Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh Pelarut pada Proses Ekstraksi Antosianin dari Kulit Kembang Sepatu

(Dina Agustin, Ismiyati)

PENGARUH KONSENTRASI PELARUT PADA PROSES EKSTRAKSI ANTOSIANIN


DARI BUNGA KEMBANG SEPATU

Dina Agustin 1, Ismiyati 2


1,2
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Jakarta
ismiyati_umj@yahoo.com

ABSTRAK. Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) berpotensial sebagai


salah satu sumber antosianin yang dapat berfungsi sebagai antioksidan,
antimutagenik, dan antikarsinogenik. Antosianin dapat rusak pada suhu tinggi
(pemanasan) yang biasa digunakan dalam pembuatan sejumlah produk pangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kandungan antosianin dalam bunga kembang
sepatu berdasarkan variable konsentrasi pelarut. Penelitian dilakukan dengan metode
ekstraksi maserasi menggunakan pelarut etanol konsentrat dalam air. Variable tetap
yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsentrasi etanol (60, 70, 80, 90, 96 %
(v/v)). Waktu maserasi adalah selama 24 jam pada temperatur ruang dan kondisi
terlindung dari cahaya matahari ataupun sinar langsung. Hasil ektraksi kemudian
disaring dan dipekatkan dengan rotary vakum evaporator dan selanjutnya dianalisis
menggunakan instrument Spektrofotometer UV-Visible. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa rendemen dan kadar antosianin tertinggi ditandai dengan warna yang paling
pekat yang didapatkan dari pelarut ethanol 96%. Hasil rendemen tertinggi yang
diperoleh adalah 22,05% (b/b) yang mengandung ekstrak antosianin sebesar 48,260
mg dari 25 gram bahan baku. Persamaan yang menghubungkan antara variable
konsentrasi pelarut etanol dan rendemen adalah y = -36,547x2 + 72,335x + 12,422. R2=
0,9642.

Kata kunci : antosianin,ekstraksi, Hibiscus rosa-sinensis L, kembang sepatu

PENDAHULUAN askorbat, serat, niasin, riboflavin,


tiamin, air, hibicetin, alkaloid, dan
Bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa- lendir. Daun bunga kembang sepatu
sinensis L) adalah salah satu tanaman berkhasiat sebagai obat demam pada
hias yang mempunyai banyak varian anak-anak, obat batuk, dan obat
warna, merupakan tanaman semak sariawan. Bunga kembang sepatu
suku Malvaceae yang berasal dari Asia merah (hibiscusrosa-sinensisLinn)
Timur dan banyak ditanam di daerah mengandung antosianin dan flavonoid
tropis dan subtropis. Bunga ini besar, yang diharapkan dapat dimanfaatkan
berwarna warni dan tidak berbau. sebagai pewarna dan pengawet alami.
Bunga dari berbagai kultivar dan Ekstrak etanolik bunga tanaman ini
hibrida ini bisa berupa bunga tunggal dapat menurunkan kadar kolesterol
(daun mahkota selapis) atau bunga darah total dan serum trigliserida (20-
ganda (daun mahkota berlapis) yang 30 %) serta meningkatkan level HDL
berwarna putih hingga kuning, oranye hingga 12 % dan menurunkan kadar
hingga merah tua atau merah jambu. gula darah (Sachdewa dan Khemani,
Pada bunga kembang sepatu 2003).
teridentifikasi adanya senyawa
golongan flavonoid, saponin dan Bahan pewarna dapat digolongkan ke
antosianin. Bunganya mengandung dalam empat golongan yaitu bahan
polifenol, diglukosidasianidin, asam pewarna sintesis, bahan pewarna

9
KONVERSI Volume 4 No2 Oktober 2015 ISSN 2252-7311

yang dibuat mirip dengan bahan penelitian ekstrak Bunga Kembang


pewarna alami, bahan pewarna Sepatu sebagai zat pewarna alami.
anorganik dan bahan pewarna alami.
Bahan pewarna alami untuk makanan
Antosianin (bahasa Inggris:
paling banyak dibuat dari ekstrak
anthocyanin, dari gabungan kata
tumbuhan, tetapi ada juga dari sumber
Yunani: anthos = "bunga", dan cyanos
lain seperti serangga, ganggang,
= "biru") adalah pigmen larut air yang
cyanobacteria, dan jamur (Mortensen,
secara alami terdapat pada berbagai
2006).
jenis tumbuhan. Antosianin memiliki
rumus struktur sebagai :
Warna merupakan faktor kualitas yang
penting bagi makanan. Warna
bersamaan dengan bau, rasa, dan
tekstur memegang peranan penting
dalam penerimaan makanan (Mann,
1997). Menyadari pentingnya warna,
maka produsen makanan seringkali
menambahkan pewarna pada produk
Gambar 1. Struktur molekul antosianin
makanannya baik berupa pewarna
alami (pigmen) ataupun pewarna
sintetik. Sejak ditemukannya pewarna Antosianin yang diteliti dalam
sintetik, penggunaan pigmen semakin penelitian ini adalah cyanidin-3-
menurun, meskipun tidak hilang sama glucoside chloride (chrysantemin)
sekali. Pewarna sintetik lebih disukai dengan rumus molekul C12H21ClO11
karena lebih ekonomis, praktis dan dengan berat molekul 485,5 gr/mol.
sifat pewarnaannya yang stabil dan
seragam. Beberapa kelemahan yang Sesuai namanya, pigmen ini
dimiliki oleh pewarna sintetik memberikan warna pada bunga, buah,
diantaranya adalah sifatnya yang dan daun tumbuhan hijau, dan telah
karsinogenik dan beracun (Winarno, banyak digunakan sebagai pewarna
1997). Kekhawatiran akan keamanan alami pada berbagai produk pangan
penggunaan pewarna sintetik dan aplikasi lainnya. Zat warna dari
mendorong pengembangan pewarna antosianin timbul, karena adanya
alami sebagai bahan pewarna susunan ikatan rangkap terkonjugasi
makanan. yang panjang, sehingga mampu
menyerap cahaya, mampu menjadikan
antosianin sebagai antioksidan dengan
Beberapa tanaman telah diteliti sebagai
mekanisme penangkapan radikal.
bahan pewarna alami diantaranya
Beberapa senyawa antosianin yang
adalah ekstrak bunga Tagetes erecta
paling banyak ditemukan adalah
L sebagai pewarna tekstil (Jothi, 2008),
pelargonidin, peonidin, sianidin,
ekstrak antosianin dari Redcabbage
malvidin, petunidin, dan delfinidin.
(Xavieretal, 2008), ekstrak daun
tanaman Indigoferatinctoria L dan
Berbagai macam pigmen antosianin
ekstrak daun tanaman
yang diekstrak dari buah-buahan
Baphicacanthuscusia Brem
tertentu telah banyak dimanfaatkan
(Chanayath,et.al, 2000). Bahan
sebagai pewarna pada produk
pewarna alami dipilih berdasarkan
minuman ringan, susu, bubuk
ketersedian di alam, dan kemudahan
minuman, minuman beralkohol, produk
untuk memperolehnya. Bunga
beku, dll. Penggunaan pewarna alami
Kembang Sepatu (Hibiscusrosa-
antosinanin semakin diminati karena
sinensis L) banyak tersedia di sekitar
dapat mengurangi penggunaan
kita, namun pemanfaatan sebagai
pewarna sintetik yang bersifat toksik
pewarna alami belum banyak diteliti,
dan tidak ramah lingkungan. Antosianin
oleh sebab itu perlu dilakukan
juga dimanfaatkan dalam pembuatan

10
Pengaruh Pelarut pada Proses Ekstraksi Antosianin dari Kulit Kembang Sepatu
(Dina Agustin, Ismiyati)

suplemen nutrisi karena memiliki ukur, botol sampel, neraca analitik,


banyak dampak positif bagi kesehatan pipet tetes, gelas piala
manusia, dan juga dimanfaatkan dalam
proses penyimpanan serta pengawetan Metode penelitian
buah, serta pembuatan selai buah. Di Pada pembuatan antosianin dari
Jepang, antosianin juga digunakan bunga kembang sepatu pada
sebagai pewarna kertas (kertas penelitian ini terdiri dari beberapa
Awobana), Arinaldo, 2011. langkah, yaitu:

Salah satu fungsi antosianin adalah Preparasi sampel


sebagai antioksidan di dalam tubuh Pada proses preparasi ini kelopak
sehingga dapat mencegah terjadinya bunga kembang sepatu dipotong-
aterosklerosis, penyakit penyumbatan potong menjadi ukuran yang lebih
pembuluh darah, melalui oksidasi kecil, kurang lebih 5 cm, ini bertujuan
lemak jahat dalam tubuh, yaitu untuk memperluas permukaan
lipoprotein densitas rendah. Kemudian sehingga reaksi akan berjalan lebih
antosinin juga melindungi integritas sel cepat.
endotel dengan melapisi dinding
pembuluh darah, sehingga tidak terjadi Persiapan pelarut
kerusakan. Kerusakan sel endotel Pelarut yang digunakan adalah
merupakan awal mula pembentukan aquadest dan etanol dengan volume
aterosklerosis sehingga harus yang sama yaitu 250 mL. Aquadest
dihindari. Selain itu, antosianin juga dan etanol merupakan pelarut organik
merelaksasi pembuluh darah untuk yang bersifat tidak bersifat beracun
mencegah aterosklerosis dan penyakit sehingga aman digunakan sebagai
kardiovaskuler lainnya. Berbagai pelarut bahan pangan. Etanol bersifat
manfaat positif dari antosianin untuk polar sehingga mampu melarutkan
kesehatan manusia adalah untuk senyawa antosiaini yang bersifat polar
melindungi lambung dari kerusakan, juga.
menghambat sel tumor, meningkatkan
kemampuan penglihatan mata, serta Ekstraksi
berfungsi sebagai senyawa anti- Pada tahap ini, ekstraksi dilakukan
inflamasi yang melindungi otak dari secara alami yaitu maserasi. Maserasi
kerusakan. Selain itu, beberapa studi (perendaman) dilakukan selama 24
juga menyebutkan bahwa senyawa jam dengan pelarut aquadest dan
tersebut mampu mencegah obesitas etanol yang divariasikan konsentrasi
dan diabetes, meningkatkan pelarutnya sesuai variabel konsentrasi.
kemampuan memori otak dan Kelopak bunga kembang sepatu
mencegah penyakit neurologis, serta ditimbang sebanyak 25 gram, lalu
menangkal radikal bebas dalam tubuh. ditambahkan 250 mL pelarut etanol
dengan rentang konsentrasi 60%, 70%,
METODOLOGI PENELITIAN 80%, 90% dan 96% (%v/v) pada
temperatur ruang selama 24 jam.
Bahan Penelitian
Bahan baku yang digunakan pada Evaporasi
penelitian ini adalah kelopak bunga Evaporasi dilakukan menggunakan alat
kembang sepatu. Sedangkan bahan instrumentasi yaitu Rotari evaporator.
yang digunakan untuk proses dan Sampel yang berasal dari proses
analisa antara lain : etanol,air, NaOH maserasi kemudian disaring untuk
10%, HCl pekat, Metanol memisahkan ekstrak dengan kelopak
bunga kembang sepatu tadi, kemudian
Alat Penelitian dimasukkan ke dalam alat rotari
Rotary evaporator, spektrofotometer, evaporator dan dijalankan sampai
thermometer, tabung reaksi, gelas tersisa larutan ekstrak antosianin yang
lebih pekat.

11
KONVERSI Volume 4 No2 Oktober 2015 ISSN 2252-7311

konsentrasi pelarut ethanol. Untuk


Metode analisis data mengukur besarnya pengaruh variabel
Rendemen bebas terhadap variabel tergantung
Perhitungan persentase rendemen dan memprediksi variabel tergantung
disajikan sebagai berikut: dengan menggunakan variabel bebas.
Gujarati (2006) mendefinisikan analisis
Rendemen regresi sebagai kajian terhadap
Berat ekstrak antosianin
= x 100% hubungan satu variabel yang disebut
Berat kelopak bunga kembang sepatu
sebagai variabel yang diterangkan (the
explained variabel) dengan satu atau
Kandungan antosianin dua variabel yang menerangkan (the
Pengukuran spektrum antosianin explanatory). Variabel pertama disebut
menggunakan instrument juga sebagai variabel tergantung dan
Spektrofotometer dengan panjang variabel kedua disebut juga sebagai
gelombang 528 nm, sedangkan untuk variabel bebas
metode perhitungan kandungan
ekstrak disajikan sebagai berikut: Model persamaan regresi linear
sederhana : Y = a + bX + e, dimana
a adalah kontanta (intersep pada
𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 grafik) serta b adalah koefisien regresi
𝑋𝑋 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 𝑋𝑋 𝐹𝐹𝐹𝐹 𝑋𝑋 𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣𝑣 𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒 𝑋𝑋 0,418
𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 yang menunjukkan besarnya pengaruh
X terhadap Y (slope pada grafik). Jika
0,418 = kandungan antosianin yang data hasil observasi terhadap sampel
terdapat dalam standar pembanding acak berukuran n telah tersedia, maka
antosianin. untuk mendapatkan persamaan regresi
Y = a + bX, perlu dihitung a dan b
Uji Identifikasi Antosianin
dengan metode kuadrat kekeliruan
Uji identifikasi Antosianin secara terkecil (least square error methods).
kualitatif dilakukan dengan cara
mengambil sebanyak 7 mL hasil n n n
ekstraksi yang diperoleh, ditambahkan
2 tetes NaOH 10 % sehingga terjadi
∑ ∑ ∑ n X iYi − X i Yi
b = i =1 i =1 i =1
; a = Y − bX
perubahan warna menjadi coklat, dan n
 n

2

kemudian ditambahkan HCl pekat ∑ ∑ n Xi −  Xi 


2

 i =1 
sebanyak 2 tetes sehingga warnanya i =1
kembali merah.

Penentuan Daya Absorbansi Analisis korelasi


Antosianin Untuk menunjukkan besarnya keeratan
Disini peneliti membandingkan hasil hubungan antara dua variabel acak
ekstraksi dengan suatu standar yang yang masing-masing memiliki skala
bernama bilberry ekstract dimana pengukuran minimal interval dan
dalam standar tersebut telah diketahui berdistribusi bivariat, digunakan
dengan pasti kadar antosianin yang koefisien korelasi yang dirumuskan
dikandungnya, sehingga bisa dilihat uji sebagai berikut:
kualitatif zat tersebut. Peneliti
menggunakan alat spektrofotometer 𝑟𝑟𝑥𝑥𝑥𝑥
visible dengan panjang gelombang 𝑛𝑛 ∑𝑛𝑛𝑖𝑖=1 𝑋𝑋𝑖𝑖 𝑌𝑌𝑖𝑖 − ∑𝑛𝑛𝑖𝑖=1 𝑋𝑋𝑖𝑖 ∑𝑛𝑛𝑖𝑖=1 𝑌𝑌𝑖𝑖
=
maksimum antosianin yaitu 528 nm. 2 2
�𝑛𝑛 ∑𝑛𝑛𝑖𝑖=1 𝑋𝑋𝑖𝑖2 − �∑𝑛𝑛𝑖𝑖=1 𝑋𝑋𝑖𝑖 � �𝑛𝑛 ∑𝑛𝑛𝑖𝑖=1 𝑌𝑌𝑖𝑖2 − �∑𝑛𝑛𝑖𝑖=1 𝑌𝑌𝑖𝑖 �
Analisis korelasi dan least square
methode Koefisien korelasi yang dirumuskan
Dari hasil rendemen dan kandungan seperti itu disebut koefisien korelasi
ekstrak yang didapatkan dihubungkan Pearson atau koefisien korelasi
secara grafik untuk mendapatkan product moment. Besar r adalah − 1 ≤
korelasi hubungan terhadap rxy ≤ + 1. Tanda + menunjukkan
12
Pengaruh Pelarut pada Proses Ekstraksi Antosianin dari Kulit Kembang Sepatu
(Dina Agustin, Ismiyati)

pasangan X dan Y dengan arah yang ethanol, dengan sampel kelopak


sama, sedangkan tanda − bunga 25 gram waktu maserasi 24 jam
menunjukkan pasangan X dan Y pada λ 528nm
dengan arah yang berlawanan. rxy
No Konsentrasi Identifikasi Warna Absorba
yang besarnya semakin mendekati 1 ethanol (%) Antosianin nsi rata-
menunjukkan hubungan X dan Y rata
cenderung sangat erat. Jika
1 60 Positif Nila 0,3517
mendekati 0 hubungan X dan Y keunguan
cenderung kurang kuat. rxy = 0
menunjukkan tidak terdapat hubungan 2 70 Positif Nila 0,3871
keunguan
antara X dan Y
3 80 Positif Nila 0,4315
Indeks determinasi (R2) keunguan
Dalam analisis regresi, koefisien
4 90 Positif Nila 0,4878
korelasi yang dihitung tidak untuk keunguan
diartikan sebagai ukuran keeratan
hubungan variabel bebas (X) dan 5 96 Positif Nila 0,5094
keunguan
variabel tidak bebas (Y), sebab dalam
analisis regresi asumsi normal bivariat
tidak terpenuhi. Untuk itu, dalam
analisis regresi agar koefisien korelasi Tabel 2 : Data hasil ekstraksi dengan
yang diperoleh dapat diartikan maka variabel konsentrasi solvent ethanol,
dihitung indeks determinasinya, yaitu dengan sampel kelopak bunga 25
hasil kuadrat dari koefisien korelasi: gram waktu maserasi 24 jam pada λ
R 2xy = (rxy ) 2 528nm

No Konsentrasi Rendemen
Indeks determinasi yang diperoleh ethanol (%) (%)
tersebut digunakan untuk menjelaskan
persentase variasi dalam variabel tidak 1 60 24,32
bebas (Y) yang disebabkan oleh
bervariasinya variabel bebas (X). Hal 2 70 24,12
ini untuk menunjukkan bahwa variasi
3 80 23,53
dalam variabel tak bebas (Y) tidak
semata-mata disebabkan oleh 4 90 22,53
bervariasinya variabel bebas (X), bisa
saja variasi dalam variabel tak bebas 5 96 22,05
tersebut juga disebabkan oleh
bervariasinya variabel bebas lainnya
yang mempengaruhi variabel tak
bebas tetapi tidak dimasukkan dalam Disamping data rendemen ekstrak,
model persamaan regresinya. juga diperoleh data kandungan
antosiamin yang terkamdung dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN ekstrak yang didapat yag tercantum
Hasil penelitian dalam tabel berikut:
Penelitian dilakukan dengan variabel
Tabel 3 : data hasil ekstraksi terhadap
konsentrasi pelarut ethanol dalam air
kadar dengan variabel konsentrasi
yaitu : 96%, 90%, 80%, 70%, dan 60%
ethanol, sampel kelopak bunga
dengan waktu ekstraksi selama 24 jam
kembang sepatu pada λ 528nm.
dan berat kelopak bunga kembang
sepatu 25 gram. No Konsentrasi Kadar
Tabel 1 : Data identifikasi dan ethanol (%) antosianin (mg/
25 gr bahan
intensitas warna ekstrak dengan
baku)
antosianin variabel konsentrasi solvent

13
KONVERSI Volume 4 No2 Oktober 2015 ISSN 2252-7311

1 60 42,440 ketika di uapkan dengan rotary vakum


evaporator sehingga volume ekstrak
2 70 45,788 semakin sedikit, dibandingkan pelarut
yang lebih sedikit mengandung
3 80 46,345 komposisi ethanol, karena titik didih
ethanol yang lebih rendah dibanding
4 90 47,981
air. Ini berarti akan semakin baik bila
5 96 48,260 digunakan etanol dengan komposisi
lebih besar, disamping itu proses
evaporasi juga lebih cepat.

Pembahasan Dari tabel 3 dapat dilihat kandungan


Rendemen yang dimaksud merupakan antosianin yang diperoleh selama
perbandingan antara bobot hasil ekstraksi. Kandungan antosianin
ekstraksi (disini hasil berupa ekstrak adalah hasil kandungan antosianin
pekat) terhadap bobot bahan baku yang terkandung dalam larutan ekstrak
yang digunakan untuk proses pekat yang telah diukur serta
ekstraksi. Dari tabel 2 dihasilkan grafik dibandingkan terhadap larutan standar
hubungan antara konsentrasi pelarut baku antosianin yang sudah diketahui
ethanol terhadap rendemen yang persentase kadarnya secara akurat
dapat dilihat pada grafik di bawah: sehingga dapat diketahui kadar
antosianin yang terkandung dalam
y = -0.001x2 + 0.164x + 19.79 sampel kelopak bunga kembang
R² = 0.994 sepatu. Demikian pula halnya dengan
24.5 hubungan konsentrasi pelarut dengan
24 kadar antosianin yang dihasilkan,
rendemen

23.5 Series1 dengan mengkorelasikan hubungan


23
antara konsentrasi pelarut dengan
kadar antosianin yang didapat maka
22.5 Poly.
(Series1)
didapatkan grafik sebagai berikut:
22
21.5 kurva konsentrasi ethanol vs
0 50 100 150
y = -36.54x2 + 72.33x + 12.42
kandungan antosianin
50.000
konsentrasi ethanol R² = 0.964
kandungan antosianin

Gambar 2 : Grafik hubungan 48.000


konsentrasi pelarut dengan rendemen
46.000 Series1
Dari gambar 2 diperoleh persamaan
yang merupakan hubungan antara 44.000
konsentrasi pelarut dengan rendemen Poly.
yaitu: 42.000 (Series1)
0% 50% 100% 150%
y = -0,0015x2 + 0,1642x + 19,799 konsentrasi ethanol
R2= 0,9947
Gambar 3. Grafik hubungan
Dari persamaan di atas terlihat bahwa
konsentrasi pelarut dengan
semakin tinggi konsentrasi ethanol kandungan antosianin
yang digunakan maka akan sedikit
ekstrak yang dihasilkan yang berarti Dari gambar 3 diatas didapatkan
pula bahwa semakin pekat ekstrak persamaan berupa :
yang didapatkan. Hal ini dikarenakan
ethanol yang dikandung pada pelarut,
semakin besar fraksi ethanol maka
akan semakin banyak yang menguap

14
Pengaruh Pelarut pada Proses Ekstraksi Antosianin dari Kulit Kembang Sepatu
(Dina Agustin, Ismiyati)

y = -36,547x2 + 72,335x + 12,422 dan kental dibandingkan pelarut


lainnya.
R2= 0,9642 3. Pada konsentrasi optimum
tersebut didapat kandungan
Dari persamaan di atas dapat dilhat antosianin sebesar 48,260 mg/ 25
bahwa semakin tinggi konsentrasi gr kelopak bunga kembang sepatu
ethanol yang digunakan maka akan dengan pembacaan hasil ekstrak
semakin besar kadar antosianin yang menggunakan instrument
didapatkan. Disini dengan spektrofotometer pada λ 528 nm.
menggunakan pelarut etanol 96%
dapat menghasilkan kadar antosianin Saran
maksimum yaitu 48,260 mg/ 25 gram 1. Penelitian ini dapat
kelopak kembang sepatu. Hasil yang dikembangkan dengan meneliti
didapat pada masing-masing variabel seperti jenis dan pH
konsentrasi juga tidak berbeda jauh pelarut yang dipakai, suhu
dari satu titik ke titik lainnya maksimum yang dapat dilakukan
dikarenakan antosianin tersebut dapat agar tidak merusak antosianin
larut dengan baik dalam etanol karena tersebut, dan lama waktu
kepolaran kedua zat tersebut maserasi.
mendekati, sehingga semakin tinggi 2. Pelaksanaan penelitian
konsentrasi pelarut ethanol yang hendaknya dapat diusahakan
digunakan maka semakin tinggi seteliti mungkin dan secepat
konsentrasi antosianin yang didapat. mungkin, khususnya pengaturan
Dari data-data di atas korelasi variabel bebasuntuk menghindari
hubungan antara konsentrasi pelarut penyimpangan data analisis
terhadap rendemen maupun kadar sehingga akurasi hasil penelitian
antosianin masing-masingnya adalah didapatkan secara maksimal.
R2=0,9471 dan R2=0,9642, dimana 3. Peneliti tidak dapat
hasil korelasi yang didapat memenuhi menyelesaikan penelitian lebih
persyaratan -1 ≤ r ≤ 1. cepat dkarenakan ketiadaan alat
rotary vakum evaporator,
sehingga peneliti harus mencari
alat tersebut untuk melanjutkan
KESIMPULAN DAN SARAN penelitian. Diharapkan
laboratorium kampus Universitas
Kesimpulan Muhammadiyah Jakarta bisa
Setelah dilakukan penelitian mengadakan alat tersebut untuk
mengenai pemanfaatan kelopak mendukung penelitian lainnya.
bunga kembang sepatu sebagai salah 4. Dari hasil ekstrak dapat
satu sumber antosianin, maka dapat dilanjutkan kepada pembuatan
diambil kesimpulan sebagai berikut: serbuk antosianin dengan
1. Antosianin dapat diperoleh dengan mencampurkan ekstrak
cara mengekstraksi kelopak bunga antosianin dengan suatu bahan
kembang sepatu menggunakan pengikat seperti maltodextrin dan
pelarut ethanol konsentrat yang dikeringkan dengan spray drying,
menghasilkan ekstrak pekat yang akan tetapi tidak dilakukan
berwarna merah keunguan. karena keterbatasan alat dan
2. Ekstrak antosianin dari kelopak waktu.
bunga kembang sepatu
dipengaruhi oleh konsentrasi
pelarut. Pada konsentrasi pelarut
Ethanol 96% didapatkan hasil DAFTAR PUSTAKA
rendemen sebesar 22,05 % dan
ekstrak yang didapat lebih pekat Arinaldo, B. 2011. PENGARUH
PENAMBAHAN KONSENTRASI

15
KONVERSI Volume 4 No2 Oktober 2015 ISSN 2252-7311

ASAM ASETAT PADA PELARUT 2008. “Extraction of Red


ETANOL TERHADAP Cabbage Anthocyanins:
EFEKTIVITAS EKSTRAKSI ZAT Optimization of the Operation
WARNA ANTOSIANIN TERUNG Conditions of the Column
BELANDA. Skripsi. JURUSAN Process”. Brazzarch. biol.
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN Technol. Vol. 51.
FAKULTAS TEKNOLOGI
PERTANIAN UNIVERSITAS
ANDALAS PADANG

Chanayath, N., Lhieochaipant, S., and


Phutrakul, S. 2000. “Pigment
Extraction Techniques from
the Leaves of Indigofera
t incto r ia Linn. and
Baphicacanthus cusia Brem. and
Chemical Structure Analysis of
Their Major Components. CMUí”.
Journal Vol. 1(2) Tha iland:
Chiang Mang University, Chiang
Mai.
Gujarati, D.N., (2006), Dasar-Dasar
Ekonometrika, Erlangga, Jakarta
Jothi, D. 2008. “ Extraction of
Natural Dyes from African
Marigold Flower (Tagetes erecta
L) for Testile Coloration“. AUTEX.
Research Journal, Vol.8, No. 2.

Mann. 1997. “Kimia Makanan“.


Diterjemahkan oleh Kasasik
Padmawanata. Bandung: Institute
Teknologi Bandung.

Mortensen, A. 2006. “Carotenoids and


other pigment as natural
colorant”. Pure Appl. Chem., Vo l.
78, No. 8, pp. 1477-1491.
Sachdewa, A. dan Khemani, L.D..
2003. “Ekstrak etanol bunga
kembang sepatu yang diberikan
per oral pada tikus percobaan
dapat menurunkan gula darah,
total kholestrol dan trigliserida,
serta menaikkan HDL kholestrol”
India: Department of Chemistry,
Faculty of Science, Dayalbagh
Educational Institute.

Winarno, F. G. 1997. “Kimia Pangan


dan Gizi”. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.

Xavier, M. F., Lopes , T. J., Quadri,


M. G. N., and Quadri, M. B.

16

Anda mungkin juga menyukai