SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG 2021 A. Pengertian Konflik Terdapat banyak definisi mengenai konflik yang bisa jadi disebabkan oleh perbedaan pandangan dan setting dimana konflik terjadi. Dibawah ini bisa terlihat perbedaan definisi tersebut: Konflik adalah perbedaan pendapat antara dua atau lebih banyak anggota organisasi atau kelompok, karena harus membagi sumber daya yang langka,atau aktivitas kerja dan atau kerena mereka mempunyai status, tujuan, penelitian, atau pandangan yang berbeda. Para anggota organisasi atau subunit yang sedang berselisih akan berusaha agar kepentingan atau pandangan mereka mengungguli yang lainnya Konflik merupakan sebuah situasi dimana dua orang atau lebih menginginkan tujuan – tujuan yang menurut persepsi mereka dapat dicapai oleh salah seorang diantara mereka, tetapi hal itu tidak mungkin dicapai oleh kedua belah pihak Konflik adalah perilaku anggota organisasi yang dicurahkan untuk beroposisi terhadap anggota yang lain, prosesnya dimulai jika satu pihak merasa bahwa pihak lain telah menghal angi atau akan menghalangi sesuatu yang ada kaitan dengan dirinya atau hanya jika ada kegiatan yang tidak cocok Di antara definisi yang berbeda itu nampak ada suatu kesepakata n, bahwa konflik di latarbelakangi oleh adanya ketidak cocokan atau perbedaan dalam hal nilai, tujuan, status, dan lain sebagainya. Terlepas dari faktor yang melatar belakangi terjadinya suatu konflik, gejala yang mengemuka dalam suatu organisasi saat terjadi konflik adalah saat individu atau kelompok menunjukkan sikap “bermusuhan” dengan individu atau kelompok lain yang berpengaruh terhadap kinerja dalam melakukan aktivitas organisasi B. Sumber Konflik Konflik di dalam organisasi secara sederhana dapat disebabkan oleh factor - faktor sebagai berikut: 1. Faktor Manusia - Ditimbulkan oleh atasan, terutama karena gaya kepemimpinannya. - Personil yang mempertahankan peraturan-peraturan secara kaku. - Timbul karena ciriciri kepribadian individual, antara lain sikap egoistis, temperamental, sikap fanatik, dan sikap otoriter. 2. Faktor Organisasi - Persaingan dalam menggunakan sumberdaya Apabila sumberdaya baik berupa uang, material, atau sarana lainnya terbatas ataudi batasi, maka dapat timbul persaingan dalam penggunaannya. Ini merupakan potensi terjadinya konflik antar unit/departemen dalam suatu organisasi.
- Perbedaan tujuan antar unit-unit organisasi
Tiap tiap unit dalam organisasi mempunyai spesialisasi dalam fungsi, tugas, dan bidangnya. Perbedaan ini sering mengarah pada konflik minat antar unit tersebut - Interdependensi tugas.Konflik terjadi karena adanya saling ketergantungan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Kelompok yang satu tidak dapat bekerja karena menunggu ha sil kerja dari kelompok lainnya. - Perbedaan nilai dan persepsi. Suatu kelompok tertentu mempunyai persepsi yang negatif, karena merasa mend apat perilakuan yang tidak “adil”. Para manajer yang relatif mudah memiliki presepsi bahwa mereka mendapat tugas tugas yang cukup berat, rutin dan rumit, sedangkan paramanajer senior mendapat tugas yang ringan dan sederhana - Kekaburan yurisdiksional. Konflik terjadi karena batas batas aturan tidak jelas, yaitu adanya tanggung jawab yang tumpang tindih. - Masalah “status”. Konflik dapat terjadi karena suatu unit/departemen mencobamemperbaiki dan me ningkatkanstatus, sedangkan unit / departemen yang lain menganggap sebagai sesuatu yang mengancam posisinya dalam status hirarki organisasi. - Hambatan komunikasi. Hambatan komunikasi, baikdalam perencanaan, pengawasan,koordinasi bahkan kepemimpinan dapat menimbulkan konflik antar unit/ departemen C. Kategori Konflik Menurut Hendricks (dalam Octavianty, 2008) berdasarkan tingkatannya konflik itu sendiri dapat dibagi menjadi konflik intrapersonal dan konflik interpersonal. 1. Konflik Intrapersonal Konflik intrapersonal merupakan konflik yang dihadapi atau dialami oleh individu dengan dirinya sendiri karena adanya tekanan peran dan ekspektasi dari luar yang berbeda dengan keinginan atau harapannya. Selain itu, konflik intrapersonal dapat terjadi bila seseorang memiliki dua keinginan dalam waktu yang sama dan tidak terpenuhi sekaligus (Nimran dalam Rachmayanti, 2017). Konflik intrapersonal bersumber dari dua hal yang bertentangan yang saling berhadapan dan sama kuatnya sehingga ekspektasi yang ada tidak sesuai dengan kenyataan yang ada (Budisantoso, 2017). Menurut Natascha, konflik intrapersonal adalah konflik yang terjadi pada diri individu itu sendiri. Seperti halnya ketika keyakinan yang dipengan oleh individu tersebut bertentangan dengan nilai kebudayaan yang ada, atau keinginannya tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Konflik intrapersonal ini bersifat psikologis, yang jika tidak mampu diatasi dengan baik dapat mengganggu kesehatan psikologis atau kesehatan mental individu yang bersangkutan. Konflik intrapersonal terjadi ketika individu memiliki kebutuhan, keinginan, kenyataan dan nilai yang tidak sejalan satu sama lain. Kebutuhan dan keinginan tersebut tidak mungkin akan terpenuhi keduanya dalam waktu yang bersamaan. Konflik yang terjadi dapat berupa dua nilai ataupun dua kebutuhan yang tidak sejalan. Konflik dapat terjadi tidak hanya berupa tindakan, namun juga dapat berupa persepsi. Hal tersebut disebabkan karena harapan tidak sejalan dengan kenyataan (Noviana, 2010). 2. Konflik Interpersonal Konflik interpersonal adalah pertentangan antara seseorang dengan orang lain atau ketidakcocokan kondisi yang dirasakan oleh seseorang karena adanya hambatan komunikasi, perbedaan tujuan dan sikap. Konflik interpersonal adalah bentuk pertentangan yang terjadi dalam organisasi yang disebabkan oleh perbedaan tujuan, kesalahan komunikasi, ketergantungan aktivitas kerja, perbedaan penilaian dan kesalahan efektif (Sunardi dalam Rachmayanti, 2017). Hardjana (dalam Rachmayanti, 2017), menyatakan bahwa konflik interpersonal adalah perselisihan dan pertentangan antara dua orang atau dua kelompok dimana perbuatan yang satu berlawanan dengan yang lainnya sehingga salah satu atau keduanya saling terganggu. Sementara itu Handoko (dalam Rachmayanti, 2017), mengemukakan bahwa konflik interpersonal adalah ketidaksesuaian dua orang atau lebih anggota atau kelompok-kelompok organisasi yang timbul karena adanya perbedaan status, tujuan nilai dan persepsi. Konflik interpersonal merupakan pertentangan antar pribadi atau individu yang didorong oleh ketidaksukaan atau ketidaksepakatan yang sifatnya pribadi. Konflik antar individu muncul ketika seseorang berpersepsi negatif kepada orang lain atau selalu menghubungkan penyebab konflik terjadi akibat kepribadian indvidu yang lain. Ketika seseorang mengalami reaksi emosional negatif, maka ia akan bertindak tidak rasional terhadap lingkungan sekitarnya. Perselisihan yang terjadi biasanya berupa pendapat yang saling berlawanan (Rajak, 2013). 3. Konflik Antar Kelompok Merupakan konflik yang terjadi antara dua atau lebih dari kelompok orang, departemen, atau organisasi. Sumber konflik ini adalah hambatan dalam mencapai kekuasaan dan otoritas (kualitas jasa layanan), serta keterbatasan prasarana (Marquis & Huston,2010 ) Merupakan konflik yang yerjadi karena perbedaan kepentingan dan tujuan satu sama lain tidak ada yang mau mengalah. Biasanya konflik antar kelompok ini muncul karena ingin saling menguasai, yang mayoritas merasa lebih berhak menjadi pemimpindan menentukan tujuan kelompok tersebut. Sedangkan kelompok minoritas berasumsi bahwa dalam kelompok tidak boleh ada superior dan inferior, semua memiliki hak dan kewajiban yang sama, berhak atas perlakuan dan keadilan yang sama. Terjadi apabila diantara unit- unit kelompok mengalami pertentangan dengan unit-unit dari kelompok lain, pertentangan ini bila berlarut larut akat membuat koordinasi dan integrasi kegiatan menjadi terkendala atau mengalami kesulitan. Jadi konflik antar kelompok merupakan konflik yang terjadi antara dua atau lebih dari kelompok orang, biasanya terjadi karena perbedaan kepentingan dan tujuan yang satu sama lain tidak ada yang mau mengalah sehingga muncul rasa ingin saling menguasai. D. Langkah Penyelesaian Konflik Menurut Stevenin dalam Handoko (2001: 48), terdapat lima langkah meraih kedamaian dalam konflik. Apa pun sumber masalahnya, lima langkah berikut ini bersifat mendasar dalam mengatasi kesulitan: 1. Pengenalan. Kesenjangan antara keadaan yang ada atau yang teridentifikasi dan bagaimana keadaan yang seharusnya.Satu-satunya yang menjadi perangkap adalah kesalahan dalam mendeteksi (tidak mempedulikan masalah atau menganggap ada masalah padahal sebenarnya tidak ada). 2. Diagnosis.Inilah langkah yang terpenting. Metode yang benar dan telah diuji mengenai siapa, apa, mengapa, dimana, dan bagaimana berhasil dengan sempurna. Pusatkan perhatian pada masalah utama dan bukan pada hal-hal sepele.
3. Menyepakati suatu solusi. Kumpulkanlah masukan mengenai jalan keluar yang
memungkinkan dari orang-orang yang terlibat di dalamnya.Saringlah penyelesaian yang tidak dapat diterapkan atau tidak praktis. Jangan sekali-kali menyelesaikan dengan cara yang tidak terlalu baik. Carilah yang terbaik. 4. Pelaksanaan.Ingatlah bahwa akan selalu ada keuntungan dan kerugian. Namun hati- hati, jangan biarkan pertimbangan ini terlalu mempengaruhi pilihan dan arah pada kelompok tertentu. 5. Evaluasi.Penyelesaian itu sendiri dapat melahirkan serangkaian masalah baru.Jika penyelesaiannya tampak tidak berhasil, embalilah ke langkah -langkah sebelumnya dan cobalah lagi. E. Strategi Penyelesaian Konflik Sementara itu Mangkunegara (2009) mengatakan para manajer dan karyawan memiliki beberapa strategi dalam menangani dan menyelesaikan konflik. Strategi tersebut antara lain adalah: a) Menghindar. Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak- pihak yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri. Manajer perawat yang terlibat didalam konflik dapat menepiskan isu dengan mengatakan “Biarlah kedua pihak mengambil waktu untuk memikirkan hal ini dan menentukan tanggal untuk melakukan diskusi” b) Mengakomodasi. Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan. Perawat yang menjadi bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama. c) Kompetisi. Gunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai anda.Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode yang penting untuk alasanalasan keamanan. d) Kompromi atau Negosiasi. Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.
e) Memecahkan Masalah atau Kolaborasi.
Pemecahan sama-sama menang dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama. Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling mendukung dan saling memperhatikan satu sama lainnya.