Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN”

DI SUSUN OLEH :
NAMA: MASNIATI
NIM: 20700121007
KELAS: PMAT A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada umur-umur tertentu seseorang dapat dengan lebih cepat dan mudah memperoleh
kecekatan dalam memperoleh ketrampilan-ketrampilan tertentu dalam mempelajari pola pola
tingkah laku tertentu. Dalam keseluruhan proses hidupnya individu akan berusaha melakukan tugas
perkembangan agar dia menemukan kebahagiaan dalam kehidupan bermasyarakat. Tiap fase
pertumbuhan perkembangan memiliki tugas perkembangan sendiri. Tugas ini timbul pada suatu
periode tertentu dalam kehidupan individu. Keberhasilan dalam mencapai tugas itu dapat membawa
kebahagiaan dan berhasil dalam tugas berikutnya. Sedangkan bila gagal dalam mencapai tugas itu
akan membawa ke tidak bahagiaan dan kekecewaan dalam masyarakat serta menemui kesulitan
dalam tugas berikutnya. Tentu saja bentuk utama tugas perkembangan berakar pada pembentukan
organ biologis yang kelak berkembang karena pengaruh faktor biologis-psikologis-sosiologis. Kekuatan
dari dalam (biologis) dan kekuatan luar (psikologis-sosiologis) menempatkan individu kepada
serangkaian tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar menjadi manusia yang berhasil.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan tugas-tugas perkembangan?

2. Apa saja yang menjadi sumber dari tugas-tugas perkembangan?

3. Bagaimana tugas perkembangan pada setiap fase/periode perkembangan?

4. Bagaimana peran sekolah dalam mengembangkan tugas-tugas perkembangan?


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tugas-tugas Perkembangan

Setiap individu tumbuh dan berkembang selama perjalanan hidupnya melalui periode atau fase-
fase perkembangan. Setiap fase perkembangan mempunyai serangkaian tugas perkembangan yang
harus diselesaikan dengan baik oleh individu. Faktor keberhasilan sangat penting bagi individu agar
kebahagiaan atau kepuasan di dalam hati diperoleh, apabila gagal dalam melaksanakan tugas-tugas
perkembangan pada fase tertentu maka akan berakibat tidak baik pada kehidupan fase berikutnya.
Kegagalan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan pada fase tertentu berakibat yang menjalar
pada perjalanan individu untuk kehidupan yang selanjutnya, dan individu akan mengalami depresi
yang hebat.

Robert Havirghurst berpendapat bahwasanya tugas perkembangan adalah suatu tugas yang
muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil
dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya, dan
apabila tugas yang dilakukan oleh individu gagal maka akan menyebabkan kesengsaraan bagi individu
yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan akan mengakibatkan kesulitan-
kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya. Tugas-tugas perkembangan ini berkaitan
dengan sikap, perilaku, atau ketrampilan yang seyogianya dimiliki oleh individu, sesuai dengan usia
atau fase perkembangannya. Sedangkan menurut Hurlock tugas-tugas perkembangan ini sebagai
social expectations, yang artinya setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai
ketrampilan tertentu yang penting dan memperoleh perilaku yang disetujui oleh berbagai usia
sepanjang rentang kehidupan. Jadi tugas-tugas perkembangan adalah sebuah hal yang harus
dilakukan oleh individu yang mana menuntut keberhasilan dalam melaksanakan tugas tersebut agar
tercapai kata kebahagiaan atau kepuasan batin oleh individu, yang berkaitan dengan sikap, perilaku,
dan ketrampilan yang dimiliki oleh individu sesuai dengan jenjang usia individu tersebut.

Tugas-tugas perkembangan memiliki tiga tujuan, adalah sebagai berikut :

1. Sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan masyarakat dari mereka
pada usia-usia tertentu.

2. Memberikan motivasi kepada setiap individu untuk melakukan apa yang diharapkan oleh kelompok
sosial pada usia tertentu sepanjang kehidupannya.

3. Menunjukkan kepada setiap individu tentang apa yang akan mereka hadapi dan tindakan apa yang
diharapkan dari mereka jika nantinya akan memasuki tingkat perkembangan berikutnya.

Tugas-tugas perkembangan adakalanya yang dapat diselesaikan dengan baik, ada juga yang
mengalami hambatan. Tidak dapat diselesaikannya dengan baik suatu tugas yang dilakukan oleh
individu dapat menjadi suatu bahaya potensial. Setidaknya ada tiga macam bahaya potensial yang
menjadi penghambat penyelesaian tugas perkembangan, yaitu :

1. Harapan-harapan kurang tepat, baik individu maupun lingkungan sosial mengharapkan perilaku di
luar kemampuan fisik maupun psikologis.

2. Melangkahi tahap-tahap tertentu dalam perkembangan sebagai akibat kegagalan menguasai tugas-
tugas tertentu.
3. Adanya krisis yang dialami individu karena melewati satu tingkatan ke tingkatan yang lain.

B. Sumber Tugas Perkembangan

Faktor-faktor yang menyebabkan munculnya tugas-tugas perkembangan adalah sebagai berikut :

a. Kematangan fisik, misalnya a). Belajar berjalan pada usia antara 9 sampai 15 bulan, pada usia ini
tulang kaki, otot, dan susunan syarafnya telah matang untuk belajar berjalan. B). Belajar bertingkah
laku, bergaul dengan teman lawan jenis pada masa remaja karena kematangan organ-organ seksual,
pada fase ini individu belajar melakukan penyesuaian terhadap lingkungan dan situasi yang baru serta
teman-teman sebayanya.

b. Tuntutan masyarakat secara kultural, misalnya a). Belajar membaca, b). Belajar menulis, c). Belajar
berhitung, d). Belajar berorganisasi. Pada fase ini individu berada pada usia 6-12 tahun yang biasa
disebut dengan masa sekolah karena pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohaninya sudah
cukup matang untuk menerima pengajaran. Untuk dapat hidup dalam masyarakat yang berbudaya,
setidaknya anak harus tamat dalam jenjang sekolah dasar (SD), karena dari sekolah dasar anak sudah
memperoleh ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.

c. Tuntutan dari dorongan dan cita-cita individu sendiri, misalnya a). Memilih pekerjaan, b). Memiliki
teman hidup.

d. Tuntutan norma agama, misalnya a). Taat beribadah kepada Allah, b). Berbuat baik kepada sesama
manusia.[2]

C. Tugas-tugas Perkembangan Pada Setiap Fase Perkembangan

1. Fase bayi dan kanak-kanak (0,0-6,0 tahun)

a. Belajar berjalan. Belajar berjalan terjadi pada usia antara 9-15 bulan, pada usia ini tulang kaki, otot
dan susunan syarafnya telah matang untuk belajar berjalan.

b. Belajar makan makanan padat. Hal ini terjadi pada tahun ke-2 sistem alat-alat pencernaan dan
alat-alat mengunyah pada mulut telah matang untuk hal tersebut.

c. Belajar berbicara, yaitu mengeluarkan suara yang berarti dan menyampaikannya kepada orang
lain dengan perantara suara itu.

d. Belajar buang air kecil dan buang air besar. Tugas ini dilakukan pada tempat dan waktu yang sesuai
dengan norma masyarakat. Sebelum usia 4 tahun, anak pada umumnya belum dapat mengatasi
(menahan) ngompol karena perkembangan syaraf yang mengatur pembuangan belum sempurna.

e. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin. Melalui observasi (pengamatan) anak dapat melihat
tingkah laku, bentuk fisik, dan pakaian yang berbeda antara jenis kelamin yang satu dengan yang
lainnya. Dengan cara tersebut anak dapat mengenal perbedaan anatomis pria dan wanita, anak
menaruh perhatian besar terhadap alat kelaminnya sendiri maupun orang lain. Agar pengenalan
terhadap jenis kelamin (sex) itu berjalan dengan normal, maka orang tua perlu memperlakukan
anaknya, baik dalam memberikan alat mainan, pakaian, maupun aspek lainnya sesuai dengan jenis
kelamin anak.

f. Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis. Keadaan jasmani anak sangat labil apabila dibandingkan
dengan orang dewasa, anak cepat sekali merasakan perubahan suhu sehingga temperatur badannya
mudah berubah.
g. Membentuk konsep-konsep (pengertian) sederhana kenyataan sosial, dan alam. Pada mulanya
dunia ini bagi anak merupakan suatu keadaan yang kompleks dan membingungkan. Lama-kelamaan
anak dapat mengamati benda-benda atau orang yang berada di sekitarnya. Perkembangan lebih
lanjut, anak menemukan keteraturan dan dapat membentuk generalisasi dari berbagai benda yang
pada umumnya mempunyai ciri yang sama.

h. Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan orang lain. Anak
mengadakan hubungan dengan orang-orang yang ada di sekitarnya menggunakan berbagai cara, yaitu
isyarat, menirukan, dan menggunakan bahasa. Cara yang diperoleh dalam belajar mengadakan
hubungan emosional dengan orang lain, sedikit banyaknya akan menentukan sikapnya di kemudian
hari.

i. Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk, yang berarti mengembangkan kata hati. Anak kecil
dikuasai oleh hedonisme, naif, dimana kenikmatan dianggap baik, sedangkan penderitaan dianggap
buruk.

2. Tugas-tugas Perkembangan Masa Sekolah Dasar (6,0-12,0 tahun)

a. Belajar memperoleh ketrampilan fisik untuk melakukan permainan. Melalui pertumbuhan fisik
dan otak, anak belajar dan berlari semakin stabil, semakin mantap, dan cepat.

b. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis. Hakikat
tugas ini adalah:

1. Mengembangkan kebiasaan memelihara badan, meliputi kebersihan, keselamatan diri, dan


kesehatan.

2. Mengembangkan sikap positif terhadap jenis kelaminnya (pria atau wanita) dan juga menerima
dirinya (baik rupa wajahnya maupun postur tubuhnya) secara positif.

c. Belajar bergaul dengan teman sebaya. Yakni belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan dan
situasi yang baru serta teman-teman sebayanya.

d. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.

e. Belajar ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung. Salah satu sebab masa usia
6-12 tahun disebut masa sekolah karena pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohaninya sudah
cukup matang untuk menerima pengajaran.

f. Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari. Tugas ini merupakan tugas sekolah, yaitu
menanamkan konsep-konsep yang jelas dan benar. Konsep-konsep itu meliputi kaidah-kaidah atau
ajaran agama (moral), ilmu pengetahuan, adat istiadat, dan lain sebagainya.

g. Mengembangkan kata hati. Hakikat tugas ini mengembangkan sikap dan perasaan yang
berhubungan dengan norma-norma agama. Hal ini menyangkut penerimaan dan penghargaan
terhadap peraturan agama (moral) disertai dengan perasaan senang untuk melakukan atau tidak
melakukannya. Tugas perkembangan ini berhubungan dengan masalah benar-salah dan boleh-tidak
boleh.

h. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi. Hakikat tugas ini adalah untuk dapat
menjadi orang yang berdiri sendiri, dalam arti dapat membuat rencana, berbuat untuk masa sekarang
dan masa yang akan datang bebas dari pengaruh orang tua dan orang lain.
i. Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial dan lembaga-lembaga, hakikat
tugas ini adalah mengembangkan sikap sosial yang demokratis dan menghargai hak orang lain.

3. Tugas-tugas Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Menengah (Remaja) (13-18 tahun)

Tugas-tugas perkembangan merupakan suatu proses yang menggambarkan perilaku kehidupan


sosio-psikologis manusia pada posisi yang harmonis di dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas
dan kompleks. Proses tersebut merupakan tugas-tugas perkembangan fisik dan psikis yang harus
dipelajari, dijalani, dan dikuasai oleh setiap individu. Pada jenjang kehidupan usia sekolah menengah
(remaja) seseorang telah berada pada posisi yang kompleks karena ia telah banyak menyelesaikan
tugas-tugas perkembangannya, seperti proses mempelajari nilai dan norma pergaulan dengan teman
sebaya, menyesuaikan diri dengan ketentuan yang berlaku dan sebagainya. Secara sadar pada akhir
masa kanak-kanak, seorang individu akan berupaya untuk bersikap dan berperilaku lebih dewasa dan
intelek. Hal ini merupakan “tugas” yang cukup berat bagi remaja untuk lebih menuntaskan tugas-tugas
perkembangannya, sehubungan dengan semakin luas dan kompleksnya kondisi kehidupan yang harus
dihadapi dan dijalaninya. Mereka tidak ingin dijuluki sebagai anak-anak, melainkan ingin dihargai dan
diakui sebagai anak yang sudah dewasa. Mereka menjalani tugas mempersiapkan diri untuk dapat
hidup lebih dewasa, dalam arti mampu menghadapi dan memecahkan masalah, bertindak etis serta
bertanggung jawab moral. Oleh karena itu, tugas perkembangan pada masa remaja dipusatkan pada
upaya untuk menanggulangi sikap dan pola kekanak-kanakan.

Tugas-tugas perkembangan oleh Havirghurst dikaitkan dengan fungsi belajar karena pada
hakikatnya perkembangan kehidupan manusia dipandang sebagai upaya mempelajari nilai dan norma
kehidupan sosial budaya agar mampu melakukan penyesuaian diri dalam kehidupan nyata di
masyarakatnya. Untuk memahami jenis tugas perkembangan remaja, perlu dipahami hal-hal yang
harus dilakukan oleh orang dewasa. Maka “dewasa” dapat diartikan dari berbagai segi, sehingga
dikenal istilah dewasa secara fisik, dewasa secara mental, dewasa secara sosial, dewasa secara
psikologis, dewasa secara hukum dan sebagainya.

Pada umumnya orang yang telah berusia 17 tahun akan dikatakan sebagai orang yang telah
dewasa, baik dewasa secara fisik yang berarti siap untuk melaksanakan tugas-tugas reproduksi,
dewasa dari segi hukum yang berarti sudah dapat dikenai sanksi hukum, atau dapat mempertanggung
jawabkan segala perbuatannya yang sesuai dengan hukum yang berlaku. Oleh, karena itu, jenis tugas
perkembangan remaja itu mencakup segala persiapan diri untuk memasuki jenjang waktu yang intinya
bertolak dari tugas perkembangan fisik dan tugas perkembangan sosio-psikologis.

Havirghurst mengemukakan 10 jenis tugas perkembangan remaja, yaitu:

a. Mencapai hubungan pertemanan dengan lawan jenis secara lebih matang

Hakikat tugas pada fase ini mempelajari anak perempuan sebagai wanita dan anak laki-laki sebagai
pria, menjadi dewasa di antara orang dewasa, belajar memimpin tanpa menekan orang lain.

b. Mencapai perasaan seks yang diterima sosial

Hakikat tugasnya yaitu remaja dapat menerima dan belajar peran sosial sesuai dengan jenis
kelaminnya pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.

c. Menerima keadaan badannya dan digunakan secara efektif

Hakikat tugas pada fase ini adalah menanamkan rasa bangga (sekurang-kurangnya rasa toleran)
terhadap tubuh sendiri. Menjaga dan melindungi tubuh sendiri secara efektif.
d. Mencapai kebebasan emosional dari orang dewasa

Hakikat tugas pada fase ini adalah membebaskan sifat kekanak-kanakan yang selalu menggantungkan
diri pada orang tua, mengembangkan sikap perasaan tertentu kepada orang tua tanpa
menggantungkan diri padanya, dan mengembangkan sikap hormat kepada orang dewasa tanpa
menggantungkan diri padanya.

e. Mencapai kebebasan ekonomi

Hakikat tugasnya adalah merasakan kemampuan membangun kehidupan sendiri.

f. Memilih dan menyiapkan suatu pekerjaan

Hakikat tugasnya adalah memilih pekerjaan yang memerlukan kemampuan serta mempersiapkan
pekerjaan.

g. Menyiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga

Hakikat tugasnya adalah mengembangkan sikap yang positif terhadap kehidupan berkeluarga.
Khususnya untuk remaja putri termasuk di dalamnya kesiapan untuk memiliki anak.

h. Mengembangkan ketrampilan dan konsep intelektual yang perlu bagi warga negara yang
berkompeten

Hakikat tugasnya adalah mengembangkan konsep tentang hukum, politik, ekonomi dan
kemasyarakatan. Berkembangnya kemampuan kejiwaan yang cukup besar dan perbedaan individu
dalam perkembangan kejiwaan yang sangat erat hubungannya dengan perbedaan dalam penguasaan
bahasa, pemaknaan, perolehan konsep-konsep, minat, dan motivasi.

i. Menginginkan dan mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara moral dan sosial

Hakikat tugasnya adalah berpartisipasi sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab dalam
kehidupan masyarakat dan mampu menjunjung nilai-nilai masyarakat dalam bertingkah laku.

j. Memahami suatu perangkat tata nilai yang digunakan sebagai pedoman tingkah laku.

Hakikat tugasnya adalah membentuk suatu himpunan nilai-nilai sehingga memungkinkan remaja
mengembangkan dan merealisasikan nilai-nilai, mendefinisikan posisi individu dalam hubungannya
dengan individu lainnya, dan memegang suatu gambaran dunia dan suatu nilai untuk kepentingan
hubungan dengan individu lain.

Tugas-tugas perkembangan tersebut pada dasarnya tidak dapat dipisahkan karena remaja adalah
pribadi yang utuh secara individual dan sosial. Namun demikian, banyak hal yang harus diselesaikan
selama masa perkembangan remaja yang singkat ini. Pada tugas perkembangan fisik, upaya untuk
mengatasi permasalahan pertumbuhan yang “serba tak harmonis” amatlah berat bagi para remaja.
Hal itu dapat bertambah sulit bagi remaja yang sejak masa anak-anak telah memiliki konsep yang
mengangungkan penampilan diri pada waktu dewasa nanti. Oleh karena itu, tidak sedikit remaja
bertingkah kurang tepat (tidak sesuai). Di lain pihak remaja telah mengantisipasi tugas-tugas
perkembangan dalam kehidupan sosial.

4. Tugas tugas perkembangan pada masa dewasa awal (20-40 tahun)

a. Memilih calon suami atau istri

b. Belajar hidup bersama suami atau istri


c. Memulai hidup bersama keluarga

d. Mengasuh anak anak

e. Menyelenggarakan rumah tangga

f. Mulai berkerja

g. Mulai bertanggung jawab sebagai seorang warga negara

h. Mendapat kan kelompok sosial yang sesuai baginya

5. Tugas tugas perkembangan pada masa setengah baya (40-60 tahun)

a. Mendapatkan tanggung jawab sebagai orang dewasa yang menjadi warga negara dan hidup
bermasyarakat

b. Menentukan dan hidup sesuai standar hidup yang berhubungan dengan ekonomi

c. Membantu anak anak remaja menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan berbahagia

d. Memperkembangkan keaktifan-keaktifan dalam masa senggang yang sesuai bagi orang dewasa

e. Menerima dan menyesuaikan diri kepada perubahan perubahan psikologi pada masa setengah
umur

f. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang sudah usia lanjut

6. Tugas tugas perkembangan pada masa tua (60-meninggal dunia)

a. Menyesuaikan diri ada berkurangnya kekuatan fisik dan kesehatan

b. Menyesuaikan diri pada masa pensiun dan penghasilan yang berkurang

c. Menyesuaikan diri pada meninggalnya suami atau istri

d. Mengadakan hubungan yang erat pada orang-orang yang seumur

e. Memenuhi kewajiban sebagai warga negara dan dalam hidup bermasyarakat

f. Mengatur keadaan hidup yang memuaskan dari segi psikis.

D. Peranan Sekolah dalam Mengembangkan Tugas-tugas Perkembangan

1. Peran Sekolah Terhadap Tugas-Tugas Perkembangan

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematik melaksanakan program
bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan
potensinya, baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial.

Mengenai peranan sekolah dalam mengembangkan kepribadian anak, Hurlock berpendapat


bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak (siswa), baik dalam
cara berpikir, bersikap, maupun cara berperilaku. Sekolah berperan sebagai substansi keluarga dan
guru substansi orang tua. Ada beberapa alasan mengapa sekolah memainkan peranan yang berarti
bagi perkembangan kepribadian anak, yaitu :
1. Siswa harus hadir di sekolah.

2. Sekolah memberikan pengaruh kepada anak secara dini seiring dengan masa perkembangan
“konsep dirinya”.

3. Anak-anak banyak menghabiskan waktunya di sekolah daripada di tempat lain di luar rumah.

4. Sekolah memberikan kesempatan kepada siswa untuk meraih sukses.

5. Sekolah memberikan kesempatan pertama kepada anak untuk menilai dirinya dan
kemampuannya secara realistik.

Menurut Havighurst sekolah mempunyai peranan atau taggung jawab penting dalam membantu
para siswa mencapai tugas perkembangannya. Sehubungan dengan hal ini, sekolah seyogyanya
berupaya untuk menciptakan iklim yang kondusif atau kondisi yang dapat memfasilitasi siswa (yang
berusia remaja) untuk mencapai perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan remaja itu
menyangkut aspek-aspek kematangan dalam berinteraksi sosial, kematangan personal, kematangan
dalam mencapai filsafat hidup, dan kematangan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.

2. Implikasi Tugas-Tugas Perkembangan Terhadap Penyelenggara Pendidikan

Karena banyak faktor kehidupan yang mempengaruhi remaja, pemikiran tentang


penyelenggaraan pendidikan juga harus benar-benar memperhatikan faktor-faktor tersebut,
sekalipun dalam penyelenggaraan pendidikan diakui bahwa tidak mungkin memenuhi semua tuntutan
dan harapan tersebut.

Pendidikan yang berlaku di Indonesia, baik pendidikan yang diselenggarakan di dalam sekolah
maupun di luar sekolah, umumnya diselenggarakan dalam bentuk klasikal. Penyelenggaraan
pendidikan klasikal ini berarti memberlakukan pola dan sistem yang sama semua tindakan pendidikan
kepada semua siswa di dalam kelas, walaupun mereka bereda-beda. Pengakuan terhadap
kemampuan individu yang beraneka ragam itu menjadi berkurang. Oleh karena itu, yang harus
mendapatkan perhatian di dalam penyelenggaraan pendidikan klasikal adalah sifat-sifat dan
kebutuhan umum remaja.

Beberapa usaha yang perlu dilakukan dalam penyelenggaraan pendidikan, sehubungan dengan
minat dan kemampuan remaja yang dikaitkan dengan cita-cita kehidupannya adalah sebagai berikut:

a. Bimbingan karier atau bimbingan konseling dalam upaya membimbing dan mengarahkan siswa
dalam menentukan pilihan jenis pendidikan dan pekerjaan sesuai dengan minat, bakat dan
kemampuannya.

b. Memberikan latihan-latihan praktis yang berorientasi pada kondisi dan kebutuhan lingkungan.

c. Penyusunan kurikulum yang komprehensif dengan menyertakan kurikulum muatan lokal.


Keberhasilan dalam memilih pasangan hidup untuk membentuk keluarga ditentukan oleh
pengalaman dan penyelesaian tugas-tugas perkembangan pada masa-masa sebelumnya. Untuk
mengembangkan model keluarga yang ideal, perlu dilakukan hal-hal berikut ini :

a. Bimbingan tentang tata cara bergaul dan mengajarkan etika pergaulan melalui pendidikan budi
pekerti

b. Bimbingan pada siswa untuk memahami nilai dan norma sosial yang berlaku, baik dalam keluarga,
sekolah maupun masyarakat.

c. Perlu dilakukan pendidikan praktis melalui organisasi pemuda, pertemuan orang tua secara
periodik, dan pemantapan pendidikan agama, baik di dalam maupun di luar sekolah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Tugas-tugas perkembangan merupakan suatu proses yang harus dilakukan oleh individu yang
mana menuntut keberhasilan dalam melaksanakan tugas tersebut agar tercapai kata
kebahagiaan atau kepuasan batin oleh individu, yang berkaitan dengan sikap, perilaku, dan
ketrampilan yang dimiliki oleh individu sesuai dengan jenjang usia individu tersebut.

2. Faktor-faktor yang menyebabkan munculnya tugas-tugas perkembangan adalah sebagai


berikut : Kematangan fisik, tuntutan masyarakat secara kultural, tuntutan dari dorongan dan
cita-cita individu sendiri, tuntutan norma agama.

3. Tugas-tugas perkembangan pada setiap fase

a. Tugas-tugas perkembangan fase bayi dan kanak-kanak (0,0-6,0 tahun)

Tugas–tugas perkembangannya diantara-Nya yaitu: Belajar berjalan, belajar makan


makanan padat, belajar berbicara, belajar buang air kecil dan buang air besar, belajar
mengenal perbedaan jenis kelamin, mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.

b. Tugas-tugas Perkembangan Masa Sekolah Dasar (6,0-12,0 tahun)

Tugas-tugas perkembangannya meliputi : Belajar memperoleh ketrampilan fisik untuk


melakukan permainan, belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri
sebagai makhluk biologis, mengembangkan kebiasaan memelihara badan,
mengembangkan sikap positif terhadap jenis kelaminnya dan juga menerima
dirinya secara positif, belajar bergaul dengan teman sebaya, belajar memainkan peranan
sesuai dengan jenis kelaminnya, belajar ketrampilan dasar.

c. Tugas-Tugas Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Menengah (Remaja) (13-18 tahun)

Tugas-tugas perkembangannya meliputi: Mencapai hubungan pertemanan dengan lawan


jenis secara lebih matang, mencapai perasaan seks yang diterima sosial, menerima
keadaan badannya dan digunakan secara efektif, mencapai kebebasan emosional dari
orang dewasa, mencapai kebebasan ekonomi, memilih dan menyiapkan suatu pekerjaan,
menyiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga.

d. Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa awal (20-40 tahun)

Tugas-tugas perkembangannya meliputi: Memilih calon suami atau istri, belajar hidup
bersama suami atau istri, memulai hidup bersama keluarga, mengasuh anak-anak.

e. Tugas-tugas perkembangan pada masa setengah baya (40-60 tahun)


Tugas-tugas perkembangannya diantaranya yaitu: Mendapatkan tanggung jawab sebagai
orang dewasa yang menjadi warga negara dan hidup bermasyarakat, menentukan dan
hidup sesuai standart hidup yang berhubungan dengan ekonomi.

f. Tugas tugas perkembangan pada masa tua (60-meninggal dunia)

Tugas-tugas perkembangannya diantaranya yaitu: Menyesuaikan diri ada berkurangnya


kekuatan fisik dan kesehatan, menyesuaikan diri pada masa pensiun dan penghasilan yang
berkurang.

4. Peranan Sekolah dalam Mengembangkan Tugas-tugas Perkembangan

Peran sekolah dalam mengembangkan tugas-tugas perkembangan ialah untuk


mengembangkan kepribadian anak, baik dalam cara berfikir, bersikap maupun berperilaku.
Secara sistematik sekolah sebagai lembaga pendidikan formal melaksanakan program
bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu
mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual,
emosional, maupun sosial.

B. Penutup

Demikian makalah yang dapat kami susun. Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami
harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Anda mungkin juga menyukai