"Mycobacterium Tuberculossis"
KELOMPOK 1
5. HERAWATI (PO713261211019)
E. EPIDEMIOLOGI TUBBERCULOSSIS
Epidemiologi Tuberkulosis di Indonesia masih cukup tinggi. TB merupakan salah satu dari
sepuluh tertinggi penyebab kematian di seluruh dunia.
TB merupakan salah satu dari sepuluh tertinggi penyebab kematian di seluruh dunia.
Sekitar dua milyar orang atau 1/3 penduduk dunia diperkirakan terkena TB. Dari 10,4 juta orang
terkena TB di tahun 2015, 1,8 juta berakhir dengan kematian (diantaranya ada 0,4 juta
kematian orang yang terkena TB dan HIV). Dari satu juta anak-anak usia ≤14 tahun yang terkena
TB, sebanyak 170.000 anak-anak meninggal akibat penyakit ini pada tahun 2015.
Lebih dari 95% kematian TB tersebut terjadi di negara-negara berpendapatan rendah dan
menengah, 60% kematian tersebut ada pada enam negara, secara berurutan: India, Indonesia,
China, Nigeria, Pakistan dan Afrika Selatan. Sekitar 480.000 orang menjadi resisten terhadap
obat anti TB, dengan multidrug-resistant TB (MDR-TB).
Insiden TB menurun rata-rata 1,5% per tahunnya sejak tahun 2000. Hal ini perlu
diakselerasikan ke penurunan 4%-5% tiap tahunnya supaya mencapai tujuan "End TB Strategy"
di tahun 2020. Mengakhiri epidemik TB sebelum tahun 2030 adalah salah satu target kesehatan
dari Sustainable Development Goals. [11,12, 22].
Pada tahun 2015, insiden kasus baru TB , termasuk HIV dengan TB, adalah 395 per 100.000
populasi. Insiden meningkat seiring dengan meningkatnya usia, dimana laki-laki lebih banyak
terkena dibanding wanita. Angka kematian atau mortalitas TB adalah 40 per 100.000 populasi.
Keberhasilan terapi (treatment success rate) pada pengidap TB baru dengan smear-positif
adalah 84% untuk yang terdaftar sebagai pasien di tahun 2014.
Pada tahun 2011, terungkap tiga faktor yang menyebabkan tingginya kasus TB di Indonesia,
yaitu:
1. Waktu pengobatan TB yang relatif lama, sekitar 6-8 bulan, menjadikan penderita TB
berhenti berobat (drop out) setelah merasa sehat meski proses pengobatan belum
selesai
2. Masalah TB diperberat dengan adanya peningkatan infeksi HIV/AIDS yang berkembang
cepat
3. Munculnya permasalahan kebal terhadap bermacam obat (MDR-TB)
F. PENYEMBUHAN TUBBERCULOSSIS
TBC dapat dideteksi melalui pemeriksaan dahak. Beberapa tes lain yang dapat dilakukan
untuk mendeteksi penyakit menular ini adalah foto Rontgen dada, tes darah, atau tes kulit
(Mantoux). TBC dapat disembuhkan jika penderitanya patuh mengonsumsi obat sesuai dengan
resep dokter. Untuk mengatasi penyakit ini, penderita perlu minum beberapa jenis obat untuk
waktu yang cukup lama (minimal 6 bulan). Obat itu umumnya berupa:
1. Isoniazid 3. Pyrazinamide
2. Rifampicin 4. Ethambutol
Pengobatan penyakit TBC membutuhkan waktu yang cukup lama dan biaya yang tidak
sedikit. Oleh karena itu, memiliki asuransi kesehatan bisa menjadi pertimbangan, sehingga
Anda tidak perlu dipusingkan dengan tanggungan biaya saat berobat nanti.
Selain itu TBC dapat ditangani melalui upaya upaya berikut ini:
1. Integrasi layanan TBC harus berpusat pada pasien dan upaya pencegahan TBC, yang
terdiri dari:
• Diagnosis TBC sedini mungkin, termasuk uji kepekaan OAT bagi semua dan penapisan
TBC secara sistematis bagi kontak dan kelompok populasi berisiko tinggi
• Pengobatan untuk semua pasien TBC, termasuk untuk penderita resistan obat dengan
disertai dukungan yang berpusat pada kebutuhan pasien (patient-centred support)
• Kegiatan kolaborasi TB/HIV dan tata laksana komorbid TBC yang lain
• Upaya pemberian pengobatan pencegahan pada kelompok rentan dan berisiko tinggi,
serta pemberian vaksinasi untuk mencegah TBC
2. Kebijakan dan sistem pendukung yang berani dan jelas, yang terdiri dari:
• Komitmen yang diwujudkan dalam pemenuhan kebutuhan layanan dan pencegahan TBC
• Keterlibatan aktif masyarakat, organisasi sosial kemasyarakatan dan pemberi layanan
kesehatan, baik pemerintah maupun swasta
• Penerapan layanan kesehatan semesta (universal health coverage) dan kerangka
kebijakan lain yang mendukung pengendalian TBC, seperti wajib lapor, registrasi vital,
tata kelola dan penggunaan obat rasional serta pengendalian infeksi
• Jaminan sosial, pengentasan kemiskinan dan kegiatan lain untuk mengurangi dampak
determinan sosial terhadap TBC
• Penemuan, pengembangan dan penerapan alat secara cepat, metode intervensi dan
strategi baru pengendalian TB
• Pengembangan riset untuk optimalisasi pelaksanaan kegiatan dan merangsang inovasi
baru untuk mempercepat pengembangan program pengendalian TB.
SOAL-JAWAB
1. Seorang pasien mengalami batuk-batuk dan sering berkeringat pada malam hari.
Setelah dilakukan pemeriksaan di laboratorium diketahui bahwa terjadi peradangan
pada dinding alveolus nya. Peradangan tersebut disebabkan oleh infeksi
Mycobacterium tuberculosis. Berdasarkan gejala- gejalanya dan faktor penyebabnya
pasien tersebut menderita penyakit . . . .
A. Pneumonia
B. Pleuriti
C. Asm
D. TBC (Tuberculosis)
JAWABAN: D. TBC (TUBERCULOSIS)
3. Perempuan 24 tahun datang ke IGD puskesmas, rawat inao dengan keluhan batuk
bercampur darag merah segar dan berbuih. selama 1 bulan terakhir, perempuan
tersebut mengeluh berdahak, di sertai keringat malam dab penurunan berat badan.
Apakah kemungkinan kuman penyebabnya....
A. Staohylococcus Aures
B. Hemophylus Influenza
C. Mycobacterium Tubberculossis
D. Legionella spp
JAWABAN : C. Mycobakterium Tubberculossis
5. Berdasarkan Derajat keparahan dan penyulit yang timbul gambaran kinik TB paru
dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu....