SYAMSUDIN NOOR
NIM 1620111310020
TESIS
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister
NIM 1620111310020
Untuk itu atas pernyataan ini, saya bersedia bertanggung jawab atas segala resiko
apabila terdapat pelanggaran terhadap tulisan ini.
Syamsudin Noor
NIM 1620111310020
KATA PENGANTAR
sekolah terhadap motivasi kerja, semangat kerja dan kinerja guru SMP di
Peneliti menyadari, bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak maka penyusunan
tesis ini tidak mungkin dapat diselesaikan. Oleh sebab itu, peneliti menyampaikan
Wahyu, MS . dan Dr. Suhaimi, S.Pd, M.Pd. selaku dosen pembimbing, yang telah
selesai. Demikian pula kepada Tim Penguji Kelayakan Proposal, atas koreksi dan
Banjarmasin
izin penelitian
S.Pd, M.Pd
melakukan penelitian
sampaikan kepada , isteri dan anak-anak, menantu tercinta yang selalu mengiringi
baik dalam hal metode penulisan maupun kedalaman kajian. Oleh karena itu
Penulis
Syamsudin Noor
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang ada pada diri, sekolah dan organisasi pendidikan. Tugas Pemimpin di
timbulnya sikap mandiri dalam bekerja dan berani mengambil keputusan dalam
lain untuk mencapai tujuan akhir yang diharapkan). Hal Senada dikemukan oleh
secara sukarela suatu menuju suatu sasaran dan keinginan secara bersama-sama.
1
Kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah diharapkan dapat
menyenangkan, sehingga guru dan staf sekolah dapat melaksanakan tugas dan
Ada 4 indikator yang harus dipenuhi agar kepala sekolah sukses dalam
melaksanakan tugasnya yaitu : (1) Keterbukaan, (2) Perhatian terhadap guru dan
staff sekolah, (3) Interaksi dan (4) Pengambil Keputusan (Wahjosumijo: 2008).
dengan jelas.
Perhatian terhadap guru dan staff sekolah, perhatian terhadap guru dan
dengan penuh tanggung jawab, meningkatkan moral dan semangat guru dan staff
sekolah, memberikan reward dan pujian atas keberhasian yang dicapai guru atau
staff sekolah, membantu dan mencarikan solusi guru atau staff sekolah dalam
kepala sekolah dengan guru dan staf sekolah. Dari ke tiga indikator ini peneliti
nilai kehidupan sekolah yang demokratis serta kepala sekolah perduli terhadap
lingkungan sekolah
2
Kepala sekolah dapat meningkatkan motivasi kerja guru dengan : (1)
tugas dan fungsi yang jelas, (3) Menerapkan hubungan vertikal ke bawah, (4)
Pemetaan program dan kegiatan peningkatan motivasi kerja, (5) Pengawasan yang
seseorang mau dan rela untuk mengerakkan kemampuan dalam bentuk keahlian
rangka pencapaian tujuan dan berbagai sarana organisasi yang telah ditentukan
serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal
memiliki semangat kerja. Semangat kerja seorang guru merupakan dasar bagi
dilakukan, (2) Faktor upah/gaji, (3) Status sosial dari suatu pekerjaan, (4) Suasana
3
kerja dan hubungan antara manusia dan pekerjaan, (5) Tujuan dari suatu pekerjaan
(Nawawi:2009).
Semangat kerja yang tinggi dapat dihubungkan dengan motif dan hasil kerja yang
kekecewaan, keengganan, kekurangan akan dorongan serta hasil yang kurang baik
suatu pekerjaan.
tugasnya, sehingga kualitas kinerja guru selalu terjaga. Kinerja yang baik akan
menghasilkan mutu pendidikan yang baik. Oleh karena itu kepala sekolah harus
terkait dengan tugas guru di dalam kelas, tetapi berkaitan juga dengan aktifitas
Meningkatkan kinerja guru adalah suatu pekerjaan yang sulit, ada banyak
faktor yang harus dipenuhi dan tidak lepas dari dalam diri guru itu sendiri, seperti
moral, kemampuan, pengalaman dan motivasi, dan juga pengaruh dari luar
Adapun kritaria kinerja yang baik bagi seorang guru pada dasarnya tergambar
4
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, melaksanakan evaluasi, menganalisi
hasil evaluasi, dan melaksanakan perbaikan dan pengayaan. Barnawi dan Arifin,
Kinerja guru yang baik tidak dapat dipisahkan dari peran kepemimpinan
sebagai hasil pelaksanaan suatu pekerjaan baik bersifat fisik/material maupun non
fisik/non material dalam suatu tenggang waktu tertentu. Lebih lanjut, Robbins
arti penting suatu pekerjaan; tingkat keterampilan yang diperlukan; kemajuan dan
Kinerja guru yang efektif tidak lepas dari peran kepala sekolah sebagai
diinginkan. Untuk itu, kepala sekolah dapat menerapkan prinsip berikut ini dalam
sebagai berikut : (1) Tujuan, Visi, dan Misi yang jelas, (2) Agen perubahan, (3)
Kebijakan yang actual, (4) Kepercayaan, (5) Kepemimpinan berbasis nilai, (6)
Meningkatkan nilai guru, staf, dan pegawai lainnya, (7) Mengatasi masalah dan
5
Berbagai upaya tersebut diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru, staf,
dan pegawai lainnya, sehingga tanpa disadari akan meningkatkan kinerja guru itu
sendiri. Dengan demikian, kepala sekolah memiliki peran dan pengaruh yang
belajar mengajar yang bermutu. Adapun dimensi para kinerja guru dapat dilihat
dan termotivasi untuk bekerja sebaik baiknya karena kepala sekolah selalu
terbuka dan transparan dalam banyak hal, dan juga kepala sekolah mempunyai
dan tentram serta adanya kerjasama antara kepala sekolah dengan guru dan staf
sekolah, antara guru dengan guru, dan juga antara guru dan staf sekolah, Situasi
sekolah yang penuh kehangatan dapat menciptakan kehangatan dan membuat guru
diatas erat kaitannya dengan kinerja guru yang berkaitan dengan variable kualitas
6
Sekolah dan motivasi kerja guru, terhadap kinerja mengajar guru SMP negeri Se
kecamatan Pulau Laut Utara Kabupaten Kotabaru, (2) ada kontribusi motivasi
kerja guru terhadap kinerja mengajar guru SMP negeri Se kecamatan Pulau Laut
sekolah dan motivasi kerja guru secara bersama-sama terhadap kinerja mengajar
Kapuas, (2) Ada pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru Madrasyah
kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru
7
Penelitian hubungan motivasi kerja terhadap semangat kerja dilakukan
Siti Bulkis (2014) “Kontribusi supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru
Kabupaten Hulu Sungai Utara. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) ada
kontribusi supervisi kepala sekolah terhadap semangat kerja guru, (2) Ada
dengan nilai pengaruh sebesar 0,283 ( 28.3%) terhadap semangat kerja guru pada
sekolah dengan nilai pengaruh sebesar 0,188 (18,8 %) terhadap semangat kerja
guru pada setiap penambahan 1 nilai kepemimpinan kepala sekolah, dan secara
faktor pendorong dan faktor penyehat dalam memotivasi guru, loyalitas , antusias
dan mempunyai inisiatif dalam semangat bekerja serta kualitas dan kemampuan
8
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
semangat dan dorongan kepada orang lain untuk mengambil tindakan tindakan
semangat kerja dan kinerja guru di SMP Negeri se kecamatan Banjarmasin Timur
Kota Banjarmasin?
Banjarmasin?
Banjarmasin?
Banjarmasin?
9
5. Adakah hubungan langsung motivasi kerja dengan kinerja guru di SMP
C. Tujuan Penelitian
kerja dan kinerja guru di SMP Negeri se kecamatan Banjarmasin Timur Kota
Banjarmasin
Banjarmasin
Banjarmasin.
10
Banjarmasin.
D. Manfaat Penelitian
maupun praktis..
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
pemimpin di sekolah.
11
3) Dapat digunakan sebagai informasi dalam mengambil kebijakan ditingkat
sekolah
b. Bagi Guru
2) Sebagai masukan untuk meningkatkan semangat kerja dan kinerja dalam tugas
sebagai pendidik.
pendidikan
sekolah
E. Definisi Operasional
12
tersebut. Widjojo (2007:10) mengemukakan “definisi operasional yang
dari setiap variable yang diteliti yang kemudian akan dijabarkan dalam instrument
menetapkan tata tertib organisasi dan disepakati oleh guru atau warga sekolah.
guru dan staf sekolah, (2) Kepala sekolah meningkatkan etika social dan
semangat, (3) Kepala sekolah memberikan gambaran atas usaha perorangan, (4)
keberhasilan guru dan staf sekolah, (5) Kepala sekolah membimbing, membantu
guru dan staf sekolah yang mengalami kesulitan mengajar maupun masalah
13
pribadi lainnya, (6) Kepala sekolah penuh keramahan dalam menyelesaikan
Kepala sekolah membina hubungan yang harmonis sesama warga sekolah, (2)
Kepala sekolah dapat menyesuaikan diri dengan situasi organisasi yang telah
sekolah dan (2) Kepala sekolah peduli terhadap kekurangan sekolah dan berusaha
menyediakan, melengkapinya.
2. Motivasi Kerja
Dalam penelitian ini definisi motivasi kerja adalah dorongan yang timbul
dari dalam diri sendiri untuk mendapatkan gaairah kerja yang lebih baik dari
sebelumnya atau juga dorongan yang berasal motivasi orang lain. Menurut
Herzbertg motivasi terdiri dari dua variabel : (1) Motivator faktors (factor-faktor
pribadi dengan rekan kerjanya, (2) hubungan antar pribadi dengan bawahannya,
(3) hubungan antar pribadi dengan atasannya, (4) keamanan kerja, (5) kehidupan
3. Semangat kerja
14
Semangat kerja merupakan sikap kemauan dan kesungguhan serta
mempunyai inisiatif, tepat waktu serta memiliki loyalitas dan antusias untuk
bekerja, kesunguhan melaksanakan tugas dan pantang putus asa (b) disiplin,
melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan hasil menarik (d) keramahan, meliputi
keramahan dengan pegawai yang lain (e) kerjasama, meliputi semangat kerja
sama dan kegiatan di luar (f) melakukan inovasi, meliputi menciptakan alat bantu,
usaha maksimal untuk mutu dan berisiatif, (g) memelihara etika meliputi
memecahkan masalah.
4. Kinerja
Istilah kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
15
menginformasikan bahan ajar dan menerapkan hasil dari penelitian b) kecepatan/
ketepatan kerja, diindikasi dengan cara menerapkan sesuatu yang baru dalam hal
pendidikan.
16
C. Rumusan Masalah
permasalahan pokok yang dijawab di dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
timur Banjarmasin?
11. Apakah ada hubugan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru
13. Apakah ada hubungan semangat kerja terhadap kinerja guru SMP
17
14. Apakah hubungan kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi dan
18
kinerja guru SMP Negeri se kecamatan Banjarmasin timur Banjarmasin?
semangat kerja dan kinerja guru SMP Negeri se kecamatan Banjarmasin timur
Banjarmasin?
C.Tujuan Penelitian
Banjarmasin?
D. Kegunaan Penelitian
18
masukan dan mamfaat kepada peneliti, serta bagi pihak-pihak sebagai berikut :
terhadap motivasi kerja, semangat kerja dan kinerja guru SMP Di kecamatan
sekolah terhadap motivasi dan kinerja guru dan yang terakhir hubungan
kepemimpinan kepala sekolah terhadap semangat kerja dan kinerja guru di SMP
a. Secara teiritis hasil penelitian ini sebagai bahan rujukan untuk mengetahui
E.Hipotesis
19
SMP Negeri Se kecamatan Banjarmasin timur Banjarmasin.
semangat kerja dan kinerja. guru SMP Negeri Se kecamatan Banjarmasin timur
Banjarmasin
F. Definisi Operasional
dari setiap variable yang diteliti yang kemudian akan dijabarkan dalam instrument
20
D. Identifikasi dan Rumusan Masalah
21
dalam menggerakan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
semangat dan dorongan kepada orang lain untuk mengambil tindakan tindakan
sekolah dengan motivasi kerja, semangat kerja dan kinerja guru di SMP Negeri
C. Tujuan Penelitian
22
Banjarmasin timur Banjarmasin
timur Banjarmasin.
timur Banjarmasin.
Banjarmasin.
motivasi kerja, semangat kerja dan kinerja guru di SMP Negeri se kecamatan
D. Mamfaat Penelitian
maupun praktis..
1. Mamfaat Teoritis
keilmuan untuk peneliti dan pihat pihak yang terkait yang berhubungan dengan
teori kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja, semangat kerja dan kinerja
2. Mamfaat Praktis
A.Kepala Sekolah,
23
pemimpin di sekolah.
B.Guru
2. Sebagai masukan untuk meningkatkan semangat kerja dan kinerja dalam tugas
sebagai pendidik.
C.Sekolah
sekolah
D. Dinas Pendidikan
pendidikan
meningkatkanb kinerja
E. Definisi Operasional
24
tersebut. Ridwan (2006:10) mengemukakan “definisi operasional yang
dari setiap variable yang diteliti yang kemudian akan dijabarkan dalam instrument
Peran kepala sekolah adalah kemampuan dan ketrampilan kepala sekolah sebagai
menetapkan tata tertib organisasi dan disepakati oleh guru atau warga sekolah.
pekerjaan guru dan staf sekolah, (2) Kepala sekolah meningkatkan etika social
dan semangat, (3) Kepala sekolah memberikan gambaran atas usaha perorangan,
25
(4) Kepala sekolah memberi motivasi/dorongan, semangat dan penghargaan
terhadap terhadap keberhasilan guru dan staf sekolah , (5) Kepala sekolah
mengajar maupun masalah pribadi lainnya, (6) Kepala sekolah penuh keramahan
Interaksi, meliputi: (1) Kepala sekolah membina hubungan yang harmonis sesama
warga sekolah, (2) Kepala sekolah dapat menyesuaikan diri dengan situasi
organisasi yang telah dibentuk sekolah. (d) Pengambil keputusan, meliputi: (1)
terhadap warga sekolah dan (2) Kepala sekolah peduli terhadap kekurangan
2. Motivasi Kerja
Dalam penelitian ini definisi motivasi kerja adalah dorongan yang timbul
dari dalam diri sendiri untuk mendapatkan gaairah kerja yang lebih baik dari
sebelumnya atau juga dorongan yang berasal motivasi orang lain. Menurut
Herzbertg motivasi terdiri dari dua variabel diantarannya: (1) Motivator faktors
(b) hubungan antar pribadi dengan bawahannya, (c) hubungan antar pribadi
dengan atasannya, (d) keamanan kerja, (e) kehidupan pribadi, kebijaksanaan dan
26
administrasi, (g) kesempatan untuk tumbuh, (h) gaji/penghasilan, dan (i) Kondisi
kerja (Soekidjo,2009:19).
3. Semangat kerja
mempunyai inisiatif, tepat waktu serta memiliki loyalitas dan antusias untuk
bekerja, kesunguhan melaksanakan tugas dan pantang putus asa (b) disiplin,
melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan hasil menarik (d) keramahan, meliputi
keramahan dengan pegawai yang lain (e) kerjasama, meliputi semangat kerja
sama dan kegiatan di luar (f) melakukan inovasi, meliputi menciptakan alat bantu,
usaha maksimal untuk mutu dan berisiatif, (g) memelihara etika meliputi
memecahkan masalah.
4. Kinerja
Istilah kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
27
kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Sementara Hamzah B.Uno
menginformasikan bahan ajar dan menerapkan hasil dari penelitian (2) kecepatan/
ketepatan kerja, diindikasi dengan cara menerapkan sesuatu yang baru dalam hal
akdemik tahunan (3) inisiatif dalam kerja, meliputi menggunkan media dalam
terbaru yang lebih efektif dalam mengelola admintrasi sekolah (4) kemampuan
28
E. Rumusan Masalah
permasalahan pokok yang dijawab di dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
timur Banjarmasin?
timur Banjarmasin?
23. Apakah ada hubugan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru
29
SMP Negeri se kecamatan Banjarmasin timur Banjarmasin?
30
24. Apakah ada hubungan motivasi terhadap kinerja guru SMP Negeri se
25. Apakah ada hubungan semangat kerja terhadap kinerja guru SMP
timur Banjarmasin?
C.Tujuan Penelitian
30
Banjarmasin?
D. Kegunaan Penelitian
masukan dan mamfaat kepada peneliti, serta bagi pihak-pihak sebagai berikut :
terhadap motivasi kerja, semangat kerja dan kinerja guru SMP Di kecamatan
sekolah terhadap motivasi dan kinerja guru dan yang terakhir hubungan
kepemimpinan kepala sekolah terhadap semangat kerja dan kinerja guru di SMP
a. Secara teiritis hasil penelitian ini sebagai bahan rujukan untuk mengetahui
31
kerja, semangat kerja dan kinerja guru, sehingga dapat mengetahui
F. Defenisi Operasional
setiap variable yang diteliti yang kemudian akan dijabarkan dalam instrument
32
Dalam buku kepemimpinan tulisana Miftah Toha (2006 : 5) mengartikan
dalam buku Manajement, Seven edition yang dialih bahasa oleh T. Hermaya
seorang tenaga fungsional yang berasal guru yang diberi tugas tambahan untuk
memimpin sekolah dimana terjadi proses belajar mengajar atau terjadi interaksi
antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.”
33
Sementara Rahman dkk (2006 : 106) mengungkapkan bahwa “Kepala
sekolah adalah seorang guru (Jabatan fungsional) yang diangkat untuk menduduki
sekolah adalah seorang pendidik yang memiliki kemampuan untuk memimpin dan
mengelola guru, staff sekolah dan pkerja yang ada pada lingkunan sekolah
sehingga dapat diperdayakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
kepala sekolah sangat penting dan menentukan arah tinggi rendahnya hasil belajar
para siswa, juga semangat dan produktivitas kinerja guru tergantung kepala
sekolah dalam arti sampai sejauh mana kepala sekolah mampu menciptakan
kegairahan kerja dan sejauh mana kepala sekolah mampu mendorong bawahannya
untuk bekerja sesuai dengan kebijaksanaan dan program yang telah digariskan
sehingga semangat dan produktivitas kerja guru tinggi dan hasil belajar siswa
meningkat.”
2. Motivasi Kerja
34
Motivasi dapat ditafsirkan dan diartikan berbeda oleh setiap orang
sesuai tempat dan keadaan dari para masing-masing orang itu. Pandangan
para penulis tentang motivasi sangat bervariasi menurut sudut pandang masing
mengenai motivasi kerja, akan dijelaskan Motivasi berasal dari bahasa latin
“movere” yang berarti mendorong atau menggerakkan. Motivasi juga dapat berarti
atau kelompok.
. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk
bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk
35
yang muncul dari dalam diri individu untuk mencapai tujuan atau keuntungan
36
tertentu di lingkungan dunia kerja atau di pelataran kehidupan pada umumnya”.
predisposition (it self the subject of much controvency) within the individual wich
arouses sustain and direct his behavior. Motivation in volve such factor as
biological and emotional needs that can only be inferred from observation
behavioru
emosional yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku manusia).
merupakan subjek yang penting bagi manajer, karena menurut definisi manajer
harus bekerja dengan dan melalui orang lain. Manajer perlu memahami orang-
36
Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan; 5) Meningkatkan
dan lain-lain“.
adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif, yang teijadi pada saat tertentu,
terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sempat dirasakan atau mendesak.
Jadi, motivasi kerja merupakan kondisi yang menimbulkan dorongan dalam diri
37
3. Semangat kerja
Semangat kerja dalam arti harfiah adalah keadaan disiplin dan semangat
setinggi-tingginya).
Kemudian moral kerja dapat diartikan sebagai suatu sikap dan tingkah
laku yang terwujud dalam bentuk semangat dalam kerjanya. “Morale was
organisasi. Suasana batiniah itu terwujud di dalam aktivitas individu pada saat
perasaan senang atau tidak senang, bergairah atau tidak bergairah dan
Suasana batin itu berupa perasaan senang atau tidak senang, bergairah atau
tidak bergairah dalam melakukan suatu pekerjaan. Dengan kata lain, aspek
38
batin, dimana suasana ini mempengaruhi seseorang pada usahanya dalam
tanggungjawabnya.
emasioanal atau mental dari seseorang terhadap kerjanya. Morale ( reaksi mental
) tidak dapat diraba dan dirasakan, tetapi kualitasnya dapat ditentukan dengan cara
mengobservasi bagaimana cara sesorang bertingkah laku. Dalam hal ini dibedakan
menjadu dua macam yaitu morale kerja rendah yang menghasilkan kerja kurang
kemunduran atau hal lain yang kurang baik bagi lembaga. Sedangkan morale
Semangat kerja adalah sikap individu untuk bekerja sama dengan disiplin
dan rasa tanggung jawab terhadap kegiatannya. Semangat kerja juga diartikan
sebagai suatu kegiatan dalam melaksanakan pekerjaaan secara cepat dan lebih
mendalam pada diri individu tersebut untuk bekerja dengan giat dan
39
konsekuen, sehingga pekerjaan lebih cepat selesai dan lebih baik hasilnya agar
tanggung jawabnya. Sikap atau perasaan ini dapat bersifat individu atau
yang dilakukan, pimpinan yang mampu dan adil, kesempatan untuk maju dan
keuntungan baik fisik maupun psikis, status sosial yang diterima karyawan dan
kegiatan yang bermanfaat bagi karyawan. Semangat kerja sangat penting dalam
segala aktivitas kerja, bahkan semangat kerja akan menentukan lancar tidaknya
atau berkembang tidaknya suatu pekerjaan. Oleh sebab itu setiap organisasi
kerja atau perusahaan harus menjaga agar semangat kerja itu tetap tinggi.
Namun hal tersebut bukan merupakan hal yang mudah untuk dilaksanakan
karena banyak faktor yang berpengaruh terhadap kondisi semangat kerja. Jadi
40
sekerja, atasan, serta aspek dari pekerjaan itu sendiri, seperti beban kerja dan
pada komunitas tujuan. Seorang personal yang memiliki semangat kerja tinggi
yang akan berusaha secara optimal dalam melaksanakan tugas, bila memiliki
41
4. Kinerja
adalah suatu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang
dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-
masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal,
disebutkan bahwa kinerja bukan hanya menyatakan hasil kerja, juga bagaimana
proses kerja berlangsung. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil
yang dicapai oleh pekerjaan tersebut yang menyangkut tentang apa yang
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan
42
menjadi kinerja, juga berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja
adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas
2. Penilaian Kinerja
terhadap standar yang dibuat untuk periode tertentu akan didapat level of
kinerja mengacu pada suatu sistim formal dan terstruktur yang digunakan
yang sa nga t b erm anfaat u ntu k mengeva lu asi ker ja kar yaw an d an
43
prakarsa, kemauan bekerja, kerajasama, prestasi kerja, pengembangan,
penilaian prestasi kerja dilaksanakan dengan baik, tertib, dan benar akan
dan apabila ini terjadi akan menguntungkan organisasi itu sendiri. Oleh
karena itu penilaian kinerja perlu dilakukan secara formal dengan kriteria-
kriteria yang telah ditetapkan oleh organisasi secara obyektif. Dalam penilaian
bidang tugasnya semuanya layak untuk dinilai. Jika kinerja adalah kuantitas
44
A. METODE PENELITIAN
melukiskan hubungan yang terdapat di antara tiga variabel atau lebih, atau
2010:63).
45
motivasi kerja guru etos kerja guru dan kinerja guru. Dimana variabel
kepemimpinan kepala sekolah ( X 1 ) motivasi kerja gurui (Z1) dan etos kerja
gurui (Z1) dan etos kerja guru (X2) dan kinerja guru ( Y )
Z1
X1 Y
Z2
1. Populasi
mengenai sekolompok objek yang lengkap dan jelas. Populasi dalam setiap
penelitian harus disebutkan secara tersurat yaitu yang berkenaan dengan besarnya
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
46
ditarik kesimpulannya. Wahyuni (2011: 4) menyebutkan bahwa populasi
diartikan sebagai keseluruhan obyek yang Populasi pada penelitian ini adalah
guru yang berstatus Pegawai Negeri pada SMP Negeri di wilayah Banjarmasin
timur Kota Banjarmasin, dengan jumlah 155. orang. Sejumlah guru tersebut
pendidikan kota Banjarmasin tahun 2017/2018 dari 155. guru negeri di SMPN rata-
rata berlatar belakang pendidikan Strata Satu (S1) hanya sebagain kecil yang lulusan
Sarjana Muda DIII) dan S2. Dengan demikian berdasarkan latar belakang
sangat beraneka ragam, jumlah guru yang berpengalaman mengajar di atas 20.
tahun hampir sebanding dengan yang kurang dari 5 tahun, sebaran guru
berdasarkan pengalaman
47
No Nama Sekolah Alamat Jumlah Guru
C. Sampel
Sampel atau juga sering disebut contoh adalah wakil dari populasi yang ciri-
ciri diungkapkan dan digunakan untuk menaksir ciri-ciri populasi. Oleh karena itu,
jika kita menggunakan sampel sebagai sumber data, maka yang kita peroleh adalah
sampel adalah sebagian dari populasi yang dianggap dapat mewakili populasi atau
48
pula dalam sampel yang diamati. Karena data yang diperoleh dari sampel harus
dapat digunakan untuk menaksir populasi, maka dalam mengambil sampel dari
populasi tertentu kita harus benar-benar bisa mengambil sampel yang dapat
adalah sampel yang memiliki ciri karakteristik yang sama atau relative sama
diambil dari populasi tertentu sangat tergantung pada jenis sampel yang
digunakan, ukuran sampel yang diambil dan cara pengambilannya. Cara atau
prosedur yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi tertentu disebut
tehnik sampling.
sebagai berikut:
1). Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi.
2). Dapat menentukan tingkat ketepatan (presisi) dari hasil penelitian dengan
diperoleh.
49
Kadang, terjadi perbedaan antara hasil sampel dan populasi, yang
dalam penelitian ini digunakan ukuran sampel oleh Slovin, dengan risiko salah 5
persen.
n= N
1+Ne2
Keterangan:
N= Jumlah populasi
e = error
Keterangan:
N = Besar populasi
n = Besar sampel
Tabel 2
50
Distribusi Populasi dan Sampel SMP Negeri di Kecamatan Banjarmasin
D. Instrument
penelitian ini. Tujuan utama dari pembuatan kuesioner ini adalah memperoleh
Berdasarkan sifat dan tujuannya digunakan tiga jenis instrumen yaitu (1)
kuesioner untuk memperoleh data tentang supervisi kepala sekolah, (2) kuesioner
51
untuk memperoleh data tentang sikap guru pada pekerjaan, dan (3) kuesioner
untuk memperoleh data tentang pelaksanaan tugas mengajar guru. Dari kuesioner
akan didapatkan data tentang supervisi kepala sekolah, sikap guru pada pekerjaan,
Skala Likert dengan empat pilihan sebagaimana tertuang dalam tabel berikut :
E. Analisis Data
mengumpulkan data secara tidak langsung yang berisi sejumlah pertanyaan yang
harus dijawab atau direspon oleh responden. Setelah itu dikumpulka untuk didata
mengumpulkan data dari ketiga variabel diatas maka peneliti menyebarkan angket
yang dibuat, sebelum angket disebarkan maka soal item angka dibuat lebih
banyak karena soal ini akan diuji cobakan terlebih dahulu selanjutnya dianalisis
melalui uji validitas dan uji Reliabilitas, selanjutnya dari soal angket yang telah
valid dan representative disebarkan untuk memperoleh data dari ketiga variabel
penelitian diatas.
52
53
`
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Kepemimpinan
berasal dari kata leader. Kata ini muncul pada tahun 1300-an,/sedangkan kata
leadership muncul belakangan, sekitar tahun 1700-an (Stogdill, 1989: 2-3). Dalam
kerja sama dan kerja kelompok, serta perolehan dukungan dan kerja sama dari
dipahami dalam dua pengertian, yaitu sebagai kekuatan yang menggerakkan orang
17
sebagaimana diharapkan terutama bagi tercapainya tujuan yang
diinginkan.
pendapat para ahli, sebagai berikut (I) Aktivitas mempengaruhi (Tcad); (2)
tertentu.
untuk memimpin umat dan mengeluarkannya dari kegelapan kepada cahaya. Oleh
karenanya, tidak satu pun umat eksis kecuali Allah mengutus orang-orang untuk
perkumpulan atau lembaga atau organisasi yang terdiri dari tiga orang
almost as many definitions of leaderships there are persons who have attempted
tersebut.”
pendidikan.
supervisi.
yang bekerja berdasarkan pola kinerja profesional yang disepakati bersama untuk
guru. Jadi, atas dasar itu diduga terdapat hubungan antara kepemimpinan kepala
sekolah dengan kinerja guru. Artinya makin baik kepemimpinan kepala sekolah
makin baik pula kinerja seorang guru. Demkian pula sebaliknya makin buruk
seperti team teaching, moving class, dan mengadakan program akselerasi bagi
kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh para guru. Dalam hal ini faktor
tugasnya. Pengalaman semasa menjadi guru, menjadi wakil kepala sekolah, atau
mengajar.
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dikatakan suatu proses,
sekolah.
dan efisien agar dapat menunjang produktivitas sekolah. Untuk itu, kepala sekolah
sekolah harus mampu bertindak situasional, sesuai dengan situasi dan kondisi
yang ada. Meskipun demikian pada hakekatnya kepala sekolah harus lebih
melaksanakan tugas dengan baik, tetapi mereka tetap merasa senang dalam
karena itu, salah satu tugas kepala sekolah adalah sebagai supervisor, yaitu
serta berupaya menjadikan sekolah sebagai masyarakat belajar yang lebih efektif.
secara periodik dalam melaksanakan tugasnya. Jika jumlah guru cukup banyak,
maka kepala sekolah dapat meminta bantuan wakilnya atau guru seniornya untuk
supervisor antara lain dapat ditunjukkan oleh (1) meningkatnya kesadaran guru
bahwa kepala sekolah sebagai leader harus memiliki karakter khusus yang
(1) jujur, (2) percaya diri, (3) tanggung jawab, (4) berani mengambil resiko dan
keputusan (5) berjiwa besar, (6) emosi yang stabil, (7) teladan.
nonguru), (2) memahami kondisi dan karakteristik peserta didik, (3) menyusun
kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang
berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan
dalam interaksi antara individu di dalam situasi sosial suatu kelompok atau
tindakan atau aktivitas pemimpin, Kedua, dimensi yang berkenaan dengan tingkat
a. Fungsi Instruksi
merupakan pihak yan menentukan apa, bagaimana, dan dimana perintah itu di
b. Fungsi konsultasi
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha
orang yang dipimpin dapat setelah keputusan di tetapkab dan sedang dalam
semuanya, tetap dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerja sama
dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain. Keikutsertaan
pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan bukan pelaksana.
d. Fungsi Delegasi
e. Fungsi Pengendalian
5. Kepemimpinan Efektif
penelitian yang ada, Yukl (2011:56) telah mengajukan sebuah taksonomi yang
terintegrasi yang didasarkan atas suatu kombinasi dari pendekatan-pendekatan
Versi Yukl tersebut mempunyai empat belas kategori perilaku dari jangka
perilaku spesifik yang lebih kasar. Kategori-kategori tersebut cukup generik untuk
dapat diaplikasikan secara luas pada jenis manajer yang berbeda-beda, namun
taksonomi yang baru mempunyai beberapa aspek perilaku yang relevan bagi
kategori tersebut dapat berbeda dari satu jenis manajer dan yang lainnya. Kategori-
sejawat dan juga perilaku terhadap bawahan, yang membuatnya dapat dilakukan
pada para manajer matriks (misalkan manajer produksi, manajer proyek, termasuk
perguruan tinggi) dan juga terhadap manajer tradisional dengan wewenang langsung
imbalan).
yang berkaitan dengan pekerjaan, (b) menganalisis masalah pada waktu yang
3. Menjelaskan peran dan tujuan (clarifying roles and objectives), meliputi: (a)
jawab akan pekerjaan, dan sasaran tugas, batas waktu serta haraoan mengenai
kinerja.
material dan dokumen tertulis, dan (c) menjawab permintaan akan informasi
teknis.
(b) memeriksa kemajuan dan kualitas pekerjaan, (c) mengevaluasi kinerja para
individu dan unit-unit organisasi, (d) menganalisa kecenderungan-
perhatian, sabar, dan membantu, (b) memperlihatkan simati dan dukungan jika
seseorang bingung dan cemas, (c) mendengarkan keluhan dan masalah, (d)
memberi pelatihan dan nasihat karir yang membantu, (b) melakukan hal-hal
medorong kooperasi, (c) kerja sama tim dan (d) identifikasi dengan unit kerja.
peristiwa sosial.
kinerja yang efektif, (b) keberhasilan yang signifikan, dan kontribusi khusus;
seseorang.
imbalan-imbalan yang nyata seperti penambahan gaji atau promosi bagi yang
kinerja efektif, (b) keberhasilan yang signifikan, dan (c) kompetensi yang
terlihat.
6. Indikator Kepemimpinan Kepala Sekolah
a Keterbukaan
tugas dengan jelas dan pelaksanaan tata tertib organisasi dengan indicator
dengan bawahan, (2) kepala sekolah mendelegasikan tugas dengan jelas terhadap
guru sehingga guru dapat melaksanakan tugas dengan baik, (3) kepala sekolah
menetapkan/menentukan tata tertib organisasi dan disepakati oleh guru atau warga
sekolah.
terhadap staf, (3) kepala sekolah memberikan gambaran atas usaha perorangan,
terhadap guru dan staf sekolah dalam tugasnya. (5) kepala sekolah membimbing,
membantu guru dan staf sekolah yang mengalami kesulitan mengajar maupun
c. Interaksi
usaha membina hubungan yang harmonis dengan indikator: (1) kepala sekolah
membina hubungan yang harmonis sesama warga sekolah, (2) kepala sekolah
dapat menyesuaikan diri dengan situasi organisasi yang telah dibentuk sekolah.
d. Pengambil Keputusan
sekolah yang demokratis terhadap warga sekolah dan (2) kepala sekolah perduli
7. Dimensi Kepemimpinan
tersebut berjalan efektf, tentu saja sang pemimpin harus memiliki pengaruh yang
besar terhadap orang-orangnya. Itulah mengapa pengaruh dianggap sebagai subjek
adanya seorang pemimpin yang memiliki pengaruh yang besar. Namun, menurut
pemimpin hanya merupakan salah satu dari empat dimensi kepemimpinan, yaitu
pemimpin haruslah berintegritas. Sebab, jika tidak, ia tidak akan dipercaya oleh
para pengikutnya. Kalau mereka tidak mempercayainya, akan sangat sulit baginya
taktis yang berbeda-beda sesuai dengan situasi yang ada, agar kepemimpinannya
perbedaan langkah, dan itu harus disikapi secara cerdasoleh seorang pemimpin.
B. Motivasi kerja
sesuai tempat dan keadaan dari para masing-masing orang itu.. Ada
motivasi adalah dorongan atau gejolak yang timbul dari dalam diri
penggerak atau dorongan dalam diri seseorang untuk mau berperilaku dan
bekerja dengan giat dan baik sesuai dengan tugas dan kewajibannya.
Motivasi ini merupakan subjek yang penting bagi manajer, karena menurut
definisi manajer harus bekerja dengan dan melalui orang lain. Manajer
organisasi”.
Motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif, yang teijadi
pada saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sempat
adalah memberikan bimbingan yang tepat atau arahan, sumber daya dan
imbalan agar mereka terinpirasi dan tertarik untuk bekerja dengan cara
ke arah pencapaian tujuan dan segala yang ada di dalam diri manusia
a. Motivasi Intrinsik.
b. Motivasi Ekstrinsik
1.Motivasi positif
orang lain agar menjalankan suatu yang kita inginkan dengan cara
yang mempunyai prestasi yang baik sehingga dia bangga akan hasil
2.Motivasi Negatif
motivasi yang negatif hendaknya harus wajar dan tepat, sebab jika
serta dicintai.
4) Kebutuhan akan harga diri atau penghargaan, yaitu kebutuhan, untuk
fisiologi, 70% kebutuhan rasa aman, 50% kebutuhan sosial, 40% kebutuhan
penghargaan, dan 15% kebutuhan aktualisasi diri, keluarga, dan bisa menjadi
ke dalam dua kelompok, sehingga teorinya tersebut dikenal dengan teori dua
tugas, dalam mengatasi tantangan dan sebaliknya perasaan gagal, rasa tidak
lebih baik.
e. Pekerjaan itu sendiri (work it self) adalah sifat-sifat dari suatu pekerjaan yang
melaksanakan tugas.
adalah hubungan antar guru dengan kepala sekolah dalam konteks kedinasan.
d. Keamanan kerja (job security) adalah jaminan yang menimbulkan rasa aman
dan tentram dalam bekerja, seperti jaminan keamanan kerja, hari tua, jaminan
pemeliharaan kesehatan
e. Kehidupan pribadi (personal life) adalah perasaan yang timbul dalam
keluarga guru sebagai akibat dari jabatan guru yang dimilikinya, perasaan
yang berupa uang, termasuk disini gaji, tunjangan, honor dan sebagainya
lain.
seseorang.
2) Need of Power ( kebutuhan akan kekeuasaan)
operasional.
d) Teori pengharapan
pendekatan kognitif. Ada tiga konsep esensial yang mendasari motivasi manusia,
bahwa usaha seseorang akan membuahkan penampilan yang sukses. Dengan kata
tindakan yang diikuti oleh rasa positif yang tinggi terhadap produk yang
dinginkan dan tujuan yang dikehendaki. Jika guru merasa bahwa ada
Nilai (N) adalah tingkat kesenangan atau kesukaan yang ada di dalam diri
pada setiap kondisi. Nilai yang dimaksudkan di sini seperti insentif atau uang,
prestasi yang dicapai, kondisi kerja yang baik, kesempatan untuk meningkatkan
karier, dan lain-lain. Karena itu, nilai dapat diartikan segala sesuatu yang mereka
bahwa perilaku yang ditampilkan oleh individu adalah esensial dalam kerangka
pemerolehan keuntungan atau kepuasan atas nilai itu. Jika motivasi diberi
yang berdiri sendiri. Motivasi itu muncul sebagai akibat dari gesekan-gesekan
kekuatan yang ada di dalam diri individu. Porter dan Miles mengemukakan bahwa
ada tiga variabel yang mempengaruhi motivasi individu dalam bekerja. Variabel-
menekuni bangku kuliah. Orang yang memilih pekerjaan guru sebagai profesi
dan keguruan. Individu yang dimotivasi oleh uang akan memilih pekerjaan
yang imbalannya besar.
bekerja seseorang.
e) Teori Modern
manusia akan terdorong jika dia diberi tanggung jawab dan dihadapkan (1) kepada
signifikan atau tidak sedikit. Menurut teori ini, manusia modern bekerja semata-
mata bukan karena rasa takut, terancam, diarahkan, atau sebatas ingin
memperoleh imbalan saja. Ada beberapa alasan manusia bekerja, yaitu: (1)
Adanya kebutuhan dan tuntutan untuk hidup layak, (2) Tugas pokok dan
fungsinya menuntut dia bekerja, (3) Dorongan untuk berpartisipasi, (4) Rasa ingin
mencapai tujuan secara cepat, (5) Suasana atau iklim lingkungan kerja yang sehat,
(6) Terpenuhinya kebutuhan pribadi, seperti rasa ingin tumbuh dan berkembang.
Kebutuhan dan tuntutan untuk hidup. Manusia adalah makhluk hidup dan
kemampuannya bertahan hidup sangat tergantung kepada ketersediaan makanan
dan minuman, serta perangkat lain yang mendukung. Secara umum kebutuhan
manusia itu terdiri dari sandang, pangan, perumahan, kesehatan, pendidikan, dan
sebagainya.
hingga ditempatkan pada unit tertentu telah ada kesadaran dalam dirinya, bahwa
dia direkrut dan ditempatkan itu akan mengemban tugas pokok dan fungsi
tertentu.
diri pribadi. Karena itu manajer harus mampu mendorong perkembangan pribadi
kebutuhan akan tata hubungan yang serasi, serta harapan terhadap dunia kerja
berikut hasilnya. Besar atau kecilnya motivasi dalam diri seseorang ditentukan
internal lainnya.
dunia organisasi dan kepemimpinanorang lain. Keempat, rasa harga diri yang
tinggi, dan tidak terjebak ke dalam fanatisme sempit. Kelima, menghargai data
statistik sebagai hasil dari pengamatan langsung, menghargai prestasi diri sendiri
dan orang lain secara wajar. Keenam, memiliki antisipasi atau berpikir ke depan
tidaknya seseorang itu berbuat pada lingkungannya itu. Lingkungan yang sehat
bercirikan iklim yang bebas dan terarah, tidak ada rasa curiga, rasa puas di dalam
adalah faktor penting bagi motivasi seseorang dan tidak jarang hal ini harus
terpenuhi terlebih dahulu sebelum memintanya bekerja secara optimal. Karena itu,
harga diri, rasa disertakan, rasa diterima dalam kelompok, penghargaan non
materiil atas prestasi, dan sebagainya. Di dalam dunia kerja, kebutuhan pribadi
harga diri, kebutuhan biologis, dan penghargaan terhadap hasil yang dicapai.
5. Karakteristik Motivasi Kerja
Setiap orang ingin mempunyai motivasi yang lebih besar, tetapi mereka
tidak sungguh-sungguh memahami arti kata ini. Orang akan berkata bahwa
untuk mempunyai suatu regu atau kelompok yang lebih termotivasi. Motivasi
depan pekerjaan, dalam arti sesuatu akan menunjukan sikap yang termotivasi oleh
process that involves three variables: (1) energizing, (2) behavior or actions, and
(3) incentive or goals. Energizing occurs when one has a need or desire for
something. Needs and desires are called motives and are the whys for goal-
directed behavior. The goal may be some object, person, or activity that satisfies
the need"
berikut:
dalam perilakunya
segala kebutuhannya
Tiffin dan Me. Cormik (Mulyasa, 2009) mengemukakan bahwa ada tidaknya
Pekerja yang memiliki motivasi kerja tinggi akan giat dan ulet dalam bekerja
atau melebihi target yang telah ditentukan perusahan dengan adil kerja
berikut:
depan
untuk merealisasikannya
memuaskan
adalah ulet, hadir pada waktu bekerja, bertanggung jawab, dapat mencapai
target yang telah ditentukan dan memiliki dorongan untuk mencapai kemajuan
diselesaikan sesuai standar yang benar dan dalam skala waktu yang
hal ini terjadi karena pekerjaannya itu betul-betul berharga bagi orang
yang temotivasi, sehingga orang tersebut akan bekerja keras. Hal ini
dimaKeterklumi karena dorongan yang begitu tinggi akan menghasilkan
yang telah dicapai seseorang akan merupakan perangsang yang kuat. Atas suatu
kinerja, akan memberikan kepuasan batin yang lebih tinggi dari pada penghargaan
Suatu sasaran yang tidak menantang atau dengan mudah dicapai biasanya tidak
kemampuan seseorang, baik dari pengalaman kerja atau kesempatan untuk maju,
dapat merupakan perangsang bagi tenaga kerja untuk bekerja lebih giat atau lebih
bergairah. Apalagi jika pengembangan perusahaan selalu dikaitkan dengan kinerja
atau produktifitas tenaga kerja. (f). Keterlibatan (Involvement), Rasa ikut terlibat
dalam suatu proses pengambilan keputusan atau bentuknya, dapat pula kotak
saran dari tenaga kerja, dapat pula masukan manajemen perusahaan, merupakan
perangsang yang cukup kuat untuk tenaga kerja.. (g). Kesempatan (Opportunity),
Kesempatan untuk maju dalam bentuk jenjang karier yang terbuka, dari tingkat
kuat bagi tenaga kerja. Dengan adanya unsur-unsur motivasi sehingga dapat
memacu guru untuk bekerja keras sehingga dapat mencapai tujuan sesuai dengan
C. Semangat kerja
Semangat kerja dalam arti harfiah adalah keadaan disiplin dan semangat.
determination, tc, that person or group has at a particular time” (morale sebagai
yang setinggi-tingginya).
Kemudian moral kerja dapat diartikan sebagai suatu sikap dan tingkah
laku yang terwujud dalam bentuk semangat dalam kerjanya. “Morale was
perilaku organisasi. Suasana batiniah itu terwujud di dalam aktivitas individu pada
saat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Suasana batin dimaksud berupa
perasaan senang atau tidak senang, bergairah atau tidak bergairah dan
Suasana batin itu berupa perasaan senang atau tidak senang, bergairah
atau tidak bergairah dalam melakukan suatu pekerjaan. Dengan kata lain, aspek
semangat kerja menyentuh aspek kemauan, kehendak, perasaan, pikiran dan sikap
tanggungjawabnya.
baik serta berdisiplin untuk mencapai prestasi kerja, sedangkan menurut Sri
dalam lingkungan kerjanya. Morale (reaksi menta) tidak dapat diraba dan
bagaimana cara sesorang bertingkah laku. Dalam hal ini dibedakan menjadu dua
macam yaitu morale kerja rendah yang menghasilkan kerja kurang efektif dan
hal lain yang kurang baik bagi lembaga. Sedangkan morale kerja tinggi
menghasilkan usha-usaha untuk memajukan pekerjaan atau tugas yang lebih
Semangat kerja adalah sikap individu untuk bekerja sama dengan disiplin
dan rasa tanggung jawab terhadap kegiatannya. Semangat kerja juga diartikan
sebagai suatu kegiatan dalam melaksanakan pekerjaaan secara cepat dan lebih
baik (Alex Nitisemito, 2002:160). Semangat kerja diartikan sampai sejauh mana
mendalam pada diri individu tersebut untuk bekerja dengan giat dan konsekuen,
sehingga pekerjaan lebih cepat selesai dan lebih baik hasilnya agar dapat
pribadnya. Semangat kerja adalah sikap individu untuk bekerja sama secara
individu untuk bekerja sama dengan disiplin dan rasa tanggung jawab terhadap
kemampuan sekelompok orang untuk bekerja sama dengan giat dan terpadu.
menimbulkan kesediaan pada kelompok orang untuk bersatu padu secara erat
Suasana bathin itu berupa perasaaan senang atau tidak senang, bergairah atau
pekerjaan.
dalam bentuk merasa senang atau tidak senang, merasa bergairah atau
b. Sikap atau perasaan ini tidak berdiri sendiri tetapi berkaitan dengan
sesuatu yang disikapi atau ditanggapi yang dalam hal ini adalah pekerjaan
c. Sikap atau perasaan dapat dapat berupa sikap atau perasaan individual,
dalam bentuk merasa senang atau tidak senang, merasa bergairah atau
g. Sikap atau perasaan ini tidak berdiri sendiri tetapi berkaitan dengan
sesuatu yang disikapi atau ditanggapi yang dalam hal ini adalah pekerjaan
tanggung jawabnya. Sikap atau perasaan ini dapat bersifat individu atau
d). Upah yang rendah. Upah yang terlalu rendah akan mengakibatkan
terpenuhi dari pekerjaan yang dia kerjakan sehingga semangat kerja akan
menurun.
saling berkaitan satu dengan yang lainnya, maka hendaknya kepala sekolah
harus dapat mengurangi faktor faktor tersebut dengan baik agar tidak menjadi
dapat diselesaikan dengan waktu yang lebih singkat dan lebih cepat.
2) Dengan semangat kerja yang tinggi, tentunya dapat mengurangi angka
seperti diketahui bahwa semakin tidak puas dalam bekerja, semakin tidak
dengan demikian berarti semangat kerja yang tinggi akan dapat menekan
persahaan tersebut.
sebagai berikut :
seseorang merasa bahwa minat atau perhatiaan sesuai dengan jenis atau sifat
mempengaruhi moral kerja. Sebaliknya gaji atau upah yang rendah dapat
c. Status sosial dari suatu pekerjaan. Suatu pekerjaan yang mempunyai status
sosial yang tinggi, dan dapat memberikan posisi yang lebih baik bagi
Factor suasana kerja dan factor hubungan kemanusiaan yang baik dalam kerja,
yang memungkinkan setiap orang merasa dirinya diterima dan dihargai dalam
e. Tujuan dari suatu pekerjaan. Sesuatu pekerjaan yuang tujuannya bersifat mulia
(Nawawi,2009:123).
pimpinan atau teman sejawat dalam organisasi serta tingkat produktivitas kerja
peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi atas dasar kesadaran dan keinsafan,
bukan karena adanya paksaan. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan disiplin
seseorang dengan orang lain. Kerja sama juga diartikan sebagai suatu sikap dari
Untuk itu penting adanya kerjasama yang baik antara semua pihak dalam
selayaknya sesuai dengan apa yang telah diwajibkan. Tanggung jawab juga
diwajibkan kepadanya dan jika terjadi kesalahan yang disebabkan kelalaian, maka
antara kerja yang dihasilkan dengan keseluruhan biaya yang telah dikeluarkan.
Produktivitas kerja juga diartikan sebagai efisiensi modal dan waktu yang
kegairahan, keteguhan hati dan rasa persatuan dalam kelompok kerja yang akan
mempengaruhi seseorang untuk bekerja lebih cepat dan lebih baik. Agar mencapai
suatu prestasi kerja yang maksimal, aspek-aspek dalam semangat kerja, menurut
dalam bekerja maka dalam hal ini karyawan memiliki dorongan untuk melakukan
adalah karyawan yang tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesukaran-
langkah yang harus ditempuh antara lain adalah: a) Memberikan gaji yang cukup,
untuk saling bekerja sama dengan giat, disiplin, dan penuh rasa tanggung jawab
dalam melaksanakan tujuan yang telah ditetapkan. Semangat kerja dapat diukur
melalui indikator sebagai berikut: (1) presensi pegawai di tempat kerja, (2)
tanggung jawab terhadap pekerjaan, (3) disiplin kerja, (4) kerja sama dengan
pimpinan atau teman sejawat dalam organisasi serta tingkat produktivitas kerja
(Hersey, 1993:67).
(a) kesungguhan, (b) disiplin, (c) kegairahan, (d) keramahan, (e) kerjasama, (f)
a. Kesungguhan adalah suasana batin untuk dapat mencapai hasil yang optimal
digariskan pimpinan.
hanya cukup untuk hidup sederhana, namun tugas tetap dilaksanakan dengan
melaksanakan tugas.
aktif dalam kegiatan bersama pegawai yang lain tempat kerja dan berusaha
kerja dan melakukan berbagai cara untuk meolong pegawai lain untuk lebih
dengan tidak selalu meminta penjelasan dari atasan dan selalu berusaha
memperibaiki, mengembangkan kepribadian dan meningkatkan efiesiensi
kerja.
h. Keberhasilan adalah hasil yang perlu dicapai dengan tidak pernah menunda-
D. Kinerja guru.
kepadanya”.
job performance. Kinerja dalam bahasa Indonesia disebut juga prestasi kerja.
Kinerja atau prestasi kerja diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang didasari
pendapat Davis (2007) bahwa faktor yang dapat memengaruhi pencapaian kinerja
adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation) atau dengan
kata lain, “performance ability + motivation”.
demikian juga banyak orang yang termotivasi tetapi tidak mampu melaksanakan
suatu pekerjaan maka juga menghasilkan kinerja apa-apa. Kinerja adalah sesuatu
yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan atau kemampuan bekerja. Dengan
yang dicapai seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
kinerja adalah performance atau unjuk kerja. Kinerja juga dapat diartikan prestasi
oleh seseorang dalam melaksankan tugas atau pekerjaannya sesuai dengan standar
dan kriteria yang telah ditetapkan untuk pekerjaan tersebut. Kemudian Senada
dengan pendapat di atas, Suwatno (dalam Barnawi & Arifin, 2012) mengatakan
bahwa kinerja merupakan prestasi kerja nyata yang ditampilkan seseorang setelah
mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang 10
atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan
adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran, yaitu bagaimana seorang guru
hasil belajar.
merupakan prestasi kerja atau tingkat keberhasilan yang dicapai oleh seorang guru
Untuk menilai kinerja guru, perlu tersedia data yang akurat mengenai
sejumlah potensi yang dimiliki guru sehingga menghasilkan data yang konsisten
(terpercaya) dan dianggap benar agar dapat diukur (valid). Sistem penilaian yang
terpercaya menghasilkan penilaian yang sama dalam menilai guru bukan hanya
pada saat melakukan penilaian, melainkan juga ketika tidak melakukan penilaian
secara formal, hasilnya akan sama karena prosedurnya sama dan tepercaya. Untuk
itu perlu ada kriteria dan standar kinerja. Kriteria kinerja harus dikaitkan dengan
penilaian ini adalah mengidentifikasi dan mengukur hasil unjuk kerja yang telah
dan pendidik.
kondisi riil guru dilihat dari kinerjanya. Dengan demikian, data-data dari hasil
lebih baik. Dengan demikian, guru akan menjalankan proses belajar yang efektif
mungkin untuk kemajuan siswa dan pendidikan. Disamping itu penilaian dapat
atau audit keterampilan untuk setiap guru yang dapat digunakan sebagai basis
karena itu, kegiatan penilaian kinerja dilakukan setiap tahun sebagai bagian
dari proses pengembangan karier dan promosi guru untuk kenaikan pangkat
kompetensi ini telah dijabarkan menjadi kompetensi guru yang harus mewarnai
16 Tahun 2009).
guru adalah untuk meningkatan kinerja guru melalui pembinaan dan pengawasan
pengawasan tersebut dapat dilakukan oleh sesama guru, kepala sekolah, dan
karena harkat dan martabat suatu profesi ditentukan oleh kualitas layanan yang
yang berkualitas terhadap masyarakat, khususnya peserta didik. oleh karena itu,
untuk meyakinkan bahwa setiap guru adalah seorang profesional dibidangnya dan
masyarakat. Guru yang dimaksud tidak terbatas dan bekerja pada satuan
pendidikan dibawah kewenangan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, tetapi
Penilaian kinerja ini tidak terbatas pada guru, tetapi juga terhadap kepala sekolah
dan pengawas, serta seluruh tenaga kerja pendidikan lainnya agar semuanya dapat
guru, antara guru dengan kepala sekolah dan pengawas, sehingga hasilnya dapat
pengembangan karier guru pada khususnya. Dalam hal ini, hasil penilaian kinerja
dapat digunakan sebagai bahan evaluasi diri bagi guru sehingga dia tau kekuatan,
mengembangkan potensi, karier dan profil kinerja yang dapat dijadikan acuan
perolehan angka kredit guru dalam rangka pengembangan karirnya sesuai dengan
peraturan yang berlaku. jika semua ini dapat dilaksanakan dengan baik dan
obyektif, pendidikan yang berkualitas dan berdaya saing dapat segera diwujudkan
sehingga kita dapat membangun bangsa yang bermartabat, yang mampu bersaing,
bersanding dan bertanding dengan negara-negara lain dalam tatanan global sesuai
pengetahuan, teknologi dan seni mutakhir. Hal ini dimungkinkan karena guru
yang memiliki kinerja dan dedikikasi tinggi akan dapat merencanakan,
diuraikan di atas, dapat dikemukakan bahwa guru yang baik dan profesional
loyalitas.
sebagian besar organisasi khususnya sekolah, kinerja karyawan dalam hal ini
Menurut Malthis dan Jackson (2007) ada tiga faktor yang memengaruhi
Dukungan (Support/S)
dalam dirinya, akan tetapi kinerja akan berkurang apabila salah satu komponen ini
dikurangi atau tidak ada. Misalnya ada seorang pekerja memiliki kemampuan
oleh: (a) Variabel Individu, (b) Variabel Organisasi, (c) Variabel Psikologis.
psikologisnya yang khas, dan faktor organisasi berinteraksi dalam suatu proses
yang dapat mewujudkan suatu kualitas kerja dalam suatu lingkungan kerja
seseorang tersebut. Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang
ditujukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga
adalah: (1) faktor motivasi (motivation), dan (2) faktor kemampuan (ability).
faktor yang memengaruhi kinerja seseorang dapat berasal dari dalam individu itu
sendiri seperti motivasi, keterampilan, dan juga pendidikan. Ada juga faktor dari
luar individu itu seperti iklim kerja, tingkat gaji, dan lain sebagainya.
antara lain: a), pengembangan staf melalui in-service training, b). pengembangan
karier melalui in-service training, c). hubungan yang semakin baik antara staf dan
pemimpin, d). pengetahuan lebih mendalam tentang sekolah dan pribadi, e).
sekolah, f).kesempatan belajar yang lebih baik bagi siswa, g). peningkatan moral
dari karyawan, d). meningkatkan motivasi kerja, e). meningkatkan etos kerja, f).
kerja mereka, g). sebagai alat untuk memperoleh umpan balik dari karyawan
untuk memperbaiki desain pekerjaan, lingkungan kerja, h). riser seleksi sebagai
kriteria keberhasilan, i). sebagai alat untuk menjaga tingkat kinerja, j). untuk
adalah membantu dalam (a) pengembangan profesi dan karier guru, (b)
guru, (d) penugasan yang lebih sesuai dengan karier guru, (e)
mengidentifikasi potensi guru untuk program in-service training, (f) jasa
seseorang, bebearpa dimensi itu adalah: (1) kualitas kerja, (2) kecepatan/ketepatan
kerja, (3) inisiatif dalam kerja, (4) kemampuan dalam kerja, dan (5) kemampuan
tepat, melaksanakan penilaiann hasil belajar, teliti dalam menjelaskan bahan ajar,
menjelaskan bahan ajar sesuai dengan karakteristik yang dimiliki siswa, serta
menciptakan hal baru yang lebih efektif berkenaan dengan administrasi sekolah.
tehnik dalam mengelola proses belajar mengajar, serta terbuka dalam menerima
Kepemiminan kepala Sekolah , motivasi kerja, semangat kerja dan Kinerja guru
Misrani (2013) “Hubungan semangat kerja dan disiplin kerja dengan kinerja guru
bahwa: (1) ada hubungan yang positif antara variable semangat kerja dengan
kinerja. (2) Ada hubungan yang positif antara disiplin kerja dengan kinerja guru.
(3) Ada hubungan positif secara stimultan antara semangat kerja dan disiplin
sekolah dan motivasi kerja dengan kinerja guru pada Sekolah Dasar Negeri Di
sekolah dan kinerja guru, (2) motivasi kerja dan kinerja, (3) peran kepemimpinan
dan motivasi kerja guru, terhadap kinerja mengajar guru SMP negeri Se
terhadap kinerja mengajar guru SMP negeri Se kecamatan Pulau Laut Utara
Kabupaten Kotabaru, (2) ada kontribusi motivasi kerja guru terhadap kinerja
motivasi kerja guru secara bersama-sama terhadap kinerja mengajar guru SMP
sekolah terhadap kinerja guru Madrasyah Aliyah di Kabupaten Kapuas, (2) Ada
kepemimpinan kepala sekolah dan etos kerja dengan prestasi kerja guru
penelitian (1) Ada hubungan yang positif dan signifiksn antara kepemimpinan
kepala sekolah dengan prestasi kerja. (2) Ada hubungan antara eto kerja dengan
prestasi kerja guru., (3) Ada hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dan
etos kerja dengan prestasi kerja guru Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Tatah
Dari hasil analisis data didapatkan kontibusi variable komunikasi dengan nilai
pengaruh sebesar 0,283 ( 28.3%) terhadap semangat kerja guru pada tiap
dengan nilai pengaruh sebesar 0,188 (18,8 %) terhadap semangat kerja guru pada
kepala sekolah.
Memberikan pengaruh dengan nilai sebesar 36,3 % terhadap semangat kerja
F. Kerangka Berpikir
kerja dan semangat kerja sebagai variable terikat (depedent variable), kinerja guru
pengaruh yang sangat besar terhadap guru dan staf sekolah dan menjadi
bagaimana kepala sekolah memberikan pembinaan yang baik kepada guru dan
staf sekolah, sehinggaa mampu menumbuhkan motivasi guru dan staf sekolah
bekerja. Semakin tinggi motivasi guru, akan semakin kuat dorongan yang
motivate others. Kepemimpinan dan motivasi seperti kakak dan adik, kewajiban
dorongan untuk bekerja dan berprestasi lebih baik dan berkualitas dari
sebelumnya.
guru dan staf sekolah dalam melaksanakan tugas mereka tanpa rasa keterpaksa
Kepala sekolah harus menjadi teladan yang baik bagi guru dan staf sekolah,
jika kepala sekolah bersemangat dalam melakukan tugasnya. Guru dan staf
sekolah akan terpenguh dan bersemangat juga dalam melakukan tugas mereka.
Hal ini dibuktikan pada penelitian Misrani yang menunjukan Ada hubungan
positif secara stimultan antara semangat kerja dan disiplin kerja dengan Kinerja
Oleh karena itu kepala sekolah harus mampu menggunakan berbagai macam
tidak senang, bergairah atau tidak bergairah dalam melakukan suatu pekerja
Dalam hal ini semangat kerja menyentuh aspek kemauan kehendak, perasaan,
pikiran dan sikap dalam melaksanakan tugas. Guru yang mempunyai semnagat
optimal.
kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan proses belajar mengajar dengan
kepada siswa, agar mencapai hasil yang optimal, oleh karena itu kinerja guru
yang baik harus dapat mengusahakan peningkatan kenerja guru melalui program
pemahaman situasi tugas dan pemeliharaan hubungan baik dengan guru, tenaga
hubungan baik. Bila ini tercita dengan baik, maka akan muda dalam mencapai
Banjarmasin.
dengan sekolah –sekolah unggul lainya merupakan salah satu tujuan sekolah.
sekolah dapat memberikan motivasi kerja bagi peningkatan semangat kerja guru
dan hasil belajar siswa. Semangat kerja guru tergantung kepala sekolah dalam
arti sampai sejauh mana kepala sekolah mampu memciptakan kegairaha kerja
dan mendorong guruan staf bekerja sesuai dengan kebijaksanaan dan program
yang telah digariskan sehingga semangat kerja guru tinggi dan hasil belajar siswa
meningkat.
Untuk itu guru harus berperan aktif dalam menempatkan kedudukannya sebagai
tenaga professional yang bekerja dengan kinerja tinggi. Kinerja guru akan
Semakin tinggi motivasi guru, akan semakin kuat dorongan yang timbul untuk
Motivasi kerja
Kepemimpinan
Kepala Sekolah
Kinerja
Semangat Kerja
G. Hipotesis Penelitian
Banjarmasin.
Banjarmasin.
4.. Ada hubungan langsung motivasi kerja dengan kinerja guru di SMP
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
semangat kerja dan kinerja Guru SMP Negeri di Kecamatan Banjarmasin timur
suatu fenomena seperti apa adanya, tidak ada perlakuan yang diberikan pada
gejala-gejala atau indikasi-indikasi yang diteliti berupa data dan informasi digali
melalui angket kemudian dikonversikan atau diukur terlebih dahulu dalam bentuk
sekolah, (X1)motivasi kerja guru (X2), variabel semangat kerja (X3), sebagai
91
variabel bebas sedangkan variabel (Y) sebagai variabel terikat. Hubungan antara
Motivasi kerja
Semangat
Gambar 3.1
Keterangan:
1. Populasi
suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru yang ada di
UPT Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin yang tersebar dari 7 sekolah. Untuk
lebih jelasnya tentang keadaan populasi dalam penelitian ini, dapat dilihat pada
tabel 3.1.
92
Tabel 3.1
Populasi Penelitian
2. Sampel
Sampel atau juga sering disebut contoh adalah wakil dari populasi yang ciri-
ciri diungkapkan dan digunakan untuk menaksir ciri-ciri populasi. Oleh karena itu,
jika kita menggunakan sampel sebagai sumber data, maka yang kita peroleh adalah
sampel adalah sebagian dari populasi yang dianggap dapat mewakili populasi atau
yang diamati. Karena data yang diperoleh dari sampel harus dapat digunakan untuk
93
populasi tertentu kita harus benar-benar bisa mengambil sampel yang dapat
adalah sampel yang memiliki ciri karakteristik yang sama atau relative sama
diambil dari populasi tertentu sangat tergantung pada jenis sampel yang
digunakan, ukuran sampel yang diambil dan cara pengambilannya. Cara atau
prosedur yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi tertentu disebut
tehnik sampling.
sebagai berikut:
diperoleh.
oleh populasi. Berdasarkan tabel 3.1 dari 188 guru maka sampel yang diambil
sebanyak 128 sampel Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi
Slovin:
94
n = N = 188 = 188 = 127,89 = 128 (dibulatkan)
Keterangan:
N = Besar populasi
n = Besar sampel
Tabel 3.2
95
C. Instrumen Penelitian
untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Instrumen merupakan alat ukur yang
penelitian.
2. Menentukan jenis instrumen yang akan digunakan dalam hal ini peneliti
istrumen. Dalam hal ini peneliti tetap memperhatikan ruang lingkup materi
: Untuk pertanyaan yang bersifat positif maka; jawaban A diberi skor 5, B diberi
96
skor 4, C diberi skor 3, D diberi skor 2 dan E diberi skor 1. Jika pertanyaan
bersifat negative maka jawaban; jawaban A diberi skor 1, B diberi skor 2, C beri
tertib organisasi dan disepakati oleh guru atau warga sekolah. (b) Perhatian
terhadap bawahan, Meliputi: (1) Kepala sekolah membantu pekerjaan guru dan
staf sekolah, (2) kepala sekolah meningkatkan etika sosial dan semangat terhadap
staf, (3) kepala sekolah memberikan gambaran atas usaha perorangan, (4) kepala
dan staf sekolah dalam tugasnya. (5) kepala sekolah membimbing, membantu
guru dan staf sekolah yang mengalami kesulitan mengajar maupun masalah
pribad lainnya, (c) Interaksi, Meliputi (1) kepala sekolah membina hubungan
yang harmonis sesama warga sekolah, (2) kepala sekolah dapat menyesuaikan diri
nilai kehidupan sekolah yang demokratis terhadap warga sekolah dan (2) kepala
melengkapinya
97
Tabel 3.3
Kisi-kisi instrument penelitian untuk variabel
kepemimpinan kepala sekolah
98
2.Angket motivasi kerja dapat diukur dengan indikator sebagai berikut:
penyehat meliputi: (1) Hubungan pribadi dengan rekan kerjanya, (b) hubungan
antar pribadi dengan bawahannya, (c) hubungan antar pribadi dengan atasannya,
(d) keamanan kerja, (e) kehidupan pribadi, kebijaksanaan dan administrasi, (g),
Tabel 3.4
Kisi-kisi instrumen untuk variabel motivasi kerja guru
1. Angket semangat kerja guru dapat diukur dengan indikator sebagai berikut:
tugas dan pantang putus asa (b) disiplin, meliputi disiplin dalam bekerja,
99
menurut perintahan atasan dan melaksanakan kebijakan, (c) kegairahan,
dengan pegawai yang lain (e) kerjasama, meliputi semangat kerja sama
bantu, usaha maksimal untuk mutu dan berisiatif, (g) memelihara etika
Tabel 3.5
Kisi-kisi instrumen untuk variabel semangat kerja guru
Variabel Sub Variabel Indikator No item
Kesungguhan 1. Kesungguhan bekerja 1,2
Semangat kerja 2. Kesunguhan melaksanakan
tugas ,3,4
3. Pantang putus asa 5,6
Disiplin 1. Disiplin dalam bekerja 7,8,9
2. Menurut perintahan atasan 10,11
3. Melaksanakan kebijakan 12,13
Kegairahan 1. Kegairahan dalam bekerja 14,15
2. Frekuensi kehadiran baik 16,17
3. Senang/gembira
melaksanakan 18,19
tugas
4. Pekerjaan dengan hasil 20,21
menarik
Keramahan 1. Keramahan dengan pegawai 22,23
yang lain
Kerjasama 1. Semangat kerja sama 24,25,26
2. Kegiatan di luar ,27,28
Melakukan inovasi 1. Menciptakan alat bantu 29,30
2. Usaha maksimal untuk mutu 31,32,
3. Berisiatif 33,34
Melakukan etika 1. Memelihara etika pekerjaan 35,36
2. Memciptakan kerja sama
dengan atasan dan bawahan 37,38
Keberhasilan 1. Keberhasilan melaksanakan
tugas 39,40
2. Keberhasilan memecahkan
masalah 41,42
100
3.Angket semangat kerja guru dapat diukur dengan indikator sebagai berikut:
bahan ajar dan menerapkan hasil dari penelitian (2) kecepatan/ ketepatan kerja,
diindikasi dengan cara menerapkan sesuatu yang baru dalam hal proses
tahunan (3) inisiatif dalam kerja, meliputi menggunkan media dalam pengajaran,
adminisrasi sekolah dengan benar, serta menciptakan hal-hal terbaru yang lebih
efektif dalam mengelola admintrasi sekolah (4) kemampuan dalam kerja, diukur
101
Tabel 3.6
D. Pengumpulan Data
mengumpulkan data secara tidak langsung yang berisi sejumlah pertanyaan yang
harus dijawab atau direspon oleh responden. Setelah itu dikumpulka untuk didata
102
Dalam hal mengumpulkan data primer digunakanlah mengumpulkan data
yang relevan dari beberapa referensi. Untuk mengumpulkan data dari ketiga
variabel diatas maka peneliti menyebarkan angket pernyataan dengan jumlah butir
disebarkan maka soal item angka dibuat lebih banyak karena soal ini akan diuji
cobakan terlebih dahulu selanjutnya dianalisis melalui uji validitas dan uji
Reliabilitas, selanjutnya dari soal angket yang telah valid dan representative
Tujuan utama dari uji coba instrumen untuk mengetahui keandalan atau
bisa memenuhi persyaratan maka dilakukan uji validitas. Uji validitas instrument
bagian instrumen, yaitu butir-butir mampu mengukur sifat bangun teori atau
103
konstruk teori yang menjadi dasar penyusunan instrumen dan sesuai dengan gejala
yang didefinisikan.
analisis butir. Dengan analisis butir ditemukan hubungan antar sejumlah variabel-
sehingga bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari
jumlah variabel awal. Uji validitas butir dilakukan melalui analisis konsistensi
antar setiap skor pernyataan dengan skor skala secara keseluruhan. Hal ini
korelasi product moment pearson. Koefisien korelasi (r), yaitu angka yang
rxy = N ∑ XY – ( ∑ X ) ( ∑ Y )
J{ N Σ X − ( Σ X ) { N Σ Y − ( Σ Y) }}
Keterangan:
r = Koefisien korelasi
N = Banyak sampel
Y = Skor total
104
nilai r hitung dengan r tabel. Dikatakan valid bila r hitung > r tabel berada diatas
nilai tabel kritik, maka pertanyaan tersebut signifikan. Menurut ketentuan kriteria
kesahihan suatu butir dinyatakan valid jika koefisien korelasi > 0,361. Validitas
skala penilaian hanya dilakukan dengan uji validitas konstruknya saja yakni
teori. Proses analisis menggunakan bantuan komputer program soft ware SPSS for
Windows 21.
hasil pengukuran dapat konsisten yaitu apakah alat ukur yang ada dapat
diterapkan pada objek yang sama secara berulang dan menghasilkan ukuran yang
Alpha Cronbach (a). Reliabilitas untuk skala penilaian menggunakan skala likert.
r 11 = ( K )(1-∑ab2 )
K–1 σt
(Arikunto, 2002)
Keterangan:
r 11 = Reliabilitas instrument
Kriteria instrumen yang reliabel adalah jika nilai koefisien alpha sekurang-
105
setelah perhitungan validitas, sehingga hanya butir instrument yang valid yang
menguji hipotesis.
1. Analisis Deskriptif
data, kemudian ditabulasi dalam bentuk tabel. Teknik ini digunakan untuk melihat
Data yang ada perlu diolah dalam bentuk tabulasi data. Data yang
rata dan simpangan baku dari setiap variabel. Untuk analisis data diperlukan tabel
distribusi frekuensi pada setiap variabel. Tabel distribusi frekuensi data dibuat
dengan cara menentukan kelas interval dan untuk menentukan banyaknya kelas
sebagai berikut:
106
1. Memberikan bobot pada setiap alternatif jawaban yang dipilih oleh responden
item pertanyaan.
dengan memperhatikan skor rata-rata (Mean) dan standar deviasi (Sd), dengan
107
60% Skor < 80% : Sebagian besar
yang terkumpul memenuhi syarat untuk dianalisis atau tidak. Sesuai dengan
tujuan penelitian ini, maka teknik statistik yang digunakan adalah analisis
korelasi. Untuk dapat menggunakan analisis itu ada beberapa syarat yang harus
dipenuhi, yaitu hubungan antar variabel bebas serta data variabel terikat
mempunyai distribusi dan varian yang sama. Untuk itu diadakan perhitungan
a. Uji Linieritas
antar variabel bebas dengan variabel terikat sifatnya linier. Untuk mengetahui
linieritas pedoman yang digunakan adalah dengan melihat hasil analisis pada
b. Uji Normalitas
108
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut
c. Uji Multikolinieritas
(Ghozali, 2011). Salah satu alat untuk mendeteksi ada atau tidaknya
dan lawannya serta nilai Variance Inflation Faktor (VIF). Tolerance mengukur
d. Uji Heteroskedastisitas
3. Pengujian Hipotesis
adalah regresi linier berganda, uji R 2, uji F, dan uji t. Kemudian dengan analisis ini
109
pengujian hipotesisi, digunakan kriteria hipotesis ditolak bila besar koefisien
kontribusi kurang dari 0,05. Hal ini menurut Sujana ( 2013 : 185). Beberapa
studi empirik menyatakan untuk pegangan koefisien regresi kurang dari 0,05
Sub hipotesis dari hipotesis utama di atas dapat diajukan sebagai berikut:
sekolah dengan motivasi kerja, semangat kerja dan kinerja guru di SMP Negeri
Uji R2 : Uji ketepatan pikiran (R2) atau uji koefisen korelasi berganda
110
R2 : 1 maka ada pengaruh sempurna antara variabel
SSR
R2 = SST
Dimana:
SSE/ k
F= ( – 1)
SSR
/
(n – k – 1)
Dimana:
error)
2) Uji t
111
Uji t : Dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen
diterima
t hitung = bj
Se( bj)
Dimana:
bj : koefisien regresi
112
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
kepala sekolah, motivasi kerja guru, semangat kerja guru, dan kinerja guru di
kepala sekolah dengan kinerja melalui Semangat kerja guru di SMP Negeri se
113
Proposal penelitian dirancang sebelum pelaksanan penelitian ini.
Setelah proposal sudah lulus uji kelayakan dan mendapat persetujuan dari
Kota Banjarmasin.
114
a. Angket Kepemimpinan
Tabel 4.1
Corrected Item-
Total r tabel dengan
No. Kriteria
Correlation jumlah n=30
(r hitung)
1 0,691
2 0,908
3 0,622
4 0,728
5 0,626
6 0,699
7 0,666
8 0,567
9 0,629
10 0,738 Jika Corrected Item-
11 Total Correlation
0,695
(r hitung)> r tabel,
12 0,896 maka item angket
13 0,931 valid digunakan dalam
14 0,653 penelitian
15 0,677 0,361
16 0,745 Jika Corrected Item-
17 Total Correlation
0,889
(r hitung)< r tabel,
18 0,806 maka item angket
19 0,630 tidak valid digunakan
20 0,630 dalam penelitian
21 0,656
22 0,569
23 0,557
24 0,598
25 0,795
26 0,612
27 0,523
28 0,734
115
b. Motivasi Kerja
Tabel 4.2
Corrected Item-
Total r tabel dengan
No. Kriteria
Correlation jumlah n=30
(r hitung)
1 0,686
2 0,738
3 0,513
4 0,616
5 0,620
6 0,680
7 0,631
8 0,657
9 0,621
10 0,739 Jika Corrected Item-
11 Total Correlation
0,739
(r hitung)> r tabel,
12 0,719 maka item angket
13 0,902 valid digunakan dalam
14 0,601 penelitian
15 0,785 0,361
16 0,752 Jika Corrected Item-
17 Total Correlation
0,743
(r hitung)< r tabel,
18 0,640 maka item angket
19 0,641 tidak valid digunakan
20 0,739 dalam penelitian
21 0,566
22 0,589
23 0,543
24 0,603
25 0,889
26 0,603
27 0,584
28 0,596
116
Tabel di atas dapat digunakan untuk menjelaskan validitas
ini memiliki r hitung > r tabel. Jadi angket ini dinyatakan valid dan
c. Semangat Kerja
Tabel 4.3
117
19 0,585 digunakan
20 0,777 0,361 dalam
21 penelitian
0,596
22 0,593 Jika
23 0,598 Corrected
24 0,636 Item-Total
25 0,926 Correlation
26 0,604 (r hitung)< r
27 tabel, maka
0,620
item angket
28 0,643 tidak valid
29 0,824 digunakan
30 0,784 dalam
31 0,782 penelitian
32 0,665
34 0,600
35 0,777
36 0,554
37 0,624
38 0,608
39 0,638
40 0,926
41 0,626
42 0,588
penelitian. Semua item angket semangat kerja ini memiliki r hitung > r
tabel. Jadi angket ini dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk
118
d. Kinerja
Tabel 4.4
Corrected Item-
r tabel dengan
No. Total Correlation Kriteria
jumlah n=30
(r hitung)
1 0,646
2 0,751
3 0,656
4 0,578
5 0,604
6 0,689
7 0,689
8 0,676
9 0,676
10 0,784
11 0,784 Jika Corrected Item-
12 0,612 Total Correlation
13 0,843 (r hitung)> r tabel,
14 0,629 maka item angket
15 0,840 valid digunakan dalam
16 penelitian
0,758 0,361
17 0,730 Jika Corrected Item-
18 0,575 Total Correlation
19 0,593 (r hitung)< r tabel,
20 0,784 maka item angket
21 0,689 tidak valid digunakan
22 dalam penelitian
0,568
23 0,606
24 0,689
25 0,880
26 0,592
27 0,584
28 0,581
29 0,840
30 0,758
31 0,694
119
Tabel di atas dapat digunakan untuk menjelaskan validitas angket
penelitian. Semua item angket kinerja ini memiliki r hitung > r tabel. Jadi
data penelitian.
Tabel 4.5
Cronbach's
No. Variabel Kriteria Keputusan
Alpha
Cronbach's
1. Kepemimpinan 0,955 Reliabel
Alpha>0,61
Cronbach's
2. Motivasi Kerja 0,948 Reliabel
Alpha>0,61
Cronbach's
3. Semangat Kerja 0,967 Reliabel
Alpha>0,61
Cronbach's
4. Kinerja 0,955 Reliabel
Alpha>0,61
Cronbach's Alpha motivasi kerja 0,948 > 0,61. Cronbach's Alpha semangat
120
kerja 0,967. Cronbach's Alpha kinerja sebesar 0,955 > 0,61. Dengan demikian
data kepemimpinan, motivasi kerja, semangat kerja, dan kinerja penelitian ini
reliabel.
Tabel 4.6
Jawaban
No. Item
Total Rata-
N
Skor rata
Sangat
Tidak Sangat
Tidak Ragu-ragu Setuju
Setuju Setuju
Setuju
f % f % f % f % f %
1 122 0 0 0 0 3 2,46 43 35,25 76 62,30 561 4,60
2 122 0 0 0 0 5 4,10 65 53,28 52 42,62 535 4,39
3 122 0 0 0 0 5 4,10 69 56,56 48 39,34 531 4,35
4 122 0 0 0 0 5 4,10 58 47,54 59 48,36 542 4,44
5 122 0 0 0 0 2 1,64 56 45,90 64 52,46 550 4,51
6 122 0 0 0 0 4 3,28 59 48,36 59 48,36 543 4,45
7 122 0 0 0 0 4 3,28 68 55,74 50 40,98 534 4,38
8 122 0 0 0 0 4 3,28 42 34,43 76 62,30 560 4,59
9 122 0 0 0 0 3 2,46 48 39,34 71 58,20 556 4,56
10 122 0 0 0 0 4 3,28 42 34,43 76 62,30 560 4,59
11 122 0 0 0 0 1 0,82 43 35,25 78 63,93 565 4,63
12 122 0 0 0 0 4 3,28 67 54,92 51 41,80 535 4,39
13 122 0 0 0 0 5 4,10 54 44,26 63 51,64 546 4,48
14 122 0 0 0 0 4 3,28 69 56,56 49 40,16 533 4,37
15 122 0 0 0 0 5 4,10 60 49,18 57 46,72 540 4,43
16 122 0 0 0 0 1 0,82 61 50,00 60 49,18 547 4,48
17 122 0 0 0 0 2 1,64 64 52,46 56 45,90 542 4,44
18 122 0 0 0 0 4 3,28 68 55,74 50 40,98 534 4,38
19 122 0 0 0 0 4 3,28 75 61,48 43 35,25 527 4,32
20 122 0 0 0 0 3 2,46 56 45,90 63 51,64 548 4,49
21 122 0 0 0 0 3 2,46 39 31,97 80 65,57 565 4,63
22 122 0 0 0 0 5 4,10 69 56,56 48 39,34 531 4,35
23 122 0 0 0 0 1 0,82 66 54,10 55 45,08 542 4,44
121
24 122 0 0 0 0 2 1,64 51 41,80 69 56,56 555 4,55
25 122 0 0 0 0 5 4,10 55 45,08 62 50,82 545 4,47
26 122 0 0 0 0 1 0,82 46 37,70 75 61,48 562 4,61
27 122 0 0 0 0 1 0,82 54 44,26 67 54,92 554 4,54
28 122 0 0 0 0 1 0,82 64 52,46 57 46,72 544 4,46
Jumlah 125
Rata-rata 4,48
122
kepala sekolah menyampaikan ide-ide dalam rapat dinas dan meminta
baik).
123
Responden tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju kepala
baik).
124
mengadministrasikan dengan baik 59 orang (48,36%). Rata-rata kepala
(sangat baik).
125
Rata-rata kepala sekolah meminta menyediakan perangkat
(sangat baik).
126
Responden tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju kepala
127
sekolah memberikan masukan dalam melaksanakan pelajaran.
dari atas hasil pekerjaan yang baik 4 orang (3,28%). Responden yang
(sangat baik).
Responden tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju kepala
130
Responden tidak ada yang menjawab tidak setuju kepala sekolah
(sangat baik).
ada yang menjawab tidak setuju kepala sekolah meminta maaf bila
131
sekolah meminta maaf bila melakukan kekecewaan 3 orang (2,46%).
(sangat baik).
132
kemajuan sekolah 1 orang (0,82%). Responden yang menjawab setuju
(sangat baik).
133
kepala sekolah mengemukakan rencana pembaruan-pembaruan untuk
Responden tidak ada yang menjawab tidak setuju kepala sekolah ramah
baik).
134
melengkapi fasilitas sekolah demi kenyamanan belajar mengajar 1
(sangat baik).
setuju kepala sekolah mendata sarana dan prasarana sekolah yang tidak
kepala sekolah mendata sarana dan prasarana sekolah yang tidak layak
135
pendapat dan keluhan. Rata-rata kepemimpinan seluruhnya 4,48 di
Tabel 4.7
140
122
120
100
100
80 – 100
80
59 – 79
60 39 – 58
40 20 – 38
20
0
Jumlah Persen
Tabel 4.8
136
2. Deskripsi Motivasi Kerja
Tabel 4.9
Kategori Skor
No. Item
Sangat
Tidak Total Rata-
N Tidak
Setuju
Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju
Setuju Skor rata
f % f % f % f % F %
1 122 0 0 0 0 2 1,64 26 21,31 94 77,05 580 4,75
2 122 0 0 0 0 8 6,56 45 36,89 69 56,56 549 4,50
3 122 0 0 0 0 5 4,10 67 54,92 50 40,98 533 4,37
4 122 0 0 0 0 0 0,00 52 42,62 70 57,38 558 4,57
5 122 0 0 0 0 3 2,46 41 33,61 78 63,93 563 4,61
6 122 0 0 0 0 0 0,00 31 25,41 91 74,59 579 4,75
7 122 0 0 0 0 1 0,82 32 26,23 89 72,95 576 4,72
8 122 0 0 0 0 2 1,64 25 20,49 95 77,87 581 4,76
9 122 0 0 0 0 2 1,64 23 18,85 97 79,51 583 4,78
10 122 0 0 0 0 2 1,64 23 18,85 97 79,51 583 4,78
11 122 0 0 0 0 3 2,46 28 22,95 91 74,59 576 4,72
12 122 0 0 0 0 2 1,64 62 50,82 58 47,54 544 4,46
13 122 0 0 0 0 2 1,64 42 34,43 78 63,93 564 4,62
14 122 0 0 0 0 4 3,28 61 50,00 57 46,72 541 4,43
15 122 0 0 0 0 3 2,46 55 45,08 64 52,46 549 4,50
16 122 0 0 0 0 3 2,46 50 40,98 69 56,56 554 4,54
17 122 0 0 0 0 3 2,46 52 42,62 67 54,92 552 4,52
18 122 0 0 0 0 4 3,28 53 43,44 65 53,28 549 4,50
19 122 0 0 0 0 4 3,28 64 52,46 54 44,26 538 4,41
20 122 0 0 0 0 4 3,28 42 34,43 76 62,30 560 4,59
21 122 0 0 0 0 6 4,92 30 24,59 86 70,49 568 4,66
22 122 0 0 0 0 2 1,64 69 56,56 51 41,80 537 4,40
23 122 0 0 0 0 3 2,46 68 55,74 51 41,80 536 4,39
24 122 0 0 0 0 1 0,82 33 27,05 88 72,13 575 4,71
25 122 0 0 0 0 3 2,46 40 32,79 79 64,75 564 4,62
26 122 0 0 0 0 5 4,10 28 22,95 89 72,95 572 4,69
27 122 0 0 0 0 4 3,28 36 29,51 82 67,21 566 4,64
28 122 0 0 0 0 4 3,28 48 39,34 70 57,38 554 4,54
Jumlah 128,56
Rata-rata 4,59
137
Responden yang menjawab sangat tidak setuju mendorong
dinilai dengan teliti dan benar tidak ada. Responden yang menjawab
tidak setuju prestasi guru dinilai dengan teliti dan benar tidak ada.
guru dinilai dengan teliti dan benar 45 orang (36,89%). Responden yang
menjawab sangat setuju prestasi guru dinilai dengan teliti dan benar 69
138
panitia kegiatan sosial 5 orang (4,10%). Responden yang menjawab
139
kesempatan untuk promosi jabatan sebagai wakasek atau wali kelas 78
(sangat baik).
tugas yang diberikan dengan tepat waktu tidak ada. Responden yang
140
Responden yang menjawab sangat tidak setuju menggunakan
dengan tugas dan tanggung jawab yang di emban tidak ada. Responden
yang menjawab tidak setuju merasa bangga dengan tugas dan tanggung
4,78.
141
Responden yang menjawab tidak setuju dalam menjalankan tugas saling
dengan sesama rekan kerja berjalan dengan baik tidak ada. Responden
yang menjawab tidak setuju hubungan kerja dengan sesama rekan kerja
142
pembelajaran bersama-sama dengan rekan kerja seumpun 2 orang
dengan sesama guru terjalin dengan baik tidak ada. Responden yang
143
Responden yang menjawab sangat setuju hubungan dengan siswa
144
rata bantuan kepala sekolah dalam menyelesaikan pekerjaan 4,54
(sangat baik).
145
menjawab tidak setuju merasa aman dalam melakukan pekerjaan di
(sangat baik).
146
ragu dalam menyelesaikan masalah, atasan bertindak bijaksana 6 orang
kesempatan untuk belajar hal-hal yang baru tidak ada. Responden yang
147
serta kemampuan 68 orang (55,74%). Responden yang menjawab
(sangat baik).
baik).
148
sangat setuju kepala sekolah mengikut sertakan mengikuti penataran 79
orang (64,75%). Rata-rata ikut serta dalam penataran 4,62 (sangat baik).
149
tersedia turut menunjang pekerjaan 82 orang (67,21%). Rata-rata sarana
(sangat baik).
150
Tabel 4.11
140 122
120
100
100
80 - 100
80
59 – 79
60 39 - 58
40 20 - 38
20
0
Jumlah Persen
Tabel 4.12
151
3. Deskripsi Semangat Kerja
Tabel 4.13
Kategori Skor
No. Item
Total Rata-
N
Skor rata
Sangat
Tidak Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju
Setuju
f % f % f % f % f %
1 122 0 0 0 0 4 3,28 27 22,13 91 74,59 575 4,71
2 122 0 0 0 0 5 4,10 60 49,18 57 46,72 540 4,43
3 122 0 0 0 0 3 2,46 62 50,82 57 46,72 542 4,44
4 122 0 0 104 85,25 14 11,48 4 3,28 0 0,00 266 2,18
5 122 0 0 103 84,43 11 9,02 5 4,10 3 2,46 274 2,25
6 122 0 0 0 0 2 1,64 53 43,44 67 54,92 553 4,53
7 122 0 0 0 0 1 0,82 63 51,64 58 47,54 545 4,47
8 122 0 0 0 0 0 0,00 44 36,07 78 63,93 566 4,64
9 122 0 0 0 0 1 0,82 35 28,69 86 70,49 573 4,70
10 122 0 0 0 0 0 0,00 43 35,25 79 64,75 567 4,65
11 122 0 0 0 0 2 1,64 46 37,70 74 60,66 560 4,59
12 122 0 0 0 0 0 0,00 61 50,00 61 50,00 549 4,50
13 122 0 0 0 0 3 2,46 66 54,10 53 43,44 538 4,41
14 122 0 0 0 0 2 1,64 65 53,28 55 45,08 541 4,43
15 122 0 0 0 0 4 3,28 54 44,26 64 52,46 548 4,49
16 122 0 0 0 0 3 2,46 58 47,54 61 50,00 546 4,48
17 122 0 0 0 0 1 0,82 65 53,28 56 45,90 543 4,45
18 122 0 0 0 0 2 1,64 75 61,48 45 36,89 531 4,35
19 122 0 0 0 0 4 3,28 70 57,38 48 39,34 532 4,36
20 122 0 0 0 0 0 0,00 75 61,48 47 38,52 535 4,39
21 122 0 0 91 74,59 24 19,67 5 4,10 2 1,64 284 2,33
22 122 0 0 0 0 2 1,64 69 56,56 51 41,80 537 4,40
23 122 0 0 0 0 1 0,82 64 52,46 57 46,72 544 4,46
24 122 0 0 0 0 3 2,46 55 45,08 64 52,46 549 4,50
25 122 0 0 0 0 4 3,28 52 42,62 66 54,10 550 4,51
26 122 0 0 0 0 1 0,82 58 47,54 63 51,64 550 4,51
27 122 0 0 0 0 3 2,46 55 45,08 64 52,46 549 4,50
28 122 0 0 0 0 4 3,28 92 75,41 26 21,31 510 4,18
29 122 0 0 0 0 1 0,82 41 33,61 80 65,57 567 4,65
152
30 122 0 0 0 0 4 3,28 45 36,89 73 59,84 557 4,57
153
31 122 0 0 0 0 0 0,00 47 38,52 75 61,48 563 4,61
32 122 0 0 0 0 6 4,92 55 45,08 61 50,00 543 4,45
33 122 0 0 0 0 4 3,28 42 34,43 76 62,30 560 4,59
34 122 0 0 0 0 0 0,00 52 42,62 70 57,38 558 4,57
35 122 0 0 0 0 3 2,46 64 52,46 55 45,08 540 4,43
36 122 0 0 0 0 1 0,82 71 58,20 50 40,98 537 4,40
37 122 0 0 0 0 2 1,64 65 53,28 55 45,08 541 4,43
38 122 0 0 0 0 0 0,00 62 50,82 60 49,18 548 4,49
39 122 0 0 0 0 4 3,28 58 47,54 60 49,18 544 4,46
40 122 0 0 0 0 5 4,10 57 46,72 60 49,18 543 4,45
41 122 0 0 0 0 0 0,00 43 35,25 79 64,75 567 4,65
42 122 0 0 0 0 1 0,82 59 48,36 62 50,82 549 4,50
Jumlah 182
Rata-rata 4,34
153
(4,10%). Responden yang menjawab setuju berusaha dengan sungguh-
(sangat baik).
154
kesungguhan hati untuk melaksanakan tugas serta kewajiban dengan
mencapai 2,18 .
155
melaksanakan tugas 5 orang (4,10%). Responden yang menjawab
156
yang menjawab sangat setuju merasa telah mematuhi disiplin kerja
rata yang merasa telah mematuhi disiplin kerja yang berlaku disekolah
157
melaksanakan tugas, mengikuti disiplin pegawai yang diatur oleh
mencapai 4,70.
baik).
tempat kerja. Responden tidak ada yang menjawab tidak setuju merasa
158
kerja 2 orang (1,64%). Responden yang menjawab setuju merasa selalu
159
yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan di
160
selalu bergairah dan bersemangat 55 orang (45,08%). Rata-rata yang
161
sebelum kegiatan dimulai 3 orang (2,46%). Responden yang menjawab
bahwa gaji guru hanya cukup untuk hidup sederhana dengan keluarga,
tidak setuju setuju tahu bahwa gaji guru hanya cukup untuk hidup
162
sederhana dengan keluarga, merasa senang dengan pekerjaan.
setuju tahu bahwa gaji guru hanya cukup untuk hidup sederhana dengan
Responden yang menjawab sangat setuju setuju tahu bahwa gaji guru
163
setuju dalam menghadapi hal-hal yang baru berkaitan dengan tugas,
164
Responden tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju hubungan
dengan rekan kerja terjalin dengan harmonis. Responden tidak ada yang
165
menciptakan suasana persahabatan dengan rekan sejawat di tempat
(sangat baik).
Responden tidak ada yang menjawab tidak setuju merasa tidak pernah
166
Responden tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju merasa
luar jam sekolah. Responden tidak ada yang menjawab tidak setuju
167
yang menjawab sangat setuju merasa selalu memperhatikan kegiatan
baik di dalam kelas maupun di luar jam sekolah mencapai 4,50 (sangat
baik).
168
memperbaiki dan meningkatkan pengajaran. Responden tidak ada yang
baik).
Responden tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju bila alat-
diperoleh. Responden tidak ada yang menjawab tidak setuju bila alat-alat
169
diperoleh 4 orang (3,28%). Responden yang menjawab setuju bila alat-
bahan yang mudah diperoleh 73 orang (59,84%). Rata-rata yang bila alat-
mendorong siswa untuk lebih giat belajar baik mandiri maupun secara
mendorong siswa untuk lebih giat belajar baik mandiri maupun secara
mendorong siswa untuk lebih giat belajar baik mandiri maupun secara
siswa untuk lebih giat belajar baik mandiri maupun secara berkelompok
mendorong siswa untuk lebih giat belajar baik mandiri maupun secara
siswa untuk lebih giat belajar baik mandiri maupun secara berkelompok
170
Responden tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju merasa
baik).
171
sangat setuju berusaha meningkatkan kompetensi diri sebagai pendidik
(sangat baik).
172
menjawab sangat setuju menggunakan pakaian rapi dalam kerja 55
kata sopan dalam mengajar. Responden tidak ada yang menjawab tidak
hubungan dengan orang tua siswa. Responden tidak ada yang menjawab
173
tua siswa. Responden yang menjawab setuju menjalin hubungan dengan
174
mengerjakan semua tugas dengan senang hati tanpa memikirkan materi
(sangat baik).
175
kualitas pembelajaran 59 orang (48,36%). Responden yang menjawab
Tabel 4.14
140
122
120 100
100
80 – 100
80 59 – 79
60 39 – 58
40 20 – 38
20
0
176
Tabel 4.15
Tabel 4.16
Rata-
N l
rata
Skor
1 2 3 4 5
F % f % f % f % f %
1 122 0 0 0 0 2 1,64 29 23,77 91 74,59 577 4,73
2 122 0 0 0 0 1 0,82 42 34,43 79 64,75 566 4,64
3 122 0 0 0 0 6 4,92 67 54,92 49 40,16 531 4,35
4 122 0 0 0 0 2 1,64 43 35,25 77 63,11 563 4,61
5 122 0 0 0 0 2 1,64 38 31,15 82 67,21 568 4,66
6 122 0 0 0 0 3 2,46 31 25,41 88 72,13 573 4,70
7 122 0 0 0 0 3 2,46 35 28,69 84 68,85 569 4,66
8 122 0 0 0 0 5 4,10 29 23,77 88 72,13 571 4,68
9 122 0 0 0 0 3 2,46 31 25,41 88 72,13 573 4,70
10 122 0 0 0 0 5 4,10 22 18,03 95 77,87 578 4,74
11 122 0 0 0 0 3 2,46 31 25,41 88 72,13 573 4,70
12 122 0 0 0 0 4 3,28 62 50,82 56 45,90 540 4,43
13 122 0 0 0 0 5 4,10 38 31,15 79 64,75 562 4,61
14 122 0 0 0 0 4 3,28 64 52,46 54 44,26 538 4,41
15 122 0 0 0 0 3 2,46 60 49,18 59 48,36 544 4,46
16 122 0 0 0 0 3 2,46 43 35,25 76 62,30 561 4,60
17 122 0 0 0 0 3 2,46 49 40,16 70 57,38 555 4,55
18 122 0 0 0 0 3 2,46 48 39,34 71 58,20 556 4,56
19 122 0 0 0 0 6 4,92 56 45,90 60 49,18 542 4,44
20 122 0 0 0 0 2 1,64 47 38,52 73 59,84 559 4,58
21 122 0 0 0 0 2 1,64 50 40,98 70 57,38 556 4,56
177
22 122 0 0 0 0 4 3,28 61 50,00 57 46,72 541 4,43
23 122 0 0 0 0 3 2,46 63 51,64 56 45,90 541 4,43
24 122 0 0 0 0 3 2,46 50 40,98 69 56,56 554 4,54
25 122 0 0 0 0 2 1,64 54 44,26 66 54,10 552 4,52
26 122 0 0 0 0 3 2,46 33 27,05 86 70,49 571 4,68
27 122 0 0 0 0 3 2,46 38 31,15 81 66,39 566 4,64
28 122 0 0 0 0 1 0,82 49 40,16 72 59,02 559 4,58
29 122 0 0 0 0 3 2,46 32 26,23 87 71,31 572 4,69
30 122 0 0 0 0 3 2,46 46 37,70 73 59,84 558 4,57
31 122 0 0 0 0 0 0,00 51 41,80 71 58,20 559 4,58
Jumlah 142
Rata-rata 4,58
(sangat baik).
178
membuat rencana pengajaran sebelum mengajar 42 orang (34,43%).
tugas yang dilaksanakan para siswa tidak ada. Responden yang menjawab
ujian yang diberikan kepada siswa tidak ada. Responden yang menjawab
179
ujian yang diberikan kepada siswa 77 orang (63,11%). Rata-rata penilaian
yang di kerjakan siswa tidak ada. Responden yang menjawab tidak setuju
180
menjelaskan pelajaran tidak ada. Responden yang menjawab ragu-ragu
181
setuju membuat kesimpulan pengajaran setiap akhir pelajaran 88 orang
baik).
182
karakteristik siswa tidak ada. Responden yang menjawab ragu-ragu
183
sumber belajar menurut kebutuhan siswa 64 orang (52,46%). Responden
latihan pada siswa setiap pegajaran berakhir tidak ada. Responden yang
terhadap siswa secara berkala tidak ada. Responden yang menjawab tidak
184
Responden yang menjawab sangat tidak setuju menggunakan
185
pengajaran tidak ada. Responden yang menjawab ragu-ragu selalu
siswa untuk belajar diluar ruangan tidak ada. Responden yang menjawab
tidak setuju guru mengajak siswa untuk belajar diluar ruangan tidak ada.
186
Responden yang menjawab sangat setuju menggunakan alat bantu yang
187
Responden yang menjawab sangat tidak setuju memfasilitasi
baik).
kembali tugas yang diberikan kepada siswa tidak ada. Responden yang
188
kepada siswa tidak ada. Responden yang menjawab ragu-ragu
terhadap siswa secara berkala tidak ada. Responden yang menjawab tidak
(sangat baik).
sekolah dan warga sekolah terjalin harmonis tidak ada. Responden yang
189
menjawab sangat setuju komunikasi kepala sekolah dan warga sekolah
hubungan kerja sama dengan komite sekolah tidak ada. Responden yang
(sangat baik).
hubungan baik dengan sesama rekan kerja dan mitra pendidikan tidak
dengan sesama rekan kerja dan mitra pendidikan tidak ada. Responden
setuju membina hubungan baik dengan sesama rekan kerja dan mitra
membina hubungan baik dengan sesama rekan kerja dan mitra pendidikan
190
73 orang (59,84%). Rata-rata hubungan dengsn kerja dan mitra kerjas
sangat baik.
Tabel 4.17
191
140
122
120 100
100
80 - 100
80
59 – 79
60 39 - 58
40 20 - 38
20
0
Jumlah Persen
Tabel 4.18
a. Normalitas Data
Normalitas data dapat ditentukan dengan P-P Plot. Jika dalam P-P
192
b. Heterokedastisitas
193
194
c. Multikolinieritas
4.10
Hasil Uji Multikolieritas
kepala sekolah memiliki tolerance 0,992 > 0,1 dan VIF sebesar 1,008 <
10. Motivasi kerja memiliki tolerance 0,982 > 0,1 dan VIF < 10.
Semangat kerja memiliki tolerance 0,985 > 0,1 dan VIF < 10. Jadi data
195
2. Koefisien Determinan (R2)
Tabel 4.11
Koefisien Determinan
Sisanya 90,8% kinerja guru dipengaruh selain variabel bebas yang ada
Gambar 4.1
penelitian ini diuji dengan menggunakan uji F. kriteria pengujian ini jika F
hitung > F table dan signifikansi < 0,05, maka model penelitian itu layak
196
atau tepat. Pengaruh semua variabel bebas signifikan terhadap variabel
terikat.
sebesar 2,68. Signifikansi < 0,05. Jadi model penelitian yang dibuat dalam
Tabel 4.13
y x1 x2 x3
Y 1,000 ,185 -,193 -,106
Pearson x1 ,185 1,000 ,078 -,054
Correlation x2 -,193 ,078 1,000 -,112
x3 -,106 -,054 -,112 1,000
Y . ,021 ,017 ,123
x1 ,021 . ,198 ,279
Sig. (1-tailed)
x2 ,017 ,198 . ,109
x3 ,123 ,279 ,109 .
Y 122 122 122 122
x1 122 122 122 122
N
x2 122 122 122 122
x3 122 122 122 122
yang digunakan adalah jika signifikansi < 0,05 maka ada hubungan atau
197
korelasi antara variabel yang satu dengan yang lain. Derajat korelasi ini
kinerja guru (Y) dengan signifikan 0,021 dan r hitung sebesar 0,185.
dengan semangat kerja (X3) dengan signifikan 0,279 dan r hitung -0,054.
Hubungan motivasi kerja (X2) dengan kinerja guru (Y) dengan signifikan
0,017 dan r hitung -0,193. Hubungan semangat kerja (X3) dengan kinerja
Pardede, Ratlan dan Renhard Manurung . 2014. Analisis Jalur. Jakarta : Rineka
198
e1
Struktur I:
Motivasi
Kerja (X2)
e2
Kepemimpinan kepala Sekolah (X1)
Kinerja Guru (Y)
Struktur Ia: e1
0,78
Kepemimpinan Motivasi
kepala Sekolah (X1)
Kerja (X2)
Struktur Ib Motivasi
Kerja (X2) -0,208 e2
Tabel 4.14
Unstandardized Standardized
T Sig.
Coefficients Coefficients
Std.
B Beta
Error
(Constant) 111.02
20.566 5.398 0.000
6
X1-X2 0.140 0.164 0.078 0.853 0.396
199
Tabel 4.15
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 162,606 21,574 7,537 0,000
1 X1-Y 0,196 0,086 0,201 2,279 0,024
X2-Y -0,365 0,155 -0,208 -2,357 0,020
motivasi kerja (X2) terhadap kinerja guru (Y) dijelaskan dengan nilai beta.
terhadap kinerja guru (Y) sebesar 0,201. Untuk mengetahui pengaruh tidak
200
pengaruh kepemimpinan kepala sekolah lebih baik secara langsung ke
Struktur II:
e2
Kepemimpinan e1
Kinerja Guru (Y)
kepala Sekolah (X1)
Semangat
Kerja (X3)
Struktur IIa: e1
-.112
Kepemimpinan Semangat
kepala Sekolah (X1)
Kerja (X3)
Struktur IIb
e2
-0,129
Semangat
Kerja (X3)
201
Tabel 4.16
Unstandardized Standardized
T Sig.
Coefficients Coefficients
Std.
B Beta
Error
(Constant) 206.986 20.141 10.277 .000
x1 -.199 .161 -0.112 -1.237 .219
Tabel 4.17
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model t Sig.
Std.
B Beta
Error
210,7 26,87
(Constant) 7,843 0,000
89 5
1
x1 -,363 ,157 -0,207 -2,307 0,023
x3 -,128 ,089 -0,129 -1,438 0,153
semangat kerja (X3) terhadap kinerja guru (Y) dijelaskan dengan nilai beta.
terhadap kinerja guru (Y) sebesar -0,207. Untuk mengetahui pengaruh tidak
202
Pengaruh total X1 terhadap Y adalah penjumlahan -0,129 + 0,0144 =
kinerja guru melalui semangat kerja dengan membandingkan antara beta X1-
sebesar (-0,112) sebesar 0,129. Jadi pengaruh langsung (0,207) > pengaruh
E. Pengujian Hipotesis
diterima.
203
Negeri se kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin.
204
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian yang ditemukan di lapangan, sumber-
mentaati peraturan yang telah dibakukan, kepala sekolah meminta maaf bila
baik.
diinginkan sangat baik. Dengan kepemimpinan kepala sekolah yang sangat baik,
205
merupakan konsep yang menggambarkan kemampuan mempengaruhi dan
diinginkan.
yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas dengan
206
mengarahkan (Reuter); (4) Kemampuan menciptakan (Freeman dan
Kota Banjarmasin
merasa bangga dengan tugas dan tanggung jawab yang di emban, dalam
207
motivasi adalah dorongan atau gejolak yang timbul dari dalam diri
penggerak atau dorongan dalam diri seseorang untuk mau berperilaku dan
bekerja dengan giat dan baik sesuai dengan tugas dan kewajibannya.
Banjarmasin
responden bekerja dengan penuh kesungguhan hati. Nilai rata-rata terendah 2,18
yaitu responden rekan sejawat di tempat kerja tidak memberi semangat kerja
lingkungan kerjanya. Morale (reaksi menta) tidak dapat diraba dan dirasakan,
sesorang bertingkah laku. Dalam hal ini dibedakan menjadu dua macam yaitu
morale kerja rendah yang menghasilkan kerja kurang efektif dan kurang efisien,
208
yang dapat menimbulkan kekecewaan, kerugian, kemunduran atau hal lain yang
kurang baik bagi lembaga. Sedangkan morale kerja tinggi menghasilkan usha-
usaha untuk memajukan pekerjaan atau tugas yang lebih efektif dan membawa
kepuasan kerja
Semangat kerja adalah sikap individu untuk bekerja sama dengan disiplin
dan rasa tanggung jawab terhadap kegiatannya. Semangat kerja juga diartikan
sebagai suatu kegiatan dalam melaksanakan pekerjaaan secara cepat dan lebih
baik (Alex Nitisemito, 2002:160). Semangat kerja diartikan sampai sejauh mana
mendalam pada diri individu tersebut untuk bekerja dengan giat dan konsekuen,
sehingga pekerjaan lebih cepat selesai dan lebih baik hasilnya agar dapat
pribadnya. Semangat kerja adalah sikap individu untuk bekerja sama secara
209
(2008) mendefinisian semangat kerja sebagai sikap individu atau kelompok
individu untuk bekerja sama dengan disiplin dan rasa tanggung jawab terhadap
kemampuan sekelompok orang untuk bekerja sama dengan giat dan terpadu.
Banjarmasin
4,39 yaitu responden membuat penilaian terhadap tugas yang dilaksanakan para
sangat baik. Hasil kerja guru SMP negeri se kecamatan Banjarmasin Timur
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh melaksanakan tugas yang
job performance. Kinerja dalam bahasa Indonesia disebut juga prestasi kerja.
Kinerja atau prestasi kerja diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang didasari
210
oleh pengetahuan, sikap, keterampilan, dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu.
pendapat Davis (2007) bahwa faktor yang dapat memengaruhi pencapaian kinerja
adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation) atau dengan
yang dicapai seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
adalah performance atau unjuk kerja. Kinerja juga dapat diartikan prestasi kerja
oleh seseorang dalam melaksankan tugas atau pekerjaannya sesuai dengan standar
dan kriteria yang telah ditetapkan untuk pekerjaan tersebut. Kemudian Senada
dengan pendapat di atas, Suwatno (dalam Barnawi & Arifin, 2012) mengatakan
bahwa kinerja merupakan prestasi kerja nyata yang ditampilkan seseorang setelah
mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang 10
atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan
organisasi dalam periode waktu tertentu. Menurut Barnawi dan Arifin (2012),
211
guru merupakan pendidik dengan tugas utamanya mendidik, mengajar,
siswa.
adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran, yaitu bagaimana seorang guru
hasil belajar.
Banjarmasin
tujuan dalam situasi tertentu. Kepala sekolah merupakan orang yang memiliki
212
diperlukan kepemimpinan kepala sekolah yang demokratis dan
sekolah sangat berpengaruh terhadap kinerja guru. Jadi, atas dasar itu
baik pula kinerja seorang guru. Demkian pula sebaliknya makin buruk
yang dilakukan kepala sekolah dengan baik tidak ada hubungan dengan
motivasi kerja guru dalam melaksanakan tugas di sekolah. Hal ini dapat
213
G. Hubungan Langsung Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan
Motivasi ini merupakan subjek yang penting bagi manajer, karena menurut
definisi manajer harus bekerja dengan dan melalui orang lain. Manajer
214
mempengaruhinya untuk bekerja sesuai dengan yang diinginkan
organisasi”.
215
semangat kerja dengan kinerja guru SMP Negeri se Kecamatan Banjarmasin
Timur.
kerja.
216
kerja.
217
Lampiran:
Kepemimpinan
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Squared Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Total Multiple Alpha if Item
Correlatio Correlation Deleted
n
kep1 109,3000 395,114 ,691 . ,954
kep2 110,4667 350,257 ,908 . ,951
kep3 110,7333 368,616 ,622 . ,955
kep4 109,5000 385,707 ,728 . ,953
kep5 109,5333 389,982 ,626 . ,954
kep6 109,8000 375,269 ,699 . ,953
kep7 109,4333 385,289 ,666 . ,954
kep8 110,0333 378,516 ,567 . ,954
kep9 109,5667 382,806 ,629 . ,954
kep10 109,5000 385,431 ,738 . ,953
kep11 109,5333 384,395 ,695 . ,953
kep12 109,6333 381,413 ,896 . ,952
kep13 109,4667 389,568 ,931 . ,953
kep14 109,9333 376,961 ,653 . ,953
kep15 110,1667 372,213 ,677 . ,953
kep16 109,6333 394,102 ,745 . ,954
kep17 110,8000 360,510 ,889 . ,951
kep18 109,8000 385,890 ,806 . ,953
kep19 110,8000 369,062 ,630 . ,954
kep20 109,4667 387,499 ,630 . ,954
kep21 109,3333 389,402 ,656 . ,954
kep22 110,5667 371,151 ,569 . ,955
kep23 111,0000 368,966 ,557 . ,956
kep24 109,4000 388,593 ,598 . ,954
kep25 109,8000 379,407 ,795 . ,952
kep26 110,1333 379,085 ,612 . ,954
kep27 109,9667 390,654 ,523 . ,955
kep28 109,8000 387,821 ,734 . ,953
218
Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's N of Items
Alpha Alpha Based
on
Standardized
Items
,955 ,966 28
Item-Total Statistics
219
Reliability Statistics
mot27 113,1000 244,300 ,584 . ,946
mot28 112,9333 247,651 ,596 . ,946
220
Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's N of Items
Alpha Alpha Based
on
Standardized
Items
,948 ,962 28
Semangat Kerja
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
Cronbach's on
Alpha Standardized N of Items
Items
.967 .975 42
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Squared Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Multiple Deleted
Correlation Correlation
220
Reliability Statistics
sem6 172.3000 514.562 .588 . .966
221
sem8 172.5000 507.500 .593 . .966
221
sem41 172.8333 510.695 .588 . .966
sem42 172.7333 511.651 .646 . .966
Kinerja
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
Cronbach's on
Alpha Standardized N of Items
Items
.955 .969 31
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Squared Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Multiple Deleted
Correlation Correlation
222
kin17 127.3333 245.954 .730 . .953
223
kin18 126.9667 252.792 .575 . .954
kin19 127.6667 243.126 .593 . .955
Correlations
y x1 x2 x3
y 1,000 ,185 -,193 -,106
x1 ,185 1,000 ,078 -,054
Pearson Correlation
x2 -,193 ,078 1,000 -,112
x3 -,106 -,054 -,112 1,000
y . ,021 ,017 ,123
x1 ,021 . ,198 ,279
Sig. (1-tailed)
x2 ,017 ,198 . ,109
x3 ,123 ,279 ,109 .
y 122 122 122 12
x1 122 122 122 2
N
x2 122 122 122 122
223
Hasil analisis deskripsi kepemimpinan
kep1
kep2
kep3
kep4
224
Total 122 100,0 100,0
kep5
kep6
kep7
kep8
225
kep9
kep10
kep11
3,00 1 ,8 ,8 ,8
4,00 43 35,2 35,2 36,1
Valid
5,00 78 63,9 63,9 100,0
Total 122 100,0 100,0
kep12
kep14
kep15
kep16
kep18
kep19
kep20
kep22
kep23
3,00 1 ,8 ,8 ,8
4,00 66 54,1 54,1 54,9
Valid
5,00 55 45,1 45,1 100,0
Total 122 100,0 100,0
Kep24
kep26
kep27
3,00 1 ,8 ,8 ,8
4,00 54 44,3 44,3 45,1
Valid
5,00 67 54,9 54,9 100,0
Total 122 100,0 100,0
kep28
mot1
mot2
mot3
mot4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
4,00 52 42,6 42,6 42,6
Valid 5,00 70 57,4 57,4 100,0
Total 122 100,0 100,0
mot5
mot6
mot7
3,00 1 ,8 ,8 ,8
4,00 32 26,2 26,2 27,0
Valid
5,00 89 73,0 73,0 100,0
Total 122 100,0 100,0
mot8
232
3,00 2 1,6 1,6 1,6
4,00 25 20,5 20,5 22,1
Valid
5,00 95 77,9 77,9 100,0
Total 122 100,0 100,0
mot9
mot10
mot11
mot12
233
3,00 2 1,6 1,6 1,6
4,00 62 50,8 50,8 52,5
Valid
5,00 58 47,5 47,5 100,0
Total 122 100,0 100,0
mot13
mot14
mot15
mot16
234
3,00 3 2,5 2,5 2,5
4,00 50 41,0 41,0 43,4
Valid
5,00 69 56,6 56,6 100,0
Total 122 100,0 100,0
mot17
mot18
mot19
mot20
235
3,00 4 3,3 3,3 3,3
4,00 42 34,4 34,4 37,7
Valid
5,00 76 62,3 62,3 100,0
Total 122 100,0 100,0
mot21
mot22
mot23
mot24
236
3,00 1 ,8 ,8 ,8
4,00 33 27,0 27,0 27,9
Valid
5,00 88 72,1 72,1 100,0
Total 122 100,0 100,0
mot25
mot26
mot27
mot28
237
3,00 4 3,3 3,3 3,3
4,00 48 39,3 39,3 42,6
Valid
5,00 70 57,4 57,4 100,0
Total 122 100,0 100,0
sem1
sem2
sem3
238
5,00 57 46,7 46,7 100,0
Total 122 100,0 100,0
sem4
sem5
sem6
sem7
239
4,00 63 51,6 51,6 52,5
5,00 58 47,5 47,5 100,0
Total 122 100,0 100,0
sem8
sem9
3,00 1 ,8 ,8 ,8
4,00 35 28,7 28,7 29,5
Valid
5,00 86 70,5 70,5 100,0
Total 122 100,0 100,0
sem10
sem11
240
Total 122 100,0 100,0
sem12
sem13
sem14
sem15
241
sem16
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
sem17
sem18
sem19
242
sem20
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
sem21
sem22
sem23
243
sem24
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
sem25
sem26
3,00 1 ,8 ,8 ,8
4,00 58 47,5 47,5 48,4
Valid
5,00 63 51,6 51,6 100,0
Total 122 100,0 100,0
sem27
244
sem28
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
sem29
sem30
sem31
245
sem32
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
sem33
sem34
sem35
sem36
246
sem32
247
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
3,00 1 ,8 ,8 ,8
4,00 71 58,2 58,2 59,0
Valid
5,00 50 41,0 41,0 100,0
Total 122 100,0 100,0
sem37
sem38
sem39
sem40
247
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
3,00 5 4,1 4,1 4,1
4,00 57 46,7 46,7 50,8
Valid
5,00 60 49,2 49,2 100,0
Total 122 100,0 100,0
sem41
sem42
3,00 1 ,8 ,8 ,8
4,00 59 48,4 48,4 49,2
Valid
5,00 62 50,8 50,8 100,0
Total 122 100,0 100,0
248
Hasil analisis deskripsi kinerja
kin1
kin2
kin3
kin4
249
Total 122 100,0 100,0
kin5
kin6
kin7
kin8
250
kin9
kin10
kin11
kin12
kin14
kin15
kin16
kin18
kin19
kin20
kin22
kin23
kin24
kin26
kin27
kin28
kin30
kin31
Coefficients x1,x2 - y
Coefficients X1-X3
Coefficients x2,x3 - y
257
(Constant) 210,789 26,875 7,843 ,000 15
1 X2 -,363 ,157 -,207 -2,307 ,023
X3 -,128 ,089 -,129 -1,438 ,153
a. Dependent Variable: Y
258
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian yang ditemukan di lapangan, sumber-
menunjukan Nilai rata-rata tertinggi 4,63 yaitu responden kepala sekolah meminta
mentaati peraturan yang telah dibakukan, kepala sekolah meminta maaf bila
Dengan kepemimpinan kepala sekolah yang sangat baik, maka tujuan yang
dicapai terialisasi dengan baik. Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif akan
205
anggota kelompok yang paling berpangaruh terhadap aktivitas
diinginkan.
yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas dengan
206
Sutarto (2009) merangkum berbagai definisi kepemimpinan
Sekolah dan motivasi kerja guru, terhadap kinerja mengajar guru SMP negeri se
Kecamatan Pulau Laut Utara Kabupaten Kotabaru, (2) ada kontribusi motivasi
kerja guru terhadap kinerja mengajar guru SMP negeri se Kecamatan Pulau Laut
207
sekolah dan motivasi kerja guru secara bersama-sama terhadap kinerja mengajar
Aliyah di Kabupaten Kapuas, (2) Ada pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja
sama terhadap kinerja guru pada Madrasyah Aliyah di Kabupaten Kapuas, (d)
kinerja guru adalah 58,4%, sedangkan besarnya efektif 8%, (e) Motivasi kerja
kepemimpinan kepala sekolah dan etos kerja dengan prestasi kerja guru Sekolah
(1) Ada hubungan yang positif dan signifiksn antara kepemimpinan kepala
sekolah dengan prestasi kerja. (2) Ada hubungan antara eto kerja dengan prestasi
kerja guru., (3) Ada hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dan etos kerja
208
dengan prestasi kerja guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Tatah Makmur
Kabupaten Banjar
Kota Banjarmasin
rata tertinggi 4,78 yaitu responden merasa bangga dengan tugas dan tanggung
jawab yang di emban, dalam menjalankan tugas saling menghargai dengan rekan
sekerja. Nilai rata-rata terendah 4,39 yaitu responden memiliki peluang dan
motivasi adalah dorongan atau gejolak yang timbul dari dalam diri
penggerak atau dorongan dalam diri seseorang untuk mau berperilaku dan
bekerja dengan giat dan baik sesuai dengan tugas dan kewajibannya.
209
Motivasi kerja sangat besar pengaruhnya terhadap kinerja seseorang.
hubungan negatif yang sigifikan antara stress kerja dan kinerja guru, (2)
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja dan
kinerja,(3) terdapat hubungan positif dan signifikan antara stress kerja dan
motivasi kerja dengan kinerja guru. Penelitian yang lain dilakukan Basaria
kinerja guru, hasil uji t menunjukan variabel motivasi kerja memiliki nilai
hitung 4,810 > t tabel 1,980 dan tingkat signifikan 0, 000 < 0,05 .
210
se Kota Palangkaraya. (3) Terdapat kontribusi yang signifikan secara bersama-sama
antara prilaku kepemimpinan kepala Sekolah dan motivasi kerja guru terhadap
Kota Banjarmasin
rata-rata tertinggi 4,71 yaitu responden bekerja dengan penuh kesungguhan hati.
Nilai rata-rata terendah 2,18 yaitu responden rekan sejawat di tempat kerja tidak
lingkungan kerjanya. Morale (reaksi mental) tidak dapat diraba dan dirasakan,
sesorang bertingkah laku. Dalam hal ini dibedakan menjadi dua macam yaitu
moral kerja rendah yang menghasilkan kerja kurang efektif dan kurang efisien,
yang dapat menimbulkan kekecewaan, kerugian, kemunduran atau hal lain yang
kurang baik bagi lembaga. Sedangkan moral kerja tinggi menghasilkan usha-
usaha untuk memajukan pekerjaan atau tugas yang lebih efektif dan membawa
kepuasan kerja
211
Semangat kerja adalah sikap individu untuk bekerja sama dengan disiplin
dan rasa tanggung jawab terhadap kegiatannya. Semangat kerja juga diartikan
sebagai suatu kegiatan dalam melaksanakan pekerjaaan secara cepat dan lebih
baik (Alex Nitisemito, 2002:160). Semangat kerja diartikan sampai sejauh mana
mendalam pada diri individu tersebut untuk bekerja dengan giat dan konsekuen,
sehingga pekerjaan lebih cepat selesai dan lebih baik hasilnya agar dapat
pribadnya. Semangat kerja adalah sikap individu untuk bekerja sama secara
212
Alfred RL (Sari, 2008:27) Mendefinisikan semangat kerja adalah
sikap individu untuk bekerja sama dengan disiplin dan rasa tanggung jawab
adalam kemampuan sekelompok orang untuk bekerja sama dengan giat dan
terpadu. Menurut Winda (2008) semangat kerja adalah kesedian perasaan yang
dengan semangat kerja dilakukan Hartati (2011), “ Hubungan semangat kerja dan
disiplin kerja dengan kinerja guru SD Negeri se Kecamatan Daha Selatan” hasil
penelitian menunjukan bahwa: (1) ada hubungan yang positif antara variabel
semangat kerja dengan kinerja guru SD Negeri se Kecamatan Daha Selatan. (2)
Ada hubungan positif secara simultan antara semangat kerja dan disiplin kerj
semangat kerja juga diteliti Misrasni (2013) “ Hubungan Semangat Kerja dan
Hasil Penelitian menunjukan bahwa: (1) Ada hubungan yang positif antara
Selatan, (2) Ada hubungan yang positif secara stimultan antara semangat kerja
Siti Bulkis (2014) “Kontribusi supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru
213
Kabupaten Hulu Sungai Utara. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) ada
kontribusi supervisi kepala sekolah terhadap semangat kerja guru, (2) Ada
0,188 (18,8 %) terhadap semangat kerja guru pada setiap penambahan 1 nilai
dengan nilai sebesar 36,3 % terhadap semangat kerja guru. Sedangkan sisanya
Banjarmasin
tertinggi 4,74 yaitu responden menguasai media pelajaran yang bervariatif. Nilai
rata-rata terendah 4,39 yaitu responden membuat penilaian terhadap tugas yang
dengan kategori sangat baik. Hasil kerja guru SMP negeri se kecamatan
214
Banjarmasin Timur secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh melaksanakan
job performance. Kinerja dalam bahasa Indonesia disebut juga prestasi kerja.
Kinerja atau prestasi kerja diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang didasari
pendapat Davis (2007) bahwa faktor yang dapat memengaruhi pencapaian kinerja
adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation) atau dengan
yang dicapai seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
adalah performance atau unjuk kerja. Kinerja juga dapat diartikan prestasi kerja
oleh seseorang dalam melaksankan tugas atau pekerjaannya sesuai dengan standar
dan kriteria yang telah ditetapkan untuk pekerjaan tersebut. Kemudian Senada
dengan pendapat di atas, Suwatno (dalam Barnawi & Arifin, 2012) mengatakan
215
bahwa kinerja merupakan prestasi kerja nyata yang ditampilkan seseorang setelah
mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang 10
atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan
(2) Terdapat kontribusi yang positif motivasi kerja terhadap kinerja guru SD
Kabupaten Hulu Sungai Utara. Penelitian tentang kinerja juga dilakukan Yuli
antara peran kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru dimana hubungan
positif dinyatakan dengan diperoleh nilai r = 0,438 dan angka Sig = 0,000 < 0,05
maka Ho ditolak, (2) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
motivasi kerja dan kinerja guru, dimana hubungan positif dinyatakan dengan
216
diperoleh nilai r = 0,640 dan angka Sig = 0,000 <0,005 maka Ho ditolak, (3)
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara peran kepemimpinan kepala
sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru, R square = 0,456. Probabilitas
( sig.Fchange)= 0,000 < 0,005 maka Ho ditolak yang artinya peran kepemimpinan
kepala sekolah dan motivasi kerja berhubungan secara simultan dan signifikan
pengaruh yang sangat besar terhadap guru dan staf sekolah dan menjadi
bagaimana kepala sekolah memberikan pembinaan yang baik kepada guru dan
staf sekolah, sehinggaa mampu menumbuhkan motivasi guru dan staf sekolah
bekerja. Semakin tinggi motivasi guru, akan semakin kuat dorongan yang timbul
untuk bekerja giat. Setiap orang ingin mempunyai motivasi yang lebih besar,
tetapi mereka tidak sungguh-sungguh memahami arti kata ini. Orang akan
217
berkata bahwa mereka ingin menjadi lebih termotivasi. Hasil pernyataan diatas
sesuai dengan penelitian yang dilakukan Hamsan (2013) dalam tesisnya dangan
Guru SDN di kecamatan Labuan Amas Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah”.
depan pekerjaan, dalam arti sesuatu akan menunjukan sikap yang termotivasi oleh
Kota Banjarmasin
guru dan staf sekolah dalam melaksanakan tugas mereka tanpa rasa keterpaksa
Kepala sekolah harus menjadi teladan yang baik bagi guru dan staf sekolah, jika
kepala sekolah bersemangat dalam melakukan tugasnya. Guru dan staf sekolah
218
mempengaruhi anggota kelompok agar mereka dengan suka rela
tugas tanpa rasa keterpaksaan. Kepala sekolah juga harus bisa menggunakan
Semangat kerja sebagai suasana batin berupakan perasaan senang dan tidak
belajar siswa serta perbaikan berkelanjutan melalui evaluasi belajar siswa untuk
untuk melakukan pekerjaan lebih cepat dan lebih baik. Munandar (2010)
dan motivasi kerja dengan semangat kerja Guru SMP Negeri Percontohan di Kota
Dalam hal ini semangat kerja menyentuh aspek kemauan kehendak, perasaan,
219
G.Hubungan Langsung Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja
Banjarmasin
yang lain.
220
Guru sebagai subjek pendidikan sangat menentukan keberhasilan
pendidikan itu sendiri, Oleh karena itu, kinerja guru selalu menjadi
bahwa faktor kepemimpinan dan lingkungan kerja merupaka dua faktor yang
berpengaruh terhadap kinerja guru. Jadi, atas dasar itu diduga terdapat
makin baik kepemimpinan kepala sekolah makin baik pula kinerja seorang
Kota Banjarmasin.
221
kualitas pendidikan maka kepala sekolah dan guru harus menunjukan hasil kerja
pembimbing mengarahkan dan menuntun siswa dalam belajar. Untuk itu guru
yang bekerja dengan kinerja yang tinggi. Usman (2009) menyatakan bahwa,
“Motivasi kerja dapat diartikan sebagai keinginan atau kebutuhan yang melatar
subjek yang penting bagi manajer, karena menurut definisi manajer harus
bekerja dengan dan melalui orang lain. Manajer perlu memahami orang-
222
Menurut Sofyandi (2008) bahwa motivasi meningkatkan moral dan kepuasan
terpadu dalam meningkatkan motivasi kerja dan kinerja guru, semakin tinggi
motivasi guru, akan semaki kuat dorongan yang timbul untuk bekerja lebih
Kontribusi Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Guru SMA
terhadap kinerja guru sebesar 0,387 dan nilai sig sebesae 0,000 berarti p<
0,01 maka ha diterima dengan kata lain variabel motivasi kerja terdapat
hubungan dengan kinerja guru. kinerja guru merupakan prestasi kerja atau
tingkat keberhasilan yang dicapai oleh seorang guru atau sekelompok guru
223
I.Hubungan Langsung Semangat Kerja dengan Kinerja Guru di SMP Negeri
signifikan antara semangat kerja dengan kinerja guru SMP Negeri se Kecamatan
Banjarmasin Timur.
yang dimilki guru akan diperlihatkan pada saat guru melaksanakan tugas dalam
motivasi, kinerja dan kondisi fisik tempat tempat kerja berpengaruh terhadap
berpengaruh signifikan..
224
baik dan benar. Pengelola manajemen sekolah dikelola kepala sekolah. Kepala
sekolah sebagai manajer dan pemimpin harus mempunyai strategi yang tepat
memberikan motivasi kerja bagi peningkatan semangat kerja guru dan hasil
belajar siswa. Semangat kerja guru tergantung kepala sekolah dalam arti sampai
mendorong guruan staf bekerja sesuai dengan kebijaksanaan dan program yang
telah digariskan sehingga semangat kerja guru tinggi dan hasil belajar siswa
Untuk itu guru harus berperan aktif dalam menempatkan kedudukannya sebagai
tenaga professional yang bekerja dengan kinerja tinggi. Kinerja guru akan
Semakin tinggi motivasi guru, akan semakin kuat dorongan yang timbul untuk
Kota Banjarmasin
225
SMP Negeri se kecamatan Banjarmasin Timur. Kepemimpinan kepala
Basri ( 2009) ada dua aspek yang harus dimiliki kepala sekolah agar bisa
Untuk itu kepala sekolah harus memiliki strategis yang tepat untuk
meningkatkan profesinya
226
dan mendorong keterlibatan seuruh tenaga kependidikan dalam berbagai
kegiatan sekolah, karena pemimpin yang bait adalah pemimpin yang mampu
227
kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja melalui semangat kerja
dengan guru harus menunjukan hasil kerja sesuai dengan wewenang dan
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan ileh Noor Fazariah
228
yang memadai Semangat kerja adalah sikap individu untuk bekerja sama dengan
disiplin dan rasa tanggung jawab terhadap kegiatannya. Semangat kerja juga
diartikan sebagai suatu kegiatan dalam melaksanakan pekerjaaan secara cepat dan
lebih baik (Alex Nitisemito, 2002:160). Semangat kerja diartikan sampai sejauh
kerja ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya, maka hendaknya kepala
sekolah harus dapat mengurangi faktor faktor tersebut dengan baik agar tidak
229
Lampiran:
Kepemimpinan
Item-Total Statistics
230
kep5 109,5333 389,982 ,626 . ,954
231
kep6 109,8000 375,269 ,699 . ,953
kep7 109,4333 385,289 ,666 . ,954
kep8 110,0333 378,516 ,567 . ,954
kep9 109,5667 382,806 ,629 . ,954
kep10 109,5000 385,431 ,738 . ,953
kep11 109,5333 384,395 ,695 . ,953
kep12 109,6333 381,413 ,896 . ,952
kep13 109,4667 389,568 ,931 . ,953
kep14 109,9333 376,961 ,653 . ,953
kep15 110,1667 372,213 ,677 . ,953
kep16 109,6333 394,102 ,745 . ,954
kep17 110,8000 360,510 ,889 . ,951
kep18 109,8000 385,890 ,806 . ,953
kep19 110,8000 369,062 ,630 . ,954
kep20 109,4667 387,499 ,630 . ,954
kep21 109,3333 389,402 ,656 . ,954
kep22 110,5667 371,151 ,569 . ,955
kep23 111,0000 368,966 ,557 . ,956
kep24 109,4000 388,593 ,598 . ,954
kep25 109,8000 379,407 ,795 . ,952
kep26 110,1333 379,085 ,612 . ,954
kep27 109,9667 390,654 ,523 . ,955
kep28 109,8000 387,821 ,734 . ,953
Reliability Statistics
Item-Total Statistics
231
Correlation Correlatio Item
n Deleted
232
mot1 112,4333 251,909 ,686 . ,946
mot2 113,3333 229,264 ,738 . ,945
mot3 113,9000 241,610 ,513 . ,948
mot4 112,9333 240,478 ,616 . ,946
mot5 112,7333 246,547 ,620 . ,946
mot6 112,3000 253,321 ,680 . ,946
mot7 112,3667 251,826 ,631 . ,946
mot8 112,7667 238,185 ,657 . ,946
mot9 112,8333 240,351 ,621 . ,946
mot10 112,4000 251,352 ,739 . ,946
mot11 112,4000 251,352 ,739 . ,946
mot12 112,7333 245,168 ,719 . ,945
mot13 112,5667 248,116 ,902 . ,945
mot14 113,0667 245,651 ,601 . ,946
mot15 113,2333 245,151 ,785 . ,945
mot16 112,7333 251,168 ,752 . ,946
mot17 113,4000 239,834 ,743 . ,945
mot18 112,9333 246,616 ,640 . ,946
mot19 113,1667 242,006 ,641 . ,946
mot20 112,4000 251,352 ,739 . ,946
mot21 112,4333 247,771 ,566 . ,946
mot22 113,8000 233,407 ,589 . ,948
mot23 113,7000 236,079 ,543 . ,949
mot24 112,3000 252,907 ,603 . ,947
mot25 112,9000 236,990 ,889 . ,943
mot26 113,0000 245,655 ,603 . ,946
mot27 113,1000 244,300 ,584 . ,946
mot28 112,9333 247,651 ,596 . ,946
Reliability Statistics
232
Semangat Kerja
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
Cronbach's on
Alpha Standardized N of Items
Items
.967 .975 42
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Squared Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Multiple Deleted
Correlation Correlation
233
sem17 173.3333 497.954 .782 . .965
234
sem18 172.8333 510.833 .665 . .966
sem19 173.1000 503.334 .585 . .966
Kinerja
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
234
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
Cronbach's on
Alpha Standardized N of Items
Items
.955 .969 31
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Squared Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Multiple Deleted
Correlation Correlation
235
kin22 127.4333 238.668 .568 . .957
236
kin23 127.3333 240.575 .606 . .955
kon24 126.3000 257.528 .689 . .955
Correlations
y x1 x2 x3
y 1,000 ,185 -,193 -,106
x1 ,185 1,000 ,078 -,054
Pearson Correlation
-,193 ,078 1,000 -,112
x2
-,106 -,054 -,112 1,000
x3
. ,021 ,017 ,123
y
,021 . ,198 ,279
x1 ,017 ,198 . ,109
Sig. (1-tailed)
x2 ,123 ,279 ,109 .
x3 122 122 122 122
y 122 122 122 122
x1 122 122 122 122
N 122 122 122 122
x2
x3
kep1
236
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
3,00 3 2,5 2,5 2,5
4,00 43 35,2 35,2 37,7
Valid
5,00 76 62,3 62,3 100,0
Total 122 100,0 100,0
kep2
kep3
kep4
kep5
237
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
3,00 2 1,6 1,6 1,6
4,00 56 45,9 45,9 47,5
Valid
5,00 64 52,5 52,5 100,0
Total 122 100,0 100,0
kep6
kep7
kep8
kep9
238
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
3,00 3 2,5 2,5 2,5
4,00 48 39,3 39,3 41,8
Valid
5,00 71 58,2 58,2 100,0
Total 122 100,0 100,0
kep10
kep11
kep12
kep13
239
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
3,00 5 4,1 4,1 4,1
4,00 54 44,3 44,3 48,4
Valid
5,00 63 51,6 51,6 100,0
Total 122 100,0 100,0
kep14
kep15
kep16
3,00 1 ,8 ,8 ,8
4,00 61 50,0 50,0 50,8
Valid
5,00 60 49,2 49,2 100,0
Total 122 100,0 100,0
kep17
240
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
3,00 2 1,6 1,6 1,6
4,00 64 52,5 52,5 54,1
Valid
5,00 56 45,9 45,9 100,0
Total 122 100,0 100,0
kep18
kep19
kep20
kep21
241
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
3,00 3 2,5 2,5 2,5
4,00 39 32,0 32,0 34,4
Valid
5,00 80 65,6 65,6 100,0
Total 122 100,0 100,0
kep22
kep23
Kep24
kep25
242
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
3,00 5 4,1 4,1 4,1
4,00 55 45,1 45,1 49,2
Valid
5,00 62 50,8 50,8 100,0
Total 122 100,0 100,0
kep26
3,00 1 ,8 ,8 ,8
4,00 46 37,7 37,7 38,5
Valid
5,00 75 61,5 61,5 100,0
Total 122 100,0 100,0
kep27
kep28
3,00 1 ,8 ,8 ,8
4,00 64 52,5 52,5 53,3
Valid
5,00 57 46,7 46,7 100,0
Total 122 100,0 100,0
243
Hasil analisis deksripsi motivasi kerja
mot1
mot2
mot3
mot4
244
mot5
mot6
mot7
mot8
mot9
245
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
3,00 2 1,6 1,6 1,6
4,00 23 18,9 18,9 20,5
Valid
5,00 97 79,5 79,5 100,0
Total 122 100,0 100,0
mot10
mot11
mot12
mot13
246
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
3,00 2 1,6 1,6 1,6
4,00 42 34,4 34,4 36,1
Valid
5,00 78 63,9 63,9 100,0
Total 122 100,0 100,0
mot14
mot15
mot16
mot17
247
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
3,00 3 2,5 2,5 2,5
4,00 52 42,6 42,6 45,1
Valid
5,00 67 54,9 54,9 100,0
Total 122 100,0 100,0
mot18
mot19
mot20
mot21
248
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
3,00 6 4,9 4,9 4,9
4,00 30 24,6 24,6 29,5
Valid
5,00 86 70,5 70,5 100,0
Total 122 100,0 100,0
mot22
mot23
mot24
3,00 1 ,8 ,8 ,8
4,00 33 27,0 27,0 27,9
Valid
5,00 88 72,1 72,1 100,0
Total 122 100,0 100,0
mot25
249
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
3,00 3 2,5 2,5 2,5
4,00 40 32,8 32,8 35,2
Valid
5,00 79 64,8 64,8 100,0
Total 122 100,0 100,0
mot26
mot27
mot28
250
Hasil analisis deskripsi semangat kerja
sem1
sem2
sem3
sem4
251
3,00 14 11,5 11,5 96,7
4,00 4 3,3 3,3 100,0
Total 122 100,0 100,0
sem5
sem6
sem7
sem8
252
4,00 44 36,1 36,1 36,1
Valid 5,00 78 63,9 63,9 100,0
Total 122 100,0 100,0
sem9
3,00 1 ,8 ,8 ,8
4,00 35 28,7 28,7 29,5
Valid
5,00 86 70,5 70,5 100,0
Total 122 100,0 100,0
sem10
sem11
sem12
253
Total 122 100,0 100,0
sem13
sem14
sem15
sem16
254
sem17
3,00 1 ,8 ,8 ,8
4,00 65 53,3 53,3 54,1
Valid
5,00 56 45,9 45,9 100,0
Total 122 100,0 100,0
sem18
sem19
sem20
sem22
sem23
sem24
256
Total 122 100,0 100,0
sem25
sem26
sem27
sem28
257
sem29
3,00 1 ,8 ,8 ,8
4,00 41 33,6 33,6 34,4
Valid
5,00 80 65,6 65,6 100,0
Total 122 100,0 100,0
sem30
sem31
sem32
sem34
sem35
sem36
3,00 1 ,8 ,8 ,8
4,00 71 58,2 58,2 59,0
Valid
5,00 50 41,0 41,0 100,0
Total 122 100,0 100,0
259
sem37
sem38
sem39
sem40
sem41
260
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
4,00 43 35,2 35,2 35,2
Valid 5,00 79 64,8 64,8 100,0
Total 122 100,0 100,0
sem42
kin1
261
5,00 91 74,6 74,6 100,0
Total 122 100,0 100,0
kin2
kin3
kin4
kin5
262
5,00 82 67,2 67,2 100,0
Total 122 100,0 100,0
kin6
kin7
kin8
kin9
263
5,00 88 72,1 72,1 100,0
Total 122 100,0 100,0
kin10
kin11
kin12
kin13
264
5,00 79 64,8 64,8 100,0
Total 122 100,0 100,0
kin14
kin15
kin16
kin17
265
5,00 70 57,4 57,4 100,0
Total 122 100,0 100,0
kin18
kin19
kin20
kin21
266
kin22
kin23
kin24
kin25
kin26
kin27
kin28
kin29
268
5,00 87 71,3 71,3 100,0
Total 122 100,0 100,0
kin30
kin31
Coefficients(a) X1-X2
269
Coefficients x1,x2 - y
Coefficients X1-X3
Coefficients x2,x3 - y
a. Dependent Variable: Y
270
271
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai berikut :
230
6. Ada hubungan langsung semangat kerja dan kinerja guru . artinya
B. Saran
231
kepemimpinan yang diperoleh untuk meningkatkan kinerja guru uk menjadi
guru professional.
232
233
sem1
sem2
sem3
sem4
234
3,00 14 11,5 11,5 96,7
4,00 4 3,3 3,3 100,0
Total 122 100,0 100,0
sem5
sem6
sem7
sem8
235
4,00 44 36,1 36,1 36,1
Valid 5,00 78 63,9 63,9 100,0
Total 122 100,0 100,0
sem9
3,00 1 ,8 ,8 ,8
4,00 35 28,7 28,7 29,5
Valid
5,00 86 70,5 70,5 100,0
Total 122 100,0 100,0
sem10
sem11
sem12
236
Total 122 100,0 100,0
sem13
sem14
sem15
sem16
237
sem17
3,00 1 ,8 ,8 ,8
4,00 65 53,3 53,3 54,1
Valid
5,00 56 45,9 45,9 100,0
Total 122 100,0 100,0
sem18
sem19
sem20
sem22
sem23
sem24
239
Total 122 100,0 100,0
sem25
sem26
sem27
sem28
240
sem29
3,00 1 ,8 ,8 ,8
4,00 41 33,6 33,6 34,4
Valid
5,00 80 65,6 65,6 100,0
Total 122 100,0 100,0
sem30
sem31
sem32
sem34
sem35
sem36
3,00 1 ,8 ,8 ,8
4,00 71 58,2 58,2 59,0
Valid
5,00 50 41,0 41,0 100,0
Total 122 100,0 100,0
242
sem37
sem38
sem39
sem40
sem41
243
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
4,00 43 35,2 35,2 35,2
Valid 5,00 79 64,8 64,8 100,0
Total 122 100,0 100,0
sem42
kin1
244
5,00 91 74,6 74,6 100,0
Total 122 100,0 100,0
kin2
kin3
kin4
kin5
245
5,00 82 67,2 67,2 100,0
Total 122 100,0 100,0
kin6
kin7
kin8
kin9
246
5,00 88 72,1 72,1 100,0
Total 122 100,0 100,0
kin10
kin11
kin12
kin13
247
5,00 79 64,8 64,8 100,0
Total 122 100,0 100,0
kin14
kin15
kin16
kin17
248
5,00 70 57,4 57,4 100,0
Total 122 100,0 100,0
kin18
kin19
kin20
kin21
249
kin22
kin23
kin24
kin25
kin26
kin27
kin28
kin29
251
5,00 87 71,3 71,3 100,0
Total 122 100,0 100,0
kin30
kin31
Coefficients(a) X1-X2
252
Coefficients x1,x2 - y
Coefficients X1-X3
Coefficients x2,x3 - y
a. Dependent Variable: Y
253
254
DAFTAR PUSTAKA
Bernardin dan Russell 1998, Human Resources Mangement. Boston: MC Craw Hill
Billick, B dan Peterson, J.A 1999, Competitive Leadership Twelve Principles For
Success. Chicago: Goal Guy Learning System INC
Bulkis, Siti, 2014, Kontribusi Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru
Terhadap Semangat Kerja Guru SD Negeri Di Kecamatan Amuntai
Tengah Kabupaten Hulu Sungai Utara, Tesis, Banjarmasin : Program
Magister Manajemen Pendidikan Universitas Lamabung Mangkurat.
Euis Karwati dan Priansa, 2013, Kepemimpinan Autentik. Yogyakarta: Adi Cipta
Karya Nusa
Gibson, Ivanevich, Donnely, 20077, Organisasi Prilaku Struktur dan Proses. Alih
bahasa Nunuk Ardiani, Jakarta: Binarupa Aksara
Hasibuan M, 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi revisi, Jakarta: Bumi
233
Aksara
Herzberg Frederizk, 2011, Work and The Nature Of Man, New York: Cleverland
Jasmani Asf, H. dan Syaiful Mustofa, 2016. Supervisi Pendidikan Terobosan Baru
Dalam Peningkatan Kinerja Pengawas Sekolah dan Guru. Yogjakarta: Ar
Ruzz Media.
Mahdi, Jamal, 2007, Menjadi Pemimpin Yang Efektif dan Berpengaruh Tinjauan
Manajemen Kepemimpinan Islam. Bandung: PT saamil cipta.
Milton Charles R, 1981, Human Behavior in Organization. New jersey: Prentice hall
inc
234
Nawawi H 2009, Administrasi Personil Untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja.
Jakarta: yayasan mas agung
Nurzaini, 2016, Gerakan Menata Mutu Pendidikan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
Ar ruzz media.
Rineka cipta
Rivai,Veithzal, 2012, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Edisi ke-4 Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Siagian, Sondang P, 2012, . Teori Motivasi dan Aplikasi. Jakarta: Bina Aksara.
Sugiyono, 2007, Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Edisi ke-5 Bandung: Alfabeta.
235
Sutarto, 2009, Dasar Dasar Kepemimpinan Pendidikan. Yogyakarta: Gajah mada
university press.
Uno H.B 2011, Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisa Di Bidang Pendidikan.
Jakarta: Bumi aksara
Usman, Moh Uzer , 2006, Menjadi Guru Professional. Bandung: Remaja rosda
karya.
Vroom, Victor H, 2007, Work and Motivation, NewYork: John Wiley & Sons.
Indonesia
Yulk, Gary A, 2005, Leadership in Organizations, alih bahasa Yusuf udaya, Jakarta:
Prenhall Undo.
236
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.
Jakarta: Rineka Cipta
237
Berfikir Islami. Malang: UIN Malang Press
238