Anda di halaman 1dari 12

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA KORPORASI DI BIDANG

LINGKUNGAN HIDUP

Dalinama Telaumbanua
Staf Pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Nias Selatan dan Advokat
Korespondensi: dalitelaumbanua@gmail.com

Abstrak

Artikel ini mengangkat topic mengenai kasus lumpur lapindo yang ditinjau dari kacamata
tanggung jawab pidana korporasi terkait hukum lingkungan. Topik ini menarik untuk
dibahas untuk memberikan pemahaman mengenai tanggung jawab pidana korporasi akibat
dari tindakan perusahaan (corporate actions). Perusahaan sebagai entitas hukum terdiri
dari banyak pihak, diantaranya adalah pemilik dan direksi, sehingga penentuan mengenai
pihak yang bertanggung jawab dalam kejahatan yang terkait lingkungan hidup menjadi
kompleks. Namun demikian, situasi seperti inilah yang menjadikan issue
pertanggungjawaban pidana korporasi atas tindakan korporasi yang berdampak pada
lingkungan ], menjadi menarik untuk dilakukan. Terkait dengan kasus lumpur lapindo,
Lapindo Brantas Inc harus bertanggungjawab secara pidana dan membayar ganti kerugian
akibat aktivitas lumpur lapindo tersebut.

Kata-kata Kunci: Pidana Korporasi; Lingkungan Hidup; Tanggung Jawab Korporasi.

Abstract
This article discussed the Lapindo volcanic mud case viewed from the perspectives of
corporate criminal liability related to environmental law. This topic is of particular interest
in terms of providing a better understanding of corporate criminal liability as a result of
the actions of the company (corporate actions). Being a legal entity made up of many
parties, including the owners and directors, determining responsibility for environmental
crimes in a corporation becomes more complex. However, such situation makes the issue
of corporate criminal liability for corporate actions that affect the environment interesting
to be discussed. With regard to the case of Lapindo mud incident, Lapindo Brantas Inc
should be criminally liable and pay damages resulting from the Lapindo mud incident.

Key Words: Corporate Crime; Environment, Corporate Responsibility.

101
102 REFLEKSI HUKUM [Vol. 9, No. 1

PENDAHULUAN di Jawa Timur. Lokasi semburan


lumpur ini berada di Porong, yakni
Pengaturan tindak pidana
kecamatan di bagian selatan Kabupaten
lingkungan hidup dalam Perundang-
Sidoarjo, sekitar 12 km sebelah selatan
Undangan tidak lain karena timbulnya
kota Sidoarjo. Kecamatan ini berbatasan
kerugian terhadap aspek lingkungan
dengan Kecamatan Gempol (Kabupaten
hidup. Pihak yang mengalami kerugian
Pasuruan) di sebelah selatan.1
dari suatu tindak pidana itulah yang
disebut dengan korban (victim) tindak Lokasi pusat semburan hanya
pidana atau korban kejahatan yang berjarak 150 meter dari sumur Banjar
tentunya membutuhkan perlindungan Panji-1 (BJP-1), yang merupakan sumur
atas kerugian yang dialami atau diderita. eksplorasi gas milik Lapindo Brantas
Tindak pidana dapat Inc sebagai operator blok Brantas. Oleh
diidentifikasikan dengan timbulnya karena itu, hingga saat ini, semburan
kerugian, yang kemudian lumpur panas tersebut diduga
mengakibatkan lahirnya pertanggung- diakibatkan aktivitas pengeboran yang
jawaban pidana. Pertanggungjawaban dilakukan Lapindo Brantas di sumur
pidana merupakan bentuk perlindungan tersebut.
hukum terhadap korban tindak pidana
Pihak Lapindo Brantas sendiri punya
atas kerugian yang dideritanya.
dua teori soal asal semburan. Pertama,
Contoh kasus yang diangkat dalam semburan lumpur berhubungan dengan
tulisan ini yaitu Lumpur Lapindo. kesalahan prosedur dalam kegiatan
Contoh kasus ini diangkat karena akibat pengeboran. Kedua, semburan lumpur
yang ditimbulkan oleh Lapindo ini kebetulan terjadi bersamaan dengan
sangat besar, luas, rumit dan pengeboran akibat sesuatu yang belum
melibatkan banyak pihak. Dimana diketahui. Namun bahan tulisan lebih
Banjir Lumpur Panas Sidoarjo adalah banyak yang condong kejadian itu
peristiwa menyemburnya lumpur panas adalah akibat pemboran. Lokasi
di lokasi pengeboran Lapindo Brantas semburan lumpur tersebut merupakan
Inc. di Dusun Balongnongo kawasan pemukiman dan di sekitarnya
Desa Renokenongo, Kecamatan merupakan salah satu kawasan industri
Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa utama di Jawa Timur. Tak jauh dari
Timur, sejak tanggal 29 Mei 2006. lokasi semburan terdapat jalan tol
Semburan lumpur panas selama Surabaya-Gempol, jalan raya Surabaya-
beberapa bulan ini menyebabkan Malang dan Surabaya-Pasuruan-
tergenangnya kawasan permukiman, Banyuwangi (jalur pantura timur), serta
pertanian, dan perindustrian di tiga jalur kereta api lintas timur Surabaya-
kecamatan di sekitarnya, serta Malang dan Surabaya-Banyuwangi.2
memengaruhi aktivitas perekonomian

1
<http://januardi10015.blogspot.com/2011/03/artikel-mengenai-banjir-lumpur-panas.html>
2
Ibid.
2015] PERTANGGUNGJAWABAN KORPORASI DIBIDANG LINGKUNGAN HIDUP 103

Ada yang berpendapat bahwa sakit atau meninggal akibat lumpur


lumpur Lapindo meluap karena kegiatan tersebut.
PT Lapindo di dekat lokasi itu. Lapindo
Brantas melakukan pengeboran sumur Permasalahan lumpur lapindo ini
Banjar Panji-1 pada awal Maret 2006 dikaitkan dengan Undang-Undang
dengan menggunakan perusahaan Nomor 32 Tahun 2009 tentang
kontraktor pengeboran PT Medici Citra Perlindungan dan Pengelolaan
Nusantara. Kontrak itu diperoleh Medici Lingkungan Hidup (UU No. 32 Tahun
atas nama Alton International Indonesia, 2009) dengan memakai berbagai teori
Januari 2006, setelah menang tender yang dianggap relevan mengenai
pengeboran dari Lapindo senilai US$ 24 pertanggungjawaban korporasi baik
juta. Kandungan lumpur tersebut secara pidana dan juga pmberian ganti
mengandung kadar PAH (Chrysene dan rugi terhadap korban.
Benz(a)anthracene) mencapai 2000 kali
PEMBAHASAN
di atas ambang batas, bahkan ada yang
lebih dari itu.3 Bahaya kandungan PAH Teori Pertanggungjawaban
tersebut telah mengancam keberadaan
manusia dan lingkungan seperti: Ada beberapa teori yang berkaitan
dengan pertanggungjawaban yaitu:
1. Kulit merah, iritasi, melepuh, dan
kanker kulit jika kontak langsung 1. Teori Utilitarian
dengan kulit; Teori dari Jeremy Bentham ini
2. Kanker; adalah individualis utilitarian. Menurut
3. Permasalahan reproduksi; Bentham, apa yang cocok digunakan
4. Membahayakan organ tubuh seperti atau cocok untuk kepentingan individu
liver, paru-paru, dan kulit. adalah apa yang cenderung untuk
memperbanyak kebahagiaan. Hukum
Dampak PAH dalam lumpur Lapindo sebagai tatanan hidup bersama harus
bagi manusia dan lingkungan mungkin diarahkan untuk menyokong raja suka
tidak akan terlihat dalam waktu dekat, dan serentak mengekang raja duka.
melainkan nanti sekitar 5-10 tahun Yang mesti diingat, kepercayaan
kedepan. Dan yang paling berbahaya Bentham adalah kepercayaan seorang
adalah keberadaan PAH ini akan individualis, bukan seorang sosialis.4
mengancam kehidupan anak cucu,
Teori Bentham ini mengudang kritik
khususnya bagi mereka yang tinggal di
dari John Stuart Mill yang mengatakan
sekitar semburan lumpur Lapindo
bahwa terlalu naïf asumsi Bentham yang
beserta ancaman terhadap kerusakan
menganggap seolah tidak ada
lingkungan. Namun sampai Mei 2009
pertentangan antara kegunaan individu
atau tiga tahun dari kejadian awal
dan kegunaan umum. Peran John
ternyata belum terdapat adanya korban

3
Ibid.
4
Bernard L Tanya dkk, Teori Hukum (Genta Publishing 2010) 93.
104 REFLEKSI HUKUM [Vol. 9, No. 1

Stuart Mill dalam teori hukum terletak Oleh karenanya kaum utilitarian
dalam penyelidikan-penyelidikannya mengatakan bahwa kebahagian individu
mengenai hubungan-hubungan harus terlebih dahulu mewujudkan
keadilan, kegunaan, kepentingan- kehendak umum.
kepentingan individu dan kepentingan
2. Strict liability
umum.5
Strict liability atau tanggung jawab
John Stuart Mill menekankan cita-
mutlak adalah unsur kesalahan tidak
cita tentang manusia. Ia menyatakan
perlu dibuktikan oleh pihak penggugat
bahwa kodrat manusia dapat menjadi
sebagai dasar pembayaran ganti rugi.
patokan kegiatan manusia agar
Yang menjadi alasan mengapa Strict
mencapai kebahagiaan. Kodrat manusia
Liability yang diapakai yaitu karena
ini merupakan ciri individualitas yang
sulitnya membuktikan adanya
terkandung kebebasan dalam diri
kesalahan pada delik-delik lingkungan
manusia. Kehendak tiap masing-masing
hidup. Disamping itu juga mengingat
individu apabila disatukan merupakan
korban dampak kejahatan di bidang
kehendak umum apabila dicapai
kehutanan ini secara umum tidak hanya
bersama akan tercipta kebahagian
menguras sumber daya alam, akan
umum yang memungkinkan tercapainya
tetapi juga modal manusia dan modal
tujuan kehendak individu. Ini artinya
sosial yang sangat besar, bahkan modal
bahwa kehendak umum harus dicapai
kelembagaan yang berkelanjutan.7
secara kolektif dari setiap kehendak
individu masing-masing.6 3. Vicarious Liability
Vicarious liability adalah
Pendapat John Stuart Mill ini
pertanggungjawaban pidana yang
memunculkan apa yang disebut dengan
dibebankan kepada seseorang atas
prinsip manfaat yakni setiap orang
perbuatan orang lain.
bebas mengembangkan potensi dirinya
Pertanggungjawaban demikian misalnya
yang tidak mengganggu kehendak
terjadi dalam hal perbuatan yang
umum yang telah dicapai bersama.
dilakukan orang lain itu adalah dalam
Pemaksaan menjadi wajib untuk
ruang lingkup pekerjaan atau jabatan.
menekankan kehendak individu yang
Dengan demikian dalam pengertian
melanggar kehendak umum. Dengan ini
vicarious liability ini, walaupun
maka kehendak alami individu hilang
seseorang tidak melakukan sendiri
demi mewujudkan kehendak umum.
suatu tindak pidana dan tidak
John Stuart Mill mengatakan bahwa jika
mempunyai kesalahan dalam arti yang
kehendak umum tercapai maka
biasa, ia masih dapat
kehendak individu akan tercapai pula.
dipertanggungjawabkan.8

5
W. Friedmann, Teori dan Filsafat Hukum (PT RajaGrafindo Persada 1994) 120.
6
<http://arestoe2003.blogspot.com/2008/04/utilitarianisme.html> diakses 7 April 2014
7
Muladi dan Dwidja Priyatno, Pertanggungjawaban Pidana Korporasi (Kencana Prenada Media
Group 2010) 110.
8
Ibid.
2015] PERTANGGUNGJAWABAN KORPORASI DIBIDANG LINGKUNGAN HIDUP 105

Pertanggungjawaban Korporasi: Studi usaha, tuntutan pidana dan sanksi


Kasus Lumpur Lapindo pidana dijatuhkan kepada badan usaha,
sanksi pidana dijatuhkan kepada badan
Dalam membahas pertanggung-
usaha yang diwakili oleh pengurus yang
jawaban pidana terhadap lingkungan
berwenang mewakili di dalam dan di luar
hidup ini, penulis mengaitkan contoh
pengadilan sesuai dengan peraturan
kasus lumpur Lapindo di atas dengan
perundang-undangan selaku pelaku
Pasal 116 UU No.32 tahun 2009 tentang
fungsional.”
Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Dimana Apabila
Selain pidana tersebut di atas,
tindak pidana lingkungan hidup
terhadap badan usaha dapat dikenakan
dilakukan oleh, untuk, atau atas nama
pidana tambahan atau tindakan tata
badan usaha, tuntutan pidana dan
tertib berupa:
sanksi pidana dijatuhkan kepada:
a. perampasan keuntungan yang
a. badan usaha; dan/atau
diperoleh dari tindak pidana;
b. orang yang memberi perintah untuk
b. penutupan seluruh atau sebagian
melakukan tindak pidana tersebut
tempat usaha dan/atau kegiatan;
atau orang yang bertindak sebagai
c. perbaikan akibat tindak pidana;
pemimpin kegiatan dalam tindak
d. pewajiban mengerjakan apa yang
pidana tersebut.
dilalaikan tanpa hak; dan/atau
Apabila tindak pidana lingkungan e. penempatan perusahaan di bawah
hidup dilakukan oleh orang, yang pengampuan paling lama 3 (tiga)
berdasarkan hubungan kerja atau tahun.
berdasarkan hubungan lain yang Pengaturan tindak pidana
bertindak dalam lingkup kerja badan lingkungan hidup dalam Perundang-
usaha, sanksi pidana dijatuhkan Undangan tidak lain karena timbulnya
terhadap pemberi perintah atau kerugian terhadap aspek lingkungan
pemimpin dalam tindak pidana tersebut hidup. Pihak yang mengalami kerugian
tanpa memperhatikan tindak pidana dari suatu tindak pidana dalam hal ini
tersebut dilakukan secara sendiri atau korban (victim) tindak pidana atau
bersama-sama. korban kejahatan yang tentunya
membutuhkan perlindungan atas
Selain itu, menurut Pasal 117 UU No.
kerugian yang dialami atau diderita.
32 tahun 2009 “Jika tuntutan pidana
diajukan kepada pemberi perintah atau Tindak pidana biasanya
pemimpin tindak pidana, ancaman diidentifikasikan dengan timbulnya
pidana yang dijatuhkan berupa pidana kerugian, akibat kerugian ini yang
penjara dan denda diperberat dengan kemudian melahirkan pertanggung-
sepertiga.” Kemudian dalam Pasal 118 jawaban pidana. Pertanggungjawaban
“Terhadap tindak pidana Apabila tindak pidana merupakan bentuk perlindungan
pidana lingkungan hidup dilakukan
oleh, untuk, atau atas nama badan
106 REFLEKSI HUKUM [Vol. 9, No. 1

hukum terhadap korban tindak pidana dipertanggungjawabkannya setiap orang


atas kerugian yang dideritanya. atas tindak pidana yang dilakukannya
harus adanya unsur kesalahan sebagai
Pertanggungjawaban pidana yaitu wujud rasa keadilan.
menetapkan dan menempatkan pelaku
tindak pidana sebagai subjek hukum Dirasakan tidak adil apabila setiap
pidana dalam ketentuan perundang- orang dijatuhi pidana padahal sama
undangan agar pelaku tindak pidana sekali tidak bersalah. Adanya unsur
dapat dipertanggungjawabkan atas kesalahan dari pertanggung-jawaban
segala perbuatan yang dilakukannya pidana inilah yang dalam hukum pidana
sebagai perwujudan tanggung jawab dikenal sebagai asas kesalahan yakni
karena kesalahannya terhadap orang asas tiada pidana tanpa kesalahan.
lain yang dalam hal ini sebagai korban.
Pertanggungjawaban pidana setiap
Dapat dipertanggungjawabkannya
orang berdasarkan unsur kesalahan
subjek hukum pidana tersebut tentunya
tersebut sebenarnya berkaitan dengan
memberikan deterrent effect untuk tidak
tindak pidana yang dilakukan oleh
melakukan tindak pidana, sehingga
manusia alamiah sebagai subjek hukum
dapat mencegah terjadinya tindak
pidana. Untuk pertanggungjawaban
pidana dan secara langsung mencegah
pidana berdasarkan unsur kesalahan
adanya korban tindak pidana.
terhadap korporasi bukan hal yang
Terkait korporasi sebagai pelaku mudah, karena korporasi sebagai subjek
tindak pidana lingkungan hidup tidak hukum pidana tidak mempunyai sifat
hanya sebagai penetapan dan kejiwaan seperti halnya manusia
penempatan korporasi sebagai subjek alamiah. Sehubungan dengan
hukum pidana saja, tetapi perlu adanya pertanggungjawaban pidana
ketentuan khusus tentang berdasarkan kesalahan tersebut Barda
pertanggungjawaban untuk korporasi. Nawawi Arief berpendapat bahwa “dari
Pertanggungjawaban pidana adalah berbagai perumusan tindak pidana
pertanggungjawaban setiap orang lingkungan hidup di dalam perundang-
terhadap tindak pidana yang undangan lingkungan hamper selalu
dilakukannya. Dengan ini tentunya mencatumnkan unsur kesengajaan atau
harus ada tindak pidana yang dilakukan kealpaan atau kelalaian. Maka dapat
baru dapat dipertanggungjawabkan dikatakan bahwa pertanggungjawaban
terhadap setiap orang melakukan tindak pidana dalam perundang-undangan
pidana tersebut. Oleh karena itu, yang lingkungan mengandung prinsip system
dipertanggungjawabkan setiap orang liability based on fault
adalah tindak pidana yang (pertanggungjawaban berdasarkan
dilakukannya. Akan tetapi tidak selalu kesalahan). Jadi pada prinsipnya
setiap orang yang melakukan tindak menganut asas kesalahan.
pidana dapat dipidana, karena untuk
Hal ini seringkali menjadi kendala
memenuhi syarat agar dapat
dalam lapangan pembuktian yakni tidak
2015] PERTANGGUNGJAWABAN KORPORASI DIBIDANG LINGKUNGAN HIDUP 107

mudah membuktikan adanya kesalahan efektif apabila diterapkan terhadap


pada delik lingkungan dan kesalahan sulitnya membuktikan adanya
pada korporasi atau badan hukum. kesalahan pada delik-delik lingkungan
Kendala di atas apabila dihubungkan hidup dan kesalahan pada korporasi
dengan pengaturan penyelesaian atau badan hukum tersebut. Di samping
sengketa perdata lingkungan hidup saat itu, mengingat korban dampak
ini, yakni Pasal 88 UU No.32 tahun 2009 kejahatan korporasi di bidang
sudah dimungkinkan adanya tanggung lingkungan hidup ini secara umum tidak
jawab mutlak “strict liability”. Dimana hanya dapat menguras sumber daya
setiap orang yang tindakannya, alam, tetapi juga modal manusia dan
usahanya, dan/atau kegiatannya modal sosial yang sangat besar, bahkan
menimbulkan ancaman serius terhadap modal kelembagaan yang berkelanjutan.
lingkungan hidup bertanggung jawab
mutlak atas kerugian yang terjadi tanpa Semburan lumpur ini membawa
perlu pembuktian unsur kesalahan. dampak yang luar biasa bagi
masyarakat sekitar maupun bagi
Yang dimaksud dengan aktivitas perekonomian di Jawa Timur.
“bertanggung jawab mutlak” atau strict Sampai Mei 2009, PT Lapindo, melalui
liability adalah unsur kesalahan tidak PT Minarak Lapindo Jaya telah
perlu dibuktikan oleh pihak penggugat mengeluarkan uang baik untuk
sebagai dasar pembayaran ganti rugi. mengganti tanah masyarakat maupun
Ketentuan ayat ini merupakan lex membuat tanggul sebesar Rp. 6 Triliun.
specialis dalam gugatan tentang
perbuatan melanggar hukum pada Lumpur menggenangi 16 desa di tiga
umumnya. Besarnya nilai ganti rugi kecamatan. Semula hanya menggenangi
yang dapat dibebankan terhadap empat desa dengan ketinggian sekitar 6
pencemar atau perusak lingkungan meter, yang membuat dievakuasinya
hidup menurut Pasal ini dapat warga setempat untuk diungsikan serta
ditetapkan sampai batas tertentu. Yang rusaknya areal pertanian. Luapan
dimaksud dengan “sampai batas waktu lumpur ini juga menggenangi sarana
tertentu” dalam hal ini adalah jika pendidikan dan Markas Koramil Porong.
menurut penetapan peraturan Hingga bulan Agustus 2006, luapan
perundangundangan ditentukan lumpur ini telah menggenangi sejumlah
keharusan asuransi bagi usaha dan/ desa/kelurahan di Kecamatan Porong,
atau kegiatan yang bersangkutan atau Jabon, dan Tanggulangin, dengan total
telah tersedia dana lingkungan hidup. warga yang dievakuasi sebanyak lebih
dari 8.200 jiwa dan tak 25.000 jiwa
Menurut Barda Nawawi Arief mengungsi. Karena tak kurang 10.426
memandang bahwa strict liability unit rumah terendam lumpur dan 77
merupakan pengecualian berlakunya unit rumah ibadah terendam lumpur.
asas tiada pidana tanpa kesalahan. Pada
Lahan dan ternak yang tercatat
strict liability pembuatnya tetap diliputi
terkena dampak lumpur hingga Agustus
kesalahan. Hal ini dimungkinkan dapat
108 REFLEKSI HUKUM [Vol. 9, No. 1

2006 antara lain: lahan tebu seluas Banyuwangi serta kota-kota lain di
25,61 ha di Renokenongo, Jatirejo dan bagian timur pulau Jawa. Ini berakibat
Kedungcangkring; lahan padi seluas pula terhadap aktivitas produksi di
172,39 ha di Siring, Renokenongo, kawasan Ngoro (Mojokerto)
Jatirejo, Kedungbendo, Sentul, Besuki dan Pasuruan yang selama ini
Jabon dan Pejarakan Jabon; serta 1.605 merupakan salah satu kawasan industri
ekor unggas, 30 ekor kambing, 2 sapi utama di Jawa Timur. Seluruh jaringan
dan 7 ekor kijang. Sekitar 30 pabrik yang telepon dan listrik di empat desa serta
tergenang terpaksa menghentikan satu jembatan di Jalan Raya Porong tak
aktivitas produksi dan merumahkan dapat difungsikan dan masih banyak
ribuan tenaga kerja. Tercatat 1.873 lagi kerugian yang dialami korban akibat
orang tenaga kerja yang terkena dampak semburan lumpur Lapindo ini.
lumpur ini.
Dalam kasus ini, Polda Jawa Timur
Empat kantor pemerintah juga tak telah menetapkan 13 tersangka. Namun
berfungsi dan para pegawai juga perkara pidana tersebut dihentikan oleh
terancam tak bekerja. Tidak penyidik Polda Jawa Timur dengan
berfungsinya sarana pendidikan (SD, alasan bahwa dalam perkara perdatanya
SMP), Markas Koramil Porong, serta gugatan YLBHI dan Walhi kepada
rusaknya sarana dan prasarana Lapindo dan pemerintah telah gagal.
infrastruktur (jaringan listrik dan Selain itu, adanya perbedaan pendapat
telepon). Rumah/tempat tinggal yang para ahli. Gerakan Menutup Lumpur
rusak akibat diterjang lumpur dan rusak Lapindo pernah mengajukan nama-
sebanyak 1.683 unit. Rinciannya: nama ahli tambahan, para ahli
Tempat tinggal 1.810 (Siring 142, terkemuka Indonesia dan luar negeri
Jatirejo 480, Renokenongo 428, yang tergabung dalam Engineer Drilling
Kedungbendo 590, Besuki 170), sekolah Club (EDC) yang mendukung fakta
18 (7 sekolah negeri), kantor 2 (Kantor kesalahan pemboran berdasarkan hasil
Koramil dan Kelurahan Jatirejo), pabrik audit Badan Pemeriksa Keuangan
15, masjid dan musala 15 unit. tersebut, tetapi ditolak oleh penyidik
Polda Jawa Timur (tidak ditanggapi).
Kerusakan lingkungan terhadap
wilayah yang tergenangi, termasuk areal Pemerintah dianggap tidak serius
persawahan. Tak kurang 600 hektar menangani kasus luapan lumpur panas
lahan terendam. Ditutupnya ruas jalan ini. Masyarakat adalah korban yang
tol Surabaya-Gempol hingga waktu yang paling dirugikan, di mana mereka harus
tidak ditentukan, dan mengakibatkan mengungsi dan kehilangan mata
kemacetan di jalur-jalur alternatif, yaitu pencaharian tanpa adanya kompensasi
melalui Sidoarjo-Mojosari-Porong dan yang layak. Pemerintah hanya
jalur Waru-tol-Porong. Penutupan ruas membebankan kepada Lapindo
jalan tol ini juga menyebabkan pembelian lahan bersertifikat dengan
terganggunya jalur transportasi harga berlipat-lipat dari harga NJOP
Surabaya-Malang dan Surabaya- yang rata-rata harga tanah di bawah Rp.
2015] PERTANGGUNGJAWABAN KORPORASI DIBIDANG LINGKUNGAN HIDUP 109

100 ribu- dibeli oleh Lapindo sebesar Rp Tabusala mengakui bahwa dari sekitar
1 juta dan bangunan Rp 1,5 juta 13.000 berkas baru sekitar 8.000 berkas
masing-masing permeter persegi. untuk yang diselesaikan kebanyakan dari
4 desa (Kedung Bendo, Renokenongo, korban yang berasal dari Perumtas
Siring, dan Jatirejo) sementara desa- Tanggulangin Sidoarjo. Hal ini
desa lainnya ditanggung APBN, juga menunjukkan bahwa banyak
penanganan infrastruktur yang keterangan dan penjelasan yang masih
rusak.Hal ini dianggap wajar karena simpang siur dan tidak jelas.
banyak media hanya menuliskan data
Tujuan dari kebijakan menetapkan
yang tidak akurat tentang penyebab
suatu sanksi pidana yaitu dalam rangka
semburan lumpur ini.
perlindungan masyarakat untuk
Salah satu pihak yang paling mencapai kesejahteraan. Salah satu
mengecam penanganan bencana lumpur bentuk perlindungan masyarakat
Lapindo adalah aktivis lingkungan tersebut adalah perlindungan hukum
hidup. Selain mengecam lambatnya untuk tidak menjadi korban tindak
pemerintah dalam menangani lumpur, pidana, ataupun perlindungan hukum
mereka juga menganggap aneka solusi apabila telah menjadi korban dari suatu
yang ditawarkan pemerintah dalam tindak pidana.
menangani lumpur akan melahirkan
Mengenai korban kejahatan, para
masalah baru, salah satunya adalah
pakar berpendapat sebagai berikut.
soal wacana bahwa lumpur akan
Menurut Arif Gosita, korban kejahatan
dibuang ke laut karena tindakan
adalah mereka yang menderita fisik,
tersebut justru berpotensi merusak
mental, sosial sebgai akibat tindakan
lingkungan sekitar muara.
jahat mereka yang mau memenuhi
PT Lapindo Brantas Inc sendiri lebih kepentingan diri sendiri atau pihak yang
sering mengingkari perjanjian-perjanjian menderita. Yang dimaksud dengan
yang telah disepakati bersama dengan mereka adalah: (a) Korban orang per
korban.Menurut sebagian media, orangan atau korban individual; (b)
padahal kenyataannya dari 12.883 buah Korban yang bukan orang per orangan,
dokumen Mei 2009 hanya tinggal 400 misalnya suatu badan, organisasi,
buah dokumen yang belum dibayarkan lembaga. Para korban adalah
karena status tanah yang belum jelas. impersonal, komersial, kolektif adalah
Namun para warga korban banyak yang keterlibatan umum, keserasian sosial
menerangkan kepada Komnas HAM dan pelaksanaan perintah. Misalnya,
dalam penyelidikannya bahwa para pada pelanggaran peraturan dan
korban sudah diminta menandatangani ketentuan-ketentuan Negara.
kuitansi lunas oleh Minarak Lapindo
Menurut Muladi, korban adalah
Jaya, padahal pembayarannya diangsur
orang-orang yang baik secara individual
belum lunas hingga sekarang. Dalam
maupun kolektif telah menderita
keterangannya kepada DPRD Sidoarjo
kerugian, termasuk kerugian fisik atau
pada Oktober 2010 ini Andi Darusalam
110 REFLEKSI HUKUM [Vol. 9, No. 1

mental, emosial, ekonomi, atau 1) Primary Victimization, korban


gangguan substansial terhadap hak- individual. Jadi korbannya orang
haknya yang fundamental, melalui per orangan, bukan kelompok.
perbuatan atau komisi yang melanggar 2) Secondary Victimization, di mana
hukum pidana di masing-masing negara yang menjadi korban adalah
termasuk penyalahgunaan kekuasaan. kelompok, seperti badan hukum.
Sementara menurut Lilik Mulyadi, 3) Tertiary Victimization, yang
korban kejahatan dibedakan menjadi: menjadi korban adalah
masyarakat luas.
a. Ditinjau dari sifatnya, ada yang
4) Mutual Victimization, yang
individual atau kolektif. Korban
menjadi korban adalah si pelaku
individual dapat diidentifikasi
sendiri. Misalnya: pelacuran,
sehingga perlindungan korban dapat
perzinahan, narkotika.
dilakukan secara nyata, tetapi
5) No Victimization, bukan berarti
korban kolektif lebih sulit di
tidak ada korban, melainkan
identifikasi. Walau demikian, dalam
korban tidak segera dapat
Pasal 91 UU No. 32 tahun 2009
diketahui, misalnya konsumen
diberikan jalan keluar, di mana
yang tertipu dalam
masyarakat berhak mengajukan
menggunakan suatu hasil
gugatan perwakilan kelompok untuk
produksi.
kepentingan dirinya sendiri dan/
c. Ditinjau dari kerugiannya, dapat
atau untuk kepentingan masyarakat
diderita oleh seseorang, kelompok
apabila mengalami kerugian akibat
masyarakat maupun masyarakat
pencemaran dan/atau kerusakan
luas. Selain itu, kerugian korban
lingkungan hidup. Gugatan dapat
dapat bersifat materiil yang dapat
diajukan apabila terdapat kesamaan
dinilai dengan uang dan immaterial
fakta atau peristiwa, dasar hukum,
yaitu perasaan takut, sakit, sedih,
serta jenis tuntutan di antara wakil
kejutan psikis dan lain sebagainya.
kelompok dan anggota
kelompoknya. Ketentuan mengenai Sementara C. Maya Indah
hak gugat masyarakat dilaksanakan mengemukakan bahwa defenisi korban
sesuai dengan peraturan perundang- meliputi pula defenisi direct victims of
undangan. crime (korban tindak pidana yang secara
b. Ditinjau dari jenisnya, korban langsung) dan indirect victims of crime
kejahatan ada yang bersifat (korban tindak pidana yang tidak
langsung yaitu korban kejahatan itu langsung), baik secara individu maupun
sendiri dan tidak langsung (korban secara kolektif yang mengalami
semu/abstrak) yaitu masyarakat. penderitaan, baik fisik, mental, maupun
Sebagaimana kutipan Lilik Mulyadi material, serta mencakup korban dari
dari Sellin dan Wolfgang, membagi penyalahgunaan kekuasaan.9
jenis korban yaitu:
9
Christina Maya Indah, Perlindungan Korban Suatu Perspektif Victimologi dan Kriminologi (Widya
Sari Press 2010) 33.
2015] PERTANGGUNGJAWABAN KORPORASI DIBIDANG LINGKUNGAN HIDUP 111

Dalam hal pemberian ganti rugi ini, PENUTUP


malahan dibebankan dalam APBN
dimana Pemerintah menganggarkan Adapun kesimpulan dalam tulisan
pembelian tanah dan bangunan bagi ini yakni Lumpur lapindo ini diakibatkan
desa yang terkena bencana lumpur oleh pengeboran Lapindo Brantas Inc.
Sidoarjo dapat keluar tahun ini. Dana oleh karena lumpur Lapindo meluap
tersebut sudah dicantumkan APBN-P karena kegiatan PT Lapindo di dekat
tahun 2011.10 Dimana Sudah disepakati lokasi itu. Lumpur Lapindo
sembilan RT di tiga desa yang mengakibatkan kerugian yang sangat
sebelumnya di APBN 2011 diberikan besar dan kompleks yang dialami oleh
biaya kontrak, tunjangan hidup dan masyarakat, badan usaha dan juga
evakuasi. Maka sekarang diberikan infrastruktur milik Negara dan juga bias
pembiayaan, pembelian tanah, dan menimbulkan cacat secara fisik
bangunan. Setiap hal yang terkait sehingga dianggap sebagai kejahatan
dengan pembiayaan atau pembayaran korporasi. Lapindo Brantas Inc harus
baik itu ganti rugi maupun evakuasi dan bertanggungjawab secara pidana dan
relokasi. membayar ganti kerugian akibat
Mestinya pemberian ganti rugi aktivitas lumpur lapindo tersebut.
akibat lumpur Lapindo ini menjadi
Pertanggungjawaban pidana
tanggung jawab pihak Lapindo. Pihak
korporasi ini sangat sulit dilakukan, oleh
Pemerintah mungkin bermaksud baik
karena pembuktian perbuatannya yang
mengganti kerugian yang dialami, akan
sangat rumit untuk dilakukan dan juga
tetapi timbul persoalan lain karena
masalah politik yang menggerogoti dan
APBN yang digunakan itu seharusnya
menghinggapi setiap kebijakan yang
bias digunakan untuk pembangunan
diambil.
lain yang mungkin lebih penting. Selain
itu, dengan di anggarkannya
penggantian kerugian akibat tindakan
korporasi ini semakin memperjelas DAFTAR BACAAN
bahwa pertanggungjawaban terhadap Buku
tindakan korporasi sangat sulit
dilakukan, karena pembuktian Friedmann, W., Teori dan Filsafat Hukum
perbuatannya yang sangat sulit untuk (PT RajaGrafindo Persada Jakarta
dilakukan (siapa yang berbuat, siapa 1994).
yang bertanggungjawab, dan lain
Indah, Christina Maya, Perlindungan
sebagainya) dan juga masalah politik
Korban Suatu Perspektif Victimologi
yang menggerogoti dan menghinggapi
dan Kriminologi (Widya Sari Press
setiap kebijakan yang diambil oleh
Salatiga 2010).
penguasa.

10
<http://economy.okezone.com/read/2011/07/27/20/484997/> diakses 7 April 2014.
112 REFLEKSI HUKUM [Vol. 9, No. 1

Muladi & Dwidja Priyatno,


Pertanggungjawaban Pidana
Korporasi (Kencana Prenada Media
Group Jakarta 2010).

Tanya, Bernard L, dkk, Teori Hukum


(Genta Publishing Yogyakarta 2010).

Internet

<http://economy.okezone.com/read/
2011/07/27/20/484997/> diakses
7 April 2014

<http://januardi10015.blogspot.com/
2011/03/artikel-mengenai-banjir-
lumpur-panas.html> diakses 7 April
2014.

<http://arestoe2003.blogspot.com/
2008/04/utilitarianisme.html>
diakses 7 April 2014.

Anda mungkin juga menyukai