Rumusan Delik
1. Delik materil, meliputi contohnya
- UU 5 2018 : Pasal 6, 12B angka 2 dan 3,
- Perpu 1 2002 : Pasal 10, 12,
2. Delik formil, meliputi contohnya
- Perpu 1 2002 : Pasal 7, 8, 9, 13, 16
- UU 5 2018 : Pasal 10A angka 1 dan 2, 12A, 12B angka 1, 13A, 14, 15, 16A
Karakteristik pelaku
1. Merencanakan, Persiapan fisik, finansial, maupun sumber daya manusaia
Contoh: Pasal 15 jo 7 UU Terorisme
2. Mengorganisasikan,
sel sel terputus dan sangat rahasia, seperti Latihan di daerah pegunungan
3. Mempersiapkan,
persiapan sarana dan prasarana meliputi pengumpulan infromasi
4. Mengikuti pelatihan militer dan pelatihan lain
Pelatihan yang meliputi pelatihan IT dan pelatihan merakit
5. Menggerakkan
Seperti pengiriman logistik, bantuan dan provokasi, pemberian hadiah uang , alat
dan janji
6. Pembantuan
7. Bantuan
8. Kemudahan
Permufakatan jahat dan percobaan mengacu pada Pasal 88 KUHP dan Pasal 53 KUHP,
pengidentifikasian mens rea dan actus reus dari pelaku tindak pidana terorisme perlu
kejelian dalam memahaminya dikarenkana perkara terorisme sangat bervariasi
Bab. IV
Ketentuan Khusus dalam UU Tindak Pidana Terorisme
A. Penangkapan dan Penahanan
- Pasal 28 UU 15 2003, berdasarkan bukti permulaan maka dapat melakukan
penangkapan paling lama 14 ahri kerja. Dapat diperpanjang paling lama 7 hari
oleh Ketua PN kedudukan penyidik (Pengingkaran dalam KUHAP)
- Pasal 28A UU 5 2018, waktu penelitian berkas perkara dalam jangka waktu 21
hari sejak berkas perkara dari penyidik diterima
- Pasal 25 UU 5 2018, jangka waktu penahanan dalam waktu penyidikan selama
120 hari dan dapat diperpanjang oleh PU selama 60 hari, dapat diperpanjang lagi
selama 20 hari. Dalam hal penuntutan jangka waktu penahanan selama 60 hari,
dapat diperpanjang oleh ketua PN selama 30 hari
B. Laporan Intelijen sebagai bukti permulaan
UU 5 2018 mengakui laporan intelijen sebagai bukti permulaan. (Pasal 26)
Laporan yang berkaitan dengan masalah-masalah keamanan nasional. Laporan
intelijen sebagai bukti permulaan yang cukup untk penyidik utk peningkatan
peyelidikan ketahap penyidikan
C. Alat bukti dalam Perakra Tindak Pidana Terorisme
Pasal 27 UU 5 2018, yakni :
1. Alat bukti sebagaimana pasal 184 KUHAP
2. Informasi yang diucapkan diucapkan, dikirimkan, diterima, atau disimpan secara
elektronik dengan alat optik atau yang seruoa dengan itu; dan Data, rekaman,
atau informasi yang dilihat, dibaca, dan/atau didengar yang dapat dikeluarkan
dengan atau tanpa bantuan suatu sarana, baik yang tertuang di atsa kertas atau
banda fisik apapun selain kertas maupun yang terekam secara elektronik,
termasuk tetiapi tidak terbatas pada:
Tulisan, suara, atau gambar
Peta, rancangan, foto, atau sejenisnya dan
Huruf tanda, angka simbol, atau perforasi yang memiliki makna atau dapat
dipahami oleh orang yang membantu baca atau memahaminya
D. Pemlokiran Harta kekayaan Hasil Tindak Pidana
- Pasal 29 UU 5 2018, APH berwenang memblokir harta kekayaan seseorang
yang diketahui atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana terorisme
dengan meminta kepada Bank atau klembaga jasa keuangan seperti PPATK
(pemblokiran secara tertulia yang memuat secara jelas dengan identitas
terdakwa atauharta kekayaan yang menjadi objek)
- UU 5 2018 tidak mengatur, namun di UU 9 2013 ttg Pencegahan dan
Pemberantasan Pendanaan Tindak Pidana Terorisme mempunyai jangka waktu
selama 30 hari yang mana apabila habis maka penyedia Jasa keuangan wajib
mengakhiri pemblokiran demi hukum (Pasal 23 ayat 6 dan 9 UU 9 2013)
E. Penyadapan
- Pasal 31 UU 5 2018, penyadapan dilakukan dalam rangka menunjang proses
penyelidikan ke tahap penyidikan (selama 1 tahun dan dpaat diperpanjang 1 kali
selama 1 tahun)
- Penyadapan dapat dilakukan dalam kondisi normal dana/atau keadaan
mendesak (Pasal 31A)
- Jangka waktu penyadapan secara mendesak yakni maksimal 3 hari setelah itu
wajib meminta kepada penetapan kepada Ketua PN diwilayahnhukum
kedudukan penyidik
F. Perlindungan Saksi, Penyidik, PU, Hakim beserta keluarga
- Pasal 33, 34, dan Pasal 34A UU 5 2018,
- Kemudian terbit PP 77 2019 ttg pencegahan tindak pidana terorisme dan
perlindungan terhadap penyidik pu hakimm dan petugas pemsayrakatan, dalam
PP tersebut perlidnungan adalah jaminan rasa aman yang diberikan oleh negara
kepada penyidik pu hakimm dan petugas pemsayrakatan beserta keluarganya
dari kekerasan dan/atau ancaman kekerasan
- Perlindungan diberikan secara langsung atau berdasarkan permintaan
- Perlindungan langsung melalui koordinasi antara BNPT, POLRI, Kejaksaan, MA,
dan/atau kementerian dalam urusan pemerintahan dibidang hukum dan HAM
G. Perlindungan kepada Pelapor, ahli dan saksi beserta keluarganya
- Pasal 34A UU 5 2018,
H. Perlindungan terhadap Korban
- Pasal 35A UU 5 2018 dan Pasal 35B,
I. Perampasan harta Kekayaan
- Pasal 35 ayat 5,6,7 Perpu 1 2002 Perampasan harta kekayaan yang berkaitan
dengan terorisme
J. Kompensasi, Restitusi, dan Rehabilitasi
- Pasal 36, 36A, 36B UU 5 2018
- Surat Jaksa Agung RI No. B – 006/A/C.9/01/2017 ttg Pmenuhan Hak
Kompensasi korban tindak pidana Terorisme dan Tindak Pidana Pelanggaran
HAM Berat
KASPOS 1
Locus dan Tempus tidak ada
Kaspos 2
Pasal 7 jo Pasal 15 UU
Kaspos 3
Kaspos 4
Pasal 4 dan 5