Anda di halaman 1dari 18

i

MANUSCRIPT

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SULIT


MAKAN ANAK USIA PRASEKOLAH

(LITERATUR REVIEW)

Oleh :

YULITA
(NIM : 2017.C.09a.0921)

YAYASAN EKA HARAP


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN EKA HARAP
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN 2021
MANUSCRIPT

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SULIT


MAKAN ANAK USIA PRASEKOLAH

Dibuat Sebagai Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan


Pada Program Study Sarjana Keperawatan di STIKES Eka Harap
Palangka Raya

Oleh :

YULITA
(NIM : 2017.C.09a.0921)

YAYASAN EKA HARAP


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN EKA HARAP
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN 2021

i
1

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SULIT


MAKAN ANAK USIA PRASEKOLAH
Yulita
Program Studi Sarjana Keperawatan, STIKES Eka Harap Palangka Raya
Email : Yulitaayuli@gmail.com
ABSTRAK
Latar Belakang :Anak usia prasekolah adalah anak yang berusia 3-6 tahun.
Perilaku sulit makan adalah anak yang pemilih dalam makanan, makan sambil
nonton televisi atau main, baru mau makan kalau diajak jalan-jalan, ini tentu dapat
terbawa hingga dewasa nanti.Sebagian orang tua masih kurang tepat dalam
melaksanakan pola asuh yang baik terhadap anak-anaknya, sehingga beberapa
orang tua hanya membiarkan anaknya untuk memilih makanan yang disukai,
sebagian orang tua memilih memberikan ancaman dan paksaan supaya anaknya
mau makan, serta sebagian orang tua mengatakan kalau anaknya akan makan
tanpa harus dibujuk.
Tujuan :Tujuan yang diinginkan dalam penelitiaan literatur review ini yaitu
untuk menganalisis Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perilaku Sulit
Makan Anak Usia Prasekolah.
Metode :Metode penelitian yang digunakan adalah Literatur Review yaitu:
Penelusuran jurnal menggunakan database Google Scholar yang dipublikasikan
pada tahun 2017– 2021 menggunakan Bahasa Indonesia. Dari hasil penelusuran
tersebut peneliti mendapatkan 6 artikel sesuai dengan kriteria inklusi. Desain
penelitian yang digunakan Cross Sectional.
Hasil dan Analisis :Berdasarkan 6 artikel diperoleh sampel penelitian rata-rata
berjumlah 30 responden dengan usia rata-rata 30-50 tahun, anak 3-5 tahun,orang
tua mayoritas berpendidikan sekolah menengah atas serta perkerjaan orang tua
terbanyak yaitu ibu rumah tangga. Hasil analisis penelitian pola asuh orang tua
mayoritas menerapkan pola asuh demokratis, perilaku sulit makan didapatkan
mayoritas tidak sulit makan serta menunjukan adanya hubungan pola asuh orang
tua terhadap perilaku sulit makan anak usia prasekolah dengan nilai rata-rata nilai
p<α=0,05.
Kesimpulan :Berdasarkan hasil dari 6 artikel yang dianalisis terdapat hubungan
yang bermakna antara pola asuh orang tua terhadap perilaku sulit makan anak usia
prasekolah dengan nilai rata-rata nilai p<α=0,05.

Kata Kunci : Pola Asuh, Perilaku Sulit Makan, Usia Prasekolah

Daftar Pustaka : 18 (2017-2020)


2

PENDAHULUAN tua sangat penting dalam tumbuh


Anak usia prasekolah adalah kembang anak dan psikologis anak,
anak yang berusia 3-6 tahun kemampuan bersosialisasi anak,
(Nggarang & Bodus, 2019). Pada kemandirian anak, serta perilaku sulit
usia ini anak mengalami makan pada anak Lariwu, dkk
pertumbuhan psikis menjadi lebih (2019). Menurut hasil penelitian
mandiri, dapat berinteraksi terhadap Nggarang & Bodus (2019),
lingkungan sekitarnya, serta lebih menjelaskan anaknya sulit untuk
banyak mengutarakan emosinya, diajak makan dan hanya ingin makan
sering rewel dan anak pada usia ini makanan ringan atau dengan lauk
sering mengalami sulit makan tertertu, jumlah orang tua yang
(Riyanto & Lutfiyati, 2017). Perilaku mempunyai anak hanya ingin
sulit makan adalah seperti memilih- makanan makan makanan ringan
milih makanan, makan sambil atau dengan lauk tertertu sebesar
nonton televisi atau main, dan baru 41,3%, orang tua yang membiarkan
mau makan kalau diajak jalan-jalan, anaknya untuk memilih makanan
tentu dapat terbawa sampai dewasa yang disukai serta menuruti kemauan
(Riyanto & Lutfiyati, 2017). Sulit anak sebesar 9%, dan orang tua yang
makan adalah seperti menolak untuk kalau menyuapi anaknya dengan
makan, memilih-milih makanan serta paksaan atau ancaman sebesar 20%,
hanya ingin makan-makanan yang serta jumlah orang tua yang
disukai saja, kesulitan makan pada mengatakan kalau anaknya tanpa
anak tentunya di pengaruhi oleh harus dibujuk akan meminta makan
beberapa penyebab seperti cara dengan sendirinya sebesar 54%.
pemberian makan orang tua pada Masalah yang didapatkan dari
anak, yang biasanya membiarkan artikel jurnal yaitu sebagian orang
anak untuk mengkonsumsi makanan tua masih kurang tepat dalam
cepat saji, pengetahuan ibu yang melaksanakan pola asuh yang baik
kurang terhadap kebutuhan gizi anak, terhadap anak-anak tersebut,
serta ibu yang bersifat memaksa sehingga terdapat beberapa orang tua
makan tepat waktu pada anak hanya membiarkan anaknya untuk
(Damanik, 2018). Pola asuh orang memilih makanan apa yang disukai
3

dan sebagian orang tua memilih penelitian Rohani & Badi’ah (2020),
memberikan ancaman serta paksaan memaparkan bahwa orangtua yang
supaya anaknya mau makan, serta mempunyai pola asuh baik beberapa
sebagian orang tua mengatakan kalau besar anaknya mempunyai perilaku
anaknya akan makan tanpa harus sulit makan ringan yaitu 18 anak
dibujuk. dengan persentase 78,3%, lalu untuk
Menurut World Health orangtua yang menggunakan pola
Organization (WHO) menunjukkan asuh cukup sebagian besar anaknya
bahwa kasus anak usia prasekolah mempunyai perilaku sulit makan
underweight di dunia sebanyak ringan yaitu 5 anak dengan
15,7% dan anak usia prasekolah persentase 21,7%, dan untuk
overweight sebesar 6,6% (Damanik, orangtua yang menggunakan pola
2018). Angka kejadian masalah sulit asuh kurang sebagian besar anaknya
makan pada anak dibeberapa negara mempunyai perilaku sulit makan
cukup meningkat seperti halnya di tinggi yaitu 3 anak dengan
Inggris menyebutkan bahwa sebesar persentasenya yaitu 100%. Hasil
20% anak mengalami sulit makan, di Peninjauan Status Gizi (PSG) pada
Italia 6% dan di Amerika Serikat tahun 2016 hingga 2017
sekitar 19% hingga 50% Ikhwan, dkk mengungkapkan tidak mengalami
(2017). Di Indonesia tahun 2018 banyak perubahan prevalensi balita
terdapat sekitar 17,7 % anak gizi kurang maupun balita pendek
mengalami gizi buruk dan gizi (stunting), dan prevalensi balita gizi
kurang (Kemenkes RI, 2018). berat badan kurang (underweight)
Menurut hasil penelitian Riyanto yang secara berturut-turut mengalami
(2017), yang dilakukan di TK Al- peningkatan dari tahun 2016 sebesar
Irsyad Al Islamiyah Kanie 29,0% hingga pada tahun 2017
Kabupaten Sidrap, didapatkan sebesar 29,6%. Menurut Riset
perilaku tidak sulit makan sebanyak Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada
11 orang anak dengan persentase tahun 2013 memperlihatkan bahwa
(36,7%), dan perilaku sulit makan prevalensi balita berat badan kurang
dengan jumlah 19 orang anak dengan sebesar 19,6%, balita pendek 37,2%,
persentase (63,3%) dan hasil dan prevalensi balita gizi kurus
4

(wasting) sebesar 12,1% dan pada makan anak dan karena adanya
tahun 2018 terjadi penurunan kesalahan cara pemberian makan
pravalensi balita berat badan kurang pada saat bayi, sehingga hal ini
sebesar 17,7%, prevalensi balita mengakibatkan anak kadang bersikap
pendek 30,8%, dan prevalensi balita terlalu pemilih, contohnya lebih
gizi kurus (wasting) sebesar 10,2%. menyukai makanan ringan kemudian
Menurut hasil peninjauan status gizi menjadi kenyang dan menolak
yang rutin diselenggarakan oleh makan saat waktu jam makan, anak
kabupaten/kota melalui E-PPBGM juga sering rewel dan memilih
menerangkan bahwa persentase gizi bermain disaat orangtua menyuapi
kurang pada balita usia 0-59 bulan di makanan (Rikandi & Sari, 2018).
Provinsi Kalimantan Tengah telah Anak akan mengalami kesulitan
terjadi penurunan dari tahun 2018 makan kalau tidak segera diatasi
persentase gizi kurang sebesar 16,9% bahkan dapat mengakibatkan anak
dan pada tahun 2019 menjadi 10,1% kekurangan gizi dan kelebihan gizi
(Profil Kesehatan Provinsi bila pola makannya tidak teratur
Kalimantan tengah, 2019). seperti pertumbuhan dan
Usia prasekolah, anak lebih perkembangan fisik terganggu yang
senang berimajinasi dan percaya diri umumnya terjadi berat badan kurang,
bahwa mereka memiliki kekuatan kurus, pendek (stunting) serta
serta banyak beradaptasi terhadap mengakibatkan obesitas (Nggarang
lingkungan nya dan bahkan lebih & Bodus, 2019).
banyak mengekspresikan suasana Pola asuh orang tua sangat
hatinya disaat anak merasa nyaman penting untuk meningkatkan perilaku
dan merasa tidak enak, sifat makan anak, dan untuk proses
kemajuan yang terjadi ini dapat pertumbuhan anak. Setiap orang tua
mengurangi pola makan anak mempunyai perbedaan dalam
(Nggarang & Bodus, 2019). Masalah mengasuh anak-anaknya, maka dari
perilaku sulit makan yang timbul itu diinginkan setiap orang tua dapat
dapat terjadi karena anak yang suka melakukan pola asuh yang baik atau
memilih makan-makanan, orang tua tepat pada anak seusia prasekolah
yang membatasi jumlah asupan serta dapat mampu menuntun,
5

mengajarkan dan mengajak anak Literatur review juga mencari


untuk makan tepat waktu, mengenal hubungan kontekstual dari semua
jenis makanan yang disukai anak literatur yang dibaca untuk mencari
tetapi tetap memberikan batasan serta jawaban dari pertanyaan penelitian
orang tua juga dapat mempersiapkan untuk mendukung topik terpilih.
makanan yang menggoda agar anak Literatur review tidak hanya kegiatan
tidak bosan, mewatasi konsumsi membaca jurnal atau naskah atau
snack dan cemilan yang akan buku kemudian melakukan ringkasan
membuat anak kenyang sebelum dari setiap naskah yang dibaca
waktu makan makanan utama, dan tersebut. Literatur review berupa
memberikan jenis makanan yang karya yang berdiri sendiri atau
bergizi sesuai kebutuhan gizi balita, pengantar untuk makalah penelitian
sehingga perilaku makan anak yang lebih besar, tergantung pada
menjadi lebih baik dan peran perawat jenis kebutuhannya. Literatur review
disini dapat memberikan edukasi dapat menjadi sebuah naskah atau
kepada orang tua agar manuskrip yang berdiri sendiri dan
memperbanyak pengetahuan orang dipublikasikan dalam jurnal atau
tua dalam mengemukakan pola asuh dapat menjadi sebuah tugas akhir
kepada anak-anaknya secara tepat. atau skripsi yang terdiri dari bab
Berdasarkan uraian diatas, maka pendahuluan, bab tinjauan pustaka,
peneliti tertarik untuk melakukan bab hasil, dan pembahasan serta bab
penelitian Study Literatur tentang kesimpulan (Florida, 2020;
pola asuh orang tua terhadap perilaku University, 2017 dalam Ulhaq &
sulit makan anak usia prasekolah. Syambani, 2019). Pada penelitian ini
METODE PENELITIAN Peneliti membahas hubungan pola
Metode Penelitian yang asuh orang tua terhadap perilaku sulit
digunakan dalam penelitian ini yaitu makan anak usia prasekolah dengan
literatur review. Literatur review penjelasan yang sistematis dan akurat
adalah kegiatan yang fokus terhadap dari data sekunder yang ditemukan.
sebuah topik yang akan menjadi Desain penelitian yang digunakan
minat untuk dianalisis secara kritis Cross Sectional.
terhadap isi teori yang dipelajari. HASIL PENELITIAN
6

Pada artikel pertama Menurut Judarwanto (2007 dikutip


berdasarkan hasil orang tua yang dalam Pambudi 2017), kesulitan
yang menerapkan pola asuh baik makan yaitu kalau anak tidak mau
(63,3%), pola asuh cukup (26,7%), atau menolak untuk makan atau
pola asuh kurang (10%). Dan hasil mengalami kesulitan mengkonsumsi
penelitian perilaku sulit makan tinggi makanan atau minuman dengan jenis
(10%), sedang (13,3%), ringan dan jumlah sesuai umur. Berdasarkan
(76,7%). Menurut Nafratilawati hasil terdapat hubungan antara pola
(2014 dikutip dalam Danamik 2018) asuh orang tua terhadap perilaku sulit
Pola asuh yaitu pola interaksi antara makan anak usia prasekolah dengan
orang tua dan anak, lebih tepatnya, nilai korelasi Kendall Tau -,648
adalah bagaimana sikap atau perilaku dengan nilai p 0,000 < (0,05).
orang tua saat berinteraksi terhadap Peneliti berpendapat bahwa Pola
anak, termasuk cara memberikan asuh orang tua jika diberikan secara
aturan, mengajarkan nilai/norma, tidak tepat kepada anak maka dapat
memberikan perhatian dan kasih berdampak buruk terhadap anak,
sayang. Berdasarkan dari penelitian contohnya dapat terjadi seperti
yang dilakukan Miranti (2018 dikutip memiliki emosi yang kurang stabil,
dalam Rohani & Badi’ah 2020) di tidak dapat membuat keputusan,
era yang modern ini sudah banyak kurang baik dalam membangun
orang tua yang dapat menerapkan hubungan sosial, gangguan
pola asuh yang baik karena orangtua perkembangan fisik, dan sering
akan menerapkan pola asuh yang membangkang orang tua. Untuk itu
pernah di terapkan kepadanya namun orang tua dapat mengetahui atau
ketika orangtua tersebut merasa ada mencari informasi-informasi baru
yang kurang baik terhadap pola asuh tentang bagaimana cara pemberian
yang di terapkan orangtuanya maka pola asuh orang tua yang tepat
orangtua akan memodifikasi sesuai sehingga orang tua dapat
dengan perkembangan zaman namun menerapkannya kepada anak, seperti
tidak melenceng dari bagaimana menciptakan hubungan yang
baiknya orangtua dalam menerapkan harmonis dan lingkungan positif
pengasuhan kepada anaknya. serta memberikan kasih sayang yang
7

penuh, memberikan pujian atas usaha terlalu berharap lebih yang


yang sudah anak lakukan, tidak mencapai kemampuan anak dan
memberikan kebebasan terhadap
membandingkan anak dengan anak
anak untuk memilih dan melakukan
lainnya, berikan tanggung jawab suatu tindakan. Pengaruh pola asuh
yang tepat, aktif berkomunikasi demokratis akan menghasilkan
karakteristik anak yang mandiri,
terhadap anak, dan penuhi kebutuhan
dapat mengendalikan diri,
gizi anak. mempunyai hubungan yang baik
Pada artikel kedua berdasarkan terhadap teman-temannya. Pola asuh
hasil orang tua yang menerapkan demokratis merupakan pola asuh
pola asuh demokratis (54,3%), orang yang paling tepat diterapkan kepada
tua yang menerapkan pola asuh anak, pola asuh ini demokratis dapat
permisif (26,1%), orang tua yang membentuk sikap sosial anak. Pola
menerapkan pola asuh otoriter asuh ini bersifat positif dan
(19,6%). Dan anak yang mengalami hubungan antara anak dan orangtua
Sulit makan (41,3%), Tidak sulit akan harmonis dan sehat, sehingga
makan (58,7%). Menurut hubungan yang seperti ini akan
Nafratilawati (2014 dikutip dalam berpengaruh pada lingkungan sosial
Danamik 2018) Pola asuh yaitu pola anak. Pola asuh otoriter lebih
interaksi antara orang tua dan anak, mengarah kepada membatasi
lebih tepatnya, adalah bagaimana perilaku kasih sayang, sentuhan, dan
sikap atau perilaku orang tua saat kelekatan emosi orang tua anak
berinteraksi terhadap anak, termasuk sehingga antara orang tua dan anak
cara memberikan aturan, akan mempunyai dinding pembatas
mengajarkan nilai/norma, yang memisahkan si otoriter (orang
memberikan perhatian dan kasih tua) terhadap si patuh (anak). Pola
sayang. Menurut Lestari,(2019) Pola asuh otoriter yaitu pola asuh orang
asuh yang diberikan oleh setiap tua yang lebih memprioritaskan
orang tua mempunyai karakter pembentukan kepribadian anak
masing-masing. Adapun tiga tipe terhadap cara menerapkan standar
pengasuhan yang terkait dengan mutlak harus diikuti, biasanya
aspek-aspek yang berbeda dalam didampingi dengan ancaman-
tingkah laku sosial anak, adalah ancaman. Pola asuh pemisif
misalnya demokratis, otoriter dan merupakan pola asuh orang tua pada
permisif. Pola asuh demokratis anak dalam rangka membentuk
merupakan pola asuh yang kepribadian anak terhadap cara
mengutakan kepentingan seorang memberikan pengawasan yang
anak, tanpa ragu untuk sangat bebas dan memberikan
mengendalikan mereka. Orang tua kesempatan kepada anak untuk
tipe ini juga bersikap realistis melakukan sesuatu tanpa
terhadap kemampuan anak, tidak pengawasan yang cukup darinya.
8

Orang tua yang mengambarkan sikap terhadap anak, dan penuhi kebutuhan
liberal (pemisif) mempunyai gizi anak.
penglihatan bahwa anak yang Pada artikel ketiga berdasarkan
dianggap seperti orang dewasa yang hasil orang tua yang menerapkan
dapat mengambil tindakan atau pola asuh demokratis (39,3%), orang
keputusan sendiri menurut tua yang menerapkan pola asuh
keinginannya tanpa ada bimbingan. permisif (21,4%), orang tua yang
Menurut Judarwanto (2007 dikutip menerapkan pola asuh otoriter
dalam Pambudi 2017), kesulitan (3,6%), orang tua yang menerapkan
makan yaitu kalau anak tidak mau pola asuh uninvolved (35,7%). Dan
atau menolak untuk makan atau anak yang mengalami perilaku sulit
mengalami kesulitan mengkonsumsi makan baik (17,9%), cukup
makanan atau minuman dengan jenis (66,1%), kurang (16,1%). Menurut
dan jumlah sesuai umur. Berdasarkan Nafratilawati (2014 dikutip dalam
hasil terdapat hubungan antara pola Danamik 2018) Pola asuh yaitu pola
asuh orang tua terhadap perilaku sulit interaksi antara orang tua dan anak,
makan anak usia prasekolah dengan lebih tepatnya, adalah bagaimana
nilai p-value 0,000. Peneliti sikap atau perilaku orang tua saat
berpendapat bahwa Pola asuh orang berinteraksi terhadap anak, termasuk
tua jika diberikan secara tidak tepat cara memberikan aturan,
kepada anak maka dapat berdampak mengajarkan nilai/norma,
buruk terhadap anak, contohnya memberikan perhatian dan kasih
dapat terjadi seperti memiliki emosi sayang. Menurut Lestari,(2019) Pola
yang kurang stabil, tidak dapat asuh yang diberikan oleh setiap
membuat keputusan, kurang baik orang tua mempunyai karakter
dalam membangun hubungan sosial, masing-masing. Adapun tiga tipe
gangguan perkembangan fisik, dan pengasuhan yang terkait dengan
sering membangkang orang tua. aspek-aspek yang berbeda dalam
Untuk itu orang tua dapat tingkah laku sosial anak, adalah
mengetahui atau mencari informasi- misalnya demokratis, otoriter dan
informasi baru tentang bagaimana permisif. Pola asuh demokratis
cara pemberian pola asuh orang tua merupakan pola asuh yang
yang tepat sehingga orang tua dapat mengutakan kepentingan seorang
menerapkannya kepada anak, seperti anak, tanpa ragu untuk
menciptakan hubungan yang mengendalikan mereka. Orang tua
harmonis dan lingkungan positif tipe ini juga bersikap realistis
serta memberikan kasih sayang yang terhadap kemampuan anak, tidak
penuh, memberikan pujian atas usaha terlalu berharap lebih yang
yang sudah anak lakukan, tidak mencapai kemampuan anak dan
membandingkan anak dengan anak memberikan kebebasan terhadap
lainnya, berikan tanggung jawab anak untuk memilih dan melakukan
yang tepat, aktif berkomunikasi suatu tindakan. Pengaruh pola asuh
9

demokratis akan menghasilkan keputusan sendiri menurut


karakteristik anak yang mandiri, keinginannya tanpa ada bimbingan.
dapat mengendalikan diri, Pola asuh uninvolved yaitu tipe pola
mempunyai hubungan yang baik asuh orang yang lalai dalam
terhadap teman-temannya. Pola asuh mendidik dan mengajarkan anaknya
demokratis merupakan pola asuh dalam kehidupan sehari-hari.
yang paling tepat diterapkan kepada Menurut Judarwanto (2007 dikutip
anak, pola asuh ini demokratis dapat dalam Pambudi 2017), kesulitan
membentuk sikap sosial anak. Pola makan yaitu kalau anak tidak mau
asuh ini bersifat positif dan atau menolak untuk makan atau
hubungan antara anak dan orangtua mengalami kesulitan mengkonsumsi
akan harmonis dan sehat, sehingga makanan atau minuman dengan jenis
hubungan yang seperti ini akan dan jumlah sesuai umur. Berdasarkan
berpengaruh pada lingkungan sosial hasil terdapat hubungan antara pola
anak. Pola asuh otoriter lebih asuh orang tua terhadap perilaku sulit
mengarah kepada membatasi makan anak usia prasekolah dengan
perilaku kasih sayang, sentuhan, dan nilai signifikan pada uji Kendall’s
kelekatan emosi orang tua anak Tau-b p-value 0,001 < 0,05. Peneliti
sehingga antara orang tua dan anak berpendapat bahwa Pola asuh orang
akan mempunyai dinding pembatas tua jika diberikan secara tidak tepat
yang memisahkan si otoriter (orang kepada anak maka dapat berdampak
tua) terhadap si patuh (anak). Pola buruk terhadap anak, contohnya
asuh otoriter yaitu pola asuh orang dapat terjadi seperti memiliki emosi
tua yang lebih memprioritaskan yang kurang stabil, tidak dapat
pembentukan kepribadian anak membuat keputusan, kurang baik
terhadap cara menerapkan standar dalam membangun hubungan sosial,
mutlak harus diikuti, biasanya gangguan perkembangan fisik, dan
didampingi dengan ancaman- sering membangkang orang tua.
ancaman. Pola asuh pemisif Untuk itu orang tua dapat
merupakan pola asuh orang tua pada mengetahui atau mencari informasi-
anak dalam rangka membentuk informasi baru tentang bagaimana
kepribadian anak terhadap cara cara pemberian pola asuh orang tua
memberikan pengawasan yang yang tepat sehingga orang tua dapat
sangat bebas dan memberikan menerapkannya kepada anak, seperti
kesempatan kepada anak untuk menciptakan hubungan yang
melakukan sesuatu tanpa harmonis dan lingkungan positif
pengawasan yang cukup darinya. serta memberikan kasih sayang yang
Orang tua yang mengambarkan sikap penuh, memberikan pujian atas usaha
liberal (pemisif) mempunyai yang sudah anak lakukan, tidak
penglihatan bahwa anak yang membandingkan anak dengan anak
dianggap seperti orang dewasa yang lainnya, berikan tanggung jawab
dapat mengambil tindakan atau yang tepat, aktif berkomunikasi
10

terhadap anak, dan penuhi kebutuhan terhadap teman-temannya. Pola asuh


gizi anak. demokratis merupakan pola asuh
Pada artikel keempat yang paling tepat diterapkan kepada
berdasarkan hasil orang tua yang anak, pola asuh ini demokratis dapat
menerapkan pola asuh demokratis membentuk sikap sosial anak. Pola
(20,0%), permisif (30,0%), otoriter asuh ini bersifat positif dan
(50,0%). Dan anak yang mengalami hubungan antara anak dan orangtua
perilaku tidak sulit makan (36,7%), akan harmonis dan sehat, sehingga
serta perilaku sulit makan (63,3%). hubungan yang seperti ini akan
Menurut Nafratilawati (2014 dikutip berpengaruh pada lingkungan sosial
dalam Danamik 2018) Pola asuh anak. Pola asuh otoriter lebih
yaitu pola interaksi antara orang tua mengarah kepada membatasi
dan anak, lebih tepatnya, adalah perilaku kasih sayang, sentuhan, dan
bagaimana sikap atau perilaku orang kelekatan emosi orang tua anak
tua saat berinteraksi terhadap anak, sehingga antara orang tua dan anak
termasuk cara memberikan aturan, akan mempunyai dinding pembatas
mengajarkan nilai/norma, yang memisahkan si otoriter (orang
memberikan perhatian dan kasih tua) terhadap si patuh (anak). Pola
sayang. Menurut Lestari,(2019) Pola asuh otoriter yaitu pola asuh orang
asuh yang diberikan oleh setiap tua yang lebih memprioritaskan
orang tua mempunyai karakter pembentukan kepribadian anak
masing-masing. Adapun tiga tipe terhadap cara menerapkan standar
pengasuhan yang terkait dengan mutlak harus diikuti, biasanya
aspek-aspek yang berbeda dalam didampingi dengan ancaman-
tingkah laku sosial anak, adalah ancaman. Pola asuh pemisif
misalnya demokratis, otoriter dan merupakan pola asuh orang tua pada
permisif. Pola asuh demokratis anak dalam rangka membentuk
merupakan pola asuh yang kepribadian anak terhadap cara
mengutakan kepentingan seorang memberikan pengawasan yang
anak, tanpa ragu untuk sangat bebas dan memberikan
mengendalikan mereka. Orang tua kesempatan kepada anak untuk
tipe ini juga bersikap realistis melakukan sesuatu tanpa
terhadap kemampuan anak, tidak pengawasan yang cukup darinya.
terlalu berharap lebih yang Orang tua yang mengambarkan sikap
mencapai kemampuan anak dan liberal (pemisif) mempunyai
memberikan kebebasan terhadap penglihatan bahwa anak yang
anak untuk memilih dan melakukan dianggap seperti orang dewasa yang
suatu tindakan. Pengaruh pola asuh dapat mengambil tindakan atau
demokratis akan menghasilkan keputusan sendiri menurut
karakteristik anak yang mandiri, keinginannya tanpa ada bimbingan.
dapat mengendalikan diri, Menurut Judarwanto (2007 dikutip
mempunyai hubungan yang baik dalam Pambudi 2017), kesulitan
11

makan yaitu kalau anak tidak mau Menurut Nafratilawati (2014 dikutip
atau menolak untuk makan atau dalam Danamik 2018) Pola asuh
mengalami kesulitan mengkonsumsi yaitu pola interaksi antara orang tua
makanan atau minuman dengan jenis dan anak, lebih tepatnya, adalah
dan jumlah sesuai umur. Berdasarkan bagaimana sikap atau perilaku orang
hasil terdapat hubungan antara pola tua saat berinteraksi terhadap anak,
asuh orang tua terhadap perilaku sulit termasuk cara memberikan aturan,
makan anak usia prasekolah dengan mengajarkan nilai/norma,
nilai P= 0,002 < a= <0,005. Peneliti memberikan perhatian dan kasih
berpendapat bahwa Pola asuh orang sayang. Menurut Lestari,(2019) Pola
tua jika diberikan secara tidak tepat asuh yang diberikan oleh setiap
kepada anak maka dapat berdampak orang tua mempunyai karakter
buruk terhadap anak, contohnya masing-masing. Adapun tiga tipe
dapat terjadi seperti memiliki emosi pengasuhan yang terkait dengan
yang kurang stabil, tidak dapat aspek-aspek yang berbeda dalam
membuat keputusan, kurang baik tingkah laku sosial anak, adalah
dalam membangun hubungan sosial, misalnya demokratis, otoriter dan
gangguan perkembangan fisik, dan permisif. Pola asuh demokratis
sering membangkang orang tua. merupakan pola asuh yang
Untuk itu orang tua dapat mengutakan kepentingan seorang
mengetahui atau mencari informasi- anak, tanpa ragu untuk
informasi baru tentang bagaimana mengendalikan mereka. Orang tua
cara pemberian pola asuh orang tua tipe ini juga bersikap realistis
yang tepat sehingga orang tua dapat terhadap kemampuan anak, tidak
menerapkannya kepada anak, seperti terlalu berharap lebih yang
menciptakan hubungan yang mencapai kemampuan anak dan
harmonis dan lingkungan positif memberikan kebebasan terhadap
serta memberikan kasih sayang yang anak untuk memilih dan melakukan
penuh, memberikan pujian atas usaha suatu tindakan. Pengaruh pola asuh
yang sudah anak lakukan, tidak demokratis akan menghasilkan
membandingkan anak dengan anak karakteristik anak yang mandiri,
lainnya, berikan tanggung jawab dapat mengendalikan diri,
yang tepat, aktif berkomunikasi mempunyai hubungan yang baik
terhadap anak, dan penuhi kebutuhan terhadap teman-temannya. Pola asuh
gizi anak. demokratis merupakan pola asuh
Pada artikel kelima yang paling tepat diterapkan kepada
berdasarkan hasil orang tua yang anak, pola asuh ini demokratis dapat
menerapkan pola asuh demokratis membentuk sikap sosial anak. Pola
(51,6%), permisif (25,8%), otoriter asuh ini bersifat positif dan
(22,6%). Dan anak yang mengalami hubungan antara anak dan orangtua
perilaku tidak sulit makan (58,1%), akan harmonis dan sehat, sehingga
perilaku sulit makan (41,9%). hubungan yang seperti ini akan
12

berpengaruh pada lingkungan sosial dan nilai coefficient correlation


anak. Pola asuh otoriter lebih 0,532. Peneliti berpendapat bahwa
mengarah kepada membatasi Pola asuh orang tua jika diberikan
perilaku kasih sayang, sentuhan, dan secara tidak tepat kepada anak maka
kelekatan emosi orang tua anak dapat berdampak buruk terhadap
sehingga antara orang tua dan anak anak, contohnya dapat terjadi seperti
akan mempunyai dinding pembatas memiliki emosi yang kurang stabil,
yang memisahkan si otoriter (orang tidak dapat membuat keputusan,
tua) terhadap si patuh (anak). Pola kurang baik dalam membangun
asuh otoriter yaitu pola asuh orang hubungan sosial, gangguan
tua yang lebih memprioritaskan perkembangan fisik, dan sering
pembentukan kepribadian anak membangkang orang tua. Untuk itu
terhadap cara menerapkan standar orang tua dapat mengetahui atau
mutlak harus diikuti, biasanya mencari informasi-informasi baru
didampingi dengan ancaman- tentang bagaimana cara pemberian
ancaman. Pola asuh pemisif pola asuh orang tua yang tepat
merupakan pola asuh orang tua pada sehingga orang tua dapat
anak dalam rangka membentuk menerapkannya kepada anak, seperti
kepribadian anak terhadap cara menciptakan hubungan yang
memberikan pengawasan yang harmonis dan lingkungan positif
sangat bebas dan memberikan serta memberikan kasih sayang yang
kesempatan kepada anak untuk penuh, memberikan pujian atas usaha
melakukan sesuatu tanpa yang sudah anak lakukan, tidak
pengawasan yang cukup darinya. membandingkan anak dengan anak
Orang tua yang mengambarkan sikap lainnya, berikan tanggung jawab
liberal (pemisif) mempunyai yang tepat, aktif berkomunikasi
penglihatan bahwa anak yang terhadap anak, dan penuhi kebutuhan
dianggap seperti orang dewasa yang gizi anak.
dapat mengambil tindakan atau Pada artikel keenam
keputusan sendiri menurut berdasarkan hasil orang tua yang
keinginannya tanpa ada bimbingan.
menerapkan pola asuh kurang baik
Menurut Judarwanto (2007 dikutip
dalam Pambudi 2017), kesulitan 55,6%, orang tua yang menerapkan
makan yaitu kalau anak tidak mau pola asuh baik 44,4%. Dan anak
atau menolak untuk makan atau
yang mengalami perilaku sulit makan
mengalami kesulitan mengkonsumsi
makanan atau minuman dengan jenis kurang baik sebesar 58,3%, dan
dan jumlah sesuai umur. Berdasarkan perilaku baik sebesar 41,7%.
hasil terdapat hubungan antara pola
Menurut Nafratilawati (2014 dikutip
asuh orang tua terhadap perilaku sulit
makan anak usia prasekolah dengan dalam Danamik 2018) Pola asuh
nilai p value 0,002 dimana (p<0,005) yaitu pola interaksi antara orang tua
13

dan anak, lebih tepatnya, adalah nilai p value 0,000 atau ≤ nilai a
bagaimana sikap atau perilaku orang 0,05. Peneliti berpendapat bahwa
tua saat berinteraksi terhadap anak, Pola asuh orang tua jika diberikan
termasuk cara memberikan aturan, secara tidak tepat kepada anak maka
mengajarkan nilai/norma, dapat berdampak buruk terhadap
memberikan perhatian dan kasih anak, contohnya dapat terjadi seperti
sayang. Berdasarkan dari penelitian memiliki emosi yang kurang stabil,
yang dilakukan Miranti (2018 dikutip tidak dapat membuat keputusan,
dalam Rohani & Badi’ah 2020) di kurang baik dalam membangun
era yang modern ini sudah banyak hubungan sosial, gangguan
orang tua yang dapat menerapkan perkembangan fisik, dan sering
pola asuh yang baik karena orangtua membangkang orang tua. Untuk itu
akan menerapkan pola asuh yang orang tua dapat mengetahui atau
pernah di terapkan kepadanya namun mencari informasi-informasi baru
ketika orangtua tersebut merasa ada tentang bagaimana cara pemberian
yang kurang baik terhadap pola asuh pola asuh orang tua yang tepat
yang di terapkan orangtuanya maka sehingga orang tua dapat
orangtua akan memodifikasi sesuai menerapkannya kepada anak, seperti
dengan perkembangan zaman namun menciptakan hubungan yang
tidak melenceng dari bagaimana harmonis dan lingkungan positif
baiknya orangtua dalam menerapkan serta memberikan kasih sayang yang
pengasuhan kepada anaknya. penuh, memberikan pujian atas usaha
Menurut Judarwanto (2007 dikutip yang sudah anak lakukan, tidak
dalam Pambudi 2017), kesulitan membandingkan anak dengan anak
makan yaitu kalau anak tidak mau lainnya, berikan tanggung jawab
atau menolak untuk makan atau yang tepat, aktif berkomunikasi
mengalami kesulitan mengkonsumsi terhadap anak, dan penuhi kebutuhan
makanan atau minuman dengan jenis gizi anak.
dan jumlah sesuai umur. Berdasarkan KESIMPULAN
hasil terdapat hubungan antara pola Berdasarkan hasil analisis
asuh orang tua terhadap perilaku sulit penelitian yang dilakukan pada jurnal
makan anak usia prasekolah dengan penelitian dengan metode literatur
14

review tentang “Hubungan Pola sesuai yang diharapkan yaitu tidak


Asuh Orang Tua Terhadap Perilaku sulit makan. Sedangkan anak dengan
Sulit Makan Anak Usia Prasekolah” pola asuh permisif selalu diberikan
bahwa didapatkan rata-rata ada 30 kebebasan untuk berbuat sesuai
responden dengan usia diatas 30 dengan keinginan mereka sehingga
tahun, anak 3-5 tahun dan pendidikan membuat anak menjadi pemilih
orang tua mayoritas sekolah dalam hal makanan.
menengah atas serta ditemukan 4 Mayoritas adanya hubungan
pola asuh yang diterapkan yaitu pola antara pola asuh orang tua terhadap
asuh demokratis, permisif, otoreter, perilaku sulit makan anak usia
dan unnivolved yang artinya pola prasekolah dengan nilai rata-rata
asuh ini ditandai sedikit harapan p<α=0,05. Adanya hubungan
tidak terlalu responsif dan sering tersebut yang berarti pola asuh orang
dikenal dengan pola asuh yang lalai, tua memiliki pengaruh baik terhadap
tetapi pola asuh yang dominan anaknya. Pengaruh baik yang berarti
dilakukan adalah pola asuh memberikan contoh baik kepada
demokratis. anak dan orang tua dapat
Perilaku sulit makan yang memberikan motivasi kepada anak
didapatkan yaitu sebagian besar anak dalam hal sulit makan dengan cara
mengalami tidak sulit makan dan bisa memberikan kreasi terhadap
sebagian anak mengalami sulit makanan yang hendak dimakan
makan, akan tetapi yang paling tersebut.
dominan dilakukan adalah tidak sulit REFERENSI
makan. Sulit makan disebabkan Cicilia Lariwu, Julia Rottie, P. K. C.
(2019) ‘Hubungan Pola Asuh
biasanya anak dengan pola asuh
Ibu Dengan Perilaku Sulit
otoriter cenderung harus dituruti dan Makan Pada Anak Usia Pra
Sekolah Di Paud Pancaran
biasanya disertai ancaman sehingga
Berkat Desa Ranoketang Atas
anak menjadi kurang selera makan. Kecamatan Tombatu
Kabupaten Minahasa
Dan pola asuh demokratis biasanya
Tenggara’, Journal of
mendapat penjelasan, diskusi antara Chemical Information and
Modeling, 53(9), pp. 1689–
anak dan orang tua sehingga anak
1699.
mengerti dan anak dapat berperilaku Damanik, E. S. D. (2018) Hubungan
pola asuh orang tua dengan
15

kesulitan makan pada anak Negri ( IAIN ) B.


usia 3-5 tahun di desa Nggarang, B. N. and Bodus, O. J.
Sukaraya Kecamatan Pancur (2019) ‘Sulit Makan Anak Usia
Batu tahun 2018, Skripsi. Prasekolah Di Taman Kanak-’,
Dwi Utari (2017) ‘Hubungan (10), pp. 15–22.
Perilaku Makan Anak, Gaya Nyanyi, dkk (2019) ‘Pola Asuh Ibu
Pemberian Makan Oleh Orang Yang Mempengaruhi Perilaku
Tua, Dan Aktivitas Fisik Sulit Makan Pada Anak
Dengan Status Gizi Pada Anak Prasekolah (4-6 Tahun)’, 4, pp.
Usia Sekolah Dasar Di 1–10.
Kabupaten Maros Skripsi’, Pambudi, E. C. (2017) ‘Hubungan
,Vol37, No.1/2, pp. 1–27. Pola Asuh Ibu Dengan
Available at: Perilaku Sulit Makan Pada
https://ci.nii.ac.jp/naid/400212 Anak Usia Prasekolah (3-5
43259/. Tahun) Di Desa Sadangwetan’.
Ibrahim, A. (2017) ‘Makan Pada Rahman, A. N. F. (2016) ‘Hubungan
Anak Usia Pra Sekolah’, Pola Asuh Ibu dengan Perilaku
Jurnal Ilmiah Kesehatan Sulit Makan Pada Anak Usia
Pencerah, 6. Prasekolah di Taman Kanak-
Irjus Indrawan, Hadion Wijoyo. Kanak Al-Ikhwah Pontianak’.
(2020) Pendidikan anak Rose, M. (2014) ‘Kenali Jenis-Jenis
Prasekolah. Cetakan pertama. Pola Asuh Demi
Edited by M. P. Rahmat, Abdul. Perkembangan Anak Yang
Jl. Gerilya No. 292 Purwokerto Optimal''
Selatan, Kab. Banyumas Jawa Syafaruddin, Herdianto, Ernawati,
Tengah: CV. Pena Persada. M. (2016) Pendidikan Prasekolah
Kalteng, D. K. P. (2019) ‘Dinas Perspektif Pendidikan Islam dan
Kesehatan Provinsi Kalteng’, Umum. Cetakan Ke. Edited by M.
Dinas Kesehatan Provinsi Muhammad Iqbal Hasibuan. Jl.
Kalimantan Tengah, (09). Sosro No, 16-A Medan 20224:
Available at: Perdana Publising.
https://dinkes.kalteng.go.id/hal- Rikandi, M. and Sari, N. U. (2018)
dokumen.html. ‘Analisis Hubungan
Listiana, dkk (2020) ‘Jurnal Ilmiah Pengetahuan dan Pola Asuh
Hubungan Pola Asuh Ibu Orang Tua dengan Kesulitan
Dengan Perilaku Sulit Makan Makan pada Anak Usia
Pada Anak Usia Prasekolah’, Prasekolah di TK Negeri 1
08, pp. 128–134. Padang Tahun 2016’, Jurnal
Lestari, Y. H. (2019) Implementasi Ilmu Kesehatan (JIK), 2(1), pp.
Pola Asuh Orang Tua Dalam 107–113.
Mendidik Agama Anak Usia 5- Rohani, I. S. (2020) ‘Hubungan Pola
6 Tahun Di Desa Pematang Asuh Orangtua Dengan
Tiga Kabupaten Diajukan Perilaku Sulit makan Pada
Kepada Fakultas Tarbiyah Anak Usia Prasekolah’.
Dan Tadris Institut Agama Riyanto, H. (2017) ‘Hubungan Pola
Islam Program Studi Asuh Orangtua Dengan
Pendidikan Islam Anak Usia Perilaku Sulit Makan Pada
Dini Institut Agama Islam Anak Prasekolah Di Tk Karta
16

Rini Godean Sleman


Yogyakarta Skripsi’, 4, pp. 9–
15.
Ulhaq, Zulviqar Syambani, M. R.
(2019) ‘Panduan Literature
review’, Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN
Malang, 53(9), pp. 1689–1699.

*Yulita

Anda mungkin juga menyukai