Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami sehingga kami diberi kekuatan untuk
menyelesaikan makalah yang berjudul “Profesi Akuntan Publik, Standar Profesi dan Standar
Pengendalian Mutu”.

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Auditing 1 yang diampu oleh Bapak Drs.Ec. H. Akhmad Sayudi Ak., M.Si. yang merupakan
dosen pengampu kami dalam matakuliah ini. Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu proses penyusunan karya ilmiah
ini sehingga bisa selesai tepat pada waktunya.

Kami memiliki harapan yang sangat besar bahwa makalah ini bisa memberikan manfaat
kepada semua pihak, khususnya bagi para pembaca untuk memperluas wawasan dan juga
pengetahuan mengenai pemahaman tentang profesi akuntan publik. Dalam hal ini pembaca
juga bisa mengetahui dan mengkaji beberapa masalah yang berkaitan dengan standar profesi
akuntan public (SPAP).

Banjarmasin, 12 Februari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN................................................................................................................................iii
A. Latar Belakang..........................................................................................................................iii
B. Tujuan.......................................................................................................................................iii
C. Rumusan Masalah.....................................................................................................................iii
BAB II...................................................................................................................................................1
PEMBAHASAN...................................................................................................................................1
A. Profesi Akuntan Publik..............................................................................................................1
B. Jasa yang Diberikan oleh Akuntan Publik.................................................................................2
C. Standar Profesional Akuntan Publik..........................................................................................3
1. Standar Auditing....................................................................................................................5
2. Standar Atestasi.....................................................................................................................6
3. Standar Jasa Akuntansi dan Review.......................................................................................8
4. Standar Jasa Konsultansi........................................................................................................9
5. Standar Pengendalian Mutu.................................................................................................10
6. Standar Pelaksanaan dan Pelaporan Review Mutu...............................................................10
D. Standar dan Praktik Pengendalian Mutu dalam Profesi Akuntan.............................................11
BAB III................................................................................................................................................15
KESIMPULAN...................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai akuntan publik, profesionalisme merupakan syarat utama profesi ini. Karena
selain profesi yang bekerja atas kepercayaan masyarakat, kontribusi akuntan publik
terhadap ekonomi sangatlah besar. Peran auditor untuk meningkatkan kredibilitas dan
reputasi perusahaan sangatlah besar. Selain itu beberapa peneliti seperti Peursem (2005)
melihat bahwa auditor memainkan peranan penting dalam jaringan informasi di suatu
perusahaan. Sejalan dengan pendapat tersebut, Gjesdal (1981) dalam Suta dan Firmanzah
(2006) juga mengatakan bahwa peranan utama auditor adalah menyediakan informasi
yang berguna untuk keperluan penyusunan kontrak yang dilakukan oleh pemilik atau
manajer perusahaan. 

B. Tujuan
1. Memahami definisi profesi akuntan public serta peranan akuntan public.
2. Memahami jasa yang diberikan oleh akuntan public.
3. Mengetahui dan memahami standar profesi akuntan public.

C. Rumusan Masalah
1. Apa itu profesi akuntan public?
2. Apa peranan akuntan public bagi sebuah entitas bisnis?
3. Apa saja jyang diberikan oleh akuntan public?
4. Apa saja standar profesi akuntan public yang harus dipegang oleh seorang akuntan
public?

iii
BAB II
PEMBAHASAN
A. Profesi Akuntan Publik

Pengertian Profesi Akuntan Publik Profesi berasal dari kata latin profess yang berarti
pengakuan atau pernyataan di muka umum.Menurut Buchori dalam Harefa (1999)
konsep profesi mengandung dua dimensi pengertian. Dimensi pertama berkaitan dengan
sifat kegiatan, di dalam dimensi ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu kegiatan mencari
nafkah (occupation) dan kegiatan untuk kesenangan semata-mata (hobi atau kegemaran).
Dimensi kedua berkaitan dengan tingkat kemahiran, yang dapat dibagi menjadi 3 jenis,
yaitu kegiatan yang dilakukan dengan tingkat kemahiran yang sangat tinggi, kemahiran
sedang, dan kemahiran rendah atau tidak memiliki kemahiran sama sekali. Akuntan
publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri keuangan untuk
memberikan jasa akuntan publik di Indonesia.

Profesi akuntan public dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi
pemakai informasi keuangan. Timbul dan berkembangnya profesi akuntan public disuatu
Negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan
hukum perusahaan dinegara tersebut. Jika perusahaan-perusahaan yang berkembang
dalam suatu Negara masih berskala kecil dan masih menggunakan modal pemiliknya
sendiri untuk membelanjai usahanya,jasa audit yang dihaslkan oleh profesi akuntan
public belum diperlukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Begitu juga jika sebagian
besar perusahaan berbadan hukum selain perseroan terbatas (PT) yang bersifat terbuka,
di Negara tersebut jasa audit profesi akuntan public belum diperlukan oleh masyarakat.

Ketentuan mengenai akuntan publik di Indonesia diatur dalam Undang-Undang


Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik dan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Setiap akuntan publik
wajib menjadi anggota Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), asosiasi profesi yang
diakui oleh Pemerintah. Perizinan Akuntan Publik Izin akuntan publik dikeluarkan oleh
Menteri Keuangan dan berlaku selama 5 tahun (dapat diperpanjang). Akuntan yang
mengajukan permohonan untuk menjadi akuntan publik harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:

1
1. Memiliki Sertifikat Tanda Lulus USAP yang sah yang diterbitkan oleh IAPI atau
perguruan tinggi terakreditasi oleh IAPI untuk menyelenggarakan pendidikan profesi
akuntan publik.
2. Apabila tanggal kelulusan USAP telah melewati masa 2 tahun, maka wajib
menyerahkan bukti telah mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL)
paling sedikit 60 Satuan Kredit PPL (SKP) dalam 2 tahun terakhir.
3. Berpengalaman praktik di bidang audit umum atas laporan keuangan paling sedikit
1000 jam dalam 5 tahun terakhir dan paling sedikit 500 (lima ratus) jam diantaranya
memimpin dan/atau mensupervisi perikatan audit umum, yang disahkan oleh
Pemimpin/Pemimpin Rekan KAP.

B. Jasa yang Diberikan oleh Akuntan Publik

Kantor-kantor akuntan publik yang ada saat ini dapat memberikan jasa-jasa
penjamin, salah satunya adalah jasa atestasi. Jasa atestasi adalah jenis jasa penjamin yang
dilakukan kantor akuntan publik dengan menerbitkan suatu laporan tertulis yang
menyatakan kesimpulan tentang keandalan pernyataan tertulis yang dibuat oleh pihak
lain.

Jasa atestasi diberikan untuk memberikan pernyataan atau  pertimbangan sebagai


pihak yang independen dan kompeten tentang sesuatu pernyataan (asersi) suatu satuan
usaha telah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

Ada tiga bentuk jasa atestasi, yaitu :

1. Audit atas laporan keuangan historis.


2. Review atas laporan keuangan historis.
3. Jasa atestasi lainnya.

Audit Atas Laporan Keuangan Historis

2
Audit atas laporan keuangan historis adalah salah satu bentuk jasa atestasi yang
dilakukan auditor. Dalam pemberian jasa ini auditor menerbitkan laporan tertulis yang
berisi pernyataan pendapat apakah laporan keuangan telah disusun sesuai prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum.

Review Atas Laporan Keuangan Historis.

Review atas laporan keuangan historis adalah jenis lain dari jasa atestasi, yang
diberikan kantor-kantor akuntan public. Banyak perusahaan non publik menginginkan
jaminan atas laporan keuangannya dengan biaya murah, audit atas laporan keuangan
menghasilkan jaminan yang tinggi sedangkan review hanya menghasilkan jaminan yang
moderat atas laporan keuangan, dan untuk mendapatkan jaminan demikian dibutuhkan
bukti yang lebih sedikit. Review untuk keperluan tertentu dipandang sudah cukup
memadai dan dapat dilakukan oleh akuntan publik dengan biaya pemeriksaannya lebih
murah.

Jasa Atestasi Lainnya.

Selain jasa audit dan review, kantor akuntan publik juaga memberikan jasa atestasi
lainnya yang baiayanya merupakan perluasan dari audit atas laporan keuangan, ini
dikarenakan para pemakai laporan keuangan membutuhkan jaminan independen tentang
informasi lainnya, misalnya bank sering minta kepada debiturnya untuk diperiksa
akuntan publik agar mendapatkan jaminan bahwa debitur telah melaksanakan ketentuan-
ketentuan tertentu yang tercantum dalam akad kredit. Contoh lainnya yakni penjaminan
mengenai pengendalian intern dan jasa atestasi atas laporan keuangan prospektif.

IAI menerbitkan empat macam standar profesional sebagai mutu pekerjaan akuntan
publik. Salah satunya adalah standar atestasi yang memberikan kerangka untuk fungsi

3
atestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup tingkat keyakinan tertinggi yang
diberikan dalam jasa auditing diatas laporan keuangan historis maupun tingkat keyakinan
yang lebih rendah dalam jasa nonaudit. Standar atestasi ini terdiri dari 11 standar dan
dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Atestasi (PSAT). Atestasi (attestation) adalah
suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan yang diberikan oleh seorang yang
independen dan kompeten yang menyatakan apakah asersi (assertion) suatu entitas telah
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Asersi adalah suatu pernyataan yang dibuat
oleh satu pihak yang dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain, contoh asersi dalam
laporan keuangan historis adalah adanya pernyataan manajemen bahwa laporan
keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

C. Standar Profesional Akuntan Publik

Dalam tahun 1972 untuk pertama kalinya Ikatan Akuntan Indonesia berhasil
menerbitkan Norma Pemeriksaan Akuntan, yang disahka dalam Kongres ke III Ikatan
Akuntan Indonesia. Norma Pemeriksaan Akuntan tersebut mencakup: tanggung jawab
akuntan public, unsur-unsur norma pemeriksaan akuntan yang antara lain meliputi:
pengkajian dan penilaian, pengendalian intern, bahan pembuktian dan penjelasan
informative, serta pembahasan mengenai peristiwa kemudian laporan khusus dan berkas
pemeriksaan.

Dalam kongres ke VI Ikatan Akuntan Indonesia tanggal 25-26 Oktober 1982, Komisi
Norma Pemeriksaan Akuntan mengusulkan agar segera dilakukan penyempurnaan atas
buku Norma Pemeriksaan Akuntan yang lama, dan melengkapinya dengan serangkaiaan
suplemen yang merupakan penjabaran lebih lanjut norma tersebut. Untuk melaksanakan
tugas tersebut telah dibentuk Komite Norma Pemeriksaan Akuntan yang baru untuk
periode kepengurusan 1982-1986, yang anggotanya terdiri dari unsur-unsur akuntan
pendidik, akuntan public dan akuntan pemerintah. Komite ini telah menyelesaikan
konsep Norma Pemeriksaan Akuntan yang disempurnakan pada tanggal 11 Maret 1984

Pada tanggal 19 April 1986, Norma Pemeriksaan Akuntan yang telah diteliti dan
disempurnakan oleh Tim Pengesahaan, disahkan oleh Pengurus Pusat Ikatan Akuntan

4
Indonesia sebagai norma pemeriksaan yang berlaku efektif selambat-lambatnya untuk
penugasan pemeriksaan atas laporan keuangan yang diterima setelah tanggal 31
Desember 1986.

Dalam tahun 1992, Ikatan Akuntan Indonesia Menerbitkan Norma Pemeriksaan


Akuntan, edisi revisi yang memasukkan suplemen No.1 sampai dengan No. 12 dan
iterpretasi No. 1 sampai dengan No. 2.

Dalm kongres ke VII Ikatan Akuntan Indonesia tahun 1994, disahkan Standar
Profesional Akuntan Publik yang secara garis besar berisi:

a. Uraian mengenai standar profesional akuntan public


b. Berbagai pernyataan standar auditing yang telah diklasifikasikan
c. Berbagai pernyataan standar atestasi yang telah diklasifikasikan
d. Pernyataan jasa akuntansi dan review

Pertengahan tahun 1999 Ikatan Akuntan Indonesia mengubah nama Komite Norma
Pemeriksaan Akuntan menjadi Dewan Standar Profesional Akuntan Publik. Selama
tahun 1999 Dewan melakukan perubahan besar atas Standar Profesional Akuntan Publik
per 1 Agustus 1994dan menerbitkannya dalam buku yang berjudul Standar Profesional
Akuntan Publik per 1 Januari 2001.

Kualitas yang dihasilkan oleh profesi akuntan public diatur dan dikendalikan melalui
berbagai standar yang diterbitkan oleh organisasi Ikatan Akuntan Indonesia . Organisasi
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yang merupakan wadah untuk menampung berbagai tipe
akuntan Indonesia , memiliki empat kompartemen: Kompartemen Akuntan Publik,
Kompartemen Akuntan Manajemen, Kompartemen Sektor Publik, dan Kompartemen
Akuntan Pendidik. Kompartemen akuntan public merupakan wadah untuk menampung
para akuntan yang berpraktik dalam profesi akuntan public. Didalam kompartemen
akuntan public ini dibentuk badan yang bertanggungjawab untuk menyusun berbagai
standar yang digunakan oleh akuntan public didalam penyediaan berbagai jasa bagi
masyarakat. Badan penyusun standar (standard setting body) yang bertanggung jawab

5
untuk menyusun standar penyediaan berbagai jasa akuntan public adalah Dewan Standar
Profesi Akuntan Publik .

Berbagai jenis jasa yang disediakan oleh profesi akuntan public bagi masyarakat
didasarkan pada panduan yang tercantum dalam Standar Profesional Akuntan Publik.
Standar Profesional Auntan Publik berupa buku yang berisi kodifikasi berbagai standar
yang disusun oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik dan Aturan Etika
Kompartemen Akuntan Publik yang dikeluarkan oleh Kompartemen Akuntan Publik.

Ada lima macam standar profesional yang diterbikan oleh Dewan sebagai aturan mutu
pekerjaan akuntan public.

1. Standar Auditing

Standar auditing merupakan suatu panduan audit atas laporan keuangan historis.
Didalamnya terdapat 10 standar yang secara rinci dalam bentuk pernyataan standar
auditing (PSA). PSA ini berisi tentang ketentuan-ketentuan dan panduan utama yang
harus diikuti oleh akuntan publik dalam melaksanakan perikatan audit. Audit atas
laporan keuangan historis merupakan jasa tradisional yang disediakan oleh profesi
akuntan publik kepada masyarakat, di dalam standar auditing ini terdapat 10 standar
auditing yang terbagi menjadi standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar
pelaporan. Standar auditing berbeda dengan prosedur auditing yang mana berkaitan
dengan tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan standar berkaitan dengan suatu
kriteria ukuran mutu kinerja tindakan tersebut. Berikut akan dipaparkan tentang standar
auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
a. Standar Umum
1) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam
sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3) Dalam melaksanaan aufit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
mengggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

6
b. Standar Pekerjaan Lapangan
1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya.
2) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang
akan dilakukan.
3) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar yang
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
c. Standar Pelaporan
1) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2) Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan jika ada
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan
keuangan peride berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi
tersebut dalam periode sebelumnya.
3) Pengungkapan infomatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai,
kecuali dinyatakan lain dalam lapran auditor.
4) Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak
dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan maka
alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan
keuangan maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai
sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada dan tingkat tanggungjawab
yang dipikul oleh auditor.
2. Standar Atestasi

Standar ini berlaku pada akuntan publik yang melaksanakan suatu perikatan
atestasi.Suatu perikatan atestasi adalah perikatan yang di dalamnya praktisi
mengadakan perikatan untuk menerbitkan komunikasi tertulis yang menyatakan suatu
simpulan tentang keandalan asersi tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain.

Standar atestasi memberikan rerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa akuntan
public yang mengcakup keyanikan tertinggi yang diberikan dalam jasa audit atas

7
laporan keuangan historis, pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, serta tipe
perikatan atestasi lain yang memberikan keyakinan yang lebih rendah (review,
pemeriksaan, dan prosedur yang disepakati). Standar atestasi terdiri dari 11 standar
dan dirinci dalam bentuk PSAT . PSAT merupakan penjabaran lebih lanjut masing-
masing standar yang terdapat pada standar atestasi. Termasuk didalam PSAT adalah
Interpretasi Pernyataan Standar Atestasi (“IPSAT”), yang merupakan interpretasi
resmi yang dikeluarkan oleh DSP IAPI terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan
oleh DSP IAPI dalam IPSAT. Dengan demikian IPSAT memberikan jawaban atas
pertanyaan atau keraguan dalam penafsiran katentuan-ketentuan yang dimuat dalam
PSAT sehingga merupakan perluasan lebih lanjut berbagai ketentuan dalam PSAT.
Tafsiran resmi ini bersifat mengikat bagi praktisi, sehingga pelaksanaanya bersifat
wajib.
a. Standar Umum
1) Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis cukup dalam fungsi atestasi.
2) Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang memiliki
pengetahuan cukup dalam bidang yang bersangkutan dengan asersi.
3) Praktisi harus melaksanakan perikatan hanya jika ia memiliki alasan untuk
menyakinkan dirinya bahwa dua kondisi berikut ini ada :
4) Dalam semua hal yang bersangkutan dengan perikatan, sikap mental
independen harus dipertahankan oleh praktisi.
5) Kemahiran profesional harus selalu digunakan oleh praktisi dalam
melaksanakan perikatan, mulai dari tahap perencanaan sampai dengan
pelaksanaan perikatan tersebut.
b. Standar Pekerjaan Lapangan
1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten
harus disupervisi dengan semestinya.
2) Bukti yang cukup harus diperoleh untuk memberikan dasar rasional bagi
simpulan yang dinyatakan dalam laporan.
c. Standar Pelaporan
1) Laporan harus menyebutkan asersi yang dilaporkan dan menyatakan sifat
perikatan atestasi yang bersangkutan.

8
2) Laporan harus menyatakan simpulan praktisi mengenai apakah asersi
disajikan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan atau kriteria yang
dinyatakan dipakai sebagai alat pengukur.
3) Laporan harus menyatakan semua keberatan praktisi yang signifikan tentang
perikatan dan penyajian asersi.
4) Laporan suatu perikatan untuk mengevaluasi suatu asersi yang disusun
berdasarkan kriteria yang disepakati atau berdasarkan suatu perikatan untuk
melaksanakan prosedur yang disepakati harus berisi suatu pernyataan tentang
keterbatasan pemakaian laporan hanya oleh pihak-pihak yang menyepakati
kriteria atau prosedur tersebut.
3. Standar Jasa Akuntansi dan Review

Terdiri dari Kompilasi dan review atas laporan keuangan, pelaporan atas laporan
keuangan komparatif, Laporan kompilasi atas laporan keuangan yang dimasukkan
dalam formulir tertentu, komunikasi antara akuntan pendahulu dengan akuntan
pengganti, pelaporan atas laporan keuangan pribadi yang dimasukkan dalam rencana
keuangan pribadi tertulis. Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan kerangka
untuk fungsi nonatestasi bagi jasa akuntan public yang mencakup jasa akuntansi dan
review. Standar jasa akuntansi dan review dirinci dalam bentuk PSAR. Termasuk di
dalam PSAR adalah Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi dan Review
(“IPASR”), yang merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh DSP IAPI
terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan oleh DSP IAPI dalam PSAR. IPSAR
memberikan jawaban atas pertanyaan atau keraguan dalam penafsiran ketentuan-
ketentuan yang dimuat dalam PSAR sehingga merupakan lebih lanjut berbagai
ketentuan dalam PSAR. Tafsiran resmi ini bersifat mengikat bagi praktisi, sehingga
pelaksanaanya bersifat wajib.
1) Kompilasi Dan Review Atas Laporan Keuangan

Pelaporan Atas Kompilasi Laporan Keuangan tanpa audit atau review oleh
akuntan harus disertai dengan suatu laporan akuntan yang menyatakan bahwa :
a. Kompilasi telah dilakukan sesuai denganstandar.
b. Kompilasi terbatas pada penyajian informasi dalam bentuk laporan keuangan
yang merupakan representasi manajemen atau pemilik.

9
c. Laporan keuangan tidak diaudit atau direview dan dengan demikian akuntan
tidak menyatakan pendapat atau bentuk keyakinan lain apapun.
Pelaporan Akuntan mengenai hasil review atas laporan keuangan, harus
disertai dengan laporan akuntan yang menyatakan bahwa :
a. Review dilaksanakan sesuai dengan Standar Jasa Akuntansi dan Review yang
ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.
b. Semua informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan adalah penyajian
manajemen atau pemilik entitas tersebut.
c. Review terutama mencakup permintaan keterangan kepada para pejabat
penting perusahaan dan prosedur analitik yang diterapkan terhadap data
keuangan.
d. Lingkup review jauh lebih sermpit dibandingkan dengan lingkup audit yang
tujuannya untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara
keseluruhan, dan dengan demikian tidak dinyatakan pendapat semacam itu
dlalam suatu review.
e. Akuntan tidak mengetahui adanya suatu modifikasi material yang harus
dilakukan atas laporan keuangan agar laporan tersebut sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, selain dari perubahan, jika ada,
yang telah diungkapkan dalam laporan akuntan.
2) Pelaporan Atas Laporan Keuangan Komparatif

Laporan keuangan yang disusun oleh klien untuk beberapa periode yang
tidak diaudit, direview atau dikompilasi dapat disajikan di halaman terpisah
dalam suatu dokumen yang juga berisi laporan keuangan periode lain yang
dilaporkan oleh akuntan.Laporan keuangan komparatif adalah laporan keuangan
dua periode atau lebih yang disajikan dalam bentuk kolom.
4. Standar Jasa Konsultansi
Jasa konsultasi adalah jasa profesional yang disediakan dengan memadukan
kemahiran teknis, pendidikan, pengamatan, pengalaman, dan pengetahuan praktisi
mengenai proses konsultasi, yang meliputi : Konsultasi, jasa pemberian saran
profesional, jasa implementasi , jasa transaksi, 6 jasa penyediaan staf dan jasa
pendukung lainnya dan jasa produk.
1) Standar Umum :
a. Kecakapan Profesional

10
b. Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama
c. Perencanaan dan supervisi
d. Data relevan yang memadai
2) Standar umum tambahan:
a. Kepentingan klien : dalam setiap perikatan, praktisi harus melayani
kepentingan klien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam
kesepakatan dengan klien dengan tetap mempertahankan integritas dan
objektivitas.
b. Kesepakatan dengan klien : Praktisi harus mencapai kesepakatan baik secara
lisan maupun tertulis, dengan klien mengenai tanggung jawab masing-masing
pihak dan sifat, lingkup, dan keterbatasan jasa yang akan disediakan, dan
mengubah kesepakatan tersebut apabila terjadi perubahan signifikan selama
masa perikatan.
c. Komunikasi dengan klien : Praktisi harus menberitahu kliennya tentang
adanya : benturan kepentingan, keraguan signifikan yang berkaitan dengan
lingkup dan manfaat suatu perikatan dan temuan atau kejadian signifikan
selama periode perikatan.

5. Standar Pengendalian Mutu

Setiap Kantor Akuntan Publik wajib memiliki sistem pengendalian mutu dan
menjelaskan unsur-unsur pengendalian mutu dan hal-hal yang terkait dengan
implementasi secara efektif sistem tersebut. Sistem pengendalian mutu KAP
mencakup struktur organisasi, kebijakan dan prosedur yang ditetapkan KAP untuk
memberikan keyakinan memadai tentang kesesuaian perikatan profesional dengan
SPAP. Sistem pengendalian mutu harus komprehensif dan harus dirancang selaras
dengan struktur organisasi, kebijakan, dan sifat praktik KAP.

Unsur-unsur sistem pengendalian mutu :


a. Independensi
b. Penugasan personel
c. Konsultasi
d. Supervisi

11
e. Pemekerjaan (hiring)
f. Pengembangan profesional
g. Promosi
h. Penerimaan dan keberlanjutan klien
i. Inspeksi
6. Standar Pelaksanaan dan Pelaporan Review Mutu

Tujuan program review mutu IAI adalah untuk meningkatkan mutu kinerja
anggota IAI dalam perikatan audit, atestasi, akuntansi dan review, konsultasi. Tujuan
program ini dicapai melalui tindakan pendidikan dan perbaikan serta tindakan koreksi.
Tujuan tersebut digunakan untuk melayani kepentingan masyarakat umum dan
sekaligus untuk meningkatkan arti pentingnya keanggotaan IAI.

D. Standar dan Praktik Pengendalian Mutu dalam Profesi Akuntan

Pada tahun 1978, AICPA mendirikan Quality Control Standards Committee   yang


bertanggung jawab untuk membantu kantor akuntan publik merumuskan dan
melaksanakan standar pengendalian mutu.[17] Quality Control Standards
Committee  telah menggariskan sembilan unsur dari pengendalian mutu yang harus
menjadi bahan pertimbangan  kantor akuntan dalam menetapkan kebijakan dan prosedur
mereka sendiri. AICPA telah membentuk sebuah divisi untuk mengamati kantor-kantor
akuntan publik dengan dua seksi, SEC Practice Section (untuk kantor akuntan yang
mengaudit perusahaan  yang go-public) dan Private Companies Practice Section (untuk
kantor akuntan yang mengaudit perusahaan biasa). Tujuan mereka adalah untuk
memperbaiki kualitas dari praktek-praktek yang dijalankan oleh kantor akuntan
publik  sesuai dengan standar pengendalian mutu  AICPA.

Berikut ini adalah sembilan unsur pengendalian mutu:

IKHTISAR CONTOH
UNSUR
PERSYARATAN PROSEDURNYA

12
Indenpendensi Semua karyawan yang Setiap sekutu
melibatkan dari dalam (partner) dan
perjanjian kerja harus karyawan harus
memenuhi mengisi suatu
persyaratan kode etik “kuesioner tentang
jabatan dari AICPA. indenpendensi”
setiap tahun, seperti
pemilikan saham dan
keanggotaan dalam
dewan direksi.

Penugasan Setiap karyawan yang Penugasan karyawan


karyawan terlibat dalam perjanjian ditangani oleh
dalam kontrak kerja harus memiliki seorang sekutu
kerja tingkat pendidikan (partner) yang
formal dan keahlian mengenal klien yang
yang memadai. bersangkutan, dan
dilakukan sekurang-
kurangnya dua bulan
sebelumnya.

Konsultasi Apabila ada sekutu atau Direktur kantor


karyawan yang akuntan
menghadapi kesulitan bersangkutan dalam
teknis, prosedur yang bidang akuntansi dan
ada harus sedemikian auditing harus selalu
rupa hingga dapat siap untuk dimintai
dipastikan bahwa berkonsultasi dan
mereka akan harus sudah
mendapatkan menyetujui semua
pengarahan-pengarahan perjanjian kerja
dari tenaga yang cukup sebelum semuanya
ahli. terselesaikan.

13
Supervisi Dalam setiap perjanjian Program
(pengawasan) kerja harus pemeriksaan yang
ditetapkankebijakan akan dilaksanakan
yang mengatur sistem harus dipelajari dan
pengawasan yang layak disetujui oleh
pada setiap jenjang seorang sekutu
kerja. bidang auditing
sebelum
dilaksanakannya
pemeriksaan yang
terinci.

Penerimaan Semua pegawai baru Semua calon


karyawan harus mampu pegawai harus
melaksanakan tugas- diwawancarai dan
tugas dengan baik. disetujui oleh
seorang partner
bidang personalia
dan sekutu lain yang
akan membawahi
calon bersangkutan
dalam pekerjaannya.

Pengembanga Setiap karyawan harus Setiap karyawan


n keahlian mengembangkan harus mengikuti
kemampuan pendidikan lanjutan
profesionalnya agar sebanyak 40 jam
dapat melaksanakan dalam setahun
tugas-tugasnya dengan ditambah beberapa
baik. jam lagi seperti yang
disarankan oleh
sekutu bidang
personalia.

14
Promosi Kebijakan mengenai Hasil kerja setiap
jabatan promosi karyawan karyawan dalam
harus diatur sedemikian setiap perjanjian
rupa untuk memastikan kerja harus selalu
bahwa karyawan yang dievaluasi dan
bersangkutan mampu dicatat dalam
menduduki jabatannya laporan pribadinya
yang baru. masing-masing.

Hubungan Semua calon klien dan Sebelum diterimanya


dengan klien klien yang ada saat ini seorang calon klien,
dengan calon harus selalu dievaluasi suatu formulir
klien untuk memperkecil evaluasi klien
kemungkinan mengenal hal-hal
terjalinnya hubungan seperti komentar dari
dengan manajemen auditor yang
yang kejujurannya terdahulu dan
diragukan. evaluasi manajemen,
harus selalu diisi
terlebih dahulu.

Inspeksi Harus ada kebijakan Sekutu di bidang


dan prosedur tertentu pengendalian mutu
untuk memastikan harus selalu menguji
bahwa prosedur yang prosedue-prosedur
dimaksudkan untuk pengendalian mutu,
memenuhi kedelapan setidak-tidaknya
unsur pengendalian setiap tahun untuk
mutu lainnya dijalankan memastikan bahwa
secara konsisten. kantor akuntan itu
telah menaati semua
prosedur tersebut
dengan baik.

15
16
BAB III
KESIMPULAN

Auditing menawarkan berbagai beragam peluang karir dalam akuntan publik, industri
dan pemerintahan. Masyarakat luas mengakui kelebihan pengetahuan dan keterampilan
auditor yang telah menjadikan profesi auditor demikian tanggap pada permintaan yang kuat
atas beragam jasa atestasi lain dan jasa non asestasi. Peluang profesional yang memiliki
keterampilan auditing dan atestasi meningkat secara pesat dengan adanya teknologi informasi
yang berdampak sangat luas terhadap sistem laporan keuangan. Secara khusus, Proyek Visi
CPA menjadi penting dalam pembahasan tentang nilai-nilai inti dan kompetensi yang akan
menunjang profesi auditor serta CPA dan lainnya dimasa depan. Profesi modern dipengaruhi
oleh sejumlah profesional dan organisasi- organisasi pengatur yang berasal dari sektor swasta
maupun publik yang menaruh perhatian pada mutu kerja profesional. Bagaimanapun, dalam
melakukan pemeriksaan seorang akuntan harus selalu berpedoman pada tiga hal yakni :
norma pemeriksaan akuntan, prinsip akuntansi Indonesia, kode etik profesi. Norma
pemeriksaan akuntan merupakan tolak ukur mutu pekerjaan akuntan.

Dari uraian yang telah dipaparkan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa standar
professional sangat penting bagi akuntan publik. Akuntan public sebagai profesi yang
mengembangkan kepercanyaan masyarakat public harus bekerja dalam standar professional.

Demikianlah bahwa salah satu hal yang membedakan profesi akuntan public dengan
profesi lainnya adalah tanggung jawab public untuk melindungi kepentingan public.Oleh
karena itu, tanggung jawab profesi akuntan public tidak hanya terbatas pada kepentingan
klien dan pemberi kerja. Ketika bertindak untuk kepentingan public, setiap akuntan public
harus mematuhi dan menerapkan standar profesional. Standar Profesional yang dijalankan
dengan benar menjadikan sebuah profesi menjadi terarah dan jauh dari skandal.

17
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, S. (2007). Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik . Jakarta:
Salemba Empat.

FM, R. H. (2018). AUDITING DAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK. Dompu: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Yayasan Pendidikan Islam.

Hasana, N. (2020, Februari 11). STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK (SPAP). Retrieved Februari
11, 2020, from https://www.academia.edu:
https://www.academia.edu/31187384/STANDAR_PROFESIONAL_AKUNTAN_PUBLIK_SPAP_

Institut Akuntan Publik Indonesia. (2011). Standar Profesional Akuntan Publik . Jakarta: Salemba
Empat .

Mulyadi. (2011). Auditing. Jakarta: Salemba Empat.

Utanti, Y. D., Putra, Y. F., & Lisna. (2017). Profesi Akuntan Publik. Semarang: Universitas AKI.

1. Seperti apa yang sudah kalian bahas bahwa seorang akuntan publik memiliki standar standar
khusus, bagaimana jika seorang akuntan publik melenceng dari standar tersebut ataupun
melakukan sebuah pelanggaran? Apakah ada UU/apapun itu yang mengatur hal tersebut?

sanksi administratif dari mentri keuangan karena akuntan publik juga dibawah naungan menteri
keuangan (jika melanggar kewajiban yang telah ditentukan oleh menkeu), sanksi administratif dari
OJK sebagai lembaga otoritas keuangan yang memperketat pengawasan terhadap akuntan publik/ada
UU nya (jika melanggar peraturan OJK), dan sanksi pidana oleh kepolisian, kejaksaan dll (Jika
akuntan publik melakukan hal kriminal seperti manipulasi data, menghilangkan dokumen secara
sengaja, memalsukan data dll)

2. Terkait tentang sebuah standar dalam akuntan publik, seperti halnya Undang Undang, apakah
standar akuntan publik juga mengalami revisi? Jika iya, sampai saat ini sudah berapa kali
revisi?

Iya, seperti halnya peraturan lainnya, standar akuntansi juga mengalami revisi untuk
menyempurnakan standar tersebut, hingga saat ini sudah ada 5 kali revisi, revisi pertama kodifikasi
SAP dalam bentuk prinsip akuntan indonesia (PAI), ravisi kedua menyempurnakan kembali PAI,

18
revisi ketiga menghasilkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK), revisi keempat penyempurnaan
PSAK ke IFRS, revisi kelima itu penyempurnaan da penerbitan PSAK baru

3. Berbicara tentang profesi akuntan publik, Apa sih risiko ketika kita menjadi seorang akuntan
publik?

Setiap pekerjaan tentu ada risiko masing masing, untuk seorang akuntan publik, menurut saya, tingkat
profesionalitas lah yang menjadi tantangan bagi akuntan publik, bagaimana seorang akuntan publik
dituntut untuk independen dalam bekerja. Menurut saya, sedikit kesalahan yang dilakukan seorang
akuntan publik dalam mengaudit sebuah perusahaan, bisa menjadi masalah yang besar, bahkan bisa
berhubungan dengan pihak berwajib, itulah risiko menjadi seorang akuntan publik.

4. Di bagian standar dan praktik pengendalian mutu profesi akuntan ada yang namanya AICPA,
apa itu AICPA?

American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) adalah sebuah organisasi


profesional dalam bidang akuntansi publik yang keanggotaannya hanya bagi akuntan publik
terdaftar (certified public accountants) saja. Dan organisasi inilah yang menetapkan standar etika
profesi dan audit AS, di indonesia organisasi semacam ini adalah IAI

5.

19

Anda mungkin juga menyukai