Anda di halaman 1dari 3

7.

Tanda Sakit Jiwa Ringan

Gejala dari orang yang menderita sakit jiwa ringan tidak terlihat dari kondisi fisik, melainkan lebih
kepada perubahan kondisi mentalnya.

Menarik diri secara sosial

Ciri – ciri sakit jiwa ringan tampak ketika seseorang mulai menarik diri dari pergaulan sosialnya, tidak
hanya dari teman namun juga dari lingkungan keluarga terdekat. Senang menyendiri setiap waktu dan
tidak merespon pendekatan secara sosial dari siapapun, mulai tenggelam dalam dunianya sendiri dan
pikirannya sendiri. Senang melamun dan mengasingkan diri dari siapapun.

Sulit berorientasi dan mengalami kekacauan alam pikir

Mulai mengalami kesulitan untuk mengingat keberadaan dirinya, waktu, tempat dan orang lain juga. Hal
ini disebabkan karena pikirannya hanya berpusat pada masalah yang dialaminya, menyebabkan
hilangnya kemampuan untuk berorientasi pada keadaan sekelilingnya.

Mengalami penurunan daya ingat

Karena pikirannya hanya terpusat pada khayalan dan masalahnya sendiri, lambat laun orang yang
mengalami ciri – ciri sakit jiwa ringan akan kehilangan kemampuan atau daya ingatnya juga. Ia akan sulit
mengingat hal – hal kecil dan ingatan jangka pendek biasanya akan terganggu.

Mengalami penurunan kemampuan kognitif

Selain menurunnya daya ingat, kemampuan kognitif juga akan terganggu. Misalnya tidak bisa melakukan
perhitungan sederhana, seperti menghitung penjumlahan sederhana atau kemampuan dan
pengetahuan dasar lainnya juga akan terganggu. Menurunnya kemampuan kognitif ini juga bisa dilihat
pada gejala gangguan jiwa pada lansia.

Tidak memperhatikan kebersihan diri


Saat ini orang dengan ciri – ciri sakit jiwa ringan mulai membentuk opini negatif mengenai dirinya sendiri
sehingga tidak lagi memperhatikan kondisi penampilan dirinya, terutama kebersihan diri. Mereka tidak
lagi menganggap penting kebersihan penampilan, memakai pakaian atau merawat kondisi fisiknya,
bahkan ada yang tidak lagi ingat untuk memakai baju.

Mengalami perubahan mood yang cepat

Orang dengan gangguan jiwa ringan juga akan mengalami emosi yang labil sebagai salah satu
karakteristik gangguan mood atau gangguan mood dalam psikologi. Emosi mereka bisa berubah dengan
cepat dan fluktuatif sehingga sulit mengontrol emosinya sendiri. Bereaksi berlebihan pada stimulus yang
sekecil apapun seperti marah berlebihan atau sedih berlebihan.

Tampak berperilaku aneh

Perilaku aneh, perilaku abnormal dan tidak biasa juga akan mulai terlihat pada gangguan jiwa ringan,
adanya gejala gangguan mental seperti bicara dan tertawa sendiri, menangis atau marah tanpa sebab,
mengurung diri, bergerak tanpa tujuan yang jelas, mengalami halusinasi dan delusi, bicara yang sulit
dimengerti, agresif, gembira berlebihan dan lain sebagainya.

Perasaan yang tumpul dan datar mengenai semua hal dan terlihat dari wajah yang tidak menunjukkan
ekspresi.

Menarik diri atau mengasingkan diri dari kehidupan sosial, tidak mau bergaul atau menjalin kontak
dengan orang lain dan terlihat suka melamun.

Mengalami delusi, atau waham dan keyakinan yang tidak masuk akal dan tidak rasional walaupun telah
dibuktikan bahwa keyakinannya tidak rasional, namun penderita tidak bisa digoyahkan dari
keyakinannya.

Mengalami halusinasi atau pengelabuan pada panca inderanya tanpa adanya rangsangan dari luar ,
misalnya mendengar suara – suara atau bisikan – bisikan tanpa ada sumber yang nyata.

Merasa depresi, sedih atau stress berkepanjangan dan terus menerus.

8. S (subjektif) : Data subektif Berisi data dari pasien melalui anamnesis (wawancara) yang
merupakan ungkapan langsung
O (objektif) : Data objektif Data yang dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik

A (assesment) : Analisis dan interpretasi Berdasarkan data yang terkumpul kemudian dibuat
kesimpulan yang meliputi diagnosis, antisipasi diagnosis atau masalah potensial, serta perlu tidaknya
dilakukan tindakan segera.

P (plan) : Perencanaan Merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan termasuk
asuhan mandiri, kolaborasi, diagnosis atau labolatorium, serta konseling untuk tindak lanjut.

Anda mungkin juga menyukai