Anda di halaman 1dari 8

NOTULENSI KELOMPOK 9 Senin, 25 Oktober

2021
DOKUMENTASI KELUARGA BERENCANA

Moderator : Evita Pramesti


Notulen : Eva Setia Rizqi Maulidiyah
Operator : Barra Rahmayanti
Pemateri : Barra, Evita, dan Eva

Materi :
1. Keluarga Berencana
2. Kontrasepsi
3. Asuhan Kebidanan Pada Akseptor KB

Pertanyaan :
1. Annisa Khoirussani
“Bagaimana upaya yang bisa dilakukan bidan agar ruang lingkup program KB seperti
keluarga berencana, kesehatan reproduksi dapat terlaksana sepenuhnya dengan baik?”

Jawaban :
1. Eva Setia Rizqi Maulidiyah
Dalam menjalankan seluruh program kerja dan tanggung jawabnya, bidan memiliki
beberapa peran yaitu peran sebagai pelaksana, pengelola, pendidik, dan peneliti. Agar
seluruh program dan tanggung jawabnya terlaksana dengan baik, tentunya bidan harus
melaksanakan perannya dengan baik juga. Sebagai contoh, dalam kasus KB ini, bidan
memegang peran salah satunya sebagai pendidik, dimana bidan dapat dan harus
memberikan pendidikan atau penyuluhan mengenai KB dan kesehatan reproduksi itu
sendiri. Selain itu, ada beberapa strategi yang dibuat dalam pelaksanaan program KB ini,
yaitu :
Strategi berbasis hak ini berlandaskan pada prinsip hak asasi manusia yang meliputi :
1. Hak untuk mendapatkan akses terhadap informasi dan pelayanan KB dengan standar
tertinggi.
2. Keadilan dalam akses.
3. Pendekatan sistem kesehatan yang dapat diterapkan di sektor pemerintah dan swasta:
− Integrasi pelayanan KB yang berkelanjutan menurut siklus reproduksi − Standar
etika dan professional dalam memberikan pelayanan keluarga berencana.
4. Program berbasis bukti.
5. Transparansi dan akuntabilitas.
6. Pelayanan yang bersifat sensitif gender.
7. Sensitivitas Budaya.
8. Kemitraan.

2. Jein Rahmawati
Pelaksanaan Peran Bidan Dalam KIE KB Berdasarkan Permenkes Nomor 1464/
MENKES/PER/X/2010 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.

a. Latar Belakang Pelaksanaan Peran Bidan Dalam KIE KB Berdasarkan Permenkes


Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik
Bidan Ruang lingkup kewenangan bidan dalam program KB yaitu memberikan
pelayanan yang meliputi pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana, memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan
dan keluarga berencana, memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom, pemberian
alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, memberikan pelayanan alat
kontrasepsi bawah kulit, dan melaksanakan program Pemerintah salah satunya
Program KB.

Bidan memiliki peran utama dalam pelaksanaan KIE KB karena bidan merupakan
garis terdepan dalam pelaksanaan program KB. KIE KB sudah dilakukan bidan
dengan jelas lengkap dan sesuai kebutuhan pasien sehingga pasien dapat memahami
tentang KB dan alat kontrasepsi serta dapat melakukan pengambilan keputusan
mengenai jenis alat kontrasepsi yang akan digunakan. Peran utama bidan dalam
pelaksanaan program KB yaitu kewajiban yang diatur dalam perundang-undangan
dan karena keterkaitan dengan sasaran dalam pelaksanaan program KB.

b. Prosedur atau Mekanisme Pelaksanaan Peran Bidan Dalam KIE KB Berdasarkan


Permenkes Nomor 1464/Menkes/Per/X/ 2010 Dalam Permenkes Nomor
1464/Menkes/ Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
disebutkan bahwa bidan berwenang memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan
reproduksi perempuan dan keluarga berencana. Pengertian penyuluhan dalam
penelitian ini yang dimaksud adalah KIE KB.

Cara bidan membantu pasien memilih kontrasepsi yang tepat dan sehat yaitu dimulai
dengan membuat pasien merasa nyaman saat pelayanan, menjelaskan metode KB
sesuai kebutuhan, dilakukan secara perlahan-lahan dan jelas, menggunakan alat
bantu, membantu pasien memilih metode kontrasepsi, menelaah pemahaman pasien
tentang cara menggunakan metode, membicarakan kemungkinan efek samping serta
meminta pasien kembali untuk kunjungan ulang.

Alat bantu yang digunakan bidan dalam KIE KB yaitu lembar balik, ABPK, leaflet
atau poster KB, buku KIA dan peraga obat atau alat kontrasepsi. Bidan dan pasien
akan membuat kesepakatan pertemuan pada lain waktu untuk keputusan pemilihan
KB yang akan digunakan apabila ingin berdiskusi dengan suami terlebih dahulu.
Peran bidan dalam pelaksanaan program KB sebagai seorang pendidik khususnya
pelaksanaan KIE KB sudah dilakukan dengan baik.

c. Bentuk Peran Bidan Dalam Pelaksanaan KIE KB Berdasarkan Permenkes Nomor


1464/Menkes/ Per/X/2010 Hasil penelitian didapatkan bahwa peran bidan dalam
program KB meliputi peran wajib/imperatif dan peran tidak wajib/fakultatif. Peran
wajib bidan didasarkan pada Permenkes Nomor 1464/ MENKES/PER/X/2010
Tentang Izin dan penyelenggaraan Praktik Bidan yaitu memberikan pelayanan
kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana. Namun kewenangan
tersebut tidak dibatasi. Program KB dengan pemberian pelayanan KB sudah
dilaksanakan bidan yang melakukan praktik mandiri (BPM dan Bidan Delima) di
Kota Semarang berdasarkan kewenangannya. Peran wajib atau imperatif yang
dilaksanakan bidan yaitu kuratif berupa pemberian obat-obatan apabila pasien
mengalami keluhan atau efek samping selama pemakaian alat kontrasepsi.

Sedangkan peran tidak wajib atau fakultatif bidan dalam pelaksanaan program KB
meliputi kegiatan promotif, preventif dan rehabilitatif. Kegiatan promotif yaitu
menganjurkan PUS untuk menggunakan alat kontrasepsi sesuai kebutuhan. Kegiatan
preventif dengan memberikan pelayanan KB berupa kontrasepsi oral, kondom,
suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim dan alat kontrasepsi bawah kulit. Sedangkan
kegiatan rehabilitatif merupakan perbaikan, peran yang dilakukan oleh bidan
misalnya merujuk pasien yang mengalami masalah KB (dislokasi atau translokasi
IUD) ke Puskesmas atau Rumah Sakit dan menganjurkan pasien untuk melakukan
kunjungan ulang guna pemeriksaan lebih lanjut di Puskesmas atau Rumah Sakit.

d. Pihak-pihak Yang Terkait Dengan Pelaksanaan Peran Bidan Dalam KIE KB


Berdasarkan Permenkes Nomor 1464/ MENKES/PER/X/2010 Tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan
1) Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan menyusun kebijakan tentang program KB, melaksanakan program KB,
melakukan pengawasan, pemantauan dan evaluasi terhadap program KB yang dilakukan
oleh institusi pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan.
2) Puskesmas
Puskesmas sebagai tangan panjang dari Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/ Kota
bertindak sebagai penanggung jawab praktik bidan mandiri sesuai wilayah kerja. Kepala
Puskesmas bertugas mengatur, merencanakan, menyusun dan menetapkan tata tertib
pelayanan KB di puskesmas dan bidan yang melakukan praktik mandiri, melaksanakan
pengawasan dan pemantauan pelaksanaan program KB, mengaktifkan kerjasama lintas
sektor yaitu dengan tim PLKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana), memfasilitasi
bidan untuk mengikuti pelatihan, seminar KB atau memberikan alat bantu KIE KB.
3) Pemegang Program KB di Puskesmas
Merencanakan kebutuhan obat dan alat kontrasepsi sesuai jumlah sasaran, merencanakan
jadwal dan kebutuhan obat atau alat kontrasepsi dan pelatihan KB, pembinaan petugas
KB, melakukan koordinasi lintas sektor dengan PLKB, melakukan pelaporan
pelaksanaan program KB berdasarkan wilayah masing-masing kepada Dinas Kesehatan
Kota Kabupaten/ Kota.
4) Organisasi Profesi
Organisasi profesi melakukan pembinaan dan pengawasan kepada bidan dalam
pelaksanaan tugasnya, yang dibarengi dengan penertiban bilamana diketahui adanya
penyimpangan dalam pelaksanaan tugas dan untuk mengantisipasi kesalahan,
kecurangan, kelalaian atau ketidaksengajaan.
5) Tokoh Agama
Membantu bidan secara tidak langsung dalam memberikan informasi dan edukasi
mengenai program KB kepada penganutnya atau masyarakat. Kegiatan edukasi dan
pemberian informasi mengenai program KB dilakukan melalui kegiatan keagamaan
seperti saat memberikan khotbah di gereja atau masjid dan saat kegiatan pengajian di
masyarakat.
6) Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB)
Memberikan informasi KB, baik dalam kelompok kecil maupun perorangan, mencakup
pengertian, manfaat, perencanaan keluarga, proses terjadinya kehamilan/reproduksi sehat
dan informasi berbagai kontrasepsi yang benar dan lengkap. PLKB berkoordinasi dengan
bidan pemegang program KB Puskesmas dan klinik KB dalam pelaksanaan program KB
di tingkat Kecamatan dan penyediaan obat atau alat kontrasepsi serta pelaporan KB.
7) Kader Kesehatan
Membantu bidan melakukan pendataan akseptor KB di masyarakat, mengajak PUS untuk
menggunakan obat atau alat kontrasepsi sesuai kebutuhan.

3. Ai Lela Nurul MK
Upaya bidan dalam pelaksanaan program KB dan kesehatan reproduksi bisa
diimplementasikan juga pada asuhan kebidanan untuk calon pengantin. Seperti yang
sudah dipelajari pada asuhan pra nikah, bahwa salah satu yang harus disampaikan dan
diperiksa adalah tentang Keluarga Berencana dan kesehatan reproduksi, baik bagi wanita
ataupun pria.

4. Ibu Siti Saadah


Bidan sangat berperan dalam hal ini, yaitu tentang pelayanan kontrasepsi. Salah satu hal
atau media baru yang bisa digunakan dalam hal ini adalah aplikasi Klik KB. Karena
dalam aplikasi ini, khususnya sangat berguna saat masa pandemic ini, bidan bisa
memberikan pelayanan dengan cepat via jarak jauh.

Tambahan Materi
Jenis alat kontrasepsi yang nasional :
Midwifery update 2021 =
Fase menunda kehamilan
Untuk 20 tahun
1. Pil
2. IUD
3. M.kontrasepsi sdrhana
4. Implan
5. Suntikan

Fase menjarangkan kehamilan (3-5 tahun)


20-30 thn
1. Iud
2. Suntikan
3. Minipil
4. Pil
5. Implan
6. Metode kontrasepsi Sederhana

Tidak hamil lagi


1. Steril
2. Iud
3. Implan
4. Suntikan
5. Pil
6. Metode kontrasepsi sederhana

Konseling :
Pelayanan kontrasepsi itu konseling memegang peranan yg sangat penting
Tujuan konseling
1. Klien Memilih kontrasepsi sesuai dgn kebutuhan reproduksinya
2. Klien puas terhadap pilihannya. Memungkinkan klien bisa mempunyai waktu yang cukup
dalam mempertimbangkan pilihan kontrasepsinya, kalau dia milih sendiri kontrasepsinya itu
akan merasa puas trhdp pilihannya,sehingga ketika trjadi keluhan atau efek samping itu bisa
diminimalisir,kita pun bidan akan merasa puas dengan hasilnya
3. Memberdayakan klien untuk menentukan metode dan lama alat penggunaan kotrasepsi.
Menentukan jenis metode kontrasepsi sesuai dengan berapa lama alat kontrasepsi
4. Klien memahami manfaat yang diperoleh klien.
5. Membangun rasa saling percaya. Jangan sampai bidan terlambat memberi informasi,sehingga
klien masih bingung dengan pilihan kontrasepsinya

Prinsip konseling :
1. Klien yang membuat keputusan. Ketika bidan menyampaikan materi, biarkan mereka yang
memilih keputusan supaya tidak salah pilih
2.provider membantu klien menimbang dan membuat keputusan yang tepat bagi klien
3. Sejauh memungkinkan klien untuk dihargai. Kita harus memnghormati dan menghargai
keputusan yang diambil oleh klien tersebut
4. Provider harus mendengar apa yang dikatakan klien untuk mengetahui apa yang dilakukan
selanjutnya
5. Provider menanggapi pernyataan, pertanyaan dan kebutuhan klien
3 alat bantu visual untuk konseling :
1. Diagram bantu ( abpk) alat bantu pengambilan keputusan
2. Kartu konseling
3.brosur yang berkaitan dengan jenis2 alat kontrasepsi
4. Roda klop

3 tahap strategi konseling


1. Sebelum pemilihan : bsgaimana mempersiapkan klien dan pasangan supaya mereka bisa
mengetahui info apa daja yang harus mereka dapatkan saat mereka menggunakan alat
kontrasepsi
2. Pemilihan
Mereka (klien dan pasangan) betul betul sudah siap untuk memilih keputusan menentukan jenis
alat kontrasepsi
3. Setelah pemilihan
Mereka (klien dan pasangan) akan bisa mengevaluasi setelah mengambil keputusan. jika side
effect terjadi mereka sudah prefer dan sudah mengetahui bagaimana solusiny

4K dalam pengambilan keputusan KB


1. Kondisi masalah yang dihadapi
2. Daftar kemungkinan pilihan atau alternatif keputusan
3. Timbang konsekuensi dari setiap pilihan yang ada
4. Buat keputusan dan tinjau kembali apakah keputusan tersebut sudah baik atau tidak

Anda mungkin juga menyukai