Anda di halaman 1dari 20

A.

JUDUL PERCOBAAN
Isolasi Piperin dari Lada dan Sifat Kimia Piperin
B. TUJUAN PERCOBAAN
Pada akhir percobaan mahasiswa diharapkan mengetahui:
1. Prinsip isolasi senyawa organik dari bahan alam, khususnya golongan
alkaloid
2. Teknik isolasi dari bahan alam, ekstraksi kontinyu, pemisahan lainnya dan
cara pemurniannya
3. Mengetahui sifat-sifat piperin berdasarkan struktur dan hasil degradasinya.
C. LANDASAN TEORI
Banyak senyawa bahan alam yang mempunyai kerangka hidrokarbon
siklik cincin terpadu.Kadangkala dua cincin menyatu melalui/terikat pada dua
atom karbon yang sama, cincin semacam itu dikenal sebagai cincin-cincin
terpadu. Beberapa contoh senyawa bahan alam dengan cincin terpadu, antara
lain terpena, steroida, alkaloida, dan lain-lain (Hadanu, 2019: 73).
Senyawa heterosiklik adalah yang dimana senyawa organic yang
mempunyai cincin, dan pada cincin ini terdapat lebih dari satu jenis atom
selain atom karbon. Atom-atom yang sering dijumpai adalah oksigen,
nitrogen, dan sulfur (Riswiyanto, 2015: 471).
Biji lada putih (Piper nigrum L.) mengandung senyawa alkaloid
bernama piperin, yang memiliki spektrum efek farmakologis yang luas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi piperin dari biji lada putih untuk
mendapatkan piperin dengan cara yang lebih ekonomis, sederhana, dan
efektif sehingga dapat diaplikasikan pada produksi skala besar di industri
farmasi. Ekstraksi dan pemurnian piperin dilakukan masing-masing
menggunakan n-heksana dan sikloheksana. Sampel piperin yang diisolasi
diuji kemurniannya dengan seperangkat alat titik leleh, KLT bidimensional,
dan HPLC. Struktur senyawa kemudian dianalisis menggunakan FTIR dan
Spektroskopi NMR. Sikloheksana berhasil digunakan untuk menghilangkan
bahan resin dari ekstrak n-heksana lada putih untuk menghasilkan piperin
dengan kemurnian 94,57 ± 0,82% (Kusumorini et al., 2021: 1).
Lada hitam adalah tanaman anggur autoicous dan sopan yang
dibudidayakan dan dipanen di daerah tropis Sri Lanka dan India. Lada hitam
adalah salah satu rempah-rempah yang paling umum dikonsumsi, dan
kepedasannya disebabkan oleh adanya alkaloid yang dikenal sebagai piperin,
konstituen kimia yang mudah menguap, dan minyak esensial. Piperin
ditemukan dalam lada hitam (piper nigrum), lada putih, dan lada panjang
(piper longum) milik keluarga Piperaceae. Piperine mewakili beragam
aktivitas biologis, seperti anti-inflamasi, antikanker, antivirus, anti-larvisida,
pestisida, anti-Alzheimer, antidepresan, dan yang paling penting piperin
dikenal sebagai penambah bioavailabilitas (Tiwari et al., 2020: 1).
Alkaloid adalah salah satu senyawa basa bernitrogen yang umumnya
berupa senyawa hetrosiklik yang diekstraksi dari bahan alam. Contoh alkaloid
adalah nikotin dan morfin.Nikotin adalah senyawa yang dalam dosis rendah
dapat bertindak sebagai stimulan sistem syaraf otonom seperti efek yang
timbul dari rokok. Nikotin dalam dosis tinggi dapat bersifat toksik

(Wardiyah, 2016:167).
Senyawa karbonil lain yang diisolasi dari beberapa jenis tumbuhan
adalah golongan senyawa turunan flavon, turunan quinolon, turunan
flavonoid, turunan fenilpropanoid, turunan alkaloid, turunan kurkumin dan
lain-lain. Beberapa penelitian terakhir, tentang senyawa karbonil bahan alam
di antaranya isolasi senyawa polifenol turunan kurkumin dilaporkan oleh
Malik dan Mukherjee sebagai antioksidan, antiinflamatory dan antikanker,
abat tuberculosis, dan obat diabetes.Hal tersebut diperkuat oleh penelitian
Jassabi (Hadanu, 2019: 299).
Alkaloid dari getah biji candu (Papaver somniverum) salah satunya
morfin. Morfina adalah alkaloid dan analgesic yang sangat kuat bekerja
langsung pada system saraf pusat untuk menghilangkan rasa sakit. Morfin
banyak disalahgunakan oleh para pecandu obat terlarang

(Wardiyah, 2016:167).
Piper retrofractum Vahl. (cabe jawa) dan Piper nigrum L. (lada hitam)
merupakan bagian dari famili Piperaceae. Kandungan alklaoid utama dalam
buah cabe jawa dan lada hitam yaitu piperin, yang memiliki khasiat sebagai
antimikroba, antidiabetik, antiinflamasi, antikanker dan sebagainya.
Penelitian bertujuan untuk menetapkan kadar senyawa piperin pada ekstrak
buah cabe jawa dan lada hitam menggunakan metode spektrofotometri UV-
Visibel. Tiap sampel buah dimaserasi dengan pelarut etanol 95%. Identifikasi
kualitatif senyawa piperin dilakukan menggunakan kromatografi lapis tipis
(KLT). Penetapan kadar senyawa piperin dilakukan menggunakan
spektrofotometer UVVisibel dengan panjang gelombang maksimal pada
253,8 nm (Hikmawanti et al., 2021: 1).
Isolasi senyawa piperin dilakukan dengan metode rekristalisasi.
Caranya untuk mengisolasi piperin biasanya menggunakan metode
rekristalisasi dengan prinsip yaitu proses pemurniaan suatu zat berdasarkan
perbedaan kelarutan zat yang dimurnikan. Prinsip kerja untuk mendapatkan
piperin dari ekstrak yaitu menyari merica hitam dengan etanol 95% yang
kemudian dipisahkan dengan senyawa rennin dengan penambahan KOH-
etanolik 10% (b/v). Penambahan KOH-etanolik bertujuan untuk memperoleh
senyawa piperin dari ekstrak tersebut, dimana di dalam ekstrak tersebut
terdapat komponen lain yang menyebabkan piperin bereaksi menjadi asam
piperat dan karena dalam ekstrak tersebut masih ada zat pengotor. Jadi tujuan
penambahan KOH-etanolik ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa piperin
dalam bentuk garamnya,lalu filtratnya disaring, filtrat tersebut didiamkan
dalam lemari pendingin untuk mendapatkan kristal piperin. Kristal yang
diperoleh kemudian dicuci dengan etanol 95% dingin agar mendapat kristal
yang lebih murni dan bebas pengotornya. untuk mendapatkan isolat senyawa
piperin dari merica hitam dapat dilakukan proses ekstraksi yang dilanjutkan
dengan isolasi dengan metode rekristalisasi. (Riyanto, 2020: 243-244).
Piperine, alkaloid utama dalam lada hitam adalah salah satu
bioenhancer yang paling menjanjikan sampai saat ini. Metode lain yang
digunakan untuk ekstraksi memiliki kelemahan seperti efisiensi ekstraksi
yang buruk, metodologi isolasi yang membosankan dan mahal, fotodegradasi
piperin, dll. Oleh karena itu, metode yang sederhana, cepat dan efisien telah
dikembangkan untuk isolasi piperin dari buah Piper nigrum. Metode yang
diteliti melibatkan ekstraksi piperin dengan berbagai pelarut seperti etanol,
asam asetat glasial dan diklorometana. Kemudian isolasi dan pemurnian
diikuti dengan metode klasik terpisah untuk masing-masing ekstrak.
Dibandingkan dengan dua metode lainnya, metode baru menggunakan asam
asetat glasial terbukti efektif dalam mengisolasi piperin dengan hasil yang
lebih tinggi dan kemurnian yang lebih tinggi (Shingate et al., 2013: 1).
Ekstraksi buah cabe jawa dan buah lada hitam diekstraksi dengan
menggunakan etanol 95% karena sifatnya yang mampu menarik senyawa
bioaktif seperti tannin, polifenol, flavonol, terpenoid dan alkaloid (Azmir et
al. 2013), termasuk piperin (Hikmawanti et al. 2016) dalam (Hikmawanti et
al., 2021: 19). Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu dengan cara
ekstraksi merica hitam (Pipernigrum, L), kemudian dilanjutkan dengan proses
isolasi untuk mendapatkan isolat piperin (Riyanto, 2020: 1).
Metode baru untuk isolasi piperin ditemukan ekstraksi dengan asam
asetat glasial dan rekristalisasi dengan pelarut eter setelah pencucian alkali
terbukti efektif dalam mengisolasi piperin dengan hasil yang lebih tinggi dan
kemurnian. Piperin hasil isolasi diidentifikasi dengan uji kimia, M.P, KLT,
UV dan IR dan dibandingkan dengan piperin asli yang menghasilkan kristal
piperin murni yang lebih baik dibandingkan dengan piperin asli (Shingate et
al., 2013: 3169).
Sikloheksana telah berhasil digunakan untuk menghilangkan bahan
resin dari ekstrak n-heksana lada putih dalam produksi piperin terisolasi
dengan kemurnian 94,57 ± 0,82%. Titik leleh, spektrum 1H-NMR, dan 13C-
NMR dari piperin yang diisolasi serupa dengan zat referensi piperin dalam
literatur. Metode isolasi sederhana dan pelarut tingkat teknis yang digunakan
dalam penelitian ini membuka kemungkinan untuk diterapkan pada produksi
skala industri. Selain itu, piperin hasil isolasi tersebut berpotensi sebagai
bahan aktif farmasi (API) bentuk farmasi (Kusumorini et al., 2021: 164).
Produk alami telah berkontribusi pada hampir setengah dari semua
molekul kecil yang disetujui sebagai obat dalam dekade ini. Telah disarankan
bahwa pendekatan penemuan obat saat ini untuk menemukan "entitas kimia
baru" jika dialihkan ke "menggabungkan agen yang ada," dapat membantu.
Selain itu, dosis yang lebih tinggi, penyerapan yang buruk, bioavailabilitas
yang rendah, dan kepatuhan pasien yang buruk adalah kelemahan utama obat.
Lada hitam terdiri dari sekitar 5-9% piperin sebagai konstituen kimia aktif.
Itu terdaftar oleh FDA sebagai ramuan, juga diakui sebagai agen yang lebih
aman untuk digunakan sebagai bumbu. Piperin dapat diberikan dengan dosis
15-20 mg/orang/hari dalam dosis terbagi, yang tampaknya sangat kurang dari
LD50 dosis manusia. Piperin dapat digunakan untuk meningkatkan efikasi
dan mengurangi frekuensi dosis berbagai agen xenobiotik. Dengan
menggabungkan piperin dengan obat tema, efek samping dan toksisitas obat
dapat dikurangi karena dosis yang lebih rendah dan peningkatan ketersediaan
di tempat kerja (Tiwari et al., 2020: 18).
D. ALAT DAB BAHAN
1. Alat
a. Gelas kimia 600 mL 1 buah
b. Labu bundar 1 buah
c. Gelas ukur 100 mL 1 buah
d. Erlenmeyer 250 mL 1 buah
e. Mortar dan lumpang 1 set
f. Gelas kimia 500 mL 1 buah
g. Corong 1 buah
h. Kaca arloji 1 buah
i. Sokhlet 1 buah
j. Gelas kimia 250 mL 1 buah
k. Penangas air 1 buah
l. Lap kasar 1 buah
2. Bahan
a. Lada hitam kering
b. Larutan
c. Larutan asam klorida (HCl) 10 M
d. Larutan kalium permanganat (KMnO4) 1M
e. Pereaksi molisch
f. Vaselin
g. Es batu

E.PROSEDUR KERJA
1. Isolasi piperin
a. Sebanyak 20 gram lada yang telah digerus, ditimbang di atas neraca
b. Lada yang telah ditimbang, dibungkus dengan kertas saring dan diikat dengan
tali
c. Kemudian, dimasukkan ke dalam alat sokhlet dan ditambahkan sebanyak 150
mL etanol 96%
d. Sampel lada diesktrak selama 4 kali sirkulasi
e. Setelah itu, dikisatkan diatas penangas air sampai volume 1/3 volume awal
f. Ditambahkan sebanyak 60 mL larutan NaOH alkoholis 10% ke dalam larutan
sampel
g. Larutan diaduk dan dikisatkan sampai kering, lalu didiamkan dalam suhu
kamar
h. Setelah itu, didinginkan di dalam air es
i. Kemudian, disaring menggunakan kertas saring dan sampel dikeringkan
j. Hasil endapan ditimbang sebanyak 1,1 gram
2. Degaradasi piperin
a. Dimasukkan Sebanyak 20 mL larutan alkoholis ke dalam larutan yang
dihasilkan dan dikisatkan
b. Ditambahkan sebanyak 5 mL air dan 3,5 HCl pekat ke dalam larutan
c. Setelah itu, disaring dengan menggunakan kertas saring
3. Reaksi-reaksi piperin
a. Reaksi dengan KMnO4
a) Sebanyak 1 mL larutan alkoholis dimasukkan ke dalam larutan yag dihasilkan
pada isolasi piperin
b) Ditambahkan 20 tetes HCl 10% ke dalam larutan
c) Kemudian, ditambahkan 5 tetes Kalium Permanganat
b. Reaksi dengan pereaksi benedict
a) Sebanyak 1 mL larutan alkoholis dimasukkan ke dalam larutan yang
dihasilkan pada isolasi piperin
b) Ditambahkan sebanyak 20 tetes HCl 10% ke dalam larutan
c) Kemudian, ditambahkan 5 tetes pereaksi benedict
c. Reaksi dengan pereaksi molisch
a) Sebanyak 1 mL larutan alkoholis dimasukkan ke dalam larutan yang
dihasilkan pada isolasi piperin
b) Ditambahkan sebanyak 20 tetes HCl 10% ke dalam larutan
c) Kemudian, ditambahkan 5 tetes perekasi molisch

F.HASIL PENGAMATAN
1. Isolasi Piperin
No Perlakuan Hasil
1 Menimbang lada yang telah digerus 20 gram
2 Merakit sokhlet + etanol 95% sebanyak 150 mL Sampel siap diekstrak
3 Mengekstrak sampel sealam 50 menit 4 kali larutan berwarna
kuning bening
4 Dikristalkan diatas penangas air sampai volume Volume 63 mL
½ volume awal berwarna jingga
5 + 60 mL NaOH alkoholis 10% Larutan kuning keruh
dan terbentuk endapan
kuning
6 Diaduk + dikisatkan Larutan berwarna
kuing keruh
7 Diaman dalam suhu ruang Terbentuk endapan
yang lebih banyak
8 Dinginkan di dalam air es + disaring + Terbentuk endapan
dikeringkan yang lebih banyak
9 Endapan ditimbang Sampel 1,1 gram
2. Degradasi piperin
No Perlakuan Hasil
1 20 mL larutan alaoholis + dikisatkan Larutan berwarna
orange dan tersisa 5 mL
2 + air 5 mL + 3,5 mL HCl pekat Larutan terdapat
endapan dan berwarna
orange
3 Disaring Terdapat endapan
kuning kecoklatan

3. Reaksi-reaksi piperin
No Perlakuan Hasil
1 1 mL larutan alkoholis Larutan berwarna
+ 20 tetes HCl 10% kuning keruh
+ 5 tetes KMnO4
2 1 mL larutan alkoholis Larutan berwarna
+ 20 tetes hCl 10% kuning keruh
+ 5 tetes larutan benedict Larutan terdapat
endapan (cermin perak)
3 1 mL larutan alkoholis Larutan berwarna
+ 20 tetes HCl 10% kuning keruh
+ 5 tetes pereaksi molisch Larutan berwarna ungu

G.ANALISIS DATA
1. Isolasi piperin
Diketahui : berat sampel : 20 gram
berat kristal piperidin : 1 gram
Mr piperin (C17H19O3N) : 285 g/mol
Mr piperidin (C5H10NH) : 85 g/mol
Ditanyakan :% rendemen ……?
Penyelesaian :

Berat secara teori =

=
Berat secara praktek =

% rendemen =

2. Degradasi piperin
Diketahui : berat sampel : 20 gram
berat kristal piperidin hidroklorida : 0,9 gram
Mr piperin (C17H19O3N) : 285 g/mol
Mr piperidin hidroklorida(C5H10NHCl) : 85 g/mol
Ditanyakan : % rendemen ……?
Penyelesaian :

Berat secara teori =

Berat secara praktek =

% rendemen =

=
H.PEMBAHASAN
Prinsip ekstraksi adalah melarutkan minyak atsiri dalam bahan dengan pelarut
organik yang mudah menguap. Proses ekstraksi biasanya dilakukan dalam wadah
(ketel) yang disebut ”extractor”. Ekstraksi dengan pelarut organik umumnya
digunakan untuk mengekstraksi minyak atsiri yang mudah rusak oleh pemanasan
dengan uap dan air, terutama untuk mengekstrak minyak dari bunga) bungaan
misalnya bunga cempaka, melati, mawar, kenanga, lily dan lain-lain. Pelarut yang
biasanya digunakan dalam ekstraksi yaitu: petroleum eter, benzena, dan alkohol
1.Isolasi Piperin
Piperin merupakan senyawa organic bahan alam yang termaksud dalam
golongan turunan piridin, yang terdapat pada lada. Percobaan ini dilakukan untuk
mengisolasi piperin dari lada hitam. Pada percobaan ini dilakukan penggerusan
pada lada hitam hingga halus lalu dibungkus dengan kertas saring lalu
dimasukkan 20 gram ke dalam soklet untuk disokletasi dan ditambahkan 150 mL
etanol sebagai pelarutnya. Lada hitam digerus hingga halus agar memudahkan
dalam proses pelarutan serta pemisahan piperinnya. Dihasilkan larutan berwarna
kuning. Etanol digunakan sebagai pelarut dikarenakan etanol dan piperin
mempunyai sifat kepolaran yang sama sehingga piperin dapat dapat larut dengan
mudah. Etanol juga digunakan karena sifat volatilnya yang dimana bila dalam
keadaan panas mudah melarutkan piperin dan bila dalam keadaan dingin mudah
membentuk kristal. Adapun proses ekstraksi berlangsung yaitu dengan
menerapkan prinsip sokletasi yang diawali dengan pemanasan pelarut etanol
dalam labu sehingga menguap serta didinginkan menggunakan kondensor dan
akhirnya jatuh menjadi cairan ke lada hitam. Adapun bila cairan pelarut telah
memenuhi kolom sifon pada siklet maka semua cairan pelarut etanol yang
membawa zat aktif di dalam lada hitam akan ikut keluar bersama etanol melalui
pipa kecil pada soklet menuju labu bundar, maka terjadilah satu kali proses
sirkulasi. Dan sirkulasi yang didapatkan pada percobaan ini ialah sebanyak 4 kali
sirkulasi dan larutan yang dihasilkan berwarna kuning bening. Ini dikarenakan
bahwa piperin yang terkandung di dalam lada hitam telah terikat oleh etanol yang
ditunjukkan dari perubahan warnanya menjadi kuning
. Kemudian larutan yang diperoleh dikisatkan di atas hotplate sampai
larutannya ½ volume awal. Pengisatan ini dilakukan untuk menguapkan sisia
etanol yang terkandung dalam larutan tersebut. Lalu ditambahkan dengan NaOH
alkoholis untuk memberikan suasana basa pada larutan, selain itu juga untuk
mengikat piperin dan mencegah terjadinya penguraian pada senyawa tersebut.
Selanjutnya larutan diaduk dan disaring untuk menghilangkan zat-zat pengotor
kemudian membagi dua, dikisatkan kembali lalu didiamkan pada suhu kamar ,
kemudian disaring diperoleh endapan berwarna cokelat sebanyak 1,1 gram dengan
rendemennya sebesar 16,767%. Pada percobaan ini tidak dilakukan penentuan
titik leleh karena jumlah kristal yang diperoleh sangat sedikit sehingga tidak
memungkinkan untuk dilakulan.

Adapun persamaan reaksinya:

Mekanisme reaksinya yaitu:


1.
2.

2.Degradasi Piperin
Larutan alkoholis bagian pertama dari isolasi piperin sebanyak 20mL
dikisatkan kembali sampai tersisa 5 mL. Pengisatan dilakukan untuk memperoleh
larutan yang semakin pekat. Larutan orange dihasilkan dari pengisatan ini.
Kemudian larutan yang tersisa tadi direfluks 1 jam untuk menguapkan alkohol
yang terdapat pada larutan tersebut. Setelah direfluks larutan ditambahkan H2O
lalu ditambahkan HCl 10M kemudian diaduk dan disaring. Kristal yang diperoleh
kemudian di keringkan dan di timbang beratnya, sehingga diperoleh Kristal
berwarna orange yang merupakan piperidin hidroklorida sebanyak 0,9 gram
dengan rendemen 10,494%. Pada percobaan ini juga tidak dilakukan penentuan
titik leleh karena jumlah kristal yang diperoleh sangat sedikit sehingga tidak
memungkinkan untuk dilakulan.

Adapun reaksinya adalah:

Mekanisme reaksi:

1.
2.

3.

3.Reaksi-rekasi Piperin
a. Reaksi dengan KMnO4
Percobaan ini dilakukan untuk menguji bahwa piperin mudah teroksidasi.
Pada percobaan ini 1 mL larutan alkoholis ditambahkan 20 tetes HCl.
Penambahan HCl bertujuan untuk menetralkjan pH dan menurunkan pH.
Pencampuran ini menghasilkan larutan kuning keruh. Kemudian larutan tersebut
direaksikan dengan 5 tetes KMnO4 0,1 M untuk mengoksidasi piperin dan
menghasilkan arutan kuning kecoklatan. Hasil ini menandakan bahwa piperin
mudah teroksidasi oleh KMnO4 yang ditunjukkan dengan pengujian positifnya
yang berubah warna menjadi ungu padat.

Adapun persamaan reaksinya:

b. Reaksi dengan Benedict


Percobaan ini dilakukan untuk menguji adanya gula perduksi pada piperin.
Pada percobaan ini 1 mL larutan alkoholis yang diperoleh dari isolasi
ditambahkan 20 tetes HCl untuk menetralkan pH dimana larutan kuning
keruh.Kemudian direaksikan dengan 5 tetes Benedict dan menghasilkanendapan
berupa cermin perak, ini menandakan bahawa piperin mengandung gugus
karbonil yang dapat direduksi oleh Cu2+.
Adapun reaksinya yaitu:

c.Reaksi dengan Molisch


Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya cincin fulfural dalam
piperin yaitu gugus epoksi. Pada percobaan ini 1 mL larutan alkoholis yang
diperoleh dari isolasi ditambahkan 20 tetes HCl untuk menetralkan pH dan
menurunkan pH lalu direaksikan dengan 5 tetes molisch yang menghasilkan
larutan kuning keruh, pH larutan turun ditunjukkan oleh warna yang dihasilkan
ketika bereaksi dengan molisch menandakan piperin mengandung cincin furfural.

Adapun reaksinya:
I.KESIMPULAN DAN SARAN
1.Kesimpulan
a. Prinsip pemisahan senyawa organik dari bahan alam terutama golongan
alkaloid diekstraksi menjadi larutan dengan prinsip soxhlet.
b. Teknik isolasi dari bahan alam yaitu ekstraksi kontinyu, pemurnian dengan
metode kristalisasi dan pemurnian.
c. Reaksi piperin dengan KMnO4 menunjukkan bahwa piperin mudah teroksidasi,
menghasilkan larutan berwarna ungu. Reaksi piperin dengan fehling untuk
menguji adanya gugus karbonil dalam piperin yang dapat direduksi oleh ion Cu2+
dan menghasilkan larutan endapan perak Reaksi piperin dengan pereaksi molisch
untuk mengetahui adanya cincin furfural dalam piperin yaitu gugus epoksi dan
menghasilkan larutan berwarna ungu.
2.Saran
Disarankan agar praktikan memahami prosedur kerja agar hasil yang diperoleh
dapat sesuai dengan teori.
DAFTAR PUSTAKA

Hadanu, R. (2019). Kimia Organik Jilid 1 (Issue May).


Hikmawanti, N. P. E., Hanani, E., Maharani, S., & Putri, A. I. W. (2021). Kadar
Piperin Ekstrak Buah Cabe Jawa dan Lada Hitam dari Daerah dengan
Ketinggian Berbeda. Jurnal Jamu Indonesia, 6(1), 16–22.
Kusumorini, N., Nugroho, A. K., Pramono, S., & Martien, R. (2021).
Development of new isolation and quantification method of piperine from
white pepper seeds (Piper Nigrum L) using a validated HPLC. Indonesian
Journal of Pharmacy, 32(2), 158–165.
Riswiyanto. (2015). Kimia Organik Edisi Kedua.Jakarta. Erlangga
Riyanto. (2020). ISOLASI SENYAWA PIPERIN DARI MERICA HITAM (
Pipernigrum, L) SEBAGAI BAHAN STANDAR PRAKTIKUM DI
LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI FMIPA UII. Prosiding Seminar
Nasional Hasil Penelitian, 1(2), 234–245.
Shingate, P. N., Dongre, P. P., & Kannur, D. M. (2013). New Method
Development for Extraction and Isolation of Piperine From Black Pepper.
International Journal of Pharmaceutical Sciences and Research, 4(8), 3165–
3170.
Tiwari, A., Mahadik, K. R., & Gabhe, S. Y. (2020). Piperine: A comprehensive
review of methods of isolation, purification, and biological properties.
Medicine in Drug Discovery, 7, 100027.
Wardiyah. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Farmasi: Kimia Organik. Jakarta:
Pusdik SDM Kesehatan.
Tugas respon
1. Prinsip isolasi
2. Kenapa pelarut yg digunakan etanol dan kenapa konsentrasi nya 95%
3. Struktur piperin
Jawaban :
1. prinsip dasar dan teknik isolasi dengan metode ekstraksi kontinu.
2. Pelarut etanol 95 % adalah senyawa polar yang mudah menguap sehingga baik
digunakan sebagai pelarut ekstrak.
3.struktur piperin
Jawaban pertanyaan :
1.Jelaskan mengapa digunakan larutan KOH alkoholis untuk mengekstraksi
piperin dari lada hitam?
2.Tuliskan reaksi yang terjadi dan persamaan reaksinya pada degradasi piperin
Jawab :
1 larutan KOH dalam etanol bertujuan untuk memperoleh piperin dari ekstrak
pekat tersebut, dimana di dalam ekstrak tersebut terdapat komponen lain ketika
ditambahkan KOH-alkohol yang menyebabkan piperin yang ada dalam ekstrak
tersebut bereaksi menjadi garam asam piperat dan dengan penambahan KOH-
alkoholat dapat mengeliminasi senyawa lainnya, karena dalam ekstrak tersebut
masih ada zat pengotor. Masih terdapatnya zat pengotor ini disebabkan senyawa
piperin, merupakan senyawa alkaloid golongan amida yang dapat mengalami
reaksi hidrolisis baik dalam suasana asam maupun basa. Jadi penambahan larutan
KOH-alkoholat ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa piperin dalam bentuk
garamnya, karena senyawa golongan alkaloid sering kali diisolasi dalam bentuk
garamnya yaitu garam asam piperat.
2.

Anda mungkin juga menyukai