Dosen Pembimbing:
Ibu Lembah Adriani, S.Kep, Ns, MMRS
Disusun oleh:
Sevia Ito Permadani (AOA0200937)
Fungsi manajemen yang telah diterapkan dalam sebuah organisasi tidak akan berjalan
tanpa adanya sosok pemimpin. Namun, keberadaan seorang pemimpin juga tidak menjamin
tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien. Agar tujuan organisasi dapat dicapai
secara efektif dan efisien, maka seorang pemimpin perlu menerapkan kepemimpinan secara
baik dan benar. Kepemimpinan memegang peranan yang dominan, krusial, dan kritikal
dalam keseluruhan upaya untuk meningkatkan prestasi kerja, baik pada tingkat individual,
kelompok, dan organisasi.
Dilansir dari buku Teori-Teori Manajemen Sumber Daya Manusia (2018) karya
Muhammad Busro, kepemimpinan adalah suatu proses memengaruhi orang lain sehingga
orang lain tersebut dengan sukarela mau melaksanakan kegiatan bersama dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang
mampu mengelola sebuah organisasi dan mampu melaksanakan kepemimpinan secara efektif
sehingga tujuan organisasi bisa dicapai.
Dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia (2009) karya Edy Sutrisno,
dijelaskan bahwa dalam kepemimpinan terdapat tiga aspek penting, yaitu:
1. Pemimpin harus melibatkan orang lain Orang lain di sini dapat diartikan sebagai
bawahan, pengikut, atau anggota kelompok. Kesediaan anggota kelompok dalam
menerima arahan dari pemimpin membantu menegaskan status pemimpin dan
memungkinkan terjadinya proses kepemimpinan.Tanpa adanya bawahan atau anggota
kelompok, semua sifat-sifat kepemimpinan seorang pemimpin akan menjadi tidak
relevan.
2. Kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di antara pemimpin dan
anggota kelompok. Maksudnya adalah anggota kelompok tetap memiliki kuasa dalam
sebuah organisasi. Mereka bisa membentuk kegiatan kelompok dengan berbagai cara.
Akan tetapi, kekuasaan pemimpin dalam sebuah organisasi cenderung lebih tinggi
daripada anggota kelompok.
B. TEORI KEPEMIMPINAN
Ide tentang penggunaan metode ilmiah muncul ketika Taylor merasa kurang puas
dengan ketidakefesienan pekerja di perusahaannya. Ketidakefesienan itu disebabkan oleh
karena:
para pekerja menggunakan berbagai macam teknik yang berbeda untuk pekerjaan
yang sama (hampir tak ada standar kerja). para pekerja cenderung menganggap gampang
pekerjaannya. Ketidakpuasan ini diidentifikasi oleh Taylor dalam pernyataannya kepada
Presiden Theodore Roosevel. Berdasarkan pengalamannya itu, Taylor membuat sebuah
pedoman yang jelas tentang cara meningkatkan efesiensi produksi. Pedoman tersebut
adalah: Kembangkanlah suatu ilmu bagi tiap-tiap unsur pekerjaan seseorang, yang akan
menggantikan metode lama yang bersifat untung-untungan. Secara ilmiah, pilihlah dan
kemudian latihlah, ajarilah, atau kembangkanlah pekerja tersebut. Bekerja samalah secara
sungguh-sungguh dengan para pekerja untu menjamin bahwa semua pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu yang telah dikembangkan tadi.
Bagilah pekerjaan dan tanggung jawab secara hampir merata antara manajemen
dan para pekerja. Manajemen mengambil alih semua pekerjaan yang lebih sesuai baginya
daripada bagi para pekerja. Pedoman ini mengubah drastis pola pikir manajemen ketika
itu. Jika sebelumnya pekerja memilih sendiri pekerjaan mereka dan melatih diri semampu
mereka, Taylor mengusulkan manajemenlah yang harus memilihkan pekerjaan dan
melatihnya. Manajemen juga disarankan untuk mengambil alih pekerjaan yang tidak
sesuai dengan pekerja, terutama bagian perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengontrolan. Hal ini berbeda dengan pemikiran sebelumnya di mana pekerjalah yang
melakukan tugas tersebut.
Kinerja dan kesuksesan pemimpin tidak hanya didasarkan pada kualitas atau
metodenya, tetapi juga pada situasi dimana gaya kepemimpinan itu bekerja. Ada argumen
bahwa setiap jenis kepemimpinan diperlukan pada masanya. Artinya, gaya
kepemimpinan tertentu diperlukan pada situasi tertentu dan tidak cocok pada situasi lain.
Tidak ada satu gaya kepemimpinan terbaik. Pemimpin akan paling efektif ketika
gaya kepemimpinannya paling sesuai dengan situasi yang dihadapi. Dalam sebuah situasi
perusahaan tersebut bisa terkait dengan karakteristik seperti tingkat pengalaman bawahan
dan sifat tugas kelompok misalnya apakah terstruktur dengan jelas atau tidak.
Teori kepemimpinan ini menyatakan bahwa pemimpin yang hebat memiliki sifat
kepemimpinan yang terbawa dari lahir, bukan karena dibentuk. Teori yang sudah dikenal
di abad ke-19, menunjukkan adanya kualitas seorang pemimpin sebenarnya telah melekat
secara natural atau bawaan dari lahir. Pemimpin tipe ini sering kali membawa sifat-sifat
alami, seperti kecerdasan, keberanian, membangun kepercayaan diri, intuisi, dan pesona.
Great Man Theory adalah aliran kepemimpinan yang percaya bahwa pemimpin
hebat dilahirkan, bukan dibuat. Asumsinya, akan ada orang-orang yang lahir ke dunia
dengan memiliki karakteristik dan sifat tertentu, dan hal tersebut tidak ditemukan pada
semua orang. Teori ini percaya bahwa para pemimpin terkemuka sepanjang sejarah
dilahirkan untuk memimpin dan pantas melakukannya karena kemampuan dan bakat
alami mereka.
Herbert Spencer, seorang filsuf, sosiolog, ahli biologi, dan ahli teori politik
terkemuka dari era Victoria, menyatakan bahwa Great Man Theory tidak ilmiah. Salah
satu masalah utama dalam teori ini adalah, bahwa tidak semua orang yang memiliki apa
yang disebut kualitas kepemimpinan alami benar-benar menjadi pemimpin yang hebat.
Jika kepemimpinan hanyalah kualitas bawaan, semua orang yang memiliki sifat-sifat
pemimpin akhirnya akan menemukan diri mereka dalam peran kepemimpinan, tapi
ternyata tidak begitu.
Pandangan pemimpin yang efektif telah berubah secara nyata dari waktu ke
waktu. Great Man Theory tidak bisa lagi ditemukan karena tidak ada pemimpin
karismatik tunggal yang menggunakan kekuatannya sendiri untuk memimpin orang lain.
Kepemimpinan adalah proses yang kompleks dan membutuhkan kerja sama individu dan
lingkungan, sehingga pemimpin yang hebat dibentuk oleh waktu karena sifat-sifat yang
diperlukan untuk memimpin dipelajari dan diasah.
Dalam perjalanan hidup, kita berhadapan dengan sejumlah pemimpin hebat. Baik
itu dalam dunia politik, korporasi, maupun sosial, pemimpin hebat cenderung mampu
menarik orang- orang di sekelilingnya, dan menginsipirasi mereka mengikuti
keputusannya, apakah itu kecil maupun besar.
Apa yang sebenarnya membedakan pemimpin yang baik dengan yang hebat?
Karakteristik apa yang menentukan pemimpin demikian? Artikel ini akan
menjelaskan karakteristik yang umumnya dimiliki oleh para pemimpin hebat sebagai
titik awal bagi Anda mengawali dan meningkatkan kemampuan dalam peran sebagai
pemimpin.
Para pemimpin yang dapat membangun hubungan baik dengan orang lain secara
alami memiliki rasa ingin tahu terhadap mereka yang ada di sekelilingnya.
Keingintahuan yang alami ini memungkinkan mereka berinteraksi dan mendengarkan
baik-baik perkataan orang lain serta memahami sudut pandangnya. Mengembangkan
rasa empati atau memahami sesama adalah kunci untuk mengetahui alasan pemikiran
orang lain, apa yang penting bagi mereka, dan cara mereka memahami suatu situasi.
Hal ini memungkinkan para pemimpin hebat memandu dengan rasa empati dan
kepedulian, serta terbuka terhadap ide-ide baru, yang dapat membangun hubungan
jangka panjang dengan orang-orang yang bekerja bersamanya.
3. Kesadaran Diri.
Para pemimpin hebat memahami dengan baik kondisi emosional dalam dirinya.
Mereka mengetahui dengan baik kekurangan dan kelebihannya. Memiliki tolok ukur
yang akurat seperti ini memungkinkan para pemimpin mengenali kemampuan dan
keterbatasannya, sehingga dapat memanfaatkan saran atau pertimbangan bawahannya
di waktu yang tepat untuk menunjukkan fleksibilitas dan kerendahan hatinya. Para
pemimpin yang baik mengetahui saat mereka berada dalam konsentrasi penuh dan
saat kelelahan, sehingga mereka mampu mencapai tujuan sesuai kemampuan dan
potensi maksimalnya.
Masalah dalam berkomunikasi seperti ini harus diatasi dengan baik, karena para
pengikut cenderung mudah kehilangan kepercayaan kepada pemimpin yang tidak
mampu mengekspresikan diri dengan jelas. Dari sudut pandang para pemimpin, jika
dia tidak mampu menyampaikan visinya kepada anggota tim, produk yang dihasilkan
kemungkinan besar tidak akan memuaskan.
5. Mampu Memotivasi.
Para pemimpin hebat tidak memimpin dengan memerintah orang lain. Namun,
menginspirasi pengikutnya untuk bertindak, serta ingin membantu dan bekerja
bersamanya.
kunci untuk mencapai hal ini adalah memupuk keinginan untuk membantu orang
lain. Di saat orang lain merasakan bahwa Anda berniat tulus membantu mereka,
sebaliknya mereka pun akan termotivasi untuk bertindak dan membantu Anda saat
dibutuhkan.
Tidak semua orang berfungsi dengan cara yang sama. Hal ini mungkin terdengar
seperti konsep dasar, namun sering kali diabaikan oleh mereka yang posisinya naik
menjadi pemimpin.
e. Teori X dan Y
Teori X dan Teori Y adalah teori motivasi manusia diciptakan dan dikembangkan
oleh Douglas McGregor di Sloan School of Management MIT pada tahun 1960 yang
telah digunakan dalam manajemen sumber daya manusia, perilaku organisasi,
komunikasi organisasi dan pengembangan organisasi.
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang
diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab
dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya
melaksanakan tugas yang telah diberikan.
Dingin dan sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin dengan kepribadian merah
ini. Mereka sangat mementingkan tujuan sehingga tidak pernah peduli dengan cara.
Makan atau dimakan adalah prinsip hidupnya.
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para
bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang
dihadapi.
D. PERAN DAN FUNGSI PEMIMPIN
Fungsi kepemimpinan dalam manajemen adalah suatu cara yang dilakukan oleh seorang
pemimpin agar dapat menambah nilai pada suatu kelompok. Suatu kepemimpinan akan
mampu menjalankan fungsinya dengan baik, jika pemimpin di dalamnya memiliki dominasi
yang kuat terhadap kelompok sosial lainnya. Menurut website simplicable dot com, ada
beberapa fungsi kepemimpinan yang perlu kita ketahui dalam bidang kepemimpinan.
1. Menyusun Strategi yang Tepat.
2. Merancang Taktik.
3. Penyelesaian Masalah (Problem Solving)
4. Memimpin dengan memberi contoh yang baik.
5. Membentuk dan menerapkan budaya yang positif.
6. Membentuk ketangguhan.
Kriteria Pemimpin yang Harus di Miliki
1. Kualitas tertinggi dari kepemimpinan yang ideal adalah integritas.
2. Menginspirasi.
3. Mampu Berkomunikasi dengan Baik.
4. Kemampuan Pengambilan Keputusan.
5. Kreatif dan Inovatif.
6. Akuntabilitas.
7. Percaya Diri dan Optimis.
8. Kecerdasan Emosional.
E. PERAN DAN FUNGSI KEPALA RUANG SEBAGAI PEMIMPIN
Kepala ruang bertanggung jawab secara langsung memastikan kegiatan dalam organisasi.
Dalam institut layanan keperawatan, para manajer bertugas untuk memastikan bahwa
keseluruhan tujuan yang telah ditetapkan oleh keperawatan dapat diwujudkan melalui
rangkaian kegiatan manajemen, baik yang bersifat fungsional maupun operasional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut staf keperawatan di Rumah sakit, kepala
ruang telah menjalankan fungsinya dengan baik. Sehingga diharapkan kepala ruang tetap
menjalankan fungsinya sesuai dengan uraian tugas dan standar operasional. Seperti fungsi
dalam manajerial yang lain maka fungsi dari kepala ruang juga meliputi komponen-
komponen yang sama yaitu planning, organizing, actuating dan controling.