Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ruyandi & Darel

Tugas : 10 Pondasi Pernikahan dalam pernikahan Ahab dan Izebel

1. Kasih : Sepanjang narasi cerita Abah sebagai raja mulai dari I Raja-raja pasal 16-
22, tidak ada kasih sebagai suami istri yang ditunjukan oleh narasi tersebut. Dalam I
Raja-raja 16:31, diakatakan Ahab memilih Izebel sebagai seorang istri dan tidak
dijelaskan apa alasan Ahab memilih Izebel sebagai seorang istri. Bahkan dalam pasal
20:3-4 disaat Benhadad, raja Aram mengirimkan pesan kepada Ahab dan menyebutkan
segala sesuatu milik Ahab adalah kepunyaan dia juga termasuk keluarga dan Istri Ahab,
Ahab tidak menolak dan membenarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa semudah itu
orang lain bisa memiliki istrinya bahkan dalam situasi saat itu Ahab dalah seorang raja
dan memiliki kekuasaan. Selain itu pasangan suami istri ini tidak juga memiliki kasih
kepada orang lain, hal ini terbukti dari beberapa ayat dalam pasal 19:2-3 diamana Izebel
mengingini nyawa Elia dan para nabi-nabi Tuhan lainya, dalam pasal 21 juga Ahab dan
Izebel membunuh Nabot hanya untuk memiliki kebun anggurnya saja.
2. Kebenaran : Kebenaran tidak ada dalam diri Ahab dan Izebel, hal ini terlihat dalam
pasal 16:30-31 dimana Ahab adalah orang yang melakukan hal yang jahat dimata Tuhan
melebihi pendahulunya, serta menikahi Izebel yang adalah orang amori dan jatuh dalam
penyembahan berhala. Hal tersebut juga dapat terlihat dalam beberapa tindakan Ahab dan
Izebel yang sering melakukan dosa dan tidak mendengarkan perkataan Tuhan melalui
nabi Elia.
3. Kepercayaan : Kepercayaan antara suami istri tidak dapat untuk ditiru dalam sebuah
pernikahan diamana Ahab lebih percaya kepada perkataan Izebel istrinya dari pada
Tuhan. Dalam pasal 19:2-3 dan pasal 21 dimana Ahab sangat-sangat percaya dengan
setiap perkataan istirnya Izebel dan melakukan apa yang dikatakan istirnya dari pada
mendengarkan Tuhan.
4. Komitmen : Dalam pernikahan Ahab dan Izebel tidak ada komitmen yang dibangun
anatar hubungan pernikahan mereka, akibatnya banyak sekali hal-hal yang tidak sesuai
dengan pondasi pernikahan dan kebenaran Firman Tuhan
5. Rasa Hormat : Dalam pernikahan Ahab dan Izabel tidak ada rasa saling menghormati
antara suami dan istri ini apa lagi ada beberapa sikap tidak hormat yang ditunjukan Izebel
sebagai istri ke pada suaminya Ahab. Hal ini terbukti dari beberapa teks dimana Ahab
yang adalah seorang raja yang memegang pemerintahan dan otoritas tertinggi terlihat
lemah dan cenderung dikendalikan oleh hasrat dari Izebel dalam memutuskan semua hal
yang berkaitan dengan tugas pemerintahan Ahab (1Raja 18:3-4, 19:1-2). Ditambah lagi
dalam budaya saat itu seorang perempuan tidak memiliki hak untuk berbicara di depan
umum dan terlibat dalam sistem pemerintahan bahkan suara mereka tidak perlu untuk di
dengarkan. Tetapi Izebel malah menentang semua itu dan tidak menghargai suaminya
sebagai seorang raja dan malah memperlakukan Ahab seperti budak untuk melakukan
yang jahat di mata Tuhan (1Raja-raja 21:25-26).
6. Penundukan diri : penundukkan diri yang dimiliki oleh ahab adalah tidak baik, karena
dia sudah tau bahwa Tuhan memakai Elia untuk menyatakan keberadaan Tuhan yang
dilihat oleh mata kepadanya sendiri, harusnya ia bertobat dan ketika ia memberitahukan
semuanya kepada Izebel itu untuk membuat Izebel juga percaya kepada Allah dan
bertobat, akan tetapi ketika Istrinya melakukan tindakan yang tidak seharusnya Ahab
tidak berani bertindak sebagai seorang suami yang mestinya bisa memberikan masukan
atau memberitahukan Istrinya untuk tidak melakukan hal itu dan ia tunduk akan apa yang
dilakukan oleh Istrinya (19:1 dan 2). Istri harusnya tidak mengambil tindakan secara
sepihak tanpa berdiskusi atau meminta pendapat dari suaminya, Istri seperti ini tidak
tunduk kepada suami yang menjadi kepada rumah tangga dan mengakibatkan tidak
tercapainya tujuan pernikahan dalam rumah tangga Pasal 21: 25.
7. Pengetahuan : Pondasi Pengetahuan dalamm rummah tangga Ahab dan Izebel tidak ada
dalam hal pengetahuan memilih pasangan hidup. Ahab memilih Izebel yang berasal dari
keluarga penyembah berhala (I Raja-raja 16: 31) sehingga Izebel ini yang akan membawa
Ahab untuk menyembah berhala. Seorang yang tidak takut akan Tuhan dan suka
melakukan dosa memilih pasangan yang juga tidak mengenal Allah Israel yang nota bene
adalah penyembah berhala mengakibatkan keluarga mereka dihukum Tuhan dan tidak
mencapai apa tujuan dari pernikahan tersebut (18:18). Dalam menghadapi permasalahan
yang ada keluarga ini tidak memiliki pengetahuan yang baik dan sesuai dengan apa yang
Firman Tuhan katakan. Pasal 21 Ketika Ahab menginginkan kebun anggur nabot dan
tidak kesapaian maka ia sedih dan tidak mau makan, tindakan ini menunjukkan seorang
yang belum memiliki pengetahuan dalam menghadapi masalah dalam hidupnya dan
keluarganya, kemudian Izebel yang menangani masalah ini pun dengan kekerasan,
kebohongan, fitnah, pertumpahan darah, menggunakan kekuasaan, maka tindakan inipun
akan ditiru oleh anak-anak mereka seperti contohnya Ahazia yang juga memerintah
dengan tidak takut akan Tuhan dan melakukan kejahatan. (pasal 22:53)
8. Kesetiaan : memang pada masa itu seorang raja lumrah untuk memiliki banyak Istri,
sama seperti Ahab juga memiliki banyak sekali Istri (2 raja-raja 10:1), dalam pandangan
Kristen rumah tangga ini tidak memiliki kesetiaan dalam hidup menjadi sepasang suami
Istri, dan akibatnya karena banyaknya Istri membuat Ahab dan keluarganya hancur.
Dalam pasal 10:6 terjadilah dimana anak-anak salaing emrebut kekuasaan dan terjadi
pertumpahan darah seperti yang sudah dinubuatkan oleh Elia sebelumnya kepada Ahab.
9. Kesabaran : tidak ada kesabaran dalam rumah tangga ini, karena dalam mengangani
masalah selalu dengan kekerasan, memanfaatkan kekuasaan, pertumpahan darah,
kelicikan, dan semua dosa-dosa lainya.
10. Stabilitas Keuangan : merea adalah keluarga yang cukup mengenai material (keuangan)
karena mereka adalah pemimpin bangsa Israel, terlihat saat Ahab ingin memiliki kebun
anggur Nabot (I Raja-raja 21), ia bisa membeli dan bahkan menggantikan kebun anggur
dengan kebun anggur lainya. Tetapi kembali lagi pernikahan yang tidak setia (sepasang
lelaki dan perempuan) akan membuat pernihakan menjadi hancur seperti keluarga Ahab,
yang juga tidak takut akan Tuhan. Mereka menggunakan uang dan kekuasaan mereka
untuk kepentingan diri sendiri dan kesenangan diri sendiri tanpa memikirkan orang lain.
Maka

Anda mungkin juga menyukai