Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KEPERAWATAN BENCANA

“JENIS GUNUNG MELETUS DAN KARAKTERISTIK KEJADIAN TSUNAMI ”

OLEH :

KELOMPOK 1 (A11-A)

Dewa Ayu Putu Santriani Dewi 17.321.2660

Komang Wisnu Budikesuma 17.321.2677

Luh Putu Dian Suryaningsih 17.321.2678


Luh Putu Nanik Widiantari 17.321.2679

Ni Kadek Candra Ayu Setyawati 17.321.2682

Ni Kadek Kristiani 17.321.2684

Putu Indah Sasmitha 17.321.2708

Shatna Nadila Bella 17.321.2709

TAHUN AJARAN 2020


PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Adapun tujuan dan harapan kami semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca untuk
kedepannya. Sekalipun diusahakan sudah semaksimal mungkin agar makalah ini lengkap
pembahasan tentang materi tersebut, mungkin karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini.

Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca dan kami
sampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya.

Denpasar, 18 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI :

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1. 1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 1
BAB II.................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 2
2. 1 Jenis – jenis Gunung Meletus ...................................................................................... 2
2. 2 Karakteristik Tsunami Terhadap Gunung Meletus ...................................................... 4
BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 6
3.1 Simpulan ..................................................................................................................... 6
3.2 Saran ........................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Bumi adalah planet yang sangat kompleks serta memiliki beragam kehidupan di
dalamnya. Semua mahkluk hidup dilapisan Lithosfer, lapisan ini memiliki bentuk-bentuk
yang berbeda, ada dataran, pegunungan, perbukitan dan bentuk-bentuk lainnya yang
masing-masing bentuk memiliki potensi dan kerawanan terhadap bencana yang berbeda.
Semua potensi, keragaman bentuk, dan kerawanan terhadap bencana berawal dari satu
proses,
Dengan adanya proses kehidupan mahkluk diatasnya mendapatkan keuntungan
sekaligus kerugian dari bencana yang ditimbulkannya. Gunung Meletus adalah salah satu
dampak negatif dari adanya bencana tersebut, daerah-daerah pertemuan gunung berapi
tersebut menjadi daerah rawan gunung meletus, mulai dari daerah ujung daratan barat
Sumatera sampai ke daratan selatan Flores, belanjut dari daratan selatan Timor, daratan
barat laut dan barat Irian Jaya, utara pulau Seram, barat dan utara Maluku serta sampai ke
timut dan utara Sulawesi.
Dijagat raya ini masih banyak pengetahuan yang belum kita kuasai, termasuk
pengetahuan mengenai bencana alam yang ditimbulkan oleh gunung berapi yang masih aktif
atau tsunami dan cara memprediksinya. Dari hal ini kita dapat mengambil kesimpulan
bahwa ruang lingkup ilmu kita masih sangat terbatas bila dibandingkan dengan luasnya jagat
raya. Ini juga merupakan bukti bahwa Tuhan mengetahui segalanya dan kita tidak
sepatutnya sombing dengan pengetahuan kita yang sangat terbatas ini.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa saja jenis-jenis gunung meletus?


b. Apa saja karakteristik kejadian gunung meletus yang menyebabkan tsunami ?

1.3 Tujuan

a. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis gempa bumi.


b. Untuk mengetahui apa saja karakteristik kejadian yang menyebabkan tsunami.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2. 1 Jenis – jenis Gunung Meletus

Jenis letusan Merapi awalnya diawali dengan adanya sumbatan kubah lava yang dihasilkan
oleh erupsi efusif, sedangkan awan panas berasal dari lava pijar yang longsor atau
langsung dari pusat erupsi. Menurut MT. Zen, dkk. (1980), Sifat khusus gunung meletus
yang dimiliki oleh Merapi adalah; bersifat periodik dan mempunyai sirklus
tertentu, gunung api ini aktif dalam jangka waktu 2 sampai 3 tahun sebanyak 1 kali, bisa
berlangsung sampai 7 tahun dan kemudian istirahat selama 6 sampai 12 tahun.
Terdapat 4 macam letusan jenis merapi :

1. Tipe A, magma naik melalui pipa kepundan dan memecahkan kubah yang lama,
kemudian membentuk kubab baru atau lidah lava. Pada fase ini, mulai ada letusan
kecil namun tidak terlalu berbahaya yang menghasilkan awan panas atau Wadus
gembel.
2. Tipe B, fasai ini sangat umum dan dimulai dengan naiknya magma melalui pipa
kepundan dan memecahkan penutup di atasnya dengan letusan-letusan kecil dan
keluarnya lava. Fase utama akan menghancurkan sebagian puncak gunung api. Pada
fase akhir, lava membentuk kubah atau lidah lava dengan viskositas tinggi atau sangat
kental. Awan panas yang keluar bisa mencapai sekitar 12-14 km dari pusat letusan.
3. Tipe C, letusan dimulai dengan naiknya magma dengan kandungangas yang cukup
tinggi. Letusan yang terjadi memcahkan pantuup di atasnya dan memlepaskan gas
yang terkandung dan tidak ada aliran yang terbentuk. Biasanya erupsi berlangusng
singakat, setelah tekanan gas erkurang, kubah atau lidah lava terbentuk.
4. Tipe D, merupakan letusan yang paling berbahaya, tanpa aliran lava adanya aliran
lava, puncak gunung api di hancurkan , kaldera terbentuk dan banyak sekali awan
panas atau wedus gembel.

Jenis – jenis gunung meletus meliputi :

1. Jenis Gunung Meletus St Vincent


Gunung Api St. Vincent yang terletak di Hindia Barat mempunyai ciri khas letusan
dimana awan panas menyebar ke segala arah. Gunung api dengan tipe letusan ini

2
mempunyai danau kawah. Di Indonesia, gunung api yang memiliki letusan jenis St.
Vincent antara lain;
a Gunung api Kelut di Jawa Timur
b Gunung Api Awu di Pulau Sangir Besar
c Gunung Api Kie Besi di Pulau Makian Maluku Utara.
2. Jenis Gunung Meletus Preatoplinian
Jenis letusan Preatoplinian ini dicirikan dengan letusan yang sangat besar dari magma
dengan komposisi riolit atau magma yang bersifat asam. Hasil letusan dari gunung api
jenis ini berupa lapili berbutir halus. Struktur perlapisan sering dijumpai pada endapan
piroklastik ini namun terpilah dengan buruk (poorly sorted). Contoh letusan jenis inii
adalah Gunung Api Vesuvius di sebelah Timur Napoli, Italia. Pada tahun 79, letusan
gunung api Vesuvius inilah yang menghancur kota Pompeii. Pompeii adalah sebuah
kota zaman Romawi kuno yang telah menjadi puing dekat kota Napoli dan sekarang
berada di wilayah Campania, Italia. Korban dari letusan gunung tersebut sampai
sekarang dapat dilihat dan dijadikan objek wisata.
3. Jenis Gunung Meletus Pele
Gunung api Pele yang terletak di Amerika Tengah di kota St. Piere Karibian
mempunya jenis letusan tersendiri. Letusan jenis ini sangat ekstrim, pertama sekali
dikenala ketika terjadi letusan tahun 1902 yang menewaskan 29.000 orang. Jenis
gunung meletus ini diawali adanya penguapan Fumarole dan jatuhan debu dengan
baru surfur yang menyengat. Letusan terjadi dengan cara;
a Awan panas, erupsi terarah secara mendadak terjadi akibat penghancuran
penyumbat kawah di bagian bawah.
b Kubah lava tidak longsor sehingga kubah lava ini menahan tekanan gas dari
bawah, ketika sudah sanggup ditahan lagi maka akan terjadi letusan yang sangat
besar.
4. Jenis Gunung Meletus Plini/Peret
Pada jenis letusan ini, awan panasnya sangat berbahaya karena menuju ke arah
tertentuk. Pada letusan jenis ini, sebagian puncak kerucut gunung api hancur dan
hampir sama dengan jenis gunung meletus Volcano. Bedanya, letusan jenis Plini/Peret
lebih dahsyat dibandingkan dengan jenis Volcano. Contoh jenis letusan ini adalah
Gunung Api Krakatau dan Gunung Api Tambora.

3
5. Jenis Gunung Meletus Volcano
Gunung api Volcano berada di Italia Tengah. Jenis letusan Volcano merupakan jenis
letusan yang paling di dunia. Ciri khas dari letusan ini adalah awan panas yang keluar
membumbung ke angkasa menyerupai bentuk jamur raksasa. Gunung api yang
memiliki jenis letusan ini memiliki pipa kawah yang terbuka. Intensitas letusan dari
lemah, kuat sampai dengan sangat kuat. Pada fase awal letusannya mirip dengan jenis
letusan Pelee tetapi pada jenis ini, awan panasnya berwarna gelap/hitam. Contoh jenis
letusan ini di Indonesia adalah Gunung Api Raung, Gunung Api Bromo, Gunung Api
Slamet dan Gunung Lokon.
6. Jenis Gunung Meletus Stromboli
Jenis letusan ini dicirikan dengan semburan lava pijar dengan selang waktu 2-10 detik,
letusannya berkekuatan sedang. Frakmen lava dilemparkan berbarengan dengan awan
erupsi. Ciri khas lain dari letusan jenis ini adalah awannya berwarna putih karena
sedikit mengandung debu. Contoh jenis Gunung meletus dengan tipe ini di Indonesia
adalah Gunung Api Batur di Bali, Gunung Api Anak Krakatau di Selat Sunda.
7. Jenis Gunung Meletus Hawai
Ciri khas letusan gunung api jenis Hawai adalah membentuk danau lava pijar dan
kadang kala muncrat seperti air mancur (Lava Fountain). Pulau Hawai sendiri
merupakan kepulauan gunung api yang terbentuk dari dasar samudra. Pulau tersebut
terus tumbuh seiring keluarnya lava gunung api di sana.
8. Jenis Gunung Meletus Kombinasi
Gunung meletus jenis ini merupakan gabungan dari beberapa jenis letusan. Misalnya
saja gabungan jenis letusan Volcano-Stromboli atau Volcano-Merapi. Di Indonesia,
Gunung Api Semeru mengalami letusan jenis Volcano-Merapi pada tahun 1958-1968.
Namun setelah letusan tersebut sampai dengan sekarang, Gunung Api Semeru
mempunyai jenis letusan Volcano-Stromboli.

2. 2 Karakteristik Tsunami Terhadap Gunung Meletus

Istilah tsunami berasal dari bahasa Jepang. Tsu berarti "pelabuhan", dan nami berarti
"gelombang", sehingga tsunami dapat diartikan sebagai "gelombang pelabuhan". Istilah ini
pertama kali muncul di kalangan nelayan Jepang. Karena panjang gelombang tsunami
sangat besar pada saat berada di tengah laut, para nelayan tidak merasakan adanya

4
gelombang ini. Namun setibanya kembali ke pelabuhan, mereka mendapati wilayah di
sekitar pelabuhan tersebut rusak parah. Karena itulah mereka menyimpulkan bahwa
gelombang tsunami hanya timbul di wilayah sekitar pelabuhan, dan tidak di tengah lautan
yang dalam.
Aktifitas vulkanik menyebabkan pergeseran lempeng di dasar laut, selain dapat
mengakibatkan gempa juga seringkali menyebabkan peningkatan aktivitas vulkanik pada
gunung berapi. Kedua hal ini dapat menggoncangkan air laut di atas lempeng tersebut.
Demikian pula, meletusnya gunung berapi yang terletak di dasar samudera juga dapat
menaikkan air dan membangkitkan gelombang tsunami.
Perilaku gelombang tsunami sangat berbeda dari ombak laut biasa. Gelombang
tsunami bergerak dengan kecepatan tinggi dan dapat merambat lintas-samudera dengan
sedikit energi berkurang. Tsunami dapat menerjang wilayah yang berjarak ribuan kilometer
dari sumbernya, sehingga mungkin ada selisih waktu beberapa jam antara terciptanya
gelombang ini dengan bencana yang ditimbulkannya di pantai. Waktu perambatan
gelombang tsunami lebih lama dari waktu yang diperlukan oleh gelombang seismik untuk
mencapai tempat yang sama.
Periode tsunami cukup bervariasi, mulai dari 2 menit hingga lebih dari 1 jam.
Panjang gelombangnya sangat besar, antara 100-200 km. Bandingkan dengan ombak laut
biasa di pantai selancar (surfing) yang mungkin hanya memiliki periode 10 detik dan
panjang gelombang 150 meter. Karena itulah pada saat masih di tengah laut, gelombang
tsunami hampir tidak nampak dan hanya terasa seperti ayunan air saja.
Kecepatan tsunami bergantung kepada kedalaman air. Di laut dalam dan terbuka,
kecepatannya mencapai 800-1000 km/ jam. Ketinggian tsunami di lautan dalam hanya
mencapai 30-60 cm, dengan panjang gelombang mencapai ratusan kilometer, sehingga
keberadaan mereka di laut dalam susah dibedakan dengan gelombang biasa, bahkan tidak
dirasakan oleh kapal-kapal yang sedang berlabuh di tengah samudera. Berbeda dengan
gelombang karena angin, dimana hanya bagian permukaan atas yang bergerak; gelombang
tsunami mengalami pergerakan diseluruh bagian partikel air, mulai dari permukaan sampai
bagian dalam samudera. Ketika tsunami memasuki perairan yang lebih dangkal, ketinggian
gelombangnya meningkat dan kecepatannya menurun drastis, meski demikian energinya
masih sangat kuat untuk menghanyutkan segala benda yang dilaluinya. Arus tsunami
dengan ketinggian 70 cm masih cukup kuat untuk menyeret dan menghanyutkan orang.

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Letusan merapi awalnya diawali dengan adanya sumbatan kubah lava yang dihasilkan
oleh erupsi efusif, sedangkan awan panas berasal dari lava pijar yang longsor atau langsung
dari pusat erupsi. Menurut MT. Zen, dkk. (1980), Sifat khusus gunung meletus yang dimiliki
oleh Merapi adalah; bersifat periodik dan mempunyai sirklus tertentu, gunung api ini aktif
dalam jangka waktu 2 sampai 3 tahun sebanyak 1 kali, bisa berlangsung sampai 7 tahun dan
kemudian istirahat selama 6 sampai 12 tahun.

Tsunami adalah gelombang laut yang disebabkan oleh gempa bumi, tanah longsor atau
letusan gunung berapi yang terjadi di laut.Terjadinya tsunami diakibatkan oleh adanya
gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air meluap ke daratan, seperti
gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun 90% tsunami
adalah akibat gempa bumi bawah laut.

3.2 Saran

Selalu waspada dan memantau dengan aktif informasi tentang bahaya gunung Meletus
dan tsunami dari pihak yang berwenang terhadap adanya potensi gunung Meletus dan tsunami
terutama masyarakat yang bermukim didekat pantai atau daerah kaki gunung merapi.

6
DAFTAR PUSTAKA

Sugito. 2008. Tsunami. Tersedia pada


http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/198304032008012-
NANIN_TRIANA_SUGITO/TSUNAMI.pdf. Diakses pada tanggal 18 November
2020

Sutowijoyo, AP., 2005. Tsunami, Karakteristiknya dan Pencegahannya. Tersedia


pada http://io.ppi-jepang.org. Diakses pada tanggal 18 November 2020

Sumintadireja Prihadi. 2012. Vulkanologi dan Geotermal. Tersedia Pada


https://scholar.google.com. Diakses pada tanggal 18 November 2020.

Anda mungkin juga menyukai