Anda di halaman 1dari 20

RINGKASAN REVIEW ARTIKEL (RRA) DAN RMK

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN LANJUTAN

“The Effect of Mandatory CSR Disclosure on Firm Profitability and Social


Externalities : Evidence from China’’

”The Demand of Financial Statement Information’’

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Ni Ketut Rasmini, SE.,MSi.,Ak,CA

KELOMPOK 5

Komang Aryagus Wiguna (08)


I Wayan Kani Arta (10)
Gracela Pinkan Antou (11)
Ni Gusti Putri Citta Suci (23)
Ida Ayu Savitri (28)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2021
A. RMK BAB 1 ”The Demand of Financial Statement Information’’
1.1 Introduction
Laporan keuangan adalah produk dari serangkaian kekuatan
permintaan dan penawaran yang berbeda. Bab ini berfokus pada pihak -
pihak yang membutuhkan laporan keuangan meliputi: pemegang saham,
investor, dan analis surat berharga, manajer, pegawai, debitur dan
pemasok lainnya, pelanggan, badan pemerintah yang membuat peraturan.
Pihak-pihak ini membutuhkan informasi laporan keuangan sebagai
fasilitator untuk membuat keputusan, memantau manajemen atau
menginterprestasikan kontrak atau perjanjian termasuk ketentuan yang
berdasarkan informasi tersebut.

1.2 Parties Demanding Financial Statement Information


A. Shareholders, Investor, and Security Analysts
Pemegang saham dan investor lainnya merupakan kelompok
terutama yang menerima laporan keuangan perusahaan. Keputusan yang
dibuat oleh kelompok ini tidak hanya berupa keputusan untuk membeli
saham, mempertahankan atau menjual, tetapi juga menyangkut ketepatan
waktu dalam membeli atau menjual saham-saham tersebut. Fokus pada
investasi menekankan pada pemilihan saham yang dapat dimiliki pribadi
yang merupakan kekonsitenan dari investor terhadap resiko,
pengembalian, deviden, likuiditas dan sebagainya. Informasi ini
dibutuhkan untuk membuat pilihan dapat bermacam-macam. Sebagai
contoh, pemilih berkeinginan untuk mendeteksi kesalahan harga dalam
surat harga sebagai dasar analisis pendekatan dasar. Yang bertentangan
dengan analisis pendekatan teknik. Analisis dengan pendekatan dasar
mengamati industri perusahaan dan informasi ekonomi; laporan
keuangan memainkan peranan utama dalam pendekatan ini. Sebaliknya
pendekatan teknik menganalisis tujuan untuk mendeteksi kesalahan
harga surat berharga dengan mengamati trend harga surat berharga,
volume surat berharga yang diperjual belikan dan variabel lainnya;
informasi laporan keuangan umumnya tidak dianalisis.
Analis membuat keputusan untuk pemegang saham dan investor yang
dapat dikerjakan oleh kelompok mereka sendiri atau dengan perantara
seperti analis surat berharga dan konsultan investor. Perantara ini dapat
juga bertindak sebagai penekankelompok manajemen dan dewan lainnya
(sebagai contoh badan pembuat peraturan) yang mempengaruhi
ketepatan dan isi informasi yang akan disediakan untuk kelompok luar
perusahaan.
B. Managers
Salah satu sumber yang membutuhkan informasi laporan keuangan
adalah manajaer yang disebabkan adanya kontrak yang meliputi
ketentuan yang berbasiskan variabel-variabel laporan keuangan. Salah
satu contoh yaitu adanya dorongan untuk membuat kontrak manajer.
Ketika melakukan perjanjian antara perusahaan dengan pihak lain,
manajemen mungkin meliputi syarat-syarat kontrak yang berbasiskan
pada variabel-variabel laporan keuangan.
C. Employes
Pegawai memberikan kepentingan yang berlanjutan dan
menguntungkan bagi operasional perusahaan; laporan keuangan
merupakan sumber informasi yang berharga untuk memprediksi
keuntungan dan solvabilitas pada saat ini dan masa yangakan datang.
Pegawai dapat juga meminta laporan keuangan untuk memonit or
kelangsung rencana pensiun. Di beberapa kasus, pekerja memiliki
kepentingan lebih untuk membuat kontrak antara pekerja dengan
perusahaan yang berbasiskan pada variabel yang terdapat dalam laporan
keuangan.
D. Lenders and Other Suppliers
Dalam hubungan berkelanjutan antara pemasok dan perusahaan,
laporan keuangan memiliki beberapa peran. Pada tahap awal pemberian
pinjaman dari hubungan tersebut, laporan keuangan biasanya merupakan
item penting.memang, banyak bank memiliki prosedur evaluasi standar
yang menetapkan bahwa dalam formasi yang berkaitan dengan lavarage
likuiditas, profitabilitas, dan sebagainya dipertimbangkan ketika
menentukan jumlah pinjaman, tingkat bunga, dan keamanan yang
diminta. Jika keputusana pemberian pinjaman dibuat, persyaratan
pinjaman tersebutdapat secara kontraktual menetapkan bahwa variabel
laporan keuangan menjadi faktor penting dalam menentukan sifat
hubungan yang sedang berlangsung. Pelanggaran perjanjian pinjaman
dan perjanjian oblikasi yang cukup banyak, membuat bank
merestrukturisasi perjanjian pinjaman yang ada. Dalam beberapa kasus,
perjanjian pinjaman akan membuat tingkat bunga atau pembayaran pokok
bergantung pada variabel berbasis laporan keuangan. Kreditur
menggunakan laporan keuangan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar utang dan beban-beban bunganya dan untuk
mengetahui apakah kredit yang akan diberikan itu cukup mendapat
jaminan dari perusahaan. Tujuan tersebut juga berasar dari kemampuan
perusahaan untuk mengetahui pemenuhan utang atas pembelian barang
atau jasa dari mereka pada saat jatuh tempo. Maka dari itu, informasi
akuntansi dapat memberikan (gambaran) tentang besarnya aset lancar
yang dapat menjamin pembayaran utang utang tersebut.
E. Customers
Hubungan antara perusahaan dan pelanggannya dapat diperpanjang
selama bertahun-tahun. Dalam beberapa kasus, hubungan ini berbentuk
kewajiban hukuk yang terkait dengan jaminan atau manfaat yang
ditangguhkan. Dalam kasus lainnya, asosiaso jangka panjang didasarkan
pada perhatian yang berkelanjutan pada pelayanan pelanggan. Laporan
keuangan perusahaan mewakili salah satu sumber informasi yang dapat
digunakan pelanggan dan pemasok untuk membuat kesimpulan tentang
kelangsungan hidup perusahaan. Pelanggan memerlukan informasi yang
berhubungan dengan kelangsungan perusahaan, terutama pelanggan yang
melakukan kerjasama jangka panjang. Pelanggan yang loyal membutuhkan
hubungan jangka panjang dan langgeng.
F. Government/ Regulatory Agencies
Tuntutan informasi laporan keuangan oleh pemerintah/ regulator
lembaga dapat muncul diberbagai bidang seperti peningkatan
pendapatan, pertambahan nilai, penentuan tarif, dan intervensi peratura n.
Informasi laporan keuangan hanyalah salahs atu masukan kedalam
keputusan tersebut. Faktor politik juga mungkin sama jika tidak lebih
penting dalam beberapa kasus, misalnya dalam menentukan apakah akan
menyetujui jaminan pinjaman yang didukung pemerintah. Permintaan atas
laporan keuangan oleh pemerintah dikaikan dengan beberapa alasan, yaitu
sebagai berikut:
1) Pemerintah membutuhkan dana untuk membangun negara melalui
pajak pendapatan.
2) Untuk membuat peraturan dalam hal melindungi investor.
3) Untuk mengatur persaiangan antar perusahaan.
G. Other Parties
Himpunan pihak yang mengajukan tuntutan pada korporasi bersifat
terbuka. berbagai pihak seperti akademisi, organisasi perlindungan
lingkungan, dan kelompok lobi kepentingan khusus lainynya mendekati
perusahaan untuk perincian yang berkaitan dengan keuangan mereka dan
urusan lainnya. Pihak lainnya yang berkepentingan untuk mengetahui
laporan keuangan adalah pihak yang memberikan dana. Perusahaan yang
menjadi sponsor penelitian juga menjadi pihak yang membutuhkan laporan
keuangan. Peneliti harus membuat laporan keuangan dari dana yang diberikan
setelah penelitian selesai. Tentunya disertai laporan hasil penelitian sesuai
dengan proposal yang diajukan.
1.3 Conflict Among Diverse Parties
Karena tidak terdistribusi maka munculah konflik ekonomi:
1) Kesejahteraan pemegang saham bisa turun tetapi kesejahteraan
direksi dapat meningkat.
2) Kesejahteraan pemegang saham bisa naik dengan pembayaran
dividen yang tinggi tetapi asset turun.
3) Kekayaan pemegang saham naik tetapi dipihak lain pelanggan
membayar mahal.
1.4 Factors Affecting Demand For Financial Statement Information
Permintaan informasi laporan keuangan berasal dari kebutuhan
pengambilan keputusan dan kontrol yang muncul dari penggunaannya.
Faktor-faktor yang menentukan apakah perbaikan tersebut diperkitakan
akan terjadi, antara lain:
a. Potential of The Information to Reduce Uncertainty
Terdapat faktor penting dalam banyak ketidakpast ian keputusan.
Misalnya, kemungkinan terdapat ketidakpastian profitabilitas masa
depan perusahaan, kualitas manajemen, atau kemampuan pemasok
untuk memenuhi kewajiban di bawah perjanjian lembaga. terdapat isu
terkait dalam konteks ini, yaitu:
 Tingkat ketidakpastian yang seperti apa yang dihadapi oleh
pengambil keputusan dan apa keuntungan yang diharapkan u ntuk
mengurangi ketidakpastian tersebut?
 Peran apa yang dapat dimainkan oleh informasi laporan keuangan
dalam merubah keyakinan tentang ketidakpastian?
 Dalam beberapa situasi, analisis laporan keuangan dapat memainkan
peran penting dalam merubah keyakinan tentang ketidakpastian. Hal
ini tercermin dari asumsi bahwa pemberi pinjaman ingin meramalkan
profitabilitas pemohon pinjaman dan keberlangsungan
manajemennya sebelum menentukan keputusan memberikan
pinjaman. Dalam situasi lain, ketidakpastian mungkin timbul apabila
sumber laporan keuangan memberikan sedikit informasi.
 Availability of Competing Informations Sources
 Terdapat beberapa alasan dimana laporan keuangan berkemungkinan
memiliki keunggulan komparatif atas informasi yang bersaing, yaitu:
 Informasi laporan keuangan lebih berhubungan langsung dengan
variabel bunga
 Pernyataan informasi keuangan merupakan sumber informasi yang
dapat diandalkan
 Informasi laporan keuangan dalam mendapatkannya memerlukan
biaya yang lebih rendah daripada sumber informasi lainnya
 Informasi laporan keuangan merupakan sumber informasi yang lebih
tepat waktu.
B. RMK BAB 2 ”The Supply of Financial Statement Information’’
2.1 Introduction
Bab ini berfokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi penyediaan
informasi laporan keuangan yang diberikan kepada pihak eksternal.
Penekanan ditempatkan pada peraturan dan kekuatan pasar yang
mempengaruhi isi laporan keuangan atau waktu dimana laporan ini dirilis.
Interaksi antara pihak-pihak adalah salah satu tema penting. Tema penting
kedua adalah bahwa kumpulan laporan keuangan dan informasi lain yang
ditempatkan di domain publik tidak selalu yang paling tepat waktu dan juga
tidak selalu merupakan bagian yang tidak bias dari yang tersedia untuk
pihak internal.
2.2 Regulatory Forces and the Supply of Financial Statement
Informations
Sebuah fitur umum dari lingkungan pelaporan keuangan di banyak negara
adalah adanya kekuatan regulasi berbasis sektor publik yang
mempengaruhi keputusan pengungkapan perusahaan dan entitas lain.
Dalam beberapa kasus, ada undang-undang khusus yang mengatur isi
laporan keuangan, seperti di AS keputusan oleh badan pengatur
pemerintah memberikan pengaruh penting, seperti pada Securities and
Exchange Commission (SEC).
1. Institutionsl Framework in the United States
Gambaran umum dari beberapa pemain kunci dalam kerangka
kelembagaan yang ada. Empat tingkat dibedakan:
a) Tingkat Satu terdiri dari cabang eksekutif, legislatif, dan
yudikatif dari pemerintah AS.
b) Tingkat Dua mencakup badan pengatur pemerintah seperti SEC
dan Departemen Keuangan.
c) Tingkat Tiga mencakup badan pengatur sektor swasta seperti
Dewan Standar Akuntansi Keuangan (FASB),
d) Tingkat Empat mencakup kelompok lobi yang berusaha
mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh pihak-pihak di
Tingkat Satu, Dua, atau Tiga.
Keempat tingkatan tersebut mempengaruhi keputusan pelaporan
keuangan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan. Karena alasan
tersebut, kerangka yang terdapat di Amerika Serikat merupakan yang
terbaik apabila dilihat sebagai upaya bersama antara lembaga-lembaga
sektor publik di tingkat satu dan dua, serta lembaga-lembaga swasta di
tingkat tiga dan empat.
Pada bulan Oktober 1971, Dewan Prinsip Akuntansi (APB) -
badan sektor swasta yang mendahului FASB-mengeluarkan draft
eksposur yang mendukung metode penangguhan. Horngren (1972)
memberikan rincian berikut tentang rantai peristiwa:
a) APB tidak mengeluarkan draft eksposur 22 Oktober 1971, sampai
menerima dua komitmen tertulis. SEC mengatakan akan
mendukung posisi APB, dan Departemen Keuangan
mengindikasikan bahwa "akan netral dalam masalah ini."
b) Komite Keuangan Senat mengeluarkan versi Undang-Undang
Pendapatan 1971 pada tanggal 9 November. Sebagai tanggapan,
Komite dengan jelas menunjukkan bahwa perusahaan harus
memiliki kebebasan memilih dalam memilih perlakuan akuntansi
untuk kredit baru.
c) Pada tanggal 12 November, Departemen Keuangan mengirim
surat kepada Komite yang menyatakan: "Karena setiap perubahan
dalam praktik akuntansi fi- ial mapan yang sudah ada sebelumnya
mungkin beroperasi untuk mengurangi efek pencipt aan lapangan
kerja dari kredit, Departemen Keuangan sangat mendukungnya.
kelanjutan dari pengobatan opsional."
d) Kongres kemudian memutuskan dasar APB dan SEC dengan
mengesahkan undang-undang yang menyatakan bahwa "tidak ada
wajib pajak yang akan diminta, tanpa persetujuannya, untuk
menggunakan metode tertentu untuk kredit.
e) Kecaman bulat APB tentang keterlibatan kongres dikeluarkan 9
Desember 1971
2. The Influence of Regulatory Forces
Pengaruh kekuatan regulasi sulit untuk mengisolasi faktor-faktor lain yang
mempengaruhi keputusan pelaporan keuangan oleh perusahaan. Namun,
dalam beberapa kasus terdapat bukti kuat bahwa pengungkapan tertentu
sebaiknya dijelaskan sebagai hasil dari regulasi. Berikut ini pertimbangan
persyaratan yang dilakukan oleh manajer dalam membuat laporan tahunan
terkait dengan pengungkapan FASB atau SEC, yaitu:

 SEC untuk pengungkapan biaya penggantian

 FASB untuk mata uang konstan dan pengungkapan biaya saat ini

 SEC untuk Reserve Recognition Accounting (RRA) dalam bukti


cadangan perusahaan minyak dan gas.

2.3 Evidence of Voluntary or Nonregulatory Mandated


Disclosures
Terdapat banyak bukti yang menunjukkan bahwa faktor-faktor lain
selain mandat dalam peraturan yang mempengaruhi pasokan laporan
keuangan. Pertimbangkan hal berikut:
a) Laporan keuangan yang dirilis ke publik oleh perusahaan
sebelum saatnya dinilai baik jika peraturan utama saat ini
mempengaruhi pelaporan keuangan.
b) Laporan keuangan secara sukarela dikeluarkan oleh badan
yang tidak berada di bawah yuridikasi SEC.
c) Beberapa perusahaan mengeluarkan laporan keuangan pada
interval waktu yang lebih sering daripada yang diamanatkan
oleh badan pengawas.
d) Beberapa perusahaan memberikan informasi yang jauh lebih
banyak dalam laporan keuangan mereka daripada yang
diamanatkan oleh badan pengawas.
2.4 Market Forces and The Supply of Financial Statement
Information
a) Capital Market Forces
Perusahaan-perusahaan bersaing satu sama lain dalam pasar modal
dalam berbagai dimensi. Dimensi-dimensi ini meliputi:
1) Instrumen yang ditawarkan, seperti efek sekuritas, saham
preferen, pinjaman bank.
2) Ketentuan dari instrumen yang ditawarkan, seperti pajak atas
pembayaran dividen dan tingkat bunga pinjaman.
3) Distribusi return ekspektasian atas setiap instrumen.
Kekuatan pasar akan mendesak perusahaan untuk menyajikan
informasi keuangan yang berhubungan dengan faktor-faktor yang
dijelaskan sebelumnya. Dua hal penting mengenai pasar modal
adalah:
 Adanya ketidakpastian tentang mutu suatu produk, contohnya ada
perusahaan yang mengeluarkan obligasi, tetapi selanjutnya tidak
mampu membayar pokok dan bunganya,
 Ada biaya-biaya, di mana biaya ini bisa dalam bentuk membayar
bunga yang lebih tinggi atas pinjaman bank, kondisi yang sangat
ketat atas pinjaman atau masalah ekuitas.
o Akibat dari keadaan tersebut, perusahaan memiliki dorongan
untuk menyediakan informasi yang diyakini dapat menaikkan
modal. Ada 4 (empat) mekanisme untuk mengurangi
kemungkinan kesalahan penyajian laporan keuangan yaitu ;
(1) nama baik perusahaan; (2) nama baik manajemen; (3)
jaminan pihak ketiga; (4) sanksi hukum.
b) Labor Market Forces
Jika tidak diberikan batasan, manajemen dapat membuat keputusan yang
secara signifikan akan mengurangi nilai ekuitas atau utang komponen
perusahaan, contohnya seperti:
 Manajemen menjual semua aset perusahaan, mendistribusikan kas
dalam bentuk dividen kepada pemegang saham dan meninggalkan
debtholders dengan shell corporation.
 Manajemen menginvestasikan kembali seluruh aset perusahaan
dalam jumlah besar yang mendistribusikan kembali kekayaan dari
debtholders kepada stockholders.
 Manajer membayar tinggi diri mereka lebih besar daripada rekan
mereka di perusahaan lain yang produktif untuk pekerjaan yang
sebanding, sehingga mengurangi nilai baik dari ekuitas dan
komponen utang.
Para manajer yang merasa mampu untuk menaikkan nilai perusahaannya,
dapat menerima suatu kontrak untuk memperoleh kebebasan kompensasi.
Pengawasan kinerja manajemen dapat dilihat dari laporan keuangan. Mutu
manajemen dapat dilihat dari kesimpulan yang ditarik dari laporan
keuangan tersebut.
c) Corporate Control Market Forces
Manajer cenderung menilai sangat tinggi kemampuan mereka untuk
mengendalikan pendanaan, investasi, dan keputusan operasi
perusahaan. Terdapat pula usaha dari pihak ketiga untuk mengambil
alih kontrol manajemen namun sering menghadapi perlawanan yang
ketat. Kenyataannya, banyak perusahaan mengadopsi kampanye
hubungan masyarakat terpadu yang bertujuan untuk mempromosikan
citra bahwa manajemen adalah baik mampu dan responsif terhadap
kepentingan pemegang saham.
2.5 Costs Assoclated with Disclosure Factors Affecting
Salah satu faktor yang secara konsisten adalah penting bagi manajemen
dalam keputusan pengungkapan adalah biaya yang berkaitan dengan
pengungkapan mereka. Biaya-biaya tersebut meliputi:
a) Collection and Processing Costs
Biaya pengumpulan dan pemrosesan meliputi biaya yang ditanggung
oleh baik penyusun dan pengguna informasi keuangan. Terdapat sedikit
bukti sistematis yang ada mengenai besarnya biaya ini. Lebih sedikit
pula informasi yang tersedia mengenai bagaimana biaya pemrosesan
membebani pengguna informasi laporan keuangan. Bagi item cukup
kompleks yang baru diungkapkan, biaya ini mungkin menjadi cukup
besar.
b) Litigation Costs Some General
Tuntutan hukum terhadap perusahaan atau manajer yang merupakan
ancaman yang selalu ada dalam masyarakat ligitious saat ini. Dalam
kasus tertentu, ancaman ini dapat menimbulkan penurunan
pengungkapan.
c) Political Costs
Pemerintah memiliki kekuatan untuk mengambil alih kekayaa n
dari perusahaan dan mendistribusikannya kepada pihak lain dalam
masyarakat. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber
informasi yang dapat digunakan oleh pemerintah untuk memilih
perusahaan atau industri dalam hal tersebut. Karena alasan politik,
perusahaan dapat saja memilih metode akuntansi yang dapat
mencegah dilaporkannya laba tinggi pada suatu periode.
Pertimbangan biaya politik juga dapat mempengaruhi keputusan
pengungkapan perusahaan.
d) Competitive Disadvantage Costs
Argument umum mengenai pengungkapan yaitu biaya yang
dikeluarkan ketika pesaing menggunakan pengungkapan untuk
keuntungan mereka sendiri. Suatu area sensitif dalam hubungan
ini adalah informasi mengena penelitian dan pengembangan serta
produk baru. Perusahaan yang merasa bahwa mereka memiliki
keuntungan lebih dari pesaing di bidang ini menghadapi
keputusan sulit ketika meningkatkan modal yang baru.
e) Constraints on Managerial Behavior
Seperangkat biaya pengungkapan yang dilaporkan penting oleh
sejumlah manajer adalah kendala yang muncul (atau yang
dianggap timbul) ketika pengungkapan spesifik yang dibuat.
Contohnya ketika estimasi laba per saham dirilis ke publik pada
awal tahun fiskal, ada tekanan bagi manajer untuk mengambil
tindakan selama tahun (periode) yang menghasilkan laba per
saham yang sebenarnya menjadi lebih dekat dari estimasi menjadi
lebih jauh dari estimasi. Manajemen mungkin menolak
kesempatan yang memaksimalkan nilai perusahaan, tapi itu akan
menghasilkan laba per saham yang sebenarnya menyimpang jauh
dari estimasi laba per saham yang dirilis ke publik.
C. RRA ” The Effect of Mandatory CSR Disclosure on Firm Profitability and
Social Externalities : Evidence from China’’

Kerangka Berpikir

1. Fenomena
Fenomena dalam penelitian ini yaitu fokus global yang berkembang pada
keberlanjutan ekonomi dan lingkungan telah memicu kecenderungan yang
mengharuskan perusahaan untuk mengungkapkan kegiatan tanggung jawab
sosial perusahaan (CSR) mereka. Kegiatan CSR mencakup sosial perusahaan
dan perilaku lingkungan yang melampaui persyaratan hukum atau peraturan
yang relevan pada pasar dan/atau ekonomi (Kitzmueller dan Shimshack,
2012). Kecenderungan ini membutuhkan pengungkapan CSR yang menarik
bagi regulator, investor, dan pemangku kepentingan, terutama di ekonomi
berkembang.
The growing global focus on economic and environmental
sustainability has triggered a trend toward requiring firms to disclose
their corporate social responsibility (CSR) activities (hereafter,
mandatory CSR disclosure). 1 CSR activities encompass corporate
social and environmental behavior that goes beyond the legal or
regulatory requirement of the relevant market and/or economy
(Kitzmueller and Shimshack, 2012). This trend toward requiring CSR
disclosure is of particular interest to regulators, investors, and
stakeholders, especially inemerging economies. [page-2].
2. Masalah Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menguji dampak pengungkapan CSR wajib
pada perusahaan kinerja dan eksternalitas sosial, dan menguji dampak dari
mandat pengungkapan CSR yang diberlakukan di Cina pada tahun 2008.
This trend toward requiring CSR disclosure is of particular interest to
regulators, investors, and stakeholders, especially inemerging
economies. [page-1].
3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk memeriksa bagaimana pengungkapan
CSR berdampak pada kinerja perusahaan dan eksternalitas sosial.
We examine how mandatory disclosure of corporate social
responsibility (CSR) impacts firm performance and social externalities
(page-1)
4. Research Gap
Studi yang dilakukan oleh Edmans pada tahun 2012 serta Servaes dan
Tamayo pada tahun 2013 menemukan bahwa kegiata CSR memberikan
sejumlah manfaat bagi para stakeholder perusahaan termasuk peningkatan
moral karyawan, reputasi yang lebih baik serta terdapat adanya pertumbuhan
perusahaan yang harmonis. Namun, peneliti tertarik untuk meneliti terkait
dengan apakah pemungkapan secara wajib akan mempengaruhi perilaku CSR
perusahaan, kinerja perusahaan serta tingkat polusi kota secara umum
5. Landasan Teori
Berdasarkan teori keagenan (agency theory) menyatakan bahwa
adanya kepentingan pribadi dari manajer untuk memaksimalkan
kesejahteraannya sendiri dengan cara terlibat dalam proyek yang tidak
efektif atau menghabiskan sumber daya untuk proyek hewan peliharaan
dengan kedok CSR.
Another reason mandatory CSR disclosure may not impact
pollution levels is the agency problem. Managers motivat ed by
their own private benefit consumption may engage in ineffective
projects or spend resources on pet projects under the guise of
CSR, instead of focusing on projects that benefit society. [page
2]
6. Metode Penelitian
a. Hipotesis
H1:Perusahaan mengalami penurunan kinerja set elah
pengungkapan CSR
H2: Kota-kota mengalami penurunan polusi setelah pengungkapan
CSR
b. Sample
Berfokus dalam penelitian ini peneliti berfokus kepada
perusahaan yang terdaftar di Shanghai Stock Exchange (SSE) serta
Shenzhen Stock Exchange (SZSE) pada periode tahun 2006 dan
201, dengan menggunakan tahun 2006-2008 sebagai para-peiode
dan 2009-2011 sebagai pasca-periode. Peneliti memperoleh
informasi berdasarkan informasi harga saham dan laporan keuangan
dari database China Security Market and Accounting Research
(CSMAR) dan data polusi dan ekonomi dari database Ekonomi
Regional GTA. Berdasarkan informasi dan laporan tersebut peneliti
mengidentifikasi jumlah sample 6.952 yang terdiri dari 1.674
treatment firm-years dan 5.278 benchmark firm-years.
We focus on A-share (local share) firms listed on the
Shanghai Stock Exchange (SSE) and Shenzhen Stock Exchange
(SZSE) between 2006 and 2011, using 2006- 2008 as the pre-
period and 2009-2011 as the post-period. [page 2]
We obtain stock price and financial statement information
from the China Security Market and Accounting Research
(CSMAR) database and pollution and economic data from the
GTA Regional Economy database. After these exclusions, we are
left with a sample of 6,952 firm-years. From this sample, we
identify 1,674 treatment firm-years and 5,278 benchmark firm-
years. [page 11]
c. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian DiD
yang membandingkan perubahan profitabilitas perusahaan antara
perusahaan perawatan dengan perubahan profitabilitas perusahaan.
Peneliti menggunakan ROA dan ROE untuk mengukur profitabilitas
perusahaan yang memungkinkan peneliti untuk membuat kesimpulan
mengenai kinerja perusahaan yang tidak bergantung pada leverage, serta
membuat kesimpulan yang lebih sebanding mengenai kekayaan
pemegang saham dan harga saham. peneliti menggunakan Pendekatan
PSM untuk lebih mencocokkan perusahaan pelapor CSR kami dengan
perusahaan pelapor non-CSR, menggunakan regresi logit untuk
memperkirakan kemungkinan terjadi perusahaan perawatan. Dalam
penelitian, peneliti menyertakan empat set variabel dalam regresi, yaitu:
 Pasar kapitalisasi ( MV ), perputaran saham ( Turnover ), return
saham ( Return ), dan return on equity ( ROE )
 Persentase saham yang dimiliki oleh pemerintah, variabel dummy
yang menunjukkan apakah eksekutif puncak perusahaan adalah
mantan pejabat pemerintah dan donasi untuk menangkap
karakteristik tata kelola perusahaan dan strategi politik/sosial
 jumlah analis yang mengikuti ( Analis ), terutama yang terdiri dari
perantara keuangan.
 variabel dummy yang menunjukkan perusahaan di industri dengan
polusi tinggi ( Polluting firm )
7. Hasil Penelitian
a. Hasil ini menunjukkan bahwa, relatif terhadap perusahaan
pelapor non CSR, perusahaan pelapor CSR wajib mengalami
penurunan profitabilitas setelah pengungkapan.
b. Secara kolektif, hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengeluaran CSR setelah mandat pengungkapan terutama karena
tekanan politik/sosial daripada pertimbangan ekonomi.
c. Hasil ini menunjukkan bahwa relatif terhadap perusahaan yang
mendapatkan perlakuan dari penelitian mengalami mengalami
penurunan kematian di tempat kerja setelah mandat
pengungkapan CSR. Dengan demikian, analisis ini memberikan
dukungan lebih lanjut bahwa pengungkapan CSR wajib
menghasilkan eksternalitas positif.

These results suggest that, relative to non CSR reporting firms,


mandatory CSR reporting firms experience a decrease in
profitability subsequent to the disclosure shock. [page 15]
Collectively, our results suggest that CSR spending subsequent
to the disclosure mandate is mainly due to political
pressure/social rather than economic considerations. [page 22]
This result suggests that relative to benchmark firms, treatment
firms experience a decrease in workplace fatalities after the
CSR disclosure mandate. Thus, this analysis provides further
support that mandatory CSR disclosure generates positive
externalities. [page 27]
8. Kesimpulan
Perusahaan yang termasuk dalam mandat pengungkapan 2008
mengalami penurunan dalam profitabilitas. Selain itu, kota-kota yang
paling terkena dampak mandat pengungkapan CSR mengalami
penurunan kadar air limbah industri dan emisi SO2 setelah mandat.
Pengeluaran CSR sebagian besar didorong oleh faktor politik/sosial
daripada pertimbangan ekonomi. Selain itu, konflik keagenan antara
politisi/BUMN manajer dan pemegang saham minoritas menyebabkan
pengeluaran CSR kurang efisien, sehingga melemahkan potensi dampak
sosial positif dari mandat tersebut
9. Kritik dan Saran
Peneliti memberikan saran terhadapa penelitian selanjutnya agar di
dalam pengungkapan CSR wajib meningkatkan tekanan politik/sosial
mengenai kegiatan CSR perusahaan, dikarenakan peneliti menemukan
bahwa pengeluaran CSR sebagian besar didorong oleh faktor
politik/sosial daripada pertimbangan ekonomi. Serta peneliti
menyarankan bahwa pengungkapan CSR wajib mengubah perilaku
perusahaan dan menghasilkan eksternalitas positif bagi masyarakat
dengan mengorbankan pemegang saham.
Consistent with the notion that mandatory CSR disclosure
increases political/social pressure regarding a firm’s CSR
activities, we find that CSR spending is largely driven by
political/social factors rather than economic considerations. In
sum, our findings are consistent with the notion that mandatory
CSR disclosure changes firm behavior and generates positive
externalities to society at the expense of shareholders.[page 29]
DAFTAR RUJUKAN

Yook, K. C. 2003. Larger return to cash acquisitions: Signaling effect or leverage


effect?. The Journal of Business, 76(3), 477-498.

Carcello, J. V., & Neal, T. L. 2003. Audit committee characteristics and auditor
dismissals following “new” going‐concern reports. The accounting review,
78(1), 95-117.

Anda mungkin juga menyukai