Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS

G3P2A0 UK 37+6 MINGGU DENGAN INTRA


UTERIN GROWTH RESTRICTION (IUGR)

Disusun Oleh :
dr. Desty Ailika Edyaksa Timur

Pembimbing :
dr. Agung, Sp.OG

INTERNSHIP PERIODE 2021-2022


RSUD BAGAS WARAS
KLATEN
BAB I

PENDAHULUAN

Intrauterine growth restriction (IUGR) adalah suatu kondisi berat janin di bawah


persentil 10 sesuai usia kehamilan (Lausman A, dkk, 2013). Data epidemiologi menunjukkan
bahwa intrauterine growth restriction (IUGR) ditemukan 6 kali lebih tinggi pada negara
berkembang dibandingkan dengan negara maju. Janin IUGR dilaporkan paling sering ditemukan
pada benua Asia, diikuti oleh benua Afrika, dan Amerika Latin (Sharma, dkk, 2016). Menurut
data World Health Organisation (WHO) tahun 2013, prevalensi IUGR di Indonesia meningkat
sekitar 30-40%. Insiden intrauterine growth restriction (IUGR) di Indonesia dilaporkan kira-kira
sebesar 4,4% dari seluruh kelahiran hidup. Anak dengan BBLR yang berhubungan dengan IUGR
paling banyak ditemukan pada provinsi Papua (27%), Nusa Tenggara Timur (20,3%), dan
Sumatera Selatan (19,5%) (BKKBN, 2017). World Health Organisation (WHO) menganjurkan
pada negara – negara berkembang seperti Indonesia agar memperhatikan masalah terkait dengan
IUGR ini karena akan memberikan beban ganda. Beberapa faktor penyebab IUGR di negara
berkembang seperti Indonesia antara lain karena Anemia, Hipertensi, Infeksi, Gemeli, Penyakit
Jantung dan Asma (Winkjosastro 2008).
Intrauterine growth restriction (IUGR) merupakan salah satu penyebab kematian
perinatal dan neonatal. Rasio mortalitas perinatal dalam kasus IUGR adalah sebesar 5,4/1000
kelahiran.(BKKBN, 2017). Di layanan primer peran bidan sangat penting saat Antenatal Care
(ANC), melakukan pemeriksaan Tinggi Fundus Uteri (TFU) secara akurat dan berkala selama
kunjungan ANC, merupakan salah satu cara deteksi dini adanya kemungkinan IUGR serta
masalah kehamilan lainnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Intrauterine growth restriction (IUGR) adalah suatu kondisi berat janin di bawah
persentil 10 sesuai usia kehamilan (Lausman A, dkk, 2013). Pertumbuhan janin terhambat atau
Intra Uterine Growth Restriction adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan nutrisi dan
pertumbuhan janin yang mengakibatkan berat badan lahir dibawah standar berat dari usia
kehamilannya, IUGR dengan kecil masa kehamilan (KMK) perlu dibedakan. Pada IUGR ada dua
komponen penting yang perlu diperhatikan, yaitu berat badan lahir di bawah persentil 10 dan
adanya faktor patologis yang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan. Pada KMK,
komponen penting yang membedakan dengan IUGR adalah berat badan lahir di bawah persentil
7 dan tidak adanya proses patologis.

2.2. Etiologi
Etiologi intrauterine growth restriction (IUGR) diduga melibatkan faktor maternal, janin,
dan plasenta. Namun pada 40% kasus IUGR, tidak diketahui penyebab pastinya.
a. Faktor maternal
Berikut adalah beberapa kondisi maternal yang dapat menyebabkan terjadinya IUGR:
- Gangguan medis maternal: penyakit hipertensi (gestasional dan nongestasional), diabetes
terkait vaskulopati, penyakit ginjal kronis, lupus eritematosus sistemik, sindroma
antifosfolipid, dan anemia sel sabit
- Kondisi patologis pada kehamilan: preeklampsia dan diabetes gestasional
- Konsumsi obat maternal: warfarin, steroid, antikonvulsan, antineoplastik, antimetabolit,
dan antagonis asam folat
- Gangguan hematologi dan imunologi: trombofilia didapat
- Infeksi dan infestasi parasit maternal: Toxoplasmosis, sifilis, rubella, sitomegalovirus,
herpes, tuberkulosis, malaria, infeksi saluran kemih, dan bakterial vaginosis
- Asthma bronkial dan penyakit jantung bawaan jenis sianotik
b. Faktor Plasenta
Berikut merupakan keadaan plasenta yang menyebabkan IUGR :
- Vaskulatur uteroplasenta abnormal
- Disfungsi plasenta, seperti pada preeklampsia
- Confined placental mosaicism (CPM)
- Vili avaskular
- Arteritis desidua atau arteri spiralis
- Kehamilan mola parsial
- Abrupsio plasenta
- Infeksi plasenta : Plasenta malaria, vilitis infeksius
- Penurunan ekspresi enzim untuk regulasi redoks: tioredoksin dan glutaredoksin
c. Faktor Janin
- Kelainan kromosom : delesi autosomal dan trisomi 13, 18, 21
- Sindrom genetik: sindroma Bloom, sindroma Russel-Silver, sindroma Cornelia de Lange,
sindroma Brachmann-de Lange, sindroma Mulibrey Nanism, sindroma Rubinstein-Taybi,
sindroma Dubowitz, sindroma Seckel, sindroma Johanson-Blizzard, sindroma Fanconi,
sindroma Roberts, dan sindroma De Sanctis-Cacchione
- Kelainan bawaan mayor: fistula trakeoesofageal, penyakit jantung bawaan, hernia
diafragmatik kongenital, defek dinding abdomen (omfalokel dan gastroschisis), defek tuba
neural
- Infeksi kongenital: TORCH (toxoplasmosis, other infection, rubella, cytomegalovirus,
herpes), malaria, dan infeksi HIV kongenital
- Gangguan metabolik: agenesis pankreas, lipodistrofi kongenital, galaktosemia,
gangliosidosis generalisata tipe I, hipofosfatasia, penyakit l-cell, fenilketonuria fetal, dan
diabetes mellitus neonatal transien

Faktor risiko lain yang juga berperan dalam terjadinya IUGR adalah sebagai berikut:
- Umur maternal : < 16 tahun dan > 35 tahun
- Status sosioekonomi rendah dan tinggal di negara berkembang
- Penyalahgunaan zat pada maternal: merokok aktif maupun pasif, alcohol use
disorder, cannabis use disorder, dan cocaine use disorder
- Kerja fisik sampai berat
- Tinggi dan berat maternal sebelum kehamilan: indeks massa tubuh (IMT) < 20 kg/m2,
berat badan < 45 kg dan > 75 kg
- Nulipara dan paritas lebih dari 5
- Interval antar kehamilan : < 6 bulan atau ≥ 120 bulan
- Kehamilan dengan penanganan medis buruk
- Penyulit kehamilan : hipoksia maternal, gestasi multipel, riwayat persalinan sebelumnya
dengan penyulit kecil masa kehamilan (KMK), kehamilan dengan peningkatan berat
badan yang buruk
- Berat plasenta < 350 gram
- Arteri umbilikal tunggal

2.3 Patofisiologi
Patofisiologi intrauterine growth restriction (IUGR) sampai sekarang belum diketahui
secara pasti. Pengaturan pertumbuhan janin merupakan suatu proses yang kompleks dan
melibatkan banyak faktor. Beberapa faktor diduga menjadi penyebab IUGR adalah fungsi
plasenta abnormal, suplai oksigen dan atau nutrisi maternal yang tidak adekuat, serta penurunan
kemampuan penggunaan suplai oleh janin. Plasenta diduga memegang peranan penting dalam
terjadinya IUGR. Ketika aliran darah ke plasenta tidak cukup, janin akan menerima hanya
sejumlah kecil oksigen, ini dapat berakibat denyut jantung janin menjadi abnormal, dan janin
berisiko tinggi mengalami kematian. Kelainan pembentukan, perfusi inadekuat, dan disfungsi
vili plasenta diduga sebagai salah satu penyebab utama dari IUGR, terutama pada usia gestasi
awal.

2.4. Klasifikasi IUGR


Janin dengan IUGR diklasifikasikan menjadi dua tipe, yaitu:
a. IUGR simetrik / primer
IUGR simetrik terjadi pada 20-30% kasus. Pada IUGR tipe simetrik, terjadi penurunan
ukuran sistem organ secara menyeluruh, termasuk badan, kepala, dan panjang tubuh.
Umumnya IUGR simetrik dapat terdeteksi pada gestasi awal. IUGR simetrik mayoritas
disebabkan oleh masalah intrinsik, seperti kelainan kromosom dan infeksi kongenital.
b. IUGR asimetrik / sekunder
Mayoritas kejadian IUGR (70-80%) adalah tipe asimetrik. Pada IUGR tipe asimetrik
terjadi hambatan pertumbuhan disproporsional. Masalah pertumbuhan sering didapatkan
pada panjang dan berat badan bayi, namun tidak pada lingkar kepala. Akibatnya, kepala
bayi terlihat lebih besar dibandingkan dengan tubuhnya. Kelainan ini sering terdeteksi
pada trimester kedua dan ketiga.

Perbedaan janin normal dengan janin IUGR

2.5. Diagnosis
Untuk melakukan diagnosis pada bayi dengan IUGR, dapat ditentukan dengan
melakukan beberapa pemeriksaan, seperti anamnesis untuk menggali riwayat kehamilan
sebelumnya dan saat ini, pemeriksaan fisik pada saat ANC dan melakukan pemeriksaan
penunjang, seperti pemeriksaan USG. Berikut beberapa pemeriksaan yang dilakukan untuk
mendiagnosis IUGR:
a. Anamnesis
Pada awal pemeriksaan ANC, tentukan usia kehamilan berdasarkan hari pertama haid
terakhir (HPHT). Kemudian, kita bisa menggali adanya faktor risiko IUGR yang lain pada
pasien, seperti usia maternal < 16 tahun dan > 35 tahun, interval kehamilan < 6 bulan atau ≥
120 bulan, nulipara atau multipara (>5), riwayat penyakit dahulu, riwayat kehamilan dan
persalinan, apakah ibu rutin kontrol kehamilan (ANC), serta riwayat dalam konsumsi obat-
obatan selama kehamilan. Selain itu, perlu juga digali bagaimana pola asupan makanan,
apakah memenuhi kebutuhan gizi seimbang sesuai yang dibutuhkan ibu hamil untuk
perkembangan janin atau tidak. Faktor sosial lingkungan juga dapat mempengaruhi terjadinya
IUGR, seperti adanya masalah dalam keluarga, aktivitas yang berlebihan pada ibu saat
kehamilan, apakah ada dukungan dari suami dan keluarga yang lain selama kehamilan dan
apakah kehamilan tersebut adalah kehamilan yang diinginkan atau tidak. Hal-hal dapat
menyebabkan kehamilan menjadi terabaikan. Oleh sebab itu janin dapat mengalami IUGR.
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik biasanya dilakukan pada saat ibu melakukan ANC oleh bidan atau
dokter. Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan pada saat melakukan ANC untuk
mengetahui janin IUGR adalah sebagai berikut:
 Antropometri maternal
Pengukuran tinggi dan berat badan dapat dilakukan sebelum dan saat kehamilan.
Indeks massa tubuh (IMT) < 20 kg/m2, serta berat badan < 45 kg atau > 75 kg
sebelum kehamilan, dapat meningkatkan risiko IUGR. Selain itu, sulitnya
penambahan berat maternal juga dapat ditemukan pada kehamilan dengan IUGR.
 Pengukuran tekanan darah
Hipertensi dalam kehamilan, termasuk preeklampsia, merupakan faktor risiko
IUGR
 Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU)
Diagnosis IUGR dapat dicurigai apabila hasil pemeriksaan tinggi fundus uteri
(TFU) kurang 3 cm dari normal atau pemantauan TFU tidak bertambah sesuai usia
kehamilan. Dari pengukuran TFU, bisa dilakukan penghitungan tafsiran berat janin
(TBJ) dan dapat mengetahui berat janin, apakah beratnya sesuai usia kehamilan
atau tidak.
 Status gizi ibu
Pemeriksaan status gizi ibu ditentukan dengan pengukuran lingkar lengan atas
(LILA). Jika seorang wanita atau ibu hamil memiliki LILA kurang dari 23,5 cm
maka dianggap status gizinya kurang dan mengalami kekurangan energi kronis
(KEK) akibat kurangnya asupan kalori dan protein.
c. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis janin dengan IUGR adalah
sebagai berikut:
 Pemeriksaan USG
Pada pemeriksaan USG, hal-hal yang dapat diperhatikan untuk menentukan
apakah janin curiga mengalami IUGR atau tidak adalah sebagai berikut:
o Estimasi berat janin
Penentuan standar pertumbuhan dan ukuran janin secara internasional
adalah dengan menggunakan grafik World Health Organization (WHO)
dan The Fetal Growth Longitudinal Study.
o Abdominal Circumference
Pada janin yang curiga IUGR, umumnya ditemukan lebih kecil dari ukuran
normal akibat deplesi jaringan adiposa abdomen dan penurunan ukuran
hepar akibat deplesi glikogen.
o Rasio Head Circumference/Abdominal Circumference (HC/AC)
Hasil abnormal HC/AC ditentukan dengan rasio > 2 standar deviasi (SD)
dari umur gestasi. Umumnya hasil abnormal dari HC/AC ditemukan pada
IUGR asimetrik akibat ukuran hepar yang lebih kecil, sehingga terjadi
disproporsi antara besar kepala dengan abdomen.
o Rasio Femur Length/Abdominal Circumference (FL/AC)
Hasil FL/AC >23,5% dapat menentukan janin IUGR
o Volume cairan amnion
Oligohidramnion dapat ditemukan pada IUGR akibat hipoksia yang
menyebabkan penurunan redistribusi aliran darah pada organ vital, seperti
ginjal, sehingga produksi urin menurun. Dapat dihubungkan dengan
peningkatan mortalitas.
 Doppler Velosimetri
Pemeriksaan ini dilakukan untuk memantau pembuluh darah plasenta yang
mengalami disfungi pada janin yang curiga IUGR. Dilakukan satu minggu sekali,
sedangkan pada pemeriksaan selanjutnya dapat dilakukan dua minggu sekali bila
hasil pemeriksaan sebelumnya konsekutif normal.
 Pemeriksaan Lainnya
Beberapa pemeriksaan lainnya yang dapat dilakukan untuk janin dengan IUGR,
yaitu:
o Urinalisis
Preeklampsia merupakan salah satu faktor risiko IUGR. Pada urinalisis
dapat ditemukan proteinuria.
o Pemeriksaan genetic
Dapat dilakukan untuk mencari tahu apakah penyebab IUGR adalah faktor
genetic atau bukan. Biasanya ditemukan pada janin dengan IUGR simetris
dan adanya kelainan struktur mayor.
o Pemeriksaan TORCH
Infeksi TORCH juga merupakan faktor risiko terbentuknya janin IUGR.
Oleh sebab itu perlu dilakukan pemeriksaan dini untuk mencegah
terjadinya IUGR pada janin.
o Pemeriksaan Hemoglobin (Hb)
Anemia yang ditandai dengan menurunnya Hb juga dapat menyebabkan
janin mengalami IUGR. Oleh sebab itu pada saat ANC mulai dari trimester
pertama, perlu dipantau Hb ibu secara berkala dan pemberian suplemen
besi untuk mencegah terjadinya IUGR pada janin.

2.6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada kasus kehamilan dengan IUGR bersifat suportif dan berfokus pada
komplikasi. Ada dua kemungkinan yang dapat dilakukan pada kasus kehamilan dengan IUGR,
yaitu terminasi kehamilan secepatnya dan melakukan penundaan persalinan. Berikut beberapa
kondisi yang dapat diketahui :
Kehamilan dengan IUGR
NO Persalinan dilakukan secepatnya Penundaan persalinan
1. Kelainan hasil doppler duktus Aliran terbalik diastolik pada umur
venosus kehamilan < 32 minggu atau tidak adanya
aliran diastolik pada umur kehamilan < 34
minggu, dengan atau tanpa adanya
oligohidramnion
2. Aliran terbalik diastolik pada Penurunan aliran diastolik : dilakukan
umur kehamilan ≥ 32 minggu pemeriksaan BPP dua kali seminggu dan
persalinan dapat dilakukan apabila hasil
BPP abnormal.
*BPP : Biophysical profile
3. Tidak adanya aliran diastolik pada Doppler arteri umbilikal normal:
umur kehamilan ≥ 34 minggu menunjukkan janin dalam keadaan baik
sehingga persalinan dapat ditunda sampai
umur kehamilan 39-40 minggu.

Pemberian kortikosteroid juga diperlukan untuk persalinan <34 minggu untuk pematangan paru.
Selain itu diperlukan juga injeksi magnesium sulfat pada persalinan <34 minggu untuk memberi
efek neuroproteksi pada janin. Dosis yang dipakai adalah 4 gram intravena, disuntikkan selama
20 menit, kemudian diikuti 1 gram/jam sampai persalinan atau selama 24 jam. Bayi yang
mengalami IUGR setelah dilahirkan, juga perlu pemantauan khusus, karena berisiko besar
mengalami asfiksia dan berbagai komplikasi lain yang dapat mengancam nyawa bayi. Bayi yang
sudah dilahirkan juga perlu dilakukan perawatan di Neonatal Insentif Care (NICU) untuk
dilakukan pemantauan secara khusus.

2.7. Pencegahan
Pencegahan yang dilakukan adalah dengan melakukan edukasi dan promosi kesehatan
untuk masyarakat. Edukasi yang dilakukan adalah terkait nutrisi ibu, perencanaan kehamilan,
rutin melakukan pemeriksaan kehamilan atau ANC dengan tenaga kesehatan, serta menghindari
penggunaan alkohol dan zat-zat berbahaya.
BAB III

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS
Nama : Ny. TA
Umur : 33 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Tanjungan, Kecamatan Tanjungan, Wedi, Klaten
Suku : Jawa
No. RM : 089791
Tanggal MRS : 8 Juni 2021
Tanggal Pemeriksaan : 8 Juni 2021

II. ANAMNESIS
Keluhan Utama : keluar lendir darah dari jalan lahir

Riwayat Penyakit sekarang


Pasien G3P2A0 usia kehamilan 37+6 minggu datang ke IGD RSD Bagas Waras dengan keluhan
keluar lendir darah dari jalan lahir sejak beberapa jam SMRS. Pasien juga mengeluhkan
kenceng-kenceng sejak pagi SMRS. kenceng-kenceng yang dirasakan semakin lama semakin
teratur. Dikatakan juga ada rasa seperti ingin mengejan. Pasien juga mengeluhkan demam sejak
1 hari SMRS. Batuk, pilek, mual, muntah, diare dan hilang penciuman disangkal oleh pasien.

Riwayat Penyakit Dahulu


 Alergi : (-)
 Asma : (-)
 Tumor : (-)
 Kista : (-)
 Hipertensi : (-)
 Diabetes mellitus : (-)
 Penyakit jantung : (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit hipertensi, DM, jantung, penyakit ginjal, alergi, asma disangkal oleh keluarga

Riwayat Menstruasi
 Usia menarche : 15 tahun
 Siklus : 28 hari (teratur)
 Durasi : 7 hari
 Dismenorrhea : (+)
 Keputihan : (-)
 HPHT : 17 September 2020
 HPL : 24 Juni 2021

Riwayat Kehamilan Sekarang


 G3P2Ab0Ah2 usia kehamilan : 37+6 minggu
 Periksa kehamilan rutin di Puskesmas
 Imunisasi TT 1x
 Hamil muda : mual (-), muntah (-), perdarahan (-)
 Hamil tua : edema tungkai (-/-), perdarahan (-)

Riwayat Perkawinan
 Menikah 1 kali
 Pertama kali menikah usia 21 tahun, dengan suami sekarang 11 tahun
Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
G3P2A0AH2 usia kehamilan 37+6 minggu
Hami L/P Jenis Penolon Tempat Tgl BBL Laktas Riwayat Hidup/
l Persalina g Lahi (gr) i Persalinan Mati
n r & Nifas
Bayi Lalu
1. P Normal Bidan Praktik 3/10/ 3000 - - Hidup
desa Bidan 2010
2. L Normal Dokter RSIA 15/6/ 2600 - Dipacu Hidup
spesialis 2014
obsgyn
3. Hamil ini

Riwayat Kontrasepsi
Pasien menggunakan Pil KB

Riwayat Ginekologi
Riwayat Operasi : tidak ada
Riwayat Kuret : tidak ada
Riwayat Keputihan : tidak ada

Riwayat Pengobatan
Pasien tidak mengkonsumsi obat rutin atau pengobatan dalam jangka panjang.

Riwayat Sosial Lingkungan


Pasien adalah seorang ibu rumah tangga dan juga menjadi tulang punggung. Menjadi
tulang punggung keluarga karena suami sedang sakit akibat stroke sejak tahun 2020 yang
menyebabkan kesulitan dalam bekerja dan beraktivitas. Pasien bekerja dengan menjual makanan
dan menjual barang-barang online. Pasien tinggal di rumah bersama suami, kedua anaknya dan
ibu mertua yang biasanya ditugaskan untuk mengurus anak-anaknya selama pasien bekerja.
Pasien mengatakan merasa kelelahan sekali dan mengalami stress berat selama kehamilan ketiga
ini. Akibat masalah ekonomi dan menjadi tulang punggung keluarga. Nafsu makan menurun dan
asupan makanan seadanya. Bahkan berat badan pasien tidak terlalu naik drastic dibanding
kehamilan sebelumnya.

III. PEMERIKSAAN FISIK


Keadaan umum sedang
Kesadaran apatis (E3V4M6)

Tanda-Tanda Vital
TD : 100/70 mmHg
N : 87 x/menit. reguler, kuat, isi cukup
RR : 20 x/menit, reguler, kedalaman cukup
S : 38,1o C
SpO2 : 100%
BB : 52 kg
TB : 155cm

Status General
Kepala : Normocephali
Mata : anemis +/+ ikterus -/- reflek pupil +/+, 3mm isokor
THT : Telinga : Sekret (-)
Hidung : Sekret (-)
Tenggorok : Tidak diperiksa
Mulut : mencong (-)
Thorax : Simetris (+) saat statis dan dinamis, retraksi (-)
Cor :
 Inspeksi : Ictus kordis tidak tampak
 Palpasi : iktus kordis tidak teraba, thrill (-)
 Perkusi : bergeser ke kaudolateral
 Auskultasi : S1 S2 normal regular, murmur (-)
Pulmo :

 Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris statis dan dinamis, retraksi (-)
 Palpasi : Gerakan dinding dada teraba simetris, nyeri tekan (-)
 Perkusi : Suara sonor +/+
 Auskultasi : Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen:
 Inspeksi : Distensi abdomen ( - )
 Auskultasi : Bising usus (+) normal
 Perkusi : Timpani (+)
 Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
Ektremitas : Hangat +/+, edema -/- CRT < 2 detik
+/+ -/-
Kulit : Sianosis (-)

Status Pemeriksaan Obstetrical dan Ginekological :


a. Payudara
Bentuk payudara : simetris, putting menonjol, ASI sudah keluar, massa (-/-)
b. Abdomen
Inspeksi : pembesaran sesuai kehamilan, stria gravidarum (+), linea nigra (+), bekas
luka operasi (-)
Palpasi : bentuk memanjang, kontraksi (-), TFU: 27 cm, Tafsiran Berat Janin (TBJ) :
2.170 gram
Pemeriksaan Leopold :
Leopold I : presentasi bokong
Leopold II : presentasi punggung kanan, letak memanjang
Leopold III : presentasi kepala
Leopold IV : sudah masuk PAP
Auskultasi :
Punctum maximum : sebelah kanan pusar
DJJ : 138x/menit
Peristaltik : 20x/menit
His : frekuensi 1 x 10 menit / 15 detik, tidak teratur, kekuatan lemah

Vaginal toucher
Bishop score

0 1 2 3 Skor
Dilatasi Tertutup 1-2 cm 3-4 cm >5 cm 1
Effacement 0-30% 40-50% 60-70% >80% 0
Station Hodge 1 Hodge 2 Hodge 3 Hodge 4 0
Konsistensi Kaku Sedang Lunak 1
Posisi Posterior Tengah Anterior 0
Total 2

Presentasi : Kepala STLD : Positif


UUK : belum teraba Lakmus : negatif
Selaput Ketuban : positif
Air ketuban : negatif

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


a. Pemeriksaan Laboratorium
08 Juni 2021
HEMATOLOGI
Darah Lengkap Flag Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hemoglobin L 11.6 gr/dl 12.0-15.6
Hematokrit 33.8 % 33.0-45.0
Trombosit L 145 10^3/µL 150-450
Leukosit 8.08 10^3/µL 4.5-11.0
Eritrosit L 3.72 10^6/µL 4.4-5.9
MCV 90.7 fL 79.0-99.0
MCH 31.0 pg 27-31
MCHC 34.2 g/dL 33-37
RDW-CV 12.3 % 10.0-15.0
PCT 0.143 0.16-0.33
MPV 9.9 fL 7.9-11.1
PDW H 16.4 fL 9.0-13.0
NLR H 5.45 1-3.13
HFLC 0.1 % 0-1.4
ALC L 1210 /µL 1500-4000
Hitung Jenis
Neutrofil H 81.6 % 50-70
Limfosit L 14.9 % 20-40
Monosit 3.3 % 0-6
Eosinofil 0.1 % 0-4
Basofil 0.1 % 0-1
Golongan Darah A
Rhesus Faktor +

KOAGULASI
Darah Lengkap Flag Hasil Satuan Nilai Rujukan
Waktu 8 Menit 5-15
Pembekuan (CT)
Waktu 2 Menit 1.0-3.0
Perdarahan (BT)
SEROLOGI
Antigen Rapid Negatif Negatif
Test SARS Cov 2
IMUNOLOGI
HbsAg Non Reaktif Non Reaktif
Anti HIV Non Reaktif Non Reaktif
Anti HCV Non Reaktif Non Reaktif

Hasil Pemeriksaan CTG

V. DIAGNOSIS KERJA
- G3P2A0 uk 37+6 minggu inpartu kala 1 fase laten dengan IUGR
- Febris Hari ke 2
- Anemia

VI. PENATALAKSANAAN
- Pantau kemajuan persalinan setiap 4 jam
- Infus RL loading 2 flacon lanjut infus RL 28 tpm
- Injeksi Paracetamol extra 500 mg
- Pemeriksaan CTG
- Transfer pasien ke ruang VK
Catatan Perkembangan Pasien

Tanggal Kondisi Klinis Planning


08/06/2021 S: Hamil ini, kenceng-kenceng, keluar lendir  Pantau kemajuan persalinan
09.00 darah setiap 4 jam
O:
Kes: GCS E3V4M6 R: 20x/menit  Infus RL loading 2 flacon
TD: 100/70mmHg T: 38,1oC lanjut infus RL 28 tpm
N: 87x/menit, kuat, isi cukup
 Injeksi Paracetamol extra

A: 500 mg
- G3P2A0 uk 37+6 minggu inpartu kala 1 fase  Pemeriksaan CTG
laten
 Transfer pasien ke ruang
- IUGR
VK
08/06/2021 S: Os mengatakan ingin mengejan, kenceng-  Memimpin persalinan
17.15 kenceng  Melakukan amniotomi bila
perlu
O:  Jika bayi sudah lahir, ibu
KU baik, CM disuntikkan oksitosin 10 IU
IM
VT : serviks buka lengkap, portio tidak teraba,
 Melakukan peregangan tali
kepala di Hodge 2-3, secret (+), STLD (+) pusat terkendali dan
pastikan plasenta lahir
A: G3P2A0 uk 37+6 minggu kala II dengan spontan dan lengkap
IUGR  Melakukan masase fundus
uteri
 Melakukan hecting pada
perineum bila terjadi ruptur
perineum
 Melakukan perawatan tali
pusat pada bayi
 Pantau kontraksi uterus dan
perdarahan

Tanggal Kondisi Klinis Planning


08/06/2021 S: 2 jam post partum ibu mengeluhkan mules  Amoxycillin 3x500 mg
19.00 dan nyeri di jalan lahir
 Asam mefenamat 3x500 mg

O:  Kalk tablet 2x1


Kes: GCS E3V4M6 R: 20x/menit  Vitamin C 2x1
TD: 100/70mmHg T: 36,9oC
 Vitamin A 1x200.000 IU
N: 82x/menit, kuat, isi cukup
SpO2 : 100%  Sulfas ferosus 1x1
 Pindah bangsal
A:
- G3P2A0 pospartum spontan
09/06/2021 S: bisa BAK dan BAB, masih perdarahan  Amoxycillin 3x500 mg
08.00 namun sudah berkurang, masih nyeri di jalan
 Asam mefenamat 3x500 mg
lahir setelah dijahit
 Kalk tablet 2x1
O:  Vitamin C 2x1
Kes: GCS E3V4M6 R: 20x/menit
 Sulfas ferosus 1x1
TD: 100/70mmHg T: 36,9oC
N: 82x/menit, kuat, isi cukup
SpO2 : 100%
Uterus teraba keras

A:
G3P2A0 pospartum spontan

DAFTAR PUSTAKA

 Lausman A, Kingdom J, Gagnon R, Basso M, Bos H, Crane J, et al. Intrauterine Growth


Restriction: Screening, Diagnosis, And Management. J Obstet Gynaecol Canada.
2013;35(8):741–8.
 Murki S. Intrauterine Growth Retardation - A Review Article. J Neonatal Biol.
2014;03(03):1–11.
 Brodsky D, Christou H. Current concepts in intrauterine growth restriction. J Intensive Care
Med. 2004;19(6):307–19.
 Romo A, Carceller R, Tobajas J. Intrauterine growth retardation (IUGR): Epidemiology and
etiology. Pediatr Endocrinol Rev. 2009;6(Suppl 3):332–6
 Sharma D, Shastri S, Sharma P. Intrauterine Growth Restriction: Antenatal and Postnatal
Aspects. Clin Med Insights Pediatr. 2016;10:67–83
 Manandhar T, Prashad B, Nath Pal M. Risk Factors for Intrauterine Growth Restriction and
Its Neonatal Outcome. Gynecol Obstet. 2018;08(02)

Anda mungkin juga menyukai