Anda di halaman 1dari 23

A.

Judul Percobaan
Asam amino dan protein
B. Tujuan Percobaan
Sebelum melakukan percobaan mahasiswa harus memahami lebih dahulu
struktur protein.selamat melakukan percobaan ini diharapkan:
1.Dapat membuktikan adanya ikatan peptide.
2.Dapat memahami reaksi xantoproteat dan uji biuret terhadap bermacam-macam
kandungan dari protein.
3.Memahami kelarutan dan sifat amfoter dari asam amino.
4.Mahir dalam cara pemisahan asam-asam amino secara kromatografi kertas dan
identifikasinya.
C. Landasan Teori

Peptida adalah suatu senyawa yang dibentuk dari asam Alfa amino yang
terikat oleh suatu ikatan peptida.Asam-asam amino dalam suatu peptida disebut
sebagai unit peptida atau residu asam amino.suatu peptida yang dibentuk dari 2
residu asam amino disebut dipeptida apabila dari 3 asam amino disebut dipeptida
dan sebagainya polipeptida adalah satu dari tiga dengan banyak residu asam
amino perbedaan antara polipeptida dan protein adalah berdasarkan perjanjian
dimana pada umumnya polipeptida dengan 50 residu asam amino disebut dengan
protein (Fessenden,1982 :683).
Protein umumnya terbagi dalam dua golongan utama yaitu serat atau
globular,protein serat ialah material struktural hewan dan demikian bersifat tidak
larut air selanjutnya protein serat terbagi lagi menjadi tiga kategori umum yaitu
keratin yang menyusun jaringan pelindung seperti kulit dan kuku kolagen yang
membentuk jaringan ikat seperti tulang rawan dan dan dan pembuluh darah dan
Sutra seperti fibroin,Sarang laba-laba dan Kokon (Hart dkk,2010 :549).
Asam amino mempunyai sebuah asam karboksilat dan gugus amino dalam
sebuah molekul akibatnya suatu asam amino akan mengalami reaksi asam basa
dalam molekulnya untuk membentuk suatu ion dipolar yaitu suatu ion yang
mempunyai muatan positif dan negatif (Fessenden,1982 :683).
Protein adalah suatu biomolekul besar yang terdapat di setiap organisme-
organisme yang dimana memiliki berbagai jenis dan fungsi biologis yang
berbeda-beda.keratin adalah protein yang terdapat pada kulit dan buku sedangkan
fibroin adalah protein yang terdapat padaSutra dan Sarang laba-laba enzim
polimerase DNA yang mengkatalisis sintesis DNA dalam sel juga merupakan
protein.antara asam amino yang satu dengan asam amino yang lain dihubungkan
dengan ikatan peptida sehingga protein seringkali disebut dengan nama
polipeptida (Riswiyanto,2002 :393).
Asam amino netral termasuk ke dalam asam asam yang tidak memiliki gugus
karboksil maupun gugus fungsi bahasa dalam rantai sampingnya.15 dari 20 asam
amino termasuk dalam golongan ini asam amino netral ini dibagi dalam asam
amino polar dan nonpolar,sembilan dari asam amino adalah non polar asam
amino seperti alanin valine isoleusin dan isoleusin mempunyai rantai cabang
hidrokarbondan sebuah asam amino prolin sangat unik sebab khusus alfa amino
nya terikat pada cincin.Dimana 2 dari asam amino nonpolar yaitu fenilalanin dan
triptofan mempunyai cincin aromatik pada rantai cabangnyasebuah asam amino
nonpolar yaitu metionin mempunyai rantai cabang yang mengandung gugus 3
metil (Fessenden,1982 :686).
Meskipun asam amino mempunyai dua gugus fungsi yaitu asam dan basa
namun bentuk struktur hiunya bergantung pada pH.jika melepaskan Proton gugus
karboksilat akan memberikan ion karboksilat sedangkan gugus amino akan
terkontaminasi menjadi ion amoniumkeadaan struktur semacam ini disebut
sebagai ion dipolar.struktur dipolar ini menjadikan asam amino mempunyai sifat
yang sangat menarik yaitu:
1.Pada umumnya asam amino berupa kristal dan komposisi pada suhu tinggi
dibandingkan dengan Amina dan asam karboksilat yang bersesuaian
2.Tidak larut dalam pelarut non polar tetapi larut dalam air
3.Mempunyai momen dipol yang tinggi dibandingkan senyawa asam atau basa
pada umumnya
4.Mempunyai sifat asam dan basa
5.Mempunyai struktur ion dipolar
(Riswiyanto,2002 :395).
Elektroforesis dalam suatu campuran dimana pH tertentu dalam beberapa
asam amino dapat berbentuk anion kation atau ion dipolar yang netral.campuran
asam amino dapat dipisahkan Karena kecenderungannya untuk bergerak ke arah
elektroda dalam larutan keasaman.elektroforesis suatu proses pemisahan ion dan
partikel Netral berdasarkan ada atau tidaknya gaya tarik dari partikel-partikel Ini
ke arah elektrode pada pH larutan tertentu. sepasang elektroda ditempatkan dalam
larutan asam amino anion dari asam amino tersebut akan bergerak ke arah katoda
yang bermuatan negatif sedangkan ion dipolar pada titik isolistrik Netral sehingga
Tak Bergerak ke arah katode maupun anoda (Fessenden,1982 :690).
Karakteristik suatu protein ditentukan oleh jenis asam amino yang
membentuknya Berapa kali munculnya dan urut-urutannya dalam ikatan protein
tersebut terdapat empat tingkatan struktur yang saling mempengaruhi konfirmasi
fungsional biologis dari protein tinggi dan tingkat struktural ini meliputi primer
sekunder dan tersier dapat ditemukan dalam molekul yang terdiri dari 1 rantai
polipeptida tunggal sementara yang keempat melibatkan interaksi dari polipeptida
di dalam satu molekul protein berantai banyak (Probosari,2019 :34-35).
Ada beberapa asam amino yang mempunyai dua gugus karboksilat dan ada
yang mempunyai dua amino,asam amino alifatik dimana asam amino ini hanya
mempunyai satu gugus karboksilat dan satu gugus amino dan biasa disebut
sebagai asam amino netral.Asam amino aromatik ditandai dengan adanya cincin
benzena pada struktur molekulnya sehingga disebut dengan suatu asam amino
aromatik (Riswiyanto,2002 :395-396).
Ekstraksi protein pada umumnyaorang tidak mengkreasikan protein melainkan
sebagai metabolitnya Atau sisa metabolisme,selain CO2 dan H2O sebagai hasil
metabolisme protein terjadi pula berbagai ikatan ionik yang mengandung nitrogen
seperti Urea dan ikatan lain yang tidak mengandung nitrogen.nitrogen yang
dilepaskan pada proses deaminasi masuk kedalam siklus Urea dan diekskresikan
melalui ginjal dalam bentuk air seni nitrogen yang dilepaskan pada proses trans-
aminasi tidak dibuang keluar tubuh tetapi digunakan untuk proses sintesis protein
dalam tubuh (Probosari,2019 :36-37).
Asam amino alam dapat diperoleh dengan cara menghidrolisis protein
kemudian campuran asam amino dipisahkan dengan berbagai macam metode
pemisahan salah satu contoh metode pembuatan asam amino adalah amonolisis
langsung,sintesis stracker,synthesis hell- volhard- zellinsky dan sintesis Gabriel
ftalamida (Riswiyanto,2002 :400).
Ekstraksi protein pada umumnyaorang tidak mengkreasikan protein melainkan
sebagai metabolitnya Atau sisa metabolisme,selain CO2 dan H2O sebagai hasil
metabolisme protein terjadi pula berbagai ikatan ionik yang mengandung nitrogen
seperti Urea dan ikatan lain yang tidak mengandung nitrogen.nitrogen yang
dilepaskan pada proses deaminasi masuk kedalam siklus Urea dan diekskresikan
melalui ginjal dalam bentuk air seni nitrogen yang dilepaskan pada proses
transaminasi tidak dibuang keluar tubuh tetapi digunakan untuk proses sintesis
protein dalam tubuh (Probosari,2019 :36-37).
Suatu percobaan mengevaluasi asam amino dari dasar serum pada pasien
termasuk homosistein asam aspartic asam glutamat asparagin Serin glutamin
racing sitrulin arahin alanin valine triptofan fenilalanin isoleusin leusin lisin dan
tirosin10 mili sampel darah diperoleh setelah 12 jam puasa dan tanpa masa
pengobatan hanya air tenang yang diizinkan kemudian Dara diambil sebelum
dosis pagi obat anti Parkinson pasien oleh karena itu dalam periode istirahat
selama pengambilan sampel darah pasien darahnya setelah kurang dari 12 jam
dengan obat karena memiliki periode serat yang sangatagak lamaanalisis asam
amino terbentuk berturut-turut dalam tiga bulan sejak pengambilan darah teknik
analisis asam amino dilakukan dengan kromatografi cair tekanan tinggi pemisahan
fase dan deteksi Florence (Figura dkk,2018 :3-4).
Terjadinya pergantian protein secara kontinu dalam tubuh pada orang dewasa
yang sehat menunjukkan keseimbangan antara sintesis dan pemecahan selama
masa pertumbuhan sintesis lebih banyak daripada penguncian sedangkan pada
kondisi tertentu sintesis protein diregulasi oleh insulin sedangkan katabolisme
diregulasi oleh glukokortikoid,asam amino digunakan juga untuk sintesis protein
atau glue neogenesis di dalam hati sehingga menghasilkan Glukosa yang disebut
dengan glukogenik (Probosari,2019 :37).
Karena peptida dan protein terdiri atas asam amino yang bertautan lewat ikatan
Amida material ini dapat dihidrolisis menghasilkan komponen asam aminonya
hidrolisis ini umumnya dilakukan dengan memanaskan tidak atau protein dengan
HCL 6 molar pada suhu 110 derajat Celcius selama 24 jam Analisis terhadap
campuran asam amino yang dihasilkan memerlukan prosedur yang memisahkan
asam amino satu dengan lainnya mengidentifikasi setiap asam amino yang ada
dan menetapkan kadarnya (Hart dkk,2010 :550).
Pada sebuah penelitian asam amino terhadap telurada beberapa faktor yang
kemungkinan dapat terjadi atas respon deteksi asam amino yang rendah di mana
kandungan asam amino yang mendominasi telur bebek kemungkinan merupakan
asam amino yang rentan terhadap panas dan asam sehingga setelah hidrolisis
Hanya menyisakan asam asam amino yang tidak mengalami kerusakan asam
amino yang mendominasi telur bebek kemungkinan merupakan asam amino yang
memiliki gugus amino khusus seperti hidroksizin suatu turunan asam amino prolin
dan hidroksilin gugus amino sekunder atau khusus tidak dapat diidentifikasi
menggunakan Opa tetapi menggunakan derivatisasiuntuk analisis asam amino
gugus sekunder atau khusus asam amino isoleusin memiliki sifat kepolaran yang
berbeda dengan massa diam sehingga akan cepat terdeteksi dibanding asam amino
leusin dan lisin Karena tidak tahan lama dalam fasa diam berbeda dengan asam
amino lisin yang membutuhkan waktu retensi lebih lama karena sifat kepolaran
yang dimiliki sama dengan fase diam sehingga akan tertahan lebih lama di dalam
fase diam (Ginting dkk,2017 :97).
Protein globular sangat berbeda dengan protein-protein pada serat protein ini
cenderung larut dalam air dan bentuknya hampir membulat sebagaimana tersirat
dari namanya protein globular protein struktural tetapi melakukan berbagai fungsi
biologis lainnya contohnya ialah sebagai enzim atau katalis dan protein
pengangkut (Hart dkk,2010 :549).
Contoh lain dalam 1000 gram bagian yang dimakan produk yang dimakan
mengandung lebih banyak tambahan amino kecuali asam amino belerang dan
terusin dimana kandungan asam amino yang ditemukan pada sebesar 16 gram
dalam produk yang telah dikonsumsi kecuali kandungan tirosin yang lebih rendah
dan kandungan allicin yang lebih tinggi namun hanya terjadi pada produk yang
disiapkan untuk konsumsi dalam sampel yang diteliti asam amino yang
menentukan kualitas protein adalah sistem dengan metionin kecuali untuk produk
yang telah dibekukandisiapkan untuk seleksi menggunakan metode dan indeks Cs
nya adalah 100 (lisewska dkk,2011 :464).

Di samping perilaku asam dan basanya,asam amino menjalani reaksi seperti


gambar yang ada diatas (Hart dkk,2010 :552).
D.Alat dan bahan
1.Alat
a. Labu bundar 500 mL ( 1 buah)
b. Gelas ukur 10 mL ( 2buah)
c. Gelas ukur 25 mL ( 1 buah)
d. Corong besar ( 1 buah)
e. Corong kecil ( 1 buah)
f. Tabung reaksi ( 6 buah)
g. Labu didih ( 1 buah)
h. Gelas kimia 250 mL ( 2 buah)
i. Gelas kimia 100 mL ( 3 buah)
j. Rak tabung ( 1buah)
k. Pembakar spiritus ( 1 buah)
l. Penjepit tabung ( 2 buah)
m. Batang pengaduk ( 1 buah)
n. Cawan porselen ( 1 buah)
o. Lap kasar ( 1 buah)
p. Lap halus ( 1 buah)
q. Alat merefluks ( 1 buah)
2.Bahan
a. Glisin (C2H5NO2)
b. L-aspartat (C4H7NO4)
c. L-tirosin (C9H11NO3)
d. Natrium Hidroksida (NaOH) 10%
e. Kasein
f. Aquades (H2O)
g. Asam klorida (HCl) 10%
h. Natrium Nitrit (NaNO2) 5%
i. Urea (CH4N2O)
j. Tembaga (II) sulfat (CuSO4) 2%
k. Asam nitrat (HNO3) pekat
l. Asam klorida (HCl) 20%
m. Fenol (C6H6O) 80%
n. Ninhidrin (C9H6O4)
o. Fenilalanin (C9H11NO2)
p. Kertas saring
q. Kertas lakmus biru
r. Es batu(H20)
E.Prosedur kerja
1. Kelarutan dan sifat amfoterik
a. Beberapa butir kristal glisin ditambahkan ke dalam 2 mL air suling.
b. Hasil keasaman larutan diuji menggunakan kertas lakmus
c. Percobaan diulangi dengan menggunakan asam L-aspartat dan L-Tirosin.
d. 1 mL NaOH 10 % ditambahkan kepada 0,1 gram L-tirosin di dalam 2 mL
air, kemudian dicatat hasilnya.
e. Sepotong kertas lakmus dimasukkan ke dalam larutan ini dan ditambahkan
setetes demi setetes hingga larutan bersifat asam .
f. Larutan diaduk selama 1 menit kemudian dicatat hasilnya.
g. 10 tetes larutan asam ditambahkan kembali dan diamati.
2. Reaksi dengan asam nitrit
a. 0,1 gram glisin dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 5 mL
larutan HCl 10%.
b. 5 mL larutan HCl dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang lain sebagai
pembanding.
c. Kedua tabung reaksi didinginkan sampai 0oC di dalam air es.
d. 1 mL larutan NaNO2 5% ditambahkan ke dalam masing-masing tabung
reaksi kemudian dicatat hasilnya.
e. Larutan kasein yang sudah disiapkan pada percobaan 1.c dimasukkan ke
dalam tabung reaksi kemudian didinginkan di dalam air es.
f. 1 mL larutan NaNO2 ditambahkan ke dalam larutan tersebut kemudian
dicatat.
3. Uji Biuret
a. 0,5 gram urea ditempatkan ke dalam tabung reaksi kemudian dipanaskan
perlahan-lahan sampai urea meleleh dan gas terbentuk.
b. Bau gas dicatat dan diuji dengan kertas lakmus basa pada mulut tabung
reaksi.
c. Pemanasan dilanjutkan sampai pembentukan gas berhenti dan sisanya
mulai padat kemudian didinginkan.
d. Zat padat tersebut dilarutkan ke dalam air suling panas.
e. Larutan disaring dan 2 mL larutan NaOH 10 % ditambahkan ke dalam
larutan.
f. 3 tetes larutan CuSO4 2% ditambahkan kemudian larutan diaduk dan
diamati warnanya.
g. 0,5 gram urea dilarutkan dalam 3 mL air, sebagai pembanding.
h. 2 mL larutan NaOH 10% dan 3 tetes larutan CuSO4 2% ditambahkan
kemudian hasil pengamatan dibandingkan.
i. 2 mL larutan kasein yang sudah disiapkan pada percobaan 1.c dimasukkan
ke dalam tabung reaksi
j. 2 mL air suling dan 2 tetes larutan CuSO4 2% ditambahkan ke dalam
tabung reaksi
k. Larutan diaduk kemudian diamati.
4. Uji Xanthoproteat
a. 0,1 gram kasein dimasukkan ke dalam tabung reaksi
b. 2 mL asam nitrat pekat ditambahkan ke dalam tabung reaksi kemudian
dipanaskan secara perlahan-lahan
c. Perubahan warna yang terjadi diamati
d. Campuran reaksi didinginkan.kemudian dinetralkan dengan hati-hati
menggunkan larutan NaOH 10% dan ditambahkan sedikit basa berlebih.
e. Jika terjadi perubahan warna larutan, catat.
5. Hidrolisis protein
a. Perlatan merefluks disusun dengan labu 100 mL
b. 0,5 gram kasein dmasukkan ke dalam labu kemudian 2 mL larutan HCl
20% ditambahkan ke dalam labu.
c. Refluks dilakukan selama 30-40 menit kemudian campuran reaksi
didinginkan sampai mencapai suhu kamar.
d. 5 mL hasil hidrolisis didinginkan ke dalam air es.
e. Hasil percobaan dibandingkan
f. Larutan hasil hidrolisis lain dinetralkan dengan NaOH 10%
g. 3 mL larutan NaOH 10% dan 2 tetes larutan CuSO4 2% ditambahkan
kemudian dipanaskan di atas penangas air.
h. Hasil percobaan dibandingkan.
F.Hasil Pengamatan
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Kelarutan dan sifat amfoterik
a. 0,1 gram glisin s+ 2 ml H2O uji Lakmus biru menjadi merah
lakmus biru + larutan bening
b. 0,1 gram L-aspartat + 2 ml H2O + Lakmus biru menjadi merah
uji lakmus biru + larutan bening
c. 0,1 gram L-glisin + 2 ml H2O + uji
lakmus biru
aa. 0,1 gram L-tirosin + 1 ml NaOH Lakmus biru tidak berubah
10% +HCl 10% + beberapa tetes + warna + putih keruh
uji lakmus biru
bb. 0,1 gram kasein + 5 ml H2O + 2 ml Bening kekuningan
NaOH 10%
2. Reaksi dengan asam nitrit
a. Tabung 1:0,1 gram glisin + 5 ml Bening banyak gelembung
HCl dinginkan + 1 ml NaNO2
Tabung 2 :5 ml HCl 10% + Bening,sedikit gelembung
dinginkan + 1 ml NaNO2
2 ml kasein + didinginkan + 1ml Bening,agak kekuningan
NaNO2
3. Uji Biuret
a. Tabung 1:0,5 gram urea + Bau pesing,lakmus biru
dipanaskan + uji lakmus biru + uji menjadi merah
bau
Dipanaskan + didinginkan + 3 ml
air yang dipanaskan + disaring + 2
ml NaOH 10% + 3 tetes CuSO4 Warna cokelat + endapan
Tabung 2 : 0,5 gram urea + 2 ml
Cincin hijau tua + endapan
NaOH 10% + 3 tetes CuSO4 putih + larutan cokelat
muda
b. 2 ml kasein + 2 ml aquades + Larutan berwarna biru
CuSO4 3 tetes
4. Uji Xanthoproteat
a. 0,1 gram kasein + 2 ml HNO3 Kuning bening
+dipanaskan
b. Didingankan + 3 tetes NaOH 10% Kuning agak hijau +
bersifat basa
5. Hidrolisis Protein
a. 0,5 gram kasein 20 ml HCl 20% Kuning
b. Direfluks + didinginkan Bening agak kuning
c. 3 ml NaOH 10% + 2 tetes CuSO4 Bening agak kuning
d. Sisa sampel yang direfluks Bening agak kuning
G.Pembahasan
Peptida adalah suatu senyawa yang dibentuk dari asam Alfa amino yang
terikat oleh suatu ikatan peptida.Asam-asam amino dalam suatu peptida disebut
sebagai unit peptida atau residu asam amino.suatu peptida yang dibentuk dari 2
residu asam amino disebut dipeptida apabila dari 3 asam amino disebut dipeptida
dan sebagainya polipeptida adalah satu dari tiga dengan banyak residu asam
amino perbedaan antara polipeptida dan protein adalah berdasarkan perjanjian
dimana pada umumnya polipeptida dengan 50 residu asam amino disebut dengan
protein (Fessenden,1982 :683).
1.Kelarutan dan sifat amfoterik
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kelarutan dan sifat amfoterik dari
asam-asama amino. Pengujian yang pertama yaitu untuk mengetahui kelarutan
asam amino dan keasaman asam-asam amino dengan menggunakan sampel glisin,
asam aspartat,kasein dan L-tirosin yang masing-masing dilarutkan dalam air.
Dari hasil percobaan diperoleh, kelarutan glisin dalam air mudah larut
disebabkan oleh stuktur glisin yang sederhana (atom C-nya tidak panjang) dimana
kita ketahui bahwa panjang rantai atom karbon mempengaruhi kelarutan. Semakin
pendek rantai atom karbon suatu senyawa organik maka semakin sukar larut.
struktur glisin yang dipolar dimana gugus amin dan karboksil di dalamnya akan
saling bereaksi menghasilkan ion zwitter.Dimana, dalam larutan asam (pH
rendah) suatu asam amino terprotonasi dan berbentuk kation, sebaliknya dalam

larutan basa (pH tinggi) suatu asam amino terdeprotonasi dan berbentuk anion.
Jadi pada suatu titik tertentu (titik intermediat), asam amino berada dalam
kesetimbangan antara bentuk anion dan kation dan bermuatan netral yaitu sebagai
ion zwitter dipolar pH dalam keadaan ini disebut titik isoelektrik yang tergantung
pada strukturnya.Pada percobaan hasil yang diamati dimana larutan berwarna
bening dan saat pengujian lakmus berubah warna.
Adapun persamaan reaksinya :
H-C-COOH + H2O H-CH-COO-
+
NH2 NH3
(glisin)
Pada pengujian asam L-aspartat menunjukkan bahwa asam amino ini larut
sebagian dalam air dikarenakan jika dibandingkan dengan glisin, rantai karbon
asam L-aspartat lebih panjang dari glisin sehingga asam L-aspartat hanya larut
sebagian dalam air. L-aspartat memiliki pH = 3. Dan L-aspartat merupakan asam
amino yang mengandung gugus karboksil pada rantai sampingnya (gugus R)
dikelompokkan kedalam asam amino asam. Pada percobaan hasil yang diamati
dimana larutan berwarna bening dan lakmus biru menjadi merah.

Adapun reaksinya adalah sebagai berikut:


-
HOOC-CH2-CH-COOH+ H2O OOC-CH2-CH-COO- + H3O+
NH2 NH3+
(Asam L-aspartat)
Pada percobaan L-tirosin dalam air diperoleh kelarutan tirosin, sukar larut
dikarenakan rantai karbon tirosin yang panjang. Selain itu, terdapat gugus
aromatik menyebabkan struktur dan ikatannya stabil dengan adanya resonansi
sehingga sukar larut dalam air. Hal ini sesuai dengan teori, bahwa jika gugus R
(rantai samping) terdiri dari banyak atom karbon atau bersifat aromatik, maka
asam amino sukar larut dalam air. tirosin mempunyai titik isoelektrik pada pH 5,7
sehingga bersifat netral. Hal ini dikarenakan gugus amina dan gugus karboksil
pada struktur L-tirosin seimbang .Pada hasil uji tidak terjadi perubaha.

Adapun persamaan reaksinya adalah :


HO- -CH2-CH-COOH +H2O HO- -CH2-CH-COO-
NH2 NH3+
Pengujian kedua yaitu untuk mengetahui sifat amfoterik asam amino.
Sampel L-tirosin dilarutkan dalam air dan direaksikan dengan NaOh 10%
menghasilkan larutan bening yang dicek dan setelah direaksikan lagi dengan HCl
10% maka kertas lakmus biru menjadi kemerahan dan kertas yang menunjukkan
larutan bersifat asam. Hal ini menandakan bahwa L-tirosin bersifat amfoterik
karena dapat bereaksi dengan asam maupun basa. Hal ini dikarenakan, dalam
pelarut air bersifat asam suatu zwitter ion asam amino dapat menerima proton dan
menghasilkan suatu kation dan bersifat asam, sebaliknya dalam pelarut air bersifat
basa suatu zwitter ion asam amino dapat melepaskan proton dan membentuk

anion dan bersifat basa.


Pengujian ketiga, sampel kasein yang direaksikan dengan H2O dan NaOH
menghasilkan larutan koloid. Kasein tidak larut dalam air karena merupakan suatu
protein politirosin dengan atom karbon yang panjang dan cincin benzena (gugus
aromatik) yang stabil sehingga sukar larut dalam air namun kasein dapat bereaksi

dengan basa. Pada pengujian larutan berubah warna menjadi bening kekuningan.
Adapun persamaan reaksinya adalah :
H2N-CH-C-NH-CH-COOH + NaOH H2N-CH-C-NH-CH-COONa + H2O
CH2O CH2 CH2 O CH2
OH OH OH OH
(Kasein)
2.Reaksi dengan asam nitrit
Percobaan ini bertujuan untuk menguji adanya gugus amin bebas pada asam
amino dan protein yang ditandai dengan terbentuknya gas N2 . Sampel yang
digunakan pada percobaan ini adalah glisin (asam amino) dan kasein (protein).]
Glisin direaksikan dengan HCl 10% yang menghasilkan larutan tak berwarna,
HCl berfungsi selain untuk memberikan suasana asam dimana asam amino glisin
dapat bereaksi baik dalam suasana asam, HCl juga yang akan bereaksi dengan

NaNO2 membentuk HNO2 yang apabila direaksikan dengan glisin akan


melepaskan gugus amin bebasnya membentuk gas N2 . Pada percobaan ,
diperoleh larutan bening dengan gelembung-gelembung gas disebabkan lepasnya
gugus amin bebas pada glisin saat bereaksi dengan asam nitrit membentuk gas N2
Adapun reaksinya adalah:
HCl + NaNO2 HNO2 + NaCl
(Asam klorida) (Natrium nitrit) (Asam nitrit) (Natrium klorida)
H-CH-COOH + HNO2 H-CH-COOH + H2O + N2
NH2 OH
(glisin) (Asam nitrit) (Asam hidroksi etanoat) (Air) (gas N2)
Adapun pada larutan pembanding, HCl yang direaksikan dengan NaNO2
menghasilkan larutan bening dan sedikit gelembung gas. Hal ini dikarenakan tidak
adanya asam amino yang bereaksi dengan HNO2 sehingga tidak terdapat gas
N2.Reaksi antara HCl dan NaNO2 hanya menghasilkan asam dan garam.
Adapun persamaan reaksinya:
HCl + NaNO2 HNO2 + NaCl
(Asam klorida) (Natrium nitrit) (Asam nitrit) (Natrium klorida)
Sedangkan reaksi antara larutan kasein dengan NaNO2 tidak menghasilkan
gas N2.Hal ini dikarenakan tidak adanya gugus amin yang bebas pada kasein
sebab kasein adalah politirosin dimana semua gugus amin bebasnya berikatan
dengan gugus karboksil membentuk ikatan peptida sehingga semua gugus
aminnya berikatan sehingga tidak terbentuk gas N2.

adaapun persamaan reaksinya:


H2N-CH-C-NH-CH-COOH + NaNO2 H2N-CH-C-NH-CH-COONa + HNO2
CH2 O CH2 CH2 O CH2

OH OH OH OH
3.Uji Biuret
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya ikatan peptida pada protein.
Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya larutan berwarna ungudan endapan .
Reaksi ini disebut reaksi biuret karena positif terhadap biuret (kondensasi 2
molekul urea).
Pada percobaan ini, urea dipanaskan menghasilkan gas yang berbau tengik dan
saat pengujian dengan kertas lakmus warna biru dari kertas lakmus berubah
menjadi merah disini terjadi kesalahan saat akan pengujian karena dibiarkan
menguap terlalu lama sebelum di uji dengan kertas lakmus ,sedangkan gas yang
berbau tengik adalah gaas NH3 (amonia) . Pemanasan tersebut dilakukan untuk
membentuk ikatan peptida. Pemanasan urea melebihi titik lelehnya akan
mengubah warna urea menjadi biuret.
Adapun reaksinya adalah:
H2N-C-NH2 + H2N-C-NH2 H2N-C-NH-C-NH2 + NH3
O O O O
(urea) (biuret) (gas amonia)
Padatan putih yang terbentuk akibat pemanasan dilarutkan dengan air panas
agar ikatan peptida pada biuret tidak terhidrolisis. Filtrat yang diperoleh dari hasil
penyaringan direaksikan dengan NaOH 10% yang berfungsi untuk mencegah
adanya Cu(OH)2 yang akan memecah ikatan peptida. Selanjutnya biuret
direaksikan dengan CuSO4 2% yang menghasilkan larutan berwarna cokelat yang
menandakan bahwa biuret memiliki ikatan peptida.
Sebagai pembanding, urea dilarutkan dalam air lalu direaksikan dengan NaOH
dan CuSO4 menghasilkan larutan yang berwarnahijau tua berbentuk cincin serta
endapan putih dan larutan coklat. Hal ini menandakan tidak adanya ikatan peptida
disebabkan oleh tidak dilakukannyaa pemanasan terlebih dahulu, sehingga urea
tidak membentuk biuret.

adapun reaksinya adalah:


H2N-C-NH2 + NaOH + CuSO4
Kasein yang direaksikan dengan H2O dan CuSO4 menghasilkan larutan biru
hampir menjadi keunguan yang menandakan bahwa terdapat ikatan peptida .
Penambahan CuSO4 berfungsi untuk menghasilkan ion kompleks yang
merangsang perubahan warna menjadi lebih ungu. Hal ini disebabkan karena
kasein merupakan protein yang tersusun dari asam-asam amino (politirosin)
sehingga memiliki ikatan peptida.
Adapun reaksi yang terjadi:
Cu2+
H2N-CH-C-NH-CH-COOH H2N-CH-C-NH-CH-COO- Cu
CH2 O CH2 H2O CH2 O CH2

OH OH 2 OH OH n
(Kasein) (senyawa ion kompleks)

4.Uji Xanthoproteat
Percobaan ini bertujuan untuk menguji adanya gugus aromatik pada protein. Hasil
positif pada pengujian ini adalah terdapat warna kuning pada larutan.Pada
percobaan ini, kasein direaksikan dengan asam nitrat pekat menghasilkan larutan

dengan kuning. Fungsi dari HNO3 adalah selain untuk melarutkan kasein , HNO3
inilah yang akan bereaksi dengan cincin benzena pada kasein membentuk nitro
dengan proses nitrasi benzena. Larutan dipanaskan untuk mempercepat reaksi dan
diperoleh larutan berwarna kuning bening.Larutan kemudian didinginkan dan
dinetralkan dengan NaOH dan menghasilkan warna kuning. Fungsi dari
penambahan NaOH adalah untuk memekatkan warna nitrobenzena
Adapun reaksinya adalah:

H2N-CH-C-NH-CH-COOH + 4HNO3 H2N-CH-C-NH-CH-COOH + HNO2


CH2 O CH2 CH2 O CH2
O2N NO2 O2N NO2

OH OH OH OH
(Kasein)
H2N-CH-C-NH-CH-COOH + NaOH H2N-CH-C-NH-CH-COONa + H2O
CH2 O CH2 CH2 O CH2
NO2 NO2 O2N NO2 O2N NO2 O2N NO2

OH OH OH OH
5.Hidrolisis Protein
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui reaksi hasil hidrolisis protein
dimana hidrolisis protein itu sendiri adalah pemutusan ikatan peptida atau
penguraian protein menjadi asam-asam aminonya.Kasein ditambahkan dengan
HCl lalu direfluks untuk memutuskan ikatan peptida protein sehingga terurai
menjadi asam-asam aminonya(politirosin). Hasil hidrolisis dibagi menjadi dua
bagian dimana bagian satunya didinginkan dalam air es dan bagian laainnya
langsung diuji dengan uji biuret dengan ditambahkan NaOH dan CuSO4
menghasilkan larutan berwarna kuning menandakan bahwa kasein telah
terhidrolisis ditandai dengan larutan yang tidak berwarna ungu disebabkan tidak
adanya ikatan peptida. Bagian yang didinginkan dalam air es juga diberi
perlakuan yang sama (uji biuret) dan diperoleh hasil yang berbeda yaitu berwarna
bening kekuningan. Hal ini tidak sesuai teori karena kasein sebenarnya harus
terhidrolisis dengan asam-asam amino.
H.Kesimpulan dan saran
1.Kesimpulan
a. Ikatan peptida dapat dibuktikan dengan melakukan uji biuret dimana pada
percobaan, urea dan kasein memiliki ikatan peptida. Namun terjadi kesalahan
pengamatan uji urea karena ketidaktelitian praktikan.
b. Pada uji biuret, ikatan peptida ditunjukkan dengan terjadinya perubahan warna
menjadi cokelat. Uji xantoproteat menunjukkan adanya gugus benzena pada
protein dan asam amino (kasein dan L-tirosin) yang ditandai dengan larutan warna
kekuningan.
c. Asam amino bersifat amfoter, asam ini dapat bereaksi dengan asam ataupun
dengan basa, masing-masing dengan menghasilkan suatu kation atau suatu anion.
Asam amino larut dalam air dan pelarut polar lain, tetapi tidak larut dalam pelarut
nonpolar.

2.Saran
Sebaiknya dalam percobaan selanjutnya praktikan lebih cermat dan teliti lagi
dalam mengamati reaksi yang terjadi agar tidak terjadi kesalahan.
Daftar Pustaka

Fessenden,Ralph J,Joan S.Fessenden. 1982. Kimia Organik. Jakarta:Erlangga


Figura,Manika. katarzyna Kugmloraka. Ewellna Boclor. Stanl Staw Szluilk.
Darluasz Kaslorowski. Zygmuni Jamrazik. Plotr Janik. 2018. Serum amino
acid profile in patients with parkinsons disease. Plos one,3-4
Ganting,Agita kackumala. Sahra Sitanun. Walni Astuti. 2017. Penentuan kadar
asam amino esensial(metionin,leusin,isoleusin dan lisin) pada telur penyu
dan telur bebek. Jurnal Kimia Mulawarman. Vol.14 No.2, 97
Hart,H. Craine L.E. Hart DJ.2010. Kimia Organik edisi kesebelas.
Jakarta:Erlangga
Lisieweska,Zofia. Waldemar Kmiecik. Piotr Gebczyfisld. Lidia Sobczynska.
2011. Amoni and profile of raw and as-eaten products of spinach(Spinacaria
oleracea L.). Food chemistry,(4220-455). 454
Probosari,Enny. 2019. Pengaruh protein diet terhadap indeks glikemik. Juornal of
nutrition and health. Vol.4 No.1, 34-37
Riswiyanto. 2002. Kimia Organik. Jakarta:Erlangga
Tugas respon
1. Tuliskan uji positif semua percobaan
2. Apa yg dimaksud dgn ikatan peptida dan berikan contohnya
3. Jlskan fungsi penambahan
-NaOH
-hcls
-nano2
-cuso4
-hno3
Jawaban
1.Uji positif
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Kelarutan dan sifat amfoterik
d. 0,1 gram glisin s+ 2 ml H2O uji Lakmus biru menjadi merah
lakmus biru + larutan bening
e. 0,1 gram L-aspartat + 2 ml H2O + Lakmus biru menjadi merah
uji lakmus biru + larutan bening
f. 0,1 gram L-glisin + 2 ml H2O + uji
lakmus biru
cc. 0,1 gram L-tirosin + 1 ml NaOH Lakmus biru tidak berubah
10% +HCl 10% + beberapa tetes + warna + putih keruh
uji lakmus biru
dd. 0,1 gram kasein + 5 ml H2O + 2 ml Bening kekuningan
NaOH 10%
2. Reaksi dengan asam nitrit
b. Tabung 1:0,1 gram glisin + 5 ml Bening banyak gelembung
HCl dinginkan + 1 ml NaNO2
Tabung 2 :5 ml HCl 10% + Bening,sedikit gelembung
dinginkan + 1 ml NaNO2
2 ml kasein + didinginkan + 1ml Bening,agak kekuningan
NaNO2
3. Uji Biuret
c. Tabung 1:0,5 gram urea + Bau pesing,lakmus biru
dipanaskan + uji lakmus biru + uji menjadi merah
bau
Dipanaskan + didinginkan + 3 ml
air yang dipanaskan + disaring + 2
ml NaOH 10% + 3 tetes CuSO4 Warna cokelat + endapan
Tabung 2 : 0,5 gram urea + 2 ml Cincin hijau tua + endapan
NaOH 10% + 3 tetes CuSO4 putih + larutan cokelat
muda
d. 2 ml kasein + 2 ml aquades + Larutan berwarna biru
CuSO4 3 tetes
4. Uji Xanthoproteat
c. 0,1 gram kasein + 2 ml HNO3 Kuning bening
+dipanaskan
d. Didingankan + 3 tetes NaOH 10% Kuning agak hijau +
bersifat basa
5. Hidrolisis Protein
e. 0,5 gram kasein 20 ml HCl 20% Kuning
f. Direfluks + didinginkan Bening agak kuning
g. 3 ml NaOH 10% + 2 tetes CuSO4 Bening agak kuning
h. Sisa sampel yang direfluks Bening agak kuning
2. Ikatan peptida adalah ikatan yang terbentuk ketika atom karbon pada gugus
karboksil suatu molekul berbagi elektron dengan atom nitrogen pada gugus amina
molekul lainnya. Reaksi yang terjadi adalah reaksi kondensasi, hal ini ditandai
dengan tidak terikatnya molekul cairan ketika reaksi berlangsung.Hasil dari ikatan
ini adalah ikatan CO-NH dan menghasilkan molekul yang dinamakan amida.
Ikatan peptida ini bisa menyerap panjang gelombang 190-230 nm.Contoh
3.Fungsi penambahan
- NaOH : Fungsi dari penambahan NaOH adalah untuk memekatkan warna
nitrobenzena
-HCl : HCl berfungsi selain untuk memberikan suasana asam dimana asam
amino glisin dapat bereaksi baik dalam suasana asam
-NaNO2 : untuk menguji adanya gugus amin bebas
- CuSO4 : Penambahan CuSO4 berfungsi untuk menghasilkan ion kompleks
yang berwarna ungu
-HNO3 : Fungsi dari HNO3 adalah untuk melarutkan kasein

Anda mungkin juga menyukai