS Ca 5a-40
(03), yaitu 7.05 gram contoh dilarutkan dalam 50 ml alkohol 95% netral, dipanaskan

5
selama 10 menit dalam penangas air sambil diaduk, lalu ditambahkan 3 – 5 tetes
indikator PP 1, dihitung sampai dua desimal dengan menggunakan rumus :

Keterangan : M = Bobot molekul asam lemak (256 untuk minyak sawit)


V = Volume NaOH yang diperlukan dalam peniteran (ml)
T = Normalitas NaOH
M= Bobot contoh dalam gram

2. Bilangan Peroksida, Metode Titrimetri (AOCS 2005)


Penentuan bilangan peroksida dilakukan berdasarkan metode AOCS Cd 8- 53
(03), yaitu 5 ±0.05 gram contoh dilarutkan dalam 30 ml campuran larutan dari asam
asetat glasial dan kloroform (3 : 2). Tambahkan larutan KI jenuh sebanyak 0.5 ml
sambil dikocok dan 30 ml aquades. Selanjutnya titrasi dengan larutan standar natrium
tiosulfat 0.1 N sampai warna kuning hampir hilang kemudian ditambahkan larutan kanji
sebagai indikator dan titrasi dilanjutkan sampai warna biru hilang. Blanko dibuat
dengan cara yang sama. Bilangan peroksida dihitung dengan rumus :

Keterangan :
V1 = Volume larutan natrium tiosulfat untuk minyak (ml)
V0 = Volume larutan natrium tiosulfat untuk blanko (ml)
N = Normalitas larutan standar natrium triosulfat
m = Berat Minyak (gram)

VII.2 Kesimpulan
Dari analisa yang telah dilakukan mahasiswa dapat memperoleh hasil dari
peralatan unit deodorisasi yaitu minyak sawit (NDPO) dan dapat mengetahui proses
analisa Asam Lemak Bebas dan bilangan peroksida sehingga dapat ditentukan nilai

6
kadar asam lemak bebas dengan menggunakan metode AOCS dan mahasiswa
mampu melihat pengaruh waktu terhadap penurunan FFA (Free Fat Acid)

VIII. Daftar Pustaka


Anonimous. (2014). Evaluasi mutu minyak goreng.
http://misskalabur.blogspot.com/2014/08/evaluasi-mutu-minyak-goreng.html,
Diakses pada tanggal 28 Agustus 2019
Anonimous. (2015). Parameter Dasar Analisa Minyak dan Lemak.
http://ahlsy.blogspot.com/2015/07/parameter-dasar-analisa-minyak-danlemak.html.
Diakses pada tanggal 24 Agustus 2019
Anonimous. (2017). Proses Fraksinasi Minyak Kelapa Sawit
https://simpelmenarik.blogspot.com/2017/03/proses-fraksinasi. Diakses pada
tanggal 4 September 2019
BSN, (1995). Minyak Goreng. SNI 01-3741-1995. Badan Standarisasi NasionalGenisa,
Jalil. 2013.Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Masagena Press: Makassar
Gunstone. F. (2008). Oils and Fats in the Food Industry (Food Industry
Breafing).Blackwell Publishing
Hariskal, (2009). Kerusakan Minyak Goreng.
http://hariskal.wordpress.com/2009/05/09/kerusakan-minyak-goreng/. Diakses pada
tanggal 5 September 2019
Hariyadi. P, nd, Mengenal Minyak Sawit dengan Beberapa Keunggulannya,GAPKI,
Jakarta
Ketaren. S. (2005). Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. UI Press:Jakarta
PT. Buatan Guna Indonesia , (2018), Buku Panduan Pabrik Minyak Gorenng Kapasitas
1,5 ton/hari, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai