Anda di halaman 1dari 58

MAKALAH

STUDI KELAYAKAN BISNIS

PROFIL DESA DAN BADAN USAHA MILIK GAMPONG/DESA


(BUMG/DES) JEULINGKE

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Studi Kelayakan Bisnis


Dosen Pembimbing : Dr. Fazli Syam BZ, SE, M.Si.Ak, CA

DISUSUN OLEH

1. Ferdiansyah Putra (Nomor Induk Mahasiswa : 1901103010142)


2. Fildzah Ghassani (Nomor Induk Mahasiswa : 1901103010121)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamiin, segala puja dan puji hanya untuk Allah tuhan semesta
alam. Mengawali kata pengantar ini, ijinkan kami untuk mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya untuk kedua orang tua kami. Dari merekalah kami mendapatkan suntikan
semangat dan ambisi yang besar untuk terus berusaha memiliki kehidupan yang lebih baik
lewat pendidikan.

Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak musfiari haridhi selaku Dosen Pembimbing
dan kepada pak Hamdani selaku manager BUMK dan bu Yulia,SE selaku seketaris BUMK,
kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Kami memahami bahwa problem ekonomi di Desa bukan terletak pada keterbatasan
akses permodalan, akan tetapi pada motivasi masyarakatnya untuk ikut membangun
lingkungannya sendiri. Padahal, dengan jelas UU Desa 2014 telah mengamanatkan
pembangunan ekonomi harus dimulai dari Desa dengan masing-masing potensinya. Artinya,
dibutuhkan banyak sosok yang mau ikut “turun tangan” menyelesaikan problem
kesejahteraan di Desa.

Banda Aceh, 5 April 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan perekonomian secara nasional menjadi fokus utama Pemerintah


Indonesia saat ini untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang makmur dan sejahtera.
Dalam pembangunan perekonomian yang dilakukan pada saat ini pemerintah mulai
mengedepankan pembangunan desa. Salah satu misi pemerintah adalah membangun daerah
pedesaan yang dapat dicapai melalui pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan
produktivitas dan keanekaragaman usaha pedesaan, ketersediaan sarana dan fasilitas untuk
mendukung ekonomi pedesaan, membangun dan memperkuat institusi yang mendukung
rantai produksi dan pemasaran, serta mengoptimalkan sumber daya sebagai dasar
pertumbuhan ekonomi pedesaan. Tujuannya, adalah untuk memberi peluang bagi
kemampuan daerah dan pedesaan sebagai tulang punggung ekonomi regional dan nasional.
Badan Usaha Milik Kampung yang selanjutnya dikenal dengan sebutan BUMK
merupakan salah satu wujud dari Badan Usaha Ekonomi yang ada di kampung. Adapun
Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) Petra Mandiri didirikan pada tanggal 1 Juni 2017.
BUMK merupakan milik masyarakat yang diusahakan serta dikelola oleh
masyarakat desa.
Terbentuknya BUMK diawali dengan berdirinya Qanun Kampung pertamina
Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 9 Tahun 2016.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:


1. Aspek-aspek apa saja yang perlu diperhatikan dalam kelayakan usaha BUMK Petra
Mandiri di Kampung Pertamina Kab. Aceh Tamiang?
2. Setelah mengetehaui aspek apa saja yang diperhatikan, apakah BUMK Petra Mandiri
layak untuk dijalankan oleh Kampung Pertamina dan penduduk setempat?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui layak atau tidak layakkah BUMK Petra
Mandiri yang didirikan oleh Badan Usaha Milik Kampung Pertamina dari 5 aspek yang
diperhatikan yaitu aspek hukum atau legalitas, aspek ekonomi dan budaya, aspek pasar dan
pemasaran, aspek manajemen, dan aspek keuangan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Profil BUMG

1. Profil usaha 1

Nama usaha : parkiran di ps


kepala unit : Hendra saputra
anggota : wendi syaputra
tanggal berdiri : 1 juni 2017
modal : (1.900.000) rompi, mantel, riyung, senter, peruit

2. Profil usaha 2

Nama usaha : doorsmeer


kepala usaha : joko ruwondo
anggota : fahro, irfan, ragil
Tanggal beridi : 1juli 2017
modal : (57.132.500) hidrolik, motor plar

3. Profil usaha 3

Nama usaha : permainan anak – anak


kepala usaha : selamat hidayat
anggota :-
tanggal bentuk : 1 juli 2017
Modal : (28.829.000) mobil mobilan, odong-odong, skooter mini

4. Profil usaha 4

Nama usaha : rental mobil


kepala unit : fahrudin
Anggota :-
Tanggal bentuk : 1 maret 2019
modal : (375.300.00) mobil innova

5. Profil usaha 5

Nama usaha : pangkalan usaha 3kg


Kepala unit : joko ruwando
Tanggal bentuk : 1 juli 2019
Anggota :-
Modal : (66.588.000) gas 3kg
Modal usaha BUMK berasal dari dana desa pertamina ada usha yang lain yaitu
menyeewakan lahan sawah. Tetapi tidak ada kepala unitnya dan keuntungan dari sawah
tergantung dari hasil panen.

6. Struktur organisasi

Penasehat BUMK : SABARIMAN, S.Ag


Pengawas BUMK : Drs. Junaidi
Wakil ketua : Indra jaya
sekretaris : Tri astute
Manager BUMK : HAMDANI
Sekretaris BUMK : Yulia, SE
Bendahara BUMK : RUDI PRANAJAYA
KA. Unit permainan anak : selamat hidayat
KA. Unit perpakiran RS : Hendra syahputra
KA. Unit doorsmer : joko ruwondo
KA. Unit rental mobil : fachruddin
KA. Unit pangkalan gas : sari tistiyanti

Visi: BUMK “petra mandiri” mewujudkan kesejahteraan masyaraka kampung pertama


melalui pengembangan usaha eknonomi dan pelayanan social. Dengan moto
“memperdayakan masyarakat menuju ekonomi mandiri”

Misi: BUMK petra mandiri mempunya misi sebagai berikut:


- Menciptakan lapangan pekerjaan
- Memberikan pelayanan yang maksimal
- Menggali potensi kampung untung didayagunakan
- Membuka pola wirausaha masyarakat
- Meningkatkan perekonomian kampung
- Meningkatkan kesejahteraan masyarakat kampung
- Mengembangkan rencana kerja sama usaha antar kampung dan dengan pihak ketiga
- Meningkatkan pendapatan masyarakat kampung dan pendapatan asli kampung

B. Aspek-aspek kelayakan BUMK petra mandiri kampung pertamina

1. Aspek lokasi
2. Aspek produksi/ operasi
3. Aspek pasar
4. Aspek legalitas
5. Aspek manajemen
6. Aspek keuangan
BAB III
LAMPIRAN

A. Qanun kampung pertamina kab. Aceh tamiang nomor 9 tahun 2016 tentang
pembentukan pengelolaan BUMK kampung pertamina

Menimbang :
a. bahwa untuk meningkatkan perekonomian Kampung Pertamina,mengopumalkan asct
Kampung Pertamina agar bermanfaatuntuk keseiahteraan Kampung Pertamina, meningkatkan
usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi Kampung Pertamina, mengembangkan
rencana kerjasama usaha antar Kampung dan/atau dengan pihak ketiga, menciptakan beluang
dan jaringan pasar yang mendukung kebutuhan layanan umum warga, membuka lapangan
kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan pelayanan umum,
pertumbuhan dan pemerataan ckonoini Kampung Pertamina, dan meningkatkan pendapatan
masyarakat Kampung Pertamina dan Pendapatan Asli Kampung Pertamina, maka dipandang
perlu untuk membentuk Badan Usana Milik Kampung (BUM-K),

b. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 4 Peraturan Menteri


Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan
Pengelolaan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa
ditetapkan dalam sebuah Ganun Kampung,

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagamana huruf a dan b,


perlu ditetapkan Ganun Kampung Pertamina yang mengatur
hal-hal pokok tentang Pembentukan dan Pengelolaan Badan
Usaha Milik Kampung.

Mengingat:
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2002 tentang Pembentukan
Kabupaten Acch Barat Daya, Kabupaten Gayo Lues,
Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten
Aceh Tamiang di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
bea Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 17,
ambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4176)

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahur 2006 tentang Pemerintahan


Aceh (Lenibaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 62. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4633):

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan


Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286):

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan


Keuangan Antara Pemerintah Pusah dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438),
5. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4756):

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan


Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234),

7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga


Keuangan Mikro (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5394),

8. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa


(Lembaran ,Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495),

9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587), sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679):

10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang


Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737):

11. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang


Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5539), sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Tahun 2015
Yomer 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5717):
12. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang, Dana
Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5558), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana
Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5694),

13. Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2014 tentang


Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
199):

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014


ientang Pedoman Teknis Peraturan Di Desa (Berita Negara
Republik Indnesia Nomor 2091),

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor Tahun 113 tentang


Pengelolaan Keuangan dan aset Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Nomor 2093):

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014


tentang Pedoman Pembangunan Desa (Berita Negara Republik
Indonesia tahun 2014 Nomor 2094),

17. Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan


Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman
Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan
Lokal Berskala Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 158),

18. Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan


Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian,
Pengurusan dan Pengelolaan dan Pembubaran Badan Usaha
Milik Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 296):

19. Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan


Transmigrasi Nomor 21 Tahun 2015 tentang” Penetapan
Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2016 (Berita Negara
Republik Indonesia tahun 2015 Nomor 1934):
20. Ganun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 19 Tahun 2009
tentang Pemerintah Kampung (Lembaran Daerha Kabupaten
Aceh Tamiang Tahun 2009 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 150),

21. Ganun Kampung Pertamina Nomor 3 Tahun 2016 tentang


Rencana Kerja Perncrintah Kampung Pertamina Tahun
Anggaran 2016 (Lembaran Karapung Pertamina Kecamatan
Rantau Tahun 2016 Nomor 3),

22. Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung Pertamina Tahun


Anggaran 2016 (Lembaran Kampung Pertamina Kecamatan
Rantau Tahun 2016 Nomor 4).

Dengan Kesepakatan Bersama

MAJELIS DUDUK SETIKAR KAMPUNG (MDSK) KAMPUNG PERTAMINA

Dan

DATOK PENGHULU KAMPUNG PERTAMINA

MEMUTUSKAN

Menetapkan 1. GANUN KAMPUNG PERTAMINA TENTANG PEMBENTUKAN DAN


PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK KAMPUNG PERTAMINA

Pasal 1

Dalam qanun Kampung ini yang dimaksud dengan :

(1) Kampung adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat, hak
asal usul, atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

2) Pemerintahan Kampung adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan yang dilaksanakan


oleh pemerintah Kampung dan Majelis Duduk Setikar Kampung dalam mengatur dan
mengurus masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui
dan dihormati dalam sistem Pernerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(3) Pemerintah Kampung adalah Datok Penghulu dibantu perangkat kampung sebagai unsur
penyelenggaraan pemerintahan kampung.

(4) Majelis Duduk Setikar Kampung yang selanjutnya disingkat MDSK adalah Lembaga
yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk
kampung berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.

5) Datok Penghulu adalah pimpinan suatu kampung yang memiliki kewenangan untuk
menyelenggarakan urusan rumah tangga sendiri.

6) Musyawarah Kampung adalah Musyawarah antara MDSK, Pemerintah Kampung dan


unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh MDSK untuk menyepakati hal-hal yang bersifat
strategis.

(7) qanun Kampung adalah peraturan perudang-undangan yang ditetapkan oleh Datok
Penghulu setelah dibahas dan disepakati bersama MDSK.

8) Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung, selanjutnya disingkat APB Kampung adalah
rencana keuangan tahunan kampung.

9) Pembangunan Kampung adalah rencana upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan
untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat

(10) Keuangan Kampung adalah semua hak dapat dinilai dengan uang serta segala yang
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban kampung

(11)Aset Kampung adalah barang milik kampung yang berasal dari asli kampung, Belanja
Kampung

(12) kewenangan kampung adalah kewenangan yang dimiliki kampung meliputi yang
penyelenggaraan pemerintahan kampung, pelaksanaan pembangunan kampung, pembinaan
kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat karmpung berdasarkan prakasa masyarakat,
hak asal usul dan adat istiadat.

(13) Kewenangan berdasarkan hak asal usul adalah hak yang merupakan Warisan yang masih
hidup dan prakarsa kampung atau prakarsa masyarakat kampung sesuai dengan
perkembangan kehidupan masyarakat.
(14) Kewenagan lokal berskala kampung adalah kewenangan untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat kampung yang telah dijalankan oleh kampung atau mampu dan
efektif dijalankan oleh kampung atau yang muncul karena perkembangan dan prakarsa
masyarakat kampung.

(15) Badan Usaha Milik Kampung, selanhjutnya disingkat BUM-K, adalah badan usaha yang
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh kampung memlalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan kampung yang dipisahkan gura mengelola aset, jasa
pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat kampung.

(16) Anggaran Rumah Tangga adalah anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Badan
Usaha Milik Kampung.

(17) Usaha ekonomi masyarakat adalah semua usaha ekonomi yang diusahakan oleh, dari dan
untuk masyarakat baik secara perorangan atau secara kelompok.

(18) Perseroan Terbatas yang selanjutnya disingkat PT, adalah badan hukum yang merupakan
persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan
modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam Undang- Undang ini serta peraturan pelaksanaannya.

(19) Lembaga Keuangan Mikro yang selanjutnya disingkat LKM, adalah lembaga keuangan
yang khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan
masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada
anggota dan masyarakat, pengelolaan simpanan maupun pemberian jasa konsultasi
pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan.

BAB II

NAMA DAN KEDUDUKAN

Pasal 2

(1) Badan Usaha Milik Kampung ini bernama Badan Usaha Milik Kampung PETRA
MANDIRI”.

(2) Badan Usaha Milik Kampung yang dimaksud berkedudukan di Kampung Pertamina.
BAB III

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 3

Maksud dan tujuan pembentukan BUM-K adalah untuk meningkatkan kemampuan keuangan
pemerintah kampung dalam penyelenggaraan nama kampung, pelaksanaan pembangunan
kampung, pembinaan kemasyarakatan kampung dan pemberdayaan masyarakat kampung,
serta meningkatkan pendapatan masyarakat melalui berbagai kegaiatan ekonomi masyarakat.

Pasal 4

Tujuan pembentukan BUM-K adalah :

(1) Meningkatkan perekonomian Kampung Pertamina,

(2) Mengoptimalkan asset Kampung Pertamina agar bermanfaat untuk kesejahteraan


Kampung Pertamina,

(3)Meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomiKampung Pertamina,

(4)Mengembangkan rencana kerja sama usaha antar kampung dan/ataupihak keluarga

(5) Menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung kebutuhan layanan umum
warga,

(6) Membuka lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan


pelayanan umum,

(7) Pertumbuhan dan pemerataan ckonomi Kampung Pertamina,

(8) Meningkatan pendapatan masyarakat Kampung Pertamina, dan

(9) Sebagai pendapatan asli Kampung Pertamina.


BAB IV

PENGURUSAN DAN PENGELOLAAN BUM-K

Bagian Kesatu

Bentuk Organisasi BUM-K

Pasal 5

(1) Organisasi pengelola i BUM-K terpisah dari Organisasi Pemerintahan Kampung,

(2) BUM-K dapat terdiri dari unit-unit usaha yang berbadan hukum,

(3) Unit usaha yang berbadan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berupa
lembaga bisnis yang kepemilikan sahamnya berasal dari BUM-K dan masyarakat,

(4) Dalam hal BUM-K tidak mempunyai unit-unit usaha yang berbadan hukum, bentuk
organisasi BUM-K didasarkan pada Ganun Kampung. Tentang pendirian BUM-K, dan aturan
pelaksanaan diatur oleh Peraturan Datok Penghulu.

Pasal 6

BUM-K dapat membentuk unit usaha meliput :

(1) Perseroan Terbatas sebagai persekutuan modal, dibentuk berdasarkan perjanjian, dan
melakukan kegiatan usaha dengan modal yang Sebagian besar dimiliki oleh BUM-K, sesuai
dengan peraturan perundang-undangan tentang Perseroan Terbatas,

(2) Lembaga Keuangan Mikro dengan andil BUM-K sebesar 60 (enam puluh) persen, sesuai
dengan peraturan perundang-undangan tentang Lembaga Keuangan Mikro.

bagian Kedua

Organisasi Pengelola BUM-K

Pasal 7

pengelola BUM-K terpisah dari organisasi Pemerintahan Kampung


pasal 8

(1)susunan kepengurusan pengelola BUM-K terdiri dari :

(a) Penasehat,

(b) Pelaksana Operasional, dan

(c) Pengawas.

(2) Penamaan susunan kepengurusan organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
menggunakan penyebutan nama setempat yang dilandasi semangat kekeluargaan dan gotong
royong

Pasal 9

(1) Penasehat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf a dijabat secara ex officio
oleh Datok Penghulu Kampung Pertamina,

(2) Penasehat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkewajiban :


a. Memberikan nasehat kepada Pelaksana Operasional dalam melaksanakan pengelolaan
BUM-K,
b. Memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang dianggap penung bagi
pengelolaan BUM-K, dan
c. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan pengelolaan BUM-K.

(3) Penasehat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang :


a. Meminta penjelasan dari Pelaksana Operasional mengenai persoalan yang menyangkut
pengelolaan usaha kampung: dan
b. Melindungi usaha kampung terhadap hal-hal yang dapat menurunkan kinerja BUM-K.

Pasal 10

(1) Pelaksana Operrasional sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 ayat (1) huruf b mempunyai
tugas mengutus dan mengelola BUM-K sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga,
(2) Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 ayat (l) huruf b. terdiri atas :
a. 1 (satu) orang Manager:
b. 1 (satu) orang Sekretaris:
c. 1 (satu) orang Bendahara, dan
d. Kepala unit Usaha.

(3) Kepala unit usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d, disesuaikan dengan
jumlah unit usaha,

(4) Struktur organisasi BUM-K merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari qanun
Kampung ini,

(5) Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (l) berkewajiban :


a. Melaksanakan dan mengembangkan BUM-K agar menjadi Lembaga
yang melayani kebutuhan ckonomi dan/atau pelayanan umum
masyarakat kampung:
b. Menggali dan memanfaatkan potensi usaha ckonomi kampung untuk
meningkatkan Pendapatan Asli Kampung: dan
c. Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga perekonomian kampung lainnya.

(6) Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang :


a. membuat laporan keuangan seluruh unit-unit usaha BUM-K setiap bulan
b. membuat laporan perkembangan kegiatan unit-unit usaha BUM-K setiap bulan , dan
c. Memberikan laporan perkembangan unit-unit usaha BUM-K kepada masyarakat kampung
melalui musyawarah kampung sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun.

Pasal 11

Dalam melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada Pasal 10 ayat (5), Pelaksana
Operasional dapat menunjuk anggota pengurus sesuai dengan kapasitas bidang usaha,
khususnya dalam mengurus pencatatan dan administrasi usaha dan fungsi operasional bidang
usaha:
(2) Pelaksana Operasional dapat dibantu karyawan dengan kebutuhan dan harus disertai
dengan uraian tugas berkenaan dengan tanggung jawab, pembagian peran dan aspek
pembagian kerja lainnya

Pasal 12

(1). Persyaratan menjadi Pelaksana Operasional meliputi :


a. Masyarakat Kampung Pertamina yang mempunyai jiwa wirausaha,
b. Berdomisili di Kampung Pertamina sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dan memiliki E-
KTP Kampung Pertamina,
c. Berkepribadian baik, jujur. adil, cakap dan perhatian terhadap usaha ekonomi, dan
d. Pendidikan minimal setingkat SMU /Sederajat.

(2).Pelaksana Operasional dapat diberhentikan dengan alasan :


a. Meninggal dunia:
b. Telah selesai masa baku sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga BUM-K:
c. Tidak lagi berdomisili di Kampung Pertamina (Pindah Alamat) sebagaimana diatur dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUM-K,
d. Mengundurkan diri,
e. Tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik sehingga menghambat perkembangan kinerja
BUM-K, dan
f. Terlibat kasus pidana dan telah ditetapkan sebagai terdakwa.

Pasal 13

(1) Pengawas sebagaiman dimaksud pada Pasal 8 ayat (1) huruf c mewakili kepentingan
masyarakat.
(2) Susunan kepengurusan Pengawas terdiri dan:
a. Ketua:
b. Wakil Ketua merangkap anggota,
c. Sekretaris merangkap anggota, dan
d. Anggota.

(3) Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai kewajiban menyelenggarakan
Rapat Umum untuk membahas kinerja BUM-K sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam
setahun.

(4) Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang menyelenggarakan Rapat
Umum Pengawas untuk :
a. pemilihan dan pengangkatan pengurus sebagaimana dimaksud pasa ayat(2)
b. penetapan kebijakan pengembangan kegiatan usaha dari BUM-K, dan
c. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja pelaksana operasional

(5) masa bakti pengawas diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga BUM-K

Pasal 14

Susunan kepengurusan BUM-K sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 dipilih oleh Pakis
kampung melalui musyawarah kampung sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musvawarah Desa.

Bagian Ketiga

Modal BUM-K

Pasal 15

(1) Modal awal BUM-K bersumber dari APB-K.

(2) Modal BUM-K terdin atas :


a. Penyertaan modal kampung:
b. Penyertaan modal masyarakat kampung, dan
c. Penyertaan modal masyarakat anter kampung.
Pasal 16

(1) Penyertaan modal kampung sebagaimana dimaksud pada pasal 15 ayat (2) huruf a terdiri
atas : |
a. Hibah dari pihak swasta, lembagz? social ckonomi kemasyarakatan dan atau lembaga
donor yang disalurkan melalui mekanisme APB-K:
b. Bantuan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
yang disalurkan melalui mekanisme APB-K,
c. Kerjasama dari pihak swasta, lembaga social ekonomi kemasyaraatan dan atau lembaga
donor yang dipasukan sebagai kekayaan kolektif kampung dari disalurkan melalui
mekanistae APB-K, dan
d. Asset Kampung yang diserahkan kepada APB-K sesuai dengan ketentuan peraturan peru
ndang-undangan tentang Aset Kampung.

(2) Penyertaan modal masyarakat kampung sebagaimana dimaksud pada ayat 15 ayat (2)
huruf b berasal dari tabungan masyarakat dan atau simpanan masyarakat.

(3) Penyertaan modal masyarakat antar kampung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
c berasal dari tabungan dan atau simpanan masyarakat yang berdomisili di luar Kampung
Pertamina.

BAB V

KEGIATAN USAHA

Pasal 17

(1) Untuk mencapai maksud dan tujuan BUM-K menjalankan unit-unit usaha
sebagai berikut :
-Unit usaha jasa keuangan mikro:
-Unit usaha perdagangan:
-Unit usaha penyewaan;
-Unit usaha pelayanan;
-Unit usaha peternakan:
-Unit usaha pertanian:
-Unit usaha perikanan: dan
-Unit usaha pengadaan barang dan jasa.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
lebih lanjut dalam Anggaran Dasar dan Anggaran RumahTangga.

(3) Unit-unit usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berbadan hukum guna
pengembangan usaha.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk badan hukum unit-unit usaha diatur dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUM-K.

BAB VI

PENGEMBANGAN KEGIATAN USAHA

Pasal 18

(1) Untuk mengembangkan BUM-K dapat


(2) BUM-K yang melakukan pinjaman harus men Pemerintah Kampung.
(3) Pendirian, pengurusan dan pengelolaan unit usaha BUM-K sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

BAB VII

SISTEM PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN

Pasal 19

Sistem pelaporan berdasarkan unit usaha dengan sistematika sc bagai berikui

a. Pendahuluan, memuat latar belakang, maksud dan tujuan:


b. Kegiatan usaha, memuat materi pelaksana atau tenaga kerja penjualan dan atau pemasaran
serta keuntungan, dan
c. Permasalahan atau hambatan.

BAB VIII

BAGI HASIL

Pasal 20

(1)Bagi hasil usaha merupakan pendapatan BUM-K yang diperoleh dalam 1 (satu) tahun
buku dikurangi dengan penyusutan dan kewajiban termasuk pajak dalam tahun yang
bersangkutan.
(2) Pembagian hasil usaha adalah sebagai berikut :
a. Penambahan modal usaha : 30%
b. Pendapatan asli kampung : 30%
c. Penasehat :7,5%
d. Pengawas: 7.5%
e. Pelaksana operasional : 10%
f. Pengurus : 10%
g. Dana social: 5%

BAB IX

KEPAILITAN DAN PEMBUBARAN

Pasal 21

(1)Kerugian yang dialami BUM-K menjadi tanggung jawab pelaksanaoperasional BUM-K.


(2)Kepailitan BUM-K hanya dapat diajukan oleh Datok Penghulu.
(3)Kepailitan BUM-K sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan
mekanisme yang diatur dalam perundang-undangan.
(4)Pembubaran BUM-K dilakukan apabila benar-benar dalam keadaan pailit.
(5)Dalam hal keadaan yang demikian, maka kewajiban keuangan dibayar dari kekayaan
BUM-K dan sisa lebih atau kurang menjadi tanggung jawab pelaksana operasional BUM-K.
BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 22

Qanun Kampung mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Oanun Kampung ini
dengan penempatannya dalam lembaran Kampung Pertamina Kecamatan Rantau
B. KEPUTUSAN DATOK PENGHULU PERTAMINA NOMOR 13 TAHUN 2019
TENTANG PENETAPAN SUSUNAN ORGANISASI PENGELOLA BUMK
PETRA MANDIRI KAMPUNG PERTAMINA

TENTANG

PENETAPAN SUSUNAN ORGANISASI PENGELOLA BUMK PETRA MANDIRI

KAMPUNG PERTAMINA KECAMATAN RANTAU

KABUPATEN ACEH TAMIANG

Menimbang :
a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam pasal 9 Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal,dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015
tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, danPembubaran Badan Usaha Milik Desa
dipandang perlu untuk menetapkan Susunan Organisasi Pengelola pada Badan Usaha Milik
Kampung Pertamina Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang,

b. bahwa Susunan Organisasi Pengelola Badan Usaha MilikKampung Petra Mandiri


Kampung Pertamina Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang ditetapkan dengan
Keputusan Datok Penghulu,

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b ,


maka perlu menetapkan Keputusan Datok Penghulu Kampung Pertamina Kecamatan Rantau
Kabupaten Aceh Tamiang tentang Penetapan Susunan Organisasi Pengelola BUM Kampung
Petra Mandiri Kampung Pertamina Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang.

Mengingat :
1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851):

2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Aceh Barat Daya,
Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Aceh
Tamiang di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun2002 Nomor 17, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4176),
3. Undang-Undang Nomor & Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5495),

4.Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-


Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang- Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717):

5. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggaldan Transmigrasi Republik


Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan
Pembubaran Badan Usaha Milik Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 296),

6.Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 tentang
Kewenangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1037), \

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2016 tentang
Laporan Kepala Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1099),

8. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik


Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2019
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor ...),

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor20 Tahun 2018 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 611),

10. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 19 Tahun 2009 tentang Pemerintahan Kampung
(Lembaran Daerah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2009 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 15):

11. Peraturan Bupati Aceh Tamiang Nomor 32 Tahun 2018 tentang Daftar Kewenangan
Kampung Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Kampung (Berita
Daerah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2018 Nomor 32),
12.Peraturan Bupati Aceh Tamiang Nomor 33 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan
Kampung (Berita Daerah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2018 Nomor 33):

13.Qanun Kampung Pertamina Nomor 12 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan


Jangka Menengah Kampung Pertamina Tahun 2016 - 2022 (Lembaran Kampung Pertamina
Tahun 2016 Nomor 12):

14.Qanun Kampung Pertamina Nomor 1 Tahun 2019 tentang Kewenangan Kampung


Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Kampung,

15.Qanun Kampung Pertamina Nomor 2 Tahun 2019 tentang Pembentukan Organisasi dan
Tata Kerja Pemerintah Kampung Pertamina,

16. Qanun Kampung Pertamina Nomor 3 Tahun 2019 tentang Rencana Kerja Pemerintah
Kampung Pertamina Tahun Anggaran 2019,

17. Qanun Kampung Pertamina Nomor 4 Tahun 2019 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja kampung Pertamina Tahun Anggaran 2019,

18. Qanun Kampung Pertamina Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penambahan Penyertaan
Modal Badan Usaha Milik Kampung BUMK Petra Mandiri Tahun Anggaran 2019:

MEMUTUSKAN

Menetapkan:

KESATU : nama-nama yang tersebut dalam Lampiran Keputusan ini sebagai Pelaksana
Organisasi Pengelola Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) Petra Mandiri Kampung
Pertamina Kecamatan Rantau KabupatenAceh Tamiang.
KEDUA :Susunan kepengurusan Organisasi Pengelola BUM Kampung Pertamina
“Petra Mandiri” terdiri dari :
a. Penasihat,
b. Pelaksana Operasional,
c. Pengawas, dan
d. Kepala Unit Usaha.

KETIGA :Penasihat sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA dijabat secara ex


officio oleh Datok Penghulu, mempunyai kewajiban dan kewenangan :
a. memberikan nasihat kepada Pelaksana Operasionaldalam melaksanakan pengelolaan BUM
Kampung,
b. memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang dianggap penting bagi
pengelolaan BUM Kampung,
c. mengendalikan pelaksanaan kegiatan pengelolaan BUM Kampung,
d. meminta penjelasan dari Pelaksana Operasional mengenai persoalan yang menyangkut
pengelolaan usaha Kampung, dan
e. melindungi usaha Kampung terhadap hal-hal yang dapat menurunkan kinerja BUM
Kampung.

KEEMPAT :Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA


mempunyai tugas mengurus dan mengelola BUM Kampung sesuai dengan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga. Pelaksana Operasional juga mempunyai kewajiban dan
kewenangan :
a. melaksanakan dan mengembangkan BUM Kampung agar menjadi lembaga yang melayani
kebutuhan ekonomi dan/atau pelayanan umum masyarakat Kampung,
b. menggali dan memanfaatkan potensi usaha ekonomi Kampung untuk meningkatkan
Pendapatan Asli Kampung,
c. melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga perekonomian Kampung lainnya,
d. membuat laporan keuangan seluruh unit-unit usaha BUM Kampung setiap bulan,
e. membuat laporan perkembangan kegiatan unit-unit usaha BUM Kampung setiap bulan,
f. memberikan laporan perkembangan kegiatan unit-unit usaha BUM Kampung kepada
masyarakat Kampung sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun.
KELIMA :Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA mewakili
kepentingan masyarakat. Susunan kepengurusan Pengawas terdiri dari :
a. Ketua,
b. Wakil Ketua merangkap anggota,
c. Sekretaris merangkap anggota, dan
d. Anggota.
Pengawas mempunyai kewajiban menyelenggarakan Rapat Umum untuk membahas kinerja
BUM Kampung sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali.

Pengawas berwenang menyelengarakan Rapat Umum Pengawas untuk :


a. Pemilihan dan pengangkatan pengurus sebagaimana dimaksud dalam Diktum KELIMA,
b. Penetapan kebijakan pengembangan kegiatan usaha BUM Kampung, dan
c. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja Pelaksana Operasional.

Masa bhakti Pengawas diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUM
Kampung.

KEENAM :BUM Kampung dapat menjalankan bisnis sosial (social business) sederhana
yang memberikan pelayanan umum (serving) kepada masyarakat dengan memperoleh
keuntungan finansial. BUM Kampung dapat menjalankan bisnis penyewaan (renting) dalam
bentuk barang dan jasa untuk melayani kebutuhan masyarakat Kampungdan ditujukan untuk
memperoleh Pendapatan Asli Kampung melalui unit-unit usaha.

Unit-unit usaha dalam BUM Kampung Petra Mandiri dapat menjalankan kegiatan usaha
penyewaan barang dan jasa, dan penjualan barang yang meliputi :
a. Jasa pencucian kendaraan bermotor, pencucian karpet dan ambal yang dikelola melalui unit
usaha Doorsmeer,
b. Jasa penyewaan alat permainan anak-anak yang dikelola oleh unit usaha Permainan Anak,
c. Jasa parkir kendaraan di lingkungan Rumah Sakit Petra Medika Pertamina Field Rantau
yang dikelola oleh unit usaha Parkir,
d. Jasa penyewaan kendaraan roda empat yang dikelola oleh unit usaha Rental Mobil, dan
e. Penjualan gas elpiji untuk masyarakat yang dikelola oleh unit usaha Pangkalan Gas.

KETUJUH :Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
LAMPIRAN KEPUTUSAN DATOK PENGHULU PERTAMINA

NOMOR : 13 TAHUN 2019


TANGGAL :9 MEI 2019 M / 4 RAMADHAN 1440 H
TENTANG :PENETAPAN SUSUNAN ORGANISASI PENGELOLA BUMK PETRA
MANDIRI KAMPUNG PERTAMINA KECAMATAN RANTAU — KABUPATEN ACEH
TAMIANG

SUSUNAN ORGANISASI PENGELOLA BUMK PETRA MANDIRI

KAMPUNG PERTAMINA KECAMATAN RANTAU


KABUPATEN ACEH TAMIANG

C. ANGGARAN DASAR BUMK PETRA MANDIRI


ANGGARAN DASAR BADAN USAHA MILIK KAMPUNG (BUMK) PETRA MANDIRI
KAMPUNG PERTAMINA KECAMATAN RANTAU KABUPATEN ACEH TAMIANG

BAB I

PENDIRIAN, NAMA, TEMPAT / KEDUDUKAN DAN

DAERAH KERJA

Pasal 1

a. Pemerintah Kampung Pertamina mendirikan Badan Usaha Milik Kampung dalam


upaya meningkatkan pendapatan masyarakat Kampung sesuai dengan kebutuhan dan
potensi Kampung.
b. Badan Usaha Milik Kampung diberi nama : BUMK PETRA MANDIRI Kampung
Pertamina sesuai dengan hasil Musyawarah Kampung.

c. Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) dibentuk pada Tanggal : 05 September 2016
sampai dengan batas waktu yang tidak ditentukan.

d. BUMK " PETRA MANDIRI “berkedudukan di

Kampung : PERTAMINA

Kecamatan : RANTAU

Kabupaten/Kota ACEH TAMIANG

e. Daerah kerja BUMK " PETRA MANDIRI “berada di Kampung Pertamina


Kecamatan Rantau, Kabupaten Aceh Tamiang

BAB II
LANDASAN DAN AZAS

Pasal 2

1)Landasan Hukum
1. Pancasila
2. Undang-undang Dasar

2)Azas : BUMK Kampung Pertamina berdasarkan Azas :


1. Dari, Oleh dan Untuk Masyarakat
2. Musyawarah yang sesuai dengan Syariat Islam.

BAB III

VISI DAN MISI

Pasal 3

Visi BUMK " PETRA MANDIRI mewujudkan kesejahteraan masyarakat


KampungPertarnina melalui pengembangan usaha ekonomi dan pelayanan sosial, DENGAN
MOTO “MEMPERDAYAKAN MASYARAKAT MENUJU EKONOMI MANDIRI "

Misi BUMK " PETRA MANDIRI “ adalah sebagai berikut :

1. Menciptakan lapangan pekerjaan


2.Memberikan pelayanan yang maksimal
3.Menggali potensi Kampung untuk didayagunakan
4.Membuka pola wirausaha masyarakat
5.Meningkatkan perekonomian Kampung
6.Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kampunng
7.Mengembangkan rencana kerja sama usaha antar Kampung dan/atau dengan pihak ketiga,
8. Meningkatkan pendapatan masyarakat Kampung dan Pendapatan Asli Kampung.
BAB IV

BENTUK DAN FUNGSI

Pasal 4

a. BUMK “ PETRA MANDIRI “berbentuk Badan Usaha Milik Kampung yang dilegalisasi
melalui Peraturan Kampung.
b. BUMK “ PETRA MANDIRI berfungsi sebagai lembaga ekonomi Kampung yang
mengembangkan usaha dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat rumah tangga.

BAB V

STATUS KEPEMILIKAN

Pasal 5

a BUMK “ PETRA MANDIRI "adalah Badan Usaha Milik Kampung yang dimiliki oleh
Pemerintah Kampung dan masyarakat dengan komposisi kepemilikan mayoritas oleh
Pemerintah Kampung
b. Yang dimaksud dengan masyarakat pada awal pendirian BUMK “ PETRA MANDIRI
“adalah Masayarakat Kampung Pertamina.
c. Dalam perkembangannya, masyarakat dapat berperan dalam kepemilikan BUMK "
PETRA MANDIRI “melalui penyertaan modal. Seperti yang dimaksud dalam bagian ayat a
maksimal 49%.

BAB VI

JENIS USAHA
Pasal 6

(1) Jenis usaha BUMK “ PETRA MANDIRI " meliputi usaha-usaha antara lain :
1. Pengelolaan Area Parkir
2. Pengelolaan Doorsmer roda dua dan roda empat
3. Wahana Permainan anak-anak
4. Sewa menyewa mobil
5. Pangkalan gas
6. Pertanian
7. Toserba
8. Perikanan dan peternakan,
9. Kegiatan perekonomian lainnya yang dibutuhkan oleh warga Kampung dan mampu
meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat.

(2)Pengembangan usaha BUMK “ PETRA MANDIRI “dapat dikembangkan sesuai


dengan potensi dan kemampuan yang ada

Pasal 7

BUMK “ PETRA MANDIRI “ dapat menjalankan bisnis penyewaan (renting) barang


untuk melayani kebutuhan masyarakat Kampung dan ditujukan untuk memperoleh
Pendapatan Asli Kampung.

Pasal 8

BUMK " PETRA MANDIRI “dapat menjalankan usaha perantara (brokering) yang
memberikan jasa pelayanan kepada warga.

Pasal 9
BUMK “ PETRA MANDIRI “ dapat menjalankan bisnis yang berproduksi dan/atau
berdagang (trading) barang-barang tertentu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
maupun dipasarkan pada skala pasar yang lebih luas.
Pasal 10

BUMK “ PETRA MANDIRI " dapat menjalankan bisnis keuangan (financial


business) yang memenuhi kebutuhan usaha-usaha skala mikro yang dijalankan oleh
pelaku usaha ekonomi Kampung.

Pasal 11

BUMK “ PETRA MANDIRI “dapat menjalankan usaha bersama (holding) sebagai


induk dari unit-unit usaha yang dikembangkan masyarakat Kampung baik dalam skala
lokal Kampung maupun kawasan Perkampungan

BAB VII
PERMODALAN

Pasal 12

Sumber —sumber pembiayaan /permodalan BUMK " PETRA MANDIRI “ dapat diperoleh
dari
« Modal awal BUMK “ PETRA MANDIRI “ bersumber dari APB Kampung.
« Modal BUMK “ PETRA MANDIRI “ terdiri atas:
a. Penyertaan modal Kampung: dan
b. Penyertaan modal masyarakat Kampung.

PASAL 12

Penyertaan modal Kampung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) terdiri atas:
1. Hibah dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi kemasyarakatan dan/atau Lembaga
donor yang disalurkan melalui mekanisme APB Kampung:
2. Bantuan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
yang disalurkan melalui mekanisme APB Kampung:
3. Kerjasama usaha dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi kemasyarakatan dan/atau
lembaga donor yang dipastikan sebagai kekayaan kolektif Kampung dan disalurkan melalui
mekanisme APB Kampung:
4. Aset Kampung yang diserahkan kepada APBKampung sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan tentang Aset Kampung.

PASAL 13

Penyertaan modal masyarakat Kampung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2)
berasal dari tabungan masyarakat dan atau simpanan masyarakat

BAB VIII

STRUKTUR ORGANISASI PENGELOLA BUMK

PASAL 14

Organisasi pengelola BUMK “ PETRA MANDIRI “ terpisah dari organisasi Pemerintahan


Kampung.
Struktur Organisasi pengelola BUMK “ PETRA MANDIRI “ terdiri dari :

1. Penasehat: 4. Ka.Unit
2. Pengawas.
3. Pengurus,

PASAL 15

Penasehat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat 1, dijabat secara ex officio oleh Datok
Penghulu Kampung Pertamina.

PASAL 16

Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat 3, berjumlah 3 (tiga) orang yang
terdiri dari
1. Ketua,
2. Wakil ketua merangkap anggota:
3. Sekretaris merangkap anggota

Pengawas berasal dari MDSK, LKMK dan tokoh masyarakat.

PASAL 17

Pengurus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat 2, terdiri dari :


1. Manager,
2. Sekretaris,
3. Bendahara,

PASAL 18

Ka.Unit sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat 2, terdiri dari masing-masing Ka.unit
usaha yang bertanggung jawab atas usaha yang dijalankan.

BAB IX

ALOKASI HASIL USAHA

Pasal 15

- Alokasi hasil usaha ditetapkan berdasarkan keuntungan bersih.


- Alokasi hasil usaha ditetapkan berdasarkan selisih modal usaha dengan kerugian usaha.
-Alokasi hasil usaha ditetapkan sesuai dengan tahun buku.
-Sistem pembagian bagi hasil usaha yang dikelola BUMK “ Petra Mandiri “ adalah:
1. Penambahan modal usaha : 30%
2. Pendapatan asli kampung : 30%
3.Penasehat : 7,5%
4.Pengawas : 7,5%
5. Pengurus : 10%
6.Ka.unit : 10%
7.Dana Sosial : 5%

-Dalam hal manajemen BUMK "“ Petra Mandiri “melakukan kerja sama dengan berbagai
pihak, maka pembagian sisa hasil usahanya mengacu pada pembagian seperti yang diatur
pada ayat (2), untuk itu pihak managemen BUMK “ Petra Mandiri “Kampung harus
melaksanakan usaha sebaik mungkin guna mendapatkan keuntungan sebesar mungkin untuk
manajemen BUMK “ Petra Mandiri “dengan bentuk perjanjian yang jelas.

BAB X

PEMBUKUAN

Pasal 16

Pembukuan kegiatan operasional usaha dilakukan dengan menggunakan sistem Pembukuan


keuangan standar ( akuntansi ) seperti neraca, rugi / laba, buku bantu, buku kas, daftar
inventaris, dan lain — lainnya sehingga mudah mengetahui perkembangan kondisi keuangan
maupun kesehatan BUMK “ Petra Mandiri “.
Tahun pembukuan dimulai tanggal 1 Januari — 31 Desember.

BAB XI

FORUM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 16

Forum pengambilan keputusan terdiri dari


a. Musyawarah Kampung, sebagai forum pengambilan keputusan tertinggi, forum ini dapat
memilih dan memberhentikan pengurus BUMK “PETRA MANDIRI" maupun menetapkan
pembubaran BUMK “PETRA MANDIRI”.
b. Musyawarah Khusus, adalah forum penyelesaian terhadap penyelewengan dan hal — hal
lain yang dapat merugikan lembaga BUMK “PETRA MANDIRI".
c. Musyawarah Kampung Tahunan, sebagi forum laporan pertanggung jawaban pengurus
dan penyusunan rencana strategis pengembangan BUMK “PETRA MANDIRI”
d. Rapat pengurus, sebagi forum pengambilan keputusan untuk menentukan kebijakan
Operasional pengelolaan dan pengembangan lembaga maupun usaha.
Demikian Anggaran Dasar ini dibuat dengan sesunguhnya. Apabila kekeliruan akan
dilaksanakan peninjauan kembali berdasarkan ketentuan yang disepakati.
D. ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) BUMK PETRA MANDIRI
KAMPUNG PERTAMINA

BAB I

UMUM

Pasal 1

Anggaran Rumah Tangga (ART) BUMK “PETRA MANDIRI" merupakan pengaturan lebih
lanjut dari AD BUMK “PETRA MANDIRI" dan bersumber pada Anggaran Dasar yang
berlaku dan oleh karena itu tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang ada dalam
Anggaran Dasar termaksud.

BAB II

ORGANISASI PENGELOLA BUMK “ PETRA MANDIRI ”

Pasal 2

Susunan organisasi BUMK“PETRA MANDIRI"terdiri dari :


1. Penasehat/ Pembina / Komisaris
2. Pengawas
3. Pengurus
4. Ka.Unit

Pasal 3
1) Penasehat/Komisaris sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 dijabat secara ex officio
oleh Datok Penghulu Kampung Pertamina.
2) Masa jabatan Penasehat selama masa jabatan Datok Penghulu Kampung Pertamina.

Pasal 4

Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat 2 mewakili kepentingan masyarakat.

Pasal 5

Pengurus sebagai Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 3 , terdiri
dari :
1. Manager,
2. Sekretaris,
3. Bendahara,
Pengurus sebagai Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat 5
mempunyai tugas mengurus dan mengelola BUMK“PETRA MANDIRI" sesuai dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 6

Ka.unit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 4 bertanggung jawab sepenuhnya atas
usaha yang dijalani.

BAB III

HAK, KEWAJIBAN DAN WEWENANG PENGELOLA/PENGURUS

Pasal 4

1) Penasehat/Pembina/Komisaris dalam melaksanakan tugasnya mempunyai hak:


a. Mendapatkan tunjangan / insentif: Sisa Hasil Usaha (SHU) akhir tahun
b. Menggunakan fasilitas sarana/prasarana yang dimiliki BUMK “ PETRA MANDIRI” untuk
kelancaran pengelolaan BUMK “ PETRA MANDIRI "
2) Penasehat dalam melaksanakan tugasnya mempunyai kewajiban:
a. Memberikan nasihat kepada Pengurus sebagai Pelaksana Operasional dalam
melaksanakan pengelolaan BUMK “ PETRA MANDIRI"
b. Memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang di anggap penting bagi
pengelolaan BUMK “ PETRA MANDIRI”: dan
c. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan pengelolaan BUMK “ PETRA MANDIRI"

3) Pembina berwenang:
a. Meminta penjelasan dari Pelaksana Operasional mengenai persoalan yang menyangkut
pengelolaan usaha Desa, dan
b. Melindungi usaha Kampung terhadap hal-hal yang dapat menurunkan kinerja BUMK
“PETRA MANDIRI”

Pasal 5

Dalam melakukan Pengawasan BUMK “ PETRA MANDIRI “ dibentuk Pengawas yang


dipilih dalam musyawarah Kampung.

Pasal 6

« Pengawas berjumlah 3 (tiga) orang yang terdiri dari seorang Ketua, Wakil merangkap
anggota, Sekretaris merangkap Anggota.
« Masa jabatan Pengawas selama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali sepanjang
memenuhi persyaratan dan berkinerja baik.

Pasal 7

Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban, Pengawas mempunyai wewenang sebagai


berikut :
1. Melihat buku-buku, surat-surat dan dokumen-dokumen lainnya serta memeriksa kas untuk
keperluan verifikasi dan memeriksa kekayaan BUMK “ PETRA MANDIRI "

2. Meminta penjelasan dari Manager dan/atau Pejabat lain di lingkungan BUMK “ PETRA
MANDIRI “mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan BUMK “ PETRA
MANDIRI "
3. meminta Direktur dan/atau Pejabat lain di lingkungan BUMK “ PETRA MANDIRI “
4. dengan sepengetahuan Manager untuk menghadiri Rapat Pengawas BUMK “ PETRA
MANDIRI “ dan
5. menghadiri rapat Pelaksana Operasional dan memberikan saran, masukan dan usul
terhadap permasalahan yang dibicarakan.

Pasal 8

« Pengawas berhak atas penghasilan Sisa Hasil Usaha (SHU) diakhir tahun sebagai
penghargaan dari pelaksanaan tugas-tugasnya.
« Pengawas mempunyai kewajiban:
1. Perumusan kebijakan operasional pemeriksaan pengelolaan BUMK “ PETRA MANDIRI
“.
2. Pelaksanaan pemeriksaan atas kebijakan Pelaksana Operasional dalam menjalankan
BUMK “ PETRA MANDIRI “,
3. Pemeriksaan aktivitas Pelaksana Operasional pada aspek administrasi dan manajemen:
4. Penyampaian laporan hasil pemeriksaan terhadap BUMK “ PETRA MANDIRI “ kepada
Penasehat,
5. Pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan dan pemeriksaan dengan persetujuan
Penasehat,
6. Memberikan masukan/saran dalam rangka meningkatkan kinerja Pelaksana Operasional
BUMK “ PETRA MANDIRI “
7. Membantu penyelesaian masalah yang dihadapi BUMK “ PETRA MANDIRI “,

Pasal 9

Segala biaya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan tugas Pengawas dibebankan kepada
BUMK “ PETRA MANDIRI “dan secara jelas dimuat dalam Rencana Kerja dan Anggaran.

Pasal 10
- Rapat Pengawas diselenggarakan paling sedikit 3 (tiga) bulan sekali.
- Keputusan rapat Pengawas diambil atas dasar musyawarah untuk mufakat.
- Dalam hal tidak tercapai kata mufakat, maka keputusan diambil berdasarkan suara
terbanyak.
- Setiap rapat Pengawas dibuat risalah rapat.

Pasal 11

1) Pengurus dalam melaksanakan tugasnya mempunyai hak:


a. - Mendapatkan tunjangan / insentif setiap bulan ( besaran nilai tunjangan / insentif
berdasarkan hasil keuntungan BUMK setiap bulan sebanyak 20%
- Dengan perincian : Manager 40% dari keuntungan yang 20% , Sekretaris 30%
darikeuntungan 20% dan Bendahara 30% dari keuntungan yang 20%

b. Mendapatkan insentif Sisa Hasil Usaha (SHU) di akhir tahun


c. Menggunakan fasilitas sarana/prasarana yang dimiliki BUMK “ PETRA MANDIRI” untuk
kelncaran pengelolaan BUMK “ PETRA MANDIRI “

2) Pengurus sebagai Pelaksana Operasional dalam melaksanakan tugasnya mempunyai


kewajiban:

a. Melaksanakan dan mengembangkan BUMK “ PETRA MANDIRI" agar menjadi Lembaga


yang melayani kebutuhan ekonomi dan / atau pelayanan umum masyarakat Desa,
b. Menggali dan memanfaatkan potensi usaha ekonomi Kampung untuk meningkatkan
Pendapatan Asli Kampung,
c. Melakukan kerjasama dengan lembaga — lembaga perekonomian Kampung lainnya.

3) Pengurus sebagai Pelaksana Operasional berwenang:


a. Membuat laporan keuangan seluruh unit-unit Usaha BUMK “ PETRA MANDIRI"
b. Membuat laporan perkembangan kegiatan unit-unit usaha BUMK “ PETRA MANDIRI"
setiap bulan:
c. Memberikan laporan perkembangan unit-unit usaha BUMK “ PETRA MANDIRI" kepada
masyarakat Kampung melalui musyawarah Kampung sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam
1 (satu) tahun.
Pasal 12

Tugas, Kewajiban dan Wewenang

Manager mempunyai tugas :


1.Memimpin organisasi BUMK “ PETRA MANDIRI "
2.Melakukan pengendalian kegiatan BUMK “ PETRA MANDIRI "
3.Bertindak atas nama lembaga untuk mengadakan perjanjian kerjasama dengan pihak ketiga
dalam pengembangan usaha atau lain — lain kegiatan yang dipandang perlu dilaksanakan,
4. Melaporkan keuangan BUMK “ PETRA MANDIRI “ setiap bulan kepada Penasehat:
5.Melaporkan keadaan keuangan BUMK “ PETRA MANDIRI “ setiap enam bulan
melaluiMusyawarah Kampung, dan
6.Melaporkan keadaan keuangan BUMK “ PETRA MANDIRI “ akhir tahun melalui
Musyawarah Kampung Pertanggung jawaban.

Pasal 13

Manager mempunyai kewajiban :


1. Menyusun perencanaan, melakukan koordinasi dan pengawasan seluruh kegiatan
operasional,
2.Melaksanakan pembinaan pegawai,
3. Melaksanakan pengawasan dan pengelolaan kekayaan BUMK “ PETRA MANDIRI “
4. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan:
5. Menyusun Tata Kerja BUMK “ PETRA MANDIRI “dengan pertimbangan Pengawas
untuk disahkan oleh Datok Penghulu:
6. Menyusun Rencana Strategis Bisnis yang disahkan oleh Datok Penghulu setelah
mendapatkan rekomendasi Pengawas,

7. Menyusun dan menyampaikan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan yang merupakan
penjabaran tahunan dari Rencana Strategis Bisnis yang telah disetujui Pengawas kepada
Datok Penghulu untuk mendapatkan pengesahan, dan
8. Menyusun dan menyampaikan laporan seluruh kegiatan BUMK “ PETRA MANDIRI “.

Pasal 14

Manager dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
dan 7 mempunyai wewenang :

1.Mengangkat dan memberhentikan pelaksana kerja yang membantu Kepala Unit


2.Menetapkan tata kerja BUMK “ PETRA MANDIRI “dengan pertimbangan Pengawas dan
disahkan oleh Datok Penghulu
3. Menetapkan jenis-jenis kegiatan usaha
4. Mengangkat pelaksana kerja yang membantu Kepala Unit,
5.Mewakili BUMK “ PETRA MANDIRI “di dalam dan di luar pengadilan,
6. Menunjuk kuasa untuk melakukan perbuatan hukum mewakili BUMK “ PETRA
MANDIRI “
7. Menandatangani Laporan Bulanan, Laporan Triwulanan dan Laporan Tahunan:
8. Menjual, menjaminkan atau melepaskan aset milik BUMK “ PETRA MANDIRI “setelah
mendapatkan persetujuan Datok Penghulu atas pertimbangan Pengawas, dan
9. Melakukan pinjaman, mengikatkan diri dalam perjanjian dan melakukan kerjasama dengan
pihak lain dengan persetujuan Datok Penghulu atas pertimbangan Pengawas dengan jaminan
aset BUMK “ PETRA MANDIRI ".

Pasal 15

Manager mempunyai hak :


1. Mendapatkan tunjangan / insentif setiap bulan ( besaran nilai tunjangan / insentif
berdasarkan hasil keuntungan BUMK setiap bulan sebesar 20 Yo, dengan perincian Manager
40%
2. Mendapatkan insentif Sisa Hasil Usaha (SHU) di akhir tahun
3. menggunakan fasilitas sarana/prasarana yang dimiliki BUMK “ PETRA MANDIRI “
untuk kelancaran pengelolaan BUMK“PETRA MANDIRI"

Pasal 16
1. Sekretaris mempunyai tugas membantu Manager melaksanakan fungsi pengelolaan
administrasi Sumber Daya BUMK “ PETRA MANDIRI"
2. Sekretaris mempunyai kewajiban :
a. Melaksanakan kebijakan operasional pengelolaan fungsi administrasi BUMK “ PETRA
MANDIRI “,
b. Melaksanakan strategi pengelolaan administrasi BUMK “ PETRA MANDIRI
c. Memberikan pelayanan administrasi pengangkatan dan pemberhentian Pengelola Badan
BUMK “ PETRA MANDIRI “
d. Memberikan pelayanan administrasi seluruh tugas pengelola BUMK “ PETRA MANDIRI
“, baik kedalam maupun keluar,
e. Menyusun administrasi Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan tugas pengelola
BUMK “ PETRA MANDIRI “
f. Mengelola surat menyurat secara umum,
g. Mengelola kearsipan: dan
h. mengelola data dan informasi BUMK “ PETRA MANDIRI “.
i. Melaksanakan administrasi inventaris asset KampungBUMK “ PETRA MANDIRI “.
j. Mengawasi kegiatan-kegiatan unit usaha
k. Bersama Manager meneliti kebenaran dari berkas — berkas pengajuan permohonan usaha
dan pengeluaran uang BUMK.
I. Bersama Manager dan bendahara membahas dan memutuskan permohonan yang layak
direalisasi. dan juga pengecekan kebenaran saldo tabungan dan deposito

3. Sekretaris mempunyai hak :

1. Mendapatkan tunjangan / insentif setiap bulan ( besaran nilai tunjangan / insentif


berdasarkan hasil keuntungan BUMK setiap bulan sebesar 20 6, dengan perincian
Sekretaris 30%
2. Mendapatkan insentif Sisa Hasil Usaha (SHU) di akhir tahun

3. menggunakan fasilitas sarana/prasarana yang dimiliki BUMK “ PETRA MANDIRI


" untuk kelancaran pengelolaan BUMK“PETRA MANDIRI"

Pasal 17
1. Bendahara mempunyai tugas membantu Manager dalam melaksanakan fungsi
pengelolaan keuangan sumber daya Badan Usaha Milik Desa.
2. Bendahara mempunyai kewajiban :
a. Pelaksanakan kebijakan operasional pengelolaan fungsi keuangan Badan Usaha
Milik Desa,
b. Melaksanakan strategi pengelolaan Badan Usaha Milik Desa:
c. Menyusun pembukuan penerimaan dan pengeluaran keuangan Badan Usaha Milik
Desa:
d. Mengelola gaji dan insentif pengelola,
e. Pengelolaan belanja dan pengadaan barang/jasa BUMK “ PETRA MANDIRI "
f. Mengelola penerimaan keuangan BUMK “ PETRA MANDIRI “dan
g. Menyusun laporan pengelolaan keuangan BUMK “ PETRA MANDIRI “.
h. Menerima, menyimpan dan membayar uang berdasarkan bukti — bukti yang sah
dari Kapala-kepala unit usaha atau dari pihak-lll
i. Membantu Manager dalam membahas dan memutuskan permohonan modal usaha
yang layak direalisasikan.
j. Melaporkan posisi keuangan kepada Manager secara sistematis,
dapatdipertanggungjawabkan dan menujukan kondisi keuangan dan kelayakan
BUMK “ PETRA MANDIRI “ yang sesungguhnya. Mengeluarkan uang berdasarkan
bukti — bukti yang sah
k. Mengatur likwiditas sesuai dengan keperluan.
l. Menyetorkan uang ke Bank setelah mendapat persetujuan dari Manager.

3. Bendahara mempunyai hak :

1. Mendapatkan tunjangan / insentif setiap bulan ( besaran nilai tunjangan / insentif


berdasarkan hasil keuntungan BUMK setiap bulan sebesar 20 Yo, dengan
perincian Bendahara 30 Yo
2. Mendapatkan insentif Sisa Hasil Usaha (SHU) di akhir tahun
3. Menggunakan fasilitas sarana/prasarana yang dimiliki BUMK “ PETRA
MANDIRI “ untuk kelancaran pengelolaan BUMK“PETRA MANDIRI"

Pasal 18
Kepala Unit Usaha mempunyai tugas membantu Manager dalam melaksanakan fungsi
pengelolaan unit usaha BUMK “ PETRA MANDIRI “.
1) Kepala Unit Usaha mempunyai wewenang:
1. Melaksanakan kebijakan operasional pengelolaan unit usaha BUMK “ PETRA
MANDIRI
2. Melaksanakan strategi pengelolaan unit usaha BUMK “ PETRA MANDIRI “,
3. Memberikan pelayanan unit usaha bagi anggota BUMK “ PETRA MANDIRI “,
4. Menyusun laporan kegiatan unit usaha BUMK “ PETRA MANDIRI ".
5. Menyetorkan uang hasil unit usaha kepada BendaharaBUMK “ PETRA MANDIRI “

2) Kepala Unit Usaha mempunyai hak :


1. Mendapatkan tunjangan/insentif setiap bulan ( besaran nilai tunjangan / insentif
berdasarkan peraturan Manager)
2. Mendapatkan insentif Sisa Hasil Usaha (SHU) di akhir tahun

Pasal 19

Pelaksana Kerja mempunyai tugas pokok membantu Kepala Unit Usaha melaksanakan fungsi
sesuai bidangnya dalam BUMK “ PETRA MANDIRI “.

« Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana ayat (1) pasal ini, uraian tugas

Pelaksana Kerja sebagai berikut:


1. Melaksanakan kebijakan operasional fungsi unit usaha sesuai dengan bidangnya dalam
BUMK “ PETRA MANDIRI “
2. Melaksanakan strategi pengelolaan fungsi unit usaha sesuai dengan bidangnya dalam
BUMK “ PETRA MANDIRI “dan
3. Menyusun laporan kegiatan sesuai dengan bidang unit usaha dalam BUMK “ PETRA
MANDIRI «

BAB IV

MASA BAKTI KEPENGURUSAN

Pasal 7
1) Masa bakti Pembina/Komisaris selama masih menjabat Datok Penghulu.
2) Masa bakti pengawas selama 5 (Lima) tahun dan dapat dipilih kembali untuk satu kali
periode kepengurusan.
3) Masa bakti Pengurus sebagai pelaksana operasional selama 5 (Lima) tahun dan dapat
dipilih kembali untuk satu kali periode kepengurusan.

BAB V

TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PENGURUS

Pasal 8

1. Pengurus sebagai pelaksana operasional dan Pengawas diangkat dan diberhentikan oleh
Komisaris / Penasihatberdasarkan persetujuan Majelis Duduk Setikar (MDSK) dalam
musyawarah Kampung.
2. Pelaksana Operasional dijabat dari unsur masyarakat dan dipilih dari dan oleh masyarakat
berdasarkan musyawarah Kampung yang dituangkan dalam Berita Acara.
3. Pengangkatan Pelaksana Operasional ditetapkan melalui Keputusan Datok Penghulu.

1) Persyaratan menjadi Pengurus meliputi:


a. Masyarakata yang mempunyai jiwa wirausaha,
b. Berdomisili dan menetap di Kampung sekurang-kurangnya s (dua) tahun:
c. Berkepribadian baik, jujur, adil, cakap dan perhatian terhadap usaha ekonomi Kampung,
dan
d. Perpendidikan minimal setingkat SMU/ MadrasahAliyah/SMK atau sederajat:

2) Pengurus dapat diberhentikan dengan alasan :


1. Meninggal dunia
2.Telah selesai masa bakti sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggarann Rumah
Tangga BUMK “ PETRA MANDIRI
3. Mengundurkan diri:
4. Tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik sehingga menghambat perkembangan kinerja
BUMK “ PETRA MANDIRI”
5.Terlibat kasus pidana dan telah ditetapkan sebagai tersangka

Pemberhentian Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d karena :
1. Tidak/kurang dapat memenuhi kewajibannya yang telah disepakati dalam kontrak
manajemen,
2. Melanggar ketentuan anggaran dasar dan/atau peraturan perundang-undangan:
3. Dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap, atau

4. Mengundurkan diri.

Pasal 9

Pelaksana Operasional yang diduga melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 8 ayat (2) huruf a, b, atau c diberhentikan sementara oleh Datok Penghulu atas usul
Pengawas.
- Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Datok
Penghulu disertai dengan alasan dan diberitahukan kepada yang bersangkutan.
- Selama pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang bersangkutan
tidak melaksanakan kewajiban dan tidak mendapatkan hak.
- Dalam hal Datok Penghulu memberhentikan sementara Pelaksana Operasional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), maka Datok Penghulu sekaligus mengangkat Pejabat Sementara.

Pasal 10

Paling lambat 3 (tiga) bulan sejak pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9, Pengawas melakukan sidang yang dihadiri oleh Anggota Pengawas untuk
menetapkan yang bersangkutan diberhentikan atau direhabilitasi.
- Apabila dalam waktu 3 (tiga) bulan Pengawas belum melakukan rapat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) pemberhentian sementara batal demi hukum.
- Pengawas melaporkan kepada Datok Penghulu hasil sidang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sebagai bahan Datok Penghulu untuk memberhentikan atau merehabilitasi.
- Apabila dalam persidangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pelaksana Operasional
tidak hadir tanpa alasan yang sah, yang bersangkutan dianggap menerima hasil keputusan
sidang Pengawas.

Pasal 11

1. Pelaksana Operasional yang berstatus sebagai tersangka melakukan tindak


pidanadiberhentikan sementara oleh Datok Penghulu atas usul Pengawas.
2. Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Datok
Penghulu disertai dengan alasan dan diberitahukan kepada yang bersangkutan.
3. Selama pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
bersangkutan tidak melaksanakan kewajiban dan tidak mendapatkan hak.
4. Setelah adanya putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap,
terhadap Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1),
Pengawas melakukan sidang untuk menetapkan yang bersangkutan diusulkan
diberhentikan apabila terbukti bersalah atau diusulkan direhabilitasi apabila tidak
terbukti bersalah.
5. Pengawas melaporkan kepada Datok Penghulu hasil sidang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sebagai bahan Kepala Desa untuk pemberhentian tidak dengan hormat
apabila terbukti bersalah atau merehabilitasi yang bersangkutan apabila tidak terbukti
bersalah.

Pasal 12

Penunjukan Pejabat Sementara

1. Proses pengangkatan Manager harus sudah selesai dilaksanakan oleh Datok Penghulu
paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum masa jabatan Manager yang lama berakhir.
2. Apabila sampai berakhirnya masa jabatan Manager, pengangkatan Manager baru
masih dalam proses penyelesaian, Datok Penghulu dapat menunjuk / mengangkat
Manager yang lama atau seorang Pejabat Struktural BUM Desa sebagai pejabat
sementara.
3. Pengangkatan Pejabat Sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
dengan Keputusan Datok Penghulu.
4. Keputusan Datok Penghulu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku
sampaiterpilihnya Managerdefinitif atau paling lama 6 (enam) bulan.

BAB V

PENETAPAN JENIS USAHA DAN JASA

Pasal 13

Jenis usaha BUMK“PETRA MANDIRI"”meliputi usaha-usaha antara lain :

1. Pengelolaan Area Parkir


- Pengelolaan Doorsmeer roda dua dan roda empat
- Wahana Permainan anak-anak
-Sewa menyewa mobil
- Pangkalan gas
- Perikanan dan Pertanian

2.Pengembangan usaha BUMK “ PETRA MANDIRI" dapat dikembangkan sesuai dengan


potensi dan kemampuan yang ada.
BAB VI

SUMBER PERMODALAN

Pasal 14

1. Penyertaan Modal Kampung meliputi:

a. Hibah dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi kemasyarakatan dan/atau Lembaga
donor,
b. Bantuan pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten:
c. Kerja sama usaha dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi kemasyarakatan dan/atau
lembaga donor yang dipastikan sebagai kekayaan kolektif Kampung dan
d. Aset Kampung yang diserahkan kepada APB Kampung sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
e. Penyertaan Modal Masyarakat meliputi:
f. Tabungan dan/atau simpanan masyarakat
g. Hibah dari masyarakat
h. Bantuan dari pemerintah

BAB VII

SANKSI

Pasal 15

- Dalam hal terjadi kerugian BUMK " PETRA MANDIRI “ akibat penyalahgunaan
penyelewengan oleh pengelola operasional, karyawan dan anggota pengurus , Datok
Penghulu wajib memerintahkan kepada yang bersangkutan untuk mengembalikan
kerugian paling lambat 3 (Tiga) bulan sejak yang bersangkutan terbukti melakukan
kerugian pada BUMK ' PETRA MANDIRI “
- Apabila dalam waktu 3 (Tiga) bulan yang bersangkutan tidak mengembalikan maka
Datok Penghulu menyerahkan kepada pihak yang berwenang untuk diproses lebih
lanjut.

BAB VIII

KEPAILITAN BUMK“PETRA MANDIRI"

Pasal 16

1. Kerugian yang dialami BUMK ' PETRA MANDIRI “ menjadi beban BUMK ' PETRA
MANDIRI "
2. Dalam hal BUMK " PETRA MANDIRI “ tidak dapat menutupi kerugian dengan aset dan
kekayaan yang dimilikinya, dinyatakan rugi melalui Musyawarah Kampung.
3. Unit usaha milik BUMK " PETRA MANDIRI “ yang tidak dapat menutupi kerugian
dengan aset dan kekayaan yang dimilikinya, dinyatakan pailit sesuai dengan ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan mengenai kepailitan.

Pasal 17

BUMK ' PETRA MANDIRI “ dapat dibubarkan berdasarkan hasil musyawarah dan/atau
keputusan Pemerintah Kampung yang ditetapkan dengan Peraturan Kampung.

1. Kekayaan BUMK ' PETRA MANDIRI “ yang dibubarkan sebagaimana dimaksud ayat (1)
kecuali hutang BUMK ' PETRA MANDIRI “ menjadi kekayaan Kampung.
2. Pemerintah wajib mengembalikan simpanan masyarakat/modal masyarakat paling banyak
sebesar kekayaan BUMK ' PETRA MANDIRI ".

Pasal 18

Keputusan pembubaran oleh musyawarah Kampung sebagai dimaksud dalam pasal 17


diberitahukan secara tertulis oleh musyawarah Kampung kepada:
1. Semua kreditor, dan
2. Pemerintah Kampung

Pasal 19

Keputusan pembubaran oleh musyawarah Kampung sebagaimana dimaksud pasal 17


dilakukan apabila:
1. Terdapat bukti bahwa BUMK ' PETRA MANDIRI “ tidak memenuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan,
2. Kegiatannya bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau kesusilaan
3. BUMK ' PETRA MANDIRI “ tidak ada perkembangan dan/atau mengalami kerugian yang
berkelanjutan:
4. Terjadi penggabungan Kampung dan perubahan struktur Kampung: atau
5. Terjadi kepailitan berdasarkan keputusan pengadilan.

Pasal 20

-Kepailitan BUMK ' PETRA MANDIRI " sebagaimana dimaksud dalam pasal 16, hanya
dapat diajukan oleh Datok Penghulu.
-Kepailitan BUMK ' PETRA MANDIRI “ sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
sesuai dengan mekanisme yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 21

-Pada akhir jabatan pelaksana operasional BUMK ' PETRA MANDIRI “ 5 (lima) tahun
diadakan audit independent.
-Biaya audit dibebankan kepada hasil keuntungan BUMK ' PETRA MANDIRI “

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22

Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini dapat diatur kemudian oleh
musyawarah BUMK ' PETRA MANDIRI “

Demikian Anggaran Rumah Tangga BUMK ' PETRA MANDIRI '

E. LAPORAN KEUANGAN BUMK PETRA TAHUN 2020

Anda mungkin juga menyukai