Anda di halaman 1dari 8

TUGAS FILSAFAT DAN ILMU LOGIKA

OPOSISI

Disusun oleh :
Kelompok 8/IK-2:
Muhamad Alif Akbar 41819043
Muhammad Garin Garnida 41819051
Amanda Prilanthy 41819062
Tirza Aquire 41819063
Benedictus Rangga 41819073

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang membicarakan tentang oposisi ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Kiki
Zakiah, M.SI pada Mata Kuliah Filsafat dan Ilmu Logika. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Oposisi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Kiki Zakiah, M.SI, selaku dosen mata kuliah

Filsafat dan Ilmu Logika yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 2021

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5
2.1 Pengertian Oposisi.......................................................................................................................5
2.2 Macam – Macam Hubungan Logika................................................................................................5
BAB III....................................................................................................................................................8
PENUTUP...............................................................................................................................................8

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Logika berasal dari kata Yunani kuno (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal
pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika adalah salah satu
cabang filsafat. Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin: logica scientia)
atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara
lurus, tepat, dan teratur. Ilmu di sini mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui
dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke
dalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk
akal. Oposisi merupakan dua pernyataan yang berlawanan ke duanya menginformasikan
permasalahan yang sama .

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu oposisi?
2. Apa saja macam – macam hubungan logika

1.3 Tujuan Penulisan


Agar mahasiswa mengetahui apa itu oposisi dan apa saja yang terdapat dalam
hubungan logika. Selain itu, di sertai dengan contoh-contoh dan juga penjelasan agar
mahasiswa bisa lebih memahami macam-macam isi dari hubungan logika.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Oposisi


Oposisi dalam logika diartikan dengan pertentangan antara dua pernyataan atas
dasar pengolahan term yang sama. Pertentangan disini diartikan juga dengan hubungan
logis, yaitu hubungan yang di dalamnya terkandung adanya suatu penilaian benar atau salah
terhadap dua pernyataan yang diperbandingkan.
Adapun dua pernyataan yang diperbandingkan atau dihubungkan itu dapat juga
keduanya berbentuk pernyataan yang terdiri dari satu term, dan dapat juga keduanya
berbentuk pernyataan yang terdiri dua trem sebagai subyek dan predikat yang disebut
dengan proposisi kategoris.

2.2 Macam – Macam Hubungan Logika


Hubungan Logika di bagi menjadi beberapa bagian seperti Hubungan independen
(tak beraturan), Hubungan Ekuivalen (persamaan), Hubungan Kontradiktori (pertentangan),
Hubungan Kontrari (perlawanan), Hubungan Sub-Kontrari (setengah perlawanan), dan
Hubungan Implikasi (mencakup). Dan berikut penjelasannya :
a. Hubungan Independen (tak beraturan)
Dua pernyataan mempunyai hubungan independen manakala keduanya
menampilkan permasalahan yang sama sekali terpisah dan juga hubungan
independen mempunyai tabi’at benar tidaknya pernyataan pertama tidak bisa
digunakan untuk menentukan benar tidaknya pernyataan lain. seperti halnya
pernyataan berikut:

Contoh :

 Kuda sumbawa kuat-kuat


Pohon asam berakar tunggang

 Semua kelinci adalah lemah.


Semua kelinci pemakan daun-daunan

 Bahasa arab adalah sukar


Logika adalah sukar
b. Hubungan Ekuivalen (persamaan)

5
Dua pernyataan mempunyai hubungan ekuivalen manakala keduanya
mempunyai makna yang sama. Hubungan ekuivalen mempunyai tabi’at benar
salahnya pernyataan yang satu menentukan benar salahnya pernyataan lain. Dengan
kata lain, ketika satu pernyataan yang satu benar, maka pernyataan yang lain secara
otomatis aka benar juga.
Contoh :

 Semua besi adalah logam


Sebagian logam adalah besi
 Sebagian cendikiawan menjadi menteri
Sebagian cendikiawan bukan tak menjadi menteri

c. Hubungan Kontradiktori (pertentangan)


Dua pernyataan mempunyai hubungan kontradiktori manakala keduanya terdiri
term subyek dan predikat yang sama tetapi berbeda dalam kualitas mapun kuantitas.
Hubungan kontrari ini mempunyai tabi’at: Salah satu pernyataan harus salah dan
bisa salah keduanya.
Contoh :

 A : semua yang sukses rajin


O : sebagian yang sukses tidak rajin
 E : semua orang saleh tidak pendengki
I : sebagian orang saleh pendengki

Sepasang permasalahan kontradiktori mempuyai tabiat bila satu salah yang


lai harus benar, dan bila yang satu benar yang alin harus salah, tidak mungkin benar
keduanya. Sekarang kita buktikan tabiat hubungan kontradikori dengan contoh
pasangan A dan O diatas. Bila dalam kenyataan ‘semua orang yang sukses itu adalah
orang yang rajin’ maka pernyataan A benar dan O salah. Sedangkan bila dalam
kenyataan ‘beberapa orang yang sukses adalah orang-orang tidak rajin’, maka
pernyataa O benar dan A salah. Sekarang bagaimana jika terjadi bahwa ‘semua orang
yang sukses adalah tidak rajin’.
Manakah yang benar? Bila kenyataan demikian, maka A salah dan O benar.
Mengapa? Kita harus ingat aka arti kata ‘sebagian’. Sebagia berarti setidak-tidaknya
ada. Maksud dari pernyataan ‘Sebagian yang sukses tidak rajin’ bila ini diakui terjadi,
berarti: ada sebagian orang yang sukses tetapi tidak rajin. Jika kita mengakui bahwa
‘Semua yang sukses tidak rajin’ maka pernyataan ‘Sebagian yang sukses tidak rajin’
tidak salah, sebab apa yang benar bagi universalnya, maka benar pula partikularnya.
Jadi pernyataan ‘sebagian’ tidak menutup kebenaran universalnya. Sehingga bila E
benar maka pernyataan O yang diturunkan dari E juga benar.

d. Hubungan sub-kontrari (setengah perlawanan)

6
Dua pernyataa mempunyai hubungan sub-kontrari manakala term subyek dan
predikat pernyataan itu sama, kuatitasnya sama-sama particular berbeda dalam
kualitas. Hubungan sub-kontrari memepunyai tabiat salah satu pernyataan harus
benar dan bisa benar keduanya.
Contoh :

 I : sebagian pedagang kikir


O : sebagian pedagang tidak kikir
 E : semua patriot tidak malas
O : sebagian patriot tidak malas

Setelah uji tabiat hubungan sub-kontrari dengan mengambil pasangan I dan O diatas
sebagai contoh. Bila dalam kenyataan: semua pedagang adalah kikir, maka I benar
(ingat arti sebagian) dan O salah. Bila semua pedagang adalah tidak tidak kikir, maka
O benar dan I salah. Bila dalam kenyataan sebagian tidak kikir maka I dan O sama-
sama benar.

e. Hubungan Implikasi (mencakup)


Dua pernyataan mempunyai hubungan implikasi manakala term subyek dan
predikat pernyataan itu sama, sama-sama dalam kualitas tetapi berbeda dalam
kuantitas. Hubungan implikasi mempunyai sifat: bisa benar keduanya, salah
keduanya, atau satu benar satu salah.
Contoh :

 A : Semua mahasiswa komplek C rajin.


B : Sebagian mahasiswa komplek C rajin.

Bila dalam kenyataan: semua mahasiswa komplek C memang rajin, maka A


benar, begitu pula I. jadi disini keduanya benar. Bila dalam kenyataan; semua
mahasiswa komplek C tidak rajin, maka A maupun I salah. Di sini terjadi
kemungkinan salah keduanya. Bila dalam kenyataan: mahasiswa komplek C ada yang
rajin da nada pula yang tidak, maka I benar dan A salah. Di sini terjadi kemungkinan
satu benar dan satu salah.

7
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Oposisi merupakan pembanding pertentangan dan proposisi yang merupakan bagian dari
sifat proposisi. Proposisi-proposisi yang oposisitif ialah proposisi yang tidak mungkin
sekaligus benarwalaupun ada subyek dan predikat yang sama; oposisi ialah pembenaran
dan penyangkan terhadap yang sama, jadi terdapat petentangan kalau yang satu mengakui
dan yang satu menyangkal tentang yang sama, dan merupakan hubungan antara dua
pernyataan particular dengan dua term yang sama tapi berbeda daam kualitasnya. Dalam
pertentangan dua pernyataan particular ini, obyek dari kedua pernyataan itu adalah satu
himpunan yang dibagi dua kelompok, yang satu dengan predikat positif (afirmatif) dan yang
lain dengan predikat negative. Oleh karena itu pernyataan yang satu mengandalkan adanya
pernyataan yang lain.
Pernyataan yang kontradiksi jika salah satu diingkari akan mewujudkan suatu
persamaan arti. Negasi kontradisi dapat juga dinyatakan sebagai bentuk penatanan obverse,
yakni penyimpulan langsung dengan jalan menegasikan suatu pernyataan yang berbeda
kualitasnya sehingga menghasilkan ingkaran ingkaran yang timul menjadi problema
masyarakat
Konflik dan kompetisi merupakan bentuk umum oposisi yang umum kita jumpai di
kahidupan sehari-hari bahkan kitapun sering mngalami konflik di rumra,di kampus atau yang
sudah pasti di kosan kita akan sering mengalami konflik jadi wajar saja kalokita punya
konflik,tapi ingat konflik juga tidak harus berakhir pertumpahan darah atau permusuhan
tapi konflik bisa berakhir dengan akomondasi dan persetujuan.

Anda mungkin juga menyukai