OLEH
KELOMPOK 6
F. KELOMPOK TERORISME
A. PENGERTIAN TERORISME DAN TINDAK
PIDANA TEROTISME
1. Istilah Terorisme
Kata “Teror” pertama kali dikenal pada zaman Revolusi
Prancis. Diakhir
abad ke-19 dan awal abad ke-20 menjelang PD II,terorisme
menjadi teknik perjuangan revolusi.
Kata terorisme berasal dari bahasa Perancis “le
terreur” yang semula digunakan untuk menyebut
tindakan pemerintah hasil revolusi Prancis yang
memergunakan kekerasan secara brutal dan
berlebihan.
2. DEFINISI TERORISME
a.T.P.Thornton (dalam Terror as a Weapon of Political Agitation (1964))
terorisme sebagai penggunaan teror sebagai tindakan simbolis yang dirancang untuk mempengaruhi
kebijakan dan tingkah laku politik dengan cara-cara ekstra normal, khususnya dengan penggunaan
kekerasan dan ancaman kekerasan. Terorisme dapat dibedakan menjadi dua katagori, yaitu enforcement
terror yang dijalankan penguasa untuk menindas tantangan terhadap kekuasaan mereka, dan agitational
terror, yakni teror yang dilakukan menggangu tatanan yang mapan untuk kemudian menguasai tatanan
politik tertentu.Jadi sudah barang tentu dalam hal ini, terorisme selalu berkaitan erat dengan kondisi politik
yang tengah berlak
d. UU. No. 5 Tahun 2008 ttg Perubahan atas UU. no. 15 Tahun 2003 ttgPenetapan Perppu No. 1 Tahun
2002 ttg Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme menjadi UU.
Dalam pasal 1 ayat (2) disebutkan bahwa Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan yang
menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat menimbulkan korban yang bersifat
massal, lingkungan hidup, fasiitas publik, atau fasilitas internasional dengan motif ideologi,politik,atau
gangguan keamanan.
3. PENGERTIAN TINDAK PIDANA TERORISME
Akan tetapi tidak berarti bahwa dengan adanya hal yang khusus dalam
kejahatan terhadap keamanan negara berarti penegak hukum
mempunyai wewenang yang lebih atau tanpa batas semata-mata untuk
memudahkan pembuktian bahwa seseorang telah melakukan suatu
kejahatan terhadap keamanan negara, akan tetapi penyimpangan
tersebut adalah sehubungan dengan kepentingan yang lebih besar lagi
yaitu keamanan negara yang harus dilindungi.
Demikian pula susunan bab-bab yang ada dalam peraturan khusus
tersebut harus merupakan suatu tatanan yang utuh. Selain ketentuan
tersebut, pasal 103 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
menyebutkan bahwa semua aturan termasuk asas yang terdapat dalam
buku I Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) berlaku pula bagi
peraturan pidana di luar Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
selama peraturan di luar Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
tersebut tidak mengatur lain.
Sesuai pengaturan Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana (Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana/KUHAP),
penyelesaian suatu perkara Tindak Pidana sebelum masuk dalam tahap
beracara di pengadilan, dimulai dari Penyelidikan dan Penyidikan, diikuti
dengan penyerahan berkas penuntutan kepada Jaksa Penuntut Umum.
Pasal 17 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana/KUHAP)
menyebutkan bahwa perintah Penangkapan hanya dapat dilakukan
terhadap seseorang yang diduga keras telah melakukan Tindak Pidana
berdasarkan Bukti Permulaan yang cukup. Mengenai batasan dari
pengertian Bukti Permulaan itu sendiri, hingga kini belum ada ketentuan
yang secara jelas mendefinisikannya dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang menjadi dasar pelaksanaan Hukum
Pidana. Masih terdapat perbedaan pendapat di antara para penegak
hukum.
Sedangkan mengenai Bukti Permulaan dalam pengaturannya pada
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Terorisme, pasal 26 berbunyi :
1. Untuk memperoleh Bukti Permulaan yang cukup, penyidik dapat
menggunakan setiap Laporan Intelijen.
2. Penetapan bahwa sudah dapat atau diperoleh Bukti Permulaan yang
cukup sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus dilakukan proses
pemeriksaan oleh Ketua dan Wakil Ketua Pengadilan Negeri.
3. Proses pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilaksanakan
secara tertutup dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari.
4. Jika dalam pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
ditetapkan adanya Bukti Permulaan yang cukup, maka Ketua Pengadilan
Negeri segera memerintahkan dilaksanakan Penyidikan.
D.PENYIDIKAN, PENUNTUTAN, DAN PEMERIKSAAN
DI SIDANG PENGADILAN
Pengerahan
MASSA
Intervensi :
- Politisi ,LSM,NGO
- mengomentari sidang
- polisi disebutkan tdk
profesional utk melemahkan
- melanggar HAM
- dukungan ormas tertentu
AKSI BOM DI INDONESIA
1.Pada tanggal 01 AGUSTUS 2000.Terjadi serangan bom dirumah kediaman
Duta Besar Filipina di Jakarta.
2.Pada tanggal 27 Agustus 2000 ledakan di depan kantor Kedubes Malysia .
3.Pada tanggal 13 September 2000 .Terjadi ledakan bom di Gedung Bursa Efek .
4. Pada tanggal 24 Desember 2000. ledakan Bom pada malam hari Natal.
5.Pada tanggal 23 September 2001Terjadi ledakan bom di Plaza Atrium Senen.
6.Pada tanggal 12 Oktober 2001.Terjadi ledakan bom di Restoran KFC,
Makassar.
7.Pada tanggal 6 November 2001.Terjadi ledakan bom di Sekolah Australia,di
Jakarta. Bom rakitan meledak di halaman Australian International School (AIS
).
8.Pada tanggal 01Januari2002Terjadi ledakan bom pada malam Tahun Baru.
9.Pada tanggal 12 Oktober 2002 Terjadi peledakan Bom bunuh diri yang sangat
dahsyat di Kuta, Bali.
10.Pada tanggal 5 Desember2002 bom di Restoran McDonald's, Makassar.
11.Pada tanggal 3 Februari 2003 Terjadi ledakan bom di Kompleks Mabes Polri.
12.Pada tanggal 27 April 2003 Terjadi ledakan bom di Bandara Cengkareng.
13.Pada tanggal 5 Agustus 2003 Terjadi peledakan bom bunuh diri dengan
kekuatan besar di Hotel JW Marriott, Jakarta.
14.Pada tanggal 9 September 2004 Terjadi peledakan bom bunuh diri di depan
Kedubes Australia, Jakarta.
15.Pada tanggal 8Juni2005Terjadi ledakan di Pamulang, Tangerang.
16.Pada tanggal 1 Oktober 2005 Kuta, Bali.(BOM BALI II).
F.DAERAH OPERASI ORGANISASI TERORIS
Sumut
Kalimant
an
Sumsel
Cirebo
Tj.Karan n
Pamekas
g- an-
Lampun
Cipinang Madura Makasar- Abepura
g Sulsel -Papua
-Jkt
Bandung
Nusakamb Denpasa
angan Madiunr-Bali
17.KELOMPOK TERORIS YANG
MENGGUNAKAN BOM BUNUH DIRI
1. Organisasi Jihad Islam Hezbollah
2. Brigade Al-Qassam dari HAMAS
3. Jihad Islam Palestina
4. Babbar Khaisa (Kelompok Sikh)
5. Partai Buruh Kurdistan atau PKK
6. Al-Jihad Mesir
7. Harimau Pembebasan dari Tamil Eelam atau
LTTE
8. DHKP/C di Turki
9. Al-Qaeda
10. Laskar l-Taiba (Kashmir)
11. Brigade Syahid Al-Quds dari FATAH
12. Pemberontak Chechen
13. Front Populer untuk Kebebasan dari Palestina
14. Jamaah Islamiyah Asia Tenggara dan
Indonesia
JARINGAN TERORIS JAMAAH ISLAMIYAH