Anda Juga boleh Mencari BEP dengan refrensi dari sumber lainnya
BEP = Biaya Tetap / (Harga Per Unit / Biaya Variabel Per Unit)
BEP = Biaya Tetap / (Kontribusi Margin Per Unit / Harga Per Unit)
Contoh kasus:
Pak Pandu memiliki sebuah toko sepeda dengan ketentuan sebagai berikut:
BEP = Biaya Tetap / (Harga Per Unit / Biaya Variabel Per Unit)
Dengan demikian, Pak Pandu dapat mengalami balik modal jika bisa menjual empat unit sepeda dalam
satu bulan dan akan mendapatkan keuntungan jika lebih dari itu.
BEP = Biaya Tetap / (Kontribusi Margin Per Unit / Harga Per Unit)
BEP = 5.000.000 / (Harga Jual – Biaya Variabel Per Unit) / Harga Per Unit
BEP = Rp5.600.000
Dengan demikian, Pak Ruslan dapat mencapai BEP ketika angka penjualannya mencapai
Rp6.250.000. Jika melewati angka tersebut, maka sudah balik modal dan bisa menghitung keuntungan.
Contoh Lainnya.
PT. PANDU MEDIKAL memiliki data-data dan rencana produksi sebagai berikut:
Biaya tetap dalam bulan Desember 2020 adalah Rp. 70.000.000 dengan rincian sbb:
Maka perhitungannya untuk BEP dalam unit dan BEP dalam rupiah adalah:
BEP Unit = Biaya Tetap /(Harga Jual per unit – Biaya Variabel per unit)
Jadi BEP per unit dari contoh di atas adalah Rp. 3.500/unit
BEP Rupiah = Biaya Tetap /(Kontribusi Margin per unit: Harga Jual Per unit
Untuk memperoleh titik impas dengan harga jual Rp. 55.000 per unit, maka perusahaan harus mampu
menjual produk sebanyak 3.500 unit. Jika penjualan tidak sampai 3.500 unit, maka perusahaan
terindikasi merugi karena biaya produksi tidak tertutupi.
Selain mencari tahu di mana titik impas, BEP juga bisa digunakan untuk menentukan minimal
penjualan agar target laba yang diinginkan tercapai. Bagaimana caranya?
Misalkan, perusahaan ingin mendapat laba Rp. 30.000.000, maka lakukan perhitungan ini:
BEP-Laba = Biaya Tetap + Target Laba)/(Harga per unit – biaya variabel per unit)
Jadi, target laba sebesar Rp. 30.000.000 bisa dicapai perusahaan jika penjualan produk menyentuh
angka 5.000 unit.