Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

“ANGINA PECTORIS”

Dosen Pengampu : Yuyun Solihatin ,M.Kep

Kelompok I

1. Alvi Oktaviana (NIM C2014201078)


2. Alma Mutiara (NIM C2014201113)
3. Dara Agita Liana (NIM C2014201084)
4. Devina Sinta Nur (NIM C2014201092)
5. Muhammad Yasir Rizqi M (NIM C2014201090)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA

TA. 2020/2021
DAFTAR ISI

Cover............................................................................................................................................i

Daftar isi......................................................................................................................................2

Anatomi Jantung.........................................................................................................................3

Definisi Angina Pektoris.............................................................................................................6

Etiologi Angina Pektoris.............................................................................................................7

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Angina Pektoris.................................................................7

Faktor Resiko Angina Pektoris...................................................................................................7

Tanda dan Gejala Angina Pektoris..............................................................................................8

Patofisiologi Angina Pektoris.....................................................................................................8

Komplikasi Angina Pektoris.......................................................................................................9

Penatalaksanaan Farmakologi Angina Pektoris..........................................................................9

Penatalaksanaan Non Farmakologi Angina Pektoris................................................................11

Pemeriksaan Penunjang............................................................................................................11

Pertimbangan Gerontologis.......................................................................................................12

Proses Keperawatan..................................................................................................................12

Daftar Pustaka...........................................................................................................................15

2
ANGINA PEKTORIS

1.Anatomi

Jantung merupakan organ muskular berongga, bentuknya menyerupai piramid atau jantung
pisang yang merupakan pusat sirkulasi darah keseluruh tubuh ,terletal dalam rongga thoraks pada
bagian media stinum. Ujung jantung mengarah kebawah kedepan bagian kiri : basis jantung
mengarah keatas ,belakang, dan sedikit kearah kanan.pada basis jantung terdapat aorta,batang
nadi paru, pembuluh balik atas dan bawah dan pembuluh balik paru . Vena kava superior dan
inverior menuangkan darahnya ke dalam atrium kanan. Lubang vena kava inverior dijaga katup
semilunar Eustakhius. Arteri pulmonalis membawa darah keluar dari ventrikel kanan. Empat
vena pulmonalis membawa darah dari paru-paru ke atrium kiri. Aorta membawa darah keluar
dari ventrikel kiri. Lubang aorta dan arteri pulmonalis dijaga katup semilunar. Katup antara
ventrikel kiri dan aorta disebut katup aortik, yang menghindar darah mengalir kembali dari aorta
ke ventrikel kiri. Katup antara ventrikel kanan dan arteri pulmonalis disebut katup pulmonalis
yang menghindarkan darah mengalir kembali ke dalam ventrikel kanan.

A. Faktor yang mempengaruhi kedudukan jantung :

3
a. faktor umur :pada usia lanjut alat alat dalam rongga thoraks termasuk jantung agak turun
kebawah.
b. bentuk rongga dada : perubahan bentuk thoraks yang menetap misalnya penderita tbc
menahun batas jantung menurun sedangkan padsa asma thoraks melebar dan membulat.
c. Letak diafragma : menyokong jantung dari bawah , jika terjadi penekanan diafragma keatas
akan mendorong bagian bawah jantung ke atas.
d. Perubahan posisi tubuh :proyeksi jantung normal ditentukan oleh perubahan posisi tubuh
misalnya membungkuk, tidur miring ke kanan atau kekiri.

B. Lapisan jantung terdiri dari

a. Perikardium

Lapisan yang merupakan kantong pembungkus jantung, terletak didalam mediastinum minus,
terletak dibelakang korpus sterni dan rawan iga II-VI. Perikardium dibagi lagi menjadi 2 (dua)
yaitu perikardium fibrosum (viseral) adalah bagian kantong yang membatasi pergerakan jantung
terikat dibawah sentrum tendinium diafragma, bersatu dengan pembuluh darah besar , melekat
pada sternum melalui ligamentum sternoperikardial. Dan perikardium serosum (parietal) adalah
yang mengandung sedikit cairan yang berfungsi melumas untuk mempermudah pergerakan
jantung.

b. Miokardium

Yaitu lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria , berikut susunan
miokardium

1). Susunan otot atria : sanngat tipis dan kurang teratur , serabut serabutnya disusun dalam dua
lapisan.

2). Sususnan otot ventrikuler : membentuk bilik jantung dimulai dari cincin atrioventikular
sampai ke apeks jantung.

3).susunan otot antrioventikular merupakan dinding pemisah antara serambi dan bilik (atrium
dan ventrikel).

c. Endokardium (permukaan dalam jantung )

4
Dinding dalam atrium diliputi oleh membran yang mengkilat terdiri dari jaringan endotel
atau selaput lendir endokardium , kecuali aurikula dan bagian depan sinus vena cava disini
terdapat bundelan otot paralel berjalan ke depan krista .Kearah aurikula dari ujung bawah krista
terminalis terdapat sebuah lipatan endokardium yang menonjol dikenal sebagai valvula vena
cava inferior berjalan didepan muara vena inferior menuju ketepi disebut fossa ovalis anatara
atrium kanan dan ventrikel kanan terdapat hubungan melalui orifisium artikular.

C. Ruang ruang jantung

1). Atrium dekstra: terdiri dari rongga utama dan aurikula diluar bagian dalamnya membentuk
suatu rigi atau krista terminalis.

2). Ventrikel dekstra: berhubungan dengam atrium kanan melalui osteum atrioventrikuler
dekstrum dan dengan traktus vulmonalis melalui osteum vulmonalis, dinding ventrikel kanan
jauh lebih tebal dari atrium kanan.

3). Atrium sinistra: terdiri dari ronggautama dan aurikula terletak dibelakang atrium kanan
membentuk sebagian basis di belakang atrium sinistra terdapat sinus obligperikardium serosum
dan perikardium fibrosum.

4). Ventrikel sinistra: ventrikel kiri berhubungan dengan atrium sinistra melalui osteum atrio
ventrikuler sinistra dan dengan aorta melelui osteum aorta, dinding ventrikel sisnistra 3x lebih
tebal dibanding ventrikel kanan, tekanan darah intra ventrikuler kiri 6x lebih tinggi dibanding
tekanan dari ventrikel dekstra.

D. Metabolisme dan kerja Jantung

Otot Jantung sperti otot kerangka menggunakan energi kimia untuk menyelenggarakan
kontraksi energi ini terutama bersal dari metabolisme asam lemak dalam jumlah yang kecil dari
metabolisme zat gizi, terutama laktat dan glukosa. Pada kontraksi jantung, sebagian besar energi
kimia diubah menjadi panas dan sebgian kecil menjadi kerja. Rasio kerja dan energi kimia yang
dikeluarkan dinamakan efisiensi kontraksi jantung, normalnya antara 20-25%

Proses metabolisme jantumg adalah aerobik yang membutuhkan oksugen dan


berhubungan erat dengan aktifitas metabolisme. Pada kondisi basal, konsumsi oksigen jantung 7-

5
10 ml/100gr miokardium/menit. Jika jantung mendapat oksigen selama beberapa menit maka
aktifitas mekanik akan terhenti. Jika aktifitas meningkat, misalnya kerja berat, maka kebutuhan
oksigen juga meningkat dan peningkatan oksigen ini hanya didapat dengan meningkatkan aliran
darah koroner. konsumsi oksigen jantung terutama ditentukan oleh tegangan intramiokard yaitu
tekanan sistolik dan volume yang bila berlebihan akan meningkatkan tegangan intramiokard.

Dalam keadaan normal serabut saraf simpatis yang menuju ke jantung terus merangsang
dengan frekuensi rendah, mempertahankan kekuatan kontraksi ventrikel sekitar 20%.
Perangsangan parasimpatis maksimum pada jantung menurunkan kekuatan kontraksi ventrikel
sekitar 30%. Efek parasimpatis relatif kecil dibandingakan dengan efek simpatis.

2. Definisi

Angina paktoris merupakan nyeri dada sementara atau suatu perasaan tertekan nyeri paroksismal
atau perasaan berat pada dada arterior, yang terjadi jika otot jantung mengalami kekurangan
oksigen. Kebutuhan jantung akan oksigen ditentukan oleh beratnya kerja jantung (kecepatan dan
kekurangan denyut jantung). Biasanya nyeri dada atau ketidaknyamanan disebabkan oleh
penyakit arteri coroner yang menggambarkan sensasi seperti ditekan, diremas, atau seperti
ditusuk-tusuk dibagian dada.

Aktivitas fisik dan emosi menyebabkan jantung bekerja lebih berat dank arena itu menyebabkan
meningkatnya kebutuhan jantung akan oksigen. Jika anteri menyempit atau tersumbat sehingga
aliran darah ke otot tidak dapat memenuhi kebutuhan jantung akan oksigen, maka bisa terjadi
iskemia otot jantung dan menyebabkan nyeri.

Tipe angina pectoris umumnuya di bagi menjadi 3 antara lain, angina stabil, angina tidak stabil,
dan varian angina.

1. angina stabil. Jenis atau tipe yang bisa di prediksi dan konsisten, dapat terjadi saat letihan
atau beraktifitas dan hilang saat istirahat
2. angina tidak stabil, frekuensi instensitas dan durasi serangan angina ini meningkat secara
agresif, yaitu angina refrakter atai intraktabel merupakan angina yang sangat berat sampai
tidak tertahan

6
3. varian angina, angina yang di sebabkan oleh vasospasme arteri koroner yang biasanya
terjadi saat istirahat atau bangun pagi.

3. Etiologi

Biasanya angina merupakan akibat dari penyakit arteri coroner. Penyebabnya adalah
aliran darah koroner ysng tidak memadai mengakibatkan suplai oksigen tidak adekuat untuk
memenuhi kebutuhan miokard. Angina biasanya terjadi akibat penyakit jantung aterosklerosis
dan terikat dengan obstuksi yang signifikan pada arteri koroner mayor.

Penyebab lainnya adalah stenosis katup aorta (penyempitan katup aorta), regurgitas katup
aorta (kebocoran katup aorta), stenosis subaortik hipertrofik, spasme arterial (kontraksi
sementara pada arteri yang terjadi secara tiba-tiba), anemia yang berat.

ketidakseimbangan antara keburuhan oksigen miokardium dan suplai oksigen


miokardium. Hal ini terjadi bila: 1. Kebutuhan oksigen miokardium meningkat misalnya karena
kerja fisik keras atau aktifitas berlebih, emosi, makan terlalu banyak, 2. Faktor aliran darah
coroner berkurang misalnya aterosklerosis, spasme. 3. Kebuthan oksigen miokardium meningkat
akibat kerusakan mikardium atau hipertensi diastoli.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi angina pektoris

a). aktifitas fisik

b). terpapar cuaca dingin

c). banyak makan

d). stress ataupun situasi yang memicu emosi yang dapat meningkatkan tekanan darah, frekuensi
jantung dan beban kerja jantung

e). kurang istirahat

f).penggunaan tembakau

g).mengkonsumsi beberapa jenis obat

5. Faktor resiko

7
a). faktor resiko tradisional

1). Dapat dimodikfikasi : merokok, dislipidemia, hipertensi, diabetes melitus, obisitas dan faktor
diet, kurang aktifitas, pemakaian kontrasepsi oral.

2). Tidak dimodifikasi: riwayat penyakit jantung, usia, gender, ras dan hereditas

b). faktor resiko baru

1). CRP, homocystein, lipoprotein

6.Tanda dan Gejala

sebagai rasa tertekan atau rasa sakit di bawah tulang dada (sternum). Nyeri juga bisa dirasakan
dibahu kiri atau di lengan kiri sebelah dalam punggung, tenggorokan, rahang atau gigi, dan juga
lengan kanan (kadang-kadang).

a. Nyeri berpariasi mulai dari perasaan tidak nyaman pada pencernaan hingga tercekik atau
sensasi berat pada dada, yang dapat di rasakan mulai dari tidak nyaman hingga nyeri yang
menyiksa

b. Angina disertai dengan perasaan takut yang sangat dan perasaan seperti akan meninggal

c. Nyeri biasanya bersifat retrosternal, jauh didalam dada bagian sepertiga atas atau tengah
sternum.

d. Ketidak nyamanan sulit dilokalisasi dan dapat menyebar ke leher, rahang, bahu dan pada
bagian dalam lengan atas (biasanya lengan kiri).

e. Perasaan lemah atau mati rasa pada lengan, pergelangan tangan, telapak tangan, dan juga
sesak nafas, pucat, diaforesis, pusing atau sakit kepala, mual dan muntah, yang dapat
menyertai keluhan nyeri. Kecemasan dapat pula terjadi pada saat angina.

f. Karakteristik yang penting dari nyeri angina, yaitu keluhan nyeri akan menurun jika factor
pemicunya diatasi atau dengan pemberian nitrogliserin.

7.Patofisiologi

8
Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakadekuatan suplayoksigen
ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekauan arteri dan penyempitan lumen arteri
koroner (ateriosklerosis koroner). Tidak diketahui secara pasti apa penyebab ateriosklerosis,
namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan
ateriosklerosis. Ateriosklerosis merupakan penyakir arteri koroner yang paling sering ditemukan.
Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat.
Apabila kebutuhanmeningkat pada jantung yang sehat maka arteri koroner berdilatasi dan
megalirkan lebih banyak darah dan oksigen keotot jantung. Namun 14 apabila arteri koroner
mengalami kekauan atau menyempit akibat ateriosklerosis dan tidak dapat berdilatasisebagai
respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplai
darah) miokardium. Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi NO (Nitrat
Oksid) yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan tidak adanya fungsi
ini dapat menyababkan otot polos berkontraksi dan timbul spasmuskoroner yang memperberat
penyempitan lumen karena suplai oksigen ke miokard berkurang. Penyempitan atau blok ini
belum menimbulkan gejala yang begitu nampak bila belum mencapai 75%. Bila penyempitan
lebih dari 75% serta dipicu dengan aktifitas berlebihan maka suplai darah ke koroner akan
berkurang. Sel-sel miokardium menggunakan glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan
energy mereka. Metabolisme ini menghasilkan asam laktat yang menurunkan pH miokardium
dan menimbulkan nyeri. Apabila kebutuhan energi sel-sel jantung berkurang, maka suplai
oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali fosforilasioksidatif untuk membentuk energi.
Proses ini tidak menghasilkan asam laktat.dengan hilangnya asam laktat nyeri akan reda.

8.Komplikasi

Serangan Jantung ditandai dengan tekanan, rasa penuh atau nyeri di tengah dada, nyeri
yang menjalar dari dada ke bahu, lengan dan punggung, mual dan muntah, sesak nafas,
berkeringat, pingsan.

Komplikasi potensial angina pectoris meliputi ACS dan/atau MI, disritmia dan henti
jantung, gagal jantung, serta syok kardiogenik

9. Penatalaksanaan Farmakologi

a. Nitrat, merupakan terpi awal yang utama (nitrogliserin).

9
Nitrat dan nitrit merupakan fasodilator endotelium yang sangat bermanfaat untuk mengurangi
gejala angina fektoris dan juga memiliki efek anti trombotik dan anti platelet, nitrat menurunkan
kebutuhan oksigen miokard melalui pengurangan preload sehingga terjadi pengurangan volume
ventrikel dan tekanan arterial. Salah satu masalah penggunaan nitrat jangka panjang adalah
terjadinya toleransi terhadap nitrat untuk mencegah terjadinya toleransi dianjurkan menggunakan
nitrat dengan preiode bebas nitrat yang cukup yaitu 8-12 jam, obat yabg termasuk golongan ini
yaitiu isorbit dinitrat, nitrat transdermal, perhekilin meleat nitroglesilin.

b. Penyekat beta – adrenergic ( beta- adrenergic blockers) seperti metoprolol dan atenolol.

Digunakan untuk menurunkan kebutuhan oksigen miokat dengan menurunkan frekuensi


denyut jantung, kontraktilitas, tekanakan diarteri dan pergangan pada dinding ventrikel kiri. Obat
yang digunakan antara lain atenolol, metoprolol, propanolol, dan nadolol. Medikasi ini
memberikan efek pada hormon sehingga nadi akan berdenyut secara pelan dan tekanan darah
menjadi rendah. Hal itu dapat mengurangi jumlah oksigen yang diperlukan dalam memperbaiki
suplay darah ke otot jantung. Selain itu, penyekat beta adreenergik ini juga penting untuk
melindungi jantung saat terkena serangan.

c. Penyekat saluran kalsium (calcium cbannel blocker) /antagonis ion kalsium (amlodipine dan
diltiazem).

Penyekat atau antagonis kalsium memiliki sifat yang sangat berpengaruh pada kebutuhan dan
suplai oksigen jantung secara fisiologis ion kalsium berperan di tingkat sel mempengaruhi
kontraksi semua jaringan otot dan berperan pada stimulus listrik pada jantung obat ini
meningkatkan suplai oksigen jantung dengan cara melebarkan dinding otot polos arterior
koroner dan mengurangi kebutuhan jantung dengan menurunkan tekanan arteri sistemik dan
demikian juga beban kerja ventrikal kiri tiga jenis antagonis kalsium yang sering digunakan
adalah Nifedivin,verapamil, dan Diltiazen

d. Membtasi ukuran infark miokardium Untuk membatasi ukuran infark secara selektif,
dilakukan upaya peningkatan suplai darah dan oksigen kejaringan miokardium dan 16 untuk
memelihara, mempertahankan, dan memulihkan sirkulasi.
e. Antikoagulan Antikoagulan berfungsi untuk mencegah bekuan darah yang dapat menyumbat
sirkulasi.

10
f. Trombolitik Trombolitik sering disebut juga dengan penghancur bekuan darah, menyerang
dan melarutkan bekuan darah.
g. Antilipemik Antilipemik disebut juga dengan hipolipemik, berefek menurunkan konsentrasi
lipid darah.
h. Vasodilator perifer Vasodilator perifer bertujuan untuk meningkatka dilatasi pembuluh darah
yang menyempit akibat vasospasme.

10. Terapi NonFarmakologi

a. Pemberian oksigen Terapi pemberian oksigen dimulai saat nyeri terjadi. Oksigen yang dihirup
akan meningkatkan tekanan perfusi koroner sehingga meningkatkan oksigenasi pada jaringan
jantung yang iskemik atau memperbaiki ketidak seimbangan oksigen di miokardium. Terapi
oksigen dilakukan sampai nyeri berkurang.

b. Membatasi aktivitas fisik Istirahat merupakan cara paling efektif untuk membatasi aktivitas
fisik. Pengurangan atau penghentian seluruh aktivitas pada umumnya akan mempercepat
penghentian nyeri

11. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain EKG, pemeriksaan laboratorium,
ekokardiografi, dan angiografi koroner.

a. Elektrokardiogram Gambaran elektrokardiogram (EKG) yang dibuat pada waktu istirahat


dan bukan pada waktu serangan angina seringkali masih normal. Gambaran EKG kadang-
kadang menunjukkan bahwa pasien pernah mendapat infark miokard di masa lampau.
Kadang -kadang EKG menunjukkan pembesaran ventrikel kiri pada pasien hipertensi dan
angina. Kadang-kadang EKG menunjukkan perubahan segmen ST dan gelombang T yang
tidak khas. Pada waktu serangan angina, EKG akan menunjukkan adanya depresi segmen ST
dan gelombang T dapat menjadi negatif.
b. Foto Rontgen Dada Foto rontgen dada seringkali menunjukkan bentuk jantung yang normal,
tetapi pada pasien hipertensi dapat terlihat jantung yang membesar dan kadang-kadang
tampak adanya klasifikasi arkus aorta.

11
c. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan laboratorium tidak begitu penting dalam diagnosis
angina pektoris.

12. Pertimbangan Gerontologis

Pasien lansia dengan angina kemungkinan tidak menunjukan nyeri khas karena
penurunan respon neurotrasmiter yang terjadi akibat penuaan . sering kali, gejala yang muncul
hanya sesak nafas. Terkadang, tidak ditemukan gejala (“silent” cadgarde), sehingga pengenalan
dan diagnosis menjadi suatu tantangan. Pasien lansia harus ditekankan pada pengenalan gejala
yang menyerupai nyeri dada (seperti kelemahan) sebagai suatu indikasi bahwa pasien tersebut
harus beristirahat atau harus meminum obat yang telah diresepkan untuknya.

Proses Keperawatan

1. Pengkajian

Kumpulkan informasi terkait gejala dan aktivitas pasien, khususnya yang memicu serangan
angina pectoris. Kaji factor risiko pasien terhadap CAD, respon pasien terhadap angina,
pemahaman pasien dan keluarga tentang diagnosis dan kepatuhan menjalankan rencana terapi
saat ini.

2. Diagnosis

Diagnosis Keperawatan

1) Ketidak efektifan perfusi jaringan jantung sekunder akibat CAD yang ditandai dengan nyeri
pada dada atau gejala khas lainnya

2) Ansietas kematian

3) Defisiensi pengetahuan tentang penyakit penebab (yang mendasari) dan metode untuk
menghindari konflikasi.

4) Ketidakpatuhan, ketidakefektifan penatalaksanaan regimen terapeutik yang berhubungan


dengan ketidakmampuan menerima perubahan gaya hidup.

3. Perencanaan dan Tujuan

12
Tujuan intervensi meliputi terapi yang tepat dan segera saat angina terjadi, pencegahan
angna, penurunan kecemasan, pemahaman tentang proses penyakit dan perawatan yang
diberikan, kepatuhan terhadap program perawatan diri dan tidak terjadi komplikasi.

4. Intervensi Keperawatan
a. Menangani Angina

1) Lakukan tindakan segera jika pasien melaporkan nyeri atau jka pasien mengalami gejala
yang mengarah pada iskemia anginal.
2) Arahkan pasien menghentikan seluruh aktivitasnya dan duduk atau istirahat di tempat tidur
dengan posisi semi fowler untuk menurunkan kebutuhan oksigen miokard yang mengalami
iskemia.
3) Ukur tanda-tanda vital dan observasi tanda gawat napas.
4) Berikan nitrogliserin sublingual dan kaji respons.
5) Berikan terapi oksigen jika frekuensi napas pasien meningkat atau jika saturasi oksigen asien
menurun.
6) Jika nyeri terasa berat dan berkelanjutan setelah intervensi diatas diberikan, pasien harus
dievaluasi lebih lanjut terhadap kemungkinan infark miokard akut dan harus dirujuk ke unit
yang fasilitas perawatannya lebih baik.
b. Mengurangi Ansietas

1) Eksplorasi dampak diagnosis terhadap pasien


2) Berikan informasi penting tentang penyakit dan metode untuk mencegah perburukan kondisi.
Jelaskan pentingnya mengikuti anjuran yang telah diprogramkan bagi pasien rawat jalan.
3) Eksplorasi berbagai metode pereda stress bersama pasien (mis, terapi musik).
c. Mencegah Nyeri

1) Lakukan Pengkajian ulang, identifikasi tingkat aktivitas yang menyebabkan pasien


mengalami nyeri dan rencanakan aktivitas sesuai toleransi pasien (Kotak A-1).
2) Jika pasien sering mengalami nyeri atau mengalaminya dengan aktivitas yang minimal,
selingi aktivitas pasien dengan periode istirahat. Menyeimbangkan antara aktivitas dan
istirahat merupakan aspek penting pada rencana pendidikan kesehatan pasien dan keluarga.
d. Mengajarkan pasien tentang Perawatan Diri

13
1) Program penyuluhan untuk pasien dengan angina dirancang agar pasien dan keluarga
memahami penyakit, mengidentifikasi gejala skemia miokard, mengambi tindakan yang
harus dilakukan jika gejala muncul dan mendiskusikan metode untuk mencegah nyeri dada
dan perkembangan CAD.
2) Pendidikan kesehatan bertujuan mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan serangan
angina, memperlambat perkembangan penyakit jika memungkinkan dan mencegah terjadinya
komplikasi.
3) Berkolaborasi dalam program perawatan diri bersama pasien, keluarga atau rekan-rekan
pasien.
4) Rencanakan aktiviatas untuk meminimalkan episode angina
5) Ajarkan pasien bahwa nyeri yang tidak reda dalam 15 menit setelah diatasi dengan metode
biasa, seperti nitrogiserin, harus ditangani di pusat gawat darurat terdekat. Pasien harus
memanggil ambulans gawat darurat untuk meminta bantuan.
5. Evaluasi

Hasil yang diharapkan untuk pasien

a. Melaporkan nyeri segara berkurang


b. Melaporkan kecemasan berkurang
c. Memahami cara untuk menghindari komplikasi dan terbebas dari komplikasi
d. Mematuhi program perawatan diri.

14
DAFTAR PUSTAKA

Asikin.,Nuralamsyah.,& Susaldi.(2016).Keperawatan Medikal Bedah.Sistem Kardiovaskuler.


Jakarta : Erlangga.

Aspiani,R.Y.,(2014).Asuhan Keperawatan Klien Gangguan kardiovaskuler.Jakarta : Buku


Kedokteran EGC

Kristiara,A.Y.(2019).Asuhan Keperawatan pada Klien Unstable Angina Pectoris dengan Nyeri


Akut di Ruang Melati 3Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soekardjo Tasikmalaya.11-18.

Smeltzer,S.C.,Bare,B,G.,Hinkle, J.L., & Cheever,K.H.(2010).Brunner and Suddarth’s textbook


of medical surgikal nursing.Philadelphia : Lippincot Wiliams & Wilkins.

Syaifudin.(2011).Anatomi Fisiologi.Untuk Keperawatan Dan Kebidanan.Jakarta : Buku


Kedokteran EGC.

Zaenab,A.,Badriah ,A.,Karsinah.,Zulhety.,(2017).Ilmu Penyakit dan Penunjang Diagnostik Jilid


1.Jakarta Timur : Pilar Utama Mandiri.

15

Anda mungkin juga menyukai