Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pandemi Covid-19 merupakan kondisi darurat global yang terjadi di seluruh dunia.
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan munculnya penyakit pada
manusia dan hewan1. Sedangkan corona diseases merupakan penyakit baru yang
menyerang manusia, dan belum teridentifikasi sebelumnya. Jenis virus yang
menyebabkan Covid-19 yaitu varian Sars-Cov-2. Inang awal dari Sars-Cov-2 adalah
kelelawar, selanjutnya virus ini mengalami mutasi sehingga menginfeksi saluran
pernafasan manusia melalui inang perantara lainnya yaitu unta, tikus, musang.2 Virus
akan masuk ke sel inang setelah protein S di sampul virus reseptor sel inang (ACE-2)
yang umumnya banyak di epitel saluran pernafasan 2. Corona diseases memiliki varian
gejala yang cukup bervariasi dari ringan sampai berat, meliputi demam, batuk, anosmia,
sesak nafas dan gejala lain selain gangguan sistem pernafasan.

Penemuan varian baru pada manusia ditemukan pertama di Wuhan Cina, pada
Desember 2019. Semenjak kejadian tersebut mulai bermunculan KLB/ Kejadian Luar
Biasa di Wuhan dan negara-negara lain sekitarnya. Penambahan jumlah kasus Covid-19
berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar negara. Hingga akhirnya
Covid-19 mulai menyerang warga Indonesia. Hal ini terbukti dengan ditemukannya kasus
konfirmasi pada tanggal 2 Maret 2020, sebanyak 2 kasus konfirmasi. Sampai dengan
tanggal 5 September 2021, terdapat kasus terkonfirmasi postif sebanyak 4.133.433,
sembuh sebanyak 3.850.689, kasus meninggal sebanyak 136.473 3.

Cara penularan Covid-19 melalui percikan dahak/droplet saat batuk, bersin atau
berbicara. Hal ini berupa kontak langsung dengan penderita, kontak tidak langsung
dengan permukaan atau benda yang digunakan penderita 4. Hal yang paling utama dalam
penularan Covid-19 yaitu melalui tetesan aerosol dari penderita. Penularam ini terjadi
semakin mudah di ruangan tertutup, dimana kosentrasi aerosol semakin tinggi bila di
ruangan yang relatif tertutup.1 Rekomendasi pencegahan penularan dengan kepatuhan
menjalankan protokol kesehatan dan menerima vaksinasi Covid-19. Adapun protokol
kesehatan yang maksud diantaranya memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak,
menjauhi kerumunan.
1
Adapun faktor yang mempengaruhi kepatuhan seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan,
motivasi, persepsi, dan keyakinan terhadap upaya pengontrolan dan pencegahan penyakit,
variabel lingkungan, kualitas instruksi kesehatan, dan kemampuan mengakses sumber
yang ada.5 Dari uraian diatas, peneliti tertatik untuk melakukan penelitian mengenai
persepsi masyarakat terhadap keyakinan keamanan vaksin dan kepatuhan menjalankan
protokol kesehatan. Apabila didapatkan kurang/ rendah, maka dapat dilakukan upaya-
upaya untuk mengubah persepsi masyarakat yang salah.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, didapatkan adanya identifikasi masalah sebagai berikut
: Bagaimanakah persepsi masyarakat tentang keamanan vaksin Covid-19 dan kepatuhan
menjalankan protokol pencegahan Covid-19 di Kelurahan Sonorejo?

1.3 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai persepsi masyarakat
tentang keamanan vaksin Covid-19 dan kepatuhan menjalankan protokol pencegahan
Covid-19 di Kelurahan Sonorejo.
1.4 Manfaat
Manfaat penelitian dengan judul “Persepsi Masyarakat tentang Keamanan Vaksin Covid-
19 dan Kepatuhan Menjalankan Protokol Pencegahan Covid-19 di Kelurahan Sonorejo”
adalah sebagai berikut :
a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Puskesmas dalam memberikan
infromasi mengenai persepsi masyarakat tentang keamanan vaksin Covid-19 dan
kepatuhan menjalankan protokol pencegahan Covid-19 di Kelurahan Sonorejo.
b) Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan evaluasi dalam memberikan
pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat di wilayah Puskesmas Sukoharjo.
c) Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan informasi untuk penelitian
lebih lanjut mengenai persepsi masyarakat tentang keamanan vaksin Covid-19 dan
kepatuhan menjalankan protokol pencegahan Covid-19 di Kelurahan Sonorejo.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Corona Virus Disease (COVID-19)

A. Definisi

Penyakit COVID-19 adalah penyakit infeksi menular langsung yang disebabkan oleh
virus SARS-COV-2. Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan munculnya
penyakit pada manusia dan hewan1. Sedangkan corona diseases merupakan penyakit baru
yang menyerang manusia, dan belum teridentifikasi sebelumnya. Pada manusia biasanya
dapat menimbulkan gejala dari ringan sampai dengan gejala berat, diantaranya berupa Middle
East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat/ Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS).1

B. Epidemiologi

Covid-19 merupakan penyakit baru yang disebabkan oleh varian baru coronavirus,
yaitu SARS-CoV-2. Berdasarkan hasil penyelidikan diketahui bahwa virus ini berhubungan
dengan Pasar Seafood di Wuhan. Kasus dari virus SARS-CoV-2 pertama kali dilaporkan
pada tanggal 7 Januari 2020 oleh pemerintah China. 6 Diketahui asal mula dari Wuhan,
Tiongkok pada akhir Desember 2019.7 Di Indonesia sendiri kasus pertama kali muncul pada
tanggal 2 Maret 2020.6 Sampai dengan tanggal 5 September 2021, terdapat kasus
terkonfirmasi postif sebanyak 4.133.433, sembuh sebanyak 3.850.689, kasus meninggal
sebanyak 136.473. 3

C. Etiologi

Penyebab utama dari Corona Disease (Covid-19) adalah virus yang tergolong family
Coronavirus.6 Jenis virus yang menyebabkan Covid-19 yaitu varian Sars-Cov-2. Covid-19
merupakan genus dengan for elliptic dan sering berbentuk pleomorfik dan berdiameter 60-
140 nm.1 Coronavirus termasuk dalam golongan ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae.
Selain itu Coronavirus juga merupakan virus tunggal strain positif, berkapsul dan tidak
bersegmen.7 Virus ini memiliki struktur sampul yang melingkupi materi genetik, dengan
protein S di permukaan virus.7 Struktur sampul dan protein ini menyerupai mahkota atau
crown sehingga virus ini dinamai virus korona atau Coronavirus.

3
Gambar 1. Struktur Virus Corona

D. Mekanisme Penularan

Proses penularan Covid-19 antar orang ke orang didapatkan dalam beberapa rute yang
berbeda. Akan tetapi transmisi utama dari Virus SARS-CoV-2 yaitu melalui droplet
pernafasan yang ditimbulkan pada saat batuk, bersin, bernafas dan lainnya. Kemungkinan-
kemungkinan moda transmisi SARS-CoV-2 diantaranya yaitu

1. Transmisi kontak dan droplet

Transmisi SARS-CoV-2 dapat terjadi baik itu secara kontak langsung, kontak
tidak langsung dan kontak erat (berada dalam jarak 1 meter) dengan orang yang
terinfeksi khususnya melalui percikan droplet penderita saat batuk, bersin,
berbicara, menyanyi. Droplet saluran nafas memiliki ukuran diameter > 5-10 μm.
Sedangkan droplet dari SARS-CoV-2 berupa aerosol/ droplet nuclei yaitu droplet
dengan ukuran diameter ≤ 5 μm.8

2. Transmisi melalui udara


Transmisi melalui udara diartikan sebagai penyebaran droplet nuclei (aerosol)
yang tetap infeksius saat melayang di udara dan bergerak hingga jarak yang jauh.
Penularan secara aerosol sering didapatkan pada ruangan yang padat dan tertutup
yang disertai adanya transmisi droplet, misalnya saat latihan paduan suara, di
restoran, kelas kebugaran.8

4
3. Transmisi fomit
Orang yang terinfeksi Covid-19 ketika batuk/bersin/berbicara beresiko untuk
mengeluarkan percikan droplet/ sekresi saluran pernafasan, dan mengkontaminasi
benda dan permukaan sekitar. Hal ini menyebabkan terbentuknya fomit
(permukaan yang terkontaminasi).8 Permukaan fomit ini dapat menyebabkan
penularan pada orang lain, dimana orang yang ada di sekitar menyentuh
permukaan yang fomit yang dilanjutkan dengan sentuhan pada hidung,mulut atau
mata.

E. Patogenesis

Proses masuknya virus diperantarai dengan adanya protein S yang menenpel


dipermukaan kapsul virus. Virus akan masuk ke sel inang setelah protein S berikatan dengan
reseptor sel inang. Reseptor ini berupa Angiotensin-Converting Enzyme 2 (ACE-2), yang
banyak ditemukan di epitel saluran pernafasan. Selanjutnya RNA virus akan masuk dan
mulai di replikasi oleh sel inang. Replikasi virus ini diawali dengan translasi RNA virus yang
masuk. sistem transkripsi dan translasi sel inang akan berfokus memperbanyak salinan RNA
virus dan memproduksi komponen-komponen penyusun virus sekaligus merakitnya.
Selanjutnya, terjadi viral shedding atau pelepasan virus dari sel inang ke sel-sel sekitarnya.
Hal ini menyebabkan sel-sel lain, seperti sel-sel pada saluran gastrointestinal mengeluarkan
respon imun didapat (innate imun response ) dan bermanifestasi sebagai gejala non-
respiratorik.2

F. Karakteristik Klinis

1). Manifestasi Klinis

Seseorang yang terinfeksi Covid-19 memiliki gejala klinis yang bervariasi,


mulai asimptomatik sampai dengan gajala klinis yang berat. Pada 55.924 kasus,
tercatat gejala tersering adalah batuk kering, lemas, dan demam. Gejala yang
menyertainya dapat berupa sesak napas, batuk produktif, sakit tenggorokan,
menggigil, mialgia, nyeri kepala, diare, nyeri abdomen, hemoptisis, kongesti nasal,
dan kongesti konjungtiva. Pada 40% kasus COVID-19 dengan demam, suhu
puncaknya adalah 38,1-39°C.9 pada penelitian lain menyatakan lebih dari 80%
penderita COVID-19 derajat ringan dan sedang mengeluhkan hiposmia dan
hipogeusia. Saat ini hiposmia/anosmia dianggap sebagai salah satu gejala awal dari
infeksi COVID-19.10

5
Tabel 1. Manifestasi Klinis dari Covid-19 9

3). Pemeriksaan Laboratorium

Beberapa pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan untuk membantu


penegakan diagnosis antara lain darah perifer lengkap, hitung jenis, fungsi ginjal,
analisis gas darah terutama bila sesak, hemostasis, prokalsitonin (bila dicurigai
bakterialis), dan laktat. Hasil pemeriksaan darah lengkap yang mengarah pada infeksi
Covid-19 apabila didapatkan leukopenia dan limfopenia.9

4). Pemeriksaan Mikrobiologi

Pemeriksaan mikrobiologi untuk deteksi virus Covid-19 berupa Rapid


Diagnostic Test Antigen (RDT-Ag). Pemeriksaan ini digunakan untuk pelacakan
kasus, penegakan diagnosis dan skrinning Covid-19. RDT-Ag ini dengan
memperhatikan akses terhadap nucleic acid amplification test (NAAT) serta
kecepatan pemeriksaam NAAT. Metode deteksi molekuler/ NAAT mencakup
quantitative reverse transcription polymerase chain reaction (qRT-PCR), tes cepat
molekular (TCM), Loop-mediated isothermal amplification (LAMP).11

5). Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan radiologi dapat berupa foto thoraks, CT-Scan thoraks dan USG
thoraks. Hasil pencitraan bervariasi dan dapat menunjukkan gambaran opasitas
bilateral, konsolidasi subsegmental, lobar aau kolaps paru/ nodul, gambaran
groundglass, efusi pleura.7

6
Gambar 2. Hasil radiologi pasien Covid-19 dengan berbagai kondisi 12

Pada fase awal dapat ditemukan Ground Glass Opacities (GGO) di area perifer,
subpleural, dan lobus bawah. Selain itu, tampak penebalan septal interlobular dan interstisial
intralobular yang berbentuk crazy paving pattern.9 Adapun perjalanan klinis Ct-Scan Pasien
Covid adalah sebagai berikut :

 Pasien asimtomatis: tampak GGO multifokal dan unilateral. Jarang ditemukan


penebalan septum interlobularis, efusi pleura, dan limfadenopati.
 Satu minggu setelah onset: tampak GGO lesi bilateral dan difus. Efusi pleura
ditemukan pada 5% kasus dan limfadenopati ditemukan pada 10%.
 Dua minggu setelah onset: tampak GGO predominan dan dapat terdeteksi
konsolidasi.
 Tiga minggu setelah onset: tampak GGO predominan disertai pola retikular.
Gambaran efusi pleura, limfadenopati, bronkiektasis, dan penebalan pleura mulai
ditemukan.

7
Gambar 3. Foto thoraks pasien Covid-19
G. Kriteria Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan pada hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan


pemeriksaan penunjang (laboratorium, mikrobiologi, radiologi). Diagnosis pasti atau kasus
terkonfirmasi ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan ekstraksi RNA virus severe acute
respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). COVID-19 menggunakan reverse
transcription polymerase chain reaction (RT-PCR) untuk mengekstraksi 2 gen SARS-CoV-
2.12 Pada anamnesis dapat ditemukan 3 gejala yang sering dialami berupa batuk, sesak nafas,
demam atau bahkan anosmia. Definisi dari infeksi Covid-19, diklasifikasikan menjadi 4
yaitu:

1. Pasien dalam Pengawasan (PdP)

a. Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yaitu demam (≥38ºC) atau
riwayat demam; disertai salah satu gejala/tanda penyakit pernapasan seperti: batuk/
sesak nafas/ sakit tenggorokan/ pilek/ pneumonia ringan hingga berat DAN tidak ada
penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan DAN pada 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di
negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal.12

b. Orang dengan demam (≥38ºC) atau riwayat demam atau ISPA DAN pada 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi
COVID-19.

c. Orang dengan ISPA berat/ pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di


rumah sakit DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang
meyakinkan.

8
2. Orang dalam Pemantauan (OdP)

a. Orang yang mengalami demam (≥ 38ºC) atau riwayat demam; atau gejala gangguan
sistem pernapasan seperti pilek/ sakit tenggorokan/ batuk DAN tidak ada penyebab
lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan DAN pada 14 hari terakhir
sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/ wilayah
yang melaporkan transmisi lokal.12

b. Orang yang mengalami gejala gangguan sistem pernapasan seperti pilek/sakit


tenggorokan/ batuk DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki
riwayat kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19.

3. Orang Tanpa Gejala (OTG)

Seseorang yang tidak bergejala dan memiliki risiko tertular dari orang konfirmasi
Covid-19. Orang tanpa gejala merupakan seseorang dengan riwayat kontak erat
dengan kasus konfirmasi Covid-19.12

4. Kasus Konfirmasi

Pasien yang terinfeksi COVID-19 dengan hasil pemeriksaan tes positif melalui
pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR).

H. Klasifikasi Klinis

Menurut PDPI, (2020) terdapat beberapa sindrom klinis yang dapat muncul saat
terinfeksi Covid-19, antara lain :

1. Tidak berkomplikasi
Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Gejala yang muncul berupa gejala yang tidak
spesifik.Gejala utama tetap muncul seperti demam, batuk, dapat disertai dengan nyeri
tenggorok, kongesti hidung, malaise, sakit kepala,dan nyeri otot. Pada beberapa kasus
didapatkan gejala tidak disertai demam dan gejala realtif ringan.
2. Pneumonia Ringan
Gejala utama dapat muncul seperti demam, batuk, dan sesak. Namun tidak ada tanda
pneumonia berat.Pada anak-anak dengan pneumonia tidak berat ditandai dengan
batuk atau susah bernapas.

9
3. Pneumonia Berat
Gejal ayangmuncul diantaranya demam atau curiga infeksi saluran napas. Tanda yang
muncul yaitu takipnea (frekuensi napas: >30x/ menit), distress pernapasan berat atau
saturasi oksigen pasien <90% udara luar. Sianosis dapat terjadi juga pada anak-anak.

Kondisi yang lebih parah dibandingkan dengan pneumonia berat, berupa ARDS
(Sindrom gangguan pernafasan akut). Diagnosis pasti memerlukan adanya kriteria klinis dan
ventilasi. Ditandai dengan adanya kegagalan pernafasan baru yang serius dan adanya
memburuknya gambaran pernafasan yang sudah diidentifikasi.1

I. Deteksi Dini

Kemenkes dalam Buku Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Coronavirus Disease


mengelompokkan diagnosis kasus menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu pasien dalam pengawasan
dan orang dalam pemantauan. Orang dalam pemantauan didefnisikan sebagai seseorang yang
mengalami gejala demam (≥38°C) atau memiliki riwayat demam
atau ISPA tanpa pneumonia. Selain itu seseorang yang memiliki riwayat perjalanan ke
negara yang terjangkit pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala juga dikategorikan
sebagai orang dalam pemantauan.1

Deteksi dini dilakukan pada setiap orang yang dicurigai atau yang memenuhi syarat
diagnosis klinis harus diisolasi dalam satu ruangan dan spesimennya harus dikumpulkan
untuk pengujian patogenik sesegera mungkin. Selain itu, kegiatan deteksi dini dan respons
dilakukan di pintu masuk dan wilayah untuk mengidentifkasi ada atau tidaknya pasien dalam
pengawasan, orang dalam pemantauan, kasus yang dicurigai maupun kasus konfimasi Covid-
19 dan melakukan respon yang tepat.1

J. Diagnosis Banding

Pasien COVID-19 dapat datang dengan manifestasi klinis yang beragam sehingga
diagnosis bandingnya meliputi gejala pada saluran napas dan di luar saluran napas. Diagnosis
banding penyakit infeksi saluran napas dengan mikroorganisme penyebab lain: Adenovirus,
Coronavirus lainnya, Chlamydia pneumoniae, Influenza (28% pasien COVID-19 mengalami
influenza), Human metapneumovirus (HmPV), Human rhinovirus/enterovirus, Legionella
pneumophilia, Mycoplasma pneumoniae*, Parainfluenza*, Pneumocystis jirovecii (in
immunocompromised hosts), Respiratory syncytial virus (RSV)*, Rhinovirus (common
cold), Infectious mononucleosis, Acute HIV

1
Pneumonia primer karena virus atau bakteri seperti : Streptococcus pneumoniae
pneumonia, Haemophilus influenzae pneumonia, Moraxella catarrhalis pneumonia. Keadaan
akut pada paru seperti edema paru, embolisme paru, eksaserbasi penyakit paru obstruktif
kronis, asma, hipertensi pulmoner/cor pulmonale, acute respiratory distress syndrome
(ARDS), pneumonitis. Kelainan pada jantung, seperti: sindrom coroner akut, gagal jantung,
penyakit katup jantung Lainnya : tumor, acute chest syndrome (pada sickle cell disease).15

K. Tatalaksana

Tatalaksana pasien yang terinfeksi Covid-19, disesuaikan dengan kondisi klinis pasien
dan juga komorbid yang dimiliki. Adapun pembagian tatalaksana sebagai berikut 14:

1. Tanpa Gejala
 Isolasi mandiri selama 14 hari dirumah
 Vitamin C 3x1 tab (untuk 14 hari)
 Pasien mengukur subu tubuh 2 kali sehari, pagi dan malam hari
 Pasien di pantau melalui telepon oleh petugas FKTP
 Kontrol di FKTP setelah 14 hari untuk pemantauan klinis.
2. Gejala Ringan
 Isolasi mandiri selama 14 hari dirumah
 Vitamin C 3x1 tab (untuk 14 hari)
 Simpotamis (parasetamol dll)
 Bila diperlukan dapat diberikan Azitromizin 1x500 mg (untuk 5 hari)/
levofloxacin 1x750 mg ( untuk 5 hari) atau antivirus seperti oseltamivir
2x75 mg atau Avigan/Favipiravir 2x600 mg (untuk 5 hari)
3. Gejala Sedang
 Rujuk ke Rumah Sakit/ Rumah Sakit Darurat seperti wisma atlet
 Isolasi di Rumah Sakit/ Rumah Sakit Darurat seperti wisma atlet selama 14
hari
 Vitamin C diberikan 200-400 mg/8 jam dalam 100 cc Nacl 0,9% habis
dalam 1 jam secara intravena selama perawatan
 Klorokuin fosfat 2x500 mg (untuk 5 hari)atau hidroklorokuin dosis 1x400
mg(untuk 5 hari)
 Simpotamis (parasetamol dll)

11
 Azitromizin 1x500 mg (untuk 5 hari)/ levofloxacin 1x750 mg ( untuk 5
hari) atau antivirus seperti oseltamivir 2x75 mg atau Avigan/Favipiravir
2x600 mg (untuk 5 hari)14
4. Gejala Berat
 Isolasi di ruang isolasi Rumah Sakit Rujukan
 Diberikan obat rejimen Covid-19 :
Vitamin C diberikan 200-400 mg/8 jam dalam 100 cc Nacl 0,9% habis
dalam 1 jam secara intravena selama perawatan

Klorokuin fosfat 2x500 mg (untuk 5 hari)atau hidroklorokuin dosis 1x400


mg(untuk 5 hari)

Simpotamis (parasetamol dll)


Azitromizin 1x500 mg (untuk 5 hari)/ levofloxacin 1x750 mg ( untuk 5
hari) atau antivirus seperti oseltamivir 2x75 mg atau Avigan/Favipiravir
2x600 mg (untuk 5 hari)
 Pengobatan komorbid yang ada
 Monitor ketat agar tidak jatuh keg agal nafas yang memerlukan ventilator
mekanik.

Salah satu yang harus diperhatikan pada tata laksana adalah pengendalian komorbid.
Gambaran klinis pasien Covid-19 dengan diketahui adanya komorbid akan berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas. Komorbid yang diketahui berhubungan dengan luaran
pasien adalah usia lanjut, hipertensi, diabetes, penyakit kardiovaskular dan penyakit
serebrovaskular.12

L. Prognosis

Hingga saat ini mortalitas mencapai 2% tetapi jumlah kasus berat mencapai 10%.
Prognosis bergantung pada derajat penyakit, ada tidaknya komorbid dan faktor usia.12

M. Pencegahan

Pencegahan utama adalah membatasi mobilisasi orang yang berisiko hingga masa
inkubasi. Pencegahan lain adalah meningkatkan daya tahan tubuh melalui asupan makanan
sehat, meperbanyak cuci tangan, menggunakan masker bila berada di daerah berisiko atau
padat, melakukan olah raga, istirahat cukup serta makan makanan yang dimasak hingga
matang.12 Pencegahan sekunder adalah segera menghentikan proses pertumbuhan virus,

1
sehingga pasien tidak lagi menjadi sumber infeksi. Upaya pencegahan yang penting termasuk
berhenti merokok untuk mencegah kelainan parenkim paru.12

Upaya pencegahan lain dan dirasakan cukup efektif dalam menurunkan keparahan
gejala apabila terinfeksi Covid-19 adalah vaksinasi Covid-19. Terdapat beberapa jenis vaksin
Covid-19 yang sudah tersedia di Indonesia. Hingga saat ini pemerintah sedang melakukan
upaya pemberian vaksinasi pada masyarakat umum secara luas dan merata.

Bagi petugas kesehatan pencegahan dilakukan dengan melakukan skrinning awal dan
triase di ruang IGD sebelum petugas menangani pasien. Adapun beberapa prinsip pencegahan
infeksi Covid-19 bagi petugas kesehatan diantaranya berupa13 :

 Saat menatalaksana pasien di rumah sakit atau fasilitas kesehatan, seluruh standar
kehati-hatian termasuk hand hygiene harus diterapkan dengan konsisten.
 Saat menatalaksana pasien dengan infeksi saluran napas akut, perlu
diterapkan prosedur kewaspadaan terhadap droplet.
 Saat menatalaksana pasien dengan infeksi saluran napas akut dan berat (Severe Acute
Respiratory Infection) yang mungkin menderita flu burung, MERS-CoV, COVID-19
dan infeksi virus baru lainnya, perlu ditambahkan prosedur kewaspadaan terhadap
kontak.13

Prosedur kewaspadaan terhadap droplet; bertujuan mencegah transmisi droplet ukuran besar
dari virus :13

1. Menggunakan masker medis bila bekerja dalam jarak 1 meter dari pasien.
2. Tempatkan pasien di ruang-ruang terpisah, atau kelompokkan mereka yang memiliki
diagnosis etiologi yang sama.
3. Bila diagnosis etiologi tidak memungkinkan, Kelompokkan pasien sesuai dengan
diagnosis klinis dan berdasarkan pertimbangan faktor risiko dalam ruangan dengan
separasi.
4. Saat menatalaksana pasien dengan jarak dekat, gunakan face
mask atau goggles mengingat cipratan sekret dapat terjadi.
5. Batasi pergerakan pasien dalam fasilitas pelayanan kesehatan dan pastikan pasien
menggunakan masker medis saat di luar ruang perawatan.

13
Prosedur kewaspadaan terhadap kontak; bertujuan mencegah transmisi langsung atau tidak
langsung dari kontak dengan permukaan atau alat yang terkontaminasi : 13

1. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD: masker medis, pelindung mata, sarung tangan
dan gown) saat memasuki ruangan, lepas APD saat keluar ruangan, dan praktikkan
hand hygiene setelah pelepasan APD.
2. Bila memungkinkan, gunakan perlengkapan seperti stetoskop, cuffs pengukur tekanan
darah, termometer dll yang disposable atau bersifat dedicated untuk pasien tersebut.
Jika terpaksa perlengkapan itu digunakan bersama pasien lain, bersihkan dan lakukan
disinfeksi sebelum penggunaan ke pasien lain.
3. Pastikan tenaga kesehatan tidak menyentuh mata, hidung atau mulut dengan tangan
telanjang atau sarung tangan yang sudah terkontaminasi.
4. Hindari mencemari permukaan lingkungan yang tidak terkait langsung dengan tata
laksana pasien (contoh: pegangan pintu, saklar lampu).
5. Hindari pergerakan pasien yang tidak perlu.
6. Selalu terapkan hand hygiene.

Petugas kesehatan yang bertugas di fasilitas kesehatan juga diwajibkan untuk


menggunakan alat pelindung diri (APD). Level APD ini disesuaikan dengan besar resiko
tertular dan berdasarkan dengan kondisi pasien yang ditangani. Adapun level APD terdiri dari
: Level 1 (penutup kepala, masker surgikal, handscoen, baju kerja, penutup kaki), level 2
(penutup kepala, googles, masker N95, handscoen, apron/ gown, penutup kaki ), level 3
(penutup kepala, googles, masker N95, handscoen, cover all jumpsuits, boots).13

2.2 Vaksin Covid-19

A. Definisi

Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme atau
bagiannya atau zat yang dihasilkannya yang telah diolah sedemikian rupa sehingga aman,
yang apabila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif
terhadap penyakit tertentu.17

1
B. Manfaat

Salah satu keberhasilan vaksinasi yang paling fenomenal adalah musnahnya penyakit
variola (smallpox) pada tahun 1979. Berkat imunisasi massal, Indonesia juga sudah
dinyatakan bebas polio. Begitupun dengan vaksinasi Covid-19, dilakukan dengan tujuan
untuk mempercepat penanggulangan Covid-19 di Indonesia bersama dengan penerapan
protokol kesehatan. Selain itu, vaksinasi ini diharapkan dapat memutus rantai penularan
secara menyeluruh, dengan mentargetkan sekitar 70% kelompok sasaran untuk mencapai
herd immunity.

Untuk mengendalikan pandemi Covid-19, setiap orang harus memutus rantai


penularan. Dengan memiliki kekebalan yang didapatkan dari vaksinasi, kita akan terlindungi
dari penyakit dan tidak akan menularkan penyakit kepada orang lain. Bila sudah divaksinasi
namun tetap terinfeksi COVID-19, vaksinasi dapat mencegah terjadinya penyakit yang berat
dan mencegah kematian. Dengan semakin banyak orang yang divaksinasi maka kita dapat
melindungi orang-orang yang belum bisa mendapatkan vaksinasi (orang yang memiliki
penyakit kekebalan tubuh menurun, ibu hamil, anak-anak).

C. Keamanan & Efektivitas

Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan No. 9860 Tahun 2020 tentang Penetapan
Jenis Vaksin untuk Pelaksanaan Vaksinasi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19),
Pemerintah menetapkan enam jenis vaksin yang akan digunakan di Indonesia. Enam jenis
vaksin ini meliputi Sinovac Biotech Ltd, Pfizer Inc and BioN tech, PT Biofarma (Persero),
AstraZeneca, Sinopharm, dan Moderna.17

Terkait dengan keamanan vaksin, telah dinyatakan bahwa vaksin Covid-19 terbukti
aman. Vaksin yang diproduksi massal sudah melewati proses yang panjang dan harus
memenuhi syarat utama yakni: Aman, Ampuh, Stabil dan Efisien dari segi biaya. Aspek
keamanan vaksin dipastikan melalui beberapa tahapan uji klinis yang benar dan menjunjung
tinggi kaidah ilmu pengetahuan, sains dan standar-standar kesehatan. Intinya, pemerintah
tidak tergesa-gesa dalam pelaksanaan vaksinasi, dan tetap mengedepankan aspek keamanan
dan manfaat atau keampuhan vaksin. Pemerintah hanya menyediakan vaksin Covid-19 yang
terbukti aman dan lolos uji klinis, serta sudah mendapatkan Emergency Use of Authorization
(EUA) dari BPOM.16

15
Sedangkan terkait efektivitas dari vaksin Covid-19 yaitu seberapa ampuh suatu vaksin
dapat melindungi dari penularan penyakit dapat dilihat dari hasil uji klinis fase III.
Berdasarkan data hasil uji klinis fase I dan II, serta fase III yang dilakukan di negara lain,
vaksin yang tersedia terbukti aman dan dapat meningkatkan kekebalan terhadap COVID-19.16

D. Efek Samping

Secara umum, efek samping yang timbul dapat beragam, pada umumnya ringan dan
bersifat sementara, serta bergantung pada kondisi tubuh. Efek samping ringan seperti demam
dan nyeri otot atau ruam-ruam pada bekas suntikan adalah hal yang wajar namun tetap perlu
dimonitor.16

Vaksin seperti semua produk medis lainnya memiliki efek samping. Bahkan produk
yang kita temui sehari-hari juga memiliki efek samping. Berdasarkan penelitian, 95% efek
samping dari vaksin bersifat ringan, seperti nyeri pada bekas suntikan ataupun demam yang
biasanya berlangsung paling lama 48 jam setelah divaksin. Demam sebagai efek samping
sendiri adalah tanda vaksin berhasil memicu sistem kekebalan tubuh kita. 16

2.3. Protokol Pencegahan Infeksi Covid-19

Pencegahan penularan infeksi Covid-19 dapat dilakukan dengan tetap mematuhi


protokol kesehatan yang ada. Seseorang yang telah menerima vaksin Covid-19 bukan berarti
tidak memiliki resiko untuk tidak terinfeksi Covid-19. Vaksinasi dan kepatuhan menjalankan
protokol kesehatan adalah dua hal yang tetap harus dilakukan selama pandemi Covid-19 yang
betujuan untuk dapat mencegah penularan lebih lanjut.

Protokol kesehatan secara umum harus memuat:18

1. Perlindungan Kesehatan Individu

Penularan Covid-19 terjadi melalui droplet yang dapat menginfeksi manusia dengan
masuknya droplet yang mengandung virus SARS-CoV-2 ke dalam tubuh melalui hidung,
mulut, dan mata. Prinsip pencegahan penularan Covid-19 pada individu dilakukan dengan
menghindari masuknya virus melalui ketiga pintu masuk tersebut dengan beberapa tindakan,
seperti:

a. Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung dan mulut
hingga dagu, jika harus keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain yang tidak

1
diketahui status kesehatannya (yang mungkin dapat menularkan COVID-19). Apabila
menggunakan masker kain, sebaiknya gunakan masker kain 3 lapis.

b. Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun dengan air
mengalir atau menggunakan cairan antiseptik berbasis alkohol/handsanitizer. Selalu
menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak bersih
(yang mungkin terkontaminasi droplet yang mengandung virus).

c. Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari terkena
droplet dari orang yang bicara, batuk, atau bersin, serta menghindari kerumunan,
keramaian, dan berdesakan. Jika tidak memungkinkan melakukan jaga jarak maka
dapat dilakukan berbagai rekayasa administrasi dan teknis lainnya. Rekayasa
administrasi dapat berupa pembatasan jumlah orang, pengaturan jadwal, dan
sebagainya. Sedangkan rekayasa teknis antara lain dapat berupa pembuatan partisi,
pengaturan jalur masuk dan keluar, dan lain sebagainya.

d. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit
sehari dan istirahat yang cukup (minimal 7 jam), serta menghindari faktor risiko
penyakit. Orang yang memiliki komorbiditas/penyakit penyerta/kondisi rentan seperti
diabetes, hipertensi, gangguan paru, gangguan jantung, gangguan ginjal, kondisi
immunocompromised/penyakit autoimun, kehamilan, lanjut usia, anak-anak, dan lain
lain, harus lebih berhati-hati dalam beraktifitas di tempat dan fasilitas umum. 18

2. Perlindungan Kesehatan Masyarakat

Perlindungan kesehatan masyarakat merupakan upaya yang harus dilakukan oleh


semua komponen yang ada di masyarakat guna mencegah dan mengendalikan penularan
Covid-19. Potensi penularan Covid-19 di tempat dan fasilitas umum disebabkan adanya
pergerakan, kerumunan, atau interaksi orang yang dapat menimbulkan kontak fisik. Dalam
perlindungan kesehatan masyarakat peran pengelola, penyelenggara, atau penanggung jawab
tempat dan fasilitas umum sangat penting untuk menerapkan sebagai berikut:

a. Unsur pencegahan (prevent)

1) Kegiatan promosi kesehatan (promote) dilakukan melalui sosialisasi,


edukasi, dan penggunaan berbagai media informasi untuk memberikan pengertian dan

17
pemahaman bagi semua orang, serta keteladanan dari pimpinan, tokoh masyarakat,
dan melalui media mainstream.

2) Kegiatan perlindungan (protect) antara lain dilakukan melalui penyediaan


sarana cuci tangan pakai sabun yang mudah diakses dan memenuhi standar atau
penyediaan handsanitizer, upaya penapisan kesehatan orang yang akan masuk ke
tempat dan fasilitas umum, pengaturan jaga jarak, disinfeksi terhadap permukaan,
ruangan, dan peralatan secara berkala, serta penegakkan kedisplinan pada perilaku
masyarakat yang berisiko dalam penularan dan tertularnya Covid-19 seperti
berkerumun, tidak menggunakan masker, merokok di tempat dan fasilitas umum dan
lain sebagainya.18

b. Unsur penemuan kasus (detect)

1) Fasilitasi dalam deteksi dini untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19,


yang dapat dilakukan melalui berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat atau
fasilitas pelayanan kesehatan.

2) Melakukan pemantauan kondisi kesehatan (gejala demam, batuk, pilek,


nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas) terhadap semua orang yang ada di tempat
dan fasilitas umum.

c. Unsur penanganan secara cepat dan efektif (respond)

Melakukan penanganan untuk mencegah terjadinya penyebaran yang lebih luas,


antara lain berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat atau fasilitas pelayanan
kesehatan untuk melakukan pelacakan kontak erat, pemeriksaan rapid test atau Real
Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). 18

1
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional,

yaitu teknik pengambilan data penelitian dengan cara mengambil data dari populasi yang ada

dalam satu waktu dan tempat.


Sampel
Persepsi Keamanan Vaksin Covid-19 Protokol Pencegahan Covid-19

Gambar 4. Rancangan Penelitian Cross Sectional

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Kelurahan Sonorejo

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan saat vaksinasi lansia dosis kedua, pada tanggal 23 Juli 2021.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai
kualiatas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian
ditarik kesimpulannya.19 Peneliti menentukan populasi dalam penelitian ini adalah warga
Kelurahan Sonorejo berusia diatas 18-70 tahun.

3.3.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut.19 Sampel penelitian ini adalah warga Kelurahan Sonorejo yang berusia diatas 18-70
tahun yang hadir menerima vaksin Covid-19 dosis kedua.

19
1. Kriteria inklusi yaitu :
- Peserta dengan usia 18-70 tahun
- Peserta yang datang dan terjadwal menerima vaksin Covid-19 dosis kedua
- Peserta yang kooperatif, dan mampu berkomunikasi dengan baik
- Peserta bersedia menjadi responden penelitian
2. Kriteria eksklusi berdasarkan jawaban pertanyaan pada lembar kuesioner yaitu:
- Peserta dengan alamat tempat tinggal diluar Kelurahan Sonorejo
- Masyarakat yang tunda menerima vaksin karena tidak memenuhi syarat untuk
divaksin

3.4. Teknik Pemgambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Non-probability sampling, dimana teknik


pengambilan sampel tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur
atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Adapun jenis teknik pengambilan
sampel menggunakan teknik sampling kuota, yaitu teknik untuk menentukan sampel dari
populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu hingga jumlah (kuota) yang diinginkan.

3.5. Besar Sampel Penelitian

Pada penelitian ini telah ditetapkan jumlah sampel sebanyak 50 orang. Penetapan
jumlah minimal sampel penelitian ini menurut Gay, Mills dan Airasian (2009) dimana untuk
penelitian metode deskriptif minimal sampel adalah 10% populasi, dan untuk populasi yang
relatif kecil minimal 20%.20 Selain hal itu, peneliti menetapkan jumlah sampel sebanyak 50
sampel dengan mempertimbangkan distribusi data penelitian agar lebih merata. Pada
kebanyakan penelitian dikatakan bahwa ukuran sampel lebih besar daripada 30 dan lebih
kecil daripada 500 akan lebih baik dalam pengambilan data penelitian.21

3.6. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari persepsi, vaksin, Covid-19, dan
protokol kesehatan.

2
Tabel 2. Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Operasional

1. Persepsi Persepsi adalah tindakan menyusun, mengenali, dan


menafsirkan informasi sensoris guna memberikan
gambaran dan pemahaman tentang lingkungan.
2. Vaksin Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen
berupa mikroorganisme atau bagiannya atau zat yang
dihasilkannya yang telah diolah sedemikian rupa
sehingga aman, yang apabila diberikan kepada
seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik
secara aktif terhadap penyakit tertentu.
3. Covid-19 Covid-19 atau Corona Diseases adalah penyakit baru
yang menyerang manusia yang disebabkan oleh
Coronavirus, menyebabkan penyakit mulai dari gejala
ringan, sedang sampai berat.
4. Protokol Protokol Kesehatan adalah serangkaian aturan yang
Kesehatan dikeluarkan oleh pemerintah melalui Kementrian
Kesehatan dalam mengatur keamanan beraktivitas
selama masa pandemi Covid-19.

3.7. Instrumen Penelitian

1. Lembar Informed Consent

2. Lembar kuisioner mengenai persepsi masyarakat tentang keamanan vaksin Covid-


19 dan kepatuhan menjalankan protokol pencegahan Covid-19.

3. Bolpoin

3.8. Pelaksanaan Penelitian

Proses pengumpulan data penelitian :

a. Peneliti datang ke lokasi penelitian

21
b. Peneliti melakukan pemeriksaan tekanan darah dan skrinning untuk peserta yang

akan divaksin. Setelah selesai skrinning, peneliti menjelaskan maksud, tujuan dan

prosedur penelitian yang akan dilakukan.

c. Peserta yang bersedia menjadi responden, akan diberikan beberapa pertanyaan

secara lisan oleh peneliti sesuai dengan lembar kuesioner yang sudah disediakan.

d. Peneliti mencatat identitas dan jawaban dari responden kedalam lembar kuesioner.

e. Peneliti juga melakukan pengambilan data di meja 4 yaitu saat peserta vaksin

sedang menunggu untuk dilakukan observasi setelah menerima vaksin.

f. Peneliti datang ke peserta di meja 4 yang belum menjadi responden penelitian.

Kemudian menanyakan beberapa pertanyaan sesuai lembar kuesioner seperti yang

dilakukan di meja 2 (screening).

3.9. Etika Penelitian

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang

keamanan vaksin Covid-19 dan kepatuhan menjalankan protokol pencegahan Covid-19 di

Kelurahan Sonorejo. Pengambilan data pada penelitian ini dengan menggunakan data primer

yang diperoleh secara langsung pada responden. Data yang sudah diperoleh ini akan

dirahasiakan dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Adapun hal-hal yang

dirahasiakan terkait dengan identitas narasumber diantaranya tidak mencantumkan alamat,

mengganti nama subyek penelitian dengan nama inisial, serta peneliti juga tidak

menyebarluaskan data yang diperoleh kepada khalayak umum.

3.10. Teknik Pengolahan Data

1. Editing/ mengedit

Editing adalah proses meneliti data yang telah diperoleh. Hal ini meliputi :

kelengkapan jawaban, keterbacaan tulisan, kejelasan makna, kesesuaian dan relevansinya

2
dengan data yang lain. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan proses editing terhadap

hasil jawaban kuesioner dari responden penelitian dengan memilah responden yang

memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

2. Pemberian Kode (Coding)

Proses pemberian kode diperlukan dalam mengklasifikasi jawaban responden.

Pada tipe pertanyaan tertutup seringkali lebih mudah diberikan kode dibandingkan

dengan tipe pertanyaan terbuka. Hal ini dapat terjadi karena pada tertutup responden

hanya akan memilih pilihan jawaban yang tersedia di kuesioner. Sedangkan pada tipe

pertanyaan terbuka dilakukan pemberian kode untuk mengurangi variasi jawaban

yang diberikan. Proses pemberian kode akan memudahkan dan meningkatkan

efisiensi proses data entry ke dalam komputer.

3. Pemrosesan Data

Setelah melalui dua tahapan diatas, selanjutnya akan dilakukan proses analisis

data. Analisis yang sesuai dengan tahapan audit kinerja sektor publik adalah analisis

statistik deskriptif. Analisis statistik deskripsi adalah proses transformasi data dalam

bentuk tabulasi, sehingga data akan mudah dipahami. Data yang ada akan diringkas

dan disusun dalam bentuk numerik dan grafik.

4. Cleaning

Pengecekan kembali keseluruhan data untuk melihat kemungkinan kesalahan

kode, ketidaklengkapan dan sebagainya.

23
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Kantor Kelurahan Sonorejo selama satu hari pada saat
pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dosis 2 tanggal 23 Juli 2021. Penelitian dilakukan dengan
cara memberikan pertanyaan pada responden dan melakukan pengisian kuesioner.
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Non-probability sampling dengan
teknik sampling kuota dan telah ditentukan sebanyak 50 responden. Subyek penelitian ini
dipilih sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

4.1.1. Distribusi Jenis Kelamin Responden

Pada penelitian ini didapatkan sebanyak 50 responden. Dari total responden dilakukan
pengelompokan jenis kelamin menjadi laki-laki dan perempuan, dengan hasil seperti pada
diagram dibawah ini.

DISTRIBUSI JENIS KELAMIN RESPONDEN


30
26
25 24

20

15

10

LAKI-LAKI PEREMPUAN

Gambar 5. Diagram Batang Distribusi Jenis Kelamin Responden

Berdasarkan distribusi jenis kelamin responden, didapatkan 26 responden berjenis


kelamin laki-laki, dan 24 responden berjenis kelamin perempuan. Dari hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa responden berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan
responden berjenis perempuan, yaitu sebesar 52%.

2
4.1.2. Distribusi Tingkat Usia Responden

Kategori usia menurut Depkes RI (2009) terbagi menjadi beberapa kelompok, mulai
dari masa balita sampai dengan masa manula. Namun, pada penelitian ini dilakukan pada
responden yang berusia diatas 18 tahun sesuai dengan kriteria inklusi. Didapatkan responden
dengan usia paling muda pada usia 31 tahun. Dengan demikian pengelompokan usia pada
penelitian ini terbagi menjadi :

1. Masa dewasa awal (26-35 tahun)


2. Masa dewasa akhir (36-45 tahun)
3. Masa lansia awal (46-55 tahun)
4. Masa lansia akhir (56-65 tahun)
5. Manula (> 65 tahun)

DISTRIBUSI USIA RESPONDEN


20 19
18
16
14 15
12
10
8 10
6
4
2
0 4
2

DEWASA AKHIR DEWASA AWALLANSIA AKHIRLANSIA AWALMANULA

Gambar 6. Diagram Distribusi Usia Responden

Berdasarkan distribusi usia responden didapatkan 19 responden dengan usia dewasa


akhir, 2 responden usia dewasa awal, 10 responden berusia lansia akhir, 15 responden berusia
lansia awal, dan 4 responden dengan usia manula. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan,
bahwa responden terbanyak berada pada rentang usia dewasa akhir, yaitu usia 36-45 tahun.
Sedangkan responden dengan jumlah paling sedikit pada rentang usia dewasa awal, yaitu
pada usia 26-35 tahun.

25
4.1.3. Distribusi Tingkat Pendidikan Responden

Distribusi tingkat pendidikan responden penelitian dikelompok menjadi 6 kelompok


diantaranya yaitu tidak sekolah, SD, SMP, SMA, Diploma, dan Sarjana. Hasil
pengelompokkan tersebut pada diagram dibawah ini :

DISTRIBUSI TINGKAT PENDIDIKAN RESPONDEN


20
18 18
16
14 15
12
10
8
6
4 6 6
2
0 3
2

TIDAK SEKOLAHSDSMPSMADIPLOMASARJANA

Gambar 7. Diagram Distribusi Tingkat Pendidikan Responden

Berdasarkan distribusi tingkat pendidikan responden, didapatkan sejumlah 2


responden (4%) tidak sekolah, 15 responden (30%) mencapai jenjang pendidikan setingkat
SD/ sederajat, 6 responden (12%) mencapai jenjang pendidikan setingkat SMP/ sederajat, 18
responden (36%) mencapai jenjang pendidikan setingkat SMA/ sederajat, 3 responden (6%)
mencapai jenjang pendidikan setingkat Diploma/ sederajat, dan 6 responden (12%) mencapai
jenjang pendidikan setingkat Sarjana. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa rata-rata
responden memiliki jenjang pendidikan setingkat SMA yaitu sebesar 36%.

4.1.4. Distribusi Pekerjaan Responden

Dari 50 responden penelitian, dilakukan pengelompokan pekerjaan menjadi beberapa


kelompok. Jenis pekerjaan dikelompokkan menjadi buruh harian, guru, Ibu Rumah Tangga,
pedagang, pegawai swasta, pensiunan, petani, PNS, sopir, wiraswasta. Hasil distribusi
pekerjaan responden seperti pada diagram di bawah ini.

2
DISTRIBUSI JENIS PEKERJAAN RESPONDEN
1211
1010
10

8 7

6 5

4 3

2 1 1 1 1

Gambar 8. Diagram Distribusi Pekerjaan Responden

Berdasarkan distribusi pekerjaan responden, didapatkan 10 responden bekerja sebagai


buruh harian, 1 responden bekerja sebagai guru, 10 responden sebagai ibu rumah tangga, 3
responden bekerja sebagai pedagang, 5 responden bekerja sebagai pegawai swasta, 1
responden tidak bekerja/ pensiunan, 7 responden bekerja sebagai petani, 1 responden bekerja
sebagai PNS, 1 responden bekerja sebagai sopir dan 11 responden bekerja sebagai
wiraswasta. Dari hasil tersebut didapatkan jenis pekerjaan yang paling banyak dilakukan
responden sehari-hari sebagai wiraswasta. Kedua terbanyak pekerjaan dari responden yaitu
sebagai buruh harian, dan ibu rumah tangga.

4.1.5. Jumlah Responden yang Memiliki Kartu BPJS

Jumlah Responden Memiliki Kartu BPJS

20%

YA
TIDAK

80%

Gambar 9. Diagram jumlah responden yang memiliki kartu BPJS

27
Berdasarkan data tersebut didapatkan bahwa sebanyak 40 (80%) responden memiliki
kartu BPJS yang biasanya digunakan untuk mendapatkan layanan kesehatan di Fasilitas
Kesehatan Primer. Akan tetapi terdapat 10 (20%) responden yang belum memiliki kartu
BPJS.

4.1.6. Jawaban Responden tentang Persepsi Mengenai Vaksin Covid-19

Tabel 3. Jawaban Responden tentang Persepsi Mengenai Vaksin Covid-19

TIDAK
PERTANYAAN YA TIDAK TAHU
n (%) n (%) n (%)
1. 19?
Apakah anda bisa terinfeksi Covid- 4 (8%) 4 (8%)
42 (84%)
2. Apakah vaksin Covid-19 dapat
mencegah infeksi Covid-19? 42 (84%) 2 (4%) 6 (12%)

3. Apakah vaksin akan efektif


mencegah infeksi Covid-19? 42 (84%) 4 (8%) 4 (8%)
4. Apakah anda yakin vaksin Covid-
19 itu aman ? 48 (96%) 1 (2%) 1 (2%)
5. Apakah anda yakin vaksin Covid-
19 akan memiliki efek samping? 19 (38%) 25 (50%) 6 (12%)
6. Apakah Anda bersedia untuk
50 (100%) 0 0
divaksin Covid-19?

Pertanyaan kuesioner mengenai persepsi responden terhadap vaksin Covid-19,


diberikan dalam bentuk pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban “ya”, “tidak”, “tidak
tahu”. Terdapat 5 pertanyaan yang diberikan untuk mengetahui persepsi responden mengenai
vaksin Covid-19. Pertanyaan tertutup yang paling banyak dijawab dengan jawaban “tidak”
adalah “apakah anda yakin vaksin Covid-19 akan memiliki efek samping” (50% menjawab
tidak). Sedangkan pertanyaan dengan jawaban “tidak tahu” terbanyak adalah “apakah vaksin
Covid- 19 dapat mencegah infeksi Covid-19” (12% menjawab tidak tahu), dan “apakah anda
yakin vaksin Covid-19 akan memiliki efek samping” (12% menjawab tidak tahu). Selain itu
pertanyaan dengan jawaban “ya” terbanyak adalah “apakah anda yakin vaksin Covid-19 itu
aman” (96% menjawab ya). Dari data tersebut didapatkan bahwa sebagian masyarakat sudah
memiliki persepsi yang baik mengenai keamanan dan efektivitas dari vaksin Covid-19
(sebesar 96% dan 84%). Hal ini terbukti dari kesediaan masyarakat untuk menerima vaksin
(sebesar 100%). Akan tetapi masih didapatkan adanya ketidaktahuan masyarakat mengenai

2
beberapa

29
hal terkait vaksin Covid-19, yang paling banyak tidak diketahui yaitu tentang manfaat vaksin
Covid-19 dalam mencegah infeksi Covid-19 dan efek samping dari vaksin Covid-19.

4.1.7. Jawaban Responden Mengenai Sumber Informasi tentang Vaksin Covid-19

Pengetahuan responden terkait vaksin Covid-19 didapatkan dari berbagai sumber


informasi yang tersedia. Untuk itu penulis ingin mengetahui sumber informasi terbanyak
yang responden gunakan dalam mendapatkan informasi tersebut. Hasil seperti pada gambar
dibawah ini:

SUMBER INFORMASI RESPONDEN TENTANG


VAKSIN COVID-19
25
21 (43%)
20

15

10 9 (19%)
6 (12%)
5 (10%)
5 3 (6%) 3 (6%) 2 (4%)

0
TV NAKES WA IG WEBSITE RT FB

Gambar 10. Diagram Jawaban Responden Mengenai Sumber Informasi tentang Vaksin
Covid-19

Berdasarkan data diatas didapatkan media informasi terbanyak diakses responden


dalam memperoleh informasi mengenai vaksin Covid-19 yaitu melalui media Televisi
sebanyak 21 orang (43%). Sumber informasi urutan kedua terbanyak yang diperoleh
responden yaitu melalui tenaga kesehatan (Dokter, perawat, bidan, apoteker,terapis, dll)
sebanyak 9 orang (19%). Selain hal itu, beberapa media informasi lainnya yang membantu
memberikan informasi tentang vaksin Covid-19 diantaranya melalui Whatsapp sebanyak 5
orang (10%), Instagram sebanyak 3 orang (6%), Website Pemerintah (Satgas Covid, Balai
POM, Kementerian Kesehatan) sebanyak 6 orang (12%), Ketua RT sebanyak 3 orang (6%),
Facebook
sebanyak 2 orang (4%).

3
4.1.8. Jawaban Responden Mengenai Kepatuhan Menjalankan Protokol Pencegahan
Covid-19

Dari keseluruhan responden akan dilakukan identifikasi jawaban ya dan tidak terkait
dengan kepatuhan responden dalam menjalankan protokol pencegahan Covid-19. Berikut
adalah diagram hasil jawaban responden :

TOTAL JAWABAN RESPONDEN MENGENAI KEPATUHAN


MENJALANANKAN PROTOKOL PENCEGAHAN COVID-19

10%

90%

YATIDAK

Gambar 11. Diagram Jawaban Responden Mengenai Kepatuhan Menjalankan Protokol


Pencegahan Covid-19

Berdasarkan jawaban responden mengenai kepatuhan menjalankan protokol


kesehatan, didapatkan bahwa 90% responden telah melakukan protokol kesehatan. Hal ini
meliputi menggunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mencuci tangan
setelah berkegiatan, membatasi mobilitas.

31
Tabel 4. Jawaban Pertanyaan dalam Menjalankan Protokol Pencegahan Covid-19

PERTANYAAN YA TIDAK
n (%) n (%)
1. Apakah Anda menggunakan masker
ketika bepergian? 50 (100%) 0 (0%)

2. Apakah Anda menjaga jarak ketika


sedang di keramaian? 50 (100%) 0 (0%)

3. Apakah Anda menghindari kerumunan? 47 (94%) 3 (6%)


4. Apakah Anda mencuci tangan setelah
berkegiatan? 48 (96%) 2 (4%)

5. Apakah Anda membatasi mobilitas


(bepergian jika sangat mendesak saja)? 50 (100%) 0 (0%)

Berdasarkan data hasil penelitian diatas didapatkan bahwa semua responden telah
mematuhi protokol kesehatan khususnya dalam menggunakan masker (100%), menjaga jarak
ketika sedang di keramaian (100%), dan membatasi mobilitas/ bepergian jika sangat
mendesak saja(100%). Namun didapatkan dua pertanyaan dimana responden masih
menjawab “tidak” yang artinya terdapat responden yang tidak melakukan protokol kesehatan
khususnya dalam mencuci tangan setelah bepergian yaitu sebanyak 2 orang (4%) dan
menghindari kerumunan sebanyak 3 orang (6%).

4.2. PEMBAHASAN

Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki
persepsi yang baik mengenai keamanan vaksin Covid-19. Akan tetapi terdapat responden
yang memiliki ketidaktahuan mengenai manfaat vaksin dalam mencegah infeksi Covid-
19. Selain itu, beberapa responden juga memiliki pengetahuan yang kurang akan efek
samping yang dapat ditimbulkan dari vaksin Covid-19. Meskipun demikian seluruh
responden dalam penelitian ini telah bersedia menerima vaksinasi Covid-19.

Persepsi masyarakat mengenai keamanan vaksin dapat mempengaruhi ketersedian


masyarakat dalam menerima vaksin Covid-19. Berdasarkan penelitian (Al-metwali,
Basma Zuheir, et al, 2021) mengatakan bahwa terdapat hubungan antara keamanan
vaksin dengan persepsi masyarakat terhadap vaksin covid-19 dengan P-value yang
dihasilkan yaitu 0,032.22 Semakin tinggi kepercayaan masyarakat terhadap tingkat
keamanan vaksin maka akan mempengaruhi kesediaan masyarakat untuk divaksinasi.
Oleh karena itu keamanan dan efektivitas vaksin adalah faktor penting yang

3
dipertimbangkan masyarakat

33
untuk melakukan vaksinasi.23 Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
masyarakat terhadap vaksin covid-19 yaitu tingkat pendidikan, umur, jenis kelamin,
pekerjaan, status pernikahan, agama, tradisi, status ekonomi.23

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa responden memperoleh infromasi tentang


Covid-19 melalui televisi sebanyak 43%. Hal ini memiliki kesamaan dengan penelitian
Taqwin,dkk (2021) dimana kebanyakan masyarakat mendapat informasi mengenai
vaksin Covid-19 dari Satgas Covid-19, dari Badan POM dan dari Kemenkes sebanyak
40,2% melalui televisi 53,8%. 24

Secara umum terkait dengan kepatuhan menjalankan protokol pencegahan Covid-19,


responden dalam penelitian ini sudah baik. Hal ini meliputi masker 100%, menjaga jarak
ketika sedang di keramaian 100%, dan membatasi mobilitas/ bepergian jika sangat
mendesak saja 100%, mencuci tangan setelah bepergian 96% dan menghindari
kerumunan 94%. Menurut Studi Wong (2020) menunjukkan 98.8% responden
menggunakan masker untuk mencegah Covid-19, proporsi lebih tinggi dibandingkan
dengan mencuci tangan.25

4.3. KEKURANGAN PENELITIAN


1. Penelitian dilakukan saat vaksinasi Covid-19 dosis kedua, sehingga hasil penelitian
dapat dipengaruhi oleh pengetahuan responden saat pertama kali menerima vaksin
dosis pertama.
2. Penelitian dilakukan dengan mengambil beberapa responden di satu Kelurahan,
sehingga hasil penelitian ini belum dapat mewakili kelompok masyarakat secara
luas.
3. Penelitian ini tidak membahas lebih lanjut mengenai hubungan antar variabel yang
ada, sehingga tidak diketahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi hasil
penelitian.

3
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penyajian data dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat


disimpulkan bahwa dari 50 responden penelitian didapatkan responden memiliki
persepsi yang baik mengenai keamanan vaksin Covid-19 sebanyak 48 orang
(96%) dan efektivitas dari vaksin Covid-19 sebanyak 42 orang (84%). Hal ini
terbukti dari kesediaan masyarakat untuk menerima vaksin (sebesar 100%).
Meskipun demikian, didapatkan responden yang tidak tahu akan manfaat vaksin
Covid-19 dalam mencegah infeksi Covid-19 dan efek samping yang dapat timbul
dari vaksin Covid- 19.

Selain hal itu, hasil peneltian juga menunjukkan bahwa mayoritas


responden telah menjalankan protokol pencegahan Covid-19 khususnya dalam
memakai masker, menjaga jarak dan membatasi mobilitas. Akan tetapi masih
terdapat beberapa responden yang tidak melakukan protokol kesehatan berupa
mencuci tangan setelah kegiatan dan menghindari kerumunan. Dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat di Kelurahan Sonorejo mengenai
kemaanan vaksin sudah baik, namun tidak semua responden mematuhi protokol
pencegahan infeksi Covid-19.

Terkait dengan dua hal tersebut, maka diperlukan intervensi lebih lanjut
pada masyarakat guna meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait manfaat dan
efek samping dari vaksin Covid-19 serta kepatuhan masyarakat dalam
menjalankan protokol pencegahan infeksi Covid-19 (5M) khsususnya mencuci
tangan setelah kegiatan dan menghindari kerumunan.

5.2. Saran

1. Untuk Peneliti Selanjutnya


Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan kuesioner yang lebih
baik agar dapat menilai gambaran persepsi masyarakat tentang keamanan vaksin
Covid-19 dan kepatuhan menjalankan protokol pencegahan Covid-19.

35
2. Untuk Puskesmas Sukoharjo
Diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi dan
pemilihan intervensi jika diperlukan guna meningkatkan pelayanan Fasilitas
Kesehatan dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait dengan vaksin
Covid-19 serta protokol pencegahan Covid-19.

5.3. Intervensi

Langkah konkrit yang penulis dapat berikan sebagai salah satu upaya untuk
mengatasi ketidaktahuan masyarakat mengenai manfaat vaksin Covid-19 dalam
mencegah infeksi Covid-19 dan efek samping vaksin Covid-19 yaitu dengan
menyusun materi yang dapat digunakan untuk memberikan edukasi kepada
masyarakat. Materi yang diberikan juga berupa penerapan protokol kesehaatan
khususnya mencuci tangan setelah kegiatan dan menghindari kerumunan.

3
DAFTAR PUSTAKA

4. Safrizal, Z.A. dkk. 2020. Pedoman Umum Menghadapi Pandemi Covid-19 Bagi
Pemerintah Daerah. Jakarta : Kementerian Dalam Negeri.
5. Susilo, A. dkk. 2020. Coronavirus disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini : Jurnal
Penyakit Dalam Indonesia. 2020;7(1):45-67
6. Satgas Covid-19. 2021. Hotline Covid-19. Diakses dari :https://covid19.go.id/.
7. Werdhani, R.A. Etiologi, Cara Penularan & Faktor Resiko. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia : IMERI.
8. Lathifa, A.R. dkk. 2021. Kepatuhan Mahasiswa dalam Menjalankan Protokol Kesehatan
pada Masa Pandemi Covid-19. Proceding of Inter-Islamic University Conference on
Psychology Vol 1 No 1 (2021) : UMSIDA
9. Putranto Terawan, A. 2020. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
HK.01.07/Menkes/413/2020 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Jakarta : Menteri Kesehatan Republik
Indonesia.
10. Yuliana. 2020. Corona Virus Diseases (Covid-19) : Sebuah Tinjauan Literatur. Wellness
and Healthy Magazine Vol 2, No 1.
11. WHO. 2020. Transmisi SARS-CoV-2: Implikasi terhadap Kewaspadaan Pencegahan
Infeksi.
12. Susilo A, dkk. 2020. Coronavirus disease 2019 : Tinjauan literatur terkini. Jurnal
Penyakit Dalam Indonesia.
13. Gu J, Han B, Wang J. 2020. COVID-19. Gastrointestinal manifestations and potential
fecal-oral transmission. Gastroenterology.
14. Kemenkes RI. 2021. Perubahan Atas Keputusan Menteri Kesehatan Tentang Penggunaan
Rapid Diagnostic Test Antigen dalam Pemeriksaan Covid-19. Jakarta : Menteri
Kesehatan Republik Indonesia.
15. Handayani. D, dkk. 2020. Penyakit Virus Corona 2019. Jakarta : Jurnal Respirologi
Indonesia Vol 40, No.2.
16. WHO. Clinical care for severe acute respiratory infection toolkit– COVID-19 adaptation
(2020). Infection prevention and control for patients with SARI section. p. 35-43.
17. Burhan.E. Update Management of COVID-19. Jakarta : Departemen Pulmonologi dan
Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

37
18. Respati, T & Rathomi, H.S. 2020. Kopidpedia. Bandung : Pusat Penerbitan Universitas
(P2U) Unisba
19. Kementerian Republik Indonesia. Seputar Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19.
20. Septiani A. Ini Perbedaan Harga Vaksin Sinovac Vs Pfizer, Mana yang Lebih Murah?
detikHealth. 2021 Feb 5.
21. Putranto Terawan, A. 2020. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
HK.01.07/Menkes/382/2020 Tentang Protokol Kesehatan bagi masyarakat di Tempat
dan Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan dan pengendalian Coronavirus Disease
2019 (COVID-19). Jakarta : Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
22. Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
23. Gay, LR, Geoffrey E. Mills and Peter Airasian. 2009. Educational Research,
Competencies for Analysis and Application. New Jersey: Pearson Education, Inc.
24. Agung, I Gusti Ngurah. 2006. Statistika Penerapan Model Rerata Sel Multivariat dan
Model Ekonometri dengan SPSS. Jakarta: Yayasan SAD Satria Bhakti.
25. Al-metwali, Basma Zuheir, Zahraa Adel Al-Alag Pharm, Ali Azeez AlJumaili, and B. S.
(2021) ‘Exploring the acceptance of COVID-19 vaccine among healthcare workers and
general population using health belief model’, (April), pp. 1–11. doi: 10.1111/jep.13581.
26. Argista.Z.L. 2021. Persepsi masyarakat terhadap Vaksin Covid-19 diSumatera Selatan.
Universitas Sriwijaya.
27. Taqwin, dkk. 2021. Determinan Ketersediaan Masyarakat Menerima Vaksinasi Covid-19
di Sulawesi Tengah.
28. Wong SH, dkk. 2020. Covid-19 and Public Interest in Face Mask Use. Am J Respir Crit
Care Med.

3
LAMPIRAN

LEMBAR KONFIRMASI PERSETUJUAN


UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN DALAM PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)

1. Saya (mohon menuliskan nama)


Menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian dengan judul:
“PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KEAMANAN VAKSIN COVID-19 &
KEPATUHAN MENJALANKAN PROTOKOL PENCEGAHAN COVID-19 DI
KELURAHAN SONOREJO”.
2. Saya menyatakan bahwa peneliti telah memberikan penjelasan secara lisan untuk
memperjelas hal-hal terkait dengan informasi tersebut diatas. Saya telah memahaminya
dan telah diberi waktu untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas.
3. Saya telah diberi hak untuk menolak memberikan informasi jika saya berkeberatan untuk
menyampaikannya.
4. Saya mengerti dan saya telah diberitahu bahwa semua informasi yang akan saya berikan
akan sepenuhnya digunakan untuk kepentingan penelitian.
5. Saya juga telah diberi informasi bahwa identitas pribadi saya akan dijamin
kerahasiaannya, baik dalam laporan maupun publikasi hasil penelitian.

Sukoharjo, 23 Juli 2021

(nama responden)

39
NO :

Kuesioner Mini Project Dokter Internsip Puskesmas Sukoharjo

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KEAMANAN VAKSIN COVID-19 &


KEPATUHAN MENJALANKAN PROTOKOL PENCEGAHAN COVID-19 DI
KELURAHAN SONOREJO

Assalamualaikum wr.wb, Selamat Siang, Salam Sejahtera Bagi Kita Semua, Om


Swastiastu, Namo Buddhaya.

Perkenalkan saya dr.Grace (dokter internsip di Puskesmas Sukoharjo) akan


melakukan mini project yang bertujuan untuk mengetahui “Persepsi Masyarakat tentang
Keamanan Vaksin Covid-19 serta Kepatuhan dalam Menjalankan Protokol Kesehatan”. Demi
kelancaran mini project ini, dimohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara (i) untuk dapat mengisi
kuesioner melalui beberapa pertanyaan yang ada sesuai dengan petunjuk yang tersedia.

IDENTITAS RESPONDEN

Isilah identitas Anda pada baris nama,usia & alamat, serta berikan tanda ceklist (√) di kolom
yang tersedia.
Nama : ………………………………………………………
Usia...............................................Tahun
Alamat : ……………………………………………………….
Jenis kelamin :
o Laki-Laki
o Perempuan

Pendidikan terakhir :
o SD
o SMP
o SMA
o Diploma (D1/D2/D3/D4)
o Sarjana
o Magister
o Doktor

4
Pekerjaan : o Pelajar/ mahasiswa
o PNS/TNI/POLRI
o Tenaga kesehatan (Dokter, perawat, bidan,
apoteker, terapis, dll)
o Pegawai Swasta
o Wiraswasta
o Petani
o Nelayan
o Buruh Harian
o Pembantu Rumah Tangga
o Pensiunan
o Lainnya : …………………………………

PERSEPSI TENTANG VAKSIN COVID-19

Pilih jawaban yang sesuai dengan apa yang anda ketahui dan anda anggap benar dengan
memberikan tanda ceklist (√) di kolom yang tersedia

1. Apakah anda bisa terinfeksi Covid-19?


o Ya
o Tidak
o Tidak Tahu

2. Apakah vaksin Covid-19 dapat mencegah infeksi Covid-19?


o Ya
o Tidak
o Tidak Tahu

3. Apakah vaksin akan efektif mencegah infeksi Covid-19?


o Ya
o Tidak
o Tidak Tahu

4. Apakah anda yakin vaksin Covid-19 itu aman ?


o Ya
o Tidak
o Tidak Tahu

41
5. Apakah anda yakin vaksin Covid-19 akan memiliki efek samping?
o Ya
o Tidak
o Tidak Tahu

6. Dimana biasanya anda memperoleh informasi tentang vaksin Covid-19?


o Website Pemerintah (Satgas Covid, Balai POM, Kementerian Kesehatan)
o Instagram
o Facebook
o Twitter
o Whatsapp
o TV
o Radio
o Koran
o Tenaga Kesehatan (Dokter, perawat, bidan, apoteker,terapis, dll)
o Lainnya : ………………………………….

7. Apakah Anda bersedia untuk divaksin Covid-19?


o Ya
o Tidak

8. Apakah Anda memiliki Jaminan Kesehatan (BPJS)?


o Ya
o Tidak

KEPATUHAN MENJALANKAN PROTOKOL PENCEGAHAN COVID-19

1. Apakah Anda menggunakan masker ketika bepergian ?


o Ya
o Tidak

2. Apakah Anda menjaga jarak ketika sedang di keramaian?


o Ya
o Tidak

3. Apakah Anda menghindari kerumunan?


o Ya
o Tidak

4
4. Apakah Anda mencuci tangan setelah berkegiatan?
o Ya
o Tidak

5. Apakah Anda membatasi mobilitas (bepergian jika sangat mendesak saja)?


o Ya
o Tidak

SELESAI. Terimakasih atas partisipasi Bapak/Ibu/Saudara (i) sekalian. Tetap jalankan


protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari.

Sumber : Ichan,dkk. 2021. Determinan Kesehatan Masyarakat Menerima Vaksinasi Covid-


19 Di Sulawesi Tengah. Jurnal Ilmu Kesehatan. Vol 15. No 1.
http://jurnal.poltekespalu.ac.id/index.php/JIK.

43
DATA HASIL PENELITIAN

NO NAMA USIA USIA PEKERJAAN PENDIDIKAN JENIS KELAMIN


1 A 39 DEWASA AKHIR IRT SMP PEREMPUAN
2 W 51 LANSIA AWAL PEDAGANG SMA PEREMPUAN
3 SS 45 DEWASA AKHIR SOPIR SMA LAKI-LAKI
4 S 44 DEWASA AKHIR PETANI SD PEREMPUAN
5 YU 40 DEWASA AKHIR IRT SMA PEREMPUAN
6 S 36 DEWASA AKHIR WIRASWASTA SMA LAKI-LAKI
7 S 45 DEWASA AKHIR WIRASWASTA SMA LAKI-LAKI
8 AS 59 LANSIA AKHIR GURU SARJANA LAKI-LAKI
9 S 53 LANSIA AWAL WIRASWASTA DIPLOMA LAKI-LAKI
10 P 51 LANSIA AWAL IRT SMA PEREMPUAN
11 IS 39 DEWASA AKHIR WIRASWASTA SARJANA LAKI-LAKI
12 SH 54 LANSIA AWAL IRT SMA PEREMPUAN
13 TS 54 LANSIA AWAL IRT SMA PEREMPUAN
14 S 68 MANULA WIRASWASTA SD PEREMPUAN
15 S 55 LANSIA AWAL BURUH HARIAN SMP LAKI-LAKI
16 MM 49 LANSIA AWAL PNS SARJANA LAKI-LAKI
17 S 51 LANSIA AWAL BURUH HARIAN SMA PEREMPUAN
18 AT 45 DEWASA AKHIR BURUH HARIAN SMA LAKI-LAKI
19 B 75 MANULA PETANI SD LAKI-LAKI
20 W 53 LANSIA AWAL PETANI SD LAKI-LAKI
21 M 43 DEWASA AKHIR WIRASWASTA SMP LAKI-LAKI
22 W 58 LANSIA AKHIR IRT SD PEREMPUAN
23 S 62 LANSIA AKHIR PETANI SD PEREMPUAN
PEGAWAI
24 N 45 DEWASA AKHIR SWASTA SMP PEREMPUAN
25 H 45 DEWASA AKHIR BURUH HARIAN SMA LAKI-LAKI
26 S 65 LANSIA AKHIR BURUH HARIAN SD LAKI-LAKI
PEGAWAI
27 JS 45 DEWASA AKHIR SWASTA SMA LAKI-LAKI
TIDAK
28 M 61 LANSIA AKHIR PEDAGANG SEKOLAH PEREMPUAN
29 TS 52 LANSIA AWAL BURUH HARIAN SD PEREMPUAN
30 P 62 LANSIA AKHIR PETANI SD PEREMPUAN
31 S 61 LANSIA AKHIR BURUH HARIAN SD LAKI-LAKI
32 S 65 LANSIA AKHIR PETANI SMA LAKI-LAKI
33 AS 38 DEWASA AKHIR BURUH HARIAN SMA LAKI-LAKI
PEGAWAI
34 S 42 DEWASA AKHIR SWASTA SD LAKI-LAKI
35 S 61 LANSIA AKHIR WIRASWASTA SD PEREMPUAN
36 S 62 LANSIA AKHIR BURUH HARIAN SD LAKI-LAKI
37 D 70 MANULA PETANI SD LAKI-LAKI
38 SA 42 DEWASA AKHIR IRT SMA PEREMPUAN

4
39 M 50 DEWASA AKHIR IRT SMP PEREMPUAN
40 SS 38 DEWASA AKHIR WIRASWASTA SARJANA LAKI-LAKI
PEGAWAI
41 NS 31 DEWASA AWAL SWASTA SMA PEREMPUAN
42 M 68 MANULA PENSIUNAN DIPLOMA LAKI-LAKI
TIDAK
43 S 55 LANSIA AWAL BURUH HARIAN SEKOLAH PEREMPUAN
PEGAWAI
44 DB 34 DEWASA AWAL SWASTA SMA LAKI-LAKI
45 S 51 LANSIA AWAL WIRASWASTA SD LAKI-LAKI
46 YY 49 LANSIA AWAL IRT SARJANA PEREMPUAN
47 DR 45 LANSIA AWAL WIRASWASTA SARJANA PEREMPUAN
48 S 48 LANSIA AWAL WIRASWASTA SMA LAKI-LAKI
49 DF 38 DEWASA AKHIR PEDAGANG SMP PEREMPUAN
50 K 36 DEWASA AKHIR IRT DIPLOMA PEREMPUAN

45
MATERI INTERVENSI

Anda mungkin juga menyukai