Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

DIARE PADA ANAK DENGAN DEHIDRASI SEDANG

PEMBIMBIMBING AKADEMIK
Ns. Armina, M.Kep.,Sp.Kep.An

DISUSUN OLEH :
Ririn Turma Yunita
202091077
Kelompok : Zeta

PROFESI NERS REGULER B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM JAMBI

2021
A. Definisi

Nursalam (2008), mengatakan diare pada dasarnya adalah frekuensi buang air
besar yang lebih sering dari biasanya dengan konsistensi yang lebih encer. Diare
merupakan gangguan buang air besar atau BAB ditandai dengan BAB lebih dari 3 kali
sehari dengan konsistensi tinja cair, dapat disertai dengan darah dan atau lender
(Riskesdas,2013).
Diare yaitu penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi feses.
Seseorang dikatakan menderita diare bila feses lebih berair dari biasanya, dan bila buang
air besar lebih dari tiga kali, atau buang air besar yang berair tetapi tidak berdarah dalam
waktu 24 jam (Dinkes, 2016).
WHO (2009), mengatakan diare adalah suatu keadaan buang air besar (BAB)
dengan konsistensi lembek hingga cair dan frekuensi lebih dari tiga kali sehari. Diare
akut berlangsung selama 3-7 hari, sedangkan diare persisten terjadi selama ≥ 14 hari.
Penularan diare karena infeksi melalui transmisi fekal oral langsung dari penderita
diare atau melaui makan dan minuman yang terkontaminasi bakteri pathogen yang
berasal dari tinja manusia, hewan atau bahan muntahan penderita dan juga dapat melalui
udara atau melalui aktifitas seksual kontak oral genital atau oral anal.
B. Etiologi
1. Diare akut
Virus : rotavirus, adenovirus, norwalk virus.
Parasit, protozoa : giardia lambdia, entamoeba hystalitica, trikomonas hominis,
isospora sp, cacing (A lumbricoides, A. Duodenale, N.americanus, T. Trichiura,
O.vermicularis, S.strecolaris,T.saginata,T.sollium).
Bakteri : yang memproduksi enteroksin (S aureus, C perfrigens, E coli, V cholera, C
difficile) dan yang menimbulkan inflamasi mukosa usus (Shingella, salmonella spp,
yersinia)
2. Diare kronik
Umumnya diare kronik dapat dikelompokan dalam 6 kategori pathogenesis terjadinya
- Diare osmotic
- Diare sekretorik
- Diare karena gangguan motilitas
- Diare inflamatorik
- Malabsorbsi
- Infeksi kronik
C. Tanda dan gejala diare

Menurut Kementerian Kesehatan RI (2015), tanda dan gejala diare pada anak
adalah sebagai berikut:

a. Diare akut

1) Diare dehidrasi berat: letargi/tidak sadar, mata cekung, tidak bisa minum/malas
minum, cubitan kulit perut kembali sangat lambat.
2) Diare dehidrasi ringan/sedang: gelisah, rewel, mudah marah, mata cekung,
cubitan kulit perut kembali lambat, selalu ingin minum/ada rasa haus.
3) Diare tanpa dehidrasi: keadaan umum baik dan sadar, mata tidak cekung, tidak
ada rasa haus berlebih, turgor kulit normal.
b. Diare persisten atau kronis dengan dehidrasi/tanpa dehidrasi
c. Diare disentri: ada darah dalam tinja
D. Manifestasi Klinis
1. Diare akut
- Akan hilang dalam waktu 72 jam dari onset
- Onset yang tak terduga dari buang air besar encer, gas-gas dalam perut, rasa tidak
enak, nyeri perut.
- Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai keram dan bunyi pada perut
- Demam
2. Diare kronik
- Serangan lebih sering selama 2-3 periode yang lebih panjang
- Penurunan BB dan nafsu makan
- Demam terjadi indikasi infeksi
- Dehidrasi tanda-tandanya hipotensi takikardia, denyut lemah

Bentuk klinis diare :


Diagnose Dehidrasi pada keadaan
- Diare cair - Diare lebih dari 3 kali sehari berlangsung kurang darioi 14 hari
akut: - tidak mengandung darah

- Kolera : - Diare air cucian beras yang sering dan banyak dan cepat
menimbulkan dehidrasi berat
- Diare dengan dehidrasi berat selama terjadi KLB kolera
- Diare dengan hasil kultur tinja positif untuk V.cholera 01 atau
0139

- Disentri : - Diare berdarah (terlihat atau dilaporkan

- Diare - Diare berlangsung selama 14 hari atau lebih


persisten :

- Diare - Diare apapun yang disertai gizi buruk


dengan gizi
buruk :

- Diare - Mendapat pengobatan antibiotic oral spectrum luas


terkait
antibiotika :

- Invaginasi: - Dominan darah dan lendir dalam tinja


- Masa intra abdominal (abdominal mass)
- Tangisan keras dan kepucatan pada bayi

Klasifikasi tingkat dehidrasi anak dengan diare :


Klasifikasi Tanda-Tanda atau Gejala Pengobatan

- Dehidrasi Terdapat 2 atau lebih tanda Beri cairan untuk diare


berat: - Letargis/tidak sadar dengan dahidrasi berat
- Mata cekung
- Tidak bisa minum atau malas minum
- Cubitan kulit perut kembali sangat
lambat (>2 detik)

- Dehidrasi Terdapat 2 atau lebih tanda : - Beri anak cairan dengan


ringan - Rewel, gelisah makanan untuk dehidrasi
atau - Mata cekung ringan
sedang : - Minum dengan lahap, haus - Setelah rehidrasi, nasehati
- Cubitan kulit kembali dengan lambat ibu untuk penanganan
dirumah dan kapan kembali
segera
- Tanpa Tidak terdapat cukup tanda untuk - Beri cairan dan makanan,
dehidrasi: diklasifikasikan sebagai dehidrasi ringan untuk menangani diare
atau berat dirumah
- Nasehati ibu kapan kembali
segera
- Kunjungan ulang dalam
waktu 5 hari jika tidak
membaik

E. Komplikasi diare

Menurut Dwienda (2014), komplikasi yang dapat diakibatkan oleh diare adalah sebagai
berikut:

a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, hipertonik).

b. Hipokalemia (dengan gejala ineteorismus, lemah, bradikardi).

c. Hipoglikemi.

d. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan tinja
- Makroskopis mikroskopis
- Ph dan kadar gula dalam tinja
- Biakan dan resistensi feses (colok dubur)
2. Analisa gas darah apabila didapatkan tanda-tanda gangguan keseimbangan asam basa
(pernafasan kusmaul)
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatini untuk mengetahui faal ginjal
4. Pemeriksaan elektrolit terutam a Na,K,Kalsium dan Posfat
G. Penatalaksanaan
1. Ajarkan pada orang tua mengenai perawatan anak, pemberian makan dan minum (misal
oralit)
2. Ajarkan mengenai tanda-tanda dehidrasi (ubun-ubun dan mata cekung, turgor kulit tidak
elastis, membran mukosa kering) dan segera dibawa ke dokter
3. Jelaskan obat-obatan yang dibeikan, efek samping dan kegunaannya
4. Asupan nutrisi harus diteruskan untuk mencegah atau meminimalkan gangguan gizi yang
terjadi
5. Banyak minum air
6. Hindari konsumsi minuman bersoda/minuman ringan yang banyak mengandung glukosa
karena glukosa/gula dapat menyebabkan air terserap keusus sehingga memperberat
kondisi diare
7. Biasakn cuci tangan seluruuh bagian dengan sabun dan aiar tiap kali sesudah buang air
besar atau kecil dan sebelum menyiapkan makanan untuk mencegah penularan diare
8. Hindari produk atau susu dan makanan berlemak, tinggi serat atau sangat manis hingga
gejala diare membaik.
Penanganan diare di rumah
Jelaskan kepada ibu tentang 4 aturan perawatan dirumah : beri cairan tambahan, beri
tablet zinc, lanjutkan pemberian makan, kapan harus kembali
1) Beri cairan tambahan (sebanyak anak mau)
Jelaskan kepada ibu :
- Pada bayi muda, pemberian ASI merupakan pemberian cairan tambahan yang
utama. Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian.
- Jika anak memperoleh ASI ekslusif, beri oralit atau air matang sebagai tambahan.
- Jika anak tidak memeperoleh ASI eksklusif, beri 1 atau lebih cairan berikut ini:
oralit, cairan makanan(kuah sayur atau tajin)atau air matang.
Anak harus diberi larutan oralit dirumah jika :
- Anak telah diobati dengan rencana terapi B atau C dalam kunjungan ini.
- Anak tidak dapat kembali ke klinik jika diarenya bartambah parah.
Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit, beri ibu 6 bungkus oralit (200ml)
untuk digunakan dirumah.
Tunjukan kepada ibu berapa banyak cairan termasuk oralit yang harus diberikan
sebagai tambahan bagi kebutuhan cairanya sehari-hari :
<2 tahun 50 sampai 100 ml setiap kali BAB
>2 tahun 100 sampai 200 ml setiap kali BAB
Katakan kepada ibu :
- Agar meminumkan sedikit sedikit tetapi seringdari mangkuk/cangkir/gelas.
- Jika anak muntah tunggu 10 menit. Kemudian lanjutkan lagi dengan lebih
lambat.
- Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti
2). Beri tablet zinc
Pada anak umur 2 bulan ke atas beri tablet zinc selama 10 hari dengan dosis
- Umur <6 bulan :1/2 tablet (10 mg) per hari
- Umur >6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari
3). Lanjutkan pemberian makan atau ASI
4) Kapan harus kembali
H. Patway/ WOC

infeksi Makanan psikologi

Berkembang di usus Toksik (makanan ansietas


basi/rusak)

Hipersekresi air & elektrolit Malabsorbsi KH,


hiperperistaltik lemak, protein

Isi usus
Penyerapan makanan
Tekanan osmotik
diusus menurun

Pergeseran air dan


elektrolit ke usus

Diare

Frekuensi BAB meningkat Distensi abdomen

Hilang cairan & elektrolit MK:Gangguan Mual muntah


berlebihan integritas kulit
perianal
Nafsu makan menurun
MK: Gangguan Asidosis metabolik
keseimbangan cairan &
elektrolit sesak MK:Ketidakseimbanga
n nutrisi kurang dari
Dehidrasi
kebutuhan tubuh
MK:Gangguan
pertukaran gas

MK:Kekurangan volume MK: Resiko syok MK:Pola nafas tidak


cairan (hipovolemik) efektif
Asuhan Keperawatan Teoritis Diare

1. Pengkajian
1) Dapatkan riwayat penyakit termasuk hal – hal berikut.
a) Kemungkinan memakan makanan atau air terkontaminasi.
b) Kemungknan infeksi di tempat lain (misalnya pernafasan, infeksi
saluran kemih)
2) Lakukan pengkajian fisik rutin meliputi jumlah daire dan konsitensi,
3) Observasi adanya manisfestasi gastroenteritis
4) Kaji status dehidrasi
5) Catat keluaran rektal yang meliputi jumlah, volume, dan karakteristik.
6) Observasi dan catat adanya tanda – tanda yang berkaitan seperti
tenesmus, kram, dan muntah.
7) Identifikasi sumber infeksi misalnya periksa anggota rumah yang lain
dan rujuk pada pengobatan bila diindikasikan.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pengkajian dan analisa data, ditemukan alternatif diagnosa keperawatan
yang mungkin muncul pada masalah kebutuhan dasar kekurangan cairan menurut
(NANDA 2015) yaitu:
a. Diare berhubungan dengan proses infeksi, inflamasi di usus
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
muntah.
d. Gangguan keseimbangan cairan & elektrolit
e. Pola nafas inefektif
f. Gangguan integritas kulit
h. Gangguan pertukaran gas

3. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1 Diare berhubungan Setelah dilakukan tindakan NIC :
keperawatan 3x24 jam 1. Diarhae Menagement
dengan proses
diharapkan Diare pada klien 2. Evaluasi efek samping
infeksi, inflamasi di teratasi. pengobatan terhadap
NOC : gastrointestinal
usus
1. Bowel elimination 3. Ajarkan pasien untuk
2. Electrolyte and acid menggunakan obat anti diare
base balance 4. Evaluasi intake makanan
Kriteria hasil : yang masuk
1. Fases berbentuk, BAB 5. Identifikasi faktor penyebab
2. Menjaga daerah sekitar dari diare
rectal dari iritasi 6. Monitor tanda dan gejal
3. Tidak mengalami diare diare
4. Menjelaskan penyebab 7. Observasi turgor kulit secara
diare dan rasional tindakan rutin
5. Mempertahankan turgor 8. Ukur diare/keluaran
Kulit BAB
9. Hubungi dokter jika ada
kenaikan bising usus
10. Monitor persiapan
makanan yang aman

2 Kekurangan volume Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tanda – tanda vital


keperawatan selama 3x24 pasien
cairan berhubungan
jam diharapkan kekurangan 2. Kaji tanda – tanda dehidrasi
dengan kehilangan volume cairan teratasi 3. Kaji intake dan output cairan
dengan kriteria hasil : 4. Anjurkan keluarga untuk
cairan aktif
1. Tidak ada tanda-tanda memberikan minum sedikit
dehidrasi tapi sering.
2. Elastis turgor baik, 5. Kolaborasi dengan tim
membrane mukosa medis dalam pemberian obat
lembab dan cairan, infus NACL gtt
3. BAB normal 16 x/m dan oralit.
4. TTV dalam batas normal

3 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji pola nutrisi pasien


nutrisi kurang dari keperawatan selama 3x24 2. Timbang berat badan pasien
kebutuhan tubuh jam diharapkan kekurangan 3. Kaji fakor penyebab
berhubungan dengan nutrisi terpenuhi dengan gangguan pemenuhan nutrisi
mual muntah. kriteria hasil : 4. Anjurkan klien untuk
1. Kebutuhan nutrisi meningkatka protein dan
terpenuhi vitamin
2. Mual dan muntah tidak ada 5. Berikan diet dalam kondisi
3. Nafsu makan meningkat hangat dan porsi kecil tapi
4. Tidak ada tanda – tanda sering
malnutrisi 6. Kolaborasi dengan tim ahli
5. Tidak terjadi penurunan gizi dalam pemenuhan /
berat badan yang berarti penentuan diet pasien
6. Tidak terjadi penurunan
berat badan yang berarti
7. Menunjukkan peningkatan
fungsi pengecapan dan
menelan
Pola nafas tidak Setelah dilakukan tindakan Pastikan kebutuhan oral /
efektif keperawatan selama 3x 24 tracheal suctioning.
jam.pasien menunjukkan Berikan O2
keefektifan pola nafas, Anjurkan pasien untuk istirahat
dibuktikan dengan kriteria dan napas dalam Posisikan
hasil: 1. Mendemonstrasikan pasien untuk memaksimalkan
batuk efektif dan suara nafas ventilasi
yang bersih, tidak ada Lakukan fisioterapi dada jika
sianosis dan dyspneu (mampu perlu Keluarkan sekret dengan
mengeluarkan sputum, batuk atau suction
mampu bernafas dg mudah, Auskultasi suara nafas, catat
tidakada pursed lips) adanya suara tambahan
2. Menunjukkan jalan nafas Berikan bronkodilator : -
yang paten (klien tidak Monitor status hemodinamik
merasa tercekik, irama nafas, Berikan pelembab udara Kassa
frekuensi pernafasan dalam basah NaCl Lembab
rentang normal, tidak ada Berikan antibiotik :
suara nafas abnormal) Atur intake untuk cairan
3.Tanda Tanda vital dalam mengoptimalkan
rentang normal (tekanan keseimbangan. Monitor
darah, nadi, pernafasan) respirasi dan status O2
Pertahankan hidrasi yang
adekuat untuk mengencerkan
sekret Jelaskan pada pasien dan
keluarga tentang penggunaan
peralatan : O2, Suction,
Inhalasi
Kerusakan NOC: NIC:
integritas kulit Integritas jaringan: Kulit Manajemen elektrolit/
& membran mukosa cairan
Setelah dilakukan tindakan Tindakan keperawatan:
keperawatan diharapkan 1. Monitor kehilangan
keutuhan dan fungsi kulit cairan (misalnya, muntah,
pasien tidak terganggu, diare)
dengan Kriteria hasil:
1. Integritas kulit(5) 2. Tingkatkan intake asupan
2. Suhu kulit(5) cairan per oral
3. Elastisitas(5) 3. Pastikan bahwa
4. Hidrasi(4) larutan intravena yang
5. Perfusi jaringan(5) mengandung elektrolit
diberikan dengan aliran
Keterangan: yangkonstan dan sesuai
(4) : Sedikit terganggu
(5) : Tidak terganggu
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Manajemen Terpadu Balita Sakit


(MTBS). Jakarta

Herdman, T, Heather. NANDA Internasional Inc. Diagnosa Keperawatan: Defenisi &


Klasifikasi 2015-2017 edisi 10. Jakarta: EGC

Hidayat, Aziz Alimul A. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba
Medika. Perawatan anak sakit edisi 2. Jakarta : EGC

Nanda Nic-Noc. EdisiRevisiJilid 1. Asuhan Keperawatan Keperawatan Praktis


(2015). Jogja : Media Action

Nursalam, Susilaningrum, R.; & Utami, R. 2008. Asuhan keperawatan bayi dan
anak. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai