Anda di halaman 1dari 19

Hal Kekuatiran dalam Injil Matius 6:25-34 Aplsikasinya bagi orang percaya dan Gereja

kini.

PAPER
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan
memenuhi salah satu syarat akademik
dalam mata kuliah

THEOLOGI PB I
Oleh:

Albertus Cristian Darrel Mari


NIM: 18.01.002

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BEREA


SALATIGA
NOVEMBER, 2020

STT Berea | 1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................1

BAB I.................................................................................................................................................2

PENDAHULUAN................................................................................................................................2

BAB II................................................................................................................................................3

LATAR BELAKANG............................................................................................................................3

Latar Belakang Masalah...............................................................................................................3

Latar Belakang PL.........................................................................................................................3

Pendengar Mula-mula..................................................................................................................4

Berpikir Vertikal: Konteks Historis Yesus dan Konteks Historis Matius......................................5

Konteks Historis Yesus.................................................................................................................5

Konteks Historis Matius...............................................................................................................6

BAB III...............................................................................................................................................7

EKSEGESIS........................................................................................................................................7

Study Kata....................................................................................................................................7

Ayat 25......................................................................................................................................7

Ayat 26 dan 28..........................................................................................................................9

Ayat 29....................................................................................................................................11

STT Berea | 2
Ayat 33....................................................................................................................................12

BAB V..............................................................................................................................................13

TEOLOGI.........................................................................................................................................13

Relevansi Masa Kini Terhadap Permasalahan Gereja...................................................................14

KESIMPULAN..................................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................16

STT Berea | 3
BAB I
PENDAHULUAN
Pergumulan gereja pada saat ini adalah kekuatiran ditengah pandemic covid 19 dan masa

menuju New normal. Dimana gereja kuatir akan terjadi banyak perubahan baik dalam system

peribadatan dan dalam jemaat itu sendiri, gereja kuatir bahwa Gedung gereja nantinya tidak akan

terpakai lagi dan hanya menjadi Gedung kosong karena jemaat lebih memilih atau nyaman

dengan ibadah online atau ibadah dirumah saja. Hal ini juga mengilangkan rasa sosialisali antar

jemaat dan jemaat dan gembala, akan banyak juga alat-alat dalam gereja yang tidak akan

terpakai dan menjadi mubazir. Ditambah lagi kukuatiran gereja akan jemaatnya dimana pada

sekarang ini banyak sekali pengajaran-pengajaran sesat yang menyesatkan jemaat pada saat

covid 19.

Dalam matius 6: 25-34 dimana berbicara tentang hal kuatiran, konteks ayat ini adalah

konteks Kotbah Yesus dbukti kepada orang banyak. Pada saat itu Yesus berkotbah kepada orang

banyak untuk tidak kahwatir tentang hidupnya. Yesus saat itu tauh apa yang sedang terjaadi

kepada orang banyak, dimana mereka sedang dalam kesusahan dan kesulitan yaitu mereka

sedang dijajah oleh bangsa Romawi sehingga membuat hidup mereka susah. Tetatpi pada saat

Yesus dengan kotbahnya menagatakan suatu pengharapan kepada mereka hal ini ditunjukan

dengan penggabaran yang diberikan Yesus yaitu tentang burung-burung di udara dan bunga

bakung yang Tuhan pelihara hidupnya

Tujuan dan maksud paper ini adalah menjawab pergumulan gereja pada saat ini tentang

kekuatiranya di masa pandemic covid 19. Dan apakah Kotbah Yesus tentang hal kekuatiran

masih relevan sampai sekarang ini bagi gereja dan orang percaya ditengah pandemic covid 19.

STT Berea | 4
BAB II
LATAR BELAKANG
Latar Belakang Masalah

Pada saat ini di tengah terjadinya pandemic Virus corona (Covid 19), terjadi banyak

sekali kekacauan atau perubahan diberbagai bidang salah satunya adalah Gereja. Pada saat

sekarang ini banyak Gedung gereja yang ditutup sementara atau pengalihan ibadah dari yang

biasa dilakukan digedung beralih kepada ibadah dirumah atau secara online, hal ini yang

membuat banyak kekuatiran digereja-gereja dengar diberlakukannya social distancing, physical

distancing, stay at home, work from home. Ditambah lagi dengan masyarakat sedang memasuki

sebuah kenormalan baru (a new normal) disemua bidang kehidupan tak terkecuali gereja, hal ini

menambah kekuatiran gereja yaitu bahwa Gedung gereja nantinya atau kedepan tidak akan

terpakai seperti sebagai mana mestinya Gedung gereja akan terbengkalai banyak alat-alat teknogi

digerje tidak terpakai dan mubazir. Jemaat juga tidak akan terikat lagi dengan suatu gereja,

jemaat yang lebih memilih ibadahnya sendiri dengan online, dan kekuatiran yang paling

mendalam adalah tentang pengajaran sesat yang akan mucul dan banyak menyesaatkan orang

percaya.

Latar Belakang PL

Latar belakang dalam perjanjin Lama adalah Kotbah Yesus dibukit Injil Matius

menunjukkan bahwa Kotbah Yesus di Bukit yang mengenai hal kekuatiran diberitakan Yesus

berdasarkan pada ajaran Perjanjian Lama. Hal Kekuatiran ini dijelaskan di dalam Matius 6:25-

34, dimana ketika Yesus melihat orang banyak itu, tergeraklah hati yesus dengan belas kasihan.

Di Gunung Sinai, Allah memberi hukum yang mengatur hidup bangsa Israel kepada Musa.1 Dan

dalam pasal 6:29 adalah kutipan dari perjanjian Lama yaitu dalam 1 Raja-raja 10:4-7 dan 2

1
J. H. Bavink, Sejarah Kerajaan Allah 2 Perjanjian Baru (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993), 242.

STT Berea | 5
Tawarikh 9:3-6. Dan hal kekuatiran sendiri dalam PL sendiri seperti yang dialami bangsa Israel

ketika keluar dari tanah Mesir. Mereka kuatir akah hidup mereka, makanan dan tempat mereka

yaitu tanah Kanaan yang mereka tujuh bahkan bangsa Israel kuatir dan ragu akan janji Allah

kepada bangsa Israel.

Latar Belakang Injil Matius


Matius memperkenalkan Yesus sebagai penggenapan pengharapan bangsa Israel yang

dinubuatkan. Injil Matius berbicara tentang hidup dan ajaran-ajaran Yesus, injil ini juga

berbicara mengenai nasihat-nasihat tentang hidup yang sesuai dengan kehendak Allah. Yesus

mengajar banyak orang beserta murid-muridnya di bukit. Ajaran-ajaran Yesus diberikan

berbagai gambaran tentang perbuatan-perbuatan Tuhan Yesus. Kerajaan Sorga merupakan tema

yang sebagian besar diangkat dalam Injil Matius.

Pendengar Mula-mula

Pendengar mula-mula dari pengajaran Yesus ini ialah orang banyak yang berbondong-

bondong mengerumuni Yesus di tepi sebuah danau di Galilea (Mat. 4 :23-25).2 Biasanya perahu

di Danau Galilea dipakai terutama untuk menangkap ikan (Matius 4:21) tetapi juga dipakai

sebagai angkutan umum untuk menyebrang danau. Tuhan Yesus kadang-kadang berkotbah di

atas perahu, supaya suaran-Nya jelas terdengar terhadap orang banyak.3 Tidak bisa dipastikan

siapa saja yang ada dalam kerumunan itu. Bisa diperkirakan bahwa yang ada dalam kerumunan

itu ialah para rasul, para peminat yang penasaran dengan Yesus bahkan kepada kalangan luas

yang terdiri dari orang-orang yang hanya ingin tahu atau hanya mendengarkan dan melihat yang

masih belum menarik sesuatu kesimpulan tentang diri Yesus. Tetapi kotbah-kotbah di bukit

tersebut ditujukan kepada semua orang baik kepada orang Kristen maupun yang belum Kristen.
2
J. Verkuyl, Khotbah Di Bukit (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1982), 22.
3
J. D. Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasni, 2004), 519.

STT Berea | 6
Berpikir Vertikal: Konteks Historis Yesus dan Konteks Historis Matius

Konteks Historis Yesus

Dalam menafsirkan teks memang tidak mudah menelusuri konteks historis mula-mula

ketika kisah ini terjadi. Namun dapat berfikir secara horizontal diatas kmenyatakan bahwa

kemungkinan besar kisah ini terjadi setelah Yesus mengajar dan menyembuhkan banyak orang.

Yesus memulai ajaran “Kotbah di bukit” itu dengan kata-kata yang amant indah dan penuh

kuasa, kata-kata yang belum pernah terdengar di bumi, Yesus memulai Kotbah-Nya dengan

kabar baik. Sampai 9 kali terdengar ucapan “Berbahagialah” itu seperti lonceng yang berdentang

yang membuat hati pendengar bergembira. Setelah itu masih banyak pengajaran yang

disampaikan Yesus, dimana Yesus mengetahui keadaan orang banyak yang mengikuti-Nya dan

mengajarkan banyak hal tentang kehidupan.

Mengenai hal kekuatiran Yesus mengatakannya karena pada waktu itu orang-orang

Yahudi dijajah oleh bangsa Romawi sehingga kekuatiran yang ada dalam diri setiap orang-orang

Yahudi pada saat itu. Dalam “khobah di Bukit” Tuhan Yesus mengajarkan agar terlepas dari rasa

kekuatiran itu baik itu kekuatiran akan makanan, pakaian bahkan hidup orang-orang yang

mendengar Yesus pada saat itu. Tetapi yang terpenting di dalam ajaran Yesus di bukit ialah

tentang “Kerajaan Sorga.” Sebelum masuk dalam pembahasan yang lebih rinci, sebaiknya

pengertian mengenai Kerajaan Sorga itu perlu dipahami terlebih dahulu dengan benar. Jika tidak

demikian, maka sia-sia saja penafsiran mengenai pengajaran Yesus ini, karena kata “Kerajaan

Sorga” merupakan dasar dalam penafsiran ini.

STT Berea | 7
Konteks Historis Matius

Maksud dan tujuan sebuah injil dapat dipahami dan dipelajari, jika keseluruhanya itu

dibandingkan dengan injil-injil yang lain, sebab demikian unsur-unsur yang khas dari injil matius

tampil kedepan dengan jelas disamping tuan lain dari semua injil.4 Ada banyak pendapat tentang

tahun berapa Injil Matius ini ditulis. Tanggal dan tempat Injil ini mungkin ditulis di Anthiokia

tetapi tanggalnya belum dapat dipastikan. 5 Akan tetapi, ada alasan kuat untuk beranggapan

bahwa Matius menulis Injil ini lebih kurang pada tahun 60 M, ketika berada di Palestina. 6

Penulis injil Matius adalah Matius, yang dipercayai merupakan murid Yesus. Matius ditulis kira-

kira setelah peristiwa jatuhnya Yerusalem sekitar tahun 70-an M.7

Matius adalah seorang pemungut cukai di Kapernaum tetapi dipanggil oleh Jesus dan

dijadikan murid-Nya. 8 Dalam kitab-kitab injil lainnya Matius disebut Lewi anak Alfeus (Markus

2:14 dan Lukas 5:27) dan dia merupakan orang Yahudi, sehingga tulisannya ditujukan kepada

orang Kristen Yahudi.9 Dari ketiga Injil sinoptik hanya injil Lukas yang memberitahukan siapa

penulisnya selain daripada itu tidak ada yang diketahui tentang Matius.

4
M. E. Duyverman, Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru ( Jakarta: BPK Gunung Mulis, 2017), 42.
5
Merrill C. Tenney, Survei Perjanjian Baru (Malang: Gandum Mas, 1992), 184.
6
________, Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan (Malang: Gandum Mas, 2008), 1496.
7
Willi, Marxsen, Pengantar Perjanjian Baru (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), 184.
8
J. H. Bavink, Sejarah Kerajaan Allah IIa Perjanjian Baru (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1975), 21.
9
______Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan (Malang: Penerbit Gandum Mas, 2006), 1495.

STT Berea | 8
BAB III
EKSEGESIS
Study Kata

Ayat 25
25 "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak

kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu

pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada

pakaian?

25 Διὰ τοῦτο λέγω ὑμῖν· μὴ μεριμνᾶτε τῇ ψυχῇ ὑμῶν τί φάγητε [ἢ τί πίητε], μηδὲ τῷ σώματι

ὑμῶν τί ἐνδύσησθε. οὐχὶ ἡ ψυχὴ πλεῖόν ἐστιν τῆς τροφῆς καὶ τὸ σῶμα τοῦ ἐνδύματος;

Kata Janganlah kuatir dalam bahasa aslinya adalah μὴ μεριμνᾶτε kata janganlah memakai

kata μὴ artinya supaya tidak, jangan lagi. Dan kuatir Merimnate hampir semua lexicon memberi

arti yang sama yaitu kuatir atau memiliki kecemasan bahkan memiliki rasa khawatir yang terlalu

atau berlebihan.10 Menggunakan Kata kerja imperatif aktif orang kedua jamak dari kata

μεριμνάω yang berarti sebuah perintah yang berlangsung secara berkelanjutan atau terus

menerus. Dalam hal ini pengajaran Yesus mengenai kekuatiran berlangsung dan dilakukan

secara terus-menerus. Dalam terjemahan bahasa Inggrisnya yaitu have anxiety, be anxious, be

(unduly) memiliki kecemasan, menjadi cemas, menjadi (terlalu).

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia kuatir adalah suatu persaan takut akan semua yang

belum terjadi dan sudah gelisah.11 Niv international Version a sense of uneasiness and anxiety

10
Barbara Friberg, Timothy Friberg, and Neva F. Miller, Analytical Lexicon to the Greek New Testament,

Baker's Greek New Testament Library (Grand Rapids: Baker, 2000), BibleWorks, v.10.
11
Daniel Haryono, (Jakarta: PT Muliapurna Jaya Terbit, 2012), 441.

STT Berea | 9
about the future Artinya suatu perasan atau rasa gelisa akan masa depan. 12 Dan dalam ayat yang

ke 25 ini teridentifikasi bahwa ada tiga pusat kekuatiran orang pada saat itu yaitu makanan,

minuman, pakaian. Dan makanan merupakan kebutuhan yang serius pada zaman itu karena

memang terjadi perbudakan oleh Romawi yang membuat orang kelaparan 13. Tuhan Yesus

memberikan nasihat dan perintah agar orang-orang pada saat itu untuk jangan kuatir tentang hal-

hal di dunia ini, Tuhan Yesus memerintahkan berulang-ulang kepada para murid agar para murid

tidak membagi-bagi perhatian dan menyiksa pikiran mereka kepada hal-hal yang tidak perlu

dipikirkan.14

Yang menarik dalam bagian ini adalah maksud Tuhan Yesus mengatakan jangan kuatir

tentang apa yang hendak kamu makan, apa yang hendak kamu minum, kamu pakai dan segala

macam soal lainya yang menyiksa diri setiap hari. Maksud Tuahn Yesus mengatakan hal ini

adalah bahwa di dalam Kerajaan-Nya, Tuhan memberikan hidup kepada semua umat-Nya yaitu

kehidupan yang kekal dan sejati. Hidup itu tidak dapat dibeli dan tidak dapat dicapai walaupun

dengan berjuang dan bersusah payah sekalipun. Bahwa hidup itu hanya dapat diterima dengan

bersyukur kepada Tuhan tanpa ada rasa Kuatir dalam diri. Dalam ayat ini sangat jelas bahwa

hidup itu lebih penting dari makana, minuman, harta benda, untuk itu tidak perlu kuatir dan

menjadi gelisa karena Tuhan Yesus adalah sumber kehidupan yang sesungguhnya dan dalam

Yesus ada kehidupan yang kekal.

12
E Alister Megarth, The niv Theamatic Study Bible (Holdder and Stougthon: London Sydey Auckland,
1996),1921.
13
Henry Matthew, the interpretation of Henry Matthew the gospel of Matius 1-14 (Surabaya: Penerbit
Momentum, 2014), 267.
14
David T. Moore, Kuatir Pedoman Bagi Konselor, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011),157.

STT Berea | 10
Ayat 26 dan 28
26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak

mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga.

Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?

28 Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang

tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal.

26 ἐμβλέψατε εἰς τὰ πετεινὰ τοῦ οὐρανοῦ ὅτι οὐ σπείρουσιν οὐδὲ θερίζουσιν οὐδὲ συνάγουσιν

εἰς ἀποθήκας, καὶ ὁ πατὴρ ὑμῶν ὁ οὐράνιος τρέφει αὐτά· οὐχ ὑμεῖς μᾶλλον διαφέρετε αὐτῶν;

28 Καὶ περὶ ἐνδύματος τί μεριμνᾶτε; καταμάθετε τὰ κρίνα τοῦ ἀγροῦ πῶς αὐξάνουσιν· οὐ

κοπιῶσιν οὐδὲ νήθουσιν.

Istilah yang dipakai Yesus disini adalah burung dengan bahasa aslinya adalah πετεινὰ

atau Peteina merupakan kata benda neuter akusatif jamak umum dari πετεινὰ yang memiliki arti

dalam terjemahan aslinya yaitu bersayap.15 Sedangkan bunga bakung dalam Bahasa ynani adalah

κρίνα atau Krina merupakan kata benda akusatif neuter jamak dari κρίνον yang memiliki arti

dalam terjemahan aslinya yaitu bunga bakung, mungkin digunakan sebagai istilah umum untuk

bunga lapangan yang indah dan berwarna-warni.16

Burung-burung di udara dan bunga bakung adalah dua contoh Yang diberikan Tuhan

Yesus sebagai penggambaran akan pemeliharaan Tuhan yang nyata, yaitu pemeliharaan Allah

terhadap makhluk-makhluk ciptaan-Nya yang lebih rendah. Pandanglah burung-burung di udara

memberikan pengertian perbandingan bahwa Burung-burung di udara yang begitu banyak dan

15
Johannes E. Louw & Eugene A. Nida. Greek-English Lexicon of The New Testament: Based on Semantic
Domains. (New York: United Bible Societies, 1989), BibleWorks, v.10
16
Friberg, Timothy, Barbara Friberg, and Neva F. Miller. Analytical Lexicon to the Greek New Testament.
Baker's Greek New Testament Library (Grand Rapids: Baker, 2000) BibleWorks, v.9

STT Berea | 11
sebagian adalah burung-burung yang rakus, tetapi Tuhan memberi makan mereka sesuai dengan

makanan mereka dan tidak satu pun dari burung-burung itu yang jatuh karena kelaparan.17

Burung-burung itu tidak menabur makanan mereka tapi mereka bisa bertahan hidup dengan apa

yang disediakan Tuhan. Gambaran yang kedua adalah adalah bunga bakung dimana Tuhan

menunjukan betapa baik-Nya Tuhan terhadap ciptaan-Nya diamana Allah mengajarkan tentang

percaya kepada Tuhan terhadap pakain.18 Tuhan menghiasi bunga bakung diladang dengan

begitu rupanya dengan berbagai jenis warna yang idah sehingga siapa saja yang melihatnya akan

terpesona akan keindahannya.

Kedua gambaran di atas tentunya tidak sesuai jika dibandingkan dengan Manusia yang

merupakan ciptaan Allah yang paling mulia dan merupakan pewaris kerajaan Sorga. Tetapi

Yesus mau menunjukan kepada orang-orang pada saat itu pemeliharaan Allah yang begitu nyata

kepada ciptaan-Nya yang rendah dari manusia. Yesus mau mengajarkan bahwa Manusia sebagai

makhluk yang paling mulia yang diciptakan begitu rupa dan diberikan hikmat akal budi, tentunya

tidak usah gelisah dan kuatir akan kehidupanyanya. Tidak usah kuatir akan makanan, minuman

dan pakaian karena Allah telah menyediakan semuanya itu. sebagaimana Allah memberi makan

burung-burung di udara dan mendandani bunga bakung di ladang lebih dari itu Allah akan

memberikan semuanya apa yang diperlukan oleh umat-Nya, asal umat-Nya mau percaya

sepenuhnya kepada Allah dengan segenap hati dan pikiran tanpa ada rasa gelisa atau kekuatiran.

17
Pdt. Yakub Tri Handoko, Bahaya Kekuatiran (Mat. 6:25-34), Artikel: R.E.C (Reformed Exodus Community),
Desember 2016. https://rec.or.id/article_687_Bahaya-Kekuatiran-(Matius-6:25-34)

18
Drewes, Satu injil tiga penabur, (Jakarta: Gunung Mulia, 2012),208.

STT Berea | 12
Ayat 29
29 namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian

seindah salah satu dari bunga itu.

29 Sλέγω δὲ ὑμῖν ὅτι οὐδὲ Σολομὼν ἐν πάσῃ τῇ δόξῃ αὐτοῦ περιεβάλετο ὡς ἓν τούτων.

Kemegahan dalam Bahasa Yunani adalah δόξῃ yang berarti sebagai negara yang

dicirikan oleh kehormatan, kekuasaan, dan kemuliaan penampilan yang luar biasa, kemegahan.

Dalam terjemahannya sehari-hari dikatakan “tetapi Raja Salomo yang begitu kaya pun, tidak

memakai pakaian yang sebagus bunga-bunga itu!19 Salomo adalah seorang raja yang terkenal

dengan hikmatnya, pakaian salomo sangatlah indah dan megah. Namun sebagaimana pun

keindahan Salomo dalam kemegahanya sebagai seorang raja masih kalah jauh dengan keindahan

bunga-bunga bakung.20

Oleh sebab itu Yesus mau menunjukan bahwa lebih baik mendambakan hikmat Salomo

yang tidak terkalahkan dari pada mendambakan kemegahan Salomo yang tidak ada apa-apanya

yang terkalahkan oleh bunga-bunga bakung. Karena pengetahuan dan anugerahlah yang

menyempurnakan manusia, bukan keindahan atau pun pakaian yang bagus. Kerena demikianlah

Allah mendandani rumput di ladang. Jadi jangan pernah kuatir akan pakain karena sesungguhnya

itu tidak ada gunanya, dan semuanya itu adalah fana tetapi percayalah kepada Allah yang

merupakan sumber segalanya.

19
Gingrich, F. Wilbur, Shorter Lexicon of the Greek New Testament. Edited by Frederick W. Danker. 2nd ed
(Chicago: University of Chicago Press, 1983) BibleWorks. v.10.  

20
Jhosua Ivan Sudrajat, Hal kekuatiran-Artikel, Juli 2019
http://joshuaivanministries.blogspot.com/2019/07/hal-kekuatiran.html

STT Berea | 13
Ayat 33
33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan

ditambahkan kepadamu.

33 ζητεῖτε δὲ πρῶτον τὴν βασιλείαν [τοῦ θεοῦ] καὶ τὴν δικαιοσύνην αὐτοῦ, καὶ ταῦτα πάντα

προστεθήσεται ὑμῖν.

Kata Carilah dalam Bahasa Yunani adalah ζητεῖτε atau Seteite merupakan kata benda

accusative feminin tunggal yang umum dari δικαιοσύνη, yang artinya adalah mencari, mencoba

untuk mendapatkan.21 Ayat 33 merupakan bantahan melawan dosa kekuatiran. Ini perupakan

kalimat perintah yang diberikan Yesus segaligus merupakan kunci dari melawan kekuatiran

dengan cara mengutamakan atau memprioritaskan Allah dalam kehidupan.22 Karena lebih baik

memikirkan dan mencari kerajaan Allah yang di dalamnya ada berkat-berkat rohani yang telah

dinyatakan Yesus ke dalam dunia untuk orang-orang yang percaya kepada-Nya. Dari pada

memikirkan hal-hal yang tidak pasti dan terkesan mencobai Allah karena kekuatiran hidup yang

terlalu berlebihan. Tetapi dari semuanya itu carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaranya dan

semuanya akan ditambahkan, karena dalam kerejaan Allah ada kehidupan yang kekal.

21
Barbara Friberg, Timothy Friberg, and Neva F. Miller, Analytical Lexicon to the Greek New Testament,
Baker's Greek New Testament Library (Grand Rapids: Baker, 2000), BibleWorks, v.10.
22
Yan Antony, Teologi Perjanjian Baru (Bandung: Kalam Hidup,2014),91.

STT Berea | 14
BAB V
TEOLOGI

Kekuatiran dalam Matius 6:25-33 adalah masalah yang serius pada saat itu. sehingga

Yesus sendiri berkotbah tentang hal kekuatiran untuk menyadarkan orang-orang pada saat itu

untuk tidak kuatir akan kehidupanya, akan makan, minuman dan pakaian mereka. Kekuatiran

menyebabkan hubungan manusia dan Allah rusak. Dengan merasa cemas, gelisah, takut dan

bimbang membuat manusia tidak beriman kepada Allah. Sehingga secara terang-terangan

Manusia menjadi tidak percaya akan pemeliharaan Tuhan, dan tentunya ini berakibat dengan

rusak nya rasa percaya kepada Allah yang tentunya akan menjadi suatu dosa. Yesus sendiri

sampai harus membandingkan manusia dengan hewan dan tumbuhan, karena selayaknya

manusia tidak sejajar dengan ciptaan yang lain. Dari sini dapat dilihat bahwa akibat dari

kekuatiran itu menjadikan manusia sendiri menjadi rendah dinadingkan oleh hewan dan

tumbuhan, hal ini disebabkan oleh rasa ketidak percayaan kepada pemeliharaan Allah

Namun Yesus sendiri memberikan penawar akan kekuatiran ini sehingga kekuatiran ini

bisa diatasi yaitu dengan mencari kerajaan Allah dan kebenaran-Nya maka semuanya itu akan

ditambahkan. Yesus memberikan jalan bahwa hanya dengan mencari kerajaan Allah terlebih

dahulu dan segala kebenaran-Nya maka kekuatiran itu akan bisa diatasi, karena dalam kerajaan

Allah itu sendiri ada berkat-berkat rohani yang telah dinyatakan oleh Yesus yang lebih dari

makanan, minuman dan pakaian yaitu kehidupan kekal dalam kerajaan Allah.

STT Berea | 15
Relevansi Masa Kini Terhadap Permasalahan Gereja

Setelah melakukan esegesis dengan berbagai analisa yang telah digunakan dan

menemukan nilai kebenaran yang terkandung didalam ayat-ayat ini, maka dapat ditentukan

sebuah eksposisi yang relevan pada zaman ini yaitu terutama terhadap gereja yang berada pada

masa pandemic Covid 19

Relevansinya terhadap gereja masa kini yang sedang berhadapan terhadap pandemic

Covid 19 yaitu untuk selalu tetap percaya akan pemeliharaan Allah. Dengan cara tetap

melakukan sebagai mana fungsi gereja yaitu menjadi saksi Kristus ditengah-tengah dunia,

meskipun sering kali terbatas karena adanya covid 19 tetapi gereja tidak boleh kehilangan arah

atau menjadi fakum akan tugasnya. Gereja juga tidak perlu kuatir akan kedepanya karena Allah

selalu memelihara kehidupan orang percaya dan gereja, karena sesungguhnya hanya Allah yang

tauh apa yang akan terjadi kedepanya karena Allah adalah mahatauh. Tugas gereja adalah harus

terus berdoa dan beriman agar covid 19 bisa segera hilang, dan semuanya menjadi normal

kembali.

Yang terpenting adalah gereja harus terus memberitakan kerajaan Allah di dunia ini

meskipun bukan hal mudah ditengah-tengah wabah penyakit covid 19, gereja harus menjadi

garam dan terang di dunia. Karena hanya dalam kerajaan Allah gereja akan tetap bertahan dan

terpelihara.

STT Berea | 16
KESIMPULAN

Untuk siapakah hal kekuatiran itu disampaikan? Mengapa Yesus mengajarkan tentang hal

kekuatiran itu? Siapakah yang menjamin kekuatiran itu? Dan apa Kesimpulan dari pengajaran

Yesus itu? Mengenai kepada siapa kabar baik itu ditujukan, bahwa “Kotbah di bukit” itu

ditujukan kepada para Rasul, kepada para murid dalam arti yang luas, tetapi juga kepada para

peminat bahkan kepada kalangan luas yang terdiri dari orang-orang yang hanya ingin tahu saja,

hanya ingin mendengarkan dan melihat Yesus. Dan “Kotbah di bukit” ini ditujukan kepada

semua orang Kristen dan kepada orang yang belum mengenal Tuhan Yesus dan orang yang

mendengar Tuhan akan menjadi pelopor suatu Kerajaan sorga atau Kerajaan kepunyaan Allah itu

sendiri. Yesus mengajarkan tentang kekuatiran karena pada zaman itu bangsa Romawi menjajah

orang Yahudi sehingga memiliki rasa kekuatiran terhadap pakaian, makanan, dll.

Kekuatiran hanya untuk orang-orang yang tidak percaya kepada pemeliharan Allah.

Kekuatiran adalah dosa dimana orang tidak percaya kepada Allah, kekuatiran juga membuat diri

manusia menjadi rendah lebih rendah dari hewan dan tumbuhan. Tetapi bagi orang-orang yang

terus mencari kerajaan Allah dan kebenaranya kekuatiran bukan lah apa-apa karena bagi orang

percaya tidak ada kekuatiran melainkan iman kepada Tuhan Yesus Kristus yang merupakan

pusat kehidupan dan segalanya yang sudah dinyatakan dalam kerajaan Allah.

STT Berea | 17
DAFTAR PUSTAKA

________, Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, Malang: Gandum Mas, 2008.

______Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, Malang: Penerbit Gandum Mas, 2006.

Antony Yan, Teologi Perjanjian Baru, Bandung: Kalam Hidup,2014.

Barbara Friberg, Timothy Friberg, and Neva F. Miller, Analytical Lexicon to the Greek New

Testament, Baker's Greek New Testament Library Grand Rapids: Baker, 2000

Barbara Friberg, Timothy Friberg, and Neva F. Miller, Analytical Lexicon to the Greek New

Testament, Baker's Greek New Testament Library Grand Rapids: Baker, 2000.

Bavink H. J, Sejarah Kerajaan Allah 2 Perjanjian Baru, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993.

Douglas. D. J, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasni, 2004.

Duyverman. E. M, Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru, Jakarta: BPK Gunung Mulis, 2017.

Drewes, Satu injil tiga penabur Jakarta: Gunung Mulia, 2012.

Gingrich, F. Wilbur, Shorter Lexicon of the Greek New Testament. Edited by Frederick W.

Danker. 2nd ed, Chicago: University of Chicago Press, 1993.  

Handoko Tri Yakub, Bahaya Kekuatiran (Mat. 6:25-34), Artikel: R.E.C (Reformed Exodus

Community), Desember 2016. https://rec.or.id/article_687_Bahaya-Kekuatiran-(Matius-

6:25-34)

Haryono, Daniel, Jakarta: PT Muliapurna Jaya Terbit, 2012.

Jhosua Ivan Sudrajat, Hal kekuatiran-Artikel, Juli 2019

http://joshuaivanministries.blogspot.com/2019/07/hal-kekuatiran.html

Johannes E. Louw & Eugene A. Nida. Greek-English Lexicon of The New Testament: Based on

Semantic Domain, New York: United Bible Societies, 1989.

Marxsen Willi, Pengantar Perjanjian Baru (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009.

STT Berea | 18
Mattew Henry, the interpretation of Henry Matthew the gospel of Matius 1-14 Surabaya:

Penerbit Momentum, 2014.

Megarth Alister E, The niv Theamatic Study Bible, Holdder and Stougthon: London Sydey

Auckland, 1996.

Moore T. David, Kuatir Pedoman Bagi Konselor, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011.

Tenney C. Merrill, Survei Perjanjian Baru, Malang: Gandum Mas, 1992.

Verkuyl. J, Khotbah Di Bukit, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1982.

STT Berea | 19

Anda mungkin juga menyukai