Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi DBD
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan yang berjangkit di
daerah tropis seperti di Indonesia dan biasanya terjadi pada musim penghujan maupun
pancaroba. Penyakit dengue adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus
(Arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes (Aedes Albopictus dan
aedes aegypti). Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit menular yang disebabkan
oleh virus dengue terutama menyerang anak-anak dengan ciri-ciri demam tinggi mendadak,
disertai manifestasi perdarahan dan berpotensi menimbulkan renjatan /syok dan kematian.
Demam berdarah dengue adalah penyakit yang terdapat pada anak-anak dan orang dewasa
dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang biasanya memburuk setelah dua hari
pertama (Nasution et al. 2018).
B. Asuhan Keperawatan
1. PENGKAJIAN (Pane et al. 2018)
a) Winshield Survey
 Lokasi pengamatan : (Tulis Alamat komunitas yang akan dikaji)
 Tipe perkampungan / pedesaan
 Lingkungan tempat tinggal
 Umur area perumahan
 Karakteristik social-kultural
 Saran dan Prasana ( yang ada dan tidak ada )
 Pelayanan kesehatan
 Fasilitas Kesehatan
 Sumber pelayanan kesehatan
 Lingkungan
a. Tampak umum
b. Bahaya lingkungan
c. Stressor lingkungan
b) Pengkajian Inti Komunitas
 Riwayat Lingkungan
 Status Demografi
 Statistik Vital
 Nilai dan Kepercayaan
c) Pengkajian Sub Sistem
 Lingkungan Fisik
a. Inspeksi
b. Tanda Vital (Kondisi Cuaca)
c. System Review Lingkungan
 Pelayanan Kesehatan dan Sosial
 Ekonomi
 Keamanan
 Politik dan pemerintahan
 Komunikasi
 Pendidikan
 Rekreasi
d) Pengkajian Keperawatan
Pengkajian yang muncul pada pasien dengan Demam berdarah dengue (DBD)
adalah : identitas pasien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit
yang pernah diderita, riwayat imunisasi, riwayat gizi, kondisi lingkungan, pola
kebiasaan, pemeriksaan fisik, sistem integumen, dan pemeriksaan diagnostik.
(Haerani and Nurhayati 2020)
2. Diagnosa yang sering muncul pada DBD Balita
a. Hipovolemia b.d kekuran intake ciaran d.d muntah
b. Hipertemia b.d proses penyakit
c. Nyeri Akut b.d agen cedera biologis
3. Intervensi
a. Hipovolemia b.d kekuran intake ciaran d.d muntah
 SLKI
Status Cairan (L.03028)
- Frekuensi nadi membaik (5)
- Tekanan nadi membaik (5)
- Membran mukosa membaik (5)
- Intake cairan membaik (5)
- Turgor kulit meningkat atau membaik (5)
 SIKI

Manajemen Hipovolemia (I.03116)

Observasi

- Periksa tanda dan gejala hipovolemia

Tereupetik

- Hitung kebutuhan cairan


- Berikan asupan cairan oral

Edukasi

- Anjurkan memperbanyak cairan oral

Kolaborasi

- Kolaberasi pemberian cairan IV isotonis (mis, NACL, RL)


b. Hipertemia b.d proses penyakit
 SLKI
Termoregulasi (L.14134)
- Menggigil menurun (1)
- Pucat menurun (1)
- Takikardi menurun (1)
- Suhu tubuh membaik (5)
 SIKI
Manajemen Hipertemia (I. 15506)

Observasi

- Identifikasi penyebab hipertemia (mis, dehidrasi, terpapapr lingkungan yang


panasa, penggunaan ikubator)
- Monitor suhu tubuh
- Monitor kadar eletrolit
- Monitor haluan urine
- Monitor komplikasi akibat hipertemia

Terapeutik

- Sediakan lingkungan yang dingin


- Longgarkan atau lepaskan pakaian
- Basahi dan kipasi permukaan tubuh
- Berikan cairan oral
- Lakukan pendingan eksternal
- Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mnegalmi hiperhidrosis
- Hindari pemberian aspirin atau antipiretik
- Berikan oksigen, juka perlu

Edukasi

- Anjurkan tirah baring

Kolaborasi pemberian ciaran dan elektrolit

c. Nyeri Akut b.d agen cedera biologis


 SLKI
Tingkat Nyeri (L.08066)
- Keluhan nyeri menurun (5)
- Meringis menurun (5)
- Sikap protektif menurun (5)
- Gelisah menurun (5)
- Kesulitan tidur menurun (5)
- Frekuensi nadai membaik (5)
 SIKI

Manajemen Nyeri (I.08238)

Observasi

- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri


- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri non verbal
- Idenifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Monitor efek samping penggunan analgenik

Terapeutik

- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri


- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbnagkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian anlgetik, jika perlu


Daftar Pustaka

PPNI (2018), Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnotik, Edisi
1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Haerani, D. and Nurhayati, S., 2020. Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Demam Berdarah
Dengue : Sebuah Studi Kasus DBD World Health Organization, 4 (2), 80–97.

Nasution, S., Sadono, D., and Wibowo, C.T., 2018. Penyuluhan Kesehatan untuk Pencegahan
dan Risiko Penyakit DBD dalam Manga dan Infografis. Jurnal Penyuluhan, 14 (1).

Pane, D.N., Fikri, M. EL, and Ritonga, H.M., 2018. Asuhan Keperawatan Komunitas. Journal of
Chemical Information and Modeling.

Anda mungkin juga menyukai