kini.
PAPER
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan
memenuhi salah satu syarat akademik
dalam mata kuliah
THEOLOGI PB I
Oleh:
STT Berea | 1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................................1
BAB I.................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN................................................................................................................................2
BAB II................................................................................................................................................3
LATAR BELAKANG............................................................................................................................3
Pendengar Mula-mula..................................................................................................................4
BAB III...............................................................................................................................................7
EKSEGESIS........................................................................................................................................7
Study Kata....................................................................................................................................7
Ayat 25......................................................................................................................................7
Ayat 29....................................................................................................................................11
STT Berea | 2
Ayat 33....................................................................................................................................12
BAB V..............................................................................................................................................13
TEOLOGI.........................................................................................................................................13
KESIMPULAN..................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................16
STT Berea | 3
BAB I
PENDAHULUAN
Pergumulan gereja pada saat ini adalah kekuatiran ditengah pandemic covid 19 dan masa
menuju New normal. Dimana gereja kuatir akan terjadi banyak perubahan baik dalam system
peribadatan dan dalam jemaat itu sendiri, gereja kuatir bahwa Gedung gereja nantinya tidak akan
terpakai lagi dan hanya menjadi Gedung kosong karena jemaat lebih memilih atau nyaman
dengan ibadah online atau ibadah dirumah saja. Hal ini juga mengilangkan rasa sosialisali antar
jemaat dan jemaat dan gembala, akan banyak juga alat-alat dalam gereja yang tidak akan
terpakai dan menjadi mubazir. Ditambah lagi kukuatiran gereja akan jemaatnya dimana pada
sekarang ini banyak sekali pengajaran-pengajaran sesat yang menyesatkan jemaat pada saat
covid 19.
Dalam matius 6: 25-34 dimana berbicara tentang hal kuatiran, konteks ayat ini adalah
konteks Kotbah Yesus dbukti kepada orang banyak. Pada saat itu Yesus berkotbah kepada orang
banyak untuk tidak kahwatir tentang hidupnya. Yesus saat itu tauh apa yang sedang terjaadi
kepada orang banyak, dimana mereka sedang dalam kesusahan dan kesulitan yaitu mereka
sedang dijajah oleh bangsa Romawi sehingga membuat hidup mereka susah. Tetatpi pada saat
Yesus dengan kotbahnya menagatakan suatu pengharapan kepada mereka hal ini ditunjukan
dengan penggabaran yang diberikan Yesus yaitu tentang burung-burung di udara dan bunga
Tujuan dan maksud paper ini adalah menjawab pergumulan gereja pada saat ini tentang
kekuatiranya di masa pandemic covid 19. Dan apakah Kotbah Yesus tentang hal kekuatiran
masih relevan sampai sekarang ini bagi gereja dan orang percaya ditengah pandemic covid 19.
STT Berea | 4
BAB II
LATAR BELAKANG
Latar Belakang Masalah
Pada saat ini di tengah terjadinya pandemic Virus corona (Covid 19), terjadi banyak
sekali kekacauan atau perubahan diberbagai bidang salah satunya adalah Gereja. Pada saat
sekarang ini banyak Gedung gereja yang ditutup sementara atau pengalihan ibadah dari yang
biasa dilakukan digedung beralih kepada ibadah dirumah atau secara online, hal ini yang
distancing, stay at home, work from home. Ditambah lagi dengan masyarakat sedang memasuki
sebuah kenormalan baru (a new normal) disemua bidang kehidupan tak terkecuali gereja, hal ini
menambah kekuatiran gereja yaitu bahwa Gedung gereja nantinya atau kedepan tidak akan
terpakai seperti sebagai mana mestinya Gedung gereja akan terbengkalai banyak alat-alat teknogi
digerje tidak terpakai dan mubazir. Jemaat juga tidak akan terikat lagi dengan suatu gereja,
jemaat yang lebih memilih ibadahnya sendiri dengan online, dan kekuatiran yang paling
mendalam adalah tentang pengajaran sesat yang akan mucul dan banyak menyesaatkan orang
percaya.
Latar Belakang PL
Latar belakang dalam perjanjin Lama adalah Kotbah Yesus dibukit Injil Matius
menunjukkan bahwa Kotbah Yesus di Bukit yang mengenai hal kekuatiran diberitakan Yesus
berdasarkan pada ajaran Perjanjian Lama. Hal Kekuatiran ini dijelaskan di dalam Matius 6:25-
34, dimana ketika Yesus melihat orang banyak itu, tergeraklah hati yesus dengan belas kasihan.
Di Gunung Sinai, Allah memberi hukum yang mengatur hidup bangsa Israel kepada Musa.1 Dan
dalam pasal 6:29 adalah kutipan dari perjanjian Lama yaitu dalam 1 Raja-raja 10:4-7 dan 2
1
J. H. Bavink, Sejarah Kerajaan Allah 2 Perjanjian Baru (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993), 242.
STT Berea | 5
Tawarikh 9:3-6. Dan hal kekuatiran sendiri dalam PL sendiri seperti yang dialami bangsa Israel
ketika keluar dari tanah Mesir. Mereka kuatir akah hidup mereka, makanan dan tempat mereka
yaitu tanah Kanaan yang mereka tujuh bahkan bangsa Israel kuatir dan ragu akan janji Allah
dinubuatkan. Injil Matius berbicara tentang hidup dan ajaran-ajaran Yesus, injil ini juga
berbicara mengenai nasihat-nasihat tentang hidup yang sesuai dengan kehendak Allah. Yesus
berbagai gambaran tentang perbuatan-perbuatan Tuhan Yesus. Kerajaan Sorga merupakan tema
Pendengar Mula-mula
Pendengar mula-mula dari pengajaran Yesus ini ialah orang banyak yang berbondong-
bondong mengerumuni Yesus di tepi sebuah danau di Galilea (Mat. 4 :23-25).2 Biasanya perahu
di Danau Galilea dipakai terutama untuk menangkap ikan (Matius 4:21) tetapi juga dipakai
sebagai angkutan umum untuk menyebrang danau. Tuhan Yesus kadang-kadang berkotbah di
atas perahu, supaya suaran-Nya jelas terdengar terhadap orang banyak.3 Tidak bisa dipastikan
siapa saja yang ada dalam kerumunan itu. Bisa diperkirakan bahwa yang ada dalam kerumunan
itu ialah para rasul, para peminat yang penasaran dengan Yesus bahkan kepada kalangan luas
yang terdiri dari orang-orang yang hanya ingin tahu atau hanya mendengarkan dan melihat yang
masih belum menarik sesuatu kesimpulan tentang diri Yesus. Tetapi kotbah-kotbah di bukit
tersebut ditujukan kepada semua orang baik kepada orang Kristen maupun yang belum Kristen.
2
J. Verkuyl, Khotbah Di Bukit (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1982), 22.
3
J. D. Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasni, 2004), 519.
STT Berea | 6
Berpikir Vertikal: Konteks Historis Yesus dan Konteks Historis Matius
Dalam menafsirkan teks memang tidak mudah menelusuri konteks historis mula-mula
ketika kisah ini terjadi. Namun dapat berfikir secara horizontal diatas kmenyatakan bahwa
kemungkinan besar kisah ini terjadi setelah Yesus mengajar dan menyembuhkan banyak orang.
Yesus memulai ajaran “Kotbah di bukit” itu dengan kata-kata yang amant indah dan penuh
kuasa, kata-kata yang belum pernah terdengar di bumi, Yesus memulai Kotbah-Nya dengan
kabar baik. Sampai 9 kali terdengar ucapan “Berbahagialah” itu seperti lonceng yang berdentang
yang membuat hati pendengar bergembira. Setelah itu masih banyak pengajaran yang
disampaikan Yesus, dimana Yesus mengetahui keadaan orang banyak yang mengikuti-Nya dan
Mengenai hal kekuatiran Yesus mengatakannya karena pada waktu itu orang-orang
Yahudi dijajah oleh bangsa Romawi sehingga kekuatiran yang ada dalam diri setiap orang-orang
Yahudi pada saat itu. Dalam “khobah di Bukit” Tuhan Yesus mengajarkan agar terlepas dari rasa
kekuatiran itu baik itu kekuatiran akan makanan, pakaian bahkan hidup orang-orang yang
mendengar Yesus pada saat itu. Tetapi yang terpenting di dalam ajaran Yesus di bukit ialah
tentang “Kerajaan Sorga.” Sebelum masuk dalam pembahasan yang lebih rinci, sebaiknya
pengertian mengenai Kerajaan Sorga itu perlu dipahami terlebih dahulu dengan benar. Jika tidak
demikian, maka sia-sia saja penafsiran mengenai pengajaran Yesus ini, karena kata “Kerajaan
STT Berea | 7
Konteks Historis Matius
Maksud dan tujuan sebuah injil dapat dipahami dan dipelajari, jika keseluruhanya itu
dibandingkan dengan injil-injil yang lain, sebab demikian unsur-unsur yang khas dari injil matius
tampil kedepan dengan jelas disamping tuan lain dari semua injil.4 Ada banyak pendapat tentang
tahun berapa Injil Matius ini ditulis. Tanggal dan tempat Injil ini mungkin ditulis di Anthiokia
tetapi tanggalnya belum dapat dipastikan. 5 Akan tetapi, ada alasan kuat untuk beranggapan
bahwa Matius menulis Injil ini lebih kurang pada tahun 60 M, ketika berada di Palestina. 6
Penulis injil Matius adalah Matius, yang dipercayai merupakan murid Yesus. Matius ditulis kira-
Matius adalah seorang pemungut cukai di Kapernaum tetapi dipanggil oleh Jesus dan
dijadikan murid-Nya. 8 Dalam kitab-kitab injil lainnya Matius disebut Lewi anak Alfeus (Markus
2:14 dan Lukas 5:27) dan dia merupakan orang Yahudi, sehingga tulisannya ditujukan kepada
orang Kristen Yahudi.9 Dari ketiga Injil sinoptik hanya injil Lukas yang memberitahukan siapa
penulisnya selain daripada itu tidak ada yang diketahui tentang Matius.
4
M. E. Duyverman, Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru ( Jakarta: BPK Gunung Mulis, 2017), 42.
5
Merrill C. Tenney, Survei Perjanjian Baru (Malang: Gandum Mas, 1992), 184.
6
________, Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan (Malang: Gandum Mas, 2008), 1496.
7
Willi, Marxsen, Pengantar Perjanjian Baru (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), 184.
8
J. H. Bavink, Sejarah Kerajaan Allah IIa Perjanjian Baru (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1975), 21.
9
______Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan (Malang: Penerbit Gandum Mas, 2006), 1495.
STT Berea | 8
BAB III
EKSEGESIS
Study Kata
Ayat 25
25 "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak
kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu
pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada
pakaian?
25 Διὰ τοῦτο λέγω ὑμῖν· μὴ μεριμνᾶτε τῇ ψυχῇ ὑμῶν τί φάγητε [ἢ τί πίητε], μηδὲ τῷ σώματι
ὑμῶν τί ἐνδύσησθε. οὐχὶ ἡ ψυχὴ πλεῖόν ἐστιν τῆς τροφῆς καὶ τὸ σῶμα τοῦ ἐνδύματος;
Kata Janganlah kuatir dalam bahasa aslinya adalah μὴ μεριμνᾶτε kata janganlah memakai
kata μὴ artinya supaya tidak, jangan lagi. Dan kuatir Merimnate hampir semua lexicon memberi
arti yang sama yaitu kuatir atau memiliki kecemasan bahkan memiliki rasa khawatir yang terlalu
atau berlebihan.10 Menggunakan Kata kerja imperatif aktif orang kedua jamak dari kata
μεριμνάω yang berarti sebuah perintah yang berlangsung secara berkelanjutan atau terus
menerus. Dalam hal ini pengajaran Yesus mengenai kekuatiran berlangsung dan dilakukan
secara terus-menerus. Dalam terjemahan bahasa Inggrisnya yaitu have anxiety, be anxious, be
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia kuatir adalah suatu persaan takut akan semua yang
belum terjadi dan sudah gelisah.11 Niv international Version a sense of uneasiness and anxiety
10
Barbara Friberg, Timothy Friberg, and Neva F. Miller, Analytical Lexicon to the Greek New Testament,
Baker's Greek New Testament Library (Grand Rapids: Baker, 2000), BibleWorks, v.10.
11
Daniel Haryono, (Jakarta: PT Muliapurna Jaya Terbit, 2012), 441.
STT Berea | 9
about the future Artinya suatu perasan atau rasa gelisa akan masa depan. 12 Dan dalam ayat yang
ke 25 ini teridentifikasi bahwa ada tiga pusat kekuatiran orang pada saat itu yaitu makanan,
minuman, pakaian. Dan makanan merupakan kebutuhan yang serius pada zaman itu karena
memang terjadi perbudakan oleh Romawi yang membuat orang kelaparan 13. Tuhan Yesus
memberikan nasihat dan perintah agar orang-orang pada saat itu untuk jangan kuatir tentang hal-
hal di dunia ini, Tuhan Yesus memerintahkan berulang-ulang kepada para murid agar para murid
tidak membagi-bagi perhatian dan menyiksa pikiran mereka kepada hal-hal yang tidak perlu
dipikirkan.14
Yang menarik dalam bagian ini adalah maksud Tuhan Yesus mengatakan jangan kuatir
tentang apa yang hendak kamu makan, apa yang hendak kamu minum, kamu pakai dan segala
macam soal lainya yang menyiksa diri setiap hari. Maksud Tuahn Yesus mengatakan hal ini
adalah bahwa di dalam Kerajaan-Nya, Tuhan memberikan hidup kepada semua umat-Nya yaitu
kehidupan yang kekal dan sejati. Hidup itu tidak dapat dibeli dan tidak dapat dicapai walaupun
dengan berjuang dan bersusah payah sekalipun. Bahwa hidup itu hanya dapat diterima dengan
bersyukur kepada Tuhan tanpa ada rasa Kuatir dalam diri. Dalam ayat ini sangat jelas bahwa
hidup itu lebih penting dari makana, minuman, harta benda, untuk itu tidak perlu kuatir dan
menjadi gelisa karena Tuhan Yesus adalah sumber kehidupan yang sesungguhnya dan dalam
12
E Alister Megarth, The niv Theamatic Study Bible (Holdder and Stougthon: London Sydey Auckland,
1996),1921.
13
Henry Matthew, the interpretation of Henry Matthew the gospel of Matius 1-14 (Surabaya: Penerbit
Momentum, 2014), 267.
14
David T. Moore, Kuatir Pedoman Bagi Konselor, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011),157.
STT Berea | 10
Ayat 26 dan 28
26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak
mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga.
28 Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang
26 ἐμβλέψατε εἰς τὰ πετεινὰ τοῦ οὐρανοῦ ὅτι οὐ σπείρουσιν οὐδὲ θερίζουσιν οὐδὲ συνάγουσιν
εἰς ἀποθήκας, καὶ ὁ πατὴρ ὑμῶν ὁ οὐράνιος τρέφει αὐτά· οὐχ ὑμεῖς μᾶλλον διαφέρετε αὐτῶν;
28 Καὶ περὶ ἐνδύματος τί μεριμνᾶτε; καταμάθετε τὰ κρίνα τοῦ ἀγροῦ πῶς αὐξάνουσιν· οὐ
Istilah yang dipakai Yesus disini adalah burung dengan bahasa aslinya adalah πετεινὰ
atau Peteina merupakan kata benda neuter akusatif jamak umum dari πετεινὰ yang memiliki arti
dalam terjemahan aslinya yaitu bersayap.15 Sedangkan bunga bakung dalam Bahasa ynani adalah
κρίνα atau Krina merupakan kata benda akusatif neuter jamak dari κρίνον yang memiliki arti
dalam terjemahan aslinya yaitu bunga bakung, mungkin digunakan sebagai istilah umum untuk
Burung-burung di udara dan bunga bakung adalah dua contoh Yang diberikan Tuhan
Yesus sebagai penggambaran akan pemeliharaan Tuhan yang nyata, yaitu pemeliharaan Allah
memberikan pengertian perbandingan bahwa Burung-burung di udara yang begitu banyak dan
15
Johannes E. Louw & Eugene A. Nida. Greek-English Lexicon of The New Testament: Based on Semantic
Domains. (New York: United Bible Societies, 1989), BibleWorks, v.10
16
Friberg, Timothy, Barbara Friberg, and Neva F. Miller. Analytical Lexicon to the Greek New Testament.
Baker's Greek New Testament Library (Grand Rapids: Baker, 2000) BibleWorks, v.9
STT Berea | 11
sebagian adalah burung-burung yang rakus, tetapi Tuhan memberi makan mereka sesuai dengan
makanan mereka dan tidak satu pun dari burung-burung itu yang jatuh karena kelaparan.17
Burung-burung itu tidak menabur makanan mereka tapi mereka bisa bertahan hidup dengan apa
yang disediakan Tuhan. Gambaran yang kedua adalah adalah bunga bakung dimana Tuhan
menunjukan betapa baik-Nya Tuhan terhadap ciptaan-Nya diamana Allah mengajarkan tentang
percaya kepada Tuhan terhadap pakain.18 Tuhan menghiasi bunga bakung diladang dengan
begitu rupanya dengan berbagai jenis warna yang idah sehingga siapa saja yang melihatnya akan
Kedua gambaran di atas tentunya tidak sesuai jika dibandingkan dengan Manusia yang
merupakan ciptaan Allah yang paling mulia dan merupakan pewaris kerajaan Sorga. Tetapi
Yesus mau menunjukan kepada orang-orang pada saat itu pemeliharaan Allah yang begitu nyata
kepada ciptaan-Nya yang rendah dari manusia. Yesus mau mengajarkan bahwa Manusia sebagai
makhluk yang paling mulia yang diciptakan begitu rupa dan diberikan hikmat akal budi, tentunya
tidak usah gelisah dan kuatir akan kehidupanyanya. Tidak usah kuatir akan makanan, minuman
dan pakaian karena Allah telah menyediakan semuanya itu. sebagaimana Allah memberi makan
burung-burung di udara dan mendandani bunga bakung di ladang lebih dari itu Allah akan
memberikan semuanya apa yang diperlukan oleh umat-Nya, asal umat-Nya mau percaya
sepenuhnya kepada Allah dengan segenap hati dan pikiran tanpa ada rasa gelisa atau kekuatiran.
17
Pdt. Yakub Tri Handoko, Bahaya Kekuatiran (Mat. 6:25-34), Artikel: R.E.C (Reformed Exodus Community),
Desember 2016. https://rec.or.id/article_687_Bahaya-Kekuatiran-(Matius-6:25-34)
18
Drewes, Satu injil tiga penabur, (Jakarta: Gunung Mulia, 2012),208.
STT Berea | 12
Ayat 29
29 namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian
29 Sλέγω δὲ ὑμῖν ὅτι οὐδὲ Σολομὼν ἐν πάσῃ τῇ δόξῃ αὐτοῦ περιεβάλετο ὡς ἓν τούτων.
Kemegahan dalam Bahasa Yunani adalah δόξῃ yang berarti sebagai negara yang
dicirikan oleh kehormatan, kekuasaan, dan kemuliaan penampilan yang luar biasa, kemegahan.
Dalam terjemahannya sehari-hari dikatakan “tetapi Raja Salomo yang begitu kaya pun, tidak
memakai pakaian yang sebagus bunga-bunga itu!19 Salomo adalah seorang raja yang terkenal
dengan hikmatnya, pakaian salomo sangatlah indah dan megah. Namun sebagaimana pun
keindahan Salomo dalam kemegahanya sebagai seorang raja masih kalah jauh dengan keindahan
bunga-bunga bakung.20
Oleh sebab itu Yesus mau menunjukan bahwa lebih baik mendambakan hikmat Salomo
yang tidak terkalahkan dari pada mendambakan kemegahan Salomo yang tidak ada apa-apanya
yang terkalahkan oleh bunga-bunga bakung. Karena pengetahuan dan anugerahlah yang
menyempurnakan manusia, bukan keindahan atau pun pakaian yang bagus. Kerena demikianlah
Allah mendandani rumput di ladang. Jadi jangan pernah kuatir akan pakain karena sesungguhnya
itu tidak ada gunanya, dan semuanya itu adalah fana tetapi percayalah kepada Allah yang
19
Gingrich, F. Wilbur, Shorter Lexicon of the Greek New Testament. Edited by Frederick W. Danker. 2nd ed
(Chicago: University of Chicago Press, 1983) BibleWorks. v.10.
20
Jhosua Ivan Sudrajat, Hal kekuatiran-Artikel, Juli 2019
http://joshuaivanministries.blogspot.com/2019/07/hal-kekuatiran.html
STT Berea | 13
Ayat 33
33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan
ditambahkan kepadamu.
33 ζητεῖτε δὲ πρῶτον τὴν βασιλείαν [τοῦ θεοῦ] καὶ τὴν δικαιοσύνην αὐτοῦ, καὶ ταῦτα πάντα
προστεθήσεται ὑμῖν.
Kata Carilah dalam Bahasa Yunani adalah ζητεῖτε atau Seteite merupakan kata benda
accusative feminin tunggal yang umum dari δικαιοσύνη, yang artinya adalah mencari, mencoba
untuk mendapatkan.21 Ayat 33 merupakan bantahan melawan dosa kekuatiran. Ini perupakan
kalimat perintah yang diberikan Yesus segaligus merupakan kunci dari melawan kekuatiran
dengan cara mengutamakan atau memprioritaskan Allah dalam kehidupan.22 Karena lebih baik
memikirkan dan mencari kerajaan Allah yang di dalamnya ada berkat-berkat rohani yang telah
dinyatakan Yesus ke dalam dunia untuk orang-orang yang percaya kepada-Nya. Dari pada
memikirkan hal-hal yang tidak pasti dan terkesan mencobai Allah karena kekuatiran hidup yang
terlalu berlebihan. Tetapi dari semuanya itu carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaranya dan
semuanya akan ditambahkan, karena dalam kerejaan Allah ada kehidupan yang kekal.
21
Barbara Friberg, Timothy Friberg, and Neva F. Miller, Analytical Lexicon to the Greek New Testament,
Baker's Greek New Testament Library (Grand Rapids: Baker, 2000), BibleWorks, v.10.
22
Yan Antony, Teologi Perjanjian Baru (Bandung: Kalam Hidup,2014),91.
STT Berea | 14
BAB V
TEOLOGI
Kekuatiran dalam Matius 6:25-33 adalah masalah yang serius pada saat itu. sehingga
Yesus sendiri berkotbah tentang hal kekuatiran untuk menyadarkan orang-orang pada saat itu
untuk tidak kuatir akan kehidupanya, akan makan, minuman dan pakaian mereka. Kekuatiran
menyebabkan hubungan manusia dan Allah rusak. Dengan merasa cemas, gelisah, takut dan
bimbang membuat manusia tidak beriman kepada Allah. Sehingga secara terang-terangan
Manusia menjadi tidak percaya akan pemeliharaan Tuhan, dan tentunya ini berakibat dengan
rusak nya rasa percaya kepada Allah yang tentunya akan menjadi suatu dosa. Yesus sendiri
sampai harus membandingkan manusia dengan hewan dan tumbuhan, karena selayaknya
manusia tidak sejajar dengan ciptaan yang lain. Dari sini dapat dilihat bahwa akibat dari
kekuatiran itu menjadikan manusia sendiri menjadi rendah dinadingkan oleh hewan dan
tumbuhan, hal ini disebabkan oleh rasa ketidak percayaan kepada pemeliharaan Allah
Namun Yesus sendiri memberikan penawar akan kekuatiran ini sehingga kekuatiran ini
bisa diatasi yaitu dengan mencari kerajaan Allah dan kebenaran-Nya maka semuanya itu akan
ditambahkan. Yesus memberikan jalan bahwa hanya dengan mencari kerajaan Allah terlebih
dahulu dan segala kebenaran-Nya maka kekuatiran itu akan bisa diatasi, karena dalam kerajaan
Allah itu sendiri ada berkat-berkat rohani yang telah dinyatakan oleh Yesus yang lebih dari
makanan, minuman dan pakaian yaitu kehidupan kekal dalam kerajaan Allah.
STT Berea | 15
Relevansi Masa Kini Terhadap Permasalahan Gereja
Setelah melakukan esegesis dengan berbagai analisa yang telah digunakan dan
menemukan nilai kebenaran yang terkandung didalam ayat-ayat ini, maka dapat ditentukan
sebuah eksposisi yang relevan pada zaman ini yaitu terutama terhadap gereja yang berada pada
Relevansinya terhadap gereja masa kini yang sedang berhadapan terhadap pandemic
Covid 19 yaitu untuk selalu tetap percaya akan pemeliharaan Allah. Dengan cara tetap
melakukan sebagai mana fungsi gereja yaitu menjadi saksi Kristus ditengah-tengah dunia,
meskipun sering kali terbatas karena adanya covid 19 tetapi gereja tidak boleh kehilangan arah
atau menjadi fakum akan tugasnya. Gereja juga tidak perlu kuatir akan kedepanya karena Allah
selalu memelihara kehidupan orang percaya dan gereja, karena sesungguhnya hanya Allah yang
tauh apa yang akan terjadi kedepanya karena Allah adalah mahatauh. Tugas gereja adalah harus
terus berdoa dan beriman agar covid 19 bisa segera hilang, dan semuanya menjadi normal
kembali.
Yang terpenting adalah gereja harus terus memberitakan kerajaan Allah di dunia ini
meskipun bukan hal mudah ditengah-tengah wabah penyakit covid 19, gereja harus menjadi
garam dan terang di dunia. Karena hanya dalam kerajaan Allah gereja akan tetap bertahan dan
terpelihara.
STT Berea | 16
KESIMPULAN
Untuk siapakah hal kekuatiran itu disampaikan? Mengapa Yesus mengajarkan tentang hal
kekuatiran itu? Siapakah yang menjamin kekuatiran itu? Dan apa Kesimpulan dari pengajaran
Yesus itu? Mengenai kepada siapa kabar baik itu ditujukan, bahwa “Kotbah di bukit” itu
ditujukan kepada para Rasul, kepada para murid dalam arti yang luas, tetapi juga kepada para
peminat bahkan kepada kalangan luas yang terdiri dari orang-orang yang hanya ingin tahu saja,
hanya ingin mendengarkan dan melihat Yesus. Dan “Kotbah di bukit” ini ditujukan kepada
semua orang Kristen dan kepada orang yang belum mengenal Tuhan Yesus dan orang yang
mendengar Tuhan akan menjadi pelopor suatu Kerajaan sorga atau Kerajaan kepunyaan Allah itu
sendiri. Yesus mengajarkan tentang kekuatiran karena pada zaman itu bangsa Romawi menjajah
orang Yahudi sehingga memiliki rasa kekuatiran terhadap pakaian, makanan, dll.
Kekuatiran hanya untuk orang-orang yang tidak percaya kepada pemeliharan Allah.
Kekuatiran adalah dosa dimana orang tidak percaya kepada Allah, kekuatiran juga membuat diri
manusia menjadi rendah lebih rendah dari hewan dan tumbuhan. Tetapi bagi orang-orang yang
terus mencari kerajaan Allah dan kebenaranya kekuatiran bukan lah apa-apa karena bagi orang
percaya tidak ada kekuatiran melainkan iman kepada Tuhan Yesus Kristus yang merupakan
pusat kehidupan dan segalanya yang sudah dinyatakan dalam kerajaan Allah.
STT Berea | 17
DAFTAR PUSTAKA
Barbara Friberg, Timothy Friberg, and Neva F. Miller, Analytical Lexicon to the Greek New
Testament, Baker's Greek New Testament Library Grand Rapids: Baker, 2000
Barbara Friberg, Timothy Friberg, and Neva F. Miller, Analytical Lexicon to the Greek New
Testament, Baker's Greek New Testament Library Grand Rapids: Baker, 2000.
Bavink H. J, Sejarah Kerajaan Allah 2 Perjanjian Baru, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993.
Douglas. D. J, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasni, 2004.
Duyverman. E. M, Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru, Jakarta: BPK Gunung Mulis, 2017.
Gingrich, F. Wilbur, Shorter Lexicon of the Greek New Testament. Edited by Frederick W.
Handoko Tri Yakub, Bahaya Kekuatiran (Mat. 6:25-34), Artikel: R.E.C (Reformed Exodus
6:25-34)
http://joshuaivanministries.blogspot.com/2019/07/hal-kekuatiran.html
Johannes E. Louw & Eugene A. Nida. Greek-English Lexicon of The New Testament: Based on
Marxsen Willi, Pengantar Perjanjian Baru (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009.
STT Berea | 18
Mattew Henry, the interpretation of Henry Matthew the gospel of Matius 1-14 Surabaya:
Megarth Alister E, The niv Theamatic Study Bible, Holdder and Stougthon: London Sydey
Auckland, 1996.
Moore T. David, Kuatir Pedoman Bagi Konselor, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011.
STT Berea | 19