Anda di halaman 1dari 5

Latar Belakang

Tindakan terorisme telah menjadi salah satu isu global yang mendalam dan meresahkan
selama beberapa dekade terakhir. Terorisme merujuk pada penggunaan kekerasan atau
ancaman kekerasan oleh individu atau kelompok teroris dengan tujuan menciptakan ketakutan,
ketidakstabilan, dan kebingungan di masyarakat. Fenomena ini telah mengganggu perdamaian
dan keamanan di seluruh dunia, menciptakan ketegangan di antara negara-negara, serta
merenggut nyawa ribuan orang.

Maka dari itu pemerintah dan masyarakat seluruh negara di dunia perlu melakukan tindakan
guna melakukan pencegahan dan penanggulangan tindakan terorisme tersebut agar keamanan
negara dapat terjaga kestabilannya agar mencegah adanya korban dan kerugian harta benda.

Tujuan
I. Mengetahui Definisi Dan Bentuk Tindakan Terorisme
II. Mengetahui Dampak Yang Ditimbulkan Dari Tindakan Terorisme
III. Mengetahui Hukuman Dan Pencegahan Tindakan Terorisme

Definisi Dan Bentuk Tindakan Terorisme

Definisi
Menurut UU No. 5 Tahun 2018 :
Pasal 1 Ayat 1 Tindak Pidana Terorisme adalah segala perbuatan yang
memenuhi unsur tindak pidana sesuai dengan
ketentuan dalam Undang-Undang yang mengatur
pemberantasan tindak pidana terorisme.
Pasal 1 Ayat 2 Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan
kekerasan atau ancaman kekerasan yang
menimbulkan suasana teror atau rasa takut
secara meluas, yang dapat menimbulkan korban
yang bersifat massal, dan/atau menimbulkan
kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital yang strategis, lingkungan hidup, fasilitas
publik,
atau fasilitas internasional dengan motif ideologi,
politik, atau gangguan keamanan.
Dalam Undang-undang ini menyatakan bahwa tindakan terorisme merupakan tindakan yang
merugikan bagi negara dan masyarakat
Dalam pasal 1 Ayat 2 dan 3 menyatakan bahwa tindakan kekerasan seperti terorisme mampu
menimbulkan korban dan menciptakan rasa takut dalam masyarakat
Bentuk
Adapun bentuk bentuk tindakan terorisme dalam undang-undang no 5 tahun 2018 sebagai
berikut.
1. Penyelenggaraan, pelatihan, dan/atau pendanaan terorisme: Ini mencakup perencanaan,
persiapan, dan penyelenggaraan tindakan terorisme, serta pendanaan dan pelatihan teroris.

2. Penggalangan Dana untuk Terorisme: Tindakan-tindakan yang melibatkan pengumpulan


atau penggalangan dana, baik dalam negeri maupun luar negeri, yang digunakan untuk
mendukung tindakan terorisme.

3. Rekrutmen dan Propaganda Terorisme: Merekrut individu untuk menjadi teroris, baik secara
langsung maupun melalui propaganda yang mendukung tindakan terorisme.

4. Penggunaan Senjata atau Bahan Peledak: Menggunakan senjata atau bahan peledak untuk
melakukan tindakan terorisme.

5. Penggunaan Bahan Kimia, Biologi, Radioaktif, dan Nuklir: Menggunakan atau mencoba
menggunakan bahan-bahan berbahaya seperti senjata kimia, biologi, radioaktif, atau nuklir
untuk melakukan tindakan terorisme.

6. Serangan terhadap Fasilitas dan Masyarakat Sipil: Melibatkan serangan terhadap fasilitas
atau masyarakat sipil yang dapat menimbulkan korban jiwa, kerugian besar, atau gangguan
serius terhadap ketertiban umum.

7. Serangan Terhadap Fasilitas Pemerintah: Serangan terhadap fasilitas pemerintah, termasuk


institusi keamanan dan kepolisian.

8. Serangan Terhadap Fasilitas Militer: Serangan terhadap fasilitas militer, termasuk anggota
militer dan perlengkapan militer.

9. Serangan Terhadap Transportasi: Serangan terhadap sarana transportasi, seperti pesawat,


kereta api, kapal, dan kendaraan bermotor.

10. Serangan Terhadap Komunikasi dan Utilitas Publik: Serangan terhadap fasilitas komunikasi
atau utilitas publik, seperti pembangkit listrik, fasilitas air, atau sistem telekomunikasi.

11. Serangan Terhadap Properti Asing: Serangan terhadap properti asing atau warga negara
asing yang berada di Indonesia.

12. Serangan Terhadap Negara Sahabat: Serangan terhadap negara sahabat atau lembaga
internasional di Indonesia.
13. Serangan Terhadap Objek Vital: Serangan terhadap objek vital, seperti penyediaan pangan,
air minum, dan fasilitas kesehatan yang dapat menyebabkan gangguan serius terhadap
ketertiban umum.

Dampak Dari Tindakan Terorisme


Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana
Terorisme di Indonesia mencakup ketentuan tentang dampak tindakan terorisme. Dampak-
dampak ini mencakup kerusakan, keamanan, ketertiban umum, dan kesejahteraan masyarakat.
Berikut adalah beberapa dampak tindakan terorisme yang diatur dalam undang-undang
tersebut:

1. Gangguan Terhadap Ketertiban Umum : Tindakan terorisme dapat mengakibatkan gangguan


serius terhadap ketertiban umum, termasuk menciptakan ketidakamanan dan ketakutan di
antara masyarakat.

2. Kerusakan Properti: Terorisme sering kali melibatkan kerusakan fisik pada properti, baik milik
pribadi maupun fasilitas publik, seperti gedung, kendaraan, dan infrastruktur penting.

3. Ancaman Terhadap Kesejahteraan Masyarakat: Tindakan terorisme dapat menciptakan


ancaman serius terhadap kesejahteraan masyarakat, termasuk kehidupan, kesehatan, dan hak
asasi manusia mereka.

4. Korban Jiwa dan Luka-luka: Tindakan terorisme sering kali mengakibatkan korban jiwa dan
luka-luka di antara masyarakat sipil, termasuk anggota kepolisian, militer, dan personel
keamanan.

5. Kerugian Ekonomi: Dampak terorisme juga dapat dirasakan dalam sektor ekonomi, dengan
hilangnya investasi, kerugian bisnis, dan penurunan pariwisata.

6. Ancaman Terhadap Stabilitas Negara: Tindakan terorisme dapat mengancam stabilitas politik
dan ekonomi suatu negara, serta mengganggu proses pemerintahan.

7. Gangguan Hubungan Internasional: Terorisme dapat merusak hubungan internasional dan


diplomasi, terutama jika tindakan terorisme melibatkan warga negara asing atau properti asing.

8. Ketidakpercayaan Masyarakat: Terorisme dapat menciptakan ketidakpercayaan di antara


masyarakat terhadap pemerintah dan keamanan negara, serta merusak kohesi sosial.

9. Stigma terhadap Kelompok Tertentu: Terorisme juga dapat menciptakan stigma terhadap
kelompok atau komunitas tertentu yang dianggap terkait dengan tindakan terorisme.
Hukuman Dan Pencegahan Tindakan Terorisme

Hukuman
Adapun beberapa hukuman untuk tindakan terorisme sesuai dalam undang-undang no. 5 tahun
2018 sebagai berikut.

1. Hukuman Mati: Teroris yang melakukan tindakan terorisme yang mengakibatkan kematian
orang lain dapat dihukum mati.

2. Penjara Seumur Hidup: Teroris yang melakukan tindakan terorisme yang tidak
mengakibatkan kematian, tetapi menyebabkan kerugian berat bagi negara atau masyarakat
dapat dihukum penjara seumur hidup.

3. Hukuman Penjara: Teroris yang terlibat dalam rencana atau upaya tindakan terorisme, yang
tidak mengakibatkan kerugian berat atau kematian, dapat dihukum dengan penjara selama
jangka waktu tertentu.

4. Hukuman Tambahan: Selain hukuman pidana pokok di atas, undang-undang ini juga
menyebutkan berbagai hukuman tambahan seperti denda dan konfiskasi harta benda teroris.

Pencegahan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana
Terorisme di Indonesia memiliki beberapa ketentuan untuk pencegahan tindakan terorisme.
Beberapa upaya pencegahan yang diatur dalam undang-undang ini melibatkan kerja sama
antara pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat. Berikut adalah beberapa aspek
pencegahan tindakan terorisme yang termaktub dalam undang-undang tersebut:

1. Pendekatan Holistik: Undang-undang ini menekankan pendekatan holistik dalam


pencegahan terorisme. Ini mencakup pendekatan sosial, ekonomi, pendidikan, dan psikososial
untuk mengatasi akar penyebab terorisme.

2. Penggalangan Dana Terorisme: Undang-undang ini mengatur larangan penggalangan dana


untuk terorisme dan mengharuskan lembaga keuangan serta pihak-pihak terkait untuk
melaporkan transaksi keuangan yang mencurigakan.

3. Pelarangan Pendanaan Terorisme: Undang-undang ini memberikan landasan hukum yang


kuat untuk mencegah pendanaan terorisme dan mendukung kerja sama internasional dalam hal
ini.

4. Pemberantasan Propaganda Terorisme: Propaganda terorisme, terutama di media sosial,


merupakan sarana penting untuk merekrut individu ke dalam tindakan terorisme. Undang-
undang ini mengatur pencegahan dan penindakan terhadap propaganda terorisme.
5. Pengawasan Wilayah Perbatasan: Pengawasan ketat terhadap wilayah perbatasan,
pelabuhan, dan bandara merupakan langkah pencegahan guna mencegah pergerakan teroris
dan barang-barang terkait terorisme.

6. Kerja Sama Internasional: Undang-undang ini mendukung kerja sama internasional dalam
pencegahan dan pemberantasan terorisme, termasuk pertukaran informasi dan intelijen antar-
negara.

7. Pengawasan Terhadap Kelompok Ekstremis: Mengawasi dan memantau kelompok-


kelompok ekstremis yang dianggap berpotensi terlibat dalam tindakan terorisme.

8. Penyuluhan dan Pendidikan Masyarakat: Melakukan penyuluhan dan pendidikan kepada


masyarakat tentang bahaya terorisme serta upaya untuk melibatkan masyarakat dalam upaya
pencegahan.

9. Perlindungan Saksi dan Pelapor: Undang-undang ini memberikan perlindungan bagi saksi
dan pelapor yang berani melaporkan tindakan terorisme atau kerjasama dengan aparat
penegak hukum.

10. Pengawasan dan Pemblokiran Situs Web Terorisme: Mengawasi dan, jika diperlukan,
memblokir situs web yang menyebarkan propaganda terorisme.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 memberikan dasar hukum yang kuat untuk upaya
pencegahan tindakan terorisme dan berupaya untuk melibatkan berbagai pemangku
kepentingan dalam upaya pencegahan ini.

Kesimpulan
Tindakan Terorisme sangat merugikan bagi banyak pihak termasuk masyarakat dan
pemerintah, oleh karena itu pemerintah bersama masyarakat perlu mencegah aksi aksi
terorisme mulai dari pencegahan kecil hingga besar.

Anda mungkin juga menyukai