PENDAHULUAN
Pandemi Covid-19 merupakan kondisi darurat global yang terjadi di seluruh dunia.
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan munculnya penyakit pada
manusia dan hewan1. Sedangkan corona diseases merupakan penyakit baru yang
menyerang manusia, dan belum teridentifikasi sebelumnya. Jenis virus yang
menyebabkan Covid-19 yaitu varian Sars-Cov-2. Inang awal dari Sars-Cov-2 adalah
kelelawar, selanjutnya virus ini mengalami mutasi sehingga menginfeksi saluran
pernafasan manusia melalui inang perantara lainnya yaitu unta, tikus, musang.2 Virus
akan masuk ke sel inang setelah protein S di sampul virus reseptor sel inang (ACE-2)
yang umumnya banyak di epitel saluran pernafasan 2. Corona diseases memiliki varian
gejala yang cukup bervariasi dari ringan sampai berat, meliputi demam, batuk, anosmia,
sesak nafas dan gejala lain selain gangguan sistem pernafasan.
Penemuan varian baru pada manusia ditemukan pertama di Wuhan Cina, pada
Desember 2019. Semenjak kejadian tersebut mulai bermunculan KLB/ Kejadian Luar
Biasa di Wuhan dan negara-negara lain sekitarnya. Penambahan jumlah kasus Covid-19
berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar negara. Hingga akhirnya
Covid-19 mulai menyerang warga Indonesia. Hal ini terbukti dengan ditemukannya kasus
konfirmasi pada tanggal 2 Maret 2020, sebanyak 2 kasus konfirmasi. Sampai dengan
tanggal 5 September 2021, terdapat kasus terkonfirmasi postif sebanyak 4.133.433,
sembuh sebanyak 3.850.689, kasus meninggal sebanyak 136.473 3.
Cara penularan Covid-19 melalui percikan dahak/droplet saat batuk, bersin atau
berbicara. Hal ini berupa kontak langsung dengan penderita, kontak tidak langsung
dengan permukaan atau benda yang digunakan penderita 4. Hal yang paling utama dalam
penularan Covid-19 yaitu melalui tetesan aerosol dari penderita. Penularam ini terjadi
semakin mudah di ruangan tertutup, dimana kosentrasi aerosol semakin tinggi bila di
ruangan yang relatif tertutup.1 Rekomendasi pencegahan penularan dengan kepatuhan
menjalankan protokol kesehatan dan menerima vaksinasi Covid-19. Adapun protokol
kesehatan yang maksud diantaranya memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak,
menjauhi kerumunan.
1
Adapun faktor yang mempengaruhi kepatuhan seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan,
motivasi, persepsi, dan keyakinan terhadap upaya pengontrolan dan pencegahan penyakit,
variabel lingkungan, kualitas instruksi kesehatan, dan kemampuan mengakses sumber
yang ada.5 Dari uraian diatas, peneliti tertatik untuk melakukan penelitian mengenai
persepsi masyarakat terhadap keyakinan keamanan vaksin dan kepatuhan menjalankan
protokol kesehatan. Apabila didapatkan kurang/ rendah, maka dapat dilakukan upaya-
upaya untuk mengubah persepsi masyarakat yang salah.
Berdasarkan latar belakang diatas, didapatkan adanya identifikasi masalah sebagai berikut
: Bagaimanakah persepsi masyarakat tentang keamanan vaksin Covid-19 dan kepatuhan
menjalankan protokol pencegahan Covid-19 di Kelurahan Sonorejo?
1.3 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai persepsi masyarakat
tentang keamanan vaksin Covid-19 dan kepatuhan menjalankan protokol pencegahan
Covid-19 di Kelurahan Sonorejo.
1.4 Manfaat
Manfaat penelitian dengan judul “Persepsi Masyarakat tentang Keamanan Vaksin Covid-
19 dan Kepatuhan Menjalankan Protokol Pencegahan Covid-19 di Kelurahan Sonorejo”
adalah sebagai berikut :
a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Puskesmas dalam memberikan
infromasi mengenai persepsi masyarakat tentang keamanan vaksin Covid-19 dan
kepatuhan menjalankan protokol pencegahan Covid-19 di Kelurahan Sonorejo.
b) Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan evaluasi dalam memberikan
pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat di wilayah Puskesmas Sukoharjo.
c) Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan informasi untuk penelitian
lebih lanjut mengenai persepsi masyarakat tentang keamanan vaksin Covid-19 dan
kepatuhan menjalankan protokol pencegahan Covid-19 di Kelurahan Sonorejo.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Penyakit COVID-19 adalah penyakit infeksi menular langsung yang disebabkan oleh
virus SARS-COV-2. Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan munculnya
penyakit pada manusia dan hewan1. Sedangkan corona diseases merupakan penyakit baru
yang menyerang manusia, dan belum teridentifikasi sebelumnya. Pada manusia biasanya
dapat menimbulkan gejala dari ringan sampai dengan gejala berat, diantaranya berupa Middle
East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat/ Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS).1
B. Epidemiologi
Covid-19 merupakan penyakit baru yang disebabkan oleh varian baru coronavirus,
yaitu SARS-CoV-2. Berdasarkan hasil penyelidikan diketahui bahwa virus ini berhubungan
dengan Pasar Seafood di Wuhan. Kasus dari virus SARS-CoV-2 pertama kali dilaporkan
pada tanggal 7 Januari 2020 oleh pemerintah China. 6 Diketahui asal mula dari Wuhan,
Tiongkok pada akhir Desember 2019.7 Di Indonesia sendiri kasus pertama kali muncul pada
tanggal 2 Maret 2020.6 Sampai dengan tanggal 5 September 2021, terdapat kasus
terkonfirmasi postif sebanyak 4.133.433, sembuh sebanyak 3.850.689, kasus meninggal
sebanyak 136.473. 3
C. Etiologi
Penyebab utama dari Corona Disease (Covid-19) adalah virus yang tergolong family
Coronavirus.6 Jenis virus yang menyebabkan Covid-19 yaitu varian Sars-Cov-2. Covid-19
merupakan genus dengan for elliptic dan sering berbentuk pleomorfik dan berdiameter 60-
140 nm.1 Coronavirus termasuk dalam golongan ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae.
Selain itu Coronavirus juga merupakan virus tunggal strain positif, berkapsul dan tidak
bersegmen.7 Virus ini memiliki struktur sampul yang melingkupi materi genetik, dengan
protein S di permukaan virus.7 Struktur sampul dan protein ini menyerupai mahkota atau
crown sehingga virus ini dinamai virus korona atau Coronavirus.
3
Gambar 1. Struktur Virus Corona
D. Mekanisme Penularan
Proses penularan Covid-19 antar orang ke orang didapatkan dalam beberapa rute yang
berbeda. Akan tetapi transmisi utama dari Virus SARS-CoV-2 yaitu melalui droplet
pernafasan yang ditimbulkan pada saat batuk, bersin, bernafas dan lainnya. Kemungkinan-
kemungkinan moda transmisi SARS-CoV-2 diantaranya yaitu
Transmisi SARS-CoV-2 dapat terjadi baik itu secara kontak langsung, kontak
tidak langsung dan kontak erat (berada dalam jarak 1 meter) dengan orang yang
terinfeksi khususnya melalui percikan droplet penderita saat batuk, bersin,
berbicara, menyanyi. Droplet saluran nafas memiliki ukuran diameter > 5-10 μm.
Sedangkan droplet dari SARS-CoV-2 berupa aerosol/ droplet nuclei yaitu droplet
dengan ukuran diameter ≤ 5 μm.8
4
3. Transmisi fomit
Orang yang terinfeksi Covid-19 ketika batuk/bersin/berbicara beresiko untuk
mengeluarkan percikan droplet/ sekresi saluran pernafasan, dan mengkontaminasi
benda dan permukaan sekitar. Hal ini menyebabkan terbentuknya fomit
(permukaan yang terkontaminasi).8 Permukaan fomit ini dapat menyebabkan
penularan pada orang lain, dimana orang yang ada di sekitar menyentuh
permukaan yang fomit yang dilanjutkan dengan sentuhan pada hidung,mulut atau
mata.
E. Patogenesis
F. Karakteristik Klinis
5
Tabel 1. Manifestasi Klinis dari Covid-19 9
Pemeriksaan radiologi dapat berupa foto thoraks, CT-Scan thoraks dan USG
thoraks. Hasil pencitraan bervariasi dan dapat menunjukkan gambaran opasitas
bilateral, konsolidasi subsegmental, lobar aau kolaps paru/ nodul, gambaran
groundglass, efusi pleura.7
6
Gambar 2. Hasil radiologi pasien Covid-19 dengan berbagai kondisi 12
Pada fase awal dapat ditemukan Ground Glass Opacities (GGO) di area perifer,
subpleural, dan lobus bawah. Selain itu, tampak penebalan septal interlobular dan interstisial
intralobular yang berbentuk crazy paving pattern.9 Adapun perjalanan klinis Ct-Scan Pasien
Covid adalah sebagai berikut :
7
Gambar 3. Foto thoraks pasien Covid-19
G. Kriteria Diagnosis
a. Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yaitu demam (≥38ºC) atau
riwayat demam; disertai salah satu gejala/tanda penyakit pernapasan seperti: batuk/
sesak nafas/ sakit tenggorokan/ pilek/ pneumonia ringan hingga berat DAN tidak ada
penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan DAN pada 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di
negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal.12
b. Orang dengan demam (≥38ºC) atau riwayat demam atau ISPA DAN pada 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi
COVID-19.
8
2. Orang dalam Pemantauan (OdP)
a. Orang yang mengalami demam (≥ 38ºC) atau riwayat demam; atau gejala gangguan
sistem pernapasan seperti pilek/ sakit tenggorokan/ batuk DAN tidak ada penyebab
lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan DAN pada 14 hari terakhir
sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/ wilayah
yang melaporkan transmisi lokal.12
Seseorang yang tidak bergejala dan memiliki risiko tertular dari orang konfirmasi
Covid-19. Orang tanpa gejala merupakan seseorang dengan riwayat kontak erat
dengan kasus konfirmasi Covid-19.12
4. Kasus Konfirmasi
Pasien yang terinfeksi COVID-19 dengan hasil pemeriksaan tes positif melalui
pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR).
H. Klasifikasi Klinis
Menurut PDPI, (2020) terdapat beberapa sindrom klinis yang dapat muncul saat
terinfeksi Covid-19, antara lain :
1. Tidak berkomplikasi
Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Gejala yang muncul berupa gejala yang tidak
spesifik.Gejala utama tetap muncul seperti demam, batuk, dapat disertai dengan nyeri
tenggorok, kongesti hidung, malaise, sakit kepala,dan nyeri otot. Pada beberapa kasus
didapatkan gejala tidak disertai demam dan gejala realtif ringan.
2. Pneumonia Ringan
Gejala utama dapat muncul seperti demam, batuk, dan sesak. Namun tidak ada tanda
pneumonia berat.Pada anak-anak dengan pneumonia tidak berat ditandai dengan
batuk atau susah bernapas.
9
3. Pneumonia Berat
Gejal ayangmuncul diantaranya demam atau curiga infeksi saluran napas. Tanda yang
muncul yaitu takipnea (frekuensi napas: >30x/ menit), distress pernapasan berat atau
saturasi oksigen pasien <90% udara luar. Sianosis dapat terjadi juga pada anak-anak.
Kondisi yang lebih parah dibandingkan dengan pneumonia berat, berupa ARDS
(Sindrom gangguan pernafasan akut). Diagnosis pasti memerlukan adanya kriteria klinis dan
ventilasi. Ditandai dengan adanya kegagalan pernafasan baru yang serius dan adanya
memburuknya gambaran pernafasan yang sudah diidentifikasi.1
I. Deteksi Dini
Deteksi dini dilakukan pada setiap orang yang dicurigai atau yang memenuhi syarat
diagnosis klinis harus diisolasi dalam satu ruangan dan spesimennya harus dikumpulkan
untuk pengujian patogenik sesegera mungkin. Selain itu, kegiatan deteksi dini dan respons
dilakukan di pintu masuk dan wilayah untuk mengidentifkasi ada atau tidaknya pasien dalam
pengawasan, orang dalam pemantauan, kasus yang dicurigai maupun kasus konfimasi Covid-
19 dan melakukan respon yang tepat.1
J. Diagnosis Banding
Pasien COVID-19 dapat datang dengan manifestasi klinis yang beragam sehingga
diagnosis bandingnya meliputi gejala pada saluran napas dan di luar saluran napas. Diagnosis
banding penyakit infeksi saluran napas dengan mikroorganisme penyebab lain: Adenovirus,
Coronavirus lainnya, Chlamydia pneumoniae, Influenza (28% pasien COVID-19 mengalami
influenza), Human metapneumovirus (HmPV), Human rhinovirus/enterovirus, Legionella
pneumophilia, Mycoplasma pneumoniae*, Parainfluenza*, Pneumocystis jirovecii (in
immunocompromised hosts), Respiratory syncytial virus (RSV)*, Rhinovirus (common
cold), Infectious mononucleosis, Acute HIV
1
Pneumonia primer karena virus atau bakteri seperti : Streptococcus pneumoniae
pneumonia, Haemophilus influenzae pneumonia, Moraxella catarrhalis pneumonia. Keadaan
akut pada paru seperti edema paru, embolisme paru, eksaserbasi penyakit paru obstruktif
kronis, asma, hipertensi pulmoner/cor pulmonale, acute respiratory distress syndrome
(ARDS), pneumonitis. Kelainan pada jantung, seperti: sindrom coroner akut, gagal jantung,
penyakit katup jantung Lainnya : tumor, acute chest syndrome (pada sickle cell disease).15
K. Tatalaksana
Tatalaksana pasien yang terinfeksi Covid-19, disesuaikan dengan kondisi klinis pasien
dan juga komorbid yang dimiliki. Adapun pembagian tatalaksana sebagai berikut 14:
1. Tanpa Gejala
Isolasi mandiri selama 14 hari dirumah
Vitamin C 3x1 tab (untuk 14 hari)
Pasien mengukur subu tubuh 2 kali sehari, pagi dan malam hari
Pasien di pantau melalui telepon oleh petugas FKTP
Kontrol di FKTP setelah 14 hari untuk pemantauan klinis.
2. Gejala Ringan
Isolasi mandiri selama 14 hari dirumah
Vitamin C 3x1 tab (untuk 14 hari)
Simpotamis (parasetamol dll)
Bila diperlukan dapat diberikan Azitromizin 1x500 mg (untuk 5 hari)/
levofloxacin 1x750 mg ( untuk 5 hari) atau antivirus seperti oseltamivir
2x75 mg atau Avigan/Favipiravir 2x600 mg (untuk 5 hari)
3. Gejala Sedang
Rujuk ke Rumah Sakit/ Rumah Sakit Darurat seperti wisma atlet
Isolasi di Rumah Sakit/ Rumah Sakit Darurat seperti wisma atlet selama 14
hari
Vitamin C diberikan 200-400 mg/8 jam dalam 100 cc Nacl 0,9% habis
dalam 1 jam secara intravena selama perawatan
Klorokuin fosfat 2x500 mg (untuk 5 hari)atau hidroklorokuin dosis 1x400
mg(untuk 5 hari)
Simpotamis (parasetamol dll)
11
Azitromizin 1x500 mg (untuk 5 hari)/ levofloxacin 1x750 mg ( untuk 5
hari) atau antivirus seperti oseltamivir 2x75 mg atau Avigan/Favipiravir
2x600 mg (untuk 5 hari)14
4. Gejala Berat
Isolasi di ruang isolasi Rumah Sakit Rujukan
Diberikan obat rejimen Covid-19 :
Vitamin C diberikan 200-400 mg/8 jam dalam 100 cc Nacl 0,9% habis
dalam 1 jam secara intravena selama perawatan
Salah satu yang harus diperhatikan pada tata laksana adalah pengendalian komorbid.
Gambaran klinis pasien Covid-19 dengan diketahui adanya komorbid akan berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas. Komorbid yang diketahui berhubungan dengan luaran
pasien adalah usia lanjut, hipertensi, diabetes, penyakit kardiovaskular dan penyakit
serebrovaskular.12
L. Prognosis
Hingga saat ini mortalitas mencapai 2% tetapi jumlah kasus berat mencapai 10%.
Prognosis bergantung pada derajat penyakit, ada tidaknya komorbid dan faktor usia.12
M. Pencegahan
Pencegahan utama adalah membatasi mobilisasi orang yang berisiko hingga masa
inkubasi. Pencegahan lain adalah meningkatkan daya tahan tubuh melalui asupan makanan
sehat, meperbanyak cuci tangan, menggunakan masker bila berada di daerah berisiko atau
padat, melakukan olah raga, istirahat cukup serta makan makanan yang dimasak hingga
matang.12 Pencegahan sekunder adalah segera menghentikan proses pertumbuhan virus,
1
sehingga pasien tidak lagi menjadi sumber infeksi. Upaya pencegahan yang penting termasuk
berhenti merokok untuk mencegah kelainan parenkim paru.12
Upaya pencegahan lain dan dirasakan cukup efektif dalam menurunkan keparahan
gejala apabila terinfeksi Covid-19 adalah vaksinasi Covid-19. Terdapat beberapa jenis vaksin
Covid-19 yang sudah tersedia di Indonesia. Hingga saat ini pemerintah sedang melakukan
upaya pemberian vaksinasi pada masyarakat umum secara luas dan merata.
Bagi petugas kesehatan pencegahan dilakukan dengan melakukan skrinning awal dan
triase di ruang IGD sebelum petugas menangani pasien. Adapun beberapa prinsip pencegahan
infeksi Covid-19 bagi petugas kesehatan diantaranya berupa13 :
Saat menatalaksana pasien di rumah sakit atau fasilitas kesehatan, seluruh standar
kehati-hatian termasuk hand hygiene harus diterapkan dengan konsisten.
Saat menatalaksana pasien dengan infeksi saluran napas akut, perlu
diterapkan prosedur kewaspadaan terhadap droplet.
Saat menatalaksana pasien dengan infeksi saluran napas akut dan berat (Severe Acute
Respiratory Infection) yang mungkin menderita flu burung, MERS-CoV, COVID-19
dan infeksi virus baru lainnya, perlu ditambahkan prosedur kewaspadaan terhadap
kontak.13
Prosedur kewaspadaan terhadap droplet; bertujuan mencegah transmisi droplet ukuran besar
dari virus :13
1. Menggunakan masker medis bila bekerja dalam jarak 1 meter dari pasien.
2. Tempatkan pasien di ruang-ruang terpisah, atau kelompokkan mereka yang memiliki
diagnosis etiologi yang sama.
3. Bila diagnosis etiologi tidak memungkinkan, Kelompokkan pasien sesuai dengan
diagnosis klinis dan berdasarkan pertimbangan faktor risiko dalam ruangan dengan
separasi.
4. Saat menatalaksana pasien dengan jarak dekat, gunakan face
mask atau goggles mengingat cipratan sekret dapat terjadi.
5. Batasi pergerakan pasien dalam fasilitas pelayanan kesehatan dan pastikan pasien
menggunakan masker medis saat di luar ruang perawatan.
13
Prosedur kewaspadaan terhadap kontak; bertujuan mencegah transmisi langsung atau tidak
langsung dari kontak dengan permukaan atau alat yang terkontaminasi : 13
1. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD: masker medis, pelindung mata, sarung tangan
dan gown) saat memasuki ruangan, lepas APD saat keluar ruangan, dan praktikkan
hand hygiene setelah pelepasan APD.
2. Bila memungkinkan, gunakan perlengkapan seperti stetoskop, cuffs pengukur tekanan
darah, termometer dll yang disposable atau bersifat dedicated untuk pasien tersebut.
Jika terpaksa perlengkapan itu digunakan bersama pasien lain, bersihkan dan lakukan
disinfeksi sebelum penggunaan ke pasien lain.
3. Pastikan tenaga kesehatan tidak menyentuh mata, hidung atau mulut dengan tangan
telanjang atau sarung tangan yang sudah terkontaminasi.
4. Hindari mencemari permukaan lingkungan yang tidak terkait langsung dengan tata
laksana pasien (contoh: pegangan pintu, saklar lampu).
5. Hindari pergerakan pasien yang tidak perlu.
6. Selalu terapkan hand hygiene.
A. Definisi
Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme atau
bagiannya atau zat yang dihasilkannya yang telah diolah sedemikian rupa sehingga aman,
yang apabila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif
terhadap penyakit tertentu.17
1
B. Manfaat
Salah satu keberhasilan vaksinasi yang paling fenomenal adalah musnahnya penyakit
variola (smallpox) pada tahun 1979. Berkat imunisasi massal, Indonesia juga sudah
dinyatakan bebas polio. Begitupun dengan vaksinasi Covid-19, dilakukan dengan tujuan
untuk mempercepat penanggulangan Covid-19 di Indonesia bersama dengan penerapan
protokol kesehatan. Selain itu, vaksinasi ini diharapkan dapat memutus rantai penularan
secara menyeluruh, dengan mentargetkan sekitar 70% kelompok sasaran untuk mencapai
herd immunity.
Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan No. 9860 Tahun 2020 tentang Penetapan
Jenis Vaksin untuk Pelaksanaan Vaksinasi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19),
Pemerintah menetapkan enam jenis vaksin yang akan digunakan di Indonesia. Enam jenis
vaksin ini meliputi Sinovac Biotech Ltd, Pfizer Inc and BioN tech, PT Biofarma (Persero),
AstraZeneca, Sinopharm, dan Moderna.17
Terkait dengan keamanan vaksin, telah dinyatakan bahwa vaksin Covid-19 terbukti
aman. Vaksin yang diproduksi massal sudah melewati proses yang panjang dan harus
memenuhi syarat utama yakni: Aman, Ampuh, Stabil dan Efisien dari segi biaya. Aspek
keamanan vaksin dipastikan melalui beberapa tahapan uji klinis yang benar dan menjunjung
tinggi kaidah ilmu pengetahuan, sains dan standar-standar kesehatan. Intinya, pemerintah
tidak tergesa-gesa dalam pelaksanaan vaksinasi, dan tetap mengedepankan aspek keamanan
dan manfaat atau keampuhan vaksin. Pemerintah hanya menyediakan vaksin Covid-19 yang
terbukti aman dan lolos uji klinis, serta sudah mendapatkan Emergency Use of Authorization
(EUA) dari BPOM.16
15
Sedangkan terkait efektivitas dari vaksin Covid-19 yaitu seberapa ampuh suatu vaksin
dapat melindungi dari penularan penyakit dapat dilihat dari hasil uji klinis fase III.
Berdasarkan data hasil uji klinis fase I dan II, serta fase III yang dilakukan di negara lain,
vaksin yang tersedia terbukti aman dan dapat meningkatkan kekebalan terhadap COVID-19.16
D. Efek Samping
Secara umum, efek samping yang timbul dapat beragam, pada umumnya ringan dan
bersifat sementara, serta bergantung pada kondisi tubuh. Efek samping ringan seperti demam
dan nyeri otot atau ruam-ruam pada bekas suntikan adalah hal yang wajar namun tetap perlu
dimonitor.16
Vaksin seperti semua produk medis lainnya memiliki efek samping. Bahkan produk
yang kita temui sehari-hari juga memiliki efek samping. Berdasarkan penelitian, 95% efek
samping dari vaksin bersifat ringan, seperti nyeri pada bekas suntikan ataupun demam yang
biasanya berlangsung paling lama 48 jam setelah divaksin. Demam sebagai efek samping
sendiri adalah tanda vaksin berhasil memicu sistem kekebalan tubuh kita. 16
Penularan Covid-19 terjadi melalui droplet yang dapat menginfeksi manusia dengan
masuknya droplet yang mengandung virus SARS-CoV-2 ke dalam tubuh melalui hidung,
mulut, dan mata. Prinsip pencegahan penularan Covid-19 pada individu dilakukan dengan
menghindari masuknya virus melalui ketiga pintu masuk tersebut dengan beberapa tindakan,
seperti:
a. Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung dan mulut
hingga dagu, jika harus keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain yang tidak
1
diketahui status kesehatannya (yang mungkin dapat menularkan COVID-19). Apabila
menggunakan masker kain, sebaiknya gunakan masker kain 3 lapis.
b. Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun dengan air
mengalir atau menggunakan cairan antiseptik berbasis alkohol/handsanitizer. Selalu
menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak bersih
(yang mungkin terkontaminasi droplet yang mengandung virus).
c. Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari terkena
droplet dari orang yang bicara, batuk, atau bersin, serta menghindari kerumunan,
keramaian, dan berdesakan. Jika tidak memungkinkan melakukan jaga jarak maka
dapat dilakukan berbagai rekayasa administrasi dan teknis lainnya. Rekayasa
administrasi dapat berupa pembatasan jumlah orang, pengaturan jadwal, dan
sebagainya. Sedangkan rekayasa teknis antara lain dapat berupa pembuatan partisi,
pengaturan jalur masuk dan keluar, dan lain sebagainya.
d. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit
sehari dan istirahat yang cukup (minimal 7 jam), serta menghindari faktor risiko
penyakit. Orang yang memiliki komorbiditas/penyakit penyerta/kondisi rentan seperti
diabetes, hipertensi, gangguan paru, gangguan jantung, gangguan ginjal, kondisi
immunocompromised/penyakit autoimun, kehamilan, lanjut usia, anak-anak, dan lain
lain, harus lebih berhati-hati dalam beraktifitas di tempat dan fasilitas umum. 18
17
pemahaman bagi semua orang, serta keteladanan dari pimpinan, tokoh masyarakat,
dan melalui media mainstream.
1
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional,
yaitu teknik pengambilan data penelitian dengan cara mengambil data dari populasi yang ada
Penelitian ini dilakukan saat vaksinasi lansia dosis kedua, pada tanggal 23 Juli 2021.
3.3.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai
kualiatas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian
ditarik kesimpulannya.19 Peneliti menentukan populasi dalam penelitian ini adalah warga
Kelurahan Sonorejo berusia diatas 18-70 tahun.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut.19 Sampel penelitian ini adalah warga Kelurahan Sonorejo yang berusia diatas 18-70
tahun yang hadir menerima vaksin Covid-19 dosis kedua.
19
1. Kriteria inklusi yaitu :
- Peserta dengan usia 18-70 tahun
- Peserta yang datang dan terjadwal menerima vaksin Covid-19 dosis kedua
- Peserta yang kooperatif, dan mampu berkomunikasi dengan baik
- Peserta bersedia menjadi responden penelitian
2. Kriteria eksklusi berdasarkan jawaban pertanyaan pada lembar kuesioner yaitu:
- Peserta dengan alamat tempat tinggal diluar Kelurahan Sonorejo
- Masyarakat yang tunda menerima vaksin karena tidak memenuhi syarat untuk
divaksin
Pada penelitian ini telah ditetapkan jumlah sampel sebanyak 50 orang. Penetapan
jumlah minimal sampel penelitian ini menurut Gay, Mills dan Airasian (2009) dimana untuk
penelitian metode deskriptif minimal sampel adalah 10% populasi, dan untuk populasi yang
relatif kecil minimal 20%.20 Selain hal itu, peneliti menetapkan jumlah sampel sebanyak 50
sampel dengan mempertimbangkan distribusi data penelitian agar lebih merata. Pada
kebanyakan penelitian dikatakan bahwa ukuran sampel lebih besar daripada 30 dan lebih
kecil daripada 500 akan lebih baik dalam pengambilan data penelitian.21
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari persepsi, vaksin, Covid-19, dan
protokol kesehatan.
2
Tabel 2. Definisi Operasional Variabel
3. Bolpoin
21
b. Peneliti melakukan pemeriksaan tekanan darah dan skrinning untuk peserta yang
akan divaksin. Setelah selesai skrinning, peneliti menjelaskan maksud, tujuan dan
secara lisan oleh peneliti sesuai dengan lembar kuesioner yang sudah disediakan.
d. Peneliti mencatat identitas dan jawaban dari responden kedalam lembar kuesioner.
e. Peneliti juga melakukan pengambilan data di meja 4 yaitu saat peserta vaksin
Kelurahan Sonorejo. Pengambilan data pada penelitian ini dengan menggunakan data primer
yang diperoleh secara langsung pada responden. Data yang sudah diperoleh ini akan
dirahasiakan dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Adapun hal-hal yang
mengganti nama subyek penelitian dengan nama inisial, serta peneliti juga tidak
1. Editing/ mengedit
Editing adalah proses meneliti data yang telah diperoleh. Hal ini meliputi :
2
dengan data yang lain. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan proses editing terhadap
hasil jawaban kuesioner dari responden penelitian dengan memilah responden yang
Pada tipe pertanyaan tertutup seringkali lebih mudah diberikan kode dibandingkan
dengan tipe pertanyaan terbuka. Hal ini dapat terjadi karena pada tertutup responden
hanya akan memilih pilihan jawaban yang tersedia di kuesioner. Sedangkan pada tipe
3. Pemrosesan Data
Setelah melalui dua tahapan diatas, selanjutnya akan dilakukan proses analisis
data. Analisis yang sesuai dengan tahapan audit kinerja sektor publik adalah analisis
statistik deskriptif. Analisis statistik deskripsi adalah proses transformasi data dalam
bentuk tabulasi, sehingga data akan mudah dipahami. Data yang ada akan diringkas
4. Cleaning
23
BAB IV
Penelitian ini dilakukan di Kantor Kelurahan Sonorejo selama satu hari pada saat
pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dosis 2 tanggal 23 Juli 2021. Penelitian dilakukan dengan
cara memberikan pertanyaan pada responden dan melakukan pengisian kuesioner.
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Non-probability sampling dengan
teknik sampling kuota dan telah ditentukan sebanyak 50 responden. Subyek penelitian ini
dipilih sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
Pada penelitian ini didapatkan sebanyak 50 responden. Dari total responden dilakukan
pengelompokan jenis kelamin menjadi laki-laki dan perempuan, dengan hasil seperti pada
diagram dibawah ini.
20
15
10
LAKI-LAKI PEREMPUAN
2
4.1.2. Distribusi Tingkat Usia Responden
Kategori usia menurut Depkes RI (2009) terbagi menjadi beberapa kelompok, mulai
dari masa balita sampai dengan masa manula. Namun, pada penelitian ini dilakukan pada
responden yang berusia diatas 18 tahun sesuai dengan kriteria inklusi. Didapatkan responden
dengan usia paling muda pada usia 31 tahun. Dengan demikian pengelompokan usia pada
penelitian ini terbagi menjadi :
25
4.1.3. Distribusi Tingkat Pendidikan Responden
TIDAK SEKOLAHSDSMPSMADIPLOMASARJANA
2
DISTRIBUSI JENIS PEKERJAAN RESPONDEN
1211
1010
10
8 7
6 5
4 3
2 1 1 1 1
20%
YA
TIDAK
80%
27
Berdasarkan data tersebut didapatkan bahwa sebanyak 40 (80%) responden memiliki
kartu BPJS yang biasanya digunakan untuk mendapatkan layanan kesehatan di Fasilitas
Kesehatan Primer. Akan tetapi terdapat 10 (20%) responden yang belum memiliki kartu
BPJS.
TIDAK
PERTANYAAN YA TIDAK TAHU
n (%) n (%) n (%)
1. 19?
Apakah anda bisa terinfeksi Covid- 4 (8%) 4 (8%)
42 (84%)
2. Apakah vaksin Covid-19 dapat
mencegah infeksi Covid-19? 42 (84%) 2 (4%) 6 (12%)
2
beberapa
29
hal terkait vaksin Covid-19, yang paling banyak tidak diketahui yaitu tentang manfaat vaksin
Covid-19 dalam mencegah infeksi Covid-19 dan efek samping dari vaksin Covid-19.
15
10 9 (19%)
6 (12%)
5 (10%)
5 3 (6%) 3 (6%) 2 (4%)
0
TV NAKES WA IG WEBSITE RT FB
Gambar 10. Diagram Jawaban Responden Mengenai Sumber Informasi tentang Vaksin
Covid-19
3
4.1.8. Jawaban Responden Mengenai Kepatuhan Menjalankan Protokol Pencegahan
Covid-19
Dari keseluruhan responden akan dilakukan identifikasi jawaban ya dan tidak terkait
dengan kepatuhan responden dalam menjalankan protokol pencegahan Covid-19. Berikut
adalah diagram hasil jawaban responden :
10%
90%
YATIDAK
31
Tabel 4. Jawaban Pertanyaan dalam Menjalankan Protokol Pencegahan Covid-19
PERTANYAAN YA TIDAK
n (%) n (%)
1. Apakah Anda menggunakan masker
ketika bepergian? 50 (100%) 0 (0%)
Berdasarkan data hasil penelitian diatas didapatkan bahwa semua responden telah
mematuhi protokol kesehatan khususnya dalam menggunakan masker (100%), menjaga jarak
ketika sedang di keramaian (100%), dan membatasi mobilitas/ bepergian jika sangat
mendesak saja(100%). Namun didapatkan dua pertanyaan dimana responden masih
menjawab “tidak” yang artinya terdapat responden yang tidak melakukan protokol kesehatan
khususnya dalam mencuci tangan setelah bepergian yaitu sebanyak 2 orang (4%) dan
menghindari kerumunan sebanyak 3 orang (6%).
4.2. PEMBAHASAN
Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki
persepsi yang baik mengenai keamanan vaksin Covid-19. Akan tetapi terdapat responden
yang memiliki ketidaktahuan mengenai manfaat vaksin dalam mencegah infeksi Covid-
19. Selain itu, beberapa responden juga memiliki pengetahuan yang kurang akan efek
samping yang dapat ditimbulkan dari vaksin Covid-19. Meskipun demikian seluruh
responden dalam penelitian ini telah bersedia menerima vaksinasi Covid-19.
3
dipertimbangkan masyarakat
33
untuk melakukan vaksinasi.23 Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
masyarakat terhadap vaksin covid-19 yaitu tingkat pendidikan, umur, jenis kelamin,
pekerjaan, status pernikahan, agama, tradisi, status ekonomi.23
3
BAB V
5.1. Kesimpulan
Terkait dengan dua hal tersebut, maka diperlukan intervensi lebih lanjut
pada masyarakat guna meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait manfaat dan
efek samping dari vaksin Covid-19 serta kepatuhan masyarakat dalam
menjalankan protokol pencegahan infeksi Covid-19 (5M) khsususnya mencuci
tangan setelah kegiatan dan menghindari kerumunan.
5.2. Saran
35
2. Untuk Puskesmas Sukoharjo
Diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi dan
pemilihan intervensi jika diperlukan guna meningkatkan pelayanan Fasilitas
Kesehatan dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait dengan vaksin
Covid-19 serta protokol pencegahan Covid-19.
5.3. Intervensi
Langkah konkrit yang penulis dapat berikan sebagai salah satu upaya untuk
mengatasi ketidaktahuan masyarakat mengenai manfaat vaksin Covid-19 dalam
mencegah infeksi Covid-19 dan efek samping vaksin Covid-19 yaitu dengan
menyusun materi yang dapat digunakan untuk memberikan edukasi kepada
masyarakat. Materi yang diberikan juga berupa penerapan protokol kesehaatan
khususnya mencuci tangan setelah kegiatan dan menghindari kerumunan.
3
DAFTAR PUSTAKA
4. Safrizal, Z.A. dkk. 2020. Pedoman Umum Menghadapi Pandemi Covid-19 Bagi
Pemerintah Daerah. Jakarta : Kementerian Dalam Negeri.
5. Susilo, A. dkk. 2020. Coronavirus disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini : Jurnal
Penyakit Dalam Indonesia. 2020;7(1):45-67
6. Satgas Covid-19. 2021. Hotline Covid-19. Diakses dari :https://covid19.go.id/.
7. Werdhani, R.A. Etiologi, Cara Penularan & Faktor Resiko. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia : IMERI.
8. Lathifa, A.R. dkk. 2021. Kepatuhan Mahasiswa dalam Menjalankan Protokol Kesehatan
pada Masa Pandemi Covid-19. Proceding of Inter-Islamic University Conference on
Psychology Vol 1 No 1 (2021) : UMSIDA
9. Putranto Terawan, A. 2020. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
HK.01.07/Menkes/413/2020 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Jakarta : Menteri Kesehatan Republik
Indonesia.
10. Yuliana. 2020. Corona Virus Diseases (Covid-19) : Sebuah Tinjauan Literatur. Wellness
and Healthy Magazine Vol 2, No 1.
11. WHO. 2020. Transmisi SARS-CoV-2: Implikasi terhadap Kewaspadaan Pencegahan
Infeksi.
12. Susilo A, dkk. 2020. Coronavirus disease 2019 : Tinjauan literatur terkini. Jurnal
Penyakit Dalam Indonesia.
13. Gu J, Han B, Wang J. 2020. COVID-19. Gastrointestinal manifestations and potential
fecal-oral transmission. Gastroenterology.
14. Kemenkes RI. 2021. Perubahan Atas Keputusan Menteri Kesehatan Tentang Penggunaan
Rapid Diagnostic Test Antigen dalam Pemeriksaan Covid-19. Jakarta : Menteri
Kesehatan Republik Indonesia.
15. Handayani. D, dkk. 2020. Penyakit Virus Corona 2019. Jakarta : Jurnal Respirologi
Indonesia Vol 40, No.2.
16. WHO. Clinical care for severe acute respiratory infection toolkit– COVID-19 adaptation
(2020). Infection prevention and control for patients with SARI section. p. 35-43.
17. Burhan.E. Update Management of COVID-19. Jakarta : Departemen Pulmonologi dan
Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
37
18. Respati, T & Rathomi, H.S. 2020. Kopidpedia. Bandung : Pusat Penerbitan Universitas
(P2U) Unisba
19. Kementerian Republik Indonesia. Seputar Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19.
20. Septiani A. Ini Perbedaan Harga Vaksin Sinovac Vs Pfizer, Mana yang Lebih Murah?
detikHealth. 2021 Feb 5.
21. Putranto Terawan, A. 2020. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
HK.01.07/Menkes/382/2020 Tentang Protokol Kesehatan bagi masyarakat di Tempat
dan Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan dan pengendalian Coronavirus Disease
2019 (COVID-19). Jakarta : Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
22. Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
23. Gay, LR, Geoffrey E. Mills and Peter Airasian. 2009. Educational Research,
Competencies for Analysis and Application. New Jersey: Pearson Education, Inc.
24. Agung, I Gusti Ngurah. 2006. Statistika Penerapan Model Rerata Sel Multivariat dan
Model Ekonometri dengan SPSS. Jakarta: Yayasan SAD Satria Bhakti.
25. Al-metwali, Basma Zuheir, Zahraa Adel Al-Alag Pharm, Ali Azeez AlJumaili, and B. S.
(2021) ‘Exploring the acceptance of COVID-19 vaccine among healthcare workers and
general population using health belief model’, (April), pp. 1–11. doi: 10.1111/jep.13581.
26. Argista.Z.L. 2021. Persepsi masyarakat terhadap Vaksin Covid-19 diSumatera Selatan.
Universitas Sriwijaya.
27. Taqwin, dkk. 2021. Determinan Ketersediaan Masyarakat Menerima Vaksinasi Covid-19
di Sulawesi Tengah.
28. Wong SH, dkk. 2020. Covid-19 and Public Interest in Face Mask Use. Am J Respir Crit
Care Med.
3
LAMPIRAN
(nama responden)
39
NO :
IDENTITAS RESPONDEN
Isilah identitas Anda pada baris nama,usia & alamat, serta berikan tanda ceklist (√) di kolom
yang tersedia.
Nama : ………………………………………………………
Usia...............................................Tahun
Alamat : ……………………………………………………….
Jenis kelamin :
o Laki-Laki
o Perempuan
Pendidikan terakhir :
o SD
o SMP
o SMA
o Diploma (D1/D2/D3/D4)
o Sarjana
o Magister
o Doktor
4
Pekerjaan : o Pelajar/ mahasiswa
o PNS/TNI/POLRI
o Tenaga kesehatan (Dokter, perawat, bidan,
apoteker, terapis, dll)
o Pegawai Swasta
o Wiraswasta
o Petani
o Nelayan
o Buruh Harian
o Pembantu Rumah Tangga
o Pensiunan
o Lainnya : …………………………………
Pilih jawaban yang sesuai dengan apa yang anda ketahui dan anda anggap benar dengan
memberikan tanda ceklist (√) di kolom yang tersedia
41
5. Apakah anda yakin vaksin Covid-19 akan memiliki efek samping?
o Ya
o Tidak
o Tidak Tahu
4
4. Apakah Anda mencuci tangan setelah berkegiatan?
o Ya
o Tidak
43
DATA HASIL PENELITIAN
4
39 M 50 DEWASA AKHIR IRT SMP PEREMPUAN
40 SS 38 DEWASA AKHIR WIRASWASTA SARJANA LAKI-LAKI
PEGAWAI
41 NS 31 DEWASA AWAL SWASTA SMA PEREMPUAN
42 M 68 MANULA PENSIUNAN DIPLOMA LAKI-LAKI
TIDAK
43 S 55 LANSIA AWAL BURUH HARIAN SEKOLAH PEREMPUAN
PEGAWAI
44 DB 34 DEWASA AWAL SWASTA SMA LAKI-LAKI
45 S 51 LANSIA AWAL WIRASWASTA SD LAKI-LAKI
46 YY 49 LANSIA AWAL IRT SARJANA PEREMPUAN
47 DR 45 LANSIA AWAL WIRASWASTA SARJANA PEREMPUAN
48 S 48 LANSIA AWAL WIRASWASTA SMA LAKI-LAKI
49 DF 38 DEWASA AKHIR PEDAGANG SMP PEREMPUAN
50 K 36 DEWASA AKHIR IRT DIPLOMA PEREMPUAN
45
MATERI INTERVENSI