MULAI
Hasil pemesinan
sesuai standar ?
Tidak standar
Ya
A
Gambar 3.1. Diagram Alir Proses Pemesinan Rumah Bracket
16
Fakultas Teknik Unjani
A
Hasil pemesinan
sesuai standar ?
Tidak standar
Ya
B
Gambar 3.2. (Lanjutan 1) Diagram Alir Proses Pemesinan Rumah Bracket
17
Fakultas Teknik Unjani
B
Hasil pemesinan
C sesuai standar ?
Tidak standar
Ya
Tidak standar
Hasil pemesinan
sesuai standar ?
Ya
Bracket dikembalikan ke
Departemen Pemesinan SELESAI
Untuk Diperbaiki
18
Fakultas Teknik Unjani
muncul adalah pada setiap stasiun kerja dalam satu lantai produksi melakukan proses
produksi untuk satu produk yaitu Air Brake System untuk kereta api. Proses produksi
pada Divisi Alat Berat ini lebih pada aktivitas perakitan berbagai komponen yang sudah
tersedia di gudang lalu dikirimkan ke lantai produksi untuk dirakit menjadi produk.
Diketahui :
19
Fakultas Teknik Unjani
- lp (panjang pemotongan) : 8 mm
- n (putaran poros utama/ benda kerja) : 250 rpm
- a (kedalaman pemotongan) : 2 mm
- f (gerak makan) : 0,15 mm/putaran
- π (konstanta) : 3,14
Ditanyakan :
1. Kecepatan potong aktual ( vc )
2. Kecepatan makan ( vf )
3. Waktu pemotongan ( tc )
4. Kecepatan pembuangan geram/ chip ( Z )
Penyelesaian :
a. Kecepatan potong aktual ( vc )
𝜋 𝑥 𝑑 𝑥 𝑛
vc =
1000
Dimana,
20
Fakultas Teknik Unjani
Jadi, perhitungan secara teoritis di dapatkan kecepatan potong
aktualnya adalah 121.675 m/menit.
Kecepatan potong tidak sesuai dengan tabel umum untuk kecepatan
potong proses bubut dengan bahan pahat karbida (carbide) yaitu 60 – 75
m/menit untuk bahan besi cor kelabu. Hal itu disebabkan oleh putaran
mesin bubut tidak bisa bekerja secara maksimal, karena umur mesin
bubut yang sudah tua, sehingga kecepatan putaran mesin/ spindle terbatas
(lebih mengutamakan unsur keamanan dan keselamatan kerja).
b. Kecepatan makan ( vf )
vf = f x n
= 0,15 mm/putaran x 250 rpm
= 37,5 mm/menit
c. Waktu pemotongan ( tc )
𝑙𝑡
tc =
𝑣𝑓
dimana,
L = panjang total pembubutan
L = la + lp
= 3 mm + 8 mm
= 11 mm
Maka,
𝐿
tc6 =
𝑣𝑓
11 mm
=
37,5 mm/menit
21
Fakultas Teknik Unjani
2x pemakanan
= tc x i
= 0,293 menit x 2
= 0,586 menit
Konversi ke detik
= tc x 60 detik
= 0,586 x 60 detik
= 35,2 detik (waktu teoritis)
Dimana,
A = penampang geram sebelum terpotong
A=f x a
Maka,
Z = f x a x vc
= 0,2 mm/putaran x 2 mm x 58,09 m/menit
= 23,24 cm3/menit
22
Fakultas Teknik Unjani
2. Bubut Rata
Diketahui :
23
Fakultas Teknik Unjani
Ditanyakan :
1. Kecepatan potong aktual ( vc )
2. Kecepatan makan ( vf )
3. Waktu pemotongan ( tc )
4. Kecepatan pembuangan geram/ chip ( Z )
Penyelesaian:
a. Kecepatan potong aktual ( vc )
𝜋 𝑥 𝑑 𝑥 𝑛
vc =
1000
Dimana,
24
Fakultas Teknik Unjani
m/menit untuk bahan besi cor kelabu. Hal itu disebabkan oleh putaran
mesin bubut tidak bisa bekerja secara maksimal, karena umur mesin
bubut yang sudah tua, sehingga kecepatan putaran mesin/ spindle terbatas
(lebih mengutamakan unsur keamanan dan keselamatan kerja).
b. Kecepatan makan ( vf )
vf = f x n
= 0,15 mm/putaran x 250 rpm
= 37,5 mm/menit
c. Waktu pemotongan ( tc )
𝑙𝑡
tc =
𝑣𝑓
dimana,
L = panjang total pembubutan
L = la + lp
= 3 mm + 29,5 mm
= 32,5 mm
Maka,
𝐿
tc7 =
𝑣𝑓
32,5 mm
=
37,5 mm/menit
25
Fakultas Teknik Unjani
d. Kecepatan pembuangan geram/ chip ( Z )
Z=A x v
Dimana,
A = penampang geram sebelum terpotong
A=f x a
Maka,
Z = f x a x vc
= 0,15 mm/putaran x 1 mm x 86,664 m/menit
= 12,9996 cm3/menit
3. Bubut Lubang
Diketahui :
26
Fakultas Teknik Unjani
- Tipe pahat yang digunakan : CNMG 1204 08 FG
- Bahan pahat yang digunakan : Carbide
- i (Jumlah pemakanan) : 3x pemakanan
- do (diameter awal) : ø 70 mm
- dm (diameter akhir) : ø 61 mm
- la (jarak awal pahat) : 3 mm
- lp (panjang pemotongan) : 10 mm
- n (putaran poros utama/ benda kerja) : 250 rpm
- a (kedalaman pemotongan) : 2.5 mm
- f (gerak makan) : 0,2 mm/putaran
- π (konstanta) : 3,14
Ditanyakan :
5. Kecepatan potong aktual ( vc )
6. Kecepatan makan ( vf )
7. Waktu pemotongan ( tc )
8. Kecepatan pembuangan geram/ chip ( Z )
Penyelesaian:
a. Kecepatan potong aktual ( vc )
𝜋 𝑥 𝑑 𝑥 𝑛
vc =
1000
Dimana,
27
Fakultas Teknik Unjani
= ø65.5 mm
Jadi,
𝜋 𝑥 𝑑 𝑥 𝑛
vc =
1000
3,14 𝑥 ø65.5 mm 𝑥 250 rpm
=
1000
51417.5
=
1000
= 51.41 m/menit
b. Kecepatan makan ( vf )
vf = f x n
= 0,2 mm/putaran x 250 rpm
= 50 mm/menit
c. Waktu pemotongan ( tc )
𝑙𝑡
tc =
𝑣𝑓
dimana,
28
Fakultas Teknik Unjani
Maka,
𝐿
tc1 =
𝑣𝑓
13 mm
=
50 mm/menit
3x pemakanan
= tc x i
= 0,26 menit x 3
= 0,78 menit
Konversi ke detik
= tc x 60 detik
= 0,1875 x 60 detik
= 46,8 detik (waktu teoritis)
Dimana,
A = penampang geram sebelum terpotong
A=f x a
Maka,
Z = f x a x vc
= 0,2 mm/putaran x 2,5 mm x 30,811 m/menit
= 15,405 cm3/menit
29
Fakultas Teknik Unjani
3.4. Proses Pengefresan Bracket
Bracket yang telah selesai dibubut dibawa ke bagian pengefresan. Biasanya
proses fres berlangsung setelah dua hari selesainya proses pembubutan dikarenakan
adanya pekerjaan lain yang lebih mendesak yang operator pengefresan harus kerjakan.
Pada proses pembubutan yang diutamakan adalah pengerjaan lanjutan pembuatan
bentuk bracket, sedangkan dalam proses pengefresan lebih mengutamakan kepresisian
dimensi bracket agar didalam batas toleransi yang diberikan gambar mesin baik
toleransi standar maupun geometris.
Mesin fres yang digunakan untuk pengefresan Bracket adalah mesin fres NC
jenis vertikal berkepala spindle vertikal (vertical head) yang dapat dimiringkan atau
diputar.Pahat yang digunakan adalah pahat facing jenis face mill, pahat center bor dan
pahat bor.
30
Fakultas Teknik Unjani
Selanjutnya operator melakukan melakukan pengefresan rampas depan untuk
membuang bahan Bracket yang berlebih di bagian belakang Bracket sehingga bidang
rata tegak depan dan belakang harus sejajar dan jaraknya 65 mm. Bidang acuan terletak
pada tampak depan bagian bracket. Setelah rampas depan, operator akan mengefres
bidang bawah bracket dan mengatur posisi bracket pada fixture dimana acuan terletak
pada bidang datar fixture yang berhadapan dengan tampak depan. Kecepatan potong
spindle diubah ke 130 RPM. Pengefresan bagian bawah dilakukan agar bagian bawah
benar-benar datar dan tegak lurus terhadap sisi-sisi tegaknya.
Operator selanjutnya akan mengefres tampak samping kiri dan kanan bracket
yang dilakukan supaya sisi samping bracket tegak lurus terhadap alas bracket. Bracket
dipasang pada fixture dan kemudian diatur posisinya dengan menggunakan batang siku
ditentukan acuannya pada alas bracket agar tegak lurus terhadap fixture. Kecepatan
potong spindle untuk fres samping adalah 215 RPM. Proses selanjutnya adalah rampas
atas bracket dimana acuannya terletak di dasar bracket, rampas atas ini bertujuan agar
bidang tampak atas bracket sejajar pada bidang alasnya. Kecepatan spindle tetap di 215
RPM untuk rampas atas.
31
Fakultas Teknik Unjani
Diketahui :
Ditanyakan :
9. Kecepatan potong aktual ( vc )
10. Kecepatan makan ( vf )
11. Waktu pemotongan ( tc )
12. Kecepatan pembuangan geram/ chip ( Z )
Penyelesaian:
e. Kecepatan potong aktual ( vc )
𝜋 𝑥 𝑑 𝑥 𝑛
vc =
1000
Dimana,
32
Fakultas Teknik Unjani
ø290 mm
=
2
= ø145 mm
Jadi,
𝜋 𝑥 𝑑 𝑥 𝑛
vc =
1000
3,14 𝑥 ø145 mm 𝑥 250 rpm
=
1000
113825
=
1000
= 113.825 m/menit
f. Kecepatan makan ( vf )
vf = f x n
= 0,2 mm/putaran x 215 rpm
= 43 mm/menit
g. Waktu pemotongan ( tc )
𝑙𝑡
tc =
𝑣𝑓
dimana,
L = panjang total
L = la + lp
= 3 mm + 400 mm
= 403 mm
Maka,
𝐿
tc1 =
𝑣𝑓
403 mm
=
43 mm/menit
33
Fakultas Teknik Unjani
2x pemakanan
= tc x i
= 9.37 menit x 2
= 18.74 menit
Konversi ke detik
= tc x 60 detik
= 18.74 x 60 detik
= 1124 detik (waktu teoritis)
Dimana,
A = penampang geram sebelum terpotong
A=f x a
Maka,
Z = f x a x vc
= 0,2 mm/putaran x 2,5 mm x 30,811 m/menit
= 15,405 cm3/menit
34
Fakultas Teknik Unjani
Gambar 3.8.Pengaturan Ketegaklurusan Bidang Bawah dan Samping Menggunakan Batang Siku,
Bagian Bracket yang Difres Muka Bagian Bawah
35
Fakultas Teknik Unjani