MANUSCRIPT
(LITERATUR REVIEW)
Oleh :
YULITA
(NIM : 2017.C.09a.0921)
Oleh :
YULITA
(NIM : 2017.C.09a.0921)
i
1
dan sebagian orang tua memilih penelitian Rohani & Badi’ah (2020),
memberikan ancaman serta paksaan memaparkan bahwa orangtua yang
supaya anaknya mau makan, serta mempunyai pola asuh baik beberapa
sebagian orang tua mengatakan kalau besar anaknya mempunyai perilaku
anaknya akan makan tanpa harus sulit makan ringan yaitu 18 anak
dibujuk. dengan persentase 78,3%, lalu untuk
Menurut World Health orangtua yang menggunakan pola
Organization (WHO) menunjukkan asuh cukup sebagian besar anaknya
bahwa kasus anak usia prasekolah mempunyai perilaku sulit makan
underweight di dunia sebanyak ringan yaitu 5 anak dengan
15,7% dan anak usia prasekolah persentase 21,7%, dan untuk
overweight sebesar 6,6% (Damanik, orangtua yang menggunakan pola
2018). Angka kejadian masalah sulit asuh kurang sebagian besar anaknya
makan pada anak dibeberapa negara mempunyai perilaku sulit makan
cukup meningkat seperti halnya di tinggi yaitu 3 anak dengan
Inggris menyebutkan bahwa sebesar persentasenya yaitu 100%. Hasil
20% anak mengalami sulit makan, di Peninjauan Status Gizi (PSG) pada
Italia 6% dan di Amerika Serikat tahun 2016 hingga 2017
sekitar 19% hingga 50% Ikhwan, dkk mengungkapkan tidak mengalami
(2017). Di Indonesia tahun 2018 banyak perubahan prevalensi balita
terdapat sekitar 17,7 % anak gizi kurang maupun balita pendek
mengalami gizi buruk dan gizi (stunting), dan prevalensi balita gizi
kurang (Kemenkes RI, 2018). berat badan kurang (underweight)
Menurut hasil penelitian Riyanto yang secara berturut-turut mengalami
(2017), yang dilakukan di TK Al- peningkatan dari tahun 2016 sebesar
Irsyad Al Islamiyah Kanie 29,0% hingga pada tahun 2017
Kabupaten Sidrap, didapatkan sebesar 29,6%. Menurut Riset
perilaku tidak sulit makan sebanyak Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada
11 orang anak dengan persentase tahun 2013 memperlihatkan bahwa
(36,7%), dan perilaku sulit makan prevalensi balita berat badan kurang
dengan jumlah 19 orang anak dengan sebesar 19,6%, balita pendek 37,2%,
persentase (63,3%) dan hasil dan prevalensi balita gizi kurus
4
(wasting) sebesar 12,1% dan pada makan anak dan karena adanya
tahun 2018 terjadi penurunan kesalahan cara pemberian makan
pravalensi balita berat badan kurang pada saat bayi, sehingga hal ini
sebesar 17,7%, prevalensi balita mengakibatkan anak kadang bersikap
pendek 30,8%, dan prevalensi balita terlalu pemilih, contohnya lebih
gizi kurus (wasting) sebesar 10,2%. menyukai makanan ringan kemudian
Menurut hasil peninjauan status gizi menjadi kenyang dan menolak
yang rutin diselenggarakan oleh makan saat waktu jam makan, anak
kabupaten/kota melalui E-PPBGM juga sering rewel dan memilih
menerangkan bahwa persentase gizi bermain disaat orangtua menyuapi
kurang pada balita usia 0-59 bulan di makanan (Rikandi & Sari, 2018).
Provinsi Kalimantan Tengah telah Anak akan mengalami kesulitan
terjadi penurunan dari tahun 2018 makan kalau tidak segera diatasi
persentase gizi kurang sebesar 16,9% bahkan dapat mengakibatkan anak
dan pada tahun 2019 menjadi 10,1% kekurangan gizi dan kelebihan gizi
(Profil Kesehatan Provinsi bila pola makannya tidak teratur
Kalimantan tengah, 2019). seperti pertumbuhan dan
Usia prasekolah, anak lebih perkembangan fisik terganggu yang
senang berimajinasi dan percaya diri umumnya terjadi berat badan kurang,
bahwa mereka memiliki kekuatan kurus, pendek (stunting) serta
serta banyak beradaptasi terhadap mengakibatkan obesitas (Nggarang
lingkungan nya dan bahkan lebih & Bodus, 2019).
banyak mengekspresikan suasana Pola asuh orang tua sangat
hatinya disaat anak merasa nyaman penting untuk meningkatkan perilaku
dan merasa tidak enak, sifat makan anak, dan untuk proses
kemajuan yang terjadi ini dapat pertumbuhan anak. Setiap orang tua
mengurangi pola makan anak mempunyai perbedaan dalam
(Nggarang & Bodus, 2019). Masalah mengasuh anak-anaknya, maka dari
perilaku sulit makan yang timbul itu diinginkan setiap orang tua dapat
dapat terjadi karena anak yang suka melakukan pola asuh yang baik atau
memilih makan-makanan, orang tua tepat pada anak seusia prasekolah
yang membatasi jumlah asupan serta dapat mampu menuntun,
5
Orang tua yang mengambarkan sikap terhadap anak, dan penuhi kebutuhan
liberal (pemisif) mempunyai gizi anak.
penglihatan bahwa anak yang Pada artikel ketiga berdasarkan
dianggap seperti orang dewasa yang hasil orang tua yang menerapkan
dapat mengambil tindakan atau pola asuh demokratis (39,3%), orang
keputusan sendiri menurut tua yang menerapkan pola asuh
keinginannya tanpa ada bimbingan. permisif (21,4%), orang tua yang
Menurut Judarwanto (2007 dikutip menerapkan pola asuh otoriter
dalam Pambudi 2017), kesulitan (3,6%), orang tua yang menerapkan
makan yaitu kalau anak tidak mau pola asuh uninvolved (35,7%). Dan
atau menolak untuk makan atau anak yang mengalami perilaku sulit
mengalami kesulitan mengkonsumsi makan baik (17,9%), cukup
makanan atau minuman dengan jenis (66,1%), kurang (16,1%). Menurut
dan jumlah sesuai umur. Berdasarkan Nafratilawati (2014 dikutip dalam
hasil terdapat hubungan antara pola Danamik 2018) Pola asuh yaitu pola
asuh orang tua terhadap perilaku sulit interaksi antara orang tua dan anak,
makan anak usia prasekolah dengan lebih tepatnya, adalah bagaimana
nilai p-value 0,000. Peneliti sikap atau perilaku orang tua saat
berpendapat bahwa Pola asuh orang berinteraksi terhadap anak, termasuk
tua jika diberikan secara tidak tepat cara memberikan aturan,
kepada anak maka dapat berdampak mengajarkan nilai/norma,
buruk terhadap anak, contohnya memberikan perhatian dan kasih
dapat terjadi seperti memiliki emosi sayang. Menurut Lestari,(2019) Pola
yang kurang stabil, tidak dapat asuh yang diberikan oleh setiap
membuat keputusan, kurang baik orang tua mempunyai karakter
dalam membangun hubungan sosial, masing-masing. Adapun tiga tipe
gangguan perkembangan fisik, dan pengasuhan yang terkait dengan
sering membangkang orang tua. aspek-aspek yang berbeda dalam
Untuk itu orang tua dapat tingkah laku sosial anak, adalah
mengetahui atau mencari informasi- misalnya demokratis, otoriter dan
informasi baru tentang bagaimana permisif. Pola asuh demokratis
cara pemberian pola asuh orang tua merupakan pola asuh yang
yang tepat sehingga orang tua dapat mengutakan kepentingan seorang
menerapkannya kepada anak, seperti anak, tanpa ragu untuk
menciptakan hubungan yang mengendalikan mereka. Orang tua
harmonis dan lingkungan positif tipe ini juga bersikap realistis
serta memberikan kasih sayang yang terhadap kemampuan anak, tidak
penuh, memberikan pujian atas usaha terlalu berharap lebih yang
yang sudah anak lakukan, tidak mencapai kemampuan anak dan
membandingkan anak dengan anak memberikan kebebasan terhadap
lainnya, berikan tanggung jawab anak untuk memilih dan melakukan
yang tepat, aktif berkomunikasi suatu tindakan. Pengaruh pola asuh
9
makan yaitu kalau anak tidak mau Menurut Nafratilawati (2014 dikutip
atau menolak untuk makan atau dalam Danamik 2018) Pola asuh
mengalami kesulitan mengkonsumsi yaitu pola interaksi antara orang tua
makanan atau minuman dengan jenis dan anak, lebih tepatnya, adalah
dan jumlah sesuai umur. Berdasarkan bagaimana sikap atau perilaku orang
hasil terdapat hubungan antara pola tua saat berinteraksi terhadap anak,
asuh orang tua terhadap perilaku sulit termasuk cara memberikan aturan,
makan anak usia prasekolah dengan mengajarkan nilai/norma,
nilai P= 0,002 < a= <0,005. Peneliti memberikan perhatian dan kasih
berpendapat bahwa Pola asuh orang sayang. Menurut Lestari,(2019) Pola
tua jika diberikan secara tidak tepat asuh yang diberikan oleh setiap
kepada anak maka dapat berdampak orang tua mempunyai karakter
buruk terhadap anak, contohnya masing-masing. Adapun tiga tipe
dapat terjadi seperti memiliki emosi pengasuhan yang terkait dengan
yang kurang stabil, tidak dapat aspek-aspek yang berbeda dalam
membuat keputusan, kurang baik tingkah laku sosial anak, adalah
dalam membangun hubungan sosial, misalnya demokratis, otoriter dan
gangguan perkembangan fisik, dan permisif. Pola asuh demokratis
sering membangkang orang tua. merupakan pola asuh yang
Untuk itu orang tua dapat mengutakan kepentingan seorang
mengetahui atau mencari informasi- anak, tanpa ragu untuk
informasi baru tentang bagaimana mengendalikan mereka. Orang tua
cara pemberian pola asuh orang tua tipe ini juga bersikap realistis
yang tepat sehingga orang tua dapat terhadap kemampuan anak, tidak
menerapkannya kepada anak, seperti terlalu berharap lebih yang
menciptakan hubungan yang mencapai kemampuan anak dan
harmonis dan lingkungan positif memberikan kebebasan terhadap
serta memberikan kasih sayang yang anak untuk memilih dan melakukan
penuh, memberikan pujian atas usaha suatu tindakan. Pengaruh pola asuh
yang sudah anak lakukan, tidak demokratis akan menghasilkan
membandingkan anak dengan anak karakteristik anak yang mandiri,
lainnya, berikan tanggung jawab dapat mengendalikan diri,
yang tepat, aktif berkomunikasi mempunyai hubungan yang baik
terhadap anak, dan penuhi kebutuhan terhadap teman-temannya. Pola asuh
gizi anak. demokratis merupakan pola asuh
Pada artikel kelima yang paling tepat diterapkan kepada
berdasarkan hasil orang tua yang anak, pola asuh ini demokratis dapat
menerapkan pola asuh demokratis membentuk sikap sosial anak. Pola
(51,6%), permisif (25,8%), otoriter asuh ini bersifat positif dan
(22,6%). Dan anak yang mengalami hubungan antara anak dan orangtua
perilaku tidak sulit makan (58,1%), akan harmonis dan sehat, sehingga
perilaku sulit makan (41,9%). hubungan yang seperti ini akan
12
dan anak, lebih tepatnya, adalah nilai p value 0,000 atau ≤ nilai a
bagaimana sikap atau perilaku orang 0,05. Peneliti berpendapat bahwa
tua saat berinteraksi terhadap anak, Pola asuh orang tua jika diberikan
termasuk cara memberikan aturan, secara tidak tepat kepada anak maka
mengajarkan nilai/norma, dapat berdampak buruk terhadap
memberikan perhatian dan kasih anak, contohnya dapat terjadi seperti
sayang. Berdasarkan dari penelitian memiliki emosi yang kurang stabil,
yang dilakukan Miranti (2018 dikutip tidak dapat membuat keputusan,
dalam Rohani & Badi’ah 2020) di kurang baik dalam membangun
era yang modern ini sudah banyak hubungan sosial, gangguan
orang tua yang dapat menerapkan perkembangan fisik, dan sering
pola asuh yang baik karena orangtua membangkang orang tua. Untuk itu
akan menerapkan pola asuh yang orang tua dapat mengetahui atau
pernah di terapkan kepadanya namun mencari informasi-informasi baru
ketika orangtua tersebut merasa ada tentang bagaimana cara pemberian
yang kurang baik terhadap pola asuh pola asuh orang tua yang tepat
yang di terapkan orangtuanya maka sehingga orang tua dapat
orangtua akan memodifikasi sesuai menerapkannya kepada anak, seperti
dengan perkembangan zaman namun menciptakan hubungan yang
tidak melenceng dari bagaimana harmonis dan lingkungan positif
baiknya orangtua dalam menerapkan serta memberikan kasih sayang yang
pengasuhan kepada anaknya. penuh, memberikan pujian atas usaha
Menurut Judarwanto (2007 dikutip yang sudah anak lakukan, tidak
dalam Pambudi 2017), kesulitan membandingkan anak dengan anak
makan yaitu kalau anak tidak mau lainnya, berikan tanggung jawab
atau menolak untuk makan atau yang tepat, aktif berkomunikasi
mengalami kesulitan mengkonsumsi terhadap anak, dan penuhi kebutuhan
makanan atau minuman dengan jenis gizi anak.
dan jumlah sesuai umur. Berdasarkan KESIMPULAN
hasil terdapat hubungan antara pola Berdasarkan hasil analisis
asuh orang tua terhadap perilaku sulit penelitian yang dilakukan pada jurnal
makan anak usia prasekolah dengan penelitian dengan metode literatur
14
*Yulita