DISUSUN OLEH
Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak musfiari haridhi selaku Dosen Pembimbing
dan kepada pak Hamdani selaku manager BUMK dan bu Yulia,SE selaku seketaris BUMK,
kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Kami memahami bahwa problem ekonomi di Desa bukan terletak pada keterbatasan
akses permodalan, akan tetapi pada motivasi masyarakatnya untuk ikut membangun
lingkungannya sendiri. Padahal, dengan jelas UU Desa 2014 telah mengamanatkan
pembangunan ekonomi harus dimulai dari Desa dengan masing-masing potensinya. Artinya,
dibutuhkan banyak sosok yang mau ikut “turun tangan” menyelesaikan problem
kesejahteraan di Desa.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui layak atau tidak layakkah BUMK Petra
Mandiri yang didirikan oleh Badan Usaha Milik Kampung Pertamina dari 5 aspek yang
diperhatikan yaitu aspek hukum atau legalitas, aspek ekonomi dan budaya, aspek pasar dan
pemasaran, aspek manajemen, dan aspek keuangan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Profil BUMG
1. Profil usaha 1
2. Profil usaha 2
3. Profil usaha 3
4. Profil usaha 4
5. Profil usaha 5
6. Struktur organisasi
1. Aspek lokasi
2. Aspek produksi/ operasi
3. Aspek pasar
4. Aspek legalitas
5. Aspek manajemen
6. Aspek keuangan
BAB III
LAMPIRAN
A. Qanun kampung pertamina kab. Aceh tamiang nomor 9 tahun 2016 tentang
pembentukan pengelolaan BUMK kampung pertamina
Menimbang :
a. bahwa untuk meningkatkan perekonomian Kampung Pertamina,mengopumalkan asct
Kampung Pertamina agar bermanfaatuntuk keseiahteraan Kampung Pertamina, meningkatkan
usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi Kampung Pertamina, mengembangkan
rencana kerjasama usaha antar Kampung dan/atau dengan pihak ketiga, menciptakan beluang
dan jaringan pasar yang mendukung kebutuhan layanan umum warga, membuka lapangan
kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan pelayanan umum,
pertumbuhan dan pemerataan ckonoini Kampung Pertamina, dan meningkatkan pendapatan
masyarakat Kampung Pertamina dan Pendapatan Asli Kampung Pertamina, maka dipandang
perlu untuk membentuk Badan Usana Milik Kampung (BUM-K),
Mengingat:
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2002 tentang Pembentukan
Kabupaten Acch Barat Daya, Kabupaten Gayo Lues,
Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten
Aceh Tamiang di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
bea Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 17,
ambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4176)
Dan
MEMUTUSKAN
Pasal 1
(1) Kampung adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat, hak
asal usul, atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
(4) Majelis Duduk Setikar Kampung yang selanjutnya disingkat MDSK adalah Lembaga
yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk
kampung berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
5) Datok Penghulu adalah pimpinan suatu kampung yang memiliki kewenangan untuk
menyelenggarakan urusan rumah tangga sendiri.
(7) qanun Kampung adalah peraturan perudang-undangan yang ditetapkan oleh Datok
Penghulu setelah dibahas dan disepakati bersama MDSK.
8) Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung, selanjutnya disingkat APB Kampung adalah
rencana keuangan tahunan kampung.
9) Pembangunan Kampung adalah rencana upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan
untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat
(10) Keuangan Kampung adalah semua hak dapat dinilai dengan uang serta segala yang
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban kampung
(11)Aset Kampung adalah barang milik kampung yang berasal dari asli kampung, Belanja
Kampung
(12) kewenangan kampung adalah kewenangan yang dimiliki kampung meliputi yang
penyelenggaraan pemerintahan kampung, pelaksanaan pembangunan kampung, pembinaan
kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat karmpung berdasarkan prakasa masyarakat,
hak asal usul dan adat istiadat.
(13) Kewenangan berdasarkan hak asal usul adalah hak yang merupakan Warisan yang masih
hidup dan prakarsa kampung atau prakarsa masyarakat kampung sesuai dengan
perkembangan kehidupan masyarakat.
(14) Kewenagan lokal berskala kampung adalah kewenangan untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat kampung yang telah dijalankan oleh kampung atau mampu dan
efektif dijalankan oleh kampung atau yang muncul karena perkembangan dan prakarsa
masyarakat kampung.
(15) Badan Usaha Milik Kampung, selanhjutnya disingkat BUM-K, adalah badan usaha yang
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh kampung memlalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan kampung yang dipisahkan gura mengelola aset, jasa
pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat kampung.
(16) Anggaran Rumah Tangga adalah anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Badan
Usaha Milik Kampung.
(17) Usaha ekonomi masyarakat adalah semua usaha ekonomi yang diusahakan oleh, dari dan
untuk masyarakat baik secara perorangan atau secara kelompok.
(18) Perseroan Terbatas yang selanjutnya disingkat PT, adalah badan hukum yang merupakan
persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan
modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam Undang- Undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
(19) Lembaga Keuangan Mikro yang selanjutnya disingkat LKM, adalah lembaga keuangan
yang khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan
masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada
anggota dan masyarakat, pengelolaan simpanan maupun pemberian jasa konsultasi
pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan.
BAB II
Pasal 2
(1) Badan Usaha Milik Kampung ini bernama Badan Usaha Milik Kampung PETRA
MANDIRI”.
(2) Badan Usaha Milik Kampung yang dimaksud berkedudukan di Kampung Pertamina.
BAB III
Pasal 3
Maksud dan tujuan pembentukan BUM-K adalah untuk meningkatkan kemampuan keuangan
pemerintah kampung dalam penyelenggaraan nama kampung, pelaksanaan pembangunan
kampung, pembinaan kemasyarakatan kampung dan pemberdayaan masyarakat kampung,
serta meningkatkan pendapatan masyarakat melalui berbagai kegaiatan ekonomi masyarakat.
Pasal 4
(5) Menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung kebutuhan layanan umum
warga,
Bagian Kesatu
Pasal 5
(2) BUM-K dapat terdiri dari unit-unit usaha yang berbadan hukum,
(3) Unit usaha yang berbadan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berupa
lembaga bisnis yang kepemilikan sahamnya berasal dari BUM-K dan masyarakat,
(4) Dalam hal BUM-K tidak mempunyai unit-unit usaha yang berbadan hukum, bentuk
organisasi BUM-K didasarkan pada Ganun Kampung. Tentang pendirian BUM-K, dan aturan
pelaksanaan diatur oleh Peraturan Datok Penghulu.
Pasal 6
(1) Perseroan Terbatas sebagai persekutuan modal, dibentuk berdasarkan perjanjian, dan
melakukan kegiatan usaha dengan modal yang Sebagian besar dimiliki oleh BUM-K, sesuai
dengan peraturan perundang-undangan tentang Perseroan Terbatas,
(2) Lembaga Keuangan Mikro dengan andil BUM-K sebesar 60 (enam puluh) persen, sesuai
dengan peraturan perundang-undangan tentang Lembaga Keuangan Mikro.
bagian Kedua
Pasal 7
(a) Penasehat,
(c) Pengawas.
(2) Penamaan susunan kepengurusan organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
menggunakan penyebutan nama setempat yang dilandasi semangat kekeluargaan dan gotong
royong
Pasal 9
(1) Penasehat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf a dijabat secara ex officio
oleh Datok Penghulu Kampung Pertamina,
Pasal 10
(1) Pelaksana Operrasional sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 ayat (1) huruf b mempunyai
tugas mengutus dan mengelola BUM-K sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga,
(2) Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 ayat (l) huruf b. terdiri atas :
a. 1 (satu) orang Manager:
b. 1 (satu) orang Sekretaris:
c. 1 (satu) orang Bendahara, dan
d. Kepala unit Usaha.
(3) Kepala unit usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d, disesuaikan dengan
jumlah unit usaha,
(4) Struktur organisasi BUM-K merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari qanun
Kampung ini,
Pasal 11
Dalam melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada Pasal 10 ayat (5), Pelaksana
Operasional dapat menunjuk anggota pengurus sesuai dengan kapasitas bidang usaha,
khususnya dalam mengurus pencatatan dan administrasi usaha dan fungsi operasional bidang
usaha:
(2) Pelaksana Operasional dapat dibantu karyawan dengan kebutuhan dan harus disertai
dengan uraian tugas berkenaan dengan tanggung jawab, pembagian peran dan aspek
pembagian kerja lainnya
Pasal 12
Pasal 13
(1) Pengawas sebagaiman dimaksud pada Pasal 8 ayat (1) huruf c mewakili kepentingan
masyarakat.
(2) Susunan kepengurusan Pengawas terdiri dan:
a. Ketua:
b. Wakil Ketua merangkap anggota,
c. Sekretaris merangkap anggota, dan
d. Anggota.
(3) Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai kewajiban menyelenggarakan
Rapat Umum untuk membahas kinerja BUM-K sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam
setahun.
(4) Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang menyelenggarakan Rapat
Umum Pengawas untuk :
a. pemilihan dan pengangkatan pengurus sebagaimana dimaksud pasa ayat(2)
b. penetapan kebijakan pengembangan kegiatan usaha dari BUM-K, dan
c. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja pelaksana operasional
(5) masa bakti pengawas diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga BUM-K
Pasal 14
Susunan kepengurusan BUM-K sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 dipilih oleh Pakis
kampung melalui musyawarah kampung sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musvawarah Desa.
Bagian Ketiga
Modal BUM-K
Pasal 15
(1) Penyertaan modal kampung sebagaimana dimaksud pada pasal 15 ayat (2) huruf a terdiri
atas : |
a. Hibah dari pihak swasta, lembagz? social ckonomi kemasyarakatan dan atau lembaga
donor yang disalurkan melalui mekanisme APB-K:
b. Bantuan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
yang disalurkan melalui mekanisme APB-K,
c. Kerjasama dari pihak swasta, lembaga social ekonomi kemasyaraatan dan atau lembaga
donor yang dipasukan sebagai kekayaan kolektif kampung dari disalurkan melalui
mekanistae APB-K, dan
d. Asset Kampung yang diserahkan kepada APB-K sesuai dengan ketentuan peraturan peru
ndang-undangan tentang Aset Kampung.
(2) Penyertaan modal masyarakat kampung sebagaimana dimaksud pada ayat 15 ayat (2)
huruf b berasal dari tabungan masyarakat dan atau simpanan masyarakat.
(3) Penyertaan modal masyarakat antar kampung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
c berasal dari tabungan dan atau simpanan masyarakat yang berdomisili di luar Kampung
Pertamina.
BAB V
KEGIATAN USAHA
Pasal 17
(1) Untuk mencapai maksud dan tujuan BUM-K menjalankan unit-unit usaha
sebagai berikut :
-Unit usaha jasa keuangan mikro:
-Unit usaha perdagangan:
-Unit usaha penyewaan;
-Unit usaha pelayanan;
-Unit usaha peternakan:
-Unit usaha pertanian:
-Unit usaha perikanan: dan
-Unit usaha pengadaan barang dan jasa.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
lebih lanjut dalam Anggaran Dasar dan Anggaran RumahTangga.
(3) Unit-unit usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berbadan hukum guna
pengembangan usaha.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk badan hukum unit-unit usaha diatur dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUM-K.
BAB VI
Pasal 18
BAB VII
Pasal 19
BAB VIII
BAGI HASIL
Pasal 20
(1)Bagi hasil usaha merupakan pendapatan BUM-K yang diperoleh dalam 1 (satu) tahun
buku dikurangi dengan penyusutan dan kewajiban termasuk pajak dalam tahun yang
bersangkutan.
(2) Pembagian hasil usaha adalah sebagai berikut :
a. Penambahan modal usaha : 30%
b. Pendapatan asli kampung : 30%
c. Penasehat :7,5%
d. Pengawas: 7.5%
e. Pelaksana operasional : 10%
f. Pengurus : 10%
g. Dana social: 5%
BAB IX
Pasal 21
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Oanun Kampung ini
dengan penempatannya dalam lembaran Kampung Pertamina Kecamatan Rantau
B. KEPUTUSAN DATOK PENGHULU PERTAMINA NOMOR 13 TAHUN 2019
TENTANG PENETAPAN SUSUNAN ORGANISASI PENGELOLA BUMK
PETRA MANDIRI KAMPUNG PERTAMINA
TENTANG
Menimbang :
a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam pasal 9 Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal,dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015
tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, danPembubaran Badan Usaha Milik Desa
dipandang perlu untuk menetapkan Susunan Organisasi Pengelola pada Badan Usaha Milik
Kampung Pertamina Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang,
Mengingat :
1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851):
2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Aceh Barat Daya,
Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Aceh
Tamiang di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun2002 Nomor 17, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4176),
3. Undang-Undang Nomor & Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5495),
6.Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 tentang
Kewenangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1037), \
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2016 tentang
Laporan Kepala Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1099),
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor20 Tahun 2018 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 611),
10. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 19 Tahun 2009 tentang Pemerintahan Kampung
(Lembaran Daerah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2009 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 15):
11. Peraturan Bupati Aceh Tamiang Nomor 32 Tahun 2018 tentang Daftar Kewenangan
Kampung Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Kampung (Berita
Daerah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2018 Nomor 32),
12.Peraturan Bupati Aceh Tamiang Nomor 33 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan
Kampung (Berita Daerah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2018 Nomor 33):
15.Qanun Kampung Pertamina Nomor 2 Tahun 2019 tentang Pembentukan Organisasi dan
Tata Kerja Pemerintah Kampung Pertamina,
16. Qanun Kampung Pertamina Nomor 3 Tahun 2019 tentang Rencana Kerja Pemerintah
Kampung Pertamina Tahun Anggaran 2019,
17. Qanun Kampung Pertamina Nomor 4 Tahun 2019 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja kampung Pertamina Tahun Anggaran 2019,
18. Qanun Kampung Pertamina Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penambahan Penyertaan
Modal Badan Usaha Milik Kampung BUMK Petra Mandiri Tahun Anggaran 2019:
MEMUTUSKAN
Menetapkan:
KESATU : nama-nama yang tersebut dalam Lampiran Keputusan ini sebagai Pelaksana
Organisasi Pengelola Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) Petra Mandiri Kampung
Pertamina Kecamatan Rantau KabupatenAceh Tamiang.
KEDUA :Susunan kepengurusan Organisasi Pengelola BUM Kampung Pertamina
“Petra Mandiri” terdiri dari :
a. Penasihat,
b. Pelaksana Operasional,
c. Pengawas, dan
d. Kepala Unit Usaha.
Masa bhakti Pengawas diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUM
Kampung.
KEENAM :BUM Kampung dapat menjalankan bisnis sosial (social business) sederhana
yang memberikan pelayanan umum (serving) kepada masyarakat dengan memperoleh
keuntungan finansial. BUM Kampung dapat menjalankan bisnis penyewaan (renting) dalam
bentuk barang dan jasa untuk melayani kebutuhan masyarakat Kampungdan ditujukan untuk
memperoleh Pendapatan Asli Kampung melalui unit-unit usaha.
Unit-unit usaha dalam BUM Kampung Petra Mandiri dapat menjalankan kegiatan usaha
penyewaan barang dan jasa, dan penjualan barang yang meliputi :
a. Jasa pencucian kendaraan bermotor, pencucian karpet dan ambal yang dikelola melalui unit
usaha Doorsmeer,
b. Jasa penyewaan alat permainan anak-anak yang dikelola oleh unit usaha Permainan Anak,
c. Jasa parkir kendaraan di lingkungan Rumah Sakit Petra Medika Pertamina Field Rantau
yang dikelola oleh unit usaha Parkir,
d. Jasa penyewaan kendaraan roda empat yang dikelola oleh unit usaha Rental Mobil, dan
e. Penjualan gas elpiji untuk masyarakat yang dikelola oleh unit usaha Pangkalan Gas.
KETUJUH :Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
LAMPIRAN KEPUTUSAN DATOK PENGHULU PERTAMINA
BAB I
DAERAH KERJA
Pasal 1
c. Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) dibentuk pada Tanggal : 05 September 2016
sampai dengan batas waktu yang tidak ditentukan.
Kampung : PERTAMINA
Kecamatan : RANTAU
BAB II
LANDASAN DAN AZAS
Pasal 2
1)Landasan Hukum
1. Pancasila
2. Undang-undang Dasar
BAB III
Pasal 3
Pasal 4
a. BUMK “ PETRA MANDIRI “berbentuk Badan Usaha Milik Kampung yang dilegalisasi
melalui Peraturan Kampung.
b. BUMK “ PETRA MANDIRI berfungsi sebagai lembaga ekonomi Kampung yang
mengembangkan usaha dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat rumah tangga.
BAB V
STATUS KEPEMILIKAN
Pasal 5
a BUMK “ PETRA MANDIRI "adalah Badan Usaha Milik Kampung yang dimiliki oleh
Pemerintah Kampung dan masyarakat dengan komposisi kepemilikan mayoritas oleh
Pemerintah Kampung
b. Yang dimaksud dengan masyarakat pada awal pendirian BUMK “ PETRA MANDIRI
“adalah Masayarakat Kampung Pertamina.
c. Dalam perkembangannya, masyarakat dapat berperan dalam kepemilikan BUMK "
PETRA MANDIRI “melalui penyertaan modal. Seperti yang dimaksud dalam bagian ayat a
maksimal 49%.
BAB VI
JENIS USAHA
Pasal 6
(1) Jenis usaha BUMK “ PETRA MANDIRI " meliputi usaha-usaha antara lain :
1. Pengelolaan Area Parkir
2. Pengelolaan Doorsmer roda dua dan roda empat
3. Wahana Permainan anak-anak
4. Sewa menyewa mobil
5. Pangkalan gas
6. Pertanian
7. Toserba
8. Perikanan dan peternakan,
9. Kegiatan perekonomian lainnya yang dibutuhkan oleh warga Kampung dan mampu
meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat.
Pasal 7
Pasal 8
BUMK " PETRA MANDIRI “dapat menjalankan usaha perantara (brokering) yang
memberikan jasa pelayanan kepada warga.
Pasal 9
BUMK “ PETRA MANDIRI “ dapat menjalankan bisnis yang berproduksi dan/atau
berdagang (trading) barang-barang tertentu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
maupun dipasarkan pada skala pasar yang lebih luas.
Pasal 10
Pasal 11
BAB VII
PERMODALAN
Pasal 12
Sumber —sumber pembiayaan /permodalan BUMK " PETRA MANDIRI “ dapat diperoleh
dari
« Modal awal BUMK “ PETRA MANDIRI “ bersumber dari APB Kampung.
« Modal BUMK “ PETRA MANDIRI “ terdiri atas:
a. Penyertaan modal Kampung: dan
b. Penyertaan modal masyarakat Kampung.
PASAL 12
Penyertaan modal Kampung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) terdiri atas:
1. Hibah dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi kemasyarakatan dan/atau Lembaga
donor yang disalurkan melalui mekanisme APB Kampung:
2. Bantuan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
yang disalurkan melalui mekanisme APB Kampung:
3. Kerjasama usaha dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi kemasyarakatan dan/atau
lembaga donor yang dipastikan sebagai kekayaan kolektif Kampung dan disalurkan melalui
mekanisme APB Kampung:
4. Aset Kampung yang diserahkan kepada APBKampung sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan tentang Aset Kampung.
PASAL 13
Penyertaan modal masyarakat Kampung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2)
berasal dari tabungan masyarakat dan atau simpanan masyarakat
BAB VIII
PASAL 14
1. Penasehat: 4. Ka.Unit
2. Pengawas.
3. Pengurus,
PASAL 15
Penasehat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat 1, dijabat secara ex officio oleh Datok
Penghulu Kampung Pertamina.
PASAL 16
Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat 3, berjumlah 3 (tiga) orang yang
terdiri dari
1. Ketua,
2. Wakil ketua merangkap anggota:
3. Sekretaris merangkap anggota
PASAL 17
PASAL 18
Ka.Unit sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat 2, terdiri dari masing-masing Ka.unit
usaha yang bertanggung jawab atas usaha yang dijalankan.
BAB IX
Pasal 15
-Dalam hal manajemen BUMK "“ Petra Mandiri “melakukan kerja sama dengan berbagai
pihak, maka pembagian sisa hasil usahanya mengacu pada pembagian seperti yang diatur
pada ayat (2), untuk itu pihak managemen BUMK “ Petra Mandiri “Kampung harus
melaksanakan usaha sebaik mungkin guna mendapatkan keuntungan sebesar mungkin untuk
manajemen BUMK “ Petra Mandiri “dengan bentuk perjanjian yang jelas.
BAB X
PEMBUKUAN
Pasal 16
BAB XI
Pasal 16
BAB I
UMUM
Pasal 1
Anggaran Rumah Tangga (ART) BUMK “PETRA MANDIRI" merupakan pengaturan lebih
lanjut dari AD BUMK “PETRA MANDIRI" dan bersumber pada Anggaran Dasar yang
berlaku dan oleh karena itu tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang ada dalam
Anggaran Dasar termaksud.
BAB II
Pasal 2
Pasal 3
1) Penasehat/Komisaris sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 dijabat secara ex officio
oleh Datok Penghulu Kampung Pertamina.
2) Masa jabatan Penasehat selama masa jabatan Datok Penghulu Kampung Pertamina.
Pasal 4
Pasal 5
Pengurus sebagai Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 3 , terdiri
dari :
1. Manager,
2. Sekretaris,
3. Bendahara,
Pengurus sebagai Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat 5
mempunyai tugas mengurus dan mengelola BUMK“PETRA MANDIRI" sesuai dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 6
Ka.unit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 4 bertanggung jawab sepenuhnya atas
usaha yang dijalani.
BAB III
Pasal 4
3) Pembina berwenang:
a. Meminta penjelasan dari Pelaksana Operasional mengenai persoalan yang menyangkut
pengelolaan usaha Desa, dan
b. Melindungi usaha Kampung terhadap hal-hal yang dapat menurunkan kinerja BUMK
“PETRA MANDIRI”
Pasal 5
Pasal 6
« Pengawas berjumlah 3 (tiga) orang yang terdiri dari seorang Ketua, Wakil merangkap
anggota, Sekretaris merangkap Anggota.
« Masa jabatan Pengawas selama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali sepanjang
memenuhi persyaratan dan berkinerja baik.
Pasal 7
2. Meminta penjelasan dari Manager dan/atau Pejabat lain di lingkungan BUMK “ PETRA
MANDIRI “mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan BUMK “ PETRA
MANDIRI "
3. meminta Direktur dan/atau Pejabat lain di lingkungan BUMK “ PETRA MANDIRI “
4. dengan sepengetahuan Manager untuk menghadiri Rapat Pengawas BUMK “ PETRA
MANDIRI “ dan
5. menghadiri rapat Pelaksana Operasional dan memberikan saran, masukan dan usul
terhadap permasalahan yang dibicarakan.
Pasal 8
« Pengawas berhak atas penghasilan Sisa Hasil Usaha (SHU) diakhir tahun sebagai
penghargaan dari pelaksanaan tugas-tugasnya.
« Pengawas mempunyai kewajiban:
1. Perumusan kebijakan operasional pemeriksaan pengelolaan BUMK “ PETRA MANDIRI
“.
2. Pelaksanaan pemeriksaan atas kebijakan Pelaksana Operasional dalam menjalankan
BUMK “ PETRA MANDIRI “,
3. Pemeriksaan aktivitas Pelaksana Operasional pada aspek administrasi dan manajemen:
4. Penyampaian laporan hasil pemeriksaan terhadap BUMK “ PETRA MANDIRI “ kepada
Penasehat,
5. Pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan dan pemeriksaan dengan persetujuan
Penasehat,
6. Memberikan masukan/saran dalam rangka meningkatkan kinerja Pelaksana Operasional
BUMK “ PETRA MANDIRI “
7. Membantu penyelesaian masalah yang dihadapi BUMK “ PETRA MANDIRI “,
Pasal 9
Segala biaya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan tugas Pengawas dibebankan kepada
BUMK “ PETRA MANDIRI “dan secara jelas dimuat dalam Rencana Kerja dan Anggaran.
Pasal 10
- Rapat Pengawas diselenggarakan paling sedikit 3 (tiga) bulan sekali.
- Keputusan rapat Pengawas diambil atas dasar musyawarah untuk mufakat.
- Dalam hal tidak tercapai kata mufakat, maka keputusan diambil berdasarkan suara
terbanyak.
- Setiap rapat Pengawas dibuat risalah rapat.
Pasal 11
Pasal 13
7. Menyusun dan menyampaikan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan yang merupakan
penjabaran tahunan dari Rencana Strategis Bisnis yang telah disetujui Pengawas kepada
Datok Penghulu untuk mendapatkan pengesahan, dan
8. Menyusun dan menyampaikan laporan seluruh kegiatan BUMK “ PETRA MANDIRI “.
Pasal 14
Manager dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
dan 7 mempunyai wewenang :
Pasal 15
Pasal 16
1. Sekretaris mempunyai tugas membantu Manager melaksanakan fungsi pengelolaan
administrasi Sumber Daya BUMK “ PETRA MANDIRI"
2. Sekretaris mempunyai kewajiban :
a. Melaksanakan kebijakan operasional pengelolaan fungsi administrasi BUMK “ PETRA
MANDIRI “,
b. Melaksanakan strategi pengelolaan administrasi BUMK “ PETRA MANDIRI
c. Memberikan pelayanan administrasi pengangkatan dan pemberhentian Pengelola Badan
BUMK “ PETRA MANDIRI “
d. Memberikan pelayanan administrasi seluruh tugas pengelola BUMK “ PETRA MANDIRI
“, baik kedalam maupun keluar,
e. Menyusun administrasi Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan tugas pengelola
BUMK “ PETRA MANDIRI “
f. Mengelola surat menyurat secara umum,
g. Mengelola kearsipan: dan
h. mengelola data dan informasi BUMK “ PETRA MANDIRI “.
i. Melaksanakan administrasi inventaris asset KampungBUMK “ PETRA MANDIRI “.
j. Mengawasi kegiatan-kegiatan unit usaha
k. Bersama Manager meneliti kebenaran dari berkas — berkas pengajuan permohonan usaha
dan pengeluaran uang BUMK.
I. Bersama Manager dan bendahara membahas dan memutuskan permohonan yang layak
direalisasi. dan juga pengecekan kebenaran saldo tabungan dan deposito
Pasal 17
1. Bendahara mempunyai tugas membantu Manager dalam melaksanakan fungsi
pengelolaan keuangan sumber daya Badan Usaha Milik Desa.
2. Bendahara mempunyai kewajiban :
a. Pelaksanakan kebijakan operasional pengelolaan fungsi keuangan Badan Usaha
Milik Desa,
b. Melaksanakan strategi pengelolaan Badan Usaha Milik Desa:
c. Menyusun pembukuan penerimaan dan pengeluaran keuangan Badan Usaha Milik
Desa:
d. Mengelola gaji dan insentif pengelola,
e. Pengelolaan belanja dan pengadaan barang/jasa BUMK “ PETRA MANDIRI "
f. Mengelola penerimaan keuangan BUMK “ PETRA MANDIRI “dan
g. Menyusun laporan pengelolaan keuangan BUMK “ PETRA MANDIRI “.
h. Menerima, menyimpan dan membayar uang berdasarkan bukti — bukti yang sah
dari Kapala-kepala unit usaha atau dari pihak-lll
i. Membantu Manager dalam membahas dan memutuskan permohonan modal usaha
yang layak direalisasikan.
j. Melaporkan posisi keuangan kepada Manager secara sistematis,
dapatdipertanggungjawabkan dan menujukan kondisi keuangan dan kelayakan
BUMK “ PETRA MANDIRI “ yang sesungguhnya. Mengeluarkan uang berdasarkan
bukti — bukti yang sah
k. Mengatur likwiditas sesuai dengan keperluan.
l. Menyetorkan uang ke Bank setelah mendapat persetujuan dari Manager.
Pasal 18
Kepala Unit Usaha mempunyai tugas membantu Manager dalam melaksanakan fungsi
pengelolaan unit usaha BUMK “ PETRA MANDIRI “.
1) Kepala Unit Usaha mempunyai wewenang:
1. Melaksanakan kebijakan operasional pengelolaan unit usaha BUMK “ PETRA
MANDIRI
2. Melaksanakan strategi pengelolaan unit usaha BUMK “ PETRA MANDIRI “,
3. Memberikan pelayanan unit usaha bagi anggota BUMK “ PETRA MANDIRI “,
4. Menyusun laporan kegiatan unit usaha BUMK “ PETRA MANDIRI ".
5. Menyetorkan uang hasil unit usaha kepada BendaharaBUMK “ PETRA MANDIRI “
Pasal 19
Pelaksana Kerja mempunyai tugas pokok membantu Kepala Unit Usaha melaksanakan fungsi
sesuai bidangnya dalam BUMK “ PETRA MANDIRI “.
« Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana ayat (1) pasal ini, uraian tugas
BAB IV
Pasal 7
1) Masa bakti Pembina/Komisaris selama masih menjabat Datok Penghulu.
2) Masa bakti pengawas selama 5 (Lima) tahun dan dapat dipilih kembali untuk satu kali
periode kepengurusan.
3) Masa bakti Pengurus sebagai pelaksana operasional selama 5 (Lima) tahun dan dapat
dipilih kembali untuk satu kali periode kepengurusan.
BAB V
Pasal 8
1. Pengurus sebagai pelaksana operasional dan Pengawas diangkat dan diberhentikan oleh
Komisaris / Penasihatberdasarkan persetujuan Majelis Duduk Setikar (MDSK) dalam
musyawarah Kampung.
2. Pelaksana Operasional dijabat dari unsur masyarakat dan dipilih dari dan oleh masyarakat
berdasarkan musyawarah Kampung yang dituangkan dalam Berita Acara.
3. Pengangkatan Pelaksana Operasional ditetapkan melalui Keputusan Datok Penghulu.
Pemberhentian Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d karena :
1. Tidak/kurang dapat memenuhi kewajibannya yang telah disepakati dalam kontrak
manajemen,
2. Melanggar ketentuan anggaran dasar dan/atau peraturan perundang-undangan:
3. Dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap, atau
4. Mengundurkan diri.
Pasal 9
Pasal 10
Paling lambat 3 (tiga) bulan sejak pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9, Pengawas melakukan sidang yang dihadiri oleh Anggota Pengawas untuk
menetapkan yang bersangkutan diberhentikan atau direhabilitasi.
- Apabila dalam waktu 3 (tiga) bulan Pengawas belum melakukan rapat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) pemberhentian sementara batal demi hukum.
- Pengawas melaporkan kepada Datok Penghulu hasil sidang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sebagai bahan Datok Penghulu untuk memberhentikan atau merehabilitasi.
- Apabila dalam persidangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pelaksana Operasional
tidak hadir tanpa alasan yang sah, yang bersangkutan dianggap menerima hasil keputusan
sidang Pengawas.
Pasal 11
Pasal 12
1. Proses pengangkatan Manager harus sudah selesai dilaksanakan oleh Datok Penghulu
paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum masa jabatan Manager yang lama berakhir.
2. Apabila sampai berakhirnya masa jabatan Manager, pengangkatan Manager baru
masih dalam proses penyelesaian, Datok Penghulu dapat menunjuk / mengangkat
Manager yang lama atau seorang Pejabat Struktural BUM Desa sebagai pejabat
sementara.
3. Pengangkatan Pejabat Sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
dengan Keputusan Datok Penghulu.
4. Keputusan Datok Penghulu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku
sampaiterpilihnya Managerdefinitif atau paling lama 6 (enam) bulan.
BAB V
Pasal 13
SUMBER PERMODALAN
Pasal 14
a. Hibah dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi kemasyarakatan dan/atau Lembaga
donor,
b. Bantuan pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten:
c. Kerja sama usaha dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi kemasyarakatan dan/atau
lembaga donor yang dipastikan sebagai kekayaan kolektif Kampung dan
d. Aset Kampung yang diserahkan kepada APB Kampung sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
e. Penyertaan Modal Masyarakat meliputi:
f. Tabungan dan/atau simpanan masyarakat
g. Hibah dari masyarakat
h. Bantuan dari pemerintah
BAB VII
SANKSI
Pasal 15
- Dalam hal terjadi kerugian BUMK " PETRA MANDIRI “ akibat penyalahgunaan
penyelewengan oleh pengelola operasional, karyawan dan anggota pengurus , Datok
Penghulu wajib memerintahkan kepada yang bersangkutan untuk mengembalikan
kerugian paling lambat 3 (Tiga) bulan sejak yang bersangkutan terbukti melakukan
kerugian pada BUMK ' PETRA MANDIRI “
- Apabila dalam waktu 3 (Tiga) bulan yang bersangkutan tidak mengembalikan maka
Datok Penghulu menyerahkan kepada pihak yang berwenang untuk diproses lebih
lanjut.
BAB VIII
Pasal 16
1. Kerugian yang dialami BUMK ' PETRA MANDIRI “ menjadi beban BUMK ' PETRA
MANDIRI "
2. Dalam hal BUMK " PETRA MANDIRI “ tidak dapat menutupi kerugian dengan aset dan
kekayaan yang dimilikinya, dinyatakan rugi melalui Musyawarah Kampung.
3. Unit usaha milik BUMK " PETRA MANDIRI “ yang tidak dapat menutupi kerugian
dengan aset dan kekayaan yang dimilikinya, dinyatakan pailit sesuai dengan ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan mengenai kepailitan.
Pasal 17
BUMK ' PETRA MANDIRI “ dapat dibubarkan berdasarkan hasil musyawarah dan/atau
keputusan Pemerintah Kampung yang ditetapkan dengan Peraturan Kampung.
1. Kekayaan BUMK ' PETRA MANDIRI “ yang dibubarkan sebagaimana dimaksud ayat (1)
kecuali hutang BUMK ' PETRA MANDIRI “ menjadi kekayaan Kampung.
2. Pemerintah wajib mengembalikan simpanan masyarakat/modal masyarakat paling banyak
sebesar kekayaan BUMK ' PETRA MANDIRI ".
Pasal 18
Pasal 19
Pasal 20
-Kepailitan BUMK ' PETRA MANDIRI " sebagaimana dimaksud dalam pasal 16, hanya
dapat diajukan oleh Datok Penghulu.
-Kepailitan BUMK ' PETRA MANDIRI “ sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
sesuai dengan mekanisme yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 21
-Pada akhir jabatan pelaksana operasional BUMK ' PETRA MANDIRI “ 5 (lima) tahun
diadakan audit independent.
-Biaya audit dibebankan kepada hasil keuntungan BUMK ' PETRA MANDIRI “
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini dapat diatur kemudian oleh
musyawarah BUMK ' PETRA MANDIRI “