Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN

GANGGUAN NUTRISI PADA LANSIA

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Ns. Dewi Wulandari, S.Kep, M.Kep


Disusun Oleh : Kelompok 3

1. Candra Retno Ningrum (P17240201003)


2. Rista Prasetiani (P17240201006)
3. Sindy Puspita Putri (P17240201009)
4. Elvino Stefanelli E.W (P17240201021)
D-III KEPERAWATAN TRENGGALEK
5. Riska Pusvita Sari (P17240203027)
Kelas 2/A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


Jalan. Dr. Soetomo No 5, Trenggalek 66312
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas
kehadirat dan anugerahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini yang berjudul “ Asuhan Keperawatan Gangguan Nutrisi pada
Lansia” yang dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gerotik.
Sholawat serta salam selalu tercurah pada jujungan kita Nabi Muhammad
SAW.
Kami mengucapkan terimakasih kepada ibu Ns. Dewi Wulandari,
S.Kep,M.Kep selaku dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Gerotik di
Poltekkes Kemenkes Malang kampus 5 Trenggalek. Tidak lupa pula kami
mengucapkan terimakasih kepada rekan- rekan yang terlibat dalam penulisan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun untuk kesempurnaan penulisan makalah ini. Diharapkan makalah
ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Trenggalek, 14 Oktober
2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia Lanjut Usia (MANULA) dimasukkan ke dalam kelompok
rentan gizi, meskipun tidak ada hubungannya dengan pertumbuhan badan
, bahkan sebaliknya sudah terjadi involusi dan degenerasi jaringan dan sel-
selnya. Timbulnya kerentanan terhadap kondisi gizi disebabkan kondisi
fisik, baik anatomis maupun fungsionalnya. Gigi-geligi pada MANULA
mungkin sudah banyak yang rusak bahkan copot, sehingga memberikan
kesulitan dalam mengunyah makanan. Maka makanan harus diolah
sehingga makanan tidak perlu digigit atau dikunyah keras-keras. Makanan
yang dipotong kecil-kecil, lunak dan mudah ditelan akan sangat membantu
para MANULA dalam mengkonsumsi makanannya.
Fungsi alat pencernaan dan kelenjar-kelenjarnya juga sudah
menurun, sehingga makanan harus yang mudah dicerna dan tidak
memberatkan fungsi kelenjar pencernaan.makanan yang tidak banyak
mengandung lemak, pada umumnya lebih mudah dicerna, tetapi harus
cukup mengandung protein dan karbohidrat. Kadar serat yang tidak
dicerna jangan terlalu banyak, tetapi harus cukup tersedia untuk
melancarkan peristalsis dan dengan demikian melancarkan pula
defaecatie, dan menghindarkan obstipasi.
Patut diingat bahwa keperluan enersi MANULA sudah menurun,
jadi jangan di sediakan seperti masih belum berusia lanjut. Ada baiknya
bila mereka dijaga jangan sampai menjadi kegemukan karena akan lebih
mudah menderita berbagai kelainan atau penyakit gizi yang berhubungan
dengan kondisi obesitas. Frekuensi penyakit Diabetes Mellitus,
Cardiovascular diseases terdapat meningkat pada kelompok MANULA.
Yang umum sangat ditakuti ialah kemungkinan meningkat untuk mendapat
penyakit kanker.

1.2 Tujuan
Setelah membaca makalah ini di harapkan mahasiswa mampu melakukan
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Nutrisi Pada Lansia

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian nutrisi
2. Apa saja kebutuhan nutrisi pada lansia
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada lansia
4. Apa saja gangguan nutrisi pada lansia
5. Faktor apa saja yang mempengaruhi status gizi pada lansia

1.4 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan makalah ini yaitu Halaman Judul, Kata
Pengantar, Daftar Isi, Bab I Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang,
Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, dan Sistematika
Penulisan, Bab II Pembahasan, Bab III Penutup yang terdiri dari
Kesimpulan dan Saran, Daftar Pustaka.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan
dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam
tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari
lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk
aktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga
dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat-zat
lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan
dengan kesehatan dan penyakit.
Nutrisi yang adekuat merupakan suatu komponen esensial pada
kesehatan lansia. Faktor-faktor fisiologis yang dapat dikaitkan dengan
kebutuhan nutrisi yang unik pada lansia adalah menurunnya sensitivitas
olfaktorius, perubahan persepsi rasa dan peningkatan kolesistokinin yang
dapat memengaruhi keinginan untuk makan dan peningkatan rasa
kenyang. Proses penuaan itu sendiri sebenarnya tidak mengganggu
proses penyerapan vitamin pada berbagai tingkatan yang luas. Namun,
laporan-laporan terakhir mengindikasikan bahwa lansia mengalami
defisiensi vitamin B12, vitamin D dan asam folat. Perubahan-perubahan dan
kebutuhan mineral meliputi rendahnya kebutuhan akan zat besi pada
wanita lansia daripada wanita usia produktif. Asupan kalsium sebagai
salah satu mineral esensial lainnya bagi lansia sekitar 600 mg per hari
untuk wanita. Hal ini hanya menggambarkan 30 sampai 40% dari tingkat
kebutuhan yang disarankan. Suplemen kalsium tidak akan diabsorpsi
secara merata. Karena perbedaan derajat keasaman yang dibutuhkan
untuk absorpsi yang sesuai, kalsium sitrat malat merupakan bentuk yang
lebih dipilih untuk diberikan bagi lansia yang mengalami hipoklohidria atau
aklorhidria. Pada proses penuaan yang normal, peningkatan jaringan
adipose secara normal dapat menyertai penurunan massa tubuh dan
cairan tubuh total.

2.2 Proses Menua


Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang
terjadi pada tubuh dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta
organ tersebut. Perubahan secara biologis ini dapat mempengaruhi status
gizi pada masa tua. Antara lain :
- Massa otot yang berkurang dan massa lemak yang bertambah,
mengakibatkan juga jumlah cairan tubuh yang berkurang, sehingga
kulit kelihatan mengerut dan kering, wajah keriput serta muncul garis-
garis menetap. Oleh karena itu, pada lansia seringkali terlihat kurus.
- Penurunan indera penglihatan akibat katarak pada lansia sehingga
dihubungkan dengan kekurangan vitamin A, vitamin C dan asam folat.
Sedangkan gangguan pada indera pengecap dihubungkan dengan
kekurangan kadar Zn yang juga menyebabkan menurunnya nafsu
makan. Penurunan indera pendengaran terjadi karena adanya
kemunduran fungsi sel syaraf pendengaran.
- Dengan banyaknya gigi yang sudah tanggal, mengakibatkan gangguan
fungsi mengunyah yang dapat berdampak pada kurangnya asupan gizi
pada usia lanjut.
- Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran
pencernaan seperti perut kembung, nyeri yang menurunkan nafsu
makan, serta susah BAB yang dapat menyebabkan wasir.
- Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan menjadi lamban,
kurang aktif dan kesulitan menyuap makanan, juga dapat mengganggu
aktivitas kegiatan sehari-hari.
- Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak, yang menyebabkan
penurunan daya ingat jangka pendek, melambatnya proses informasi,
kesulitan berbahasa, kesulitan mengenal benda-benda, kegagalan
melakukan aktivitas yang mempunyai tujuan (apraksia) dan gangguan
dalam menyususn rencana, mengatur sesuatu, mengurutkan, daya
abstraksi, yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam emlakukan
aktivitas sehari-hari yang disebut dimensia atau pikun. Gejala pertama
adalah pelupa, perubahan kepribadian, penurunan kemampuan untuk
pekerjaan sehari-hari dan perilaku yang berulang-ulang, dapat juga
disertai delusi paranoid atau perilaku anti sosial lainnya.
- Akibat proses menua, kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam
jumlah besar juga bekurang. Akibatnya dapat terjadi pengenceran
natrium sampai dapat terjadi hiponatremia yang menimbulkan rasa
lelah.
- Incontinentia urine (IU) adalah pengeluaran urin diluar kesadaran
merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar yang sering
diabaikan pada kelompok usia lanjut, sehingga usia lanjut yang
mengalami IU seringkali mengurangi minum yang dapat menyebabkan
dehidrasi.
- Secara psikologis pada usia lanjut juga terjadi ketidakmampuan untuk
mengadakan penyesuaian terhadap situasi yang dihadapinya, antara
lain sindrom lepas jabatan yang mengakibatkan sedih yang
berkepanjangan.

Penyakit Sistem Pencernaan


Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut
sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk
menerima makanan, mencernanya menjadi zat- zat gizi dan energi,
menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut
dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring),
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem
pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran
pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
Penuaan dicirikan dengan kehilangan banyak sel tubuh dan
penurunan metabolism di sel lainnya.Proses ini menyebabkan penurunan
fungsi tubuh dan perubahan komposisi tubuh. Perubahan pada system
pencernaan :
Kehilangan gigi,penyebab utama adanya periodontal desease
yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun.Penyebab lain meliputi kesehatan
gigi yang buruk dan gizi yang buruk. Indera pengecap menurun.Adanya
iritasi yang kronis dari selaput lendir.atropi indera pengecap
(±80%),hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap di lidah teritama rasa
manis,asin,asam,pahit.Selain itu sekresi air ludah berkurang sampai kira-
kira 75% sehingga mengakibatkan rongga mulut menjadi kering dan bisa
menurunkan cita rasa.
Usofagus melebar.Penuaan usofagus berupa pengerasansfringfar
bagian bawah sehingga menjadi mengendur(relaksasi) dan
mengakibatkan usofagus melebar (presbyusofagus).Keadaan ini
memperlambat pengosongan usofagus dan tidak jarang berlanjut
sebagaiher nianhiatal.Gangguan menelan biasanya berpangkal pada
daerah presofagus tepatnta di daerah osofaring penyebabnya tersembunyi
dalam system saraf sentral atau akibat gangguan neuromuskuler seperti
jumlah ganglion yang menyusut sementara lapisan otot menebal dengan
manometer akan tampak tanda perlambatan pengosongan usofagus.
Lambung,rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun).Lapisan
lambung menipis diatas 60 tahun,sekresi HCL dan pepsin berkurang,asam
lambung menurun,waktu pengosongan lambung menurun dampaknya
vitamin B12 dan zat besi menurun.
Peristaltic lemah dan biaanya timbul konstipasi
Fungsi absopsi melemah (daya absorpsi terganggu).Berat total usus halus
berkurang diatas usia 40 tahun meskipun penyerapan zat gizi pada
umumnya masih dalam batas normal,kecuali kalsium (diatas 60 tahun)dan
zat besi.
Liver (hati).Penurunan enzim hati yang terlibat dalam oksidasi dan
reduksi,yang menyebabkan metabolisme obat dan detoksifikasi zat kurang
efisien.
Produksi saliva menurun sehingga mempengaruhi proses
perubahan kompleks krbohidrat menjadi disakarida. Fungsi ludah sebagai
pelican makanan berkurang sehingga proses menelan menjadi sukar.
Keluhan-keluhan seperti kembung, perasaan tidak enak di perut
dan sebagainya, seringkali disebabkan makanan yang kurang
dicernaakibat berkurangnya fungsi kelenjar pencernaan. Juga dapat
disebabkan karena berkurangnya toleransi terhadap makanan terutama
yang mengandung lemak.
Keluhan lain yang sering dijumpai adalah konstipasi, yang
disebabkan karena kurangnya kadar selulosa, kurangnya nafsu makan
bisa disebabkan karenanya banyaknya gigi yang sudah lepas. Dengan
proses menua bisa terjadi gangguan motilits otot polos esophagus, bisa
juga terjadi refluks disease (terjadi akibat refluks isi lambung ke
esophagus), insiden ini mencapai puncak pada usia 60 – 70 tahun.

2.3 Kebutuhan Nutrisi Pada Lansia


a. Kalori
Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan
metabolisme basal pada orang-orang berusia lanjut menurun sekitar 15-
20%, disebabkan berkurangnya massa otot dan aktivitas. Kalori (energi)
diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per
gramnya. Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari
protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan kalori
untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk lansia wanita
1700 kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian
energi akan disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas.
Sebaliknya, bila terlalu sedikit, maka cadangan energi tubuh akan
digunakan, sehingga tubuh akan menjadi kurus.
b. Protein
Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang
dewasa per hari adalah 1 gram per kg berat badan. Pada lansia, masa
ototnya berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein
tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena
pada lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh
telah berkurang (disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang
efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk lansia
sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi
untuk orang dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah
pangan hewani dan kacang-kacangan.
c. Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari
total kalori yang dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi
(lebih dari 40% dari konsumsi energi) dapat menimbulkan penyakit
atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke jantung). Juga
dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak
jenuh (PUFA = poly unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan
sumber asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan
banyak mengandung asam lemak jenuh.
d. Karbohidrat dan serat makanan
Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah
sembelit atau konstipasi (susah BAB) dan terbentuknya benjolan-
benjolan pada usus. Serat makanan telah terbukti dapat
menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia
adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak
dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual secara
komersial), karena dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak, yang
dapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat
sehingga tidak dapat diserap tubuh. Lansia dianjurkan untuk
mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya dengan
karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-
bijian yang berfungsi sebagai sumber energi dan sumber serat.
e. Vitamin dan mineral
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang
mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D,
dan E umumnya kekurangan ini terutama disebabkan dibatasinya
konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan
mineral yang paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral
kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi
menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia
menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain.
Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai
sumber vitamin, mineral dan serat.
f. Air
Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat
diperlukan tubuh untuk mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat
dan urine), membantu pencernaan makanan dan membersihkan ginjal
(membantu fungsi kerja ginjal). Pada lansia dianjurkan minum lebih dari
6-8 gelas per hari.

1.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Pada Lansia


a. Tinggal sendiri: seseorang yang tinggal sendiri sering tidak
memperdulikan tugas memasak untuk menyediakan makanan.
b. Kelemahan fisik: akibat kelemahan fisik sehinga menyebabkan
kesulitan untuk berbelanja atau memasak, mereka tidak mampu
merencanakan dan menyediakan makanannya sendiri.
c. Kehilangan: terutama terlihat pada pria lansia yang tidak pernah
memasak untuk mereka sendiri, mereka biasanya tidak memahami nilai
suatu makananyang gizinya seimbang.
d. Depresi: menyebabkan kehilangan nafsu makan, mereka tidak mau
bersusah payah berbelanja, memasak atau memakan makanannya.
e. Pendapatan yang rendah: ketidak mampuan untuk membeli makanan
yang cermat untuk meningkatkan pengonsumsian makanan yang
bergizi.
f. Penyakit saluran cerna: termasuk sakit gigi dan ulkus.Berkurangnya
kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong,
Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran Rasa lapar menurun,
asam lambung menurun,Berkurangnya indera pengecapan
mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa manis, asin, asam, dan
pahit. Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya
menimbulkan konstipasi,Penyerapan makanan di usus menurun.
g. Penyalahgunaan alcohol: penyalah gunaan alcohol mengurangi asupan
kalori atau nonkalori seperti asupan energy dengan sedikit factor nutrisi
lain.
h. Obat-obatan : lansia yang mendapatkan banyak obat dibandingkan
kelompok usia lain yang lebih muda ini berakibat buruk terhadap nutrisi
lansia. Pengobatan akan mengakibatkan kemunduran nutrisi yang
semakin jauh.
2.5 Gangguan Nutrisi Pada Lansia
1. Malnutrisi
Malnutrisi adalah suatu keadaan gizi buruk yang terjadi karena
tidak cukupnya asupan satu atau lebih nutrisi yang membahyakan
status kesehatan (Watson, Roger. 2003. Perawatan Pada
Lansia.Jakarta:EGC).
2. Obesitas
Keadaan badan yang amat gemuk dan berat akibat timbunan
lemak yang berlebihan, dimana kelebihan lemak tubuh melebihi dari
20% dari jumlah yang di anjurkan untuk tinggi dan usia seseorang. Pola
konsumsi yang berlebihan terutama yang mengandung lemak, protein
dan karbohidrat yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Pencetus
berbagai seperti Hipertensi, Penyakit jantung koroner, Strok, seta
Diabetes Melitus.
3. Osteoporosis
Kondisi dimana sering disebut tulang kropos yang disebabkan
oleh penurunan densitas tulang akibat kurangnya konsumsi kalsium
dalam jangka waktu yang lama. Mencapai maksimum pada usia 35
tahun pada wanita dan 45 tahun pada pria.
4. Anemia
Kondisi dimana sel-sel darah mengandung tingkat haemoglobil
yang tidak normal, kimia yang bertugas membawa oksigen di seluruh
tubuh yang disebabkan kurang Fe, asam folat, B12 dan protein.
Akibatnya akan cepat lelah, lesu, otot lemah, letih, pucat, kesemutan,
sering pusing, mata berkunang-kunang, mengantuk, HB <8 gr/dL.
5. Kekurangan vitamin
Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan di
tambah dengan kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu
makn berkurang, penglihatan menurun, kulit kering, penampilan
menjadi lesu dan tidak bersemangat.
6. Kekurangan anti oksidan
Banyak dijumpai dalam buah-buahan dan sayuran) mampu
menangkal efek merusak radikal bebas terhadap tubuh, sehingga
konsumsi yang kurang dapat meningkatkan resiko berbagai penyakit
akibat radikal bebas, seperti serangan jantung dan stroke, katarak,
persendian hingga menurunnya penampilan fisik seperti kulit menjadi
keriput.
7. Sulit buang air besar
Karena pergerakan usus besar semakin lambat, makanan
lambat diolah dalam tubuh.Akibatnya, buang air besar jadi jarang.
8. Kelebihan gula dan garam
• Garam (natrium) dapat meningkatkan tekanan darah, terutama pada
orangtua
• Makanan tinggi gula membuat tubuh mudah gemuk, meningkatkan
kolesterol dan gula darah.
• Karena itu, sebaiknya kurangi konsumsi gula dan garam

2.6 Status Gizi Pada Usia Lanjut


- Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori menurun, status gizi
lansia cenderung mengalami kegemukan/obesitas.
- Aktivitas/kegiatan fisik berkurang, kalori yang dipakai sedikit, akibatnya
cenderung kegemukan/obesitas.
- Ekonomi meningkat, konsumsi makanan menjadi berlebihan, akibatnya
cenderung kegemukan/obesitas.
- Fungsi pengecap/penciuman menurun/hilang, makan menjadi tidak
enak dan nafsu makan menurun, akibatnya lansia menjadikurang gizi
(kurang energi protein yang kronis.
- Penyakit periodontal (gigi tanggal), akibatnya kesulitan makan yang
berserat (sayur, daging) dan cenderung makan makanan yang lunak
(tinggi klaori), hal ini menyebabkan lansia cenderung
kegemukan/obesitas.
- Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna makanan, hal
ini mengganggu penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya lansia
menjadi defisiensi zat-zat gizi mikro.
- Mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air besar,
sehingga lansia menderita wasir yang bisa menimbulkan perdarahan
dan memicu terjadinya anemia.
- Sering menggunakan obat-obatan atau alkohol, hal ini dapat
menurunkan nafsu makan yang menyebabkan kurang gizi dan hepatitis
atau kanker hati.
- Gangguan kemampuan motorik, akibatnya lansia kesulitan untuk
menyiapkan makanan sendiri dan menjadi kurang gizi.
- Kurang bersosialisasi, kesepian (perubahan psikologis), akibatnya
nafsu makan menurun dan menjadi kurang gizi.
- Pendapatan menurun (pensiun), konsumsi makanan menjadi menurun
akibatnya menjadi kurang gizi.
- Dimensia (pikun), akibatnya sering makan atau malah jadi lupa makan,
yang dapat menyebabkan kegemukan atau pun kurang gizi.
BAB III
STUDI KASUS

A. Kasus Semu
Pada tanggal 14 Oktober 2021, Tn S dengan usia 70 tahun dibawa ke Rumah
Sakit karena berat badan turun terus dan tampak lemas. Klien dirawat di
ruang seruni, klien mengatakan tidak nafsu makan sejak 1 minggu yang lalu.
Klien tampak lemas dan kesadaran melemah. Tn S tampak lemah dan tidak
kuat melakukan aktivitas sehari hari.

FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

1. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn S Jenis Kelamin : Laki laki
Umur : 70 tahun Suku : Jawa
Alamat : Tamanan, Trenggalek Agama : Islam
Pendidikan : SMA Status Perkawinan : Duda
Tanggal Pengkajian : 14-10-2021

Status Kesehatan saat ini :


a. Keluhan – keluhan utama (sekarang) : PQRST
Klien mengatakan nafsu makan turun sejak 1 minggu yang lalu, klien merasa
lemas dan tidak kuat melakukan aktivitas sehari hari

b. Riwayat Kesehatan dahulu


Klien mengatakan pernah menderita anemia

c. Riwayat kesehatan Keluarga


Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit
menurun seperti diabetes, hipertensi, asma, TB, atau hepatitis

2. PENGKAJIAN DASAR

a. Kesadaran : Composmetis

b. Pulse : 80x / menit

c. Respirasi : 15x / menit

d. Temperature : 36,5℃

e. Tekanan darah: 130/70 mmHg

f. Berat badan (BB) &tinggi badan (TB) : 50kg & 168cm

g. Pola istirahat tidur : Baik, klien tidur 8 jam/hr


3. SISTEM PERSYARAFAN
a. Kesimetrisan raut wajah :
Simetris
b. Tingkat kesadaran adanya perubahan-perubahan dari otak
1) Menjadi senile : Normal
2) Daya ingat menurun atau melemah : Ada penurunan daya ingat

c. Mata :
Pergerakan : Normal
Kejelasan melihat (tajam penglihatan) : Kejelasan berkurang
Adanya katarak : Tidak ada katarak

d. Pupil :
o Miosis/Midriasis : Midriasis
o Simetris/Asimetris : Simetris
e. Sensory deprivation (gangguan sensorik)
- Lihat, dengar, bau, sentuh : Normal
f. Kegiatan pendengaran
1) Apakah menggunakan alat bantu dengar
Tidak
2) Tinitus
Tidak
3) Serumen telinga bagian luar (jangan dibersihkan)
Bersih
g. Adanya rasa sakit atau nyeri
Tidak ada nyeri

4. SISTEM KARDIOVASKULER
a. Sirkulasi perifer, warna dan kehangatan
Normal
b. Auskultasi denyut nadiapical
Normal
c. Periksa adanya pembesaran vena jugularis
Normal
d. Pusing (Dizziness)
Ada pusing
e. Sakit (Paining)
Ada sakit
f. Edema
Tidak ada

5. SISTEM GASTROINTESTINAL
a. Status gizi
Nafsu makan berkurang
b. Pemasukan diet
Tidak ada diet
c. Anoreksia, tidak dicerna, mual, muntah
Tidak ada
d. Mengunyah, menelan
Normal
e. Keadaan gusi, rahang, rongga mulut
Normal
f. Auskultasi bising usus
Bising usus (-)
g. Palpasi apakah perut kembung ada pelebaran kolon
Normal
h. Apakah ada konstipasi (sembelit), diare
Tidak

6. SISTEM GENITOURINARI
a. Urine : warna dan bau
Kekuningan dan amoniak
b. Distensi kandung kemih, inkontinensa (tidak dapat menahan untuk buang air
kecil)
Normal
c. Frekuensi, tekanan atau desakan
Tidak ada masalah
d. Pemasukan dan pengeluaran cairan
Normal
e. Disuria
Tidak ada disuria
f. Seksualitas
a. Kurang minat untuk melaksanakan hubungan seks.
Klien tidak ada niat lagi untuk berhubungan, klien tidak ada keinginan untuk
menikah lagi

7. SISTEM INTEGUMEN.
a. Kulit.
1) Temperatur, tingkat kelembaban.
Lembab
2) Keutuhan luka, luka terbuka, robekan
Tidak ada luka dan robekan
3) Turgor (kekenyalan kulit)
Tidak elastis
4) Perubahan pigmen
Tidak terjadi perubahan
b. Adanya jaringan parut
Tidak ada jaringan parut
c. Keadaan kuku
Bersih
d. Keadaan rambut
Rambut bersih sebagian beruban
e. Adanya gangguan-gangguan umum
Tidak ada gangguan

8. SISTEM MUSKULOSKELETAL
a. Kontraktur
1) Atrofi otot
Ada gangguan penurunan otot
2) Mengecilnya tendon
Tidak ada gangguan
3) Ketidakadekuatan gerakan sendi
Klien mengalami gangguan sendi
b. Tingkat Mobilisasi
1) Ambulasi dengan atau tanpa bantuan atau peralatan
Klien tidak menggunakan alat bantuan
2) Keterbatasan gerak
Klien tidak mengalami keterbatasan gerak
3) Kekuatan otot
Kekuatan kuat
4) Kemampuan melangkah atau berjalan
Klien mampu untuk berjalan
c. Gerakan sendi
Klien mengalami keluhan
d. Paralisis
Klien tidak mengalami kelumpuhan
e. Kifosis
Klien tidak mengalami kifosis

9. STATUS PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL


A. Pengkajian Psikososial
1. Anggota keluarga yang paling dekat
(1) istri / suami (2) anak (3) lain – lain, sebutkan
:......

2. Hubungan dengan anggota keluarga yang lain


(1) baik (2) bermasalah (3) lain – lain, sebutkan
:………

3. Cara mengatasi masalah :


(1) segera diselesaikan (2) didiamkan saja (3) ditunda dulu

4. Perasaan akan kehidupan yang dijalani (boleh memilih lebih dari satu)
(1) puas (4) tidak berguna
(2) bosan (5) kosong
(3) bahagia (6) menyenangkan

2. Tempat favorit untuk melakukan aktivitas


(1) di rumah (2) di luar rumah

3. Masalah yang banyak dihadapi saat ini


(1) masalah ingatan
(2) masaalah dengan keluarga / tetangga
(3) lain – lain, sebutkan ……………..

4. Sering mengikuti kegiatan sosial


(1) ya, sebutkan…………..
(2) tidak

5. Apakah anda merasa tidak berguna dengan keadaan anda saat ini ?
(1) ya (2) tidak

6. Apakah anda selalu penuh energi / bersemangat ?


(1) ya (2) tidak
7. Apa harapan hidup anda saat ini ?
Sebutkan : Ingin Sehat dan Bahagia……
B. Pengkajian Spiritual
1. Agama yang dianut :
(1) Islam (2) Protestan (3) Katolik (4) Hindu (5)
Budha

2. Keyakinan terhadap agama yang dianut :


(1) sangat yakin (2) yakin (3) kurang yakin (4) tidak yakin

3. Kebiasaan keagamaan yang sering dilakukan


a. Frekuensi aktifitas keagamaan tiap hari
(1) setiap saat (2) 5 kali (3) < 5 kali (4) tidak sama sekali
b. Jenis kegiatan keagamaan yang diikuti :
(1) yasinan (2) ceramah agama (3) lain – lain, sebutkan ………
c. Pernah menghubungi / dikunjungi oleh pemuka agama ?
(1) ya (2) tidak
d. Apakah anda aktif dalam kegiatan / organisasi sosial keagamaan ?
(1) ya (2) tidak
4. Apakah dalam menjalankan ibadah keagamaan anda dibantu oleh orang lain
?
(1) ya (2) tidak

5. Kepercayaan dan nilai – nilai yang dianut oleh keluarga terutama yang
berkaitan dengan kesehatan ?
(1) ada, sebutkan…….
(2) tidak
6. Apakah anda merasakan kehadiran Tuhan dalam kehidupan anda ?
(1) ya (2) tidak

7. Apakah anda mudah memaafkan orang lain dan percaya pada pengampunan
Tuhan ?
(1) ya (2) tidak

8. Apakah anda sering marah, pada Tuhan, karena kurang merasakan


kedamaian ?
(1) ya (2) tidak

9. Apakah anda sering menyalahkan diri sendiri ?


(1) ya (2) tidak
10. Apakah anda sering merasa tak dicintai oleh keluarga ?
(1) ya (2) tidak
11. Apakah anda merasa takut akan hukuman hari kiamat ?
(1) ya (2) tidak

1. PENGKAJIAN FUNGSIONAL KLIEN


a. KATZ Indeks :
A. = Mandiri dalam makan, kontinensia (BAK, BAB), menggunakan pakaian,
pergi ke toilet, berpindah, dan mandi.
B. = Mandiri semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi diatas
C. = Mandiri, kecuali mandi dan salah satu fungsi yang lain.
D. = Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan salah satu fungsi yang lain.
E. = Mandiri, kecuali mandi, pakaian, ke toilet dan salah satu fungsi yang
lain.
F. = Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan salah satu
fungsi yang lain.
G. = Ketergantungan untuk semua fungsi di atas.

KETERANGAN :
Mandiri = tanpa pengawasan, pengarahan/bantuan orang lain.
Seseorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap tidak
melakukan fungsi meskipun ia dianggap mampu.

b. Modifikasi dari Barthel Indeks


Termasuk yang manakah klien ?
Dengan
No Kriteria Mandiri Keterangan
Bantuan
1 Makan 10 Frekuensi :
Sering
Jumlah : 3x
sehari
Jenis : Bubur
2 Minum Frekuensi :
Sering
10 Jumlah : 2,3
Liter per hari
Jenis : Mineral
3 Berpindah dari kursi roda ke
tempat tidur, maupun 8
sebaliknya
4 Personal toilet (cuci muka, Frekuensi :
menyisir rambut, dan 5 Sering
menggosok gigi)
5 Keluar masuk toilet (mencuci
baju, menyeka tubuh, 5
menyiram)
6 Mandi Frekuensi : 2x
5
sehari
7 Jalan di permukaan datar 5
8 Naik turun tangga 5
9 Mengenakan pakaian 5
10 Kontrol bowel (BAB) Frekuensi : 1x
sehari
5
Konsistensi :
Lembek
11 Kontrol bladder (BAK) Frekuensi : 5x
sehari
5
Warna :
Kuning jernih
12 Olah raga/latihan Frekuensi :
Setiap hari
5
Jenis :
Jalan- jalan
13 Rekreasi/pemanfaatan Jenis : Tidur
waktu luang. siang
5
Frekuensi :
Sekali- kali

Total : 78 (Ketergantungan Sebagian)


Keterangan :
A. 130 : Mandiri
B. 65-125 : Ketergantungan sebagian
C. <65 : Ketergantungan total
2. PENGKAJIAN STATUS MENTAL GERONTIK
a. Masalah Emosional
Menjelaskan kondisi emosi lansia/pasien dengan mengajukan 2 tahap
pertanyaan, kemudian menyimpulkan dengan melihat hasil jawaban lansia
pada pertanyaan tahap II.
Pertanyaan Tahap I :
 Apakah klien mengalami susah tidur? Tidak ada
 Ada masalah / banyak pikiran? Ya
 Apakah klien murung, menangis sendiri? Tidak ada
 Apakah klien was-was / khawatir? Tidak ada

Keterangan :
Lanjutkan pertanyaan tahap II jika terdapat 1 (satu) jawaban Ya / lebih.

Pertanyaan Tahap II :
 Apakah merasakan keluhan lebih dari 3 (tiga) per bulan?
 Apakah ada masalah?
 Apakah ada gangguan / masalah dengan orang lain?
 Apakah menggunakan obat tidur / penenang atas anjuran dokter?
 Apakah cenderung mengurung diri?
Keterangan :
Jika terdapat lebih dari 1 (satu) jawaban Ya, maka masalah emosional ADA
/ ada gangguan emosi.
Keterangan : Tidak Ada Gangguan Emosional

b. Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short


PortableMental Status Questioner (SPMSQ)
Instruksi :
Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawaban.
Catat jumlah kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan.

BENAR SALAH NO PERTANYAAN


√ 01 Tanggal berapa hari ini?

√ 02 Hari apa sekarang ini?


√ 03 Apa nama tempat ini?
√ 04 Dimana alamat anda?
√ 05 Berapa umur anda?
√ Kapan anda lahir? (minimal tahun
06
lahir)
√ 07 Siapa presiden Indonesia sekarang?
√ Siapa presiden Indonesia
08
sebelumnya?
√ 09 Siapa nama ibu anda?
√ Kurangi 3 dari 20 dan tetap
10 pengurangan 3 dari setiap angka
baru, semua secara menurun.

Score total = Salah 3 (Fungsi Intelektual Utuh)

Interpretasi hasil :
a. Salah 0-3 : Fungsi intelektual utuh
b. Salah 4-5 : Kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6-8 : Kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9-10 : Kerusakan intelektual berat

c. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan


MMSE (Mini Mental Status Exam)

ASPEK NILAI NILAI


No KRITERIA
KOGNITIF MAKSIMAL KLIEN
1 Orientasi 5 .....3....... Menyebutkan dengan benar :
• Tahun
• Musim
• Tanggal
• Hari
• Bulan
Orientasi 5 .....4....... Dimana kita sekarang berada?
• Negara Indonesia
• Propinsi Jawa Timur
• Kota Magetan
• UPT PSLU Tresna Werdha
Magetan
• Wisma ........
2 Registrasi 5 ......3...... Sebutkan nama 3 obyek (oleh
pemeriksa) 1 detik untuk
mengatakan masing-masing
obyek. Kemudian tanyakan
kepada klien ketiga obyek tadi.
(Untuk disebutkan)
• Obyek ......
• Obyek ......
• Obyek ......
3 Perhatian dan 5 .......3..... Minta klien untuk memulai dari
kalkulasi angka 100 kemudian dikurangi 7
sampai 5 kali/tingkat.
• 93
• 86
• 79
• 72
• 65
4 Mengingat 3 ......4...... Minta klien untuk mengulangi
ketiga obyek pada No.2
(registrasi) tadi. Bila benar, 1
point untuk masing-masing
obyek.

5 Bahasa 9 ......3...... Tunjukkan pada klien suatu


benda dan tanyakan namanya
pada klien.
• (misal jam tangan)
• (misal pensil)
Minta klien untuk mengulang
kata berikut : ”tak ada jika, dan,
atau, tetapi”. Bila benar, nilai
satu point.
• Pernyataan benar 2 buah : tak
ada, tetapi

Minta klien untuk mengikuti


perintah berikut yang terdiri dari
3 langkah :
”Ambil kertas di tangan Anda,
lipat dua dan taruh di lantai”.
• Ambil kertas di tangan anda
• Lipat dua
• Taruh di lantai

Perintahkan pada klien untuk hal


berikut (bila aktivitas sesuai
perintah nilai 1 point)
• ”Tutup mata anda”

Perintah pada klien untuk


menuliskan satu kalimat dan
menyalin gambar
• Tulis satu kalimat
• Menyalin gambar

INTERPRETASI HASIL :
Total : 20 (Gangguan Kognitif Sebagian)

24-30 : Tidak ada gangguan kognitif


18-23 : Gangguan kognitif sedang
0-17 : Gangguan kognitif berat
ANALISA DATA

Nama Klien : Tn S
Umur : 70 tahun
Kamar : Seruni

DATA PENUNJANG MASALAH KEMUNGKINAN


PENYEBAB
DS :
Klien mengatakan tidak Ketidak seimbangan Intake yang tidak adekuat
nafsu makan nutrisi kurang dari
DO : kebutuhan tubuh
- Gigi tidak lengkap
- Lidah ada sariawan
- Poal makan 2x
sehari, hanya
mampu
menghabiskan ¼
porsi makanan
- Konjungtiva anemis
- BB sebelumnya :
51 kg, BB saat ini :
50 kg
- Klien kurang makan
sayur dan jarang
makan buah-
buahan
- Klien hidup sendiri
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
SESUAI DENGAN PRIORITAS

Nama klien : Tn. S


Umur : 70 tahun
Kamar : Seruni

NO TANGGAL TANDA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DX MUNCUL TANGAN
1. 10-10-2021 Ketidak seimbangan nutrisi : nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake
yang tidak adekuat.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Klien : Tn. S


Umur : 70 tahun
Kamar : Seruni
DIAGNOSA TUJUAN dan
TGL NO. INTERVENSI RASIONAL TT
KEPERAWATAN KRITERIA SRANDAR
10- 1. Ketidak seimbangan Setelah dilakukan tindakan 1 Timbang berat badan setiap 1 R/mengetahui
10- nutrisi : nutrisi kurang dari keperawatan selama 1x24 hari perubahan
2021 kebutuhan tubuh b.d jam diharapkan 2 Anjurkan makan sedikit tapi keadaan umum
intake yang tidak adekuat. ketidakseimbangan nutrisi : sering nutrisi pada klien
nutrisi kurang dari kebutuhan 3 Anjurkan makan-makanan 2 R/Dilatasi gaster
tubuh teratasi dengan yang lunak dan mudah dapat terjadi bila
Kriteria hasil : dicerna. pemberian makan
1 Nafsu makan meningkat 4 Anjurkan keluarga untuk terlalu cepat
2 Berat badan meningkat menyediakan makanan setelah periode
3 Adanya perubahan pola kesukaan klien. puasa
makan 5 Anjurkan makan makanan 3 R/membantu
4 Konjungtiva normal yang disajikan dalam kondisi meningkatkan
5 Klien tampak tidak lemah hangat intake makanan
4 Membantu
meningkatkan
nafsu makan
5 R/ Mencegah
terjadinya mual
dan membantu
meningkatkan
nafsu makan
TINDAKAN KEPERAWATAN / IMPLEMENTASI

Nama klien : Tn.S


Umur : 70 Tahun
Kamar : Seruni
NO. TANDA
TGL. / JAM TINDAKAN KEPERAWATAN
DX TANGAN
1 10-10-2021
1. Menimbang berat badan setiap hari
Hasil : BB = 50 kg

2. Menganjurkan makan sedikit tapi sering


Hasil :
Anjuran telah di berikan , klien akan melakukan
anjuran.

3. Menganjurkan makan makanan yang lunak


dan mudah dicerna
Hasil :
Klien setuju untuk makan makanan yang lunak
dan mudah dicerna

4. Menganjurkan keluarga untuk


menyediakan makanan kesukaan klien
Hasil :
Anjuran telah diberikan, keluarga
mengungkapkan akan melakukan apa yang di
anjurkan.

5. Menganjurkan makan makanan yang


disajikan dalamkondisi hangat
Hasil :
Klien setuju untuk makan makanan yang disajikan
dalam kondisi hangat
EVALUASI KEPERAWATAN

Nama klien : Tn. S


Umur : 70 tahun
Kamar : Seruni
NO.
TANGGAL TANGGAL TANGGAL TANGGAL
DIAGNOSA KEP.
Ketidak seimbangan
nutrisi : nutrisi kurang dari S : Klien mengatakan S : S: S:
kebutuhan tubuh b.d sudah menghabiskan
intake yang tidak adekuat. ½ porsi makanan O: O: O:

O: A: A: A:
- Ku : baik
- Nafsu makan klien P : P: P:
meningkat
- Konjungtiva normal
- TD : 100/ 70 mmHg
- N : 80 x/ menit
- RR : 20 x/ menit
- Suhu : 36,6 oC
- BB : 50 kg
A : Masalah nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh terasi sebagian :
- Nafsu makan
meningkat
- Adanya
perubahan
pola makan
- Konjuntiva
normal
- Klien tampak
tidak lemah

P : Lanjutkan intervensi
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Lansia mengalami persoalan khusus tentang nutrisi. Mereka beresiko
tinggi menderita malnutrisi dan lebih rentan terkena dampak malnutrisi. Salah
satu indikator yang sangat penting pada status nutrisi adalah berat badan.
Perawat berperan sangat penting dalam pemenuhan nutrisi lansia terutama di
Rumah Sakit. Setiap orang harus makan. Makanan merupakan bagian yang
paling pentingdalam kehidupan sebagian lansia dan saat-saat bersantap
menjadi bagian pentingyang dialami manula setiap harinya. Makanan juga harus
menjadi sumber kesehatan serta kegembiraan bagi orang-orang yang berusia
lanjut ini.

4.2 SARAN
Patut diingat bahwa keperluan enersi MANULA sudah menurun, jadi
jangan di sediakan seperti masih belum berusia lanjut. Ada baiknya bila mereka
dijaga jangan sampai menjadi kegemukan karena akan lebih mudah menderita
berbagai kelainan atau penyakit gizi yang berhubungan dengan kondisi
obesitas. Frekuensi penyakit Diabetes Mellitus, Cardiovascular diseases
terdapat meningkat pada kelompok MANULA.
DAFTAR PUSTAKA

Watson, Roger. 2003. Perawatan Pada Lansia. Jakarta : EGC


Nugroho, Wahyudi. 2000. Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC
Fakultas Kedokteran UI. 2000. Pedoman Pengelolan Kesehatan Pasien Geriatri
Untuk Dokter dan Perawat. Jakarta
Beck, Mary E. 2000. Ilmu Gizi dan Diet Hubungannya dengan Penyakit-penyakit
untuk Perawat dan Dokter. Jakarta : Yayasan Essentia Medico
Tarwoto, Wartonah. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Prima Medika

Anda mungkin juga menyukai